Abstrak
PENDAHULUAN
89
peserta didik memahami konsep masalah secara matematis. Pemahaman konsep
adalah salah satu kecakapan matematis yang harus dikuasai dalam pembelajaran
matematika.
Kemampuan untuk memahami konsep-konsep dalam matematika merupakan
hal yang diperlukan dalam belajar matematika. Memahami dalam pembelajaran
matematika umumnya melibatkan tindakan untuk mengetahui konsep dan prinsip-
prinsip yang berkaitan dengan prosedur dan berhubungan atau menciptakan
hubungan yang bermakna antar konsep yang ada dengan konsep yang baru
dipelajari. Artinya, dalam proses memecahkan masalah dibutuhkan kemampuan
peserta didik untuk memahaminkonsep matematis.
Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa pemahaman konsep matematis
menentukan keberhasilan belajar matematika siswa. Namun pada dasarnya peserta
didik banyak kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang menuntut pemahaman
konsep. Hal ini sejalan dengan penelitian Eka. P, Sadia, Suastra (2014) bahwa
kurangnya instrumen pemahaman konsep juga merupakan salah satu penyebab
rendahnya pemahaman konsep matematis siswa. Instrumen pemahaman konsep
matematis ini berupa pembelajaran berbantuan Geogebra.
Untuk itu, diperlukan solusi untuk mengoptimalkan kemampuan pemecahan
masalah dan pemahaman konsep matematis peserta didik. Menurut hasil
penelitian dari Karunia Eka Lestari yang berjudul “Implementasi Brain-Based
Leraning untuk Meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis dan
Kemampuan Berpikir Kritis serta Motivasi Belajar Siswa SMP”, bahwa
peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik yang
memperoleh suatu penerapan akan lebih baik daripada kelompok peserta didik
yang tidak mendapat penerapan. Untuk itu dalam kegiatan pembelajaran guru
memerlukan alat atau media sebagai perantara penyampaian materi, salah satunya
adalah komputer.
Peserta didik tentunya akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang
bersifat abstrak dengan pembelajaran berbasis komputer. Peserta didik tidak lagi
kebingungan dalam memahami hubungan antara konsep baru yang akan
disampaikan dengan konsep yang telah diterima sebelumnya untuk membantu
90
peserta didik memahami pembelajaran (Ali Mahmudi: 2010) solusinya adalah
dengan menerapkan pembelajaran menggunakan aplikasi geogebra.
Dalam penelitian ini, aplikasi yang digunakan adalah geogebra. Geogebra
merupakan software dinamis yang menggabungkan geometri, aljabar dan
kalkulus. Software ini dikembangkan untuk mempelajari matematika dan
diajarkan pertama kali di sekolah oleh Markus Hohenwarter dari Universitas
Florida Atlantic. Aplikasi geogebra dipilih karena pada dasarnya menurut Ljubica
Dikovic dalam artikelnya yang berjudul Applications Geogebra into Teaching
Some Topics of Mathematics at the College Level, menuliskan bahwa Geogebra
diciptakan untuk membantu peserta didik memperoleh pemahaman matematika
yang lebih baik (Yulia Tri Widianingrum: 2012).
Dengan menerapkan pembelajaran dengan penggunaan aplikasi geogebra,
peserta didik dibuat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan berpikir kreatif.
Seperti pada materi bilangan bulat, peserta didik dapat mengeksplorasi
pemahaman dengan membuat dan melihat secara jelas objek yang akan dipelajari
contohnya garis bilangan, serta peserta didik dapat memanipulasi garis bilangan
tersebut, membuat peserta didik lebih aktif berpikir dan mudah memahami
konsep-konsep yang dipelajari, itulah yang membuat geogebra dipilih dan
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis
peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalahan penelitian ini adalah
“Pembelajaran Learning Cycle 5E Berbatuan Geogebra Terhadap Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematis”.
91
2. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan
konsepnya).
3. Memberikan contoh dan non contoh dari konsep.
4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.
5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep.
6. Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu.
7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.
Geogebra
Geogebra adalah perangkat lunak matematika dinamis yang menggabungkan
geometri, aljabar, dan kalkulus (Yulia Tri Widianingrum: 2012). Berikut contoh
langkah-langkah cara penggunaan geogebra dalam mengkonstruksikan bangun
datar layang-layang:
1. Konstruksikanlah dua lingkaran yang saling berpotongan dengan
menggunakan tool Circle with Centre through Point
92
Gambar 1.
Konstruksi Garis Koordinat
93
keseluruhan tidak sesuai pelabelan salah
2 Salah intepretasi Sebagian prosedur Penyelesaian benar
pada sebagian besar benar tetapi masih
soal terdapat kesalahan
3 Salah nterpretasi Prosedur
pada sebagian kecil substansial benar,
soal tapi masih terdapat
kesalahan
4 Interpretasi soal Prosedur
benar seluruhnya penyelesaian tepat
tanpa kesalahan
Skor maksimal = 4 Skor maksimal = 4 Skor maksimal = 2
94
mengenalkan aplikasi tahu terhadap materi
geogebra sebagai media pokok yang akan
atau alat yang akan dipelajari
digunakan pada saat c. Memberikan respon
proses pembelajaran terhadap pertanyaan
c. Melakukan Tanya guru
jawab dalam rangka
mengeksplorasi
pengalaman awal, ide-
ide peserta didik untuk
mengetahui
kemungkinan terjadinya
d. miskonsepsi peserta
didik
2. Exploration a. Mengajak peserta didik a. Membentuk
untuk kelompok-kelompok
b. membentuk kelompok kecil
kecil 3-4 peserta didik b. Memanfaatkan panca
c. Memberikan indera mereka untuk
kesempatan kepada berinteraksi dengan
peserta didik untuk lingkungan melalui
memanfaatkan panca kegiatan telaah
indera mereka literature
semaksimal mungkin c. Bekerja sama dalam
dalam berinteraksi kelompok-kelompok
dengan lingkungan kecil, menguji
melalui kegiatan telaah hipotesis, melakukan
literature dan mencatat hasil
d. Memberikan pengamatan dan ide-
kesempatan kepada ide
peserta didik untuk
95
bekerja sama dengan
kelompok kecil,
menguji hipotesis,
melakukan dan
mencatat pengamatan
serta ide-ide
3. Explanation a. Mendorong peserta a. Memberikan
didik untuk penjelasan terhadap
menjelaskan konsep konsep yang
dengan kalimat mereka ditemukan dengan
sendiri kalimatnya sendiri.
b. Meminta bukti dan Peserta didik
klarifikasi penjelasan membacakan hasil
peserta didik diskusi tersebut di
c. Mendengarkan secara depan kelas.
kritis penjelasan antar b. Menggunakan
peserta didik pengamatan dan
catatan dalam
member penjelasan
c. Memberikan
pembuktian terhadap
konsep yang
diajukan
96
masalah aplikasi geogebra
METODE PENELITIAN
Penelitian berbentuk kontrol pretest-postest (pretest-posttest control group
design), karena adanya pengelompokkan subjek dipilih secara random (Sugiyono:
2013). Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
O1 X O2 kelas eksperimen
O1 O2 kelas kontrol
Dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing di pilih secara
random ataupun acak. Pengaruh perlakuan adalah sebagai berikut:
(O2 – O1) – (O2 – O1).
Keterangan:
X : Perlakuan pada kelas eksperimen menggunakan aplikasi geogebra
O1 : Pretest pemahaman konsep matematis
O2 : Posttest pemahaman konsep matematis
Pada penelitian ini, peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis
peserta didik dilihat dari analisis gain, yaitu selisih antara nilai posttest dan pretest
(S. Margono: 2010). Pada uji Gain, untuk menghindari hasil kesimpulan
penelitian, karena pada nilai pretest kedua kelompok penelitian sudah berbeda
thitung = ttabel = t(
98
geogebra dengan 6 kali pertemuan, (5) Tes pemahaman konsep matematis
(essay), (6) Pengolahan data.
Berdasarkan Tabel 3 terlihat nilai N-Gain yang masuk dalam kategori tinggi
pada kelas eksperimen 12 peserta didik dan pada kelas kontrol terdapat 2 peserta
didik. Kategori sedang pada kelas eksperimen terdapat 18 peserta didik dan pada
kelas kontrol terdapat 16 peserta didik. Untuk kategori rendah pada kelas
eksperimen terdapat 2 orang peserta didik dan pada kelas kontrol terdapat 9
peserta didik. Sedangkan nilai rata-rata N-Gain pada kelas eksperimen adalah
0,686 dan nilai rata-rata N-Gain pada kelas kontrol adalah 0,364.
99
Untuk menguji perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep
matematis peserta didik digunakan rumus uji t, karena data yang diperoleh
berdistribusi normal dan memiliki nilai variansi sama, maka rumus yang
digunakan sebagai berikut dengan besar dk = n 1 + n2– , harga ttabel dihitung dk =
32 + 27 = 57, maka harga ttabel =2,00 dengan taraf signifikansi 5%. Hasil
perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut:
Tabel 4.
Hasil Perhitungan Uji Perbedaan Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematis
100
bilangan bulat dan pecahan sebagai sarana berlangsungnya tahapan-tahapan
kegiatan pembelajaran, sehingga mendorong peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan pemahaman konsep matematisnya. Peserta didik dapat
mengeksplorasi pemahaman terhadap materi yang dipelajari dan melihat atau
membuat contoh objek yang akan dipelajari secara langsung. Peserta didik
menjadi lebih aktif saat proses pembelajaran, hal ini terlihat ketika peserta didik
terlibat langsung dalam membuat garis bilangan dengan aplikasi geogebra, dan
dapat memanipulasi garis bilangan tersebut, sehingga mempengaruhi kemampuan
pemahaman konsep matematis peserta didik menjadi lebih baik.
Peserta didik pada kelas eksperimen mampu menggunakan konsep-konsep
yang diajarkan dan dapat menerapkan dalam perhitungan untuk menyelesaikan
soal. Sesuai dengan teori menurut Rusffendi, salah satu pentingnya peserta didik
diberikan latihan-latihan yang berkenaan dengan pemahaman konsep adalah dapat
membuat kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik meningkat.
Baik di kelas kontrol maupun kelas eksperimen, peserta didik mampu
menguraikan apa yang terdapat pada soal, menuliskan hal-hal yang diketahui
dalam soal. Dengan demikian, peserta didik mampu menerjemahkan soal ke
dalam bentuk model matematika. Namun berbeda pada kebenaran hasil, peserta
didik di kelas kontrol hanya mampu memahami konsep saja, belum adanya
kesimpulan dari hasil jawaban. Sedangkan di kelas eksperimen, peserta didik
mampu menjawab dengan benar, mengambangan syarat perlu dengan cara
mengerjakan secara sistematis, menyimpulkan jawaban akhir dari soal yang
diberikan.
Pembelajaran konvensional lebih berfokus pada guru dan cenderung peserta
didik hanya memperhatikan dan menerima, tidak menuntut peserta didik aktif. Hal
tersebutyang membuat peserta didik kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas
yang diberikan karena belum terbiasa dilatih dengan soal-soal tentang pemahaman
konsep matematis, hal ini terlihat pada saat peserta didik memecahkan masalah
yang berkaitan dengan pemahaman konsep matematis, seperti hal nya peserta
didik tidak dapat mengoneksikan konsep bilangan bulat dengan konsep pecahan.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian menurut Eka Lestari yang berjudul
“Implementasi Brain-Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan
101
Pemahaman Konsep Matematis Peserta Didik”, menuliskan bahwa pembelajaran
konvensional yang bersifat ekspositori tidak mampu membuat peserta didik
berpikir secara kritis dan aktif dalam proses pembelajaran.
Peserta didik mampu menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur
atau operasi tertentu, mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah,
menerapkan konsep matematika ke dalam konteks-konteks di luar matematika,
contohnya menerapkan konsep matematika ke dalam ilmu fisika. Peserta didik
juga dapat menghubungkan matematika dengan kehidupan sehari-hari yang dalam
penerapannya peserta didik dapat membuat model matematika dari permasalahan
sehari-hari di kehidupan nyata.
Dengan demikian, pembelajaran dengan aplikasi geogebra ini sangat cocok
diterapkan dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan dalam proses
pembelajaran, aplikasi geogebra membantu daya pemahaman, kreatifitas, serta
wawasan peserta didik yang dapat mempengaruhi kemampuan pemahaman
konsep matematis peserta didik. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh penerapan pembelajaran Learning Cycle 5E berbantuan geogebra
terhadap peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik
kelas VII MTsN 2 Bandar Lampung.
Simpulan
Berdasarkan kajian teori dan hasil analisis data yang mengacu pada rumusan
masalah yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh penggunaan aplikasi geogebra terhadap peningkatan
kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik.
2. Kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik yang memperoleh
pembelajaran Learning Cycle 5E dengan aplikasi geogebra lebih baik
daripada peserta didik yang memperoleh pembelajaran secara konvensional.
102
3. Peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis pada kelas
eksperimen dengan penggunaan aplikasi geogebra berada pada kategori
sedang.
Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, ada beberapa saran yang perlu
dilakukan, yaitu :
1. Guru dapat menggunakan berbagai media dalam proses pembelajaran
matematika, salah satunya dengan menggunakan aplikasi geogebra.
2. Aplikasi geogebra diharapkan dapat disosialisasikan sebagai alternatif dalam
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik
3. Pembelajaran Learning Cycle 5E berbantuan geogebra dalam kaitannya
dengan kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik disarankan
untuk dicoba kembali karena dalam penelitian ini belum dapat menghasilkan
kualitas kemampuan pemahaman konsep matematis yang tinggi dikarenakan
keterbatasan waktu yang peneliti dapat dalam penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
103
Yulia Tri Widianingrum. Pengaruh Media Pembelajaran Geogebra Terhadap
Motivasi dan Hasil Belajar Siswa. Yogyakarta: Seminar Nasional
Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ISBN 978-979-
16353-8-7. 2012.
104