JURNAL SKRIPSI
OLEH
ABDUL AJIS
E1M014002
Repetition (AIR) Berbantuan Media Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Sistem
NIM : E1M014002
Menyetujui:
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY
INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) BERBANTUAN MEDIA
MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR
SISTEM KOLOID SISWA KELAS XI MS
SMA NEGERI 1 KEDIRI
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran
Auditory Intellectually Repetition (AIR) berbantuan media mind mapping terhadap hasil
belajar sistem koloid siswa kelas XI MS SMA Negeri 1 Kediri. Jenis penelitian ini merupakan
quasi experimental dalam bentuk Post-test Only Control Group Design. Populasi dalam
penelitian ini meliputi seluruh siswa kelas XI MS SMA Negeri 1 Kediri. Metode yang
digunakan untuk pengambilan sampel yaitu dengan metode sampling jenuh. Sampel pada
penelitian ini adalah kelas XI MS 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MS 2 sebagai
kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menerapkan model
pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) berbantuan media mind mapping
sedangkan pada kelas kontrol diberi perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran
konvensional. Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji-t. Hasil uji statistik diperoleh
thitung = 2,292 > ttabel = 1,684 yang berarti Ho ditolak. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR)
berbantuan media mind mapping memberikan pengaruh yang lebih baik pada hasil belajar
sistem koloid siswa kelas XI MS SMA Negeri 1 Kediri.
Kata kunci: model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR), media mind
mapping dan hasil belajar
THE EFFECT OF AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)
IMPLEMENTATION AS LEARNING MODEL ASSISTED
BY MIND MAPPING MEDIA TOWARDS STUDENTS
LEARNING OUTCOMES OF CHOLOID SYSTEM
AT XI MS SMA NEGERI 1 KEDIRI
ABSTRACT
This research aims to investigate the effect of Auditory Intellectually Repetition (AIR)
as the learning model assisted by mind mapping media towards students learning outcomes at
XI MS, SMA Negeri 1 Kediri. Quasi experimental in the form of post-test only control group
design is the type of this study. The population of this research was all students of XI MS,
SMA Negeri 1 Kediri. Saturation sampling method was chosen to be the sampling method of
this study. The sample of this study were XI MS 1 as the experiment class and XI MS 2 as
control class. In experiment class, Auditory Intellectually Repetition (AIR) assisted by mind
mapping was given, whereas conventional learning model was applied in control class. The
result of statistic obtained tcount = 2,292 > ttable = 1,684 which means H0 is rejected. Based on
this results, it can be concluded that the implementation of Auditory Intellectually Repetition
(AIR) learning model assisted by mind mapping provides better impact on the students’
learning outcomes of choloid system at XI MS, SMA Negeri 1 Kediri.
Keywords : Auditory Intellectually Repetition (AIR) learning model, mind mapping media,
and learning outcomes
PENDAHULUAN pelajaran yang sulit dan penuh dengan
Ilmu kimia adalah cabang ilmu konsep. Ilmu kimia yang abstrak menjadi
pengetahuan alam yang mempelajari semakin abstrak dan tidak dapat menarik
struktur, sifat-sifat materi, perubahan suatu minat siswa sehingga nilai kimia siswa
materi menjadi materi lain, serta energi masih cendrung dibawah KKM.
yang menyertai perubahan materi
Menurut Arifin dalam Rosyana
(Dimyati, 2009). Ilmu kimia merupakan
(2014), sumber kesulitan siswa dalam
salah satu inti dari ilmu sains, dengan
mempelajari ilmu kimia yakni pada 1)
karakteristik bersifat abstrak disebagian
kesulitan dalam memahami istilah,
materinya, matematik, eksperimen, sarat
kesulitan ini timbul karena kebanyakan
dengan konsep, mulai dari konsep yang
siswa hanya menghafal istilah dan tidak
sederhana hingga konsep yang kompleks,
memahami maksut yang benar dari istilah
serta berisikan fakta, prosedur dan hukum
tersebut. 2) kesulitan dengan angka,
(Haristy, 2013). Secara epistimologi
kebingungan siswa sering dijumpai dalam
bahasa, definisi dari ilmu kimia yang
menyelesaikan rumusan perhitungan
berasal dari bahasa arab “alkemi” yang
kimia. Hal ini disebabkan siswa tidak
bermakna seni menyepuh logam dan
mengetahui dasar-dasar matematika
mineral. Ilmu kimia tidak pernah lepas dari
dengan baik. 3) kesulitan dalam
kehidupan sehari-hari untuk memenuhi
memahami konsep kimia, karena
kebutuhan manusia atau kontak langsung
kebanyakan konsep dalam kimia
dengan bahan-bahan kimia baik bahan
merupakan konsep yang abstrak dan
alami maupun bahan buatan.
kompleks. Untuk mengatasi hal tersebut,
Ilmu kimia menjadi mata pelajaran perlu ditunjukkan dalam bukti yang lebih
wajib yang harus dipelajari serta penting konkrit, misalnya dengan percobaan atau
untuk dikuasai oleh siswa tingkat media tertentu.
SMA/MA karena sangat erat kaitannya
Berdasarkan hasil observasi yang
dengan kehidupan sehari-hari. Melihat
dilakukan pada guru mata pelajaran kimia
pentingnya ilmu kimia dalam proses
di SMA Negeri 1 Kediri, diperoleh
pembelajaran, siswa diharapkan dapat
informasi bahwa guru sering menerapkan
mencapai nilai minimal KKM yaitu 75
model pembelajaran konvensional yang
sebagai bukti bahwa siswa telah mencapai
didominasi dengan metode ceramah.
tujuan pembelajaran kimia. Namun yang
Model konvensional masih sering
terjadi ialah ilmu kimia dianggap sebagai
diterapkan karena dengan ceramah, guru
tidak perlu menyiapkan berbagai hal yang Berdasarkan permasalahan tersebut,
cukup menyita waktu berkaitan dengan perlu diatasi dengan memperhatikan
model yang akan digunakan. Padahal faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan proses belajar mengajar keberhasilan belajar misalnya penggunaan
merupakan hal utama yang diharapkan model dan metode dalam kegiatan belajar.
dalam melaksanakan pendidikan sekolah. Pemilihan model pembelajaran yang
Hal ini tidak sesuai dengan Kurikulum efektif merupakan hal penting yang harus
2013 yang diterapkan di sekolah tersebut. diterapkan oleh guru agar memperoleh
Informasi tersebut didukung oleh hasil hasil yang optimal. Pemilihan model
wawancara peneliti dengan beberapa pembelajaran hendaknya dapat melibatkan
siswa. Menurut beberapa siswa, ilmu kimia siswa secara aktif, baik secara fisik,
dikategorikan sebagai salah satu mata intelektual dan emosionalnya dalam
pelajaran yang membosankan dan sulit belajar. Untuk itu proses pembelajaran
untuk dipahami. Akibatnya siswa hanya dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
menghafalkan materi pembelajaran dan itu yang mengarahkan siswa untuk bekerja
ketika akan ujian saja. Setelah itu, siswa dan mengalami semua proses belajar
tidak mengingat kembali konsep yang secara berkelompok, selalu mengaitkan
diajarkan sebelumnya. setiap materi dan memberikan penguatan.
Salah satu model pembelajaran
Ketika proses pembelajaran
yang memungkinkan dapat mengatasi
berlangsung, respon siswa terhadap
permasalahan tersebut adalah model
kegiatan belajar mengajar masih biasa saja
pembelajaran Auditory Intellectually
dan kurang aktif. Masalah tersebut
Repetition (AIR). Model pembelajaran ini
disebabkan metode belajar yang digunakan
dipilih sebagai salah satu upaya untuk
cenderung monoton serta kurangnya
meningkatkan hasil belajar kimia peserta
pemanfaatan media pembelajaran. Hal
didik terutama dalam pencapaian hasil
inilah yang menyebabkan hasil belajar
belajar kimia yang optimal. Model
kimia siswa kelas XI MS masih tergolong
pembelajaran ini berpusat pada siswa
rendah atau masih di bawah KKM (75),
sehingga siswa benar-benar terlibat secara
sebagaimana disajikan pada tabel berikut
aktif dalam proses pembelajaran. Adanya
Kelas Nilai rata-rata keterlibatan siswa secara aktif dalam
XI MS 1 60,45 proses pembelajaran tersebut mampu
XI MS 2 62,14 mendorong siswa untuk mendapatkan
(Sumber: Arsip SMAN 1 Kediri, 2017) suatu pemahaman konsep yang lebih baik,
tercipta proses pembelajaran yang hidup pembelajarannya sudah baik dan
dan tidak hanya berpusat pada guru, dipadukan dengan media yang baik pula
sehingga siswa akan lebih tertarik terhadap maka semangat dan motivasi belajar
kimia. Selain itu model pembelajaran peserta didik akan semakin meningkat
Auditory Intellectually Repetition (AIR) sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
menerapkan jika belajar juga harus dengan peserta didik itu sendiri. Penggunaan
pengulangan (repetition). Pengulangan media pembelajaran yang inovatif bisa
yang bertujuan untuk lebih mengingat dilakukan salah satunya dengan cara
kembali materi pelajaran yang telah menggunakan mind mapping yang
diajarkan. disajikan dalam bentuk kata dan gambar.
Model pembelajaran Auditory Siswa akan diberikan kata kunci (keyword)
Intellectually Repetition (AIR) menuntut yang dapat memberikan efek stimulasi baik
peserta didik untuk belajar melalui dalam logika berpikir maupun secara
mendengarkan, berbicara, presentasi, emosional.
mengemukakan pendapat, menanggapi, Mind mapping adalah pemetaan
berkonsentrasi dan berlatih pikiran atau peta pikiran yang
menggunakannya melalui bernalar, memanfaatkan pengingat-pengingat visual
mencipta, mengontruksi, memecahkan dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide
masalah. Belajar juga harus dilakukan yang berkaitan di dalam otak (Faizi, 2013).
dengan pengulangan untuk memperdalam Mind mapping dapat menjelaskan
dan memperluas pemahaman peserta didik hubungan antara satu persoalan dengan
melalui pengerjaan soal, pemberian tugas, persoalan lainnya baik dalam hal
maupun kuis (Mutlikha, 2015). Oleh perbandingan, tingkatan, keterkaitan, dan
karena itu dengan menerapkan model relasi lainnya. Pengalaman belajar yang
pembelajaran Auditory Intellectually didapatkan oleh siswa secara langsung
Repetition (AIR) akan memberikan inilah yang akan meningkatkan motivasi
pengalaman yang berbeda bagi setiap dan hasil belajar siswa dan juga tingkat
siswa, dan diharapkan akan mampu pemahaman siswa terhadap materi yang
meningkatkan hasil belajar siswa diberikan oleh guru.
khususnya pada materi sistem koloid. Berdasarkan uraian di atas, penulis
Selain penggunaan model tertarik untuk mengadakan penelitian
pembelajaran yang inovatif, penggunaan dengan judul “Pengaruh Penerapan Model
media juga perlu diperhatikan oleh guru, Pembelajaran Auditory Intellectually
karena jika penggunaan model Repetition (AIR) Berbantuan Media Mind
Mapping Terhadap Hasil Belajar Sistem dengan jumlah populasi seluruh siswa
Koloid Siswa Kelas XI MS SMA Negeri 1 kelas XI MS sebanyak 44 siswa. Sampel
Kediri”. dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI
MS 1 sebagai kelas eksperimen dan Kelas
METODELOGI PENELITIAN
XI MS 2 sebagai kelas kontrol yang
Penelitian yang digunakan adalah
masing-masing berjumlah 22 siswa.
penelitian eksperimen. Jenis penelitian
Teknik pengambilan sampel yang
yang dilakukan yaitu quasy eksperimental
digunakan yaitu teknik sampling jenuh.
atau eksperimen semu. Jenis penelitian ini
Sampling jenuh adalah teknik penentuan
memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak
sampel bila semua anggota populasi
dapat berfungsi sepenuhnya untuk
digunakan sebagai sampel (Sugiyono,
mengontrol variabel-variabel luar yang
2014).
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Quasy eksperimental digunakan karena Variabel bebas dalam penelitian ini
penelitian yang akan digunakan dalam diperlakukan untuk kelas eksperimen dan
penelitian ini yaitu post-test only control pembelajaran dengan model konvensional
kelas, yaitu satu kelas sebagai kelas ini adalah hasil belajar siswa pada materi
berlangsung mulai bulan April – Mei 2018 hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan uji-t. Uji-t dilakukan setelah berarti bahwa data hasil uji normalitas
data dianalisis dengan uji normalitas dan pada kedua kelas terdistribusi normal.
homogenitasnya.
Uji homogenitas varians dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN penelitian ini menggunakan rumus uji-F.
Penelitian yang dilakukan ini Berdasarkan perhitungan menggunakan
difokuskan untuk mengetahui adanya data nilai post-test diperoleh nilai Fhitung
perbedaan hasil belajar dalam ranah sebesar 1,59. Harga Fhitung dikonsultasikan
kognitif dari pengaruh penerapan model dengan Ftabel pada dk pembilang = 21 dan
pembelajaran Auditory Intellectually dk penyebut = 21, diperoleh harga Ftabel
Repetition (AIR) berbantuan media mind pada taraf signifikan 5% sebesar 2,09
mapping pada materi sistem koloid. Oleh sehingga harga Fhitung < Ftabel (1,59 < 2,09)
karena itu, peneliti memberikan tes maka varians kedua data tersebut dikatakan
evaluasi berupa post-test pada kelas homogen.
eksperimen dan kelas kontrol yang menjadi
Untuk membuktikan hipotesis pada
sampel pada penelitian ini. Post-test ini
penelitian ini, maka data hasil belajar siswa
dilakukan sebagai tahap evaluasi untuk
diolah dengan menggunakan rumus uji-t
mengukur tingkat hasil belajar siswa
separated varians, dengan pengambilan
setelah diberikan pembelajaran
keputusan bedasarkan pada hipotesis
sebelumnya. Adanya post-test akan
statistik yang diuji sebagai berikut:
diperoleh data berupa hasil belajar siswa
yang kemudian dilakukan beberapa uji Ho: µ eksperimen µ control
yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan Ha: µ eksperimen > µ control
uji hipotesis.
Berdasarkan hasil perhitungan
Uji normalitas dalam penelitian ini
diperoleh nilai thitung (2,292) > ttabel (1,684).
menggunakan rumus chi kuadrat.
pada taraf signifikan 5%. Dari hasil
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh
perhitungan statistik tersebut menunjukkan
nilai (χ2hitung) pada kelas eksperimen
bahwa menerima hipotesis alternatif (Ha)
sebesar 5,97 dan kelas kontrol sebesar
yang menyatakan bahwa penerapan model
7,31. Nilai (χ2hitung), kemudian
pembelajaran Auditory Intellectually
dikonsultasikan dengan harga (χ2Tabel) pada
Repetition (AIR) berbantuan media mind
taraf signifikan 5% yaitu sebesar 11,07,
mapping dapat memberikan pengaruh yang
sehingga diperoleh (χ2hitung) < (χ2Tabel) yang
lebih baik pada hasil belajar sistem koloid
siswa kelas XI MS SMA Negeri 1 Kediri. Repetition (AIR) berbantuan media mind
Data nilai rata-rata kelas dan nilai tertinggi mapping lebih tinggi daripada siswa yang
dapat dilihat pada grafik berikut. diajarkan menggunakan model