Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif kausal dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian asosiatif kausal adalah

penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau

lebih (Umar, 2005). Penelitian ini menjelaskan hubungan mempengaruhi dan

dipengaruhi dari variabel-variabel yang akan diteliti. Menggunakan

pendekatan kuantitatif karena data yang akan digunakan untuk menganalisis

hubungan antar variabel dinyatakan dengan angka atau skala numerik

(Kuncoro, 2003).

Desain penelitian ini menggunakan metode Analitik korelasi dengan

menggunakan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah suatu

penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor dengan

efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus

pada suatu saat Notoatmodjo (2012). Jenis penelitian ini menggunakan

pendekatan Cross Sectional yaitu untuk mengetahui adakah hubungan

pengetahuan orang tua terhadap pentingnya imunisasi difteri pada balita di

Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah Tahun 2019.

36
37

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh subjek penelitian yang memiliki kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

ditarik kesimpulan (Arikunto, 2010). Lebih lanjut prayitno (2008)

menyatakan populasi adalah sebuah kumpulan dari semua kemungkinan

orang, benda dan ukuran lain dari objek yang menjadi perhatian.

Sedangkan sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi

perhatian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua yang

memiliki balita dikecamatan bukit sebanyak 193 orang.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2005) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila populasi besar,

maka peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi.

Misalnya keterbatasan dana, waktu, tenaga, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi.

Adapun sampel dari penelitian ini diambil dengan menggunakan

teknik proporsi random sampling dan menggunakan tabel Issac dan

Michael dengan derajat kepercayaan 5%. Jadi, jika jumlah populasinya

193 orang maka jumlah sampelnya adalah 123.


38

Tabel 4.1. Penentuan Sampel Issac dan Michael


N S N S
1% 5% 10% 1% 5% 10%
10 10 10 10 160 129 110 101
15 15 14 14 170 135 114 105
20 19 19 19 180 142 119 108
25 24 23 23 190 148 123 112
30 29 28 27 200 154 127 115
35 33 32 31 210 160 131 118
40 38 36 35 220 165 135 122
45 42 40 39 230 171 139 125
50 47 44 42 240 176 142 127
55 51 48 46 250 182 146 130
60 55 51 49 260 187 149 133
65 59 55 53 270 192 152 135
70 63 58 56 280 197 155 138
75 67 62 59 290 202 158 140
80 71 65 62 300 207 161 143
85 75 68 65 320 216 167 147
90 79 72 68 340 225 172 151
95 83 75 71 360 234 177 155
100 87 78 73 380 242 182 158
110 94 84 78 400 250 186 162
120 102 89 83 420 257 191 165
130 109 95 88 440 265 195 168
140 116 100 92 460 272 198 171
150 122 105 97 480 279 202 173

Salah satu cara pengambilan sampel yang representif adalah secara

acak. Pengambilan sampel secara acak berarti setiap individu dalam populasi

mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel (Sukmadinata, 2006).

Sampel yang representatif, cara pengambilan sampelnya menggunakan

proporsional random dengan cara diundi. Penghitungannya menggunakan

rumus proporsi random sampling dengan cara diundi (Sugiyono, 2007). Jadi,

pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara proporsional


39

random sampling secara acak, yaitu teknik pengambilannya tidak sistematis

dengan memperhatikan proporsi jumlah populasi di Kecamatan Bukit.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilalayah kerja Puskesmas Bukit Kecamatan

Bukit Kabupaten Bener Meriah.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 04 Juli sampai 10 Juli 2018.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Bahan dan Alat

Alat ukur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner yang tersusun secaraterstruktur dan dibuat oleh peneliti

berdaskan konsep teoritisnya.

2. Pengumpulan Data

a. Prosedur Administratif

Prosedur administratif yang dilakukan dalam pengumpulan data berupa

permohonan izin pada instansi-instansi terkait. Peneliti mengajuka surat

permohonan izin penelitian kepada Institusi Pendidikan Program Studi

Ilmu Keperawatan STIKes Medika Nurul Islam Sigli.

b. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah :

1) Peneliti meminta izin kepada Direktur untuk melakukan penelitian

serta menjelaskan tentang prosedur penelitian yang akan dilakukan.


40

2) Setelah mendapatkan izin, peneliti bekerja sama dengan para pegawai

dalam mengumpulka jumlah populasi yang akan dijadikan sebagai

calon sampel. Kemudian peneliti menentukan sampel yang dijadikan

sebagai calon responden.

3) Peneliti menjelaskan tentang manfaat penelitian, prosedur penelitian.

Selanjutnya peneliti meminta kesediaan responden untuk mengikuti

penelitian dan bersedia berpartisipasi untuk menandatangani lembar

persetujuan (informed consent).

4) Peneliti memberikan kuesioner pada responden untuk di isi.

5) Peneliti menunggu responden selesai mengisi kuesioner dankuesioner

dikumpul pada hari itu juga.

6) Peneliti mulai melakukan pengolahan data yang meliputi :

Editing,Coding, Tabulating dan melakukan Teknik Analisa data.

c. Teknik Pengolahan Data

Langkah langkah dalam pengolah data pada umumnya melalui langkah-

langkah sebagai berikut :

1) Editing yaitu memeriksa kelengkapan data yang terkumpul apakah

sudah terisi secara sempurna atau belum benar pengisiannya untuk

diperbaiki.

2) Coding yaitu memberikan kode Check List (√ ) terhadap data yang

terdiri atas beberapa beberapa kategori.

3) Entri data yaitu memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam

master tabel atau database computer.


41

4) Tabulating (tabulasi). Membuat tabel data, sesuai dengan tujuan

penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.

3. Analisis Data

a. Analisis Unvariat

Analisa data unvariat menggunakan teknik statistik deskriptif

dalam bentuk persentase untuk masing-masing sub variabel dengan

terlebih dahulu menggunakan jenjang kategori (Notoatmodjo, 2010).

Data yang didapat dari pengisian kuesioner dianalisa secara

deskriptif, kemudian menghitung persentase dengan menggunakan

rumus distribusi frekuensi menurut Machfoedz (2010) yaitu sebagai

berikut:

𝐹
P= x 100%
𝑁

Keterangan :

P = Angka Persentase

F = Frekuensi item soal benar

N = Jumlah seluruh soal

b. Analisa Bivariat

Analisa Bivariat digunakan untuk mencari hubungan dan

membuktikan hipotesis dan variabel. Analisa yang digunakan yaitu hasil

tabulasi silang. Untuk menguji hipotesis dilakukan analisis statistik

dengan program khusus chi-square (X2) untuk menghubungkan variabel

terikat dan variabel bebas pada tingkat kemaknaannya adalah 95% (p≤

0,005), sehingga dapat diketahui ada tidaknya perbedaan yang


42

bermakna secara statistik dengan menggunakan program khusus SPSS

for windows.

(𝑓0−𝑓𝑒)2
X2 = ∑ 𝑓𝑒

Keterangan :

X2 = Nilai Chi-kuadrat

fo = Frekuensi yang diobservasi (frekuensi empiris)

fe = Frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis)

Melalui perhitungan chi-square selanjutnya ditarik suatu

kesimpulan, bila nilai P lebih kecil dari nilai alpa (0,05) maka Ho ditolak

ha diterima, yang menunjukkan ada hubungan bermakna antara variabel

terikat dengan variabel bebas.

Syarat uji chi-square adalah frekuensi responden atau sampel

yang digunakan besar, sebab ada beberapa syarat dimana chi-square

dapat digunakan yaitu tidak ada cell dengan nilai frekuensi kenyataan

atau disebut juga Actiual Count sebesar 0, apabila bentuk tabel

kontingensi 2x2 maka tidak boleh ada 1 cell saja yang memiliki frekuensi

harapan kurang dari 5, apabila bentuk tabel lebih dari 2x2 maka jumlah

cell dengan frekuensi harapan kurang dari 5 tidak boleh dari 20%.

c. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana tes atau butir

melaksanakan fungsinya. Untuk mendapatkan validitas angket maka

dilakukan analisis validitas. Analisis validitas yang dilaksanakan secara


43

internal dan eksternal, pengembangan instrumen untuk mendapatkan

instrumen yang sahih dilaksanakan dengan menggunakan validitas isi

(content validity), dan validitas (construct validity). Hal ini sejalan

dengan pendapat Arikunto (2010), menyatakan bahwa validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen. Teknik yang digunakan untuk mneguji

validitas instrument digunakan uji validitas butir. Arikunto (2010), juga

menyatakan bahwa sebuah instrumen memiliki validitas yang tinggi

apabila butir-butir yang membuat instrumen tersebut tidak menyimpang

dari fungsi instrument. Hal ini dapat diartikan bahwa jika butir-butir

instrumen yang digunakan sudah benar-benar mengukur apa yang

hendak diukur, maka dapat dikatakan instrument tersebut valid.

Penyusunan kuesioner dilakukan dengan mempertimbangkan hal-

hal berikut : (1) Menghindari pernyataan yang meragukan atau tidak

jelas, (2) Menghindari penggunaan kata-kata yang dapat menimbulkan

rasa curiga dan antipati, (3) Meniadakan penggunaan kata yang

merupakan kunci atau mengarahkan ke salah satu jawaban responden.

Instrumen variabel pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi,

pengembangan karir, lingkungan kerja dan stress kerja guru yang berupa

angket diuji coba dan dianalisa dengan menggunakan teknik korelasi

Product Moment oleh Pearson dengan derajat kebebasan α = 0,05. Jika

rxy > rtabel maka butir soal tersebut valid. Teknik korelasi Product

Moment oleh Pearson menggunakan rumus:


44

𝑁 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋) (∑ 𝑌)
rxy =
√{𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)2 }{𝑁 ∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌)2 }

Keterangan :
rxy = koefesien korelasi antara variabel X dan Y
N = Jumlah Kasus
∑ 𝑋 = jumlah X
∑ 𝑌 = jumlah Y
∑ 𝑋 2 = jumlah X kuadrat
∑ 𝑌 2 = jumlah Y kuadrat
∑ 𝑋𝑌 = jumlah perkalian antara X dan Y

d. Uji Reabilitas

Uji reabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat

ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan

alat ukur itu dilakukan berulang atau pengukuran dua kali atau lebih

dengan masalah yang sama dengan alat ukur yang sama. Suatu

konstruktur atau variabel dikatakan reliabel, jika memiliki nilai alpha

cronbach ≥ 0,50 dengan kata lain, reabilitas dilakukan dengan

membandingkan r hasil (nilai alpha cronbach) >r tabel, maka

pernyataan atau instrumen tersebut reliabel (Hidayat, 2015).

Reabilitas menunjuk pada pengertian bahwa sesuatu instrument

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik (Sugiyono, 2011). Sedangkan

menurut Arikunto (2010), secara garis besar ada dua jenis reliabilitas

yaitu reliabilitas eksternal (diperoleh dengan cara mengolah hasil

pengetesan yang berbeda baik dari instrument yang berbeda atau sama)

dan reliabilitas internal (diperoleh dengan cara menganalisis data dari

satu kali pengetesan).


45

Reabilitas butir-butir angket diuji dengan menggunakan rumus

Alpha yang dikemukakan Arikunto (2006) yaitu:

𝑘 ∑ 𝜎𝑏2
r11 = ( ) (1- )
(𝑘−1) 𝜎𝑏2

dimana :
r11 = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ 𝜎𝑏2 = jumlah varians butir
2
𝜎𝑏 = varians total
Besarnya r11 yang diperoleh tersebut dikonsultasikan dengan indeks

yang dikemukakan Arikunto (2006) sebagai berikut:

a. Antara 0,81-1,00 tergolong sangat tinggi


b. Antara 0,61-0,80 tergolong tinggi
c. Antara 0,41-0,60 tergolong cukup
d. Antara 0,21-0,40 tergolong rendah
e. Antara 0,00-0,20 tergolong sangat rendah

Anda mungkin juga menyukai