PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terhadap berbagai penyakit, sehingga bayi dan anak tumbuh dalam keadaan
tetanus, batuk rejan (pertusis), campak (measles), polio dan tuberkulosis atau
seandainya terkenapun tidak memberikan akibat yang fatal bagi tubuh karena
sangat dibutuhkan dalam upaya pencegahan penyakit. Hal ini sesuai dengan
tindakan preventif.
morbiditas dan mortalitas pada anak. Imunisasi lanjutan ini sangat perlu
diberikan untuk anak karena gangguan kesehatan yang terjadi pada masa anak
1
2
pengetahuan, kerjasama dan dukungan dari orang tua anak terutama seorang
ibu. Sayangnya saat ini masih banyak orang tua terutama seorang ibu yang
adalah hasil dari mengetahui dan dasar tindakan seseorang yang terjadi
baik mengenai imunisasi akan menjadi motivasi ibu untuk membawa bayinya
mendapatkan imunisasi.
mendapatkan imunisasi yang lengkap karena takut anaknya sakit, dan ada
pula yang merasa bahwa imunisasi tidak diperlukan untuk bayinya, kurang
3
serta hambatan lainnya. Orang tua adalah orang yang berperan besar dalam
hal penting terkait dengan pemberian imunisasi pada anak adalah status
kesehatan anak saat akan diberikan imunisasi, pengalaman yang lalu tentang
sebagian besar ibu-ibu masih merasa takut dan enggan membawa anaknya
anak– anak.Pemberian suntikan imunisasi pada bayi dan anak balita, tepat
diberikan mulai dari lahir sampai awal masa kanak-kanak (Proverawati &
Andini, 2010).
bernapas dan bahkan kematian. Gejala awal penyakit difteri yaitu demam 38
faring, tonsil) yang tak mudah lepas dan mudah berdarah serta dapat disertai
dengan nyeri menelan, leher bengkak seperti leher sapi (bullneck) dan sesak
nafas disertai bunyi (stridor). Proses penemuan kasus difteri dimulai dengan
(stridor). Kasus konfirmasi adalah kasus probable yang disertai hasil konfi
(WHO) mencatat sebanyak 4,5 juta kematian 10,5 juta per tahun terjadi akibat
infeksi yang bisa dicegah dengan imunisasi. Penyakit difteri dapat dicegah
program ini adalah bayi usia 2–12 bulan untuk vaksin Difteri Pertusis Tetanus
(DPT) sebagai imunisasi dasar. Pada usia 6–7 tahun (Sekolah Dasar kelas 1)
menduduki peringkat kedua dengan 806 kasus difteri setelah India dengan
jumlah kasus difteri 3.485 dan Nepal merupakan negara ketiga dengan 94
2014). Adapun Povinsi Aceh Memiliki 146 kasus difteri pada tahun 2018 dan
beberapa Kecamatan yaitu: (1) Kecamatan Bukit dengan 2 kasus difteri (2)
Kecamatan Pintu Rime Gayo dengan 7 kasus difteri (3) Kecamatan Mesidah
dengan 3 kasus difteri (4) Kecamatan Bandar dengan 1 kasus difteri (5)
Meriah 2018).
sebagai berikut : (1) pemahaman orang tua tentang difteri dan hal apa saja
yang perlu diperhatikan sebagai faktor risiko penyebab difteri anak masih
6
sangat terbatas. (2) rendahnya pemahaman orang tua tentang bahaya penyakit
difteri dan cara pencegahannya. (3) kesibukan orang tua yang menyebabkan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3. Manfaat Penelitian
1. Bagi Responden
2. Bagi Institusi
Puskesmas.
3. Institusi Keperawatan
4. Bagi Masyarakat
bagi setiap orang akan pentingnya pemberian imunisasi difteri pada balita.