Anda di halaman 1dari 7

PERENCANAAN DAERAH

Pengertian Perencanaan
Conyers & Hills (1994) mendefinisikan perencanaan sebagai ”suatu proses yang
berkesinambungan”, yang mencakup “keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan atas berbagai
alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan
datang“

Definisi tersebut mengedepankan 4 unsur dasar perencanaan, yaitu :

1. Pemilihan,
”Merencanakan berarti memilih”, perencanaan merupakan proses memilih di antara
berbagai kegiatan yang diinginkan, karena tidak semua yang diinginkan itu dapat
dilakukan dan dicapai dalam waktu yang bersamaan.
2. Sumber daya,
Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya. Penggunaan istilah sumber
daya, menunjukkan segala sesuatu yang dianggap berguna dalam pencapaian suatu tujuan
tertentu. Perencanaan mencakup proses pengambilan keputusan tentang bagaimana
sumber daya yang tersedia itu digunakan sebaik-baiknya.
3. Tujuan,
Perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan. Konsep perencanaan sebagai alat
pencapaian tujuan muncul berkenaan dengan sifat dan proses penetapan tujuan.
4. Waktu
Perencanaan mengacu ke masa depan. Salah satu unsur penting dalam perencanaan
adalah unsur waktu. Tujuan-tujuan perencanaan dirancang untuk dicapai pada masa yang
akan datang.

Perencanaan ditinjau dari dimensi waktu dapat dipilah dalam 2 (dua) dimensi, yaitu:

1. Perencanaan jangka panjang (strategic planning)

2. Perencanaan jangka menengah & jangka pendek (operational planning)


Perencanaan jangka panjang biasa disebut sebagai perencanaan strategic (strategic planning).
Perencanaan strategik biasanya berjangka waktu 3 tahun atau lebih. Perencanaan strategik adalah
proses menentukan tujuan-tujuan organisasi dan memutuskan program-program tindakan
menyeluruh yang akan diambil untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan pada perencanaan
jangka menengah (operational planning) umum berkaitan dengan program tertentu yang
direncanakan dalam menerapkan rencana strategik. Perencanaan jangka pendek sering
direpresentatif dalam bentuk anggaran (budget) dan biasanya berdimensi waktu tahunan.

Ditinjau dari karakteristik perencanaan strategik, ada 5 (lima) ciri pokok perencanaan strategik,
yaitu:

1. Perencanaan strategik memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan,


2. Perencanaan strategik merupakan kerangka dasar yang dapat dipakai sebagai pedoman
untuk penyusunan rencana yang lebih rinci dan pengambilan keputusan
harian/operasional.
3. Perencanaan strategik memiliki kurun waktu yang lebih panjang daripada jenis
perencanaan lain.
4. Perencanaan strategik membantu organisasi untuk mengarahkan sumber dayanya pada
kegiatan yang mempunyai prioritas tinggi.
5. Perencanaan strategik merupakan kegiatan tingkat atas, artinya pucuk pimpinan harus
terlibat secara aktif.

Langkah-langkah Perencanaan

Secara garis besar terdapat 4 (empat) langkah dasar perencanaan yang dapat dipakai untuk semua
kegiatan perencanaan pada semua jenjang organisasi. Langkah-langkah tersebut, yaitu:

1. Menetapkan sasaran
Kegiatan perencanaan dimulai dengan memutuskan apa yang ingin dicapai organisasi.
Tanpa sasaran yang jelas, sumber daya yang dimiliki organisasi akan menyebar terlalu
luas.
2. Merumuskan posisi organisasi pada saat ini
Jika sasaran telah ditetapkan, pimpinan harus mengetahui dimana saat ini organisasi
berada dan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan tersebut , sumber daya apa
yang dimiliki pada saat ini. Rencana baru dapat disusun jika organisasi telah mengetahui
posisinya pada saat ini.
3. Mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat menuju sasaran
Mengidentifikasikan faktor-faktor pendukung dan penghambat, baik yang berasal dari
sumber internal maupun eksternal, yang diperkirakan dapat membantu dan menghambat
organisasi mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
4. Menyusun langkah langkah untuk mencapai sasaran
Langkah terakhir dalam kegiatan perencanaan adalah mengembangkan berbagai
kemungkinan alternatif atau langkah yang diambil untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan, mengevaluasi alternatif-alternatif ini, dan memilih mana yang dianggap
paling baik, cocok dan memuaskan.

Perencanaan Daerah

Perencanaan dan penganggaran merupakan proses yang paling krusial dalam penyelenggaraan
pemerintahan. Perencanaan dan penganggaran merupakan proses yang terintegrasi, oleh
karenanya output dari perencanaan adalah penganggaran. Selama ini perencanaan dan
penganggaran belum memiliki landasan aturan yang memadai. Sistem perencanaan nasional
yang terintegrasi dari daerah sampai pusat selama ini juga belum memiliki landasan aturan yang
bersifat mengikat.

Reformasi pengelolaan keuangan negara dengan terbitnya 3 (tiga) paket undang-undang yaitu
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, disertai dengan Undang-
Undang Nomor 1 Tahun tentang Perbendaharaan Negara, dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun
2004 tentang Pertanggungjawaban Keuangan Negara, mengisyaratkan terjadinya perubahan yang
mendasar terhadap perencanaan dan penganggaran di daerah. Perubahan yang terkandung dalam
undang-undang tersebut, antara lain:

1. Bahwa perencanaan program kerja dan kegiatan menjadi satu kesatuan dengan
perencanaan anggaran, sehingga program kerja dan kegiatan yang direncanakan akan
sesuai dengan kemampuan pembiayaan yang tersedia. Oleh karena itu perencanaan
jangka menengah daerah harus dilengkapi dengan dokumen perencanaan pembiayaan
jangka menengah atau medium term expenditure framework (MTEF).
2. Mengisyaratkan kepada seluruh dinas, badan, lembaga, dan kantor melaksanakan
program kerja dan kegiatan berdasarkan tugas dan fungsi masing-masing
instansi/lembaga ditiap tingkat pemerintahan.
3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dikelola berdasarkan prestasi
kerja/anggaran kinerja, yang berarti program kerja dan kegiatan yang dilaksanakan
dengan menggunakan APBD harus dirumuskan secara jelas dan terukur, apa output dan
outcome-nya.

Jenis – Jenis Perencanaan Daerah

Mengacu pada substansi amanat yang terkandung dalam UU 32/2004, UU 25/2004 serta
memperhatikan UU 17/2003, perencanaan daerah ditinjau dari dimensi waktunya terdiri atas 5
(lima) jenis, yaitu:

1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)


2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
3. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD)
4. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
5. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD).

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD) merupakan suatu dokumen perencanaan
pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun. Dokumen perencanaan tersebut
bersifat makro, yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan jangka panjang daerah. Dalam
penyusunan RPJPD, provinsi mengacu pada arah pembangunan nasional yang ditetapkan pada
RPJP Nasional. Sedangkan kabupaten/kota mengacu arah pembangunan daerah yang ditetapkan
pada RPJPD Provinsi sesuai kondisi dan karakteristik daerah. Arah pembangunan jangka
panjang memuat arah pembangunan dalam lingkup setiap fungsi pemerintahan di daerah dan
dilengkapi dengan penyepakatan fungsi dan peranan masing-masing sub-wilayah pemerintah
daerah dalam pembangunan jangka panjang.Dokumen RPJPD ditetapkan dengan peraturan
daerah.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) merupakan arah pembangunan yang
ingin dicapai daerah dalam kurun waktu 5 (lima) tahun, sesuai masa bakti kepala daerah terpilih.
RPJMD disusun berdasarkan visi, misi, dan program kepala daerah. Program dan kegiatan yang
direncanakan sesuai urusan pemerintah yang menjadi batas kewenangan daerah, dengan
mempertimbangkan kemampuan/kapasitas keuangan daerah. RPJMD wajib disusun oleh daerah
yang telah memiliki kepala daerah hasil pemilihan langsung (PILKADA).

Penyusunan RPJMD harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. RPJMD Provinsi berpedoman pada RPJPD Provinsi serta memperhatikan sasaran


pembangunan dalam RPJM Nasional dan Standar Pelayanan Minimal yang telah
ditetapkan.
2. RPJMD Kabupaten/Kota berpedoman pada RPJPD Kabupaten/Kota serta memperhatikan
sasaran pembangunan dalam RPJMD Provinsi dan Standar Pelayanan Minimal yang telah
ditetapkan.
3. Aspirasi pemangku-kepentingan pembangunan melalui penyelenggaraan musrenbang
RPJMD.
4. Apabila RPJMD Provinsi belum tersedia, maka penyusunan RPJMD Kabupaten/Kota
memperhatikan Renstrada Provinsi.
5. Sebelum RPJPD ditetapkan, penyusunan RPJMD tetap dilaksanakan dengan
mengesampingkan RPJPD sebagai pedoman.

RPJMD memuat visi, misi, arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah,
kebijakan umum, dan program satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan kerja perangkat
daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan
kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

Untuk menjamin kesinambungan rencana kerja pemerintah daerah (RKPD), RPJMD memuat
sasaran hasil pembangunan tahunan untuk setiap tahun rencana ditambah dengan sasaran hasil
pembangunan satu tahun setelah periode 5 tahun kepala daerah menjabat. Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ditetapkan dalam Peraturan Daerah paling lambat 3 (tiga)
bulan, terhitung setelah kepala daerah dilantik.
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRASKPD)

Rencana strategis satuan kerja perangkat daerah (Renstra-SKPD) adalah dokumen perencanaan
SKPD yang berjangka waktu 5 (lima) tahun, disusun dalam rangka mengoperasionalkan RPJMD
sesuai tugas dan fungsi masing – masing SKPD sesuai bidang urusan yang menjadi kewenangan
daerah. Renstra- SKPD disusun dengan berpedoman pada RPJMD dan Standar Pelayanan
Minimal, dengan materi dan substansi utama memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan pada tingkat SKPD.

SKPD melalui Renstra-SKPD perlu memastikan bahwa kegiatan yang disusun sudah memadai
untuk mencapai sasaran hasil pembangunan yang ditetapkan dalam RPJMD, serta estimasi biaya
yang dibutuhkan setelah mencermati kapasitas fiskal daerah serta pagu indikatif jangka
menengah.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

Rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) merupakan rencana pembangunan tahunan


pemerintah daerah. RKPD wajib disusun oleh daerah sebagai landasan dalam penyusunan
anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Disamping itu, RKPD berfungsi sebagai
pedoman penyusunan rencana kerja satuan kerja perangkat daerah (Renja-SKPD).

RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan dan kewajiban
daerah, rencana kerja dan pendanaannya yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah,
pemerintah daerah, maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat, serta
deskripsi kinerja pembangunan pada tahun sebelumnya. Rancangan kerangka ekonomi daerah
mendeskripsikan proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dan penggunaan
pembiayaan disertai dengan asumsi yang mendasarinya sebagai dasar dalam pengalokasian dana
pada setiap rencana kerja.

RKPD disusun dengan mengikuti pendekatan baru dalam penganggaran sebagaimana yang
diamanatkan dalam dalam peraturan perundangan-undangan. Pendekatan baru tersebut
mencakup 3 (tiga) hal:

1. Penerapan kerangka pengeluaran jangka menengah (MTEF),


2. Penerapan penganggaran terpadu, dan
3. Penerapan penganggaran berbasis kinerja.

Penyusunan RKPD harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. RKPD Provinsi
2. RPJMD Kabupaten/Kota, karena RKPD Kabupaten/Kota merupakan penjabaran RPJMD
3. Aspirasi pemangku-kepentingan pembangunan melalui penyelenggaraan musrenbang
tahunan yang diselenggarakan secara berjenjang dari musrenbang kelurahan/desa,
musrenbang kecamatan, musrenbang/forum SKPD kabupaten/kota, musrenbang
kabupaten/kota, musrenbang/forum SKPD provinsi, musrenbang provinsi yang terdiri
dari bahasan penggunaan dana kementerian/lembaga dan bahasan penggunaan dana
APBD provinsi, rapat koordinasi pusat, musrenbang nasional.

Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENJA-SKPD)

Rencana kerja satuan kerja perangkat daerah (Renja-SKPD) merupakan dokumen rencana
pembangunan masing-masing SKPD yang berjangka waktu 1 (satu) tahun. Renja-SKPD
memuat kebijakan, program, dan kegiatan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD
yang bersangkutan berdasarkan urusan yang menjadi kewenangan daerah, sasaran (indikator),
hasil, dan keluaran yang terukur, beserta rincian pendanaannya.

Dokumen Renja-SKPD mengoperasionalkan RKPD disertai upaya mempertahankan dan


meningkatkan capaian kinerja pelayanan masyarakat yang sudah dicapai oleh SKPD, dengan
memperhatikan kebutuhan masyarakat sesuai kesepakatan yang dicapai dalam musrenbang
tahunan (yang berjenjang dari musrenbang desa/kelurahan, musrenbang kecamatan, forum
SKPD dan musrenbang kabupaten/kota, forum SKPD provinsi, dan musrenbang provinsi).
Renja-SKPD yang telah ditetapkan dengan Keputusan Kepala SKPD menjadi dasar dalam
penyusunan rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah (RKA-SKPD).

Anda mungkin juga menyukai