Masniah*
ABSTRAK
Latar belakang : Stroke dapat mempengaruhi semua aspek kehidupan pasien baik fisik,
psikologis, sosial maupun spiritual. Semua faktor tersebut mempengaruhi kualitas hidup pasien
paska serangan stroke. Keterbatasan gerak, gangguan kognitif, dan gangguan komunikasi
berhubungan erat dengan kualitas hidup pasien. Kualitas hidup merupakan fenomena yang
penting karena beberapa alasan diantaranya kualitas hidup merupakan persepsi subjektif dan sulit
untuk dikuantifikasi.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi berbagai pengalaman pasien pasca
serangan stroke tentang perubahan kualitas hidupnya.
Metode : Disain penelitian yang digunakan adalah deskriptif fenomenologi dengan metode
wawancara mendalam pada lima orang partisipan pasca stroke dan telah mendapatkan perawatan
di rumah sakit. Analisis data yang digunakan menggunakan tehnik Collaizi.
Hasil : hasil penelitian ini mengidentifiksi 5 tema utama yaitu (1) perubahan kemampuan diri,
(2) dampak psikososialspiritual, (3) perubahan kualitas hidup, (4) dukungan untuk kesembuhan,
(5) upaya mencari bantuan pelayanan kesehatan.
Simpulan : Hasil penelitian menunjukan bahwa pasien pasca stroke mengalami gangguan fisik
dan fungsional tubuh yang bersifat jangka panjang dan menimbulkan gangguan respon
psikologis, sosial maupun spiritualnya yang mempengaruhi perubahan kualitas hidupnya. Hal ini
dapat menjadi gambaran untuk perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang
profesional.
118
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Masniah Kualitas Hidup Pada Pasien
memenuhi syarat karena mengalami afasia “kalau berbicara ini.... kadang bisa...
sensorik dan motorik sehingga partisipan ini kadang ndak...” (P4).
tidak mampu menyampaikan pengalamannya.
Proses analisis data dilakukan peneliti sejak b. Aktivitas sehari-hari
awal pengumpulan data. Analisis data Menjadi terbatas dalam melakukan
dilakukan dengan metode fenomenologi yang kehidupan sehari-hari banyak
dikembangkan oleh Colaizzi, (1978, dalam diungkapkan oleh para partisipan dalam
Creswell, 2014). penelitian ini. Hampir semua partisipan
menyatakan bahwa saat ini kehidupan
HASIL yang mereka jalani sangat berbeda
Partisipan berjumlah lima orang, rincian dengan kehidupan mereka sebelum
karaktersitik dapat dilihat pada tabel. 1 : mengalami stroke. Para partisipan banyak
Tabel 1. Karakteristik Responden mengungkapkan keterbatasan dalam
Jenis Riwayat melakukan aktivitas sehari-hari karena
Kode Usia pendidikan
kelamin stroke adanya kelemahan fisik seperti berdiri
56 6 th, 1x dan berjalan. Pernyataan partisipan
P1 L SD
th serangan tentang perubahan aktivitas sehari-hari
78 6 th, 1x diungkapkan oleh partisipan berikut ini :
P2 L SD
th serangan “Itu kegiatan setelah subuh, abis solat
61 10 th, 5x subuh tu lah.... abis solat subuh nonton,
P3 L SMA
th serangan rasa ringan hati, turun buka
50 7 th, 1x warung...”(P1).
P4 L SMA
th serangan “Kadada (tidak ada) kegiatan kita....
56 15 th, 5x semua kita mengolah kegiatan tu hanya
P5 L DIII
th serangan olah raga aja....”(P2).
“Kalau ini kadada (tidak ada) kegiatan
Didapatkan gambaran kualitas hidup pasien lagi... menyambat betukang-
pasca stroke, meliputi : betukangan... (kalau ini tidak ada
1. Perubahan kemampuan diri kegiatan lagi, hanya betukang-betukang)
a. Kemampuan komunikasi sekedar aja, sekedar olahraga...” (P3).
Partisipan dalam penelitian ini “Ya bantu... bantu istri sekarang, istri
mengalami gangguan dalam saya kerja saya dirumah... jadi cuci baju,
berkomunikasi. Pernyataan partisipan ikut cuci baju, jemur bajunya... ambil
tentang mengalami gangguan dalam masukkan”(P4).
berkomunikasi diungkapkan oleh “Kalau tangan masih ada rasa semutan
partisipan berikut : sama kandal (kebas), kaki lemah-lemah,
“Kalau kita bisa bicara kadang-kadang tapi masih kuat berdiri.. apa-apa sudah
lah... kita... kita, kadang-kadang diam, bisa sendiri gak dibantu orang
hanya yang teman kita yang duduk di situ lain....”(P5).
langsung ngerti kalau kita kada
bisa”.(P1). c. Kemandirian
“Kada kawa bepander yang jelas tu Berbagai kelemahan dan gangguan pasca
nah”(tidak bisa berbicara yang jelas stroke menyebabkan mereka kurang
lagi) (P2). mampu mandiri dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari seperti berdiri,
120
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Masniah Kualitas Hidup Pada Pasien
berjalan, kebersihan diri, dan berpakaian. “Iya ingat aja.. tahun 1965, 23 Agustus
Dengan kata lain, mereka memerlukan 1965...”(P4).
pertolongan atau bantuan untuk “Masih ingat... tahun 1957, 11
memenuhi kebutuhan hidup dasarnya September 1957”(P5).
sehari-hari. Pernyataan partisipan tentang
kemandirian diungkapkan oleh partisipan 2. Dampak psikososialspiritual
berikut ini : a. Kesedihan yang mendalam
“Alhamdulillah sebagian bisa sendiri, Hanya satu orang partisipan yang
sudah bisa mandi.. “(P1). mengungkapkan kesedihannya, partisipan
“Ya sebagian dibantu... kalau mandi berfikir dampak yang pasti akan sangat
bantu istri saya karena tangan gak berpengaruh yaitu terutama pada peran
bisa.... ”(P4). mereka dalam keluarga. Pernyataan
“Jak aii..... besepeda aja beisi tongkat.... partisipan tentang perasaan sedih yang
kemesjid kepasar jua aku disuruh kawa mendalam pasca stroke tersebut
aja... “ (iya lah.... besepeda aja dijadikan diungkapkan oleh partisipan berikut ini :
sebagai tongkat, kemesjid, kepasar juga “Sering saya nangis.... mau kasi makan
saya, disuruh bisa juga) (P2). aja ndak bisa... kadang anak saya itu,
“Tetap saya sendiri... saya ndak ada saya mau makan pa.... bilangnya saya
yang disuruh, ndak ada...”(P3). lapar... aku gak ada makan, saya gak
“Iya saya bisa sendiri kalau mau apa- dikasi duit sama papa... sakit hati saya....
apa.. “(P5). itu bu.... jadi belum bisa saya kasi uang
sangu, saya belum bahagia...”(P4).
d. Kemampuan mengingat
Hal yang menarik juga ditemukan dalam b. Merasa malu
penelitian ini adalah partisipan Karena dampak pasca stroke akan
menyatakan bahwa setelah mengalami mengalami kecacatan pada sebagian
stroke mereka tidak mengalami kesulitan anggota tubuh, hal ini berpengaruh pada
untuk mengingat sesuatu dan tidak aktivitas sosial partisipan. Pernyataan
mudah lupa terhadap apa yang partisipan tentang perasaan malu pasca
didengarkannya. Pernyataan partisipan stroke tersebut diungkapan oleh
tentang kemampuan mengingat partisipan berikut ini :
diungkapkan oleh partisipan berikut ini : “Iya bu ai lah.... kada percaya diri
“nya kalau kada salah lah... di dalam lah.... malu, malu lah.... apa daya dulu
ijazah SD kita waktu dulu, umur lahirnya kita gagah perkasa, nah gagah perkasa
kalau kada salah 1959.... ini 2015 itu brp kita nie dulu bu ai metal.... kita nie
tahun.... 56 lah” (P1). pemain gitar, pemain keyboard,
“Ingat ae... kalau tak salah 1937, nah penyanyi, tapi sekarang gak bisa lagi...
cuma tanggal nya kita lupa...”(P2). “ (P1).
“Yang kedua ingatan... mungkin lah
faktor tua lah.... ingatan itu... ndak bisa... c. Penurunan peran
kadang-kadang kita kalau salat itu, Kehidupan setelah mengalami serangan
begitu berdiri 2 rakaat... jarku 2 atau 3... stroke mengalami penurunan akibat
disitu kita yang bingung kelemahan dan kehilangan beberapa
biasanya...”(P3). kemampuan dari partisipan. Partisipan
merasa tidak bisa bekerja lagi, merasa
121
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Masniah Kualitas Hidup Pada Pasien
bergantung pada keluarga dan merasa kosong semua, gak ada yang datang
tidak sekuat dulu sebelum serangan menjenguk saya... “ (P4).
stroke. Pernyataan-pernyataan partisipan “Ada juga yang kada perduli, karena
berkaitan dengn hal tersebut adalah : kesibukkannya mungkin... nggak
“Biar kata ibunya kamu kada usa menolong.... “(P5).
mencari, meng anu... kan, kami cukup
ja....” (kata ibunya kamu tidak usah
mencari uang, kami cukup saja) (P1). f. Banyak berdoa
“Sekarang nini lah yang mencari duit Karena keterbatasan fisik untuk
lah.... nini mengurut urang menjalankan ibadah sehingga beberapa
nah...”(sekarang neneklah yang mencari partisipan memilih banyak berdoa untuk
duit, nenek mengurut orang) (P2). mendekatkan diri pada Tuhan. Hal
“Istri saya yang setengah mati kerja itu... tersebut diungkapkan oleh partisipan
itu yang pertama.... yang terasa sekali... melalui pernyataan berikut :
kedua... sekarang saya cuma bisa duduk- “....Ini ambil sampah pun tetap zikir jak,
duduk tak bisa apa-apa lagi....”(P4). bismillah....bismillah... inya sebisanya
alhamdulillah ... alhamdulillah”(P1).
d. Memberi perhatian “Kita bersukurlah... alhamdulillah....
Beberapa partisipan merasa bahwa mudah-mudahan kawa (bisa) beribadah
lingkungan sekitar sangat mendukung subuh semalaman bangun, ibadah nah...
dalam proses kesembuhan, sehingga dari asar, magrib, subuh kawa kita zuhur,
lingkungan sekitar partisipan ada kawa jum’at jua , di masjid”(P2).
memberi perhatian. Partisipan merasa “Beribadah kalau sembahyang, kayak itu
diperhatikan dan dihargai. Pernyataan- kursi itu, untuk sujudnya gak bisa ke
pernyataan partisipan berkaitan dengan bawah karena kada kawa berdirinya
hal tersebut adalah sebagai berikut : lambat”(P3).
“Iya ae... ada aja tetangga sama jama’ah “Saya kan kristen ya... saya ndak ke
masjid datang menjenguk”(P1). gereja... soalnya ndak bisa jadi tiap hari
“Mau aja mereka bantui.... kadang baca alkitab, anu kitab suci.. anu..
teriaknya woi kai berebah lah...”(mau berdoa... masih tetap saya lakukan”(P4).
aja mereka bantu, kadang teriaknya woi “Sebisa-bisanya... misalnya wudhu bisa
kakek jatuh) (P2). tayamum, kalau bisa sholat berdiri ya
“...Ada yang melihat, yang menjenguk berdiri, kalau ndak bisa ya
kekawanan dekat, tetangga juga... kami duduk...”(P5).
minta tolong juga ditolong... “ (P5).
g. Aktif untuk melakukan kegiatan
e. Tidak perduli keagamaan
Selain perhatian yang baik, ada juga Keterbatasan pada kecacatan tidak
beberapa partisipan merasa tidak menyurutkan partisipan untuk lebih
diperhatikan dan tidak dihargai. mendekatkan diri kepada Tuhan dengan
Pernyataan-pernyataan partisipan cara tetap ikut pada kegiatan keagamaan.
berkaitan dengan hal tersebut adalah Hal tersebut diungkapkan oleh partisipan
sebagai berikut : melalui pernyataan berikut :
“Oh tetangga.... sini sebabnya keluar “Lah yang lima waktu kita gak mampu ke
pagi... pulang malam, jadi tetangga masjid, pertama lah kemampuan kita
122
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Masniah Kualitas Hidup Pada Pasien
123
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Masniah Kualitas Hidup Pada Pasien
Sabar aja bu menghadapi sakit ini, Dukungan dari keluarga terdekat sangat
emang sabar tu sulit diterima cuma bermakna bagi proses penyembuhan
karena apa yang kami bisa sudah pasien pasca stroke. Hal tersebut
maksimal...” (P5). diungkapkan oleh partisipan melalui
“Kita mudahan ae panjang umur jua ungkapan berikut :
mudahan sihat aja...kita sabar aja....” “Keluarga juga sering datang meliati
(P2). aku”(P1).
“Nini.... kita bekawan bekumpul-kumpul
d. Sakit sebagai cobaan memberi beras..... bisa sampai tahan
Partisipan menganggap penyakit yang lima bulan.... kawa membantu
didapat merupakan cobaan dari Tuhan. mereka....“(P2).
Hal tersebut diungkapkan oleh partisipan “Istri jak... istri setia mendampingi
melalui ungkapan berikut ini : terus....”(P3).
“Kita pikir ini mungkin cobaan dari “Adek saya yang bantu, adek saya dia
Allah krena kita dulunya nakal bu lah....” kan punya mobil, jadi kalau saya terapi,
(P1). pinjam mobilnya...”(P4).
“Saya diberi cobaan mungkin sebagai “Istri dan anak yang menguati saya bisa
pelebur dosa yang dulu, mungkin waktu cepat sembuh....”(P5).
muda dulu kita ering berbuat yang kada
sesuai dengan norma agama sehingga c. Memberi perhatian
dikasi sakit ini....” (P5). Partisipan mengungkapkan keluarga
sangat memberi perhatian pada saat
4. Dukungan untuk kesembuhan partisipan dalam keadaan sakit. Hal
a. Memperoleh dukungan dari teman dan tersebut diungkapkan oleh partisipan
lain-lain melalui ungkapan berikut :
Dukungan dari lingkungan luar sangat “Ada ae... istri, anak sangat perhatian,
membantu proses penyembuhan pada pas aku sakit lah.... semua dilayani
pasien pasca stroke seperti yang nya....”(P1).
diungkapkan oleh partisipan sebagai “Bini kita memarah kita....selalu tu jak....
berikut : takut gugur (jatuh) tu nah.... jangan
“Iya ae... ada aja tetangga sama jama’ah pergi.... jangan tulak (pergi) tu jak....
masjid datang menjenguk”(P1). mudahan kada kayak itu lah....”(P2).
“Ada seorang bila memberi kita terima, “Umpamanya saya... saya mau ke ulin,
alhamdulillah cuma ini.... kadang saya bilang ibu, kalau nya bisa jangan
memberi 20, selawi.. kita terima nak dulu... jangan... diperhatiin tu saya
aii.... “(P2). bisa,....”(P3).
“Kalau dari gereja ya... ada datang “Anak saya kadang mijati kaki saya,
menjenguk, beberapa hari dia datang tangan saya.... istri saya mijati kadang...
menjenguk....”(P4). terus kalau disuruh mau.... meskipun kita
“Ya.. ada yang melihat, yang menjenguk mau minum, makan... suruh dulang gitu
kekawanan dekat, tetangga juga... kami mau... jadi didulangkan,....”(P4).
minta tolong juga ditolong....”(P5). “Sementara ini istri melayani makan,
mencuci pakaian, rumah tangga juga,
b. Memperoleh dukungan dari keluarga membersihkan rumah itu, istri semuanya
yang menolong..... “ (P5).
124
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Masniah Kualitas Hidup Pada Pasien
125
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Masniah Kualitas Hidup Pada Pasien
126
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Masniah Kualitas Hidup Pada Pasien
Individu mungkin mempertanyakan nilai sehari-hari. Keluarga sebagai unit terdekat akan
spiritual mereka, mengajukan pertanyaan merasakan dampak serangan stroke,sehingga
tentang jalan hidup seluruhnya, tujuan hidup, perlu menyesuaikan diri dengan kondisi
dan sumber dari makna hidup (Potter & Perry, penderita. Sesuai dengan falsafah gotong
2009). royong, saling mendukung di saat ada yang
kesusahan dapat mempererat tali persaudaraan.
Tema perubahan kualitas hidup Begitu juga dengan klien kelemahan akibat
Individu yang terkena stroke, secara stroke ini, dengan adanya dukungan dari
alamiah akan melakukan adaptasi terhadap kerabat sekitar dapat meminimalisir kondisi
berbagai perubahan yang dialaminya sebagai beban yang dirasakannya. Ketersediaan dan
kondisi yang baru, dan berpengaruh terhadap pemanfaatan materi ataupun sarana yang ada
kualitas hidup kedepan nantinya. Kemampuan disekitar partisipan dapat merupakan faktor
partisipan dalam meningkatkan kualitas pendukung atau support system dapat
hidupnya teridentifikasi pada hasil penelitian meningkatkan motivasi partisipan menuju
ini. pemulihan.
Hasil penelitian ini menunjukkan Dukungan keluarga sangat berpengaruh
kemampuan menyesuaikan diri serta pada partisipan dalam penelitian ini, dimana
meningkatkan kualitas hidupnya oleh keluarga memberi perhatian, perawatan dan
partisipan pasca stroke berupa harapan yang bantuan biaya berobat seperti yang
realistis, pasrah, sabar, sakit sebagai hikmah diungkapkan oleh beberapa partisipan. Hal ini
dan cobaan. Kualitas hidup penderita pasca sesuai dengan penelitian Tang et al. (2015)
stroke dapat mengalami gangguan atau bahwa pada saat salah satu anggota keluarga
hambatan karena adanya kecacatan fisik, mengalami stroke maka seluruh keluarga
kognisi, gangguan psikologis dan sosial. Hasil kadang-kadang ikut menderita. Situasi ini akan
penelitian Bays (2001) di Amerika Serikat bertambah sulit apabila hanya ada satu anggota
menunjukkan adanya penurunan kualitas hidup keluarga yang merawat penderita stroke.
penderita pasca stroke yang meliputi aktivitas Kejadian stroke tidak hanya menimpa
sehari-hari, pola komunikasi, aktivitas sosial, penderitanya saja tetapi juga mempengaruhi
pekerjaan,istirahat dan rekreasi. Kualitas hidup kehidupan keluarga.
yang menurun dapat mempengaruhi semangat Kejadian stroke tidak hanya menimpa
hidup penderita dan keluarga yang mengasuh. penderitanya saja tetapi juga mempengaruhi
Oleh karena itu keluarga juga berperan dalam kehidupan keluarga. Salah seorang anggota
meningkatkan kualitas hidup penderita. keluarga mendadak tidak berdaya, menghilang
Penelitian lain oleh Herawati, (2014) perannya di keluarga dan menjadi beban.
menunjukkan kelemahan berdampak terhadap Readaptasi merupakan hal yang penting dalam
fisik, psikologi dan sosial yang berpotensi mempertahankan kehidupan keluarga
menimbulkan masalah psikososial. Penggunaan menghadapi keadaan baru. Keluarga perlu
strategi koping juga masih ada yang beresiko didorong, dimotivasi untuk menghadapi
perilaku maladaptif, sehingga dapat keadaan secara nyata (Lumbantobing, 2003,
mempengaruhi kualitas hidup. dalam Handayani & Dewi, 2009).
127
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Masniah Kualitas Hidup Pada Pasien
128
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Masniah Kualitas Hidup Pada Pasien
129