Anda di halaman 1dari 12

Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No.

1, Juli 2017 Masniah Kualitas Hidup Pada Pasien

KUALITAS HIDUP PADA PASIEN PASCA STROKE


DI RSUD ULIN BANJARMASIN

Masniah*

STIKes YARSI Pontianak


*Korespondensi Penulis. Telp : 085349208382, E-mail : ninik_kusandi@yahoo.com

ABSTRAK

Latar belakang : Stroke dapat mempengaruhi semua aspek kehidupan pasien baik fisik,
psikologis, sosial maupun spiritual. Semua faktor tersebut mempengaruhi kualitas hidup pasien
paska serangan stroke. Keterbatasan gerak, gangguan kognitif, dan gangguan komunikasi
berhubungan erat dengan kualitas hidup pasien. Kualitas hidup merupakan fenomena yang
penting karena beberapa alasan diantaranya kualitas hidup merupakan persepsi subjektif dan sulit
untuk dikuantifikasi.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi berbagai pengalaman pasien pasca
serangan stroke tentang perubahan kualitas hidupnya.
Metode : Disain penelitian yang digunakan adalah deskriptif fenomenologi dengan metode
wawancara mendalam pada lima orang partisipan pasca stroke dan telah mendapatkan perawatan
di rumah sakit. Analisis data yang digunakan menggunakan tehnik Collaizi.
Hasil : hasil penelitian ini mengidentifiksi 5 tema utama yaitu (1) perubahan kemampuan diri,
(2) dampak psikososialspiritual, (3) perubahan kualitas hidup, (4) dukungan untuk kesembuhan,
(5) upaya mencari bantuan pelayanan kesehatan.
Simpulan : Hasil penelitian menunjukan bahwa pasien pasca stroke mengalami gangguan fisik
dan fungsional tubuh yang bersifat jangka panjang dan menimbulkan gangguan respon
psikologis, sosial maupun spiritualnya yang mempengaruhi perubahan kualitas hidupnya. Hal ini
dapat menjadi gambaran untuk perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang
profesional.

Kata kunci : kualitas hidup, stroke, gangguan fisik dan fungsional

118
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Masniah Kualitas Hidup Pada Pasien

PENDAHULUAN pasien pasca stroke di RSUD Ulin


Banjarmasin.
Price & Wilson (2006) menjelaskan METODE PENELITIAN
bahwa angka kunjungan stroke dengan
serangan stroke berulang cukup tinggi, dan Penelitian ini mengenai pengalaman
dikemukakan bahwa salah satu faktor pasien paska serangan stroke terhadap kualitas
penyebabnya adalah belum adekuatnya hidupnya di RSUD Ulin Banjarmasin.
pemberian health education pada pasien dan Penelitian ini dilaksanakan dengan
keluarga saat dirawat pada saat serangan menggunakan rancangan kualitatif dengan
pertama, sehingga perawatan yang diberikan pendekatan fenomenologi. Penelitian kualitatif
pada masa pemulihan selama di rumah tidak merupakan penelitian khusus objek yang tidak
optimal. Sementara itu, strategi terbaik dalam dapat diteliti secara statistic atau cara
mencegah kekambuhan stroke adalah dengan kuantifikasi. Penelitian kualitatif ditujukan
memodifiksi gaya hidup yang beresiko stroke untuk mendeskripsikan dan menganalisa
serta pengelolaan terhadap faktor resiko, fenomena, peristiwa, aktifitas social, sikap,
sehingga dampak dari kekambuhan stroke kepercayaan, persepsi dan pemikiran manusia
tersebut seperti salah satunya adalah kecacatan secara individu maupun kelompok.
dapat di minimalkan. Menentukan partisipan dalam penelitian ini
Kondisi kecacatan akan menimbulkan peneliti menggunakan teknik sampling variasi
ketergantungan pada anggota keluarga yang maksimum karena merupakan pendekatan yang
lain sehingga dapat menghambat aktivitas popular dalam studi kualitatif. Sampling variasi
sehari-hari (Handayani & Dewi, 2009). maksimum bertujuan mendokumentasikan
Kecacatan menunjukkan kelemahan yang keragaman individu atau tempat berdasarkan
berdampak terhadap aspek fisik, psikologi dan pada ciri-ciri yang spesifik (Miles &
sosial yang berpotensi menimbulkan masalah Huberman, 1994 dalam Creswell, 2014).
psikososial. Aspek fisik diantaranya yaitu Partisipan penelitian ini dipilih berdasarkan
kelumpuhan semua atau sebagian anggota fenomena pengalaman pasien pasca stroke
gerak, kehilangan kemampuan menelan, yang menjalani rawat jalan, seperti respon awal
gangguan kognitif, perubahan mental, mengetahui penyakitnya, keputusan yang akan
kesadaran, konsentrasi, kemampuan belajar dan diambil pasien dalam program pengobatan,
fungsi intelektual lainnya, gangguan dampak penyakit pada aspek fisik dan
komunikasi, gangguan emosional dan psikososial, hambatan dan tantangan yang
kehilangan indera rasa yang sedikit banyak dialami, kebutuhan akan layanan kesehatan,
akan berdampak pada aspek psikologis. Untuk bentuk dukungan keluarga yang dilakukan
aspek sosial terjadinya perubahan aktivitas keluarga kepada pasien.
sehari-hari, pola komunikasi, aktivitas kerja, Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 5
hubungan sosial (Black & Hawk, 2005; orang. Awalnya sebanyak 7 orang
Herawati, 2014; Vitahealth, 2003). berpartisipasi dalam penelitian ini yang sesuai
Kualitas hidup pasien paska stroke akan dengan kriteria inklusi, baik laki-laki maupun
mempengaruhi kepatuhan dan keefektifan perempuan. Hal ini sesuai dengan pendapatnya
program terapi yang akan dijalani. Berdasarkan Pollit, D & Beck, C, (2006) mengatakan bahwa
permasalahan tersebut, pertanyaan penelitian penelitian fenomenologi mengandalkan jumlah
ini dirumuskan sebagai berikut, seperti apa dan partisipan yang kecil, yaitu tidak lebih dari 10
bagaimana kualitas hidup serta pengalaman orang. Namun setelah wawancara berlangsung
ada dua orang partisipan dianggap tidak
119
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Masniah Kualitas Hidup Pada Pasien

memenuhi syarat karena mengalami afasia “kalau berbicara ini.... kadang bisa...
sensorik dan motorik sehingga partisipan ini kadang ndak...” (P4).
tidak mampu menyampaikan pengalamannya.
Proses analisis data dilakukan peneliti sejak b. Aktivitas sehari-hari
awal pengumpulan data. Analisis data Menjadi terbatas dalam melakukan
dilakukan dengan metode fenomenologi yang kehidupan sehari-hari banyak
dikembangkan oleh Colaizzi, (1978, dalam diungkapkan oleh para partisipan dalam
Creswell, 2014). penelitian ini. Hampir semua partisipan
menyatakan bahwa saat ini kehidupan
HASIL yang mereka jalani sangat berbeda
Partisipan berjumlah lima orang, rincian dengan kehidupan mereka sebelum
karaktersitik dapat dilihat pada tabel. 1 : mengalami stroke. Para partisipan banyak
Tabel 1. Karakteristik Responden mengungkapkan keterbatasan dalam
Jenis Riwayat melakukan aktivitas sehari-hari karena
Kode Usia pendidikan
kelamin stroke adanya kelemahan fisik seperti berdiri
56 6 th, 1x dan berjalan. Pernyataan partisipan
P1 L SD
th serangan tentang perubahan aktivitas sehari-hari
78 6 th, 1x diungkapkan oleh partisipan berikut ini :
P2 L SD
th serangan “Itu kegiatan setelah subuh, abis solat
61 10 th, 5x subuh tu lah.... abis solat subuh nonton,
P3 L SMA
th serangan rasa ringan hati, turun buka
50 7 th, 1x warung...”(P1).
P4 L SMA
th serangan “Kadada (tidak ada) kegiatan kita....
56 15 th, 5x semua kita mengolah kegiatan tu hanya
P5 L DIII
th serangan olah raga aja....”(P2).
“Kalau ini kadada (tidak ada) kegiatan
Didapatkan gambaran kualitas hidup pasien lagi... menyambat betukang-
pasca stroke, meliputi : betukangan... (kalau ini tidak ada
1. Perubahan kemampuan diri kegiatan lagi, hanya betukang-betukang)
a. Kemampuan komunikasi sekedar aja, sekedar olahraga...” (P3).
Partisipan dalam penelitian ini “Ya bantu... bantu istri sekarang, istri
mengalami gangguan dalam saya kerja saya dirumah... jadi cuci baju,
berkomunikasi. Pernyataan partisipan ikut cuci baju, jemur bajunya... ambil
tentang mengalami gangguan dalam masukkan”(P4).
berkomunikasi diungkapkan oleh “Kalau tangan masih ada rasa semutan
partisipan berikut : sama kandal (kebas), kaki lemah-lemah,
“Kalau kita bisa bicara kadang-kadang tapi masih kuat berdiri.. apa-apa sudah
lah... kita... kita, kadang-kadang diam, bisa sendiri gak dibantu orang
hanya yang teman kita yang duduk di situ lain....”(P5).
langsung ngerti kalau kita kada
bisa”.(P1). c. Kemandirian
“Kada kawa bepander yang jelas tu Berbagai kelemahan dan gangguan pasca
nah”(tidak bisa berbicara yang jelas stroke menyebabkan mereka kurang
lagi) (P2). mampu mandiri dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari seperti berdiri,
120
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Masniah Kualitas Hidup Pada Pasien

berjalan, kebersihan diri, dan berpakaian. “Iya ingat aja.. tahun 1965, 23 Agustus
Dengan kata lain, mereka memerlukan 1965...”(P4).
pertolongan atau bantuan untuk “Masih ingat... tahun 1957, 11
memenuhi kebutuhan hidup dasarnya September 1957”(P5).
sehari-hari. Pernyataan partisipan tentang
kemandirian diungkapkan oleh partisipan 2. Dampak psikososialspiritual
berikut ini : a. Kesedihan yang mendalam
“Alhamdulillah sebagian bisa sendiri, Hanya satu orang partisipan yang
sudah bisa mandi.. “(P1). mengungkapkan kesedihannya, partisipan
“Ya sebagian dibantu... kalau mandi berfikir dampak yang pasti akan sangat
bantu istri saya karena tangan gak berpengaruh yaitu terutama pada peran
bisa.... ”(P4). mereka dalam keluarga. Pernyataan
“Jak aii..... besepeda aja beisi tongkat.... partisipan tentang perasaan sedih yang
kemesjid kepasar jua aku disuruh kawa mendalam pasca stroke tersebut
aja... “ (iya lah.... besepeda aja dijadikan diungkapkan oleh partisipan berikut ini :
sebagai tongkat, kemesjid, kepasar juga “Sering saya nangis.... mau kasi makan
saya, disuruh bisa juga) (P2). aja ndak bisa... kadang anak saya itu,
“Tetap saya sendiri... saya ndak ada saya mau makan pa.... bilangnya saya
yang disuruh, ndak ada...”(P3). lapar... aku gak ada makan, saya gak
“Iya saya bisa sendiri kalau mau apa- dikasi duit sama papa... sakit hati saya....
apa.. “(P5). itu bu.... jadi belum bisa saya kasi uang
sangu, saya belum bahagia...”(P4).
d. Kemampuan mengingat
Hal yang menarik juga ditemukan dalam b. Merasa malu
penelitian ini adalah partisipan Karena dampak pasca stroke akan
menyatakan bahwa setelah mengalami mengalami kecacatan pada sebagian
stroke mereka tidak mengalami kesulitan anggota tubuh, hal ini berpengaruh pada
untuk mengingat sesuatu dan tidak aktivitas sosial partisipan. Pernyataan
mudah lupa terhadap apa yang partisipan tentang perasaan malu pasca
didengarkannya. Pernyataan partisipan stroke tersebut diungkapan oleh
tentang kemampuan mengingat partisipan berikut ini :
diungkapkan oleh partisipan berikut ini : “Iya bu ai lah.... kada percaya diri
“nya kalau kada salah lah... di dalam lah.... malu, malu lah.... apa daya dulu
ijazah SD kita waktu dulu, umur lahirnya kita gagah perkasa, nah gagah perkasa
kalau kada salah 1959.... ini 2015 itu brp kita nie dulu bu ai metal.... kita nie
tahun.... 56 lah” (P1). pemain gitar, pemain keyboard,
“Ingat ae... kalau tak salah 1937, nah penyanyi, tapi sekarang gak bisa lagi...
cuma tanggal nya kita lupa...”(P2). “ (P1).
“Yang kedua ingatan... mungkin lah
faktor tua lah.... ingatan itu... ndak bisa... c. Penurunan peran
kadang-kadang kita kalau salat itu, Kehidupan setelah mengalami serangan
begitu berdiri 2 rakaat... jarku 2 atau 3... stroke mengalami penurunan akibat
disitu kita yang bingung kelemahan dan kehilangan beberapa
biasanya...”(P3). kemampuan dari partisipan. Partisipan
merasa tidak bisa bekerja lagi, merasa

121
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Masniah Kualitas Hidup Pada Pasien

bergantung pada keluarga dan merasa kosong semua, gak ada yang datang
tidak sekuat dulu sebelum serangan menjenguk saya... “ (P4).
stroke. Pernyataan-pernyataan partisipan “Ada juga yang kada perduli, karena
berkaitan dengn hal tersebut adalah : kesibukkannya mungkin... nggak
“Biar kata ibunya kamu kada usa menolong.... “(P5).
mencari, meng anu... kan, kami cukup
ja....” (kata ibunya kamu tidak usah
mencari uang, kami cukup saja) (P1). f. Banyak berdoa
“Sekarang nini lah yang mencari duit Karena keterbatasan fisik untuk
lah.... nini mengurut urang menjalankan ibadah sehingga beberapa
nah...”(sekarang neneklah yang mencari partisipan memilih banyak berdoa untuk
duit, nenek mengurut orang) (P2). mendekatkan diri pada Tuhan. Hal
“Istri saya yang setengah mati kerja itu... tersebut diungkapkan oleh partisipan
itu yang pertama.... yang terasa sekali... melalui pernyataan berikut :
kedua... sekarang saya cuma bisa duduk- “....Ini ambil sampah pun tetap zikir jak,
duduk tak bisa apa-apa lagi....”(P4). bismillah....bismillah... inya sebisanya
alhamdulillah ... alhamdulillah”(P1).
d. Memberi perhatian “Kita bersukurlah... alhamdulillah....
Beberapa partisipan merasa bahwa mudah-mudahan kawa (bisa) beribadah
lingkungan sekitar sangat mendukung subuh semalaman bangun, ibadah nah...
dalam proses kesembuhan, sehingga dari asar, magrib, subuh kawa kita zuhur,
lingkungan sekitar partisipan ada kawa jum’at jua , di masjid”(P2).
memberi perhatian. Partisipan merasa “Beribadah kalau sembahyang, kayak itu
diperhatikan dan dihargai. Pernyataan- kursi itu, untuk sujudnya gak bisa ke
pernyataan partisipan berkaitan dengan bawah karena kada kawa berdirinya
hal tersebut adalah sebagai berikut : lambat”(P3).
“Iya ae... ada aja tetangga sama jama’ah “Saya kan kristen ya... saya ndak ke
masjid datang menjenguk”(P1). gereja... soalnya ndak bisa jadi tiap hari
“Mau aja mereka bantui.... kadang baca alkitab, anu kitab suci.. anu..
teriaknya woi kai berebah lah...”(mau berdoa... masih tetap saya lakukan”(P4).
aja mereka bantu, kadang teriaknya woi “Sebisa-bisanya... misalnya wudhu bisa
kakek jatuh) (P2). tayamum, kalau bisa sholat berdiri ya
“...Ada yang melihat, yang menjenguk berdiri, kalau ndak bisa ya
kekawanan dekat, tetangga juga... kami duduk...”(P5).
minta tolong juga ditolong... “ (P5).
g. Aktif untuk melakukan kegiatan
e. Tidak perduli keagamaan
Selain perhatian yang baik, ada juga Keterbatasan pada kecacatan tidak
beberapa partisipan merasa tidak menyurutkan partisipan untuk lebih
diperhatikan dan tidak dihargai. mendekatkan diri kepada Tuhan dengan
Pernyataan-pernyataan partisipan cara tetap ikut pada kegiatan keagamaan.
berkaitan dengan hal tersebut adalah Hal tersebut diungkapkan oleh partisipan
sebagai berikut : melalui pernyataan berikut :
“Oh tetangga.... sini sebabnya keluar “Lah yang lima waktu kita gak mampu ke
pagi... pulang malam, jadi tetangga masjid, pertama lah kemampuan kita

122
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Masniah Kualitas Hidup Pada Pasien

magrib, isya, subuh, kalau zuhur, asar b. Kepasrahan hidup


kita di rumah, iya ai...” (P1). partisipan dalam penelitian ini yang
“Iya kita tetap turun ke masjid pas sholat menyatakan pasrah terhadap
tu nah.... kadang mendengari ceramah penyakitnya. Partisipan menyatakan
jua...” (P3). perasaan pasrah terhadap keadaan pasca
“Kawa tulak ke masjid hehe.... kada stroke melalui ungkapan berikut:
pantang mundur, itu kita bagus benar....” “Mungkin ini kita terima seandainya
(P2). kalau kehendak Allah Ta,ala kita terima
“Ikut pengajian aja, ikut majelis taklim dengn ikhlas, kalau kehendak iblis atau
aja, nggak ikut peranan panitia manusia biar inya berurusan dengan
pengajian kada... cuma ikut Allah Ta’ala kita kembali kepada-Nya
mendengarkan aja... “ (P5). kita tidak mendendam...” (P1).
“Sudah takdirnya..... kada kawa pang
3. Perubahan kualitas hidup (tidak bisa itu) sudah sampai takdirnya
a. Memiliki harapan tu..... jangan di sesali....” (P2).
Partisipan memiliki harapan terhadap “...Tetap menerima, saya seikhlas-
kesembuhannya yang berpengaruh ikhlasnya aja... saya sudah stroke, jadi
terhadap kualitas hidup pasien pasca mungkin ada lagi yang lebih parah dari
stroke, seperti pernyataan berikut ini : saya...”(P3).
“Kita ni tujuan hidup kedepan mudah- “Saya pasrah aja... kalau bisa
mudahan panjang umur ada umur tu, secepatnya penyakit ini sembuh supaya
inya kalau panjang umur tu...”(P1). supaya saya bisa gantikan istri saya...“
“Setelah stroke ini, harapan saya (P4).
mudahan saya bisa sehat kembali, bisa “Menerima ini ya... senang aja,
pulih seperti dulu, dulu sebelum stroke... alhamdulillah senang aja, gak mengeluh
“ (P5). dan mengeluh, karena kalau mengeluh
“Kita berdoa mudahan jak panjang umur ini tambah sakit lagi...” (P5).
jak kita nah... mudahan sihat kaya
semula mun kawa lagi, itu aja doa kita c. Sikap sabar
nah...”(P2). Beberapa partisipan dalam penelitian ini
“Supaya... harapan saya kaki ini supaya mengungkapkan respon menerima
kawa beribadah itu aja, yang lain kada kondisi pasca stroke dengan sikap sabar.
dipikirkan nah... kada pang ingin kaya Hal tersebut diungkapkan oleh partisipan
kadada lagi...”(P3). melalui pernyataan berikut ini :
“Saya berdoa supaya cepat sembuh, “...Kalau seandainya dari Allah Ta’ala,
supaya saya bisa gantikan kedudukan kita terima aja takdirnya, kita sabar aja,
istri saya lagi jualan, saya bisa ngasi saya belajar lapang, usia 61 sudah, mau
makan anak saya, ngasi uang sangu... apa lagi....” (P3).
supaya saya besarkan anak-anak itu... “Tapi kita lah ya perasaan kita tu sabar
jadi saya selalu memotivasi diri saya, ya hanya innalillah artinya memang
saya harus sembuh, saya harus sembuh... kalau inilah nie kata orang innalillah tu
gitu jadi... saya selalu makan obat, ndak sudah meninggal kita masih hidup,
lupa tiap hari makan obat supaya saya innalilah tu artinya kembali kepada Allah
cepat sembuh”(P4). Ta’ala.. “ (P1).

123
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Masniah Kualitas Hidup Pada Pasien

Sabar aja bu menghadapi sakit ini, Dukungan dari keluarga terdekat sangat
emang sabar tu sulit diterima cuma bermakna bagi proses penyembuhan
karena apa yang kami bisa sudah pasien pasca stroke. Hal tersebut
maksimal...” (P5). diungkapkan oleh partisipan melalui
“Kita mudahan ae panjang umur jua ungkapan berikut :
mudahan sihat aja...kita sabar aja....” “Keluarga juga sering datang meliati
(P2). aku”(P1).
“Nini.... kita bekawan bekumpul-kumpul
d. Sakit sebagai cobaan memberi beras..... bisa sampai tahan
Partisipan menganggap penyakit yang lima bulan.... kawa membantu
didapat merupakan cobaan dari Tuhan. mereka....“(P2).
Hal tersebut diungkapkan oleh partisipan “Istri jak... istri setia mendampingi
melalui ungkapan berikut ini : terus....”(P3).
“Kita pikir ini mungkin cobaan dari “Adek saya yang bantu, adek saya dia
Allah krena kita dulunya nakal bu lah....” kan punya mobil, jadi kalau saya terapi,
(P1). pinjam mobilnya...”(P4).
“Saya diberi cobaan mungkin sebagai “Istri dan anak yang menguati saya bisa
pelebur dosa yang dulu, mungkin waktu cepat sembuh....”(P5).
muda dulu kita ering berbuat yang kada
sesuai dengan norma agama sehingga c. Memberi perhatian
dikasi sakit ini....” (P5). Partisipan mengungkapkan keluarga
sangat memberi perhatian pada saat
4. Dukungan untuk kesembuhan partisipan dalam keadaan sakit. Hal
a. Memperoleh dukungan dari teman dan tersebut diungkapkan oleh partisipan
lain-lain melalui ungkapan berikut :
Dukungan dari lingkungan luar sangat “Ada ae... istri, anak sangat perhatian,
membantu proses penyembuhan pada pas aku sakit lah.... semua dilayani
pasien pasca stroke seperti yang nya....”(P1).
diungkapkan oleh partisipan sebagai “Bini kita memarah kita....selalu tu jak....
berikut : takut gugur (jatuh) tu nah.... jangan
“Iya ae... ada aja tetangga sama jama’ah pergi.... jangan tulak (pergi) tu jak....
masjid datang menjenguk”(P1). mudahan kada kayak itu lah....”(P2).
“Ada seorang bila memberi kita terima, “Umpamanya saya... saya mau ke ulin,
alhamdulillah cuma ini.... kadang saya bilang ibu, kalau nya bisa jangan
memberi 20, selawi.. kita terima nak dulu... jangan... diperhatiin tu saya
aii.... “(P2). bisa,....”(P3).
“Kalau dari gereja ya... ada datang “Anak saya kadang mijati kaki saya,
menjenguk, beberapa hari dia datang tangan saya.... istri saya mijati kadang...
menjenguk....”(P4). terus kalau disuruh mau.... meskipun kita
“Ya.. ada yang melihat, yang menjenguk mau minum, makan... suruh dulang gitu
kekawanan dekat, tetangga juga... kami mau... jadi didulangkan,....”(P4).
minta tolong juga ditolong....”(P5). “Sementara ini istri melayani makan,
mencuci pakaian, rumah tangga juga,
b. Memperoleh dukungan dari keluarga membersihkan rumah itu, istri semuanya
yang menolong..... “ (P5).

124
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Masniah Kualitas Hidup Pada Pasien

saya gak bisa, gak bisa terpaksa naik


d. Memberi perawatan mobil dintarkan ke ulin.... “ (P4).
Tingkat ketergantungan yang tinggi 5. Upaya mencari bantuan pelayanan
terhadap keluarga dalam melakukan kesehatan
kegiatan sehari-hari membuat partisipan a. Kepuasan memperoleh pelayanan
menganggap dukungan keluarga kesehatan
merupakan hal yang sangat dibutuhkan Harapan mendapatkan pelayanan yang
menuju kesembuhan. Perawatan yang lebih baik dari petugas kesehatan dan
telaten dan sikap positif keluarga harapannya terhadap diri sendiri
berdampak besar bagi klien. merupakan harapan yang ditujukan untuk
“Anakku cerewet tu...... abah kada boleh penyembuhan terhadap kondisi sakitnya.
makan ikan asin... atau apalah.. Pelayanan petugas kesehatan berupa
heheeee....”(P1). memperoleh informasi edukasi mengenai
“Nini (nenek) yang mengurusi kita penyakit dan harapan terhadap
lah”(P2). meningkatnya sikap caring diungkapkan
“Anak dan istri saya yang mengurusi partisipan sebagai kepuasan terhadap
saya...”(P3). pelayanan yang diterima dan sebagai hal
“Istri yang menyiapkan semua..”(P4). yang penting dalam pemulihan.
“Kalau mandi istri memasakkan air “Bagus aja pelayanannya bu....” (P1).
hangat, setiap mandi pakai air hangat, “Kalau pelayanan nya ya... bagus itu...
pagi sore dimasakkan air hangat, cuma terkontrol setiap... mungkin.. pokok
kita menuang aja, menuang ke ember nya setipa sehari penuh itu dikontrol terus...
mandi sendiri...” (P5). ada datang” (P4).
“Luar biasa... luar biasa... di rumah
e. Membiayai pengobatan sakit sekalipun yang mendatangi kita
Selain memberi perhatian dan perawatan, itu... murid-murid tapi kita merasa
keluarga juga memberi dukungan dalam ditengok, yang murid-murid dari apa...
bentuk membiayai pengobatan. Hal dari kebidanan, kedokteran... “ (P3).
tersebut diungkapkan oleh partisipan “Pelayanannya sementara ini bagus
melalui ungkapan berikut ini : saja, yang dari BPJS lancar aja,
“Seandainya ulun kadada beduit ulun melayani kami, yang diterapi juga saya
minta ke ibunya julungi beutang bu ai... rasa lancar aja, gak ada masalah...”
utang jak... sebulan bayar seminggu, dua (P5).
tiga hari bayar... ibu nya kasian lah... “ “Bagus... buhannya baik banar nah...
(P1). setengah jam sekalinya menensi” (P2).
“Ada seorang bila memberi kita terima,
alhamdulillah cuma ini.... kadang b. Berobat profesional
memberi 20, selawi.. kita terima nak Pengobatan medis yang dilakukan oleh
aii”(P2). partisipan untuk memeriksakan
“Paling-paling kalau saya bertemu kesehatannya. Hal tersebut diungkapkan
keluarga... ya memberi lah sekedar, oleh partisipan berikut :
sekedarnya....”(P3). “Iya setelah itu minggu ke minggu
“Adek saya, adek saya dia kan punya dibawa ke anu.... kedokter anu... dokter
mobil, jadi kalau saya terapi, pinjam zainudin...” (P1).
mobilnya... terus kalau sepeda motor

125
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Masniah Kualitas Hidup Pada Pasien

“Lima hari tu kita di rawat di rumah penurunan kesadaran, gangguan penglihatan,


sakit...” (P2). gangguan komunikasi, sakit kepala dan
“Sekali sampai dirumah sakit ulin, kata gangguan keseimbangan. Tanda dan gejala ini
dokternya pian kada boleh lagi pulang... biasanya terjadi secara mendadak, fokal dan
nginap disini aja, bebaik saya pulang aja mengenai satu sisi serta dapat menjadi gejala
dok saya bisa... ndak bapak ni parah sisa.
penyakitnya... tekejut saya...” (P3).
“Saya di rawat diulin 7 hari”(P4). Tema dampak psikososialspiritual
“Kami sering, rajin ke RS Ulin karena di Pada penelitian ini partisipan pasca
suruh seminggu 3 kali untuk terapi...” stroke merasa malu dengan perubahan kondisi
(P5). tubuhnya membuatnya enggan untuk keluar
rumah, tidak mau bertemu dengan orang lain.
c. Berobat non profesional Juga keterbatasan dalam mobilisasi membuat
Selain pengobatan profesional beberapa klien merasa untuk bergerak memerlukan
partisipan mengungkapkan juga usaha yang sangat besar. Hal ini membuat
menggunakan pengobatan nonprofesional pasien stroke menarik diri dari kehidupan
sebagai alternatif lain dalam hal sosial. Hal ini perlu ditindaklanjuti oleh kita
penyembuhan penyakitnya. sebagai perawat untuk memulihkan fungsi
“Saya minum semut jepang... semut sosial klien.
jepang katanya adek istri saya semut Pasien paska serangan stroke
jepang itu bagus untuk stroke jadi saya memungkinkan timbulnya keterbasan fisik dan
sejak keluar samapi sekarang minum fungsional serta kehilangan fungsi beberapa
semut jepang....” (P4). indera. Hal ini akan berdampak pada psikologis
“Berobat tradisional dulu pernah, minum pasien dan pasien akan merasa menderita.
obat herbal-herbal...” (P5). Sejalan dengan hasil penelitian kualitatif oleh
“Ada di pijat jak.... untung dipijat Kariasa, (2009) yang juga mengidentifikasi
urang....’ (P1). respon psikologis yang beragam pada klien
“Beurut tu ada aja.... setengah bulan stroke diantaranya malu, marah, sedih. Kondisi
sekali beurut...”(P2). psikologis yang juga umum dialami oleh
“Ke tukang pijat terus....” (P3). individu dengan stroke ini dapat berupa
labilitas emosional, bermusuhan, frustasi,
PEMBAHASAN dendam dan kurang kerjasama serta adanya
frustasi yang persisten, marah dan depresi yang
Tema perubahan kemampuan diri muncul pada pasien stroke. Hal ini terbentuk
Gangguan neurologis pasca stroke juga sebagai akibat akumulasi rasa sejahtera yang
akan berdampak pada kemampuan pasien tidak tercapai dan kondisi yang tidak lagi utuh
dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti (Smeltzer & Bare, 2008).
berjalan, melakukan kebersihan diri, Individu pada saat sakit menjadi kurang
berpakaian dan aktivitas keseharian lainnya. mampu untuk merawat diri mereka dan lebih
Kondisi ini dialami oleh beberapa orang bergantung pada orang lain untuk perawatan
partisipan dalam penelitian ini. Hal ini sama dan dukungan. Distress spiritual dapat
dengan laporan Lemone & Burke, (2008) yang berkembang sejalan dengan seseorang mencari
mengatakan bahwa manifestasi klinik yang makna tentang apa yang sedang terjadi, yang
sering terjadi pada pasien paska serangan mungkin dapat mengakibatkan seseorang
stroke adalah kelemahan pada alat gerak, merasa sendiri dan terisolasi dari orang lain.

126
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Masniah Kualitas Hidup Pada Pasien

Individu mungkin mempertanyakan nilai sehari-hari. Keluarga sebagai unit terdekat akan
spiritual mereka, mengajukan pertanyaan merasakan dampak serangan stroke,sehingga
tentang jalan hidup seluruhnya, tujuan hidup, perlu menyesuaikan diri dengan kondisi
dan sumber dari makna hidup (Potter & Perry, penderita. Sesuai dengan falsafah gotong
2009). royong, saling mendukung di saat ada yang
kesusahan dapat mempererat tali persaudaraan.
Tema perubahan kualitas hidup Begitu juga dengan klien kelemahan akibat
Individu yang terkena stroke, secara stroke ini, dengan adanya dukungan dari
alamiah akan melakukan adaptasi terhadap kerabat sekitar dapat meminimalisir kondisi
berbagai perubahan yang dialaminya sebagai beban yang dirasakannya. Ketersediaan dan
kondisi yang baru, dan berpengaruh terhadap pemanfaatan materi ataupun sarana yang ada
kualitas hidup kedepan nantinya. Kemampuan disekitar partisipan dapat merupakan faktor
partisipan dalam meningkatkan kualitas pendukung atau support system dapat
hidupnya teridentifikasi pada hasil penelitian meningkatkan motivasi partisipan menuju
ini. pemulihan.
Hasil penelitian ini menunjukkan Dukungan keluarga sangat berpengaruh
kemampuan menyesuaikan diri serta pada partisipan dalam penelitian ini, dimana
meningkatkan kualitas hidupnya oleh keluarga memberi perhatian, perawatan dan
partisipan pasca stroke berupa harapan yang bantuan biaya berobat seperti yang
realistis, pasrah, sabar, sakit sebagai hikmah diungkapkan oleh beberapa partisipan. Hal ini
dan cobaan. Kualitas hidup penderita pasca sesuai dengan penelitian Tang et al. (2015)
stroke dapat mengalami gangguan atau bahwa pada saat salah satu anggota keluarga
hambatan karena adanya kecacatan fisik, mengalami stroke maka seluruh keluarga
kognisi, gangguan psikologis dan sosial. Hasil kadang-kadang ikut menderita. Situasi ini akan
penelitian Bays (2001) di Amerika Serikat bertambah sulit apabila hanya ada satu anggota
menunjukkan adanya penurunan kualitas hidup keluarga yang merawat penderita stroke.
penderita pasca stroke yang meliputi aktivitas Kejadian stroke tidak hanya menimpa
sehari-hari, pola komunikasi, aktivitas sosial, penderitanya saja tetapi juga mempengaruhi
pekerjaan,istirahat dan rekreasi. Kualitas hidup kehidupan keluarga.
yang menurun dapat mempengaruhi semangat Kejadian stroke tidak hanya menimpa
hidup penderita dan keluarga yang mengasuh. penderitanya saja tetapi juga mempengaruhi
Oleh karena itu keluarga juga berperan dalam kehidupan keluarga. Salah seorang anggota
meningkatkan kualitas hidup penderita. keluarga mendadak tidak berdaya, menghilang
Penelitian lain oleh Herawati, (2014) perannya di keluarga dan menjadi beban.
menunjukkan kelemahan berdampak terhadap Readaptasi merupakan hal yang penting dalam
fisik, psikologi dan sosial yang berpotensi mempertahankan kehidupan keluarga
menimbulkan masalah psikososial. Penggunaan menghadapi keadaan baru. Keluarga perlu
strategi koping juga masih ada yang beresiko didorong, dimotivasi untuk menghadapi
perilaku maladaptif, sehingga dapat keadaan secara nyata (Lumbantobing, 2003,
mempengaruhi kualitas hidup. dalam Handayani & Dewi, 2009).

Tema dukungan untuk kesembuhan Tema upaya mencari bantuan pelayanan


Kondisi kecacatan akan menimbulkan kesehatan
ketergantungan pada anggota keluarga yang Jenis pelayanan yang digunakan
lain sehingga dapat menghambat aktivitas partisipan dalam penelitian ini yaitu pelayanan

127
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Masniah Kualitas Hidup Pada Pasien

profesional dan pelayanan non profesional Raya. Stikes Muhammadiyah


sebagai keputusan yang diambil oleh Banjarmasin.
partisipan. Menentukan program pengobatan
merupakan pengambilan keputusan yang Creswell, J. (2014). Penelitian Kualitatif &
dilakukan individu dalam menyikapi keadaan Desain Riset : Memilih di Antara Lima
sakitnya Menurut hasil penelitian Sanderson, Pendekatan. (S. Z. Qudsy, Ed.)
(2013), dalam Carolina, (2014), proses (Indonesia). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
pengambilan keputusan dalam memilih sumber
pengobatan dimulai dengan menerima Handayani, D. Y., & Dewi, D. E. (2009).
informasi, memproses berbagai kemungkinan Analisis Kualitas Hidup Penderita dan
dan dampaknya, kemudian mengambil Keluarga Pasca Serangan Stroke (Dengan
keputusan dari berbagai alternatif dan Gejala Sisa). Psycho Idea, 1(ISSN 1693-
melaksanakannya. Interpretasi seseorang 1076), 35–44
terhadap sakit dapat berbeda sehingga
mengakibatkan pemilihan sumber pengobatan Herawati, N. (2014). Studi Fenomenologi
yang berbeda. Hasil penelitian ini Pengalaman Perubahan Citra Tubuh pada
menunjukkan praktek swasta, dan institusi Klien Kelemahan Pasca Stroke di RS Dr
pelayanan kesehatan yang dituju oleh M Djamil Kota Padang. Jurnal
partisipan untuk mendapatkan pelayanan Keperawatan Jiwa, 2, 31–40.
profesional.
Kariasa, I. (2009). Persepsi Pasien Paska
UCAPAN TERIMAKASIH Serangan Stroke Terhadap Kualitas
Hidupnya dalam Perspektif Asuhan
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini Keperawatan. Universitas Indonesia.
tidak akan pernah lepas dari peran serta
berbagai pihak. Sehingga peneliti pada Lemone, P., & Burke, M. (2008). Medical-
kesempatan ini mengucapkan terima kasih Surgical Nursing: Critical Thinking in
kepada Direktur RS. Ulin Banjarmasin, yang Client Care. St.Louis: Cummings
telah memberikan ijin untuk melakukan Publishing Company Inc.
penelitian, serta kepada semua pihak yang telah
membantu, dan kedua orangtua, suami, anak- Pollit, D, F., & Beck, C, T. (2006). Essentials
anak tersayang yang telah memberikan of Nursing Research (6th ed.).
dukungan baik moril maupun materil. Philadelphia: Lippincott and Wilkins.

DAFTAR PUSTAKA Potter, P, A., & Perry, A, G. (2009).


Black, J., & Hawk, J. (2005). Medical Surgical Fundamental of Nursing (7th ed.). Jakarta:
Nursing : Clinical Management for Salemba Medika.
Positive Outcomes (7th editio). St. Louis
Missouri : Elsevier Saunders. Price, S., & Wilson, L. (2006). Patofisiologis.
Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Carolina, P. (2014). Studi Fenomenologi: (Edisi ke 6). Jakarta : Penerbit Buku
Pengalaman Paien Terdiagnosis Penyakit Kedokteran EGC.
Jantung Koroner Pertama Kali di ICCU
BLUD RS Dr. Doris Sylvanus Palangka Sanderson, J, D. (2013). Factors Affecting
Decision Making in Hispanics

128
Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Masniah Kualitas Hidup Pada Pasien

Experiencing Myocardial Infarction.


Journal of Transcultural Nursing.

Smeltzer, C., & Bare, R. (2008). Brunner &


Suddarth’s Texbook of Medical- Surgical
Nursing. (11 th). Philadelphia: Lippincott
and Wilkins.

Tang, W., Lau, C., Mok, V., Ungvari, G., &


Wong, K. (2015b). The Impact of Pain on
Health-Related Quality of Life 3 Months
After Stroke. Topics in Stroke
Rehabilitation, 22(3), 194–200.
http://doi.org/10.1179/1074935714Z.0000
000024.

Vitahealth. (2003). Stroke. Jakarta : Gramedi

129

Anda mungkin juga menyukai