DISUSUN OLEH :
PUTERI NADILA
1614401070
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN TANNJUNGKARANG
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB II
PEMBAHASAN
3. Rentang respon:
4. Faktor presdiposisi
Faktor presdiposisi adalah faktor pendukung yang menunjang klien mengalami
gangguan jiwa. Berikut faktor presdiposisi pada gangguan isolasi sosial.
a) Faktor biologis: hal yang dikaji pada faktor biologis meliputi adanya faktor herediter
mengalami gangguan jiwa, adanya resiko bunuh diri, riwayat penyakit atau trauma
kepala dan riwayat penggunaan napza.
b) Faktor psikologi : pada pasien yang mengalami isolasi sosial, dapat ditemukan
pengalaman negatif pasien terhadap gambaran diri, ketidak jelasan atau berlebihnya
peran yang dimiliki, kegagalan mencapai cita-cita krisis udentitas yang akhirnya
menjadi masalah isolasi soial.
c) Faktor sosial budaya : pasien dengan isolasi sosial umumnya berasal dari tingkat
ekonomi rendah riwayat penolakan lingkungan pada usia perkembangan anak, tindakan
pendidikan rendah dan kegagalan dalam hubungan sosial.
5.Faktor presipitasi
Faktor presipitasi adalah faktor pencetus yang membuat pasien akhirnya mengalami
gangguan jiwa setelah mengalami faktor-faktor pendukung.
Faktor presipitasi yang dapat menimbulkan isolasi sosial adalah riwayat penyakit
infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak kekerasan dalam keluarga, kegagalan
dalam hidup, kemiskinan, adanya aturan dikeluarga atau masyarakaat yang sering tidak
sesuai dengan pasien, konflik antar masyarakat.
6. Perilaku
Adapun perilaku yang biasa muncul pada isolasi sosial berupa: kurang spontan, apatis,
ekspresi wajah kurang berseri, afektumpul, tidak merawat dan memperhatikan kebersihan
diri komunikasi verbal menurun atau tidak ada
Klien tidak bercakap dengan klien lain atau perawat, mengisolasi diri ( menyendiri)
klien tampak memisahkan diri dengan orang lain, tidak atau kurang sadar terhadap
lingkungan sekitar.
NO Data Masalah
1. Ds: -Mengungkapkan dirinya malas bertemu orang lain Isolasi sosial
-Mengungkapkan malu bertemu orang lain
Do: - Klien tampak menyendiri
- Ekspresi datar
- Tidak komunikatif
3.. Ds: - Klien mengungkapkan seperti ada yang berbisik kepadanya Halusinasi
- Klien mengatakan ketakutan kepada sesuatu yang tidak
jelas
- Menunjuk-nunjuk kearah tertentu
Do: - Klien tampak berbicara sendiri
- Klien tampak tertawa sendiri
- Pandangan klien kesatu arah
8. Pohon Masalah
Isolasi sosial
C. Diagnosa keperawatan
a. Isolasi sosial
b. Harga diri rendah kronik
c. Gangguan persepsi sensori: halusinasi
Rasional :
Diketahuinya penyebab akan dapat dihubungkan dengan faktor resipitasi yang dialami
klien
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain
Kriteria evalusai:
Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain
Intervensi:
a. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
b. Beri kesempatan kepada pasien tentang mengungkapkan perasaan tentang kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain
c. Diskusikan dengan klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
d. Beri komentar positip terhadap kemampuan pengungkapan perasaan tentang kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain
Rasional:
Mengevaluasi manfaat yang dirasakan klien sehingga timbul motivasi untuk berinteraksi
4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
Kriteria evaluasi:
Klien dapat mendemonstrasikan hubungan sosial secara bertahap antara:
Klien - Perawat
Klien – Perawat – Klien lain
Klien – Perawat - Keluarga
Klien – Perawat – Kelompok
Intervensi:
a. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
b. Dorong klien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap:
Klien - Perawat
Klien – Perawat - Perawat lain
Klien – Perawat – Perawat lain - Klien lain
Klien – Perawat - Keluarga/kelompok/masyarakat
c. Beri komentar terhadap keberhasilan yang telah dilakukan
d. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
e. Diskusikan jadwal kegiatan harian yang dapat dilakukan bersama klien dalam mengisi
waktu
f. Motivasi klien untuk melakukan, mengikutu kegiatan ruangan
g. Beri komentar atas kegiatan klien dalam ruangan
II. LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. Masalah Utama
Defisit perawatan diri
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi,
kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan
adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan
pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat
mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan
kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan
sabun, sampo dan lain – lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk
melakukannya.
4. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
Pola perawatan diri kadang perawatan diri Tidak melakukan
seimbang kadang tidak perawatan saat stress
5. Penatalaksanaan
Pasien dengan gangguan defisit perawatan diri tidak membutuhkan perawatan medis karena
hanya mengalami gangguan jiwa, pasien lebih membutuhkan terapai kejiwaan melalui
komunikasi terapeutik.
C. Pohon Masalah
2. Untuk Keluarga
a. Beri pendidikan kesehatan tentang merawat klien dan memotivasi klien untuk kebersihan diri
melalui pertemuan keluarga
b. Beri reinforcement positif atas partisipasi aktif keluarga