Anda di halaman 1dari 18

MEMBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN GANGGUAN ISTIRAHAT DAN

TIDUR AKIBAT PATOLOGIS PADA SISTEM PERSYARAFAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Stroke


Sub Pokok Bahasan :1. Pengertian Stroke
2. Jenis Stroke
3. Penyebab Stroke
4. Tanda dan Gejala Stroke
5. Akibat Stroke
6. Pencegahan Stroke
Sasaran : Keluarga pasien
Hari/ Tanggal : Selasa, 05 Juni 2018
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah pasien

A. Latar Belakang
Penyakit yang berhubungan dengan saraf sangat banyak terjadi di jaman sekarang ini,
seperti stroke. Stroke sudah di kenal sejak lama, penyakit ini terjadi bisa diakibatkan
karena hipertensi sehingga menyebabkan tubuh menjadi lumpuh baik sebagian
maupun semuanya. Namun sekarang stroke tidak hanya menyerang anggota badan
namun sudah menyerang otak yaitu stroke hemoragik. Stroke hemoragik menyerang
otak sehingga menyebabkan terjadinya perdarahan di otak.

B. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini selama ±30 menit, diharapkan keluarga mampu
memahami tentang penyakit stroke.

C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ±30 menit diharapkan dapat menjelaskan tentang :
1. Pengertian Stroke
2. Jenis Stroke
3. Penyebab Stroke

1
4. Tanda dan gejala Stroke
5. Komplikasi Stroke
6. Pencegahan Stroke

D. Metode
Ceramah dan diskusi

E. Media
Leaflet

F. Proses pelaksaaan

No Kegiatan Respon peserta waktu Metode


&
media
1 a. Pendahuluan
1. Memperkenalkan diri 1. Menjawab salam 5 menit Ceramah
2. Menyampaikan tujuan dan 2. Memperbaiki dan dan
topik dilaksanakannya menjawab pertanyaan Tanya
penyuluhan jawab
3. Menggali pengetahuan
sasaran

2 b. Penyajian
1. Menjelaskan definisi stroke 1. Mendengarkan 20 Ceramah,
dan jenis stroke 2. Mengajukan pertanyaan menit Tanya
2. Menjelaskan tentang seputar materi jawab
penyebab stroke dan
3. Menyebutkan tanda dan video
gejala terjadinya stroke
4. Menyebutkan komplikasi
stroke
5. Menjelaskan pencegahan

2
stroke
3 c. Penutup - Menyampaikan
1. Membuka waktu untuk jawaban 5 ceramah
diskusi  Mendengarkan menit
2. Mengevaluasi hasil  Menjawab salam
penyuluhan
3. Memberikan umpan balik
4. Salam penutup

G. Setting Tempat
Duduk berhadapan

H. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta diharapkan duduk menghadap ke arah penyaji
b. Peserta turut serta dalam kegiatan
2. Evaluasi Proses
a. Peserta tidak meninggalkan tempat selama kegiatan
b. Peserta berperan aktif selama kegiatan berlangsung
c. Peserta dapat menjawab pertanyaan yang diajukan penyaji
3. Evaluasi Hasil
a. Keluarga mampu menyebutkan pengertian stroke
b. Keluarga dapat mengetahui penyebab stroke
c. Keluarga dapat memahami tanda dan gejala stroke
d. Keluarga mampu memahami pencegahan stroke

I. Referensi
Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Kedua. Jakarta:Media
Aesculapius FKUI
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan.Jakarta: Salemba Medika

3
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta:
Prima Medika
Smeltzer, dkk. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
Edisi 8 Vol 2. alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih.
Jakarta: EGC.

Lampiran Materi

MENGENAL STROKE

A. Definisi
Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani
secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak
yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi
pada siapa saja dan kapan saja (Muttaqin, 2008).
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat
akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskuler
Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak
(Corwin, 2009). Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak
yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah
kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun.

B. Jenis Stroke
Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan gejala kliniknya, yaitu: (Muttaqin,
2008)
1. Stroke Hemoragi
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subarachnoid.
Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu.

4
Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga
terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun.
2. Stroke Non Hemoragi
Dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis serebral, biasanya terjadi saat
setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari. Tidak terjadi
perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya
dapat timbul edema sekunder. Kesadaran umumnya baik.

C. Etilogi
Penyebab stroke menurut Arif Muttaqin (2008):
a. Thrombosis Cerebral
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema dan
kongesti di sekitarnya. Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang
tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis
dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral. Tanda
dan gejala neurologis memburuk pada 48 jam setelah trombosis. Beberapa
keadaan di bawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak:
1) Aterosklerosis
Aterosklerosis merupakan suatu proses dimana terdapat suatu penebalan dan
pengerasan arteri besar dan menengah seperti koronaria, basilar, aorta dan
arteri iliaka (Ruhyanudin, 2007). Aterosklerosis adalah mengerasnya
pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding
pembuluh darah.

2) Emboli
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan
darah, lemak dan udara.
b. Faktor risiko
1) Usia
Pada umumnya resiko terjadinya stroke mulai usia 35 tahun
2) Jenis kelamin
Pria memiliki kecenderungan lebih besar terkena stroke dibanding
perempuan
3) Ras/suku bangsa

5
4) Genetik
5) Hipertensi
6) Diabetes melitus
7) Kolesterol tinggi
8) Obesitas
9) Minuman alkohol

D. Manifestasi Klinik
Stroke menyebabkan defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah
mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat dan jumlah aliran
darah kolateral. Stroke akan meninggalkan gejala sisa karena fungsi otak tidak akan
membaik sepenuhnya.
1. Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese atau hemiplegia)
2. Lumpuh pada salah satu sisi wajah anggota badan (biasanya hemiparesis) yang
timbul mendadak.
3. Tonus otot lemah atau kaku
4. Menurun atau hilangnya rasa
5. Gangguan lapang pandang “Homonimus Hemianopsia”
6. Afasia (bicara tidak lancar atau kesulitan memahami ucapan)
7. Disartria (bicara pelo atau cadel)
8. Gangguan persepsi
9. Gangguan status mental
10. Vertigo, mual, muntah, atau nyeri kepala.

E. Komplikasi
Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalmi komplikasi, komplikasi ini
dapat dikelompokan berdasarkan:
1. Berhubungan dengan immobilisasi : infeksi pernafasan, nyeri pada daerah
tertekan, konstipasi dan thromboflebitis.
2. Berhubungan dengan paralisis : nyeri pada daerah punggung, dislokasi sendi,
deformitas dan terjatuh
3. Berhubungan dengan kerusakan otak : epilepsi dan sakit kepala.
4. Hidrocephalus

6
F. Pencegahan Stroke
1. Konsumsi makanan sehat
Konsumsi makanan dengan tinggi serat. Makanan tinggi serat akan membantu
dalam pencegahan penyakit stroke ini dan juga turut andil mengendalikan lemak
dalam darah
2. Kurangi kolesterol jahat
3. Kurangi konsumsi garam
4. Hindari kebiasaan buruk seperti :
a. Merokok dan minum alkhohol
Merokok dapat mrusak pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah,
serta mempercepat penyumbatan di pembuluh darah dan akan membuat darah
menggumpal sehingga meningkatkan resiko stroke
b. Hidup aktif dan olahraga yang teratur
Orang yang berlebihan berat badan memiliki resiko hipertesni, kolesterol
tinggi, diabetes dan stroke. Olahraga dapat mengurangi berat badan sehingga
mengurangi risiko penyakit-penyakit tersebut
c. Melakukan aktivitas fisik secara teratur dengan berolahraga termasuk dalam
salah satu tips dan cara dalam membantu menurunkan tensi darah dan
menciptakan keseimbangan lemak yang sehat dalam darah
d. Perbanyak konsumsi serat dan banyak minum air putih

7
PEMBERIAN COOLER BLANKET DAN WARMER BLANKET
1. Pemberian Cooler Blanket
a. Definisi
Pemberian tindakan keperawatan cooler blanket Sering kali digunakan untuk
meredakan perdarahan dengan cara mengkonstriksi pembuluh darah, meredakan
inflamasi dengan vasokontriksi, dan meredakan nyeri dengan memperlambat
kecepatan konduksi saraf, menyebabkan mati rasa, dan bekerja sebagai
counterirritant.
b. Tujuan
1) Membantu menurunkan suhu tubuh
2) Mengurangi rasa sakit atau nyeri
3) Membantu mengurangi perdarahan
4) Membatasi peradangan
c. Indikasi
1) Pasien yang suhunya tinggi
2) Pasien perdarahan hebat
3) Pasien yang kesakitan
d. Kontraindikasi
1) Luka bakar dengan meningkatkan kerusakan jaringan karena mengurangi aliran
keluka terbuka
2) Gangguan sirkulasi dingin dapat menggangggu nutrisi jaringan lebih lanjut dan
menyebabkan kerusakan jaringan
3) Alergi atau hipersensivitas terhadap dingin, beberapa klien memiliki alergi
terhadap dingin yang dimanifestasikan dengan repon inflamasi (misalnya :
eritema, bengkak, nyeri sendi, dan kadang – kadang spasme otot), yang dapat
membahayakan jika orang tersebut hipersensitif.
e. Persiapan alat
1) Alat
a) Bengkok
b) Kantong es
c) Sarung pelindung
2) Bahan
a) Potongan es secukupnya dalam wadah
b) Kassa gulung
8
c) Plester
d) Larutan klorin 0,5 %
3) Perlengkapan
a) Baki dan alas
b) Perlak kecil atau handuk kecil dan alas
c) Tempat cuci tangan
d) Sarung tangan
e) Alat tulis dan buku catatan
f) Tempat sampah basah tempat sampah kering baskom
f. Persiapan pasien
1) Menjelasakan prosedur yang akan dilakukan
2) Menjaga privasi klien.
g. Prosedur kerja cooler blanket

No. Tindakan

A Tahap Prainteraksi
Kajia.: P
a) Kemampuan
r klien untuk mengenali kapan
rasa odapat menyebabkan cedera.
b) Kajisapakah klien menyadari rasa dingin untuk
jaringan
e tubuh.
c) Tingkat
d kesadaran dan kondisi fisik umum
klien.
u Klien yang sangat muda, sangat tua,
tidakr sadar, atau yang lemah dapat menoleransi
dingin dengan baik.
d) Areak yang di berikan selimut dingin dengan
adanya
e udema, memar, kemerahan , lesi
terbuka,
r adanya rabas, dan perdarahan. Status
sirkulasi
j (warna,suhu,dan sensasi). Jaringan
yanga terasa dingin, berwarna pucat atau
kebiruan, dan kurangnya sensasi atau mati rasa
mengidentifikasikan
c kerusakan sirkulasi.
e) Tingkat
o ke tidak nyamanan dan rentang
pergerakan
o sendi jika spasme otot atau nyeri

9
sedang
l di berikan selimut dingin.
f) Denyut
e nadi, pernapasan, dan tekanan darah.
Faktor
r ini penting di kaji sebelum kompres di
berikan pada area tubuh yang luas.
b
l
a
n
k
e
t

B Tahap Orientasi

a) Mengucapakan salam, memperkenalkan diri


dan menjelaskan prosedur yang akan di
lakukan.
b) Berikan kesempatan pasien untuk bertanya.
c) Ajak pasien berdoa bersama sebelum
melakukan tindakan dengan membaca do’a
sesuai keyakinan dan agama klien masing-
masing.

C Tahap kerja
a) Meyiapkan alat dan bahan
1) Sebelum di masukkan kedalam kantong es,
potongan es di celupkan dulu ke dalam air
untuk menghilangkan ujung – ujungnya
yang runcing.
2) Kemudian isi alat dengan keping es
sebanyak stengah hingga dua pertiga
kantong.
3) Keluarkan udara yang berlebihan dengan
menekuk atau memelintir alat.
4) Pasang tutup kantongatau kolar es dengan

10
kuat, atau buat sebuah simpul pada sarung
tangan di bagian ujung yang terbuka. Hal ini
dilakukan untuk mencegah kebocoran
cairan jika es meleleh.
5) Pertahankan alat tersebut pada tempatnya
dengan menggunakan kasa gulung,
pengikat, atau handuk, fiksasi dengan
plester sesuai kebutuhan.
b) Mencuci tangan dibawah air mengalir
c) Memasang perlak dan alasnya
d) Mendekatkan alat dan bahan
e) Memakai sarung tangan
f) Memasang kompres pada bagian tubuh yang
memerlukan dan hanya pada jangka waktu
yang telah ditentukan guna menghindari efek
uang membahayakan daro kompres dingin
yang berkepanjangan
g) Mengucapkan hamdalah dengan pasien dan
berpamitan.
h) Membereskan alat – alat.
i) Merendam sarung tangan dalam larutan klorin
j) Mencuci tangan

D Tahap Terminasi
a) Evaluasi :
1) Mengevaluasi respon klien terhadap
tindakan yang telah dilakukan
2) Mengevaluasi kenyamanan pasien setelah
dilakuka tindakan selimut dingin / cooler
blanket
b) Dokumentasi :
1) Mencatat respon klien terhadap pemindahan
yang telah dilakukan
2) Mencatat kenyamanan posisi pasiensetelah

11
dilakukan pemberian selimut pendingin /
cooler blanket.

2. Pemberian Warmer Blanket


a. pengertian warmer blanket
warmer blanket / selimut penghangat di gunkaan untuk menghangatkan tubuh paien
ketika mengalami hipotermi.
b. Tujuan
1) Membantu mngembalikan suhu tubuh normal
2) Menghangatkan pasien
c. Indikasi
1) Pada pasien yang mengalami penurunan suhu tubuh tubuh inti 28º c.
2) Kerentangan jantung untuk mengalami fibrilasi pada suhu
d. persiapan alat
1) selimut 2 lembar
2) termometer
3) tempat tidur
4) tempat cuci tangan
5) sarung tangan
f. Persiapan Pasien
1) Menjelasakan prosedur yang akan dilakukan
2) Menjaga privasi klien

g. Prosedur Kerja warmer blanket

No. Tindakan

A Tahap Prainteraksi

Kaji :
a. Kemampuan klien untuk mengenali kapan rasa
dapat menyebabkan cedera. Kaji apakah klien
menyadari rasa panas untuk jaringan tubuh.
b. Tingkat kesadaran dan kondisi fisik umum

12
klien. Klien yang sangat muda, sangat tua,
tidak sadar, atau yang lemah dapat menoleransi
dingin dengan baik.
c. Tingkat ke tidak nyamanan dan rentang
pergerakan sendi jika spasme otot atau nyeri
d. Denyut nadi, pernapasan, dan tekanan darah.
Faktor ini penting di kaji sebelum tindakan di
berikan pada area tubuh yang luas.
B Tahap Orientasi
a) Mengucapakan salam,
memperkenalkan diri dan menjelaskan
prosedur yang akan di lakukan.
b) Berikan kesempatan pasien untuk bertanya.
c) Ajak pasien berdoa bersama sebelum
melakukan tindakan dengan membaca do’a
sesuai keyakinan dan agama klien masing-
masing.
C Tahap kerja
a) Cuci tangan
b) Menganjurkan pasien untuk berbaring
c) Memeriksa tanda- tanda vital
d) Kemudian Balik pasien kearah perawat
e) Kemudian letakkan selimut ditempat tidur lalu
balik kembali pasien dan ratakan selimut di
tempat tidur.
f) Kemudian letakkan selimut diatas pasien.
g) Pantau asupan cairan untuk melihat perubahan
pada kulit dan bibir
h) Merubah posisi pasien setiap 30 menit
i) Pantau tanda-tanda vital dan aktivitas
neurologis setiap 5 menit sampai suhu tubuh
yang di stabil / normal.

13
D Tahap Terminasi
a) Evaluasi :
1) Mengevaluasi respon klien terhadap
tindakan yang telah dilakukan
2) Mengevaluasi kenyamanan pasien setelah
dilakukan tindakan selimut hangat /
warmer blanket
b) Dokumentasi :
3) Mencatat respon klien terhadap
pemindahan yang telah dilakukan
4) Mencatat kenyamanan posisi pasien
setelah dilakukan pemberian selimut
hangat/ warmer blanket.

14
SOP PEMBERIAN OBAT ORAL

A. Tahap Persiapan
1. Persiapan AlaT:
 Meja baki berisi :
a. Obat-obat yang diperlukan dalam tempatnya
b. Gelas obat
c. Sendok
d. Gelas ukuran (jika diperlukan)
e. Air minum pada tempatnya
f. Lap makan atau tissue
g. Martil dan lumpang penggerus (bila diperlukan)
h. Spuit steril
i. Kartu atau buku berisi rencana pengobatan
j. Kalau perlu kartu obat berisi:
1. Nama pasien
2. Nomor tempat tidur
3. Dosis obat
4. Jadwal pemberian obat
2. Persiapan Klien
a. Memperkenalkan diri.
b. Menjelaskan tujuan pemberian obat, langkah-langkah yang akan dilakukan
dan waktu pemberian obat.
c. Meminta pengunjung atau keluarga menunggu di luar.
3. Persiapan Lingkungan.
a. Bekerja sebaiknya dari sebelah kanan pasien.
b. Meletakkan alat sedemikian rupa sehingga mudah bekerja
B. Tahap Pelaksanaan
1. Cuci tangan dan pakai handscoone (sarung tangan)
2. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual, muntah,
adanya program tahan makan atau minum, akan dilakukan pengisapan lambung
dll)
3. Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan
cara pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada kerugian pada perintah
pengobatan laporkan pada perawat/bidan yang berwenang atau dokter yang
meminta.
4. Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan ambil obat
yang diperlukan)
5. Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai
dengan dosis yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan tehnik
aseptik untuk menjaga kebersihan obat).
Tablet atau kapsul

15
a. Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposibel tanpa menyentuh
obat.
b. Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat sesuai
dengan dosis yang diperlukan.
c. Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk dengan
menggunakan martil dan lumpang penggerus, kemudian campurkan dengan
menggunakan air. Cek dengan bagian farmasi sebelum menggerus obat,
karena beberapa obat tidak boleh digerus sebab dapat mempengaruhi daya
kerjanya.
C. Tahap Akhir
1. Evaluasi perasaan klien : kembali dalam waktu 30 menit untuk mengevaluasi
respon terhadap pengobatan.
2. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya.
3. Dokumentasi : Catat waktu aktual setiap obat diberikan pada catatan obat
4. Cuci tangan.

16
SOP / PROTAP PENGUKURAN SUHU

Pengukuran suhu
Pengertian :
Merupakan tatacara pemeriksaan suhu tubuh. Suhu tubuh merupakan indikator untuk menilai
keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas. Rentang suhu tubuh dapat diukur
dengan menggunakan termometer air raksa melalui oral, rektal, maupun axila dan
menggunakan termometer digital.
Tujuan :
Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh.
Kebijakan :

Alat dan bahan:

1. Termometer
2. Tiga buah botol:

a. Botol pertama berisi larutan sabun


b. Botol kedua berisi larutan desinfektan
c. Botol ketiga berisi larutan air bersih

3. Bengkok
4. Kertas/tissue
5. Vaselin/jelly
6. Buku catatan suhu
7. Sarung tangan

Prosedur:

1. Jelaskan prosedur pada klien.


2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan
4. Atur posisi pasien.
5. Tentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan tisu.
6. Letkkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi diatas dada.

17
7. Setelah 3-10 menit angkat termaometer dan baca hasilnya.
8. Catat hasil.
9. Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
10. Cuci dengan air sabun, desinfektan dan bilas dengan air bersih, dan keringkan.
11. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

18

Anda mungkin juga menyukai