Anda di halaman 1dari 95

BAHAN BELAJAR

MATA KULIAH
ASESMEN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)

Disusun Oleh:
Dr. Tjutju Sundari, M.Pd.
Drs. Maman Abdurahman S. M.Pd.

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013

Modul Asesmen ABK 08 1


BAHAN BELAJAR MANDIRI 1

ASESMEN SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN PROGRAM PEMBELAJARAN


INDIVIDUAL BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Pendahuluan
Salah satu karakteristik dalam penyelenggaraan pendidikan bagi anak berkebutuhan
khusus (ABK) yaitu berorientasi kepada kebutuhan anak. Layanan pendidikan lebih ditekankan
kepada layanan individual. Layanan pendidikan seperti ini, sebetulnya merupakan bentuk
penghargaan dari heterogenitas yang dialami anak berkebutuhan khusus.
Dalam upaya memahami kebutuhan ABK, seorang guru selalu membutuhkan data yang
akurat berkenaan dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi setiap anak didiknya. Untuk
dapat menggali data dan informasi tentang kebutuhan dan masalah yang dihadapi ABK, guru
dapat melakukannya melalui kegiatan yang disebut dengan asesmen.
Asesmen dapat dipandang sebagai upaya yang sistematis untuk mengetahui kemampuan,
kesulitan, dan kebutuhan ABK pada bidang tertentu. Data hasil asesmen dapat dijadikan bahan
dalam penyusunan program pembelajaran secara individual. Sehubungan dengan itu, asesmen
harus menjadi kompetensi bagi seluruh guru khususnya dalam menangani ABK.
Berkenaan dengan asesmen merupakan kompetensi bagi guru pada di sekolah terutama
yang menangani ABK, maka pada bahan belajar mandiri 1 ini akan dibahas tentang 1) konsep
dasar dan ruang lingkup asesmen, 2) prosedur pengembangan instrumen asesmen, 3) prosedur
pelaksanaan asesmen.

Ruang Lingkup Materi


Ruang lingkup materi bahan belajar mandiri ini meliputi:
1. Konsep Dasar Asesmen dan Ruang Lingkup Asesmen bagi Anak Berkebutuhan Khusus
2. Prosedur Pengembangan Instrumen Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus
3. Prosedur Pelaksanaan Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus

Petunjuk Belajar
Agar Anda dapat memahami isi bahan belajar mandiri ini dengan baik, perhatikan1ah petunjuk
mempelajari bahan belajar mandiri ini sebagai berikut:
1. Bacalah keseluruhan materi dalam bahan belajar mandiri ini secara cepat dan tepat, berusaha
mengerti secara keseluruhan materi bahan belajar mandiri ini
2. Sesudah itu mulailah membaca setiap kegiatan belajar secara lebih teliti dengan berusaha
memahami, mencari dan menemukan setiap konsep yang diuraikan
3. Bila ada bagian yang tidak atau kurang Anda mengerti maka berilah tanda dan catat dalam
buku catatan Anda untuk dapat Anda tanyakan pada waktu ada tatap muka

Modul Asesmen ABK 08 2


4. Setelah Anda pelajari dengan hati-hati setiap bagian dari bahan belajar mandiri ini, cobalah
lakukan evaluasi sendiri hasil belajar Anda dengan cara membuat pertanyaan sendiri dan
berusaha menjawab sendiri
5. Buatlah kesimpulan dalam kata-kata Anda sendiri dari keseluruhan bahan yang Anda baca
dalam bahan belajar mandiri ini
6. Akhirnya kerjakanlah latihan dan tes formatif yang tersedia

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
Konsep Dasar dan Ruang Lingkup Asesmen bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Melalui kegiatan pembelajaran 1 ini mahasiswa diperkenalkan dengan konsep dasar dan
ruang lingkup asesmen bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Pembahasan difokuskan pada
pentingnya asesmen dalam pendidikan bagi ABK, fungsi dan tujuan pelaksanaan asesmen.

A. TUJUAN
Dengan mempelajari kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan mahasiswa memiliki
pengetahuan tentang konsep dasar dan ruang lingkup asesmen anak berkebutuhan khusus.
Secara khusus pembahasan ini bertujuan agar mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan pengertian asesmen ABK
2. Menjelaskan tujuan pelaksanaan asesmen dalam pendidikan ABK.
3. Menjelaskan ruang lingkup asesmen ABK.

B. POKOK BAHASAN
1 Pengertian asesmen ABK
2 Tujuan pelaksanaan asesmen dalam pendidikan ABK
3 Ruang lingkup asesmen ABK

C. INTISARI BACAAN
1. Pengertian Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus
Asesmen berasal dari bahasa Inggris to assess (kk: menaksir); Assessment (kb:
taksiran). Istilah menaksir mengandung makna deskriptif atau menggambarkan sesuatu,
sehingga sifat atau cara kerja asesmen sangat komprehensif. Artinya utuh dan menyeluruh.
Banyak para ahli pendidikan yang mengemukakan tentang definisi asesmen
diantaranya:
Wallace & Longlin (1979) mengemukakan bahwa asesmen merupakan suatu
proses sistematis dengan menggunakan instrumen yang sesuai untuk mengetahui perilaku
belajar, penempatan, dan pembelajaran. Rosenberg (1982) mengemukakan bahwa
asesmen merupakan suatu proses pengumpulan informasi yang akan digunakan untuk
membuat pertimbangan dan keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran anak.
Sedangkan menurut Robert M. Smith (2002)

Modul Asesmen ABK 08 3


Asesmen adalah suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk
mengetahui kelemahan dan kekuatan anak, yang mana hasil keputusannya dapat digunakan
untuk menentukan layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun
suatu rancangan pembelajaran.

Ahli pendidikan lainnya McLoughlin & Lewis (1986) mengemukakan bahwa


Asesmen adalah proses yang sistematis dalam mengumpulkan data seorang anak
yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu,
sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan
informasi tersebut, guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat
realistis sesuai dengan kenyataan yang obyektif.

Menurut Fallen & Umansky (1988) asesmen adalah proses pengumpulan data untuk
tujuan pembuatan keputusan dan menerapkan seluruh proses pembuatan keputusan tersebut,
mulai diagnosa paling awal terhadap problem perkembangan sampai penentuan akhir
terhadap program anak. Sedangkan menurut Fried Mangungsong 1(995) asesmen adalah
suatu proses yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi, data-data yang berkaitan dalam
membantu seseorang mengambil keputusan yang berkaitan dengan masalah pendidikan.
Adapun menurut Lidz (2003) asesmen merupakan proses pengumpulan informasi untuk
mendapatkan profil psikologis anak, yang meliputi gejala dan intensitasnya, kendala-kendala
yang dialami, kelebihan dan kelemahannya, serta peran pendukung yang dibutuhkan anak.
Lerner, (1988:54) mendefinisikan bahwa asesmen merupakan suatu proses pengumpulan
informasi tentang seorang siswa yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan
keputusan yang berhubungan dengan pembelajaran siswa tersebut. Selanjutnya dikemukakan
bahwa:
Asesmen merupakan kegiatan/proses mengidentifikasi atau mengumpulkan
fakta/data/evidence kemudian membandingkan fakta tersebut dengan suatu parameter
atau ukuran tertentu dengan tujuan tertentu. Untuk mendapatkan fakta/data/evidence
tersebut dibutuhkan suatu alat ukur/metode, dan kegiatan tersebut dilakukan oleh satu
atau sekumpulan pengukur. http://www.ab-cons.com/articles.htm1 2004

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa asesmen adalah:


a. Proses sistematis yang bersifat komprehensip,
b. Berupa informasi (data/fakta/evidence) untuk mengetahui gejala dan intensitasnya,
kendala-kendala yang dialami, serta kelemahan dan kekuatan anak,
c. Adanya pembanding informasi tersebut dengan suatu parameter/ukuran dengan
menggunakan instrumen,
d. Adanya pelaku “asesor” (melibatkan tim) yang mengumpulkan informasi,
e. Digunakan untuk menyusun suatu program pembelajaran yang dibutuhkan anak yang
bersifat realistis, sesuai dengan kenyataan secara objektif.

Modul Asesmen ABK 08 4


Dalam konteks pendidikan asesmen berfungsi untuk melihat kemampuan dan
kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang
sesungguhnya dibutuhkan dalam pembelajarannya. Dengan perkataan lain, asesmen
digunakan untuk menemukan dan menetapkan di mana letak masalah yang dihadapi serta apa
yang menjadi kebutuhan belajar seorang anak. Berdasarkan informasi itulah seorang guru
akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realistis dan obyektif atau sesuai
dengan kenyataan tentang anak tersebut.
Moh. Amin (1995) mengemukakan tentang perlunya asesmen dalam pendidikan bagi
ABK didasari oleh beberapa pertimbangan sebagai berikut.
Pertama, pada dasarnya tindakan asesmen merupakan tindak lanjut dari kegiatan
deteksi. Pada kegiatan deteksi semata-mata hanya berusaha menemukan atau menelusuri
keadaan perkembangan anak yang sehingga akhirnya dapat diduga bahwa anak tersebut
diklasifikasikan sebagai anak berkebutuhan khusus. Dengan demikian dalam kegiatan deteksi
tidak dibicarakan mengenai tindak lanjut atau bagaimana pelaksanaan pembelajarannya.
Kedua, perbedaan individual. Anak berkebutuhan khusus memiliki perbedaan-
perbedaan individual, baik perbedaan yang bersifat inter individual maupun perbedaan yang
bersifat intra individual. Perbedaan inter individual, yaitu perbedaan kemampuan ABK
dengan teman-temannya yang ABK. Misalnya: diberikan pelajaran berhitung dengan materi
yang sama kepada dua orang anak tunagrahita yang berada pada tingkat ketunagrahitaan
yang sama. Ternyata dalam penyelesaian tugasnya, kedua anak tersebut berbeda
kecepatannya, yang mengakibatkan adanya perbedaan materi berhitung bagi masing-masing
anak tersebut. Adapun perbedaan intra individual, yaitu perbedaan kemampuan pada diri
ABK itu sendiri. Dia memiliki kemampuan dalam satu bidang tertentu, akan tetapi ia
mengalami kesulitan yang tergolong berat dalam bidang yang lainnya. Untuk mengetahui
kemampuan dan kesulitan tersebut diperlukan tindakan atau kegiatan asesmen.
Di lapangan, asesmen (penilaian) dan evaluasi sering menjadi samar dan digunakan
secara tidak tepat. Evaluasi dan asesmen merupakan dua hal yang memiliki kemiripan,
namun keduanya sangat berbeda.

Perbandingan Asesmen dan Evaluasi


Komponen Asesmen Evaluasi
Pelaksanaan  Sebelum, saat, akhir  Saat dan akhir pembelajaran
pembelajaran, dan terus bergulir
tanpa henti (dynamics assessment)

 Didasarkan kepada masalah dan  Didasarkan pada materi


Konten kemampuan yang dimilki anak yang telah diberikan
(instrumen)
 Untuk melihat kondisi anak saat  Untuk mengukur seberapa
itu baik kemampuan, kesulitan, jauh materi dapat
Tujuan maupun kebutuhan belajarnya. diserap/dikuasai anak

Modul Asesmen ABK 08 5


2. Tujuan Pelaksanaan Asesmen dalam pendidikan ABK
Pada dasarnya tujuan utama dilakukannya asesmen adalah untuk memperoleh
informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan program
pembelajaran bagi anak yang bersangkutan. Moh.Amin (1995) mengemukakan bahwa tujuan
dilakukannya asesmen berkaitan erat dengan waktu mengadakannya. Kegiatan asesmen yang
dilakukan setelah ditemukan bahwa seseorang itu ABK atau setelah kegiatan deteksi, maka
asesmen diperlukan untuk:
a. Menyaring kemampuan ABK; hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan anak
dalam setiap aspek. Misalnya: bagaimana kemampuan bahasanya, kemampuan
kognitifnya, kemampuan geraknya, atau kemampuan penyesuaian dirinya..
b. Untuk keperluan pengklasifikasian, penempatan, dan penemuan program pendidikan
ABK
c. Untuk menentukan arah atau tujuan pendidikan serta kebutuhan ABK. Tujuan pendidikan
ABK pada dasarnya sama dengan tujuan pendidikan pada umumnya. Mengingat
kemampuan dan kebutuhan mereka berbeda-beda dan perbedaan tersebut sedemikian
rupa, sehingga perlu dirumuskan tujuan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan
kebutuhan tersebut.
d. Untuk mengembangkan program pendidikan yang diindividualisasikan yang dikenal
dengan IEP (Individualized Educational Program). Dengan data yang diperoleh sebagai
hasil asesmen dapatlah diketahui kemampuan dan ketidakmampuan ABK. Kemampuan
dan ketidakmampuan menjadi dasar untuk mengembangkan kemampuan berikutnya.
Dengan demikian program yang dikembangkan akan sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan setiap anak..
e. Untuk menentukan strategi, lingkungan belajar, dan evaluasi pengajaran.
McLoughlin & Lewis (1986) mengemukakan bahwa sekurang-kurangnya ada lima
keperluan mengapa kita melakukan asesmen, yaitu untuk: screening (penyaringan), referal
(pengalihtanganan), perencanaan pembelajaran, memonitor kemajuan siswa, dan evaluasi
program. Sedangkan menurut Robb, Benardoni, dan Johnson (1972) dalam Robert M. Smith,
ada beberapa tujuan mengapa seseorang melakukan asesmen, yaitu:
a. Untuk menyaring dan mengidentifikasi anak
b. Untuk membuat keputusan tentang penempatan anak
c. Untuk merancang program individualisasi pendidikan
d. Untuk memonitor kemajuan anak secara individual
e. Untuk mengevaluasi keefektifan program
Selanjutnya Sunardi & Sunaryo (2006) mengemukakan bahwa secara umum asesmen
bermaksud untuk:
a Memperoleh data yang relevan, objektif, akurat, dan komprehensif tentang kondisi anak
saat ini.

Modul Asesmen ABK 08 6


b Mengetahui profil anak secara utuh, terutama permasalahan dan hambatan belajar yang
dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhan-kebutuhan khususnya, serta daya dukung
lingkungan yang dibutuhkan anak
c Menentukan layanan yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan
khususnya dan memonitor kemajuannya
Adapun menurut Bomstein dan Kazdin (1985), asesmen bertujuan untuk:
a. Mengidentifikasi masalah dan menyeleksi target intervensi
b. Memilih dan mendesain program treatmen
c. Mengukur dampak treatmen yang diberikan secara terus menerus
d. Mengevaluasi hasil-hasil umum dan ketepatan dari terapi

3. Ruang Lingkup Asesmen Pendidikan ABK


Pada dasarnya asesmen pendidikan terutama difokuskan pada berbagai bidang
pelajaran di sekolah, baik faktor yang mempengaruhi prestasi di sekolah seperti bidang
akademik, bahasa, dan keterampilan sosial maupun faktor lingkungan. Faktor lingkungan
dapat dipertimbangkan bersama dengan analisis strategi belajar dan perilaku belajar siswa
yang dapat diamati dan dapat diukur. Sebagaimana dikemukakan oleh McLoughlin & Lewis
(1986:3) bahwa:
Educational assessment focuses mainly on the many areas of learning in school, as
well as any other factor affecting school achievement. Academic, language, and social
skills are examined. Environmental factors may also be considered, along with analyzing
the student’s observable and measurable learning behavior and learning strategies.

Dalam penyelenggaraan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus, secara garis


besar asesmen dapat dikelompokkan menjadi dua (Yusuf, M.2005), yaitu: asesmen
akademik, dan asesmen perkembangan. Asesmen akademik menekankan pada upaya
mengukur pencapaian prestasi belajar siswa. Pada asesmen akademik aspek yang diases
adalah bidang-bidang kemampuan dan keterampilan akademik seperti keterampilan
membaca, menulis, dan berhitung atau matematika. Sedangkan asesmen perkembangan
mengutamakan pada aspek-aspek yang berkaitan dengan keterampilan prasyarat yang
diperlukan untuk keberhasilan bidang akademik. Adapun aspek-aspek yang diases dapat
berupa perkembangan kognitif, yang meliputi: aspek bahasa dan komunikasi, persepsi,
konsentrasi, dan memori; perkembangan motorik, perkembangan social, dan perkembangan
emosi.. Sedangkan Harwell, (1982) mengemukakan bahwa aspek-aspek perkembangan yang
perlu diases khususnya bagi anak berkesulitan belajar, mencakup: a) Gangguan motorik, b).
Gangguan persepsi, c). Gangguan perhatian/atensi, d). Gangguan memori, e). Hambatan
dalam orientasi ruang/arah, f). Hambatan dalam perkembangan bahasa, g). Hambatan dalam
pembentukan konsep, dan h). Mengalami masalah dalam perilaku.

Modul Asesmen ABK 08 7


D. LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda
mengerjakan latihan berikut ini.
1. Rumuskan pengertian asesmen menurut Anda !
2. Jelaskan ruang lingkup asesmen !

E. RANGKUMAN
1. Asesmen adalah proses pengumpulan informasi tentang anak yang akan dijadikan bahan
pertimbangan dalam penyusunan program yang sesuai dengan kebutuhani anak tersebut.
2. Dengan adanya perbedaan yang mencolok antara ABK menuntut guru anak berkebutuhan
khusus untuk berkarya nyata dan lebih kreatif dalam mengembangkan kurikulum.
3. Di lapangan, asesmen dan evaluasi (penilaian) sering menjadi samar dan digunakan
secara tidak tepat. Evaluasi dan asesmen merupakan dua hal yang memiliki kemiripan,
namun keduanya sangat berbeda.
4. Ruang lingkup asesmen pendidikan meliputi aspek perkembangan dan aspek akademik.

F. TES FORMATIF
Petunjuk: Pilihlah salah satu option yang dianggap paling benar!
1. Suatu kegiatan untuk menggali informasi tentang kemampuan anak dalam menguasai
suatu materi pelajaran yang telah dipelajarinya, dimaknai sebagai kegiatan …
a. Asesmen
b. Evaluasi
c. Diagnostik
d. Preskriptif

2. Secara konten (instrumen) kegiatan asesmen pada dasarnya adalah …


a. Cenderung menghasilkan informasi yang mengarah pada pelabelan
b. Dilaksanakan pada saat dan akhir pembelajaran
c. Didasarkan pada materi yang telah diberikan
d. Didasarkan kepada masalah dan kemampuan yang dimilki anak

3. Kegiatan asesmen berbeda dengan kegiatan diagnostik. Kegiatan diagnostik adalah …


a Cenderung menghasilkan informasi yang mengarah pada pelabelan
b Dilaksanakan pada saat dan akhir pembelajaran
c Didasarkan pada materi yang telah diberikan
d Untuk mengukur seberapa jauh materi dapat diserap/dikuasai anak

Modul Asesmen ABK 08 8


4. Kegiatan asesmen bertujuan untuk:
a Untuk menghasilkan informasi yang mengarah pada pelabelan
b Untuk melihat kemampuan, kesulitan, maupun kebutuhan belajarnya.
c Didasarkan pada materi yang telah diberikan
d Untuk mengukur seberapa jauh materi dapat diserap/dikuasai anak

5. Berikut ini adalah karakteristik kegiatan asesmen perkembangan, kecuali …


a Menekankan pada upaya mengukur pencapaian prestasi belajar siswa
b Mengases keterampilan pre-requisite bidang akademik
c Mengases keterampilan prasyarat bidang akademik
d Mengases perilaku adaptif siswa

6. Berikut ini adalah karakteristik kegiatan asesmen akademik, kecuali …


a Menekankan pada upaya mengukur pencapaian prestasi belajar siswa
b Mengases bidang-bidang kemampuan akademik
c Mengases bidang keterampilan akademik, seperti calistung
d Mengases perkembangan persepsi siswa

7. Evaluasi dan asesmen merupakan dua hal yang memiliki kemiripan, namun keduanya
sangat berbeda. Perbedaan tersebut terletak terutama pada …
a Evaluasi cenderung menghasilkan informasi yang mengarah pada pelabelan
b Asesmen dilaksanakan pada saat dan akhir pembelajaran
c Asesmen didasarkan pada materi yang telah diberikan
d Evaluasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh materi dapat dikuasai anak

8. Pelaksanaan asesmen dilakukan sebelum, saat, akhir pembelajaran, dan terus bergulir
tanpa henti, dimaknai sebagai …
a Dynamics assessment
b Academic assessment
c Developmental assessment
d Educational assessment

9. Anak berkebutuhan khusus memiliki perbedaan-perbedaan individual. Perbedaan


kemampuan ABK dengan teman-temannya yang ABK, dimaknai sebagai istilah …
a Perbedaan intra individual
b Perbedaan ekstra individual
c Perbedaan inter individual
d Perbedaan kontra individual

Modul Asesmen ABK 08 9


10. Adapun perbedaan kemampuan pada diri ABK itu sendiri, dimaknai sebagai ….
a Perbedaan intra individual
b Perbedaan ekstra individual
c Perbedaan inter individual
d Perbedaan kontra individual

Kunci Jawaban:
1. a 6. d
2. d 7. d
3. a 8. a
4. b 9. c
5. a 10.a

G. BALIKAN DAN TINDAK LANJUT


Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdapat di
bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus tingkat penguasaan, yaitu jumlah jawaban Anda yang benar dibagi 10
kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan demikian Anda akan memperoleh presentase
tingkat penguasaan Anda. terhadap materi Kegiatan Belajar Adapun arti tingkat penguasaan
yang Anda capai adalah sebagai berikut:

90% - 100% = baik sekali


80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
< 70% = kurang

Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat mengikuti ujian
akhir semester (UAS)., tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus
mengulang kegiatan belajar ini terutama bagian yang belum anda kuasai

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
Prosedur Pengembangan Instrumen Asesmen bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Melalui kegiatan pembelajaran 2 ini mahasiswa diperkenalkan dengan prosedur


pengembangan instrumen asesmen bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Pembahasan
difokuskan pada bagaimana langkah-langkah penyusunan instrumen asesmen bagi ABK.

A. TUJUAN
Dengan mempelajari kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan mahasiswa dapat
menyusun dan mengembangkan instrumen asesmen bagi anak berkebutuhan khusus. Secara
khusus pembahasan ini bertujuan agar mahasiswa mampu:

Modul Asesmen ABK 08 10


1. Menjelaskan langkah-angkah penyusunan instrumen asesmen ABK.
2. Mengembangkan butir instrumen asesmen ABK.

B. POKOK BAHASAN
1. Langkah-langkah penyusunan instrumen asesmen.
2. Pengembangan instrumen asesmen

C. INTISARI BACAAN
1. Langkah-langkah penyusunan instrumen asesmen.
Untuk mendapatkan data yang akurat dari siswa yang akan diases diperlukan
instrumen yang memadai. Rochyadi & Alimin (2005) mengemukakan bahwa ada beberapa
langkah yang harus ditempuh guru dalam penyusunan instrumen asesmen. Langkah
penyusunan instrumen yang dimaksud adalah: 1) menetapkan aspek dan ruang lingkup yang
akan diases, 2) menetapkan ruang lingkup, yaitu memilih komponen mana dari bidang yang
akan diakses, 3) Menyusun kisi-kisi instrumen asesmen, dan 4) Mengembangkan butir soal
berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Berikut penjelasan masing-masing langkah..
1) Memahami aspek dan ruang lingkup yang akan diases.
Merujuk kepada ruang lingkup asesmen dalam pendidikan bagi ABK, guru
seyogyanya memiliki pemahaman yang komprehensif tentang bidang yang akan
diaseskan. Asesmen hanya akan bermakna, jika guru/asesor mengetahui organisasi
materi, jenis keterampilan yang akan dikembangkan, serta tahap-tahap perkembangan
anak.
Untuk lebih memperjelas pembahasan mengenai ruang lingkup akan diambil
contoh salah satu ruang lingkup asesmen perkembangan, yaitu: „keterampilan kognitif
dasar‟. Untuk memahami aspek-aspek apa saja yang termasuk dalam keterampilan
kognitif dasar, maka guru harus mengetahui konsep atau pengertian keterampilan kognitif
dasar itu sendiri. Keterampilan kognitif dasar merupakan suatu keterampilan prasyarat
untuk mempelajari bidang akademik, khususnya dalam aritmetika. Merujuk pada teori
perkembangan kognitif dari Piaget (1965) yang mengemukakan bahwa seorang siswa
dikatakan siap untuk belajar matematika khususnya aritmetika, apabila ia telah
menguasai empat keterampilan kognitif dasar, yang meliputi: klasifikasi, ordering
dan/atau seriasi, korespondensi, dan konservasi.
Berdasarkan teori tersebut, guru/asesor dapat mempelajari masing-masing dari
keempat komponen keterampilan kognitif dasar tersebut. Selanjutnya dari tiap-tiap
komponen dikembangkan menjadi sub-sub komponen. Dari setiap subkomponen tersebut
dapat dijabarkan lagi ke dalam sub-sub komponen yang lebih kecil yang memuat
indikator-indikator yang akan dijadikan landasan dalam pembuatan butir-butir soal
dalam instrumen asesmen tersebut. Untuk memberikan gambaran yang komprehensif
tentang ruang lingkup bidang yang akan diases, penyajian materi dalam bentuk matriks,

Modul Asesmen ABK 08 11


bagan, tabel, atau daftar dapat membantu pemahaman guru/asesor dalam rangka
menyusun instrumen asesmen yang dimaksud.
2) Menetapkan ruang lingkup, yaitu memilih komponen mana dari bidang yang akan
diases
Setelah guru/asesor memahami ruang lingkup bidang yang akan diases, langkah
selanjutnya adalah memilih komponen/subkomponen mana dari keseluruhan komponen
bidang tersebut untuk ditetapkan sebagai komponen/subkomponen yang akan diaseskan.
Apakah guru memilih salah satu komponen dari bidang keterampilan kognitif dasar
tersebut, misalnya komponen klasifikasi, atau memilih dua komponen, yaitu klasifikasi
dan ordering, misalnya. Setelah guru/asesor menetapkan atau memilih komponen mana
yang akan diases, langkah selanjutnya adalah menyusun kisi-kisi instrumen asesmen
tentang komponen yang dipilih/ditetapkan dari keseluruhan komponen bidang yang akan
diases.
3) Menyusun kisi-kisi instrumen asesmen
Untuk menentukan instrumen asesmen dari keterampilan/subketerampilan
tertentu, guru/asesor seyogyanya membuat kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi ini bertujuan
untuk mempermudah dalam membuat soal atau tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh
siswa. Yang paling penting dalam membuat kisi-kisi instrumen ini adalah pemahaman
secara komprehensif tentang keterampilan/subketerampilan yang telah dipilih/ditetapkan
untuk diaseskan, baik pengertiannya maupun ruang lingkupnya. Tidak ada peraturan yang
baku mengenai penyusunan kisi-kisi ini, namun berdasarkan pengalaman penulis, untuk
memudahkan dan memberikan gambaran yang menyeluruh sebaiknya disusun dalam
sebuah table atau daftar. Tabel kisi-kisi ini yang berisi kolom-kolom: 1) keterampilan,
2) subketerampilan, dan 3) indikator .
4) Mengembangkan butir soal berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat
Setelah menyusun kisi-kisi instrumen, langkah selanjutnya adalah
mengembangkan butir-butir soal tentang keterampilan/subketerampilan dari kisi-kisi
yang telah dibuat sebelumnya. Sama halnya dengan penyusunan kisi-kisi, pengembangan
butir soal dapat dibuat dalam bentuk daftar atau tabel. Butir-butir soal dikembangkan
berdasarkan indikator-indikator yang telah dijabarkan dari subkomponen/
subketerampilan yang telah dipahami baik pengertiannya maupun ruang lingkupnya.

2. Pengembangan Instrumen Asesmen.


Untuk dapat mengembangkan instrumen asesmen ada beberapa prosedur atau strategi
yang dapat dipilih, yaitu asesmen formal dan asesmen informal. Asesmen formal dilakukan
dengan menggunakan tes baku yang dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaan tes, kunci
jawaban, cara menafsirkan hasilnya, dan alternatif penanganan anak yang bersangkutan.
Penyusunan asesmen formal memerlukan keahlian tinggi, waktu yang lama, dan biaya yang
besar, karena harus didasarkan atas validitas tertentu, memerlukan perhitungan reliabilitas ,
dan tiap butir soal perlu dikalibrasi untuk mengetahui daya pembeda dan derajat

Modul Asesmen ABK 08 12


kesulitannya. Karena penyusunan instrumen asesmen formal tidak mudah, maka tidak mudah
pula untuk menemukan instrumen asesmen formal tersebut. Oleh karena itu para ahli di
bidang pendidikan bagi ABK umumnya mempercayai bahwa asesmen informal merupakan
cara yang terbaik untuk memperoleh informasi tentang penguasaan anak Berbagai observasi
tentang perilaku anak sehari-hari dalam menyelesaikan tugasnya atau hasil tes bidang
tertentu yang dibuat oleh guru berdasarkan kurikulum dapat menyajikan informasi yang
sangat berharga sebagai landasan pelayanan pengajaran bagi ABK. Yusuf, M (2005)
mengemukakan beberapa jenis asesmen informal yang dapat digunakan guru, seperti:
observasi, analisis sampel kerja, inventori informal, daftar cek, skala penilaian, wawancara,
dan kuesioner.
Observasi, adalah suatu strategi pengukuran dengan cara melakukan pengamatan
langsung terhadap perilaku siswa, misalnya keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan
kebiasaan belajar. Adapun teknik yang dapat digunakan berupa: event recording (catatan
berdasarkan frekuensi kejadian), duration recording (mencatat perilaku berdasarkan
lamanya kejadian), interval time sample recording (mencatat hasil amatan berdasarkan
interval waktu kejadian). Agar pelaksanaan observasi ini efisien dan akurat, perlu
diperhatikan hal-hal berikut: 1) tentukan perilaku yang akan diamati, 2) perilaku harus dapat
diamati dan diukur, 3) tentukan waktu dan tempat, 4) sediakan form catatan, dan 5) cara
pengukuran
Analisis sampel kerja, merupakan jenis pengukuran informal dengan menggunakan
sample pekerjaan siswa, misalnya hasil tes, karangan, karya seni, respon lisan. Ada beberapa
tipe analisis sample kerja, yaitu: analisis kesalahan dari suatu tugas dan analisis respon, baik
respon yang benar maupun yang salah
Analisa Tugas, lebih banyak digunakan untuk pengukuran maupun perencanakan
pengajaran. Analisa tugas merupakan proses pemisahan, pengurutan, dan penguraian sebuah
komponen penting dari semua tugas. Analisa tugas umumnya digunakan dalam bidang
menolong diri sendiri. Misalnya tugas menyetrika baju/dari tahapan-tahapan yang dilakukan
anak
Infentori Informal, biasanya digunakan untuk melihat prestasi siswa dalam bidang
akademik. Meskipun demikian dapat pula digunakan untuk mengukur aspek-aspek non
akademik, seperti kebiasaan dan perilaku social. Inventory informal memberikan jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya lebih umum, seperti sejauh mana kemampuan
membaca siswa? Dari pertanyaan umum ini dijabarkan ke dalam beberapa bagian yang dapat
diuji, seperti dalam pengenalan atau pemahaman bacaan.
Daftar Cek, biasanya digunakan untuk meneliti perilaku siswa di dalam kelas, atau
patokan-patokan perkembangan. Daftar cek dapat juga untuk mengetahui apa yang sudah
dicapai pada masa lalu, kinerja siswa di luar sekolah, kurikulum yang sudah dicapai dan
sebagainya.

Modul Asesmen ABK 08 13


Skala penilaian, memungkinkan diperolehnya informasi tentang opini dan penilaian,
bukan laporan perilaku yang dapat diamati. Misalnya sikap terhadap suatu obyek, persepsi
anak mengenai pengasuhan orang tua, konsep diri anak dan sebagainya.
Kuisioner, biasanya berupa instrumen tertulis, sedangkan wawancara dilakukan
secara lisan. Keduanya dapat disusun secara sistematis atau secara terbuka. Wawancara dan
kuisioner merupakan salah satu teknik asesmen yang cukup tepat untuk menghimpun
informasi seseorang termasuk informasi masa lalu, seperti pengalaman masa kecil, kebiasaan
di rumah, sejarah perkembangan anak dan sebagainya.
Berdasarkan beberapa strategi/teknik dalam melakukan asesmen seperti tersebut di
atas, dapat disusun suatu skala pengukuran terhadap aspek tertentu. Selanjutnya Yusuf
M.(2005) mengemukakan bahwa ada beberapa kriteria yang dapat digunakan sebagai acuan
dalam pengembangan skala pengukuran:
1. Aspek apa yang akan diukur
2. Rumuskan definisi konsep dan operasional
3. Sebutkan indiktor dari aspek yang diukur
4. Susun daftar pertanyaan
5. Pilih tehnik/strategi yang akan digunakan.

D. LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda
mengerjakan latihan berikut ini.
1. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah penyusunan instrumen asesmen !
2. Buatlah contoh instrumen asesmen untuk salah satu aspek akademik !

E. RANGKUMAN
1. Membuat instrumen merupakan pekerjaan rutin guru dalam keseluruhan rangkaian proses
pembelajaran yang dilakukan setiap guru.
2. Langkah-langkah penyusunan insnstrumen asesmen adalah :
a. Memahami aspek dan ruang lingkup yang akan diasesmen
b. Menetapkan ruang lingkup asesmen
c. Menyusun kisi-kisi instrumen asesmen
d. Menyusun instrumen asesmen berdasarkan kisi-kisi.

F. TES FORMATIF
Petunjuk: Pilihlah option berikut yang Anda anggap paling benar!
1 Berikut ini adalah prosedur asesmen informal, kecuali …
a. Analisis sampel kerja
b. Observasi
c. Wawancara
d. Tes baku

Modul Asesmen ABK 08 14


2 Para guru/asesor khususnya di Indonesia jarang menggunakan instrumen asesmen formal,
karena instrumen tersebut …
a Instrumen asesmen formal sulit digunakan
b Instrumen asesmen formal sulit diperoleh
c Instrumen asesmen formal tidak ada di Indonesia
d Instrumen asesmen formal tidak dapat dibuat oleh guru

3 Strategi pengukuran dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap perilaku


siswa, adalah strategi pengukuran melalui ….
a Observasi
b Analisis sampel kerja
c Inventori informal
d Daftar cek

4 Untuk memperoleh informasi tentang masa lalu anak atau sejarah perkembangan anak,
instrumen asesmen yang tepat digunakan adalah ...
a Kuesioner
b Observasi
c Wawancara
d Angket

5 Untuk mengukur karangan siswa atau karya seni, akan lebih tepat jika menggunakan
instrumen …
a Analisis sample kerja
b Kuesioner
c Angket
d Wawancara

6 Interview adalah jenis instrumen yang biasa digunakan melalui…


a Lisan
b Tertulis
c Perbuatan
d Praktek

7 Teknik observasi berupa catatan berdasarkan frekuensi kejadian, merupakan teknik jenis

a. event recording
b. duration recording
c. interval time sample recording
d. interval recording

Modul Asesmen ABK 08 15


8 Berikut kriteria yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan skala
pengukuran, kecuali ...
a. Merumuskan definisi konsep
b. Merumuskan definisi operasional
c. Menjabarkan indiktor dari aspek yang diukur
d. Menyusun kunci jawaban

9 Teknik observasi berupa catatan perilaku berdasarkan lamanya kejadian, merupakan


teknik observasi jenis …
a. event recording
b. duration recording
c. interval time sample recording
d. interval recording

10 Teknik observasi berupa catatan hasil amatan berdasarkan interval waktu kejadian,
adalah teknik observasi jenis …
a. event recording
b. duration recording
c. interval time sample recording
d. interval recording

Kunci Jawaban:
1. d 6. a
2. b 7. a
3. a 8. d
4. c 9. b
5. a 10. C

G. BALIKAN DAN TINDAK LANJUT


Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdapat di
bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus tingkat penguasaan, yaitu jumlah jawaban Anda yang benar dibagi 10
kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan demikian Anda akan memperoleh presentase
tingkat penguasaan Anda. terhadap materi Kegiatan Belajar Adapun arti tingkat penguasaan
yang Anda capai adalah sebagai berikut:

90% - 100% = baik sekali


80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
< 70% = kurang

Modul Asesmen ABK 08 16


Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat mengikuti ujian
akhir semester (UAS)., tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus
mengulang kegiatan belajar ini terutama bagian yang belum anda kuasai

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
Prosedur Pelaksanaan Asesmen bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Melalui kegiatan pembelajaran 3 ini mahasiswa diperkenalkan dengan prosedur


pelaksanaan asesmen bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Pembahasan difokuskan pada
kapan, dimana, dan bagaimana asesmen dilakukan.

A. TUJUAN
Dengan mempelajari kegiatan pembelajaran 3 ini diharapkan mahasiswa dapat
melaksanakan asesmen bagi anak berkebutuhan khusus. Secara khusus pembahasan ini
bertujuan agar mahasiswa mampu:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan metode dan teknik asesmen.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan prosedur pelaksanaan asesmen.

B. POKOK BAHASAN
1 Metode dan teknik asesmen
2 Prosedur pelaksanaan asesmen.

C. INTISARI BACAAN
1. Metode dan Teknik Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus
Seperti telah diuraikan di atas bahwa metode atau cara yang dapat digunakan dalam
melaksanakan asesmen antara lain:
a Observasi, pengamatan yang dilakukan terhadap cara belajar siswa, tingkah laku yang
muncul pada saat siswa belajar, dan sebagainya
b Tes atau evaluasi hasil belajar, diperoleh dengan cara memberikan tes pada setiap bidang
pengajaran.
c Wawancara, dilakukan terhadap orang tua, atau keluarga, dan siswa.

Sedangkan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diharapkan melalui
metode di atas adalah:
a. Ceklis, yaitu memberikan tanda pada bagian-bagian yang telah ditentukan pada pedoman
sesuai dengan kemampuan anak.
b. Skala nilai, yaitu bentuk penilaian yang mengarah pada kemampuan atau prestasi belajar
siswa.

Modul Asesmen ABK 08 17


Adapun bentuk laporan hasil pelaksanaan asesmen dapat berupa:
a. grafik, yaitu untuk menggambarkan posisi setiap siswa dalam tiap-tiap bidang pengajaran
b. Data kualitatif, yaitu deskripsi singkat tentang kemampuan siswa dalam belajar untuk
setiap bidang studi
c. Data kuantitatif, yaitu data berupa angka. Supaya tidak menyesatkan, data kuantitatif ini
hendaknya selalu diiringi dengan data kualitatif.

Ada beberapa persyaratan dalam menentukan metode asesmen, yaitu :


a Autentik, perilaku nyata dalam setting nyata
b Konvergen, sumber informasi yang beragam
c Kolaborasi, dilakukan bersama, terutama sekali dengan pengasuh
d Equity, mampu mengakomodasi kebutuhan khusus anak
e Sensivitas, dapat memasukan materi yang cukup untuk perencanaan keputusan
f Kongruen, ada kesamaan prosedur yang diterapkan, baik dalam pengembangan maupun
evaluasinya.
Terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan di dalam melakukan asesmen
sebagaimana Mary, A.Falvey, (1986) mengemukakan tentang kapan, dimana, dan bagaimana
asesmen itu dilakukan.
Untuk menentukan program pembelajaran yang relevan dan fungsional bagi anak,
asesmen seyogyanya dilakukan secara terus menerus (kontinyu). Dengan cara ini asesmen
dapat memfasilitasi belajar anak dan keterampilan yang diperoleh dari hasil belajar akan
menjadi fungsional
Untuk melihat bagaimana perilaku anak, asesmen hendaknya dilakukan dalam situasi
alamiah (seperti di rumah, di dalam kelas, di kantin, di asrama, dsb. di mana anak tinggal).
Proses asesmen pada situasi alamiah ini penting untuk melihat perilaku nyata anak dalam
berbagai ragam situasi/lingkungan.
Metode dan teknik harus menjadi pertimbangan di dalam melakukan asesmen.
Beberapa teknik dapat digunakan dalam melakukan asesmen, di antaranya: observasi,
wawancara, tes, dan inventori. Namun demikian, observasi dan wawancara yang mendalam
banyak membantu menggali kemampuan, masalah, dan kebutuhan anak. Observasi sangat
berguna untuk melihat kemampuan dan keterampilan anak dalam situasi/lingkungan yang
alamiah. Perilaku itu muncul tanpa ada intervensi dan manipulasi dari guru. Melalui lembar
observasi guru hanya menandai atau menceklis setiap perilaku yang muncul (mis.: tidak
pernah, kadang-kadang, sering, atau sering sekali), sehingga akan tampak perilaku yang
menjadi masalah pada anak tersebut. Data yang dikumpulkan dari kegiatan observasi
mungkin berkaitan erat dengan manusia, material, atau benda, dan berbagai situasi yang
berhubungan dengan anak. Berdasarkan hasil observasi, guru dapat mengembangkan
program pengembangngan perilaku yang bersifat negatif ke arah perilaku yang bersifat
positif.

Modul Asesmen ABK 08 18


2. Prosedur Pelaksanaan Asesmen :
Sebagaimana telah dijelaskan mengenai ruang lingkup materi keterampilan yang akan
diases, asesmen juga pada akhirnya akan menentukan apa yang akan diajarkan kepada siswa
secara individu. Dan bagaimana cara guru mengajar siswa sehingga memperoleh kemajuan
yang optimal.
Pada hakikatnya guru mempunyai tugas untuk membantu individu agar dapat belajar
secara baik dan memperoleh hasil yang optimal (sesuai dengan kemampuannya). Oleh karena
itu, dalam merencanakan program pengajaran, guru hendaknya memperhatikan perbedaan-
perbedaan yang dimiliki oleh siswa baik yang bersifat inter individual maupun yang bersifat
intra individual. Hal ini sangat penting bagi ABK yang perbedaan individualnya sangat
nampak. Perbedaan-perbedaan itu dapat diketahui melalui kegiatan asesmen.
Untuk menentukan apa yang harus diajarkan kepada siswa secara individu, ada
beberapa langkah/urutan yang harus diperhatikan. Mercer & Mercer (1989:38) menyarankan
sebagai berikut:
1) Determine scope and sequence of skills to be taught, 2) decide what behavior
to asses, 3) select an evaluation activity, 4) administer the evaluation device, 5)
record the student’s performance, 6) determine the specific short- and long range
instructional objectives.

Pernyataan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut, Pertama, menentukan skop atau
bidang dan urutan keterampilan yang akan diajarkan. Untuk dapat melaksanakan hal ini
dengan efektif, maka guru harus memahami tingkatan kemampuan siswa dalam bidang-
bidang pengajaran tertentu. Hal ini perlu dilakukan mengingat kemampuan antara siswa yang
satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Guru umumnya dapat mengetahui dengan jelas
keterampilan-keterampilan yang telah dikuasai oleh siswa dan keterampilan yang perlu
dikuasainya. Melalui analisis tugas biasanya guru dapat mengidentifikasi keterampilan siswa
sampai kepada bagian-bagian yang terkecil.
Kedua, Memilih tingkah laku yang akan dinilai. Penilaian tingkah laku dimulai dari
tingkat yang paling global sampai pada tingkat yang paling spesifik. Tingkah laku global
yaitu penggradasian materi kurikulum yang melibatkan tingkah laku siswa dalam rentang
keterampilan yang luas. Misalnya dalam bidang membaca meliputi: keterampilan mengenal
huruf dan kata, pemahaman kata, dan mungkin pemahaman wacana. Sedangkan tingkah laku
yang spesifik mengacu pada penentuan secara langsung tujuan pengajaran, misalnya: siswa
perlu belajar bunyi vokal pendek.
Ketiga, memilih kegiatan evaluasi. Dalam hal ini guru perlu mempertimbangkan
apakah kegiatan itu untuk menilai rentang keteampilan umum atau untuk menilai
keterampilan khusus. Apabila penilaian tentang rentang keterampilan dibutuhkan maka hal
itu umumnya dilakukan tidak secara kontinyu. Misalnya dua kali dalam setahun. Akan tetapi
penilaian keterampilan khusus sebaiknya bersifat kontinyu yang hasilnya dapat digunakan
untuk merencanakan berikutnya.

Modul Asesmen ABK 08 19


Keempat, pengadministrasian alat evaluasi. Pengadministrasian alat evaluasi biasanya
diperlukan untuk penilaian awal. Kegiatan ini meliputi identifikasi bidang masalah,
pencatatan pola kesalahan, penilaian keterampilan tertentu. Setelah penilaian awal
dilaksanakan dan tujuan-tujuan pengajaran ditentukan, maka selanjutnya guru juga perlu
menentukan prosedur untuk memonitoring kemajuan.
Kelima, pencatatan penampilan siswa. Ada dua jenis penampilan siswa yang harus
dicatat oleh guru, yaitu penampilan pekerjaan pada sehari-hari yang biasanya dicatat dengan
aktivitas buatan guru; dan penguasaan keterampilan secara keseluruhan yang biasanya dicatat
dalam bagan-bagan atau format kemajuan setiap individu yang telah disediakan untuk
keperluan tersebut.
Keenam, penentuan tujuan pengajaran khusus jangka pendek dan jangka panjang.
Tujuan yang baik adalah tujuan yang dapat mengamati tingkah laku yang terjadi dan
menggambarkan kriteria penilaian yang berhasil. Contoh: tujuan jangka pendek memberi
materi berupa huruf-huruf konsonan seperti: b, c, d, e, f, g dan seterusnya. Tujuan jangka
panjang memberikan materi berupa rangkaiana huruf vokal dan konsonan, siswa dapat
menyebutkan 90% fonem yang benar. Dalam hal ini yang penting adalah bahwa tujuan
jangka pendek hendaknya langsung memberi kontribusi terhadap pencapaian tujuan jangka
panjang.

D. LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda
mengerjakan latihan berikut ini.
1 Kapan asesmen dilakukan ?
2 Dimana asesmen dilakukan?
3 Bagaimana asesmen dilakukan ?

E. RANGKUMAN
Metode atau cara yang dapat digunakan dalam melaksanakan asesmen antara lain:
Observasi, pengamatan yang dilakukan terhadap cara belajar siswa, tingkah laku yang
muncul pada saat siswa belajar, dan sebagainya; tes atau evaluasi hasil belajar, diperoleh
dengan cara memberikan tes pada setiap bidang pengajaran; dan wawancara, dilakukan
terhadap orang tua, atau keluarga, dan siswa.
Terdapat beberapa langkah/prosedur pelaksanaan asesmen, yaitu menentukan bidang
skop dan urutan keterampilan yang akan diajarkan, memilih tingkah laku yang akan dinilai,
memilih kegiatan evaluasi, pengadministrasian alat evaluasi, pencatatan penampilan siswa,
dan penentuan tujuan pengajaran jangka panjang dan jangka pendek.

F. TES FORMATIF
Petunjuk: Pilihlah option berikut yang dianggap paling benar!

Modul Asesmen ABK 08 20


1. Berdasarkan hasil asesmen, guru menentukan apa yang harus diajarkan kepada siswa
secara individu. Langkah pertama yang dilakukan adalah ...
a. Determine scope and sequence of skills to be taught
b. Decide what behavior to asses
c. Select an evaluation activity
d. Administer the evaluation device

2. Dalam prosedur pelaksanaan asesmen, penilaian tingkah laku dimulai dari tingkat yang
paling global sampai pada tingkat yang paling spesifik. Tingkah laku global, adalah ...
a Penggradasian materi kurikulum yang melibatkan tingkah laku siswa dalam rentang
keterampilan yang luas
b Mengacu pada penentuan tujuan pengajaran jangka pendek
c Mengacu pada penentuan tujuan pengajaran jangka panjang
d Pengadministrasian alat evaluasi

3. Pengadministrasian alat evaluasi dalam prosedur pelaksanaan asesmen biasanya


diperlukan untuk penilaian awal. Kegiatan ini meliputi berikut ini, kecuali ...
a. Identifikasi bidang masalah
b. Pencatatan pola kesalahan
c. Penilaian keterampilan tertentu
d. Memonitoring kemajuan siswa

4. Determine scope and sequence of skills to be taught, dalam urutan/langkah-langkah


menentukan apa yang akan diajarkan kepada siswa, artinya adalah ...
a Memilih tingkah laku yang akan dinilai
b Memilih kegiatan evaluasi
c Menentukan tujuan pembelajatan
d Menentukan bidang dan urutan keterampilan yang akan diajarkan

5. Dalam urutan/langkah-langkah menentukan apa yang akan diajarkan kepada siswa,


langkah memilih tingkah laku yang akan dinilai, merupakan urutan ...
a. Determine scope and sequence of skills to be taught
b. Decide what behavior to asses
c. Select an evaluation activity
d. Administer the evaluation device

6. Pernyataan tujuan pembelajaran jangka panjang yang tepat adalah …


a Siswa dapat menyebutkan 90% fonem yang benar
b Siswa dapat membaca lima kata dengan ketetapan 100%

Modul Asesmen ABK 08 21


c Siswa dapat menyusun lima uang logam berdasarkan urutan nilai terkecil ke nilai
yang paling besar
d Siswa dapat menggerakkan sikat gigi ke arah kiri dan kanan tepat pada permukaan
gigi

7. Record the student’s performance, dalam prosedur pelaksanaan asesmen, artinya guru/
asesor melakukan kegiatan ...
a Memilih tingkah laku yang akan dinilai
b Memilih kegiatan evaluasi
c Mencatat penampilan siswa
d Menentukan bidang dan urutan keterampilan yang akan diajarkan

8. Determine the specific short instructional objectives dalam prosedur pelaksanaan


asesmen, artinya guru/asesor melakukan kegiatan ...
a Memilih tingkah laku yang akan dinilai
b Memilih kegiatan evaluasi
c Menentukan tujuan pembelajatan jangka pendek
d Menentukan tujuan pembelajaran jangka panjang

9. Seorang guru melakukan observasi melalui daftar cek. Dalam prosedur pelaksanaan
asesmen, guru tersebut sedang melakukan kegiatan …
a. Determine scope and sequence of skills to be taught
b. Record the student’s performance
c. Select an evaluation activity
d. Administer the evaluation device

10. Penentuan tujuan pembelajaran dilakukan guru setelah kegiatan …


a. Decide what behavior to asse
b. Select an evaluation activity
c. Administer the evaluation device
d. Record the student’s performance

Kunci Jawaban:
1. a 6. a
2. a 7. c
3. d 8. c
4. d 9. b
5. b 10. d

Modul Asesmen ABK 08 22


G. BALIKAN DAN TINDAK LANJUT
Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdapat di
bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus tingkat penguasaan, yaitu jumlah jawaban Anda yang benar dibagi 10
kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan demikian Anda akan memperoleh presentase
tingkat penguasaan Anda. terhadap materi Kegiatan Belajar Adapun arti tingkat penguasaan
yang Anda capai adalah sebagai berikut:

90% - 100% = baik sekali


80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
< 70% = kurang

Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat mengikuti ujian
akhir semester (UAS)., tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus
mengulang kegiatan belajar ini terutama bagian yang belum anda kuasai

Modul Asesmen ABK 08 23


BAHAN BELAJAR MANDIRI 2
ASESMEN PERKEMBANGAN
Pendahuluan
Dilihat dari aspek-aspek perkembangannya, setiap anak memiliki ragam yang berbeda-
beda antara satu dengan yang lain. Meskipun demikian secara umum para ahli sepakat bahwa
ada pola-pola perkembangan yang cenderung sama dan berlaku bagi sebagian besar manusia.
Jika ada aspek perkembangan anak yang berjalan di luar pola umum tersebut, mereka dapat
dikategorikan mengalami perbedaan atau kelainan perkembangan. Perbedaan itu ada yang
sifatnya lebih lamban atau lebih cepat dari kebanyakan anak-anak lain yang sebaya.
Untuk kepentingan pendidikan bagi ABK, ada beberapa aspek perkembangan yang perlu
mendapatkan perhatian secara khusus terutama bagi para guru PLB. Ketidak pahaman atas
aspek-aspek perkembanganini,menyebabkan kesulitan dalam pelayanan pendidikan yang tepat
bagi mereka. Gangguan pada aspek-aspek perkembangan anak, akan berimplikasi pada
kelancaran perkembangan akademik anak, seperti keterampilan membaca, menulis, maupun
berhitung.
Menurut Harwell (1982) ada beberapa aspek perkembangan anak yang perlu diases jika
mereka dijumpai mengalami kesulitan belajar termasuk ABK, yaitu: gangguan motorik,
gangguan persepsi, gangguan atensi/perhatian, gangguan memori, hambatan dalam orientasi
ruang, arah/spatial, hambatan dalam perkembangan bahasa, hambatan dalam pembentukan
konsep, dan mengalami masalah dalam perilaku. Pendapat tersebut mengacu pada teori psikologi
pendidikan yang mengatakan bahwa ada tiga tingkatan dalam belajar, yaitu: (1) tingkatan
motorik (doing level), (2) tingkatan persepsi (matching level), dan (3) tingkatan konseptual
(categorization level).
Sejalan dengan Harwell, Abdurahman (2001) menjelaskan tentang pentingnya
pemahaman atas adanya anak dengan kesulitan belajar yang berhubungan dengan
perkembangan. Kesulitan belajar perkembangan ini mencakup gangguan motorik dan persepsi,
kesulitan bahasa dan komunikasi, dan kesulitan dalam penyesuaian sosial.
Mengacu kepada beberapa batasan dan pendapat para ahli tersebut, maka dapat diberi
batasan bahwa asesmen perkembangan adalah proses penghimpunan informasi secara sistematis
dan professional terhadap aspek-aspek perkembangan anak yang diduga secara signifikan
berpengaruh terhadap prestasi akademik. Aspek-aspek perkembangan tersebut dapat berupa
perkembangan kogninif/kecerdasan, motorik, persepsi, atensi, memori, spatial, bahasa dan
komunikasi, perilaku adaptif, dan lain-lain.
Informasi asesmen tersebut digunakan sebagai suatu alat pengambilan keputusan
berkaitan dengan program pembelajaran yang akan diberikan kepada anak yang bersangkutan,
sehingga dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Mary A. Malfey (1986)
mengemukakan bahwa asesmen perkembangan digunakan untuk melihat urutan dan tahap
perkembangan anak yang dapat membantu guru dalam memahami tingkat dan kemampuan
belajar anak.

Modul Asesmen ABK 08 24


Untuk mengetahui aspek-aspek apa saja yang diperlukan dalam asesmen perkembangan
bagi ABK, maka pada bahan belajar mandiri 2 ini akan dibahas mengenai asesmen
perkembangan kognitif dasar, perkembangan bahasa dan komunikasi, asesmen perkembangan
motorik, dan asesmen perkembangan persepsi.

Ruang Lingkup Materi


Ruang lingkup materi bahan belajar mandiri ini meliputi:
1. Asesmen Perkembangan Kognitif
2. Asesmen Perkembangan Bahasa dan Komunikasi
3. Asesmen Perkembangan Motorik
4. Asesmen Perkembangan Persepsi

Petunjuk Belajar
Agar anda dapat memahami isi bahan belajar mandiri ini dengan baik, perhatikan1ah
petunjuk mempelajari bahan belajar mandiri ini sebagai berikut:
1. Bacalah keseluruhan materi dalam bahan belajar mandiri ini secara cepat dan tepat, berusaha
mengerti secara keseluruhan materi bahan belajar mandiri ini
2. Sesudah itu mulailah membaca setiap kegiatan belajar secara lebih teliti dengan berusaha
memahami, mencari dan menemukan setiap konsep yang diuraikan
3. Bila ada bagian yang tidak atau kurang Anda mengerti maka berilah tanda dan catat dalam
buku catatan Anda untuk dapat Anda tanyakan pada waktu ada tatap muka
4. Setelah Anda pelajari dengan hati-hati setiap bagian dari bahan belajar mandiri ini, cobalah
lakukan evaluasi sendiri hasil belajar Anda dengan cara membuat pertanyaan sendiri dan
berusaha menjawab sendiri
5. Buatlah kesimpulan dalam kata-kata Anda sendiri dari keseluruhan bahan yang And abaca
dalam bahan belajar mandiri ini
6. Akhimya kerjakanlah latihan dan tes formatifyang tersedia

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
Asesmen Perkembangan Kognitif

Melalui kegiatan pembelajaran 1 ini mahasiswa diperkenalkan dengan pembuatan kisi-


kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen asesmen keterampilan kognitif dasar .
Pembahasan difokuskan pada penetapan ruang lingkup keterampilan kognitif dasar, menyusun
kisi-kisi instrumen, mengembangkan butir-butir instrumen berdasarkan kisi-kisi yang telah
dibuat, serta bagaimana menganalisis hasil asesmen keterampilan kognitif dasar.

Modul Asesmen ABK 08 25


A. TUJUAN
Dengan mempelajari kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan mahasiswa mampu
membuat kisi-kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen asesmen keterampilan kognitif
dasar. Secara khusus pembahasan ini bertujuan agar mahasiswa mampu:
1. Menetapkan ruang lingkup asesmen keterampilan kognitif dasar
2. Menyusun kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan kognitif dasar
3. Mengembangkan butir-butir instrumen asesmen keterampilan kognitif dasar berdasarkan
kisi-kisi yang telah dibuat
4. Menganalisis hasil asesmen keterampilan kognitif dasar

B. POKOK BAHASAN
1. Penetapan ruang lingkup asesmen keterampilan kognitif dasar
2. Penyusunan kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan kognitif dasar
3. Pengembangan butir-butir instrumen asesmen keterampilan kognitif dasar
4. Menganalisis hasil asesmen keterampilan kognitif dasar

C. INTISARI BACAAN
1. Penetapan ruang lingkup asesmen keterampilan kognitif dasar
Paling tidak pada masa lalu untuk mengajarkan suatu konsep bidang akademik seperti
membaca, menulis, dan matematika, hampir tidak pernah dilakukan pengecekan apakah
siswa yang akan mempelajari konsep tersebut sudah siap atau belum. Padahal mengajarkan
sesuatu kepada siswa yang sudah siap, hasilnya akan lebih baik daripada kepada mereka yang
belum siap. Dalam hal-hal tertentu siswa yang terpaksa harus belajar sesuatu, padahal ia
sendiri belum siap untuk memahaminya, bisa merusak perkembangan mental anak. Ibarat
seorang bayi yang belum siap berjalan dipaksa untuk bisa berjalan.
Asesmen keterampilan kognitif dasar merupakan salah satu jenis asesmen yang
digunakan untuk menggali informasi tentang keterampilan kognitif dasar yang harus dikuasai
siswa sebelum siswa yang bersangkutan mempelajari bidang akademik secara formal,
misalnya membaca, menulis, dan matematika. Adapun tujuan asesmen keterampilan kognitif
dasar dalam bahasan ini adalah untuk untuk menghimpun data atau informasi tentang aspek-
aspek perkembangan keterampilan kognitif dasar yang meliputi keterampilan
mengklasifikasikan, keterampilan mengurutkan obyek satu persatu dan atau menyusun obyek
dari yang terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya, keterampilan dalam korespondensi,
dan keterampilan dalam konservasi. Dengan mengetahui keterampilan kognitif dasar anak
baik yang telah dikuasai maupun yang belum dikuasai anak, dapat membantu guru dalam
memahami perkembangan anak, khususnya dalam keterampilan kognitif dasar.
Piaget (1965) dalam Mercer & Mercer (1989:188) mengemukakan bahwa seorang
siswa dikatakan siap untuk belajar akademik khususnya aritmetika, apabila ia telah
menguasai empat keterampilan kognitif dasar, yang meliputi: klasifikasi, ordering dan/atau

Modul Asesmen ABK 08 26


seriasi, korespondensi, dan konservasi. Berikut uraian dari masing-masing keterampilan
kognitif dasar.
Mengklasifikasikan, adalah suatu kemampuan mengelompokkan obyek berdasarkan
karakteristik yang dimiliki obyek tersebut, misalnya: warna, bentuk, atau ukuran. Klasifikasi
merupakan salah satu kegiatan intelektual dasar untuk memahami lambing-lambang bilangan
yang meliputi persamaan dan perbedaan. Klasifikasi dilakukan dengan cara mengkategorikan
obyek-obyek berdasarkan karakteristik yang dimilikinya. Dengan demikian karakteristik
obyek seperti warna, bentuk dan ukuran harus diketahui siswa sebelum mereka
mengelompokkannya. Seorang anak yang belum mampu mengkategorikan obyek
berdasarkan ciri-cirinya maka ia akan sulit untuk mempelajari bilangan.
Mengurutkan (Ordering) adalah suatu kemampuan yang dikuasai anak dalam
menyusun dan menghitung setiap obyek hanya satu kali secara berurutan, sehingga terdapat
proses keteraturan. Kemampuan ordering mengantarkan siswa dalam menguasai
keterampilan membilang. Sedangkan menyeri (Seriation) merupakan kemampuan
mengurutkan susunan obyek-obyek berdasarkan karakteristik ukurannya, atau merangkaikan
obyek secara berturut-turut berdasarkan ukurannya, misalnya dari yang terkecil sampai yang
terbesar, dari yang terpendek sampai yang terpanjang atau sebaliknya. Seriation merupakan
kemampuan dasar untuk mampu membandingkan, memahami lambang sama dengan, tidak
sama dengan, lebih kecil, dan lebih besar. Kemampuan seriation menghantarkan pada
pemahaman sifat transitif urutan (jika a = b; b = c; maka a = c; jika a < b; b < c; maka a < c)
Korespondensi; adalah kemampuan yang menunjuk pada adanya suatu konsep bahwa
jumlah atau nilai sesuatu obyek akan sama sekalipun memiliki karakteristik yang berbeda.
Artinya siswa memiliki persepsi bahwa suatu obyek akan memiliki nilai yang sama sekalipun
karakteristik obyek tersebut berbeda, misalnya: satu baju dan satu celana. Kedua karakteristik
obyek tersebut berbeda, namun kedua obyek memiliki nilai atau jumlah yang sama. Kegiatan
ini dapat dilakukan dengan menjodohkan atau memasang-masangkan benda.
Konservasi bilangan, menunjuk pada adanya persepsi bahwa jumlah anggota suatu
kelompok obyek akan tetap sekalipun terjadi perubahan posisi atau tempat.
Keempat komponen keterampilan kognitif dasar di atas merupakan prasyarat
(prerequisite) untuk dapat belajar matematika khususnya bidang aritmetika. Untuk
mengetahui apakah siswa telah memiliki keempat komponen kognitif dasar tersebut atau
belum maka guru/asesor perlu melakukan tes yang meliputi keempat unsur keterampilan
kognitif dasar tersebut. Dalam hal ini guru/asesor memerlukan instrumen tes yang tepat
sehingga dapat memperoleh data yang akurat.

2. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Asesmen Keterampilan kognitif dasar


Untuk menentukan instrumen asesmen keterampilan kognitif dasar, guru/asesor
seyogyanya membuat kisi-kisi instrumen secara menyeluruh baik dalam salah satu komponen
tertentu maupun seluruh komponen dari kognitif dasar. Kisi-kisi ini bertujuan untuk
mempermudah dalam membuat soal atau tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.

Modul Asesmen ABK 08 27


Setelah guru/asesor memahami secara komprehensif tentang keterampilan kognitif
dasar baik pengertiannya maupun ruang lingkupnya, maka dengan mudah guru/asesor
membuat tabel kisi-kisi yang berisi kolom-kolom: 1) keterampilan, 2)
subketerampilan, dan 3) indikator . Untuk lebih jelasnya, berikut contoh tabel kisi-kisi
instrumen keterampilan keterampilan kognitif dasar .

Contoh Tabel Kisi-kisi Instrumen


Keterampilan Keterampilan Kognitif Dasar

Keteram Subketeram Indikator


pilan pilan
Keterampi 1. Klasifikasi  Mengelompokkan obyek berdasarkan warna
lan  Mengelompokkan obyek berdasarkan bentuk
 Mengelompokkan obyek berdasarkan ukuran
kognitif
dasar 2. Ordering &  Mengurutkan obyek berdasarkan pola ukuran bentuk
Seriation  Mengurutkan obyek berdasarkan pola ukuran warna
 Menghitung setiap obyek satu kali secara berurutan
 Menyusun obyek berdasarkan ukuran panjang-pendek
 Menyusun obyek berdasarkan ukuran besar-kecil
3. Korespon  Memasangkan/menjodohkan dua kelompok obyek
dengan jumlah yang sama tetapi memiliki karakteristik
densi
yang berbeda
 Memasangkan/menjodohkan tiga kelompok obyek
dengan jumlah yang sama tetapi memiliki karakteristik
yang berbeda

4. Konservasi  Menentukan jumlah anggota dalam kelompok obyek


tertentu setelah terjadi perubahan posisi/tempat
 Menentukan panjang suatu obyek tertentu setelah
terjadi perubahan posisi/tempat
 Menentukan berat suatu obyek tertentu setelah terjadi
perubahan posisi/tempat

3. Pengembangan Butir-butir Instrumen Asesmen Keterampilan Kognitif dasar


Setelah menyusun kisi-kisi instrumen keterampilan kognitif dasar (seperti contoh di
atas), langkah selanjutnya adalah mengembangkan butir-butir instrumen keterampilan
kognitif dasar dari kisi-kisi yang telah dibuat sebelumnya. Sama halnya dengan penyusunan
kisi-kisi, pengembangan butir soal dapat dibuat dalam bentuk daftar atau tabel. Butir-butir
soal dikembangkan berdasarkan indikator-indikator yang telah dijabarkan dari subkomponen
keterampilan kognitif dasar yang telah dipahami baik pengertiannya maupun ruang
lingkupnya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan ilustrasi berikut ini.

Modul Asesmen ABK 08 28


Contoh Tabel Pengembangan Butir Instrumen Asesmen
Klasifikasi (Keterampilan kognitif dasar)

Indikator Butir-butir Instrumen Keterangan


 Mengelompok  Anak diminta untuk Dikata
kan obyek mengelompokkan obyek berdasarkan kan
berdasarkan warna yang sama berhasil
warna  Anak diminta untuk jika
mengelompokkan dua warna dari masing-
obyek yang ditunjukkan masing
 Anak diminta untuk tugas
mengelompokkan tiga warna dari dapat
obyek yang ditunjukkan diselesai
 Anak diminta untuk kan
mengelompokkan empat warna dari dengan
obyek yang ditunjukkan tepat/
 Mengelompok  Anak diminta untuk benar
kan obyek mengelompokkan obyek berdasarkan seba
berdasarkan bentuk yang sama nyak 3X
Bentuk  Anak diminta untuk berturut-
mengelompokkan bentuk lingkaran turut
dari obyek yang ditunjukkan
 Anak diminta untuk
mengelompokkan bentuk segi empat
dari obyek yang ditunjukkan
 Anak diminta untuk
mengelompokkan bentuk segi tiga
dari obyek yang ditunjukkan
 Anak diminta untuk
mengelompokkan bentuk segi
panjang dari obyek yang ditunjukkan
 Mengelompok  Anak diminta untuk
kan obyek mengelompokkan obyek yang
berdasarkan berukuran kecil dari obyek yang
Ukuran ditunjukkan
 Anak diminta untuk
mengelompokkan obyek berukuran
sedang dari obyek yang ditunjukkan
 Anak diminta untuk
mengelompokkan obyek berukuran
besar dari obyek yang ditunjukkan

Berdasarkan butir-butir soal yang telah dikembangkan, guru/asesor selanjutnya


membuat lembar kerja siswa (LKS). LKS ini berisi soal atau tugas-tugas yang harus

Modul Asesmen ABK 08 29


dikerjakan oleh siswa yang akan diases. Dalam hal ini guru/asesor dituntut untuk terampil
membuat pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas yang relevan dengan informasi-informasi
yang akan digali dari siswa yang bersangkutan. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan
dalam membuat butir-butir soal ataupun LKS, diantaranya adalah pertanyaan atau tugas
hendaknya diberikan dalam kalimat yang sederhana, jelas, tidak berbelit-belit sehingga tidak
membingungkan siswa yang sedang diases. Faktor kejelasan ini sangat penting dan sangat
mempengaruhi cara kerja siswa, dan dari kerja siswa itulah guru/asesor akan memperoleh
informasi yang diharapkan. Jika terjadi ketidakjelasan dalam tugas, maka siswa tidak akan
bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Ini berarti informasi yang digalipun tidak relevan,
yang pada gilirannya kekuatan dan kelemahan, serta kebutuhan siswapun tidak dapat
diketahui. Untuk lebih jelasnya, perhatikan ilustrasi berikut ini.

Contoh Lembar Kerja Siswa (LKS) Keterampilan kognitif dasar


Identitas Siswa
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Sekolah :
Alamat Rumah :

Butir Instrumen Hasil Keterang an


 Anak diminta untuk mengelompokkan obyek Dapat Tidak
berdasarkan warna yang sama
 Kelompokkan masing-masing benda menurut
warna yang sama dari benda-benda yang
disediakan!

Modul Asesmen ABK 08 30


4. Pelaksanaan dan Analisis Hasil Asesmen Keterampilan Kognitif Dasar
Pada umumnya dalam pelaksanaan asesmen keterampilan kognitif dasar, para
guru/asesor menggunakan teknik tes dan observasi. Kegiatan asesmen ini dilakukan dengan
jalan mengamati setiap tingkah laku anak sesuai dengan urutan yang tercantum dalam butir
instrumen. Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam melakukan asesmen keterampilan kognitif
dasar, selain mempersiapkan alat/instrumen asesmen yang telah dibuat, guru/asesor
mempersiapkan alat-alat peraga sesuai dengan apa yang dikehendaki dalam butir-butir
instrumen asesmen yang akan digunakan. Semua jawaban dan perilaku siswa selama proses
asesmen dicatat, untuk memperoleh hasil yang akurat. Seorang anak dikatakan memiliki
kemampuan tertentu jika masing-masing tugas dapat diselesaikan dengan tepat/ benar
sebanyak tiga kali berturut-turut. Teknik pencatatan dapat dilakukan melalui ceklis dan untuk
mencatat perilaku anak yang dianggap berkaitan dengan materi asesmen dapat dilakukan
melalui catatan yang bersifat deskriptif.
Setelah melakukan asesmen, proses selanjutnya adalah menganalisis hasil jawaban
siswa. Menganalisis hasil asesmen keterampilan kognitif dasar artinya membuat deskripsi
dari hasil jawaban siswa tentang keterampilan kognitif dasar, kemudian
menginterpretasikannya, sehingga guru/asesor dapat membuat kesimpulan. Kesimpulan yang
diperoleh berwujud suatu penemuan kemampuan keterampilan kognitif dasar yang telah
dimiliki siswa, kelemahan atau kesulitan yang dialami siswa dalam kemampuan keterampilan
kognitif dasar. Berdasarkan kekuatan dan kelemahan atau kesulitan siswa tentang
keterampilan kognitif dasar tersebut, maka asesor dapat menemukan kebutuhan belajar siswa.
Apakah siswa tersebut sudah siap untuk mengikuti pelajaran akademik atau masih
memerlukan program latihan keterampilan kognitif dasar. Berdasarkan kesimpulan yang
dibuat, guru/asesor membuat rekomendasi. Rekomendasi dibuat dalam rangka penyusunan
program pembelajaran bagi siswa yang bersangkutan. Oleh karena itu, rekomendasi
ditujukan kepada guru kelas atau guru bidang studi dan kepada orang tua sebagai anggota tim
Program Pembelajaran Individual (PPI) untuk menentukan tujuan pembelajaran keterampilan
kognitif dasar atau bidang akademik bagi siswa yang bersangkutan.

D. LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda
mengerjakan latihan berikut ini.

Berdasarkan Kisi-kisi instrumen assesmen keterampilan kognitif dasar yang


dicontohkan:
 Pilih salah satu komponen Keterampilan kognitif dasar
 Buatlah butir-butir soal/instrumen dalam tabel
 Tetapkan kriteria keberhasilan
 Buatlah LKS dari tiap butir soal

Modul Asesmen ABK 08 31


Petunjuk Jawaban Latihan
Sebelum Anda membuat kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan kognitif dasar, sebaiknya
Anda pahami terlebih dahulu materi keterampilan kognitif dasar dan ruang lingkupnya.
Berdasarkan pemahaman Anda itulah Anda dapat membuat subkomponen serta indikator-
indikator komponen keterampilan kognitif dasar.

E. RANGKUMAN
Asesmen keterampilan kognitif dasar merupakan salah satu jenis asesmen yang
digunakan untuk menggali informasi tentang keterampilan kognitif dasar yang harus dikuasai
siswa sebelum siswa yang bersangkutan mempelajari matematika yang sesungguhnya.
Terdapat beberapa prasyarat di mana seorang siswa dikatakan sudah siap untuk belajar
aritmetika, apabila ia sudah menguasai empat keterampilan dasar, yaitu: keterampilan
klasifikasi, urutan, pasangan, dan konservasi. Untuk mengetahui apakah siswa sudah
memiliki keterampilan prasyarat atau belum, maka guru perlu melakukan tes. Hasil tes yang
diperoleh dapat dijadikan sebagai landasan dalam rangka melakukan proses pembelajaran
selanjutnya. Bagi siswa yang memiliki semua keterampilan yang disyaratkan dapat diberikan
pelajaran aritmetika secara formal. Sementara bagi mereka yang belum memiliki keempat
keterampilan yang disyaratkan, tentunya mereka masih memerlukan latihan-latihan yang
disebut dengan readiness programm (program kesiapan). Program tersebut hendaknya benar-
benar ditanamkan kepada siswa, karena merupakan landasan bagi pelajaran aritmetika
selanjutnya.

F. TES FORMATIF
Petunjuk: Pilihlah salah satu option yang dianggap paling benar!
1. Keterampilan kognitif dasar bagi seorang anak merupakan kemampuan di bawah ini,
kecuali:
a. Prerequisite dalam pembelajaran akademik
b. Prasyarat dalam pembelajaran akademik
c. Kemampuan yang harus dikuasai anak sebelum mempelajari bidang akademik
d. Kemampuan anak dalam mengelompokkan sesuatu obyek

2. Seorang anak mampu menunjukkan setiap obyek hanya satu kali secara berurutan dan
beraturan dari obyek yang ditunjukkan. Auak tersebut telah memiliki keterampilan
a. Klasifikasi
b. Ordering
c. Seriasi
d. Korespodensi

Modul Asesmen ABK 08 32


3. Seorang anak mampu menyusun obyek secara berurutan dari tang terkecil sampai yang
terbesar atau sebaliknya dari obyek yang ditunjukkan, anak tersebut telah memiliki
kemampuan
a. Klasifikasi
b. Ordering
c. Seriasi
d. Konservasi

4. Salah satu kegiatan intelektual dasar untuk memahami persamaan dan perbedaan adalah
keterampilan:
a. Klasifikasi
b. Seriasi
c. Korespodensi
d. Konservasi

5. Kemampuan menjodohkan topi dan kepala merupakan salah satu kegiatan keterampilan
kognitif dasar jenis
a. Klasifikasi
b. Seriasi
c. Korespondensi
d. Konservasi

6. Seorang anak memiliki kemampuan tentang adanya persepsi bahwa jumlah anggota suatu
kelompok obyek akan tetap sekalipun terjadi perubahan posisi atau tempat merupakan
keterampilan kognitif dasar jenis
a. Klasifikasi
b. Seriasi
c. Korespondensi
d. Konservasi

7. Keterampilan seriasi sangat penting dalam pembelajaran matematika, karena merupakan


dasar untuk kemampuan di bawah ini, kecuali
a. Membandingkan
b. Mengkategorikan
c. Lebih besar dan lebih kecil
d. Sama dengan dan tidak sama dengan

Modul Asesmen ABK 08 33


8. Pada saat seorang guru/asesor membuat deskripsi dari hasil jawaban siswa mengenai
keterampilan kognitif dasar, kemudian menginterpretasikannya, maka asesor tersebut
sedang melakukan proses …
a. Membuat butir-butir soal instrumen keterampilan kognitif dasar
b. Membuat analisis hasil asesmen keterampilan kognitif dasar
c. Membuat kesimpulan asesmen matematika
d. Membuat rekomendasi hasil asesmen matematika

9. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil asesmen keterampilan kognitif dasar


dimanifestasikan dalam bentuk
a. Penguasaan siswa tentang keterampilan kognitif dasar
b. Kelemahan siswa tentang keterampilan kognitif dasar
c. Kesulitan siswa tentang keterampilan kognitif dasar
d. Kekuatan, kelemahan, dan kebutuhan siswa tentang keterampilan kognitif dasar

10. Rekomendasi tentang hasil asesmen keterampilan kognitif dasar sebaiknya ditujukan
kepada orang tua siswa, karena Orang tua merupakan
a. Anggota tim dewan sekolah
b. Anggota tim komitee sekolah
c. Anggota tim program pembelajaran individual
d. Anggota masyarakat sekolah

Kunci Jawaban:
1. d 6. d
2. b 7. b
3. c 8. b
4. a 9. d
5. c 10. c

G. BALIKAN DAN TINDAK LANJUT


Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdapat di
bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus tingkat penguasaan, yaitu jumlah jawaban Anda yang benar dibagi 10
kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan demikian Anda akan memperoleh presentase
tingkat penguasaan Anda. terhadap materi Kegiatan Belajar Adapun arti tingkat penguasaan
yang Anda capai adalah sebagai berikut:
90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
< 70% = kurang

Modul Asesmen ABK 08 34


Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat mengikuti ujian
akhir semester (UAS)., tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus
mengulang kegiatan belajar ini terutama bagian yang belum anda kuasai

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
Asesmen Perkembangan Bahasa
Melalui kegiatan pembelajaran 2 ini mahasiswa diperkenalkan dengan pengetahuan
mengenai penyusunan kisi-kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen asesmen
perkembangan bahasa. Pembahasan difokuskan pada penetapan ruang lingkup perkembangan
bahasa, menyusun kisi-kisi instrumen perkembangan bahasa, mengembangkan butir-butir
instrumen berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat, serta bagaimana menganalisis hasil asesmen
perkembangan bahasa

A. TUJUAN
Dengan mempelajari kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan mahasiswa mampu
membuat kisi-kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen Asesmen perkembangan
bahasa. Secara khusus pembahasan ini bertujuan agar mahasiswa mampu:
1. Menetapkan ruang lingkup asesmen perkembangan bahasa
2. Menyusun kisi-kisi instrumen asesmen perkembangan bahasa
3. Mengembangkan butir-butir instrumen asesmen perkembangan bahasa berdasarkan kisi-
kisi yang telah dibuat
4. Melaksanakan dan menganalisis hasil asesmen perkembangan bahasa

B. POKOK BAHASAN
1 Penetapan ruang lingkup asesmen perkembangan bahasa
2 Penyusunan kisi-kisi instrumen asesmen perkembangan bahasa
3 Pengembangan butir-butir instrumen asesmen perkembangan bahasa berdasarkan kisi-
kisi yang telah dibuat
4 Melaksanakan dan menganalisis hasil asesmen perkembangan bahasa

C. INTISARI BACAAN
1 Penetapan ruang lingkup asesmen perkembangan bahasa
Yang dimaksud dengan asesmen perkembangan bahasa dalam bahasan ini adalah
proses penghimpunan informasi secara sistematis dan professional terhadap aspek-aspek
perkembangan bahasa anak yang diduga secara signifikan berpengaruh terhadap prestasi
akademik anak yang bersangkutan. Adapun tujuan asesmen perkembangan bahasa dalam
bahasan ini adalah untuk menghimpun data atau informasi tentang aspek-aspek
perkembangan bahasa yang meliputi kemampuan memahami makna kata, kemampuan untuk
mengekspresikan diri secara verbal, dan kemampuan dalam pelafalan (artikulasi), sehingga

Modul Asesmen ABK 08 35


dapat membantu guru dalam memahami tingkat dan kemampuan belajar bahasa anak.
Untuk itu, perlu dijelaskan ruang lingkup kemampuan berbahasa seseorang.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia dalam mengadakan
hubungan dengan sesamanya. Moh. Amin (2005) mengemukakan bahwa kemampuan
berbahasa seseorang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu kemampuan berbahasa pasif
(reseptif) dan kemampuan berbahasa aktif (ekspresif). Yang dimaksud kemampuan berbahasa
pasif ialah kemampuan memahami pikiran, perasaan, dan kehendak orang lain. Sedangkan
kemampuan berbahasa aktif adalah kemampuan untuk menyatakan pikiran, perasaan, dan
kehendak sendiri kepada orang lain. Dengan demikian, penguasaan yang satu bersifat
menerima dan penguasan yang lain bersifat menyampaikan. Berdasarkan media yang
digunakan maka kemampuan berbahasa dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu lisan
dan tulisan. Sehingga jika digambarkan maka akan menjadi empat kelompok, seperti yang
dapat dilihat pada bagan berikut:

Media Lisan Tulisan

Kemampuan
Aktif Berbicara Menulis

Pasif Mendengarkan Membaca

Secara umum perkembangan bahasa digambarkan oleh Myklebust (Sutjihati,1995)


yang meliputi: tahap inner language, receptive language, dan expresive language.
Inner language adalah aspek bahasa yang pertama berkembang, Muncul kira-kira
pada usia 6 bulan. Karakteristik perilaku yang muncul pada tahap ini adalah pembentukan
konsep-konsep sederhana, seperti anak mendemonstrasikan pengetahuannya tentang
hubungan sederhana antara satu obyek dengan obyek yang lainnya. Tahap berikut dari
perkembangan inner language adalah anak dapat memahami hubungan-hubungan yang lebih
kompleks dan dapat bermain dengan mainan dalam situasi yang bermakna. Contoh
menyusun perangkat pada rumah-rumahan. Bentuk yang lebih kompleks dari perkembangan
inner language adalah mentransformasikan pengalaman ke dalam simbol bahasa.
Receptive language. Setelah inner language berkembang, maka tahap berikutnya
adalah munculnya receptive language. Pada kira-kira usia 8 bulan, anak mulai mengerti
sedikit-sedikit tentang apa yang dikatakan orang lain kepadanya. Anak mulai merespon
apabila namanya dipanggil, dan mulai sedikit mengerti perintah, menjelang kira-kira 4 tahun
anak lebih menguasai kemahiran mendengar, dan setelah itu proses penerimaan (receptive
process) memberi perluasan kepada sistem bahasa verbal. Terdapat hubungan timbal balik
antara inner language dengan receptive language. Perkembangan inner language melewati
fase pembentukan konsep-konsep sederhana menjadi tergantung kepada pemahaman dan
receptive language.

Modul Asesmen ABK 08 36


Expresive language. Aspek terakhir dari perkembangan bahasa adalah bahasa
expresive. Menurut Myklebust expresive language berkembang setelah pemantapana
pemahaman. Bahasa ekspresif anak muncul kira-kira satu tahun.
Perkembangan bahasa erat kaitannya dengan perkembangan kognisi. Keduanya
mempunyai hubungan timbal balik. Bagi mereka yang memiliki perkembangan kognisinya
terhambat, maka perkembangan bahasanya juga akan terhambat.
Secara potensial setiap anak termasuk ABK memiliki perasaan, pikiran, dan kehendak
yang dapat dikemukakan, akan tetapi pada ABK, misalnya pada anak tunagrahita seringkali
di saat ia mau menyatakan sesuatu mengalami kesulitan. Apabila kita amati dalam
pembicaraan-pembicaraan anak tunagrahita, selain kata-kata yang tidak jelas, intonasinya
yang datar, dan seringnya mereka mengulang-ngulang kata juga susunan kalimat-kalimatnya
yang sering terbalik-balik.
Hambatan yang berkaitan dengan kemampuan berbahasa pada ABK dapat terlihat
dalam penguasaan kosakata, jumlah kosakata yang dikuasai, penguasaan gramatikal bahasa,
seperti struktur kalimat, dan sebagainya. Hambatan yang terjadi akan mempersulit siswa
untuk menangkap instruksi maupun memahami dan menangkap isi teks bacaan.
Berikut daftar perkembangan bahasa dari usia 12 bulan sampai dengan 7 tahun yang
diadopsi dari Moh.Amin, 1995:84-118

Perkembangan Bahasa Anak Usia 12 bulan - 7 Tahun


Diadopsi dari Moh.Amin, (1995:84-118)

Usia Perkembangan Bahasa


12 bulan Mengucapkan 3 kata atau lebih, mis: “dede mimi susu”
(1 tahun) Memberikan reaksi suara terhadap mainan atau suara
Memperhatikan dan memberikan reaksi terhadap pembicaraan
yang panjang
Memberikan reaksi verbal terhadap beberapa perintah
Memberikan mainannya ketika diminta
13 – 14 bulan Kacau dalam mengucapkan kata-kata
Menggunakan lima kata atau lebih dengan arti yang tetap
Bersuara, menunjuk, dan memberikan mimik dalam usahanya
meraih benda-benda
Nampak mengerti perasaan orang yang bicara
Tertarik pada gambar-gambar yang diberi nama selama kurang
lebih 2 menit
15 – 16 bulan Menggunakan 7 kata atau lebih dengan pengertian yang tetap
(dengan mimik)
Lebih sering menggunakan konsonan, t, d, w, dan h
Melaksanakan perintah verbal, memilih dan mengambil
sesuatu dari orang lain
Mengenal dan ingat terhadap benda-benda dan gambar-gambar
yang diberi nama
Mengenal nama berbagai bagian tubuh

Modul Asesmen ABK 08 37


17 – 18 bulan Menunjukkan mata, hidung, dan telinga
Mengulang kata-kata yang didengarnya
Memahami pertanyaan sederhana
Melaksanakan dua perintah yang berurutan mengenai benda-
benda seperti bola dsb
Membuat asosiasi dan mengingat kata-kata berdasarkan pada
kategori (misalnya: makanan, binatang, dsb)
Mulai bicara tanpa bantuan gerak
19 – 20 bulan Meniru kalimat yang terdiri dari dua/tiga kata
Meniru sesuatu yang terdapat di lingkungan ketika bermain
Jika disuruh, dapat menunjukkan bagian-bagian badan, bagian-
bagian pakaian pada gambar besar
Tepat dalam memberikan reaksi terhadap kata-kata seperti:
duduklah, berhenti dsb
Mengerti perintah yang mengandung kata panggilan seperti:
berikan padanya! Ayo kemari! Dsb
21 – 22 bulan Menggabungkan dua kata yang mengandung perbedaan arti
seperti: “ibu datang”
Mengikuti dua/tiga perintah sederhana yang berhubungan
Mengenal banyak benda dan gambar waktu disebut namanya
23 –24 bulan Sekali-kali menggunakan kalimat yang terdiri dari 3 kata
Menunjuk kepada diri sendiri dengan namanya
Memilih satu kata (seperti: sisir) dari lima atau enam kata yang
disebutnya
Mempelajari nama binatang dari buku
25 – 27 bulan Biasanya menggunakan kalimat-kalimat yang terdiri dari 2/3
kata serta merupakan kata panggilan, kata kerja, dan kata
benda
Sering menggunakan kata panggilan dengan tepat
Memilih gambar-gambar tingkah laku (misal: makan, lari,
duduk, dsb)
Dapat disuruh menunjukkan bagian-bagian kecil dari tubuh
Meminta sesuatu dengan menyebutkan namanya
Memberikan reaksi terhadap gambar dengan dua kata
(perkembangan bahasa nampak dari panjang reaksi terhadap
gambar atau alat permaiann)
27 – 30 bulan Mengulang menyebut dua bilangan atau lebih, mengerti arti
kata “satu”
Mengerti ukuran (misalnya: kecil,besar, dsb)
Mengenal nama dan gambar (umumnya benda)
Mengerti konsep berdasarkan fungsi
Dapat menyebut sekurang-kurangnya satu warna
30 – 33 bulan Mengerti kata kerja dan kebanyakan kata sifat
Menjawab dengan tepat pertanyaan “kamu laki-laki atau
perempuan?”
Membicarakan gambar buatannya sendiri

Modul Asesmen ABK 08 38


33 – 36 bulan Mengikuti tiga perintah sederhana
Mengerti arti di atas, di bawah, di depan, belakang, dsb
Menggunakan bunyi-bunyi, t, n, k, g,ng, pada kata (menjelang
2,5 tahun menguasai 27 bunyi)
3 tahun Mengucapkan bunyi huruf y, f, v, dalam kata-kata
Mengulang tiga kata
Menggunakan kalimat yang terdiri dari empat kata
Senang berbisik dan memberikan reaksi pada bisikan
Menerangkan jenis kelamin, menyebut nama lengkap dan
menerangkan peristiwa secara sederhana
4 tahun Menjawab pertanyaan sederhana
Mengucapkan sh, zh, th, dalam kata-kata
Menggunakan kalimat yang kompleks
Berkomunikasi untuk menghubung-hubungkan pengalaman
dan mencari pengetahuan yang diperlukannya
Membuat kesalahan artikulasi terhadap bunyi konsonan l, r, s,
t, sh, ch, j, atau th; menguasai bunyi: b, p, m, w, dan h
Mengenal warna
Mengetahui 4-5 kata depan seperti: di atas, di bawah, di depan,
di belakang
Memberikan reaksi terhadap gambar dengan lima kata
5 tahun Mengetahui banyak lawan kata
Menghitung benda sampai 10
Mengulang 4 bilangan
Memberikan definisi benda-benda berdasarkan kegunaan
seperti: garpu, pensil, gunting, dsb
Membuat kekeliruan artikulasi
6 tahun Menguasai bunyi huruf: f,v,s, dan z
Memberikan respon terhadap gambar dengan 7 kata
Menanti gilirannya yang tepat dalam pembicaraan
Memberi dan menerima keterangan
7 tahun Menjawab pertanyaan mengenai persamaan, misalnya:”apakah
persamaan kedua benda ini?”

2 Penyusunan kisi-kisi dan pengembangan butir instrumen asesmen perkembangan


bahasa

Setelah ruang lingkup materi perkembangan bahasa dipetakan, langkah selanjutnya


adalah menyusun instrumen asesmen dalam bentuk pedoman observasi yang bersifat
kualitatif. Pedoman observasi ini dapat dibuat berdasarkan urutan perkembangan bahasa
anak, dapat pula dibuat berdasarkan ruang lingkup kemampuan berbahasa anak. Sebagai

Modul Asesmen ABK 08 39


ilustrasi berikut ini akan diberikan contoh instrumen asesmen perkembangan bahasa bagi
anak usia 2 tahun- 3 tahun, sebagai berikut.

Contoh Instrumen Asesmen Perkembangan Bahasa


Anak Usia 2 tahun - 3 tahun

No Komponen yang diamati Kemampuan


Dapat Tidak Keterangan
1. Biasanya menggunakan kalimat-kalimat yang terdiri
dari 2/3 kata serta merupakan kata panggilan, kata
kerja, dan kata benda
2. Sering menggunakan kata panggilan dengan tepat
3. Memilih gambar-gambar tingkah laku (misal:
makan, lari, duduk, dsb)
4. Dapat disuruh menunjukkan bagian-bagian kecil dari
tubuh
5. Meminta sesuatu dengan menyebutkan namanya
6. Memberikan reaksi terhadap gambar dengan dua
kata (perkembangan bahasa nampak dari panjang
reaksi terhadap gambar atau alat permaiann)
7. Mengulang menyebut dua bilangan atau lebih,
mengerti arti kata “satu”
8. Mengerti ukuran (misalnya: kecil,besar, dsb)
9. Mengenal nama dan gambar (umumnya benda)
10 Mengerti konsep berdasarkan fungsi
11 Dapat menyebut sekurang-kurangnya satu warna
12 Mengerti kata kerja dan kebanyakan kata sifat
13 Menjawab dengan tepat pertanyaan “kamu laki-laki
atau perempuan?”
14 Membicarakan gambar buatannya sendiri
15 Mengikuti tiga perintah sederhana
16 Mengerti arti di atas, di bawah, di depan, belakang,
dsb
17 Menggunakan bunyi-bunyi, t, n, k, g,ng, pada kata
(menjelang 2,5 tahun menguasai 27 bunyi)
18 Mengucapkan bunyi huruf y, f, v, dalam kata-kata
19 Mengulang tiga kata
20 Menggunakan kalimat yang terdiri dari empat kata
21 Senang berbisik dan memberikan reaksi pada bisikan
22 Menerangkan jenis kelamin, menyebut nama
lengkap dan menerangkan peristiwa secara
sederhana

Modul Asesmen ABK 08 40


IDENTITAS SISWA
Nama :
Jenis Kelamin :
Tempat dan tanggal lahir :
Sekolah :
Kelas/Semester :
Asesmen Perkembangan Bahasa

1. Kosa kata
…………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………..
2. Bahasa reseptif (Kemampuan memahami makna kata yang didengar}
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
3. Bahasa ekspresif, misalnya kefasihan dalam pengenalan kata (kemampuan
mengekspresikan diri secara verbal)
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..
4. Pelafalan (Kemampuan melafalkan kata secara jelas)
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
5. Kemampuan menguraikan kata (Kemampuan menguraikan kata menurut
bunyi)
…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
dan seterusnya.

3 Melaksanakan dan Menganalisis Hasil asesmen Perkembangan Bahasa


Setelah instrumen (pedoman observasi) tersusun secara sistematis, guru dapat
melakukan kegiatan asesmen dengan jalan mengamati setiap ucapan atau pernyataan anak
yang berkaitan dengan perkembangan bahasa sesuai dengan urutan yang tercantum dalam
instrumen. Hasil pengamatan dari setiap aspek perkembangan bahasa dicatat langsung pada
lembar pedoman observasi/instrumen. Hasil pengamatan tersebut merupakan data kualitatif
yang menggambarkan kondisi perkembangan bahasa anak secara obyektif.
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis hasil observasi pada setiap aspek
perkembangan bahasa anak, sehingga dapat ditemukan dalam aspek mana anak tersebut
mengalami kelemahan, dan pada aspek perkembangan bahasa apa yang dianggap cukup baik.
Berdasarkan hasil analisis ini, langkah berikutnya yang ditempuh guru adalah menentukan
tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan upaya menstimulasi perkembangan bahasa yang
terhambat. Tujuan pembelajaran ini merupakan landasan dalam pengembangan program
stimulasi perkembangan bahasa.

Modul Asesmen ABK 08 41


Apabila masalah yang berkaitan dengan stimulasi perkembangan bahasa ini ada
dalam kurikulum, maka hasil analisis tadi diselaraskan dengan materi yang terdapat pada
kurikulum dengan jalan membandingkan setiap aspek perkembangan bahasa hasil asesmen
dengan butir-butir yang terdapat dalam kurikulum atau GBPP.

D. LATIHAN
1. Sejak kapan kemampuan berbahasa lisan mulai terbentuk ?
2. Bagaimanakah caranya untuk mengetahui kemampuan anak dalam membedakan bunyi?
3. Bagaimanakah caranya untuk mengetahui kemampuan anak dalam memahami arti kata ?
4. Buatlah instrumen asesmen untuk kemampuan berbahasa lisan !

E. RANGKUMAN
1. Kemampuan berbahasa seseorang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu kemampuan
pasif dan kemampuan aktif
2. Kemampuan mendengarkan dan berbicara melibatkan kemampuan penguasaan fonologi,
morfologi, sintaksis, dan semantik.
3. Tujuan asesmen kemampuan berbahasa adalah untuk memperoleh informasi tentang
kemampuan dan hambatan dalam perkembangan bahasa anak
4. Dalam pelaksanaan asesmen kemampuan berbahasa perlu mempertimbangkan tiga
faktor, yaitu bentuk tes, suasana yang alamiah, dan waktu pelaksanaan.

F. TES FORMATIF
Petunjuk: Pilihlah option berikut yang dianggap paling benar!

1. Kemampuan memahami apa yang dikatakan orang lain, disebut …


a. Kemampuan berbahasa pasif
b. Kemampuan berbahasa aktif
c. Kemampuan berbahasa ekspresif
d. Kemampuan berbahasa lisan

2. Kemampuan menyatakan maksud sendiri melalui bahasa lisan, merupakan kemampuan


...
a Kemampuan berbahasa pasif
b Kemampuan berbahasa aktif
c Kemampuan berbahasa ekspresif
d Kemampuan berbahasa lisan

Modul Asesmen ABK 08 42


3 Menulis karangan merupakan kemampuan berbahasa yang bersifat …
a Aktif melalui lisan
b Pasif melalui lisan
c Aktif melalui tulisan
d Pasif melalui tulisan

4. Membaca novel merupakan kemampuan berbahasa yang bersifat ...


a Aktif melalui lisan
b Pasif melalui lisan
c Aktif melalui tulisan
d Pasif melalui tulisan

5 Berpidato merupakan kemampuan berbahasa yang bersifat ...


a Aktif melalui lisan
b Pasif melalui lisan
c Aktif melalui tulisan
d Pasif melalui tulisan

6 Mendengarkan syair lagu merupakan kemampuan berbahasa …


a Aktif melalui lisan
b Pasif melalui lisan
c Aktif melalui tulisan
d Pasif melalui tulisan

7 Aspek bahasa yang pertama berkembang pada seorang anak adalah aspek ...
a Inter language
b Inner language
c Receptive language
d Expresive language

8. Seorang anak mulai merespon jika dipanggil namanya. Anak tersebut mulai
mengembangkan aspek ...
a Inter language
b Inner language
c Receptive language
d Expresive language

9 Pada umumnya bahasa ekspresif seorang anak muncul pada usia kira-kira ….
a enam bulan
b delapan bulan

Modul Asesmen ABK 08 43


c satu tahun
d empat tahun

10 Kemampuan menyusun perabot rumah-rumahan pada seorang anak merupakan bentuk


yang lebih kompleks dari perkembangan …
a Inter language
b Inner language
c Receptive language
d Expresive language

Kunci Jawaban:
1. a 6. b
2. b 7. b
3. c 8. c
4. d 9. c
5. a 10.b

G. BALIKAN DAN TINDAK LANJUT


Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdapat di
bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus tingkat penguasaan, yaitu jumlah jawaban Anda yang benar dibagi 10
kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan demikian Anda akan memperoleh presentase
tingkat penguasaan Anda. terhadap materi Kegiatan Belajar Adapun arti tingkat penguasaan
yang Anda capai adalah sebagai berikut:

90% - 100% = baik sekali


80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
< 70% = kurang

Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat mengikuti ujian
akhir semester (UAS)., tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus
mengulang kegiatan belajar ini terutama bagian yang belum anda kuasai

KEGIATAN PEM,BELAJARAN 3
Asesmen Perkembangan Motorik

Melalui kegiatan pembelajaran 3 ini mahasiswa diperkenalkan dengan pengetahuan


tentang penyusunan kisi-kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen asesmen perkembangan
motorik. Pembahasan difokuskan pada penetapan ruang lingkup perkembangan motorik,

Modul Asesmen ABK 08 44


menyusun kisi-kisi instrumen perkembangan motorik, mengembangkan butir-butir instrumen
berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat, serta bagaimana menganalisis hasil asesmen
perkembangan motorik

A. TUJUAN
Dengan mempelajari kegiatan pembelajaran 3 ini diharapkan mahasiswa mampu
membuat kisi-kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen Asesmen perkembangan
motorik. Secara khusus pembahasan ini bertujuan agar mahasiswa mampu:
1. Menetapkan ruang lingkup asesmen perkembangan motorik
2. Menyusun kisi-kisi instrumen asesmen perkembangan motorik
3. Mengembangkan butir-butir instrumen asesmen perkembangan motorik berdasarkan kisi-
kisi yang telah dibuat
4. Menganalisis hasil asesmen perkembangan motorik

B. POKOK BAHASAN
1. Penetapan ruang lingkup asesmen perkembangan motorik
2. Penyusunan kisi-kisi instrumen asesmen perkembangan motorik
3. Pengembangan butir-butir instrumen asesmen perkembangan motorik berdasarkan kisi-
kisi yang telah dibuat
4. Menganalisis hasil asesmen perkembangan motorik

C. INTISARI BACAAN
1. Penetapan ruang lingkup asesmen perkembangan motorik
Yang dimaksud dengan perkembangan motorik adalah kemampuan dalam melakukan
gerak, baik yang bersifat gerakan kasar, gerakan halus, dan keseimbangan. Asesmen
perkembangan motorik adalah suatu proses penghimpunan informasi secara sistematis dan
profesional terhadap aspek-aspek perkembangan motorik anak yang diduga secara signifikan
berpengaruh terhadap prestasi akademik. Adapun tujuan asesmen perkembangan dalam
bahasan ini adalah untuk mengetahui informasi tentang aspek-aspek perkembangan motorik
anak yang meliputi aspek motorik kasar, motorik halus, dan aspek keseimbangan. Asesmen
perkembangan motorik ini dapat membantu guru dalam memahami tingkat kemampuan
motorik anak.
Dari pengertian di atas dapat ditentukan bahwa ruang lingkup perkembangan motorik,
meliputi ;
a. Kemampuan untuk melakukan gerakan kasar (gross motor).
b. Kemampuan untuk melakukangerakan halus (fine motor).
c. Kemampuan dalam keseimbangan (balance).

Kemampuan gerakan kasar adalah gerak tubuh yang menggunakan sebagian besar
otot-otot atau sekumpulan otot besar dan biasanya memerlukan tenaga. Duduk, merangkak,

Modul Asesmen ABK 08 45


berdiri, berjalan, mengambil, menarik, mendorong, naik/turun tangga, berjingkrak,
melompat, menendang, mengendarai, melempar, dan menangkap merupakan contoh-contoh
gerakan kasar. Sedangkan kemampuan motorik halus ialah kemampuan gerak yang hanya
menggunakan otot-otot tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil yang membutuhkan
koordinasi gerak dan daya konsentrasi yang baik. Contoh-contoh gerakan halus, seperti:
memegang benda kecil antara ibu jari dan telunjuk, menunjuk benda dengan jari telunjuk,
menyortir benda sesuai dengan bentuknya, mencoret dengan jari, menjelujur, memutar
benda, merangkai kalung-kalungan, membalik halaman buku, menggunakan satu tangan
secara tetap, menebalkan garis lurus, atau lengkung, mewarnai bentuk-bentuk geometri,
merobek kertas, menyusun benda menurut besar kecilnya, panjang pendeknya, menggunting,
memotong, menulis, dan sebagainya.

Berikut daftar perkembangan motorik dari usia 12 bulan sampai dengan 9 tahun yang
diadopsi dari Moh.Amin, 1995:84-118

Perkembangan Motorik Anak Usia 12 bulan – 9 Tahun


Diadopsi dari Moh.Amin (1995:84-118)

Usia Anak Perkembangan Motorik


12 bulan Berusaha tegak dengan berlutut
Berjalan dengan berpegang sebelah tangan
(1 tahun)
Merangkak bebas
13 – 14 bulan Berdiri sebentar
Berjalan mundur satu dua langkah
Bergoyang-goyang mengikuti irama musik
15 –16 bulan Berjalan beberapa langkah
Berlutut sendiri
Jatuh terduduk
Merangkak atau memanjat tangga
Tegak berdiri dan berjalan
Membungkuk dan tegak kembali
17 – 18 bulan Berjalan sendiri tanpa dibantu
Menaiki tangga dengan berpegangan
Duduk sendiri
Menendang bola
Menarik alat main sambil berjalan mundur
Menaiki rintangan
19 – 20 bulan Berusaha berjalan di atas garis lurus (sampai kira-kira tiga
meter dengan 1-3 kali membuat kesalahan)
Mampu dan mau bermain dengan alat yang menyerupai
tongkat
Memasukkan pasak ke dalam lubangnya (yang mempunyai
garis tengah kira-kira 1,5 cm)

Modul Asesmen ABK 08 46


21 - 22 bulan Naik tangga sambil berpegang dengan satu pegangan
Turun tangga dengan dipegang sebelah tangan
Berjongkok waktu bermain
Berdiri diatas satu kaki dengan bantuan
Berjalan mundur
25 – 27 bulan Dapat berlari
Naik dan turun tangga tanpa berganti kaki
Menyepak bola atas perintah
Bangun miring, melompat dari bawah dengan satu kaki
2, 5 tahun Berjalan dengan ujung jari kaki
Melompat dengan dua kaki bersama-sama
Mencoba berdiri di atas satu kaki
Berdiri dengan dua kaki di atas balok keseimbangan tanpa
bantuan
Berjalan mengikuti garis yang dibuat pada lantai, kadang-
kadang melompat.

3 tahun Berlari denga jari kaki


Mengendarai sepeda roda tiga
Naik tangga dengan kaki berganti-ganti
Melompat dengan dua kaki
Berdiri dengan satu kaki
Berjalan mundur dengan mudah
3, 5 tahun Berdiri dengan satu kaki selama 3-5 detik
Kurang koordinasi gerak: jatuh, takut
Berjalan pada balok keseimbangan dengan dua langkah
berganti-ganti atau lebih
Berlari menghindari rintangan/halangan
4 tahun Berdiri dengan satu kaki selama 5-10 detik
Berganti ganti naik turun tangga dengan satu kaki
Melompat di atas benda setinggi 15 cm
5 tahun Meloncat dengan satu kaki (kaki berganti-ganti)
Berjalan mengikuti garis yang dibuat pada lantai dengan kaki
dan tumit
Berlari, naik kursi dan meja
Gemar berbaris
Melompat dari sesuatu dengan ketinggian 30 cm
6 tahun Sangat aktif, tingkah lakunya konstan
Keseimbangan badan aktif dalam permainan (meloncat)
Melompat setinggi 30 cm dan jatuh dengan jari kaki
Berdiri pada salah satu kaki dengan mata tertutup
Melempar jauh
7 tahun Lebih berhati-hati dalam bergerak
Melakukan kegiatan berbeda-beda
8 tahun Gerak tubuh lebih berirama dan lebih indah
Dapat menilai sikap orang lain

Modul Asesmen ABK 08 47


9 tahun Lebih mampu mengontrol kecepatan
Tertarik pada kesehatannya sendiri dan senang mengangkat
sesuatu
Sering kaku dalam sikapnya

2. Penyusunan kisi-kisi dan pengembangan butir instrumen asesmen perkembangan


motorik

Setelah menetapkan ruang lingkup asesmen perkembangan motorik, langkah


selanjutnya adalah menyususn instrumen asesmen perkembangan motorik. Asesmen ini
dibuat dalam bentuk pedoman observasi yang bersifat kualitatif.

Contoh Kisi-kisi Instrumen Asesmen Perkembangan Motorik Kasar


Anak Usia 4-6 Tahun

No Komponen yang diamati Kemampuan


Dapat Tidak Keterangan
1 Berdiri dengan satu kaki selama 5-10 detik
2 Berganti ganti naik turun tangga dengan satu kaki
3 Melompat di atas benda setinggi 15 cm
4 Meloncat dengan satu kaki (kaki berganti-ganti)
5 Berjalan mengikuti garis yang dibuat pada lantai
dengan kaki dan tumit
6 Berlari, naik kursi dan meja
7 Gemar berbaris
8 Melompat dari sesuatu dengan ketinggian 30 cm
9 Sangat aktif, tingkah lakunya konstan
10 Keseimbangan badan aktif dalam permainan
(meloncat)
11 Melompat setinggi 30 cm dan jatuh dengan jari
kaki
12 Berdiri pada salah satu kaki dengan mata tertutup
13 Melempar jauh

Contoh :
Identitas Anak
Nama : .........................................................................
Jenis kelamin : .........................................................................
Tempat dan tanggal lahir : .........................................................................
Sekolah : .........................................................................
Kelas/Semester : .........................................................................

Modul Asesmen ABK 08 48


a. Kemampuan dalam melakukan gerakan kasar (gross motor) :
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
b. Kemampuan dalam melakukan gerakan halus (fine motor) :
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
c. Kemampuan dalam melakukan keseimbangan tubuh :
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

3. Melaksanakan dan Menganalisis Hasil Asesmen Perkembangan Motorik


Sama halnya dengan asesmen perkembangan bahasa, asesmen perkembangan motorik
dilakukan dengan jalan mengamati setiap tingkah laku/ gerak kasar maupun gerak halus,
maupun keseimbangan tubuh anak sesuai dengan urutan yang tercantum dalam instrumen.
Hasil pengamatan dari setiap aspek perkembangan motorik dicatat langsung pada lembar
pedoman observasi/instrumen. Hasil pengamatan tersebut merupakan data kualitatif yang
menggambarkan kondisi perkembangan motorik anak secara obyektif.
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis hasil observasi pada setiap aspek
perkembangan motorik anak, sehingga dapat ditemukan dalam aspek mana anak tersebut
mengalami kelemahan, dan pada aspek perkembangan motorik apa yang dianggap cukup
baik. Berdasarkan hasil analisis ini, langkah berikutnya yang ditempuh guru adalah
menentukan tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan upaya menstimulasi perkembangan
motorik yang terhambat. Tujuan pembelajaran ini merupakan landasan dalam pengembangan
program stimulasi perkembangan motorik anak yang bersangkutan.

D. LATIHAN
Buatlah instrumen asesmen untuk pekembangan motorik !

E. RANGKUMAN
1. Perkembangan motorik adalah kemampuan dalam melakukan gerak.
2. Kemampuan gerak meliputi kemampuan gerak kasar, gerak halus, dan keseimbangan.
3. Instrumen asesmen disusun berdasarkan ruang lingkup perkembangan motorik.

F. TES FORMATIF
Petunjuk: Pilihlah option berikut yang dianggap paling benar!
1. Seorang anak diminta untuk berjalan mengikuti pola lantai. Sehubungan dengan asesmen
perkembangan motorik, maka kegiatan tersebut bertujuan untuk mengukur …
a. Motorik kasar
b. Motorik halus
c. Fine motor

Modul Asesmen ABK 08 49


d. Balancing

2. Seorang anak diminta untuk melompat dengan satu kaki. Sehubungan dengan asesmen
perkembangan motorik, maka kegiatan tersebut bertujuan untuk mengukur …
a. Motorik kasar
b. Motorik halus
c. Fine motor
d. Balancing

3. Menangkap dan melempar bola merupakan contoh butir soal untuk mengukur ...
a. Motorik kasar
b. Motorik halus
c. Fine motor
d. Balancing

4. Contoh butir soal untuk mengukur fine motor dapat dilakukan melalui ...
a Mengangkat kaki
b Mengayunkan tangan
c Menyusun kubus
d Berjalan ditempat

5. Untuk mengukur keseimbangan tubuh anak, kita dapat mengukurnya melalui …


a Berjalan bebas tanpa bantuan
b Berjalan ditempat
c Berjalan sambil mengayunkan tangan
d Berjalan santai

6. Untuk mengukur keterampilan gross motor seorang anak dapat dilakukan melalui ….
a Merangkai mute
b Mewarnai bidang geometri
c Memegang pensil
d Melempar bola

7. Menggunakan alat tulis merupakan salah satu contoh butir soal untuk mengukur … ...
a Motorik kasar
b Motorik halus
c Fine motor
d Balancing

Modul Asesmen ABK 08 50


8. Berjalan pada suatu garis lurus merupakan salah satu contoh butir soal untuk mengukur
keterampilan …
a Motorik kasar
b Motorik halus
c Fine motor
d Balancing

9. Kegiatan di bawah ini merupakan alat untuk mengukur fine motor, kecuali …
a. Memungut benda secara bebas
b. Memungut benda sesuai dengan irama
c. Menangkap bola
d. Merangkai benada-benda

10. Meminta anak duduk dan berdiri di tempat, merupakan salah satu butir soal untuk
mengukur keterampilan …. …
a Motorik kasar
b Motorik halus
c Fine motor
d Balancing

Kunci Jawaban:
11. d 6. d
12. d 7. b
13. a 8. d.
14. c 9. c
15. c 10. a

G. BALIKAN DAN TINDAK LANJUT


Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdapat di
bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus tingkat penguasaan, yaitu jumlah jawaban Anda yang benar dibagi 10
kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan demikian Anda akan memperoleh presentase
tingkat penguasaan Anda. terhadap materi Kegiatan Belajar Adapun arti tingkat penguasaan
yang Anda capai adalah sebagai berikut:

90% - 100% = baik sekali


80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
< 70% = kurang

Modul Asesmen ABK 08 51


Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat mengikuti ujian
akhir semester (UAS)., tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus
mengulang kegiatan belajar ini terutama bagian yang belum anda kuasai

KEGIATAN PEMBELAJARAN 4
Asesmen Perkembangan Persepsi

Melalui kegiatan pembelajaran 4 ini mahasiswa diperkenalkan dengan pembuatan kisi-


kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen asesmen perkembangan persepsi. Pembahasan
difokuskan pada penetapan ruang lingkup perkembangan persepsi, menyusun kisi-kisi instrumen
perkembangan persepsi, mengembangkan butir-butir instrumen berdasarkan kisi-kisi yang telah
dibuat, serta bagaimana menganalisis hasil asesmen perkembangan persepsi

A. TUJUAN
Dengan mempelajari kegiatan pembelajaran 4 ini diharapkan mahasiswa mampu
membuat kisi-kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen Asesmen perkembangan
persepsi. Secara khusus pembahasan ini bertujuan agar mahasiswa mampu:
1. Menetapkan ruang lingkup asesmen perkembangan persepsi
2. Menyusun kisi-kisi instrumen asesmen perkembangan persepsi
3. Mengembangkan butir-butir instrumen asesmen perkembangan berdasarkan kisi-kisi
yang telah dibuat
4. Menganalisis hasil asesmen perkembangan persepsi

B. POKOK BAHASAN
1. Penetapan ruang lingkup asesmen perkembangan persepsi
2. Penyusunan kisi-kisi instrumen asesmen perkembangan persepsi
3. Pengembangan butir-butir instrumen asesmen perkembangan berdasarkan kisi-kisi yang
telah dibuat
4. Menganalisis hasil asesmen perkembangan persepsi

C. INTISARI BACAAN
1. Penetapan Ruang Lingkup Asesmen Perkembangan Persepsi
Asesmen perkembangan persepsi merupakan suatu proses pengumpulan informasi
mengenai aspek-aspek perkembangan persepsi seorang anak yang diperlukan sebagai bahan
pertimbangan dalam merencanakan suatu program pembelajaran akademik, seperti
membaca, menulis dan matematika.
Tujuan asesmen perkembangan persepsi dalam bahasan ini dimaksudkan untuk
menghimpun informasi tentang tahap perkembangan persepsi anak yang dapat membantu
guru dalam memahami kemampuan persepsi anak yang meliputi persepsi auditoris, visual,
dan persepsi heptik.

Modul Asesmen ABK 08 52


Asesmen perkembangan persepsi hanya akan bermakna, jika guru mengetahui materi
keterampilan yang dikembangkan, dan tahap-tahap perkembangan anak. Dengan demikian
pemahaman yang jelas tentang konsep dasar perkembangan persepsi pada ABK merupakan
dasar yang penting untuk dapat melaksanakan asesmen secara tepat bagi mereka, sehingga
perlu dijelaskan hakikat perkembangan persepsi Anak Berkebutuhan Khusus. Jika tidak,
pelaksanaan asesmen perlu dipertanyakan.
Persepsi berasal dari istilah bahasa Inggris "Perception" artinya tanggapan atau
penerimaan langsung dari sesuatu; daya memahami atau menanggapi sesuatu; serapan;
proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancaindranya. Secara definisi Lerner,
(1988:282) mengemukakan bahwa persepsi merupakan proses memahami dan
menginterpretasikan informasi sensoris atau yang berhubungan dengan pancaindra, atau
kemampuan intelek untuk menyarikan makna dari data yang diterima oleh berbagai indra".
Dengan demikian untuk memahami proses persepsi terlebih dahulu harus dipahami apa yang
disebut dengan pengindraan.
Rochyadi & Alimin (2005) mengemukakan bahwa pengindraan sebetulnya
merupakan proses fisiologis. Apa yang diindra selanjutnya ditransfer ke otak dan membentuk
sebuah gambaran. Namun demikian, hasil pembentukan di otak tidak selamanya memberi
gambaran seperti apa yang diindranya. Misalnya, seorang anak diminta untuk mengamati
huruf /d/, di samping huruf tersebut berderet huruf-huruf seperti. /p/, /b/, /d/, /a/. Apabila
anak dapat menunjukkan huruf /d/ pada deretan huruf-huruf tadi, maka proses persepsi telah
terjadi karena ada penafsiran yang sama. Tetapi jika yang ditunjuk adalah huruf /a/, maka yang
terjadi hanya proses pengindraan. Sebetulnya anak melihat huruf /d/, tetapi apa yang dilihatnya
tidak membentuk gambaran yang benar. Secara fisiologis ia tidak mengalami gangguan
penglihatan, akan tetapi ia tidak dapat menafsirkan obyek yang dilihat dan inilah yang dimaksud
mengalami gangguan persepsi.
Sebagian ABK ada yang mengalami gangguan persepsi dan ada yang tidak. Mereka
yang mengalami gangguan persepsi dapat dipastikan akan mengalami masalah yang lebih
berat dibanding dengan mereka yang tidak mengalami gangguan persepsi. Dampak yang
paling nyata dari gangguan persepsi ini sering kali dirasakan guru ketika mereka belajar
membaca, menulis, berhitung, atau di dalam memahami orentasi ruang maupun arah.
Persepsi merupakan keterampilan yang dapat dipelajari, maka proses pembelajaran dapat
memberikan darnpak langsung terhadap kecakapan perseptual.
Adapun ruang lingkup bidang perkembangan persepsi terdiri dari tiga komponen
besar (Abdurahman, M. 1995) yaitu: (1) persepsi auditoris yang meliputi kesadaran
fonologis, diskriminasi auditoris, ingatan auditoris, urutan auditoris, dan perpaduan auditoris;
(2) persepsi visual, yang meliputi hubungan keruangan, diskriminasi visual, diskriminasi
bentuk dan latar, visual closure, mengenal obyek, dan (3) persepsi heptik yang meliputi
persepsi taktil dan kinestetik. Berikut penjelasan singkat mengenai masing-masing jenis
persepsi.
Persepsi Auditoris, adalah kemampuan untuk memahami atau
menginterpretasikan segala sesuatu yang didengar. Persepsi ini mencakup kemampuan:

Modul Asesmen ABK 08 53


(l) Kesadaran fonologis adalah kesadaran bahwa bahasa dapat dipecah ke dalam kata,
sukukata, dan fonem (bunyi huruf).
(2) Diskriminasi Auditoris; Kemampuan mengingat perbedaan antara bunyi-bunyi fonem dan
mengidentifikasi kata-kata yang sama dengan kata-kata yang berbeda.
(3) Ingatan Auditoris; kemampuan untuk menyimpan dan mengingat sesuatu yang didengar.
(4) Urutan Auditoris; kemampuan mengingat urutan hal-hal yang disarnpaikan secara lisan
(5) Perpaduan Auditoris; Kemampuan memadukan elemen-elemen fonem tunggal atau
berbagai fonem menjadi suatu kata yang utuh
Persepsi Visual, merupakan kemampuan untuk memahami atau
menginterpretasikan segala sesuatu yang dilihat. Persepsi visual mencakup kemampuan
berikut:
(l) Hubungan keruangan menunjuk pada persepsi tentang posisi berbagai obyek dalam ruang.
(2) Diskriminasi visual menunjuk pada kemampuan membedakan suatu obyek dari obyek
yang lain.
(3) Diskriminasi bentuk-Iatar menunjuk pada kemampuan membedakan suatu obyek dari
latar belakang yang mengelilinginya.
(4) Visual closure menunjuk pada kemampuan mengingat dan mengidentifikasi suatu obyek,
meskipun obyek tersebut tidak diperlihatkan secara keseluruhan.
(5) Mengenal obyek menunjuk pada kemampuan mengenal sifat berbagai obyek pada saat
mereka memandangnya.
Sedangkan persepsi heptik menunjuk pada kemampuan mengenal berbagai obyek
melalui modalitas taktil (perabaan) dan kinestetik (gerak).
(l) Persepsi taktil; berkaitan dengan sentuhan atau rabaan; atau kemampuan mengenal
berbagai obyek melalui meraba; mis. mengidentifikasi angka yang ditulis di punggung,
membedakan permukaan kasar dari yang halus, mengidentifikasi jari mana yang
digunakan untuk meraba
(2) Persepsi kinestetik; (a) perasaan yang sangat kompleks yang ditimbulkan oleh
rangsangan di otot, urat, dan pergelangan; (b) mempunyai daya menyadari gerakan otot;
misalnya kesadaran posisi, rasa tubuh tentang kontraksi otot, tegangan, dan relaksasi
adalah beberapa contoh dari persepsi kinestetik.

2. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Asesmen Perkembangan Persepsi


Berdasarkan ruanglingkup materi perkembangan persepsi di atas, langkah selanjutnya
adalah menyusun kisi-kisi instrumen asesmen. Sebelum menyusun kisi-kisi instrumen
asesmen perkembangan persepsi, Anda perlu menetapkan perilaku yang akan diases terlebih
dahulu. Dalam hal ini Anda memilih komponen-komponen apa saja yang akan diaseskan dari
bidang perkembangan persepsi tersebut. Misalnya, sebagai contoh kita menetapkan dan
memilih komponen "Persepsi auditoris". Dengan demikian pengetahuan kita dipusatkan
pada bagaimana menggali informasi tentang kemampuan anak dalam memahami atau
menginterpretasikan segala sesuatu yang didengarnya.

Modul Asesmen ABK 08 54


Sebagaimana Anda pelajari dalam ruang lingkup bidang perkembangan persepsi,
kemampuan persepsi auditoris terdiri dari lima kemampuan atau keterampilan, yaitu:
kesadaran fonologis, diskriminasi auditoris, ingatan auditoris, urutan auditoris, dan perpaduan
auditoris. Dengan demikian Anda dituntut untuk memahami secara mendalam tentang sub-sub
komponen tersebut, sehingga Anda mampu menjabarkannya dalam bentuk indikator-indikator
yang lebih operasional.
Setelah Anda memahaminya, langkah selanjutnya adalah menyusun kisi-kisi
instrumen asesmen perkembangan persepsi auditoris baik dalam bentuk tabel maupun daftar.
Pada dasamya tidak ada ketentuan berapa kolom yang kita perlukan, namun yang paling
penting kolom-kolom tersebut harus memuat tiga aspek, yaitu: kolom komponen keterampilan
yang akan diases, kolom ruang lingkup atau sub-sub komponen dari komponen ketrampilan
yang akan diases, serta kolom indikator-indikator yang akan mampu menggali kemampuan
atau keterampilan dari sub-sub komponen tadi. Sebagai ilustrasi, Anda perhatikan tabel kisi-
kisi instrumen asesmen persepsi auditoris berikut ini.

Contoh Tabel Kisi-kisi Instrumen Asesmen Persepsi Auditoris

Komponen Subkemponen Indikator


1. a. Kesadaran 1.a.1 Identifikasi bunyi vokal diakhir
Perkembangan fonologis 1.a.2 Identifikasi bunyi vokal diawal
Persepsi 1.a.3 Identifikasi bunyi konsonan-vokal diakhir
Auditoris 1.a.4 Identifikasi bunyi konsonan-vokal diawal
1.a.5 Identifikasi bunyi kons-vokal-kons diakhir
1.a.6 Identifikasi bunyi kon-vokal-kons diawal
b. Diskriminasi 1.b.1 Membedakan bunyi keras-lemah, jauh-dekat,
Auditoris tinggi-rendah, cepat-lambat, foreground-
kegaduhan
1.b.2 Identifikasi bunyi akhir yang sama
1.b.3 Identifikasi bunyi akhir yang hampir sama
1.b.4 Identifikasi bunyi akhir yang berbeda
c. Ingatan 1.c.1 mengingat suara binatang
Auditoris 1.c.2 mengingat suara teman sekelas
1.c.3 mengingat suara anggota keluarga
1.c.4 mengingat suara alat-alat musik
1.c.5 mengingat suara alat-alat transportasi
d. Urutan 1.d.1 Melakukan dua perintah lisan secara
Auditoris berurutan
1.d.2 Melakukan tiga perintah lisan secara
berurutan
1.d.3 Melakukan empat perintah lisan secara
berurutan
e. Perpaduan 1.e.1 Perpaduan antara bunyi vokal a dengan i,
Auditoris misalnya pada kata “kain dan main”

Modul Asesmen ABK 08 55


1.e.2 Perpaduan antara bunyi vokal a dengan u,
seperti pada kata “lauk atau baud”
1.e.3 Perpaduan antara bunyi vokal a dan o atau
sebaliknya dan sebagainya.

3. Pengembangan Butir-butir Instrumen Asesmen Perkembangan Persepsi


Setelah menyusun kisi-kisi instrumen perkembangan persepsi (seperti contoh di atas:
persepsi auditoris), langkah selanjutnya adalah mengembangkan butir-butir instrumen
perkembangan persepsi auditoris dari kisi-kisi yang telah dibuat sebelumnya. Sama halnya
dengan penyusunan kisi-kisi instrumen asesmen perkembangan yang lainnya, pengembangan
butir soal perkembangan persepsi dapat dibuat dalam bentuk daftar atau tabel. Butir-butir
soal dikembangkan berdasarkan indikator-indikator yang telah dijabarkan dari subkomponen
keterampilan/kemampuan, yang kemudian dibuat lembar kerja siswa (LKS). Dalam hal ini
guru/asesor dituntut untuk terampil membuat pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas yang
relevan dengan informasi-informasi yang akan digali, yaitu kemampuan dalam
perkembangan persepsi dari seorang siswa . Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan
dalam membuat butir-butir soal ataupun LKS, diantaranya adalah pertanyaan atau tugas
hendaknya diberikan dalam kalimat yang sederhana, jelas, tidak berbelit-belit sehingga tidak
membingungkan siswa yang sedang diases. Faktor kejelasan ini sangat penting dan sangat
mempengaruhi cara kerja siswa, dan dari kerja siswa itulah guru/asesor akan memperoleh
informasi yang diharapkan. Jika terjadi ketidakjelasan dalam tugas, maka siswa tidak akan
bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Ini berarti informasi yang digalipun tidak relevan,
yang pada gilirannya kekuatan dan kelemahan, serta kebutuhan siswapun tidak dapat
diketahui. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh ilustrasi berikut ini.

Tabel Contoh Pengembangan Butir Instrumen Asesmen


Perkembangan Persepsi Auditoris

Indikator Butir-butir Instrumen Keterangan


1.a.1 Identifikasi (1.a.1.a) Tunjukkan gambar mana yang bunyi akhirnya Dikatakan berhasil
bunyi vokal terdengar bunyi (a) dari gambar bunga, sapi, mobil jika masing-
(1.a.1.b) Tunjukkan gambar mana yang bunyi akhirnya
diakhir terdengar bunyi (i) dari gambar buku, babi, bola
masing tugas dapat
(1.a.1.c) Tunjukkan gambar mana yang bunyi akhirnya diselesai kan
terdengar bunyi (u) dari gambar buku, babi, bola dengan tepat/benar
.(1.a.1.d) Tunjukkan gambar mana yang bunyi akhirnya sebanyak 3X
terdengar bunyi (e) dari gambar sapi, beca, cabe berturut-turut
(1.a.1.e) Tunjukkan gambar mana yang bunyi akhirnya
terdengar bunyi (o) dari gambar sate, garpu, teko
(1.a.2.a) Tunjukkan gambar mana yang bunyi awalnya
terdengar bunyi (a) dari gambar buku, babi, bola
1.a.2 Identifikasi (1.a.2.b) Tunjukkan gambar mana yang bunyi awalnya
bunyi vokal terdengar bunyi (i) dari gambar buku, babi, sate
(1.a.2.c) Tunjukkan gambar mana yang bunyi awalnya
diawal terdengar bunyi (u) dari gambar buku, babi, bola

Modul Asesmen ABK 08 56


.(1.a.2.d) Tunjukkan gambar mana yang bunyi awalnya
terdengar bunyi (e) dari gambar sapi, beca, cabe
(1.a.2.e) Tunjukkan gambar mana yang bunyi awalnya
terdengar bunyi (o) dari gambar bola, garpu, teko

Contoh Lembar Kerja Siswa (LKS) Perkembangan Persepsi


Identitas Siswa
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Sekolah :
Alamat Rumah :

Butir Instrumen Hasil Keterangan


(1.a.1.a) Tunjukkan gambar mana yang bunyi akhirnya Dapat Tidak
terdengar bunyi (a) dari gambar di bawah ini!

Bunga Sapi Mobil

Kelinci Bola Harimau

Menara Motor Telepon

Harimau Telepon Bola

Modul Asesmen ABK 08 57


Motor Bunga Sapi

4. Pelaksanaan dan Menganalisis Hasil Asesmen Perkembangan Persepsi


Sama halnya dengan asesmen perkembangan yang lainnya, asesmen perkembangan
persepsi dilakukan dengan jalan mengamati setiap tingkah laku/jawaban tentang kemampuan
anak dalam mempersepsi suatu obyek baik melalui pendengaran, penglihatan, maupun secara
heptik. Tentu saja pelaksanaan asesmen tersebut harus sesuai dengan urutan yang tercantum
dalam instrumen. Hasil pengamatan dari setiap aspek perkembangan persepsi dicatat
langsung pada lembar pedoman observasi/instrumen. Ada hal-hal yang perlu dipersiapkan
dalam melakukan asesmen perkembangan persepsi, selain mempersiapkan alat/instrumen
asesmen yang telah dibuat, guru/asesor mempersiapkan alat-alat peraga sesuai dengan apa
yang dikehendaki dalam butir-butir instrumen asesmen yang akan digunakan. Semua
jawaban dan perilaku siswa selama proses asesmen dicatat, untuk memperoleh hasil yang
akurat. Seorang anak dikatakan memiliki kemampuan persepsi tertentu jika masing-masing
tugas dapat diselesaikan dengan tepat/ benar sebanyak tiga kali berturut-turut. Teknik
pencatatan dapat dilakukan melalui ceklis dan untuk mencatat perilaku anak yang dianggap
berkaitan dengan materi asesmen dapat dilakukan melalui catatan yang bersifat deskriptif.
Hasil pengamatan tersebut merupakan data kualitatif yang menggambarkan kondisi
perkembangan persepsi anak secara obyektif.
Setelah guru/asesor melakukan asesmen berdasarkan instrumen asesmen yang telah
disusun, maka guru/asesor melakukan analisis terhadap jawaban siswa. Dalam melaksanakan
asesmen perkembangan persepsi, umumnya guru/asesor menggunakan teknik tes dan
observasi. Semua jawaban dan perilaku anak dicatat dan hasilnya dianalisis.
Menganalisis hasil asesmen perkembangan persepsi artinya membuat deskripsi dari
hasil jawaban siswa, kemudian menginterpretasikannya, sehingga guru/asesor dapat
membuat kesimpulan. Kesimpulan yang diperoleh berwujud suatu penemuan kemampuan
persepsi yang telah dimiliki siswa, kelemahan atau kesulitan yang dialami siswa dalam
mempersepsi obyek baik melalui penglihatan, pendengaran, maupun secara heptik. Akhirnya
dalam kesimpulan tersebut dapat ditemukan kebutuhan persepsi apa yang perlu
dikembangkan siswa. Berdasarkan kesimpulan yang dibuat, guru/asesor membuat
rekomendasi. Rekomendasi dibuat dalam rangka penyusunan program pembelajaran
pengembangan persepsi. Oleh karena itu, rekomendasi ditujukan kepada guru kelas atau guru
bidang studi dan kepada orang tua sebagai anggota tim Program Pembelajaran Individual
(PPI).. Dalam rekomendasi memuat aspek-aspek: 1) Identifikasi Siswa, 2) Deskripsi Singkat
Analisis Hasil asesmen, dan 3) Alternatif tindakan pembelajaran yang disarankan yang

Modul Asesmen ABK 08 58


ditujukan kepada Tim PPI untuk menentukan tujuan pembelajaran perkembangan persepsi
bagi siswa yang bersangkutan.

D. LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda
mengerjakan latihan berikut ini.

Buatlah kisi-kisi instrumen assesmen perkembangan persepsi:


 Pilih salah satu komponen Perkembangan Persepsi
 Buatlah butir-butir soal/instrumen dalam tabel
 Tetapkan kriteria keberhasilan
 Buatlah LKS dari tiap butir soal

Petunjuk Jawaban Latihan


Sebelum Anda membuat kisi-kisi instrumen asesmen perkembangan persepsi, sebaiknya
Anda pahami terlebih dahulu materi perkembangan persepsi dan ruang lingkupnya.
Berdasarkan pemahaman Anda itulah Anda dapat membuat subkomponen serta indikator-
indikatornya.

E. RANGKUMAN
Persepsi merupakan proses memahami dan menginterpretasikan informasi sensoris
(berhubungan dengan .pancaindra), atau kemampuan intelek untuk menyarikan makna dari
data yang diterima oleh berbagai indra". Dengan demikian untuk memahami proses persepsi
terlebih dahulu harus dipahami apa yang disebut dengan pengindraan.
Adapun ruang lingkup bidang perkembangan persepsi terdiri dari tiga komponen
besar, yaitu: (1) persepsi auditoris yang meliputi kesadaran fonologis, diskriminasi auditoris,
ingatan auditoris, urutan auditoris, dan perpaduan auditoris; (2) persepsi visual, yang meliputi
hubungan keruangan, diskriminasi visual, diskriminasi bentuk dan latar, visual closure,
mengenal obyek, dan (3) persepsi heptik yang meliputi persepsi taktil dan kinestetik.
Untuk mengembangkan butir-butir instrumen asesmen perkembangan persepsi,
guru/asesor hendaknya membuat kisi-kisi instrumen asesmen perkembangan persepsi
berdasarkan ruang lingkup kemampuan/keterampilan perkembangan persepsi. Yang
selanjutnya guru/asesor membuat lembar kerja siswa berdasarkan butir-butir instrumen
asesmen yang telah disusun. Akhirnya guru/asesor menganalisis hasil jawaban siswa.
Menganalisis hasil asesmen perkembangan persepsi artinya membuat deskripsi dari
hasil jawaban siswa, kemudian menginterpretasikannya, sehingga guru/asesor dapat
membuat kesimpulan dan rekomendasi terutama ditujukan kepada anggota tim PPI.

Modul Asesmen ABK 08 59


F. TES FORMATIF
Petunjuk: Pilihlah salah satu option yang dianggap paling benar!
1. Proses memahami dan memaknai obyek yang diterima oleh berbagai indra, merupakan
arti dari
a. Persepsi
b. Perkembangan persepsi
c. Persepsi Auditoris
d. Persepsi Visual

2. Seorang anak mampu menunjukkan gambar yang bunyi akhirnya terdengar bunyi (a) dari
gambar yang ditunjukkan. Auak tersebut telah memiliki persepsi
a. Auditoris
b. Visual
c. Kinestetik
d. Taktil

3. Seorang anak mampu membedakan bunyi keras-lemah atau bunyi jauh-dekat. Anak
tersebut telah memiliki persepsi
a. Kesadaran fonologis
b. Diskriminasi auditoris
c. Ingatan Auditoris
d. Urutan auditoris

4. Kemampuan membedakan suatu obyek dari obyek yang lain merupakan persepsi.
a. Diskriminasi visual
b. Diskriminasi bentuk dan latar
c. Visual closure
d. Mengenal obyek

5. Kemampuan mengingat dan mengidentifikasi suatu obyek, meskipun obyek tersebut


tidak diperlihatkan secara keseluruhan, merupakan makna dari
a. Hubungan keruangan
b. Diskriminasi visual
c. Diskriminasi bentuk dan latar
d. Visual closure

6. Kemampuan mengenal berbagai obyek melalui meraba, merupakan persepsi


a. Auditoris
b. Visual
c. Taktil

Modul Asesmen ABK 08 60


d. Kinestetik

7. Kesadaran posisi, adalah beberapa contoh dari persepsi


a. Auditoris
b. Visual
c. Taktil
d. Kinestetik

8. Pada saat seorang guru/asesor membuat deskripsi dari hasil jawaban siswa tentang
perkembangan persepsi, kemudian menginterpretasikannya, maka asesor tersebut sedang
melakukan proses …
a. Membuat butir-butir soal instrumen
b. Membuat analisis hasil asesmen
c. Membuat kesimpulan
d. Membuat rekomendasi

9. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil asesmen dimanifestasikan dalam bentuk


a. Kemampuan siswa
b. Kelemahan siswa
c. Kesulitan siswa
d. Kekuatan, kelemahan, dan kebutuhan siswa

10. Rekomendasi sebaiknya ditujukan kepada orang tua siswa, karena Orang tua merupakan
a. Anggota tim dewan sekolah
b. Anggota tim komitee sekolah
c. Anggota tim program pembelajaran individual
d. Anggota masyarakat sekolah

Kunci Jawaban:
1. a 6. c
2. a 7. d
3. b 8. b
4. a 9. d
5. d 10. c

G. BALIKAN DAN TINDAK LANJUT


Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdapat di
bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus tingkat penguasaan, yaitu jumlah jawaban Anda yang benar dibagi 10
kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan demikian Anda akan memperoleh presentase

Modul Asesmen ABK 08 61


tingkat penguasaan Anda. terhadap materi Kegiatan Belajar Adapun arti tingkat penguasaan
yang Anda capai adalah sebagai berikut:
90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
< 70% = kurang

Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat mengikuti ujian
akhir semester (UAS)., tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus
mengulang kegiatan belajar ini terutama bagian yang belum anda kuasai

Modul Asesmen ABK 08 62


BAHAN BELAJAR MANDIRI 3
ASESMEN AKADEMIK
Pendahuluan
Sebagaimana diuraikan pada bagian terdahulu, sebagaimana McLoughlin & Lewis
(1986:3) mengemukakan bahwa pada dasarnya asesmen pendidikan terutama difokuskan pada
berbagai bidang pelajaran di sekolah, baik faktor yang mempengaruhi prestasi di sekolah seperti
bidang akademik, bahasa, dan keterampilan sosial maupun faktor lingkungan. Faktor lingkungan
dapat dipertimbangkan bersama dengan analisis strategi belajar dan perilaku belajar siswa yang
dapat diamati dan dapat diukur.
Dalam penyelenggaraan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus, secara garis besar
asesmen dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: asesmen akademik, dan asesmen
perkembangan. Asesmen akademik menekankan pada upaya mengukur pencapaian prestasi
belajar siswa. Pada asesmen akademik aspek yang diases adalah bidang-bidang kemampuan dan
keterampilan akademik seperti bahasa, sains, dan matematika. Sedangkan asesmen
perkembangan mengutamakan pada aspek-aspek yang berkaitan dengan keterampilan prasyarat
yang diperlukan untuk keberhasilan bidang akademik. Adapun aspek-aspek yang diases dapat
berupa perkembangan kognitif, yang meliputi: aspek bahasa dan komunikasi, persepsi,
konsentrasi, dan memori; perkembangan motorik, perkembangan social, dan perkembangan
emosi.
Untuk keperluan penulisan bahan belajar mandiri 3 ini, pembahasan kegiatan
pembelajaran asesmen akademik hanya mencakup pada tiga bidang keterampilan akademik dasar
yang terangkum dalam istilah 3R‟s, yaitu Reading, Writing, and Aritmethics.

Ruang Lingkup Materi


Ruang lingkup materi bahan belajar mandiri ini meliputi:
1. Asesmen Membaca
2. Asesmen Menulis
3. Asesmen Matematika/Berhitung
Petunjuk Belajar
Agar anda dapat memahami isi bahan belajar mandiri ini dengan baik, perhatikan1ah
petunjuk mempelajari bahan belajar mandiri ini sebagai berikut:
1. Bacalah keseluruhan materi dalam bahan belajar mandiri ini secara cepat dan tepat, berusaha
mengerti secara keseluruhan materi bahan belajar mandiri ini
2. Sesudah itu mulailah membaca setiap kegiatan belajar secara lebih teliti dengan berusaha
memahami, mencari dan menemukan setiap konsep yang diuraikan
3. Bila ada bagian yang tidak atau kurang Anda mengerti maka berilah tanda dan catat dalam
buku catatan Anda untuk dapat Anda tanyakan pada waktu ada tatap muka
4. Setelah Anda pelajari dengan hati-hati setiap bagian dari bahan belajar mandiri ini, cobalah
lakukan evaluasi sendiri hasil belajar Anda dengan cara membuat pertanyaan sendiri dan
berusaha menjawab sendiri

Modul Asesmen ABK 08 63


5. Buatlah kesimpulan dalam kata-kata Anda sendiri dari keseluruhan bahan yang And abaca
dalam bahan belajar mandiri ini
6. Akhimya kerjakanlah latihan dan tes formatif yang tersedia

Kegiatan Pembelajaran 1 Asesmen Keterampilan Membaca


Melalui kegiatan pembelajaran 1 ini mahasiswa diperkenalkan dengan pengetahuan
tentang bagimana pembuatan kisi-kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen asesmen
keterampilan membaca. Pembahasan difokuskan pada penetapan ruang lingkup materi
keterampilan membaca, menyusun kisi-kisi instrumen, mengembangkan butir-butir instrumen
berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat, serta bagaimana melaksanakan dan menganalisis hasil
asesmen keterampilan membaca

A. TUJUAN
Dengan mempelajari kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan mahasiswa mampu
membuat kisi-kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen asesmen keterampilan
membaca. Secara khusus pembahasan ini bertujuan agar mahasiswa mampu:
 Menetapkan ruang lingkup asesmen keterampilan membaca
 Menyusun kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan membaca
 Mengembangkan butir-butir instrumen asesmen keterampilan membaca berdasarkan
kisi-kisi yang telah dibuat
 Melaksanakan dan menganalisis hasil asesmen keterampilan membaca

B. POKOK BAHASAN
 Penetapan ruang lingkup asesmen keterampilan membaca
 Penyusunan kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan membaca
 Pengembangan butir-butir instrumen asesmen keterampilan membaca berdasarkan kisi-
kisi yang telah dibuat
 Pelaksanaan dan menganalisis hasil asesmen keterampilan membaca
C. INTISARI BACAAN
1. Penetapan Ruang Lingkup Asesmen Keterampilan Membaca
Membaca merupakan aktivitas auditif dan visual untuk memperoleh makna dari
symbol berupa huruf atau kata. Sunardi & Muchlisoh (1997) mengemukakan bahwa aktivitas
ini meliputi dua proses, yaitu proses decoding, juga dikenal dengan istilah membaca teknis
atau permulaan, dan proses pemahaman. Membaca teknis adalah proses pemahaman atas
hubungan antara huruf (grafim) dengan bunyi (morfem) atau menterjemahkan kata-kata
tercetak menjadi bahasa lisan atau sejenisnya. Mengucapkan baik dalam hati maupun
bersuara, misalnya kata “Ibu tidur” yang tercetak merupakan proses membaca teknis.
Sedangkan pemahaman merupakan proses menangkap makna kata-kata yang tercetak. Pada
waktu melihat tulisan “Ibu tidur,” pembaca akan mengetahui bahwa yang tidur bukan ayah
dan bahwa Ibu dalam tulisan itu tidak sedang makan.

Modul Asesmen ABK 08 64


ABK yang mengalami kesulitan membaca harus ditangani sedini mungkin sehingga
masalahnya tidak semakin membesar. Langkah penanganan anak-anak ini meliputi tahap
asesmen dan tahap intervensi pembelajaran. Asesmen keterampilan membaca yang dimaksud
dalam bahasan ini adalah suatu proses dalam memperoleh data tentang keterampilan seorang
siswa dalam melakukan aktivitas membaca, baik dalam hal ketepatan membaca maupun
dalam memahami isi teks yang dibacanya, sebagai bahan bagi guru dalam menyusun
program dan intervensi pembelajarannya.
Adapun tujuan utama dari asesmen keterampilan membaca adalah untuk mengetahui
kondisi keterampilan membaca siswa saat ini, khususnya dalam aspek ketepatan membaca
dan pemahaman terhadap isi teks yang dibacanya sebagai bahan untuk menyusun suatu
program pembelajaran yang diprediksi sejalan dengan kebutuhan siswa yang bersangkutan.
Untuk dapat mengadakan asesmen dan menyusun program yang baik, guru perlu
mengetahui secara umum organisasi materi keterampilan membaca dan jenis-jenis
keterampilan yang terkait. Seperti dijelaskan sebelumnya, materi membaca meliputi
keterampilan membaca teknis dan membaca pemahaman.
Membaca teknis adalah proses decoding atau mengubah symbol-simbol tertulis
berupa huruf atau kata menjadi system bunyi. Proses ini juga sering disebut pengenalan kata.
Dalam proses membaca teknis, ada beberapa keterampilan yang dipersyaratkan (Sunardi,
1997:3), yaitu: keterampilan konfigurasi, analisis konteks, penguasaan kosakata pandang,
analisis konteks, dan analisis struktural. Secara operasional, proses membaca teknis atau
pengenalan kata menuntut kemampuan sebagai berikut (Sunardi, 1997:5) : a) mengenal huruf
kecil dan besar pada alfabet, b) mengucapkan bunyi (bukan nama) huruf, terdiri dari
konsonan tunggal (b, d, h, k, ..), vokal (a, i, u, e,…), konsonan ganda (kr, gr, tr, …), diftong
(ai,oi,au, …), c) menggabungkan bunyi membentuk kata, d) variasi bunyi (/u/ pada pukul, /o/
pada toko), e) menerka kata dalam menggunakan konteks, f) menggunakan analisis struktural
untuk identifikasi kata (kata ulang, kata majemuk, imbuhan).
Adapun komponen-komponen membaca pemahaman (Sunardi, 1997:5) meliputi:
pengembangan kosakata, pemahaman literal, pemahaman inferensial, membaca kritis, dan
apresiasi. Selanjutnya dikemukakan bahwa secara operasional, membaca pemahaman
menuntut kemampuan berikut: a) mengingat pokok pikiran wacana tertulis, b) mengingat
urutan kejadian atau pendapat, c) mencari jawaban atas pertanyaan rinci isi wacana tertulis,
d) mengikuti petunjuk tertulis, e) mencari hubungan sebab akibat, f) membuat
kesimpulan berdasarkan wacana tertulis, g) mengetahui kejanggalan isi wacana, h) mengenal
materi faktual atau fiktif, i) memanfaatkan daftar isi dan indeks buku, j) membaca table,
diagram, peta, k) memanfaatkan berbagai makna dari satu kata.

Modul Asesmen ABK 08 65


2. Penyusunan Kisi-kisi dan Pengembangan butir Instrumen Asesmen Keterampilan
Membaca

Untuk mengetahui secara pasti jenis kesulitan yang dialami siswa, pada dasarnya ada
dua macam prosedur, yaitu melalui asesmen formal dan informal. Asesmen formal dilakukan
dengan tes baku yang dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaan tes, kunci jawaban, cara
menafsirkan hasilnya, dan alternatif penanganan siswa yang bersangkutan. Sayangnya, di
Indonesia tes semacam itu belum dikembangkan. Oleh karena itu, para guru harus
mengandalkan asesmen informal. Yang perlu diketahui adalah jika dilakukan dengan benar,
hasil asesmen informal tidak kalah keterpercayaannya dari hasil asesmen formal. Terdapat
berbagai macam prosedur asesmen informal yang dapat digunakan, diantarnya melalui
observasi guru/asesor. Berikut dikemukakan salah satu contoh ceklis pengamatan membaca
dari Ekwall yang diadopsi oleh Sunardi (1997:14).

No Perilaku Membaca Pengamatan ke


1 2 3
1 Membaca dengan mengeja
2 Pemenggalan tidak tepat
3 Pengucapan tidak benar
4 Penghilangan bunyi/kata
5 Mengulang-ulang
6 Terbalik
7 Menambahkan unsur bunyi
8 Mengamati dengan bunyi lain
9 Tidak mengenal kosa kata pandang
10 Menerka-nerka kata
11 Tidak mengenal bunyi konsonan
12 Tidak mengenal bunyi vokal
13 Tidak mengenal konsonan/vokal ganda
14 Kemampuan analisis structural lemah
15 Tidak mampu memanfaatkan konteks

16 Tingkat pemahaman rendah


17 Penguasaan dalam memanfaatkan konteks
18 Kurang mampu mengingat isi bacaan
19 Jawaban tidak terstruktur secara baik
20 Tidak mampu mencari informasi tertentu
21 Tidak mampu membaca sepintas
22 Banyak salah ejaan pada jawaban

Modul Asesmen ABK 08 66


23 Lambat dalam membaca
24 Membaca cepat tetapi tidak tepat/banyak salah
25 Membaca sambil berbisik
26 Tidak menguasai abjad

3. Pelaksanaan dan Menganalisis Hasil Asesmen Keterampilan Membaca


Untuk menentukan tingkat kemampuan membaca seorang siswa, hasil proses
asesmen harus dapat dimanfaatkan untuk menyusun program pembelajaran bagi siswa yang
bersangkutan. Guru/asesor dapat mengadakan observasi harian secara teliti untuk
mengumpulkan informasi tentang kesulitan membaca siswa. Pengamatan dapat dilakukan
dalam berbagai kegiatan belajar, misalnya pada waktu membaca bersuara, mengerjakan tugas
di kelas, mengerjakan tes, mengikuti pelajaran, kegiatan rekreatif, dan sebagainya. Aspek
yang dapat diamati juga bervariasi, misalnya minat dan motivasi terhadap membaca,
kemampuan membaca teknis, dan membaca pemahaman.
Hasil pengamatan harus didokumentasikan secara sistematis, sehingga mudah untuk
disimpulkan. Salah satu cara untuk mendokumentasikan hasil observasi adalah cheklis
seperti yang dikembangkan oleh Ekwall (Sunardi, 1997:14) sebagaimana yang dapat dilihat
pada kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan membaca di atas, ceklis ini memuat 26
pernyataan yang berupa deskripsi perilaku membaca anak yang mengalami kesulitan belajar
membaca. Butir no 1 s/d 16 adalah jenis kesalahan membaca teknis, butir nomor 17 s/d 22
adalah kesalahan membaca pemahaman, sedangkan butir 23 s/d 26 merupakan jenis
kesalahan umum. Untuk memastikan bahwa satu jenis kesulitan dialami oleh seorang siswa
harus dilakukan tiga kali pengamatan, dengan pengertian bahwa setiap kali pengamatan tidak
harus mengidentifikasi semua jenis kesalahan di atas. Pada waktu mengamati setiap
ditemukan satu jenis kesalahan, misalnya ucapan tidak sempurna, maka pada kolom
pengamatan ke … baris pengucapan tidak benar diberi tanda K untuk berkesulitan, M jika
siswa menunjukkan kemajuan, atau B jika anak sudah tidak menunjukkan kesulitan sama
sekali.

D. LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda
mengerjakan latihan berikut ini.

Buatlah Kisi-kisi instrumen assesmen membaca:


 Pilih salah satu komponen keterampilan membaca
 Buatlah butir-butir soal/instrumen keterampilan membaca dalam tabel
 Tetapkan kriteria keberhasilan keterampilan membaca
 Buatlah LKS dari tiap butir soal dalam asesmen keterampilan membaca

Modul Asesmen ABK 08 67


Petunjuk Jawaban Latihan
Sebelum Anda membuat kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan membaca, sebaiknya
Anda pahami terlebih dahulu materi keterampilan membaca dan ruang lingkupnya.
Berdasarkan pemahaman Anda itulah Anda dapat membuat subkomponen serta indikator-
indikator keterampilan membaca khususnya bagi siswa ABK.

E. RANGKUMAN
Asesmen keterampilan membaca merupakan suatu proses dalam memperoleh data
tentang keterampilan seorang siswa dalam melakukan aktivitas membaca, baik dalam hal
ketepatan membaca maupun dalam memahami isi teks yang dibacanya, sebagai bahan bagi
guru dalam menyusun program dan intervensi pembelajarannya.
Tujuan utama dari asesmen keterampilan membaca adalah untuk mengetahui kondisi
keterampilan membaca siswa saat ini, khususnya dalam aspek ketepatan membaca dan
pemahaman terhadap isi teks yang dibacanya.
Secara umum organisasi materi keterampilan membaca meliputi keterampilan
membaca teknis dan membaca pemahaman.
Membaca teknis adalah proses decoding atau proses pengenalan kata atau
mengubah simbol-simbol tertulis berupa huruf atau kata menjadi system bunyi. Adapun
komponen-komponen membaca pemahaman meliputi: pengembangan kosakata, pemahaman
literal, pemahaman inferensial, membaca kritis, dan apresiasi.
Terdapat berbagai macam prosedur asesmen informal yang dapat digunakan,
diantarnya melalui observasi guru. Guru dapat mengadakan observasi harian secara teliti
untuk mengumpulkan informasi tentang kesulitan membaca siswa. Pengamatan dapat
dilakukan dalam berbagai kegiatan belajar.. Aspek yang dapat diamati juga bervariasi,
misalnya minat dan motivasi terhadap membaca, kemampuan membaca teknis, dan membaca
pemahaman. Hasil pengamatan harus didokumentasikan secara sistematis, sehingga mudah
untuk disimpulkan.

F. TES FORMATIF
Petunjuk: Pilihlah salah satu option yang dianggap paling benar!

1. Ditemukan seorang siswa mampu memaknai teks yang dibacanya melalui kata-katanya
sendiri. Siswa tersebut memiliki tingkat keterampilan membaca …
a. Teknis
b. Permulaan
c. Decoding
d. Comprehensive

Modul Asesmen ABK 08 68


2. Dibawah ini merupakan proses decoding dalam membaca, kecuali …
a Pengenalan kata
b Membaca permulaan
c Membaca teknis
d Membaca lanjutan

3. Memahami dan mengingat informasi secara tersurat pada wacana termasuk ke dalam
a Pengembangan kosakata
b Pemahaman literal
c Pemahaman inferensial
d Apresiasi

4. Hal yang berkaitan dengan kepekaan emosi dan estetik siswa atas materi wacana, adalah
komponen membaca pemahaman jenis …
a Pengembangan kosakata
b Pemahaman literal
c Pemahaman inferensial
d Apresiasi

5. Seorang siswa dapat membaca kata-kata dengan mudah tanpa berpikir lagi, siswa tersebut
diduga memiliki keterampilan …
a Konfigurasi
b Analisis konteks
c Penguasaan kosakata pandang
d Analisis fonik

6. Siswa yang memahami kaitan antara bunyi dan huruf pada kata, diduga telah memiliki
keterampilan …
a Konfigurasi
b Analisis konteks
c Penguasaan kosakata pandang
d Analisis fonik

7. Kemampuan siswa dalam menarik kesimpulan dari informasi yang tersurat berdasarkan
intuisi dan pengalamannya merupakan keterampilan …
a Pengembangan kosakata
b Pemahaman literal
c Pemahaman inferensial
d Apresiasi

Modul Asesmen ABK 08 69


8. Pengenalan bentuk huruf atau kata secara global, misalnya kata buku lebih panjang dari
kata aku, memerlukan keterampilan …
a Konfigurasi
b Analisis konteks
c Penguasaan kosakata pandang
d Analisis fonik
9. Memberikan pengalaman bermakna , seperti menyediakan berbagai buku atau
memperkenalkan siswa dengan lingkungan baru dapat membantu siswa dalam
mengembangkan keterampilan an …
a Pengembangan kosakata
b Pemahaman literal
c Pemahaman inferensial
d Apresiasi

10. Kemampuan dalam menggabungkan bunyi dalam membentuk kata memerlukan


keterampilan …
a Konfigurasi
b Analisis konteks
c Penguasaan kosakata pandang
d Analisis fonik

Kunci Jawaban:
1. d 6. d
2. d 7. c
3. b 8. a
4. d 9. a
5. c 10. D

G. BALIKAN DAN TINDAK LANJUT


Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdapat di
bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus tingkat penguasaan, yaitu jumlah jawaban Anda yang benar dibagi 10
kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan demikian Anda akan memperoleh presentase
tingkat penguasaan Anda. terhadap materi Kegiatan Belajar Adapun arti tingkat penguasaan
yang Anda capai adalah sebagai berikut:

90% - 100% = baik sekali


80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
< 70% = kurang

Modul Asesmen ABK 08 70


Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat mengikuti ujian
akhir semester (UAS)., tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus
mengulang kegiatan belajar ini terutama bagian yang belum anda kuasai

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
Asesmen Keterampilan Menulis

Melalui kegiatan pembelajaran 2 ini mahasiswa diperkenalkan dengan pengetahuan


tentang pembuatan kisi-kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen asesmen keterampilan
menulis. Pembahasan difokuskan pada penetapan ruang lingkup, menyusun kisi-kisi instrumen,
mengembangkan butir-butir instrumen berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat, serta bagaimana
menganalisis hasil asesmen keterampilan menulis

A. TUJUAN
Dengan mempelajari kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan mahasiswa mampu
membuat kisi-kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen asesmen keterampilan
menulis. Secara khusus pembahasan ini bertujuan agar mahasiswa mampu:
 Menetapkan ruang lingkup asesmen keterampilan menulis
 Menyusun kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan menulis
 Mengembangkan butir-butir instrumen asesmen keterampilan menulis berdasarkan kisi-
kisi yang telah dibuat
 Melaksanakan dan menganalisis hasil asesmen keterampilan menulis

B. POKOK BAHASAN
 Penetapan ruang lingkup asesmen keterampilan menulis
 Penyusunan kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan menulis
 Pengembangan butir-butir instrumen asesmen keterampilan menulis berdasarkan kisi-
kisi yang telah dibuat
 Pelaksanaan dan menganalisis hasil asesmen keterampilan menulis

C. INTISARI BACAAN
1. Penetapan Ruang Lingkup Asesmen Keterampilan Menulis
Yang dimaksud dengan asesmen keterampilan menulis adalah suatu proses dalam
memperoleh informasi tentang penguasaan atau keterampilan menulis yang telah dimiliki
siswa saat ini serta untuk menemukan kesulitan hambatan dalam mempelajari keterampilan
menulis yang dialaminya. Adapun tujuan asesmen keterampilan menulis untuk mengetahui
gambaran secara menyeluruh keterampilan menulis apa yang telah dikuasai siswa dan
keterampilan menulis apa yang belum dikuasai siswa. Dengan demikian hasil asesmen

Modul Asesmen ABK 08 71


akanmenjadi landasan bagi penyusunan program pembelajaran menulis siswa yang
bersangkutan. Untuk dapat melakukan asesmen keterampilan menulis dengan baik , maka
perlu pemahaman tentang pengertian keterampilan menulis.
Terdapat beberapa pendapat tentang pengertian menulis. Lerner (1985)
mengemukakan bahwa menulis adalah menuangkan ide ke dalam suatu bentuk visual.
Tarigan (1986) menjelaskan bahwa menulis adalah melukiskan lambing-lambang grafis dari
bahasa yang dipahami oleh penulisnya maupun orang-orang lain yang menggunakan bahasa
yang sama dengan penulis tersebut. Sedangkan Hargrove & Poteet (1984) mengemukakan
bahwa menulis merupakan penggambaran visual tentang pikiran, perasaan dan ide dengan
menggunakan symbol-simbol system bahasa penulisnya untuk keperluan komunikasi atau
mencatat. Dari sekian banyak pendapat di atas Mulyono Abdurahman (1996:192)
menyimpulkan bahwa menulis merupakan: (1) salah satu komponen system komunikasi, (2)
penggambaran pikiran, perasaan, dan ide ke dalam bentuk lambing-lambang bahasa grafis,
dan (3) dilakukan untuk keperluan mencatat dan komunikasi.
Seperti halnya dalam asesmen keterampilan membaca, untuk dapat mengadakan
asesmen keterampilan menulis dan menyusun program yang baik, guru perlu mengetahui
secara umum organisasi materi keterampilan menulis dan jenis-jenis keterampilan yang
terkait. Pada dasarnya materi keterampilan menulis mencakup empat keterampilan, yaitu
(Sunardi,1997): (1) keterampilan pra menulis, (2) keterampilan menulis permulaan,
(3) keterampilan mengeja, dan (4) keterampilan menulis lanjutan (mengarang).
Sebagaimana dikemukakan oleh Sunardi (1997:4) keterampilan pra menulis
mencakup: (a) meraih, meraba, memegang, dan melepas benda, (b) mencari perbedaan dan
persamaan berbagai benda, bentuk, warna, bangun, dan posisi, (c) menentukan arah kiri,
kanan, atas, bawah, depan, dan belakang. Sedangkan keterampilan menulis dengan tangan
(permulaan) meliputi: (a) Memegang alat tulis, (b) Menggerakkan alat tulis (atas-bawah,kiri-
kanan,melingkar), (c) Menyalin huruf, kata, kalimat dengan huruf balok, (d) Menulis
namanya dengan huruf balok, (e) Menyalin huruf balok dari jarak jauh, (f) Menyalin
huruf, kata, kalimat dengan tulisan bersambung, dan (g) Menyalin tulisan bersambung dari
jarak jauh. Adapun keterampilan mengeja mencakup: (a) Mengenal huruf abjad, kata, (b)
Mengucapkan kata yang diketahuinya, (c) Mengenal perbedaan/persamaan konfigurasi kata,
(d) Mengasosiasikan bunyi dengan huruf, (e) Mengeja kata, (f) Menemukan aturan
ejaan kata, dan (g) Menuliskan kata dengan ejaan yang benar. Selanjutnya Moh.Amin (1995)
mengemukakan bahwa keterampilan menulis lanjut atau ekspresif (mengarang) meliputi: (a)
Reproduksi, (b) Deskripsi (uraian), (c) Ciptaan dan (d) Karangan Penjelasan.
Selanjutnya dijelaskan bahwa dalam membuat karangan reproduksi, siswa
menceriterakan kembali karangan yang telah dibuat oleh orang lain. Siswa tidak perlu
menyebutkan kembali semua kata yang terdapat pada teks bacaan aslinya. Siswa boleh
menggantinya dengan kata-kata yang dipilihnya dan boleh membuang bagian-bagian yang
dianggap kurang penting atau menambahkan bagian-bagian yang dianggapnya lebih
memperjelas maksud karangan. Karangan reproduksi ini penting, karena: 1) mengimbangi

Modul Asesmen ABK 08 72


gagasan yang belum dapat siswa susun sendiri sehingga memberikan kesempatan berlatih
menyatakan pikiran, perasaan, dan kehendak sekalipun mereka belum dapat menyusunnya
sendiri. 2) waktu mereproduksikan karangan orang lain, siswa melihat bagaimana cara orang
lain menyusun perasaan, pikiran dan kehendak.
Pada karangan uraian (deskripsi) siswa berlatih mengemukakan sesuatu sebagaimana
adanya. Disini siswa sudah tidak hanya menyatakan kembali pikiran, perasaan, dan kehendak
orang lain lagi, melainkan merumuskan kenyataan-kenyataan menjadi kata-kata dan kalimat.
Misalnya tentang apa yang dilakukannya sebelum pergi sekolah, apa yang dilihatnya di jalan,
dan sebagainya. Jenis karangan ini lebih sulit dari pada karangan reproduksi. Disamping
harus merumuskan kenyataan menjadi kata-kata dan kalimat, dalam karangan ini siswa harus
juga menentukan dari mana akan memulai dan di mana akan berakhir.
Dalam karangan ciptaan, siswa harus merumuskan pikiran, perasaan, dan kehendak
yang tidak dirumuskan dahulu oleh orang lain. Kenyataan-kenyataan mungkin masih
dipergunakannya sebagai bahan, akan tetapi harus diberinya warna baru. Dalam membuat
karangan ciptaan, siswa harus merumuskan apa yang sebenarnya sedang tidak terjadi.
Misalnya membuat surat permisi karena sakit padahal dalam keadaan sehat, menyatakan apa
yang akan dikerjakannya kalau sudah besar padahal masih kanak-kanak, dan sebgainya.
Dalam karangan penjelasan, siswa menjelaskan mengapa sesuatu dikerjakan atau
harus dikerjakan, bagaimana cara mengerjakan pekerjaan itu, dan sebagainya. Judul karangan
ada yang menarik minat siswa ada juga yang tidak. Judul menarikpun ada yang sukar
dikarang apalagi yang tidak menarik. Menurut hasil penelitian hal-hal yang menarik
perhatian anak usia 7-10 tahun ialah pengalaman pribadi, peristiwa-peristiwa yang berkaitan
dengan perubahan musim, dongeng, permainan, hal-hal yang berkenaan dengan anak dan
orang tuanya, hal-hal mengenai binatang, dan ceritera tentang orang-orang istimewa atau
terkenal. Selanjutnya hal-hal yang menarik perhatian anak usia 11 tahun atau lebih ialah
pengalaman sendiri, pengalaman pergi dan petualangan, olah raga dan kelakuan di luar ruang
kesusasteraan, ceritera binatang, kehidupan di rumah, hobi, peristiwa-peristiwa hangat, cerita
orang-orang ternama, dan khayal.
Adapun hal-hal yang jarang menarik perhatian anak adalah pembicaraan mengenai
kesehatan, kemasuarakatan, kenegaraan, penjelasan-penjelasan tentang peribahasa dan kata-
kata mutiara, penjelasan-penjelasan yang sering mengenai benda-benda seperti payung, kaos
kaki, dan sebagainya.

2. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Asesmen Keterampilan Menulis


Berdasarkan ruang lingkup materi keterampilan menulis yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah menyusun kisi-kisi instrumen asesmen
keterampilan menulis/ Dengan pengetahuan guru tentang ruang lingkup materi keterampilan
menulis, guru dapat dengan mudah menyusun kisi-kisi tersebut baik dalam bentuk daftar
atau tabel. Berikut dikemukakan contoh kisi-kisi instrumen keterampilan menulis
berdasarkan ruang lingkup materi sebagaimana diuraikan di atas.

Modul Asesmen ABK 08 73


Contoh tabel Kisi-kisi Instrumen asesmen Keterampilan Menulis
Komponen Ruang lingkup Penjabaran Materi
Keterampilan Pra Menulis (a) Meraih, meraba, memegang, dan
Menulis melepas benda
(b) Mencari perbedaan/persamaan berbagai
obyek,bentuk, warna, ukuran
(c) Orientasi ruang dan arah (kiri-kanan,
atas-bawah, depan belakang)

Menulis Permulaan (a) Memegang alat tulis


(b) Menggerakkan alat tulis (atas-
bawah,kiri-kanan,melingkar)
(c) Menyalin huruf, kata, kalimat dengan
huruf balok
(d) Menulis namanya dengan huruf balok
(e) Menyalin huruf balok dari jarak jauh
(f) Menyalin huruf, kata, kalimat dengan
tulisan bersambung
(g) Menyalin tulisan bersambung dari jarak
jauh

Keterampilan (a) Mengenal huruf abjad, kata


Mengeja (misalnya,dari namanya sendiri)
(b) Menuliskan kata yang diketahuinya
(c) Mengenal perbedaan/persamaan
konfigurasi/bentuk kata
(d) Mengasosiasikan bunyi dengan huruf
(e) Mengeja kata
(f) Menemukan aturan ejaan kata
(g) Menuliskan kata dengan ejaan yang
benar

Keterampilan (a) Reproduksi


Mengarang (b) Deskripsi (uraian)
(c) Ciptaan
(d) Penjelasan

Modul Asesmen ABK 08 74


Selain yang dikemukakan di atas, guru dapat pula membuat kisi-kisi instrumen
asesmen keterampilan menulis berdasarkan kurikulum yang berlaku saat ini. Berikut
dikemukakan contoh kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan menulis berdasarkan KTSP
PP No.22 dan 23 Tahun 2006.

Contoh Kisi-kisi Instrumen Asesmen Keterampilan Menulis


(Kls 1/Smt 1 SD/MI Berdasarkan KTSP PP No.22 dan 23 Tahun 2006)

Standar Kompetensi Dasar Indikator


Kompetensi
1. Menulis 1.1 Mempersiapkan diri 1. Meniru gerakan
permulaan dengan untuk belajar dasar-dasar 2. Menulis di udara
menjiplak, menulis (Melemaskan 3. Menebalkan bentuk benda
menebalkan, otot tangan) 4. Menirukan gerakan (naik,
mencontoh, turun, berkelok)
melengkapi, dan 5. Membentuk gambar benda
menyalin 6. Menebalkan gambar

1.2. Menebalkan 1. Menebalkan huruf


berbagai bentuk gambar, 2. Menebalkan kata
bentuk huruf, dan kata 3. Melengkapi suku kata menjadi
kata

1.3. Mencontoh huruf, 1. Menebalkan huruf


kata, atau kalimat 2. Mencontoh tulisan huruf
sederhana dari buku atau dengan menyalin
papan tulis 3. Mencontoh tulisan kata dengan
menyalin
4. Mencontoh tulisan kalimat
sederhana dengan menyalin
5. Melengkapi kata dengan huruf
yang tepat
6. Melengkapi kalimat sesuai
dengan gambar

1.4. Menebalkan gambar, 1. Menulis huruf dengan rapi


mencontoh huruf, kata, 2. Menulis dan menyalin kata
atau kalimat sederhana dengan rapi
3. Melengkapi kalimat

Modul Asesmen ABK 08 75


1.5. Mencontoh huruf, 1. Menebalkan dan mencontoh
kata, atau kalimat kalimat
sederhana dari buku atau 2. Mencontoh kalimat
papan tulis 3. Melengkapi kata
4. Melengkapi kalimat
5. Menyusun kalimat acak

1.6 menyalin kalimat 1. Menulis kata sesuai gambar


sederhana dengan huruf 2. Menyalin kalimat
lepas 3. Melengkapi kalimat

3. Pengembangan Butir-butir Instrumen Asesmen Keterampilan Menulis


Sama halnya dengan penyusunan instrumen asesmen-asesmen keterampilan lainnya,
setelah menyusun kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan menulis maka langkah
selanjutnya adalah mengembangkan butir-butir soal instrumen asesmen keterampilan
menulis. Dan kisi-kisi yang telah disusun akan menjadi landasannya. Pengembangan butir
soal dapat dibuat dalam bentuk daftar atau tabel. Butir-butir soal dikembangkan berdasarkan
indikator-indikator yang telah dijabarkan dari subkomponen keterampilan menulis yang telah
dipahami baik pengertiannya maupun ruang lingkupnya. Pada dasarnya untuk keterampilan
menulis, terkecuali asesmen keterampilan pra menulis, asesmen yang paling praktis adalah
menganalisis sampel hasil tulisan siswa. Disarankan paling tidak tiga sample tulisan siswa,
yaitu tulisan dalam kondisi normal, tulisan terbaik, dan tulisan tercepat (Sunardi, 1997:7)
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh ilustrasi berikut ini.

Contoh Pengembangan Butir Soal Asesmen Keterampilan Pra Menulis


Identitas Siswa
Nama :
Tempat/tgl lahir :
Jenis Kelamin :
Kelas/Semester :
Sekolah :

Pokok Butir Soal Kemampuan Keter


Bahasan
dapat tidak angan
1. Pra 1.a.1 Siswa diminta untuk mengambil obyek-
menulis obyek kecil yang disediakan asesor/guru
a. Meraih, 1.a.2 Siswa diminta untuk meraba obyek-
meraba, obyek kecil yang disediakan asesor/guru
memegang, 1.a.3 Siswa diminta untuk memegang obyek-
dan obyek kecil yang disediakan asesor/guru
melepaskan 1.a.4 Siswa diminta untuk
benda melepas/menjatuhkan/membuang obyek-

Modul Asesmen ABK 08 76


obyek kecil yang disediakan asesor/guru

Contoh Pengembangan Butir Soal Asesmen Keterampilan Mengeja


IDENTITAS SISWA
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Sekolah :

S Tugas a. Mengenal huruf abjad, kata


A 1. Tulislah namamu sendiri!
M
Kondisi
P
normal
E
L
Tulisan
T
terbaik
U
L
I
Tulisan
S
tercepat
A
N

Contoh Pengembangan Butir Soal Asesmen Keterampilan Mengarang


IDENTITAS SISWA
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Sekolah :

Tugas (karangan reproduksi): Tulislah apa yang kamu pahami dari teks bacaan
yang tersedia di bawah ini! (Guru/asesor menyediakan teks bacaan sesuai dengan
tingkat/kelas siswa yang bersangkutan)

Modul Asesmen ABK 08 77


4. Pelaksanaan dan Analisis Hasil Asesmen Keterampilan Menulis
Seperti yang dikemukakan sebelumnya bahwa untuk keterampilan menulis, terkecuali
asesmen keterampilan pra menulis, asesmen yang paling praktis adalah menganalisis
sampel hasil tulisan siswa. Oleh karena itu prosedur pelaksanaan asesmen keterampilan
menulis yang pertama adalah meminta sampel hasil tulisan siswa. Ada tiga hal yang perlu
diperhatikan sebelum siswa melakukan tugas yang diminta, yaitu: a) berikan
pengarahan yang jelas, b) berikan LKS, dan c) bubuhkan identitas siswa. Kedua, Guru/asesor
mengamati proses menulis siswa. Ada beberapa komponen yang dapat diamati dalam
pelaksanaan asesmen keterampilan menulis (Sunardi, 1997), di antaranya: Memegang pensil
dengan benar, Arah menulis (dari kiri ke kanan), Posisi kertas/buku, Posisi duduk siswa,
Jarak mata dengan kertas/buku, Kondisi siswa saat menulis (tegang, frustrasi, emosional),
Sikap yang ditunjukkan siswa (negatif, bosan, mengganggu ). Untuk lebih jelasnya
perhatikan tabel pengamatan proses menulis siswa berikut ini.

Komponen yang diamati Hasil Keterangan


Tepat Kurang Tidak
tepat tepat
1. Memegang pensil dengan benar
2. Arah menulis (dari kiri ke kanan)
3. Posisi kertas/buku
4. Posisi duduk siswa
5. Jarak mata dengan kertas/buku
6. Kondisi siswa saat menulis (tegang,
frustrasi, emosional)
7. Sikap yang ditunjukkan siswa
(negatif, bosan, mengganggu )

Langkah selanjutnya adalah menganalisis sample hasil tulisan siswa. Adapun aspek-
aspek yang dianalisis antara lain adalah bentuk huruf/kata, ukuran, letak dan proporsi huruf,
konsistensi jarak antar huruf, konsistensi tebal-tipis huruf, konsistensi tegak-miring huruf,

Modul Asesmen ABK 08 78


dan kecepatan dalam menulis. Adapun aspek-aspek untuk menganalisis hasil asesmen
keterampilan mengarang, diantaranya adalah aspek kelancaran, kosakata, struktur dan tanda
baca, dan isi karangan yang meliputi: ketepatan, kekayaan ide, dan organisasi.

D. LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda
mengerjakan latihan berikut ini.

Buatlah Kisi-kisi instrumen assesmen menulis:


 Pilih salah satu kelas dan semester yang ada pada kurikulum SD
 Buatlah butir-butir soal/instrumen asesmen keterampilan menulis dalam tabel
 Tetapkan kriteria keberhasilan keterampilan menulis
 Buatlah LKS dari tiap butir soal keterampilan menulis

Petunjuk Jawaban Latihan


Sebelum Anda membuat kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan menulis, sebaiknya Anda
pahami terlebih dahulu materi keterampilan menulis untuk tingkat Sekolah Dasar dan ruang
lingkupnya. Berdasarkan pemahaman Anda itulah Anda dapat membuat subkomponen serta
indikator-indikatornya.

E. RANGKUMAN
Secara garis besar organisasi materi keterampilan menulis mencakup empat
keterampilan besar, yaitu: keterampilan pra menulis, keterampilan menulis permulaan,
keterampilan mengeja, dan keterampilan menulis lanjutan (mengarang). Terdapat empat jenis
karangan, yaitu karangan reproduksi, karangan uraian, karangan ciptaan, dan karangan
penjelasan.
Ada beberapa hal yang dapat diamati pada saat pelaksanaan asesmen keterampilan
menulis, di antaranya adalah: Memegang pensil dengan benar, arah menulis (dari kiri ke
kanan), posisi kertas/buku, posisi duduk siswa, jarak mata dengan kertas/buku, kondisi siswa
saat menulis (tegang, frustrasi, emosional), sikap yang ditunjukkan siswa (negatif, bosan,
mengganggu).

F. TES FORMATIF
Petunjuk: Pilihlah option di bawah ini yang dianggap paling benar!

1. Seorang siswa memiliki kemampuan menulis dengan tangan. Artinya siswa tersebut telah
menguasai keterampilan …
a Pra menulis
b Menulis permulaan
c Keterampilan mengeja

Modul Asesmen ABK 08 79


d Keterampilan mengarang

2. Siswa mampu menceriterakan kembali karangan yang telah dibuat oleh orang lain dengan
kata-katanya sendiri. Siswa tersebut terampil dalam membuat karangan …
a Reproduksi
b Uraian
c Penjelasan
d Ciptaan
3. Siswa mampu mendeskripsikan sesuatu yang dilihatnya. Siswa tersebut terampil dalam
membuat karangan …
a Reproduksi
b Uraian
c Penjelasan
d Ciptaan

4. Memberikan materi keterampilan “membuat surat ijin untuk tidak sekolah” kepada siswa,
adalah bentuk latihan dalam keterampilan mengarang jenis …
a Reproduksi
b Uraian
c Penjelasan
d Ciptaan

5. Berdasarkan hasil penelitian, anak usia 7-10 tahun lebih tetarik dengan hal-hal berikut,
kecuali …
a Pengalaman pribadi
b Hal yang berkenaan dengan anak dan orang tua
c Mengenai binatang
d Kemasyarakatan

6. Sedangkan anak usia 11 tahun atau lebih, mereka lebih tertarik dengan judul-judul
karangan
a Petualangan
b Kesehatan
c Kenegaraan
d Kemasyarakatan

7. Seorang siswa mampu menjelaskan mengapa sesuatu itu dikerjakan atau harus
dikerjakan secara tertulis. Siswa tersebut telah memiliki kemampuan dalam menulis
karangan …
a Reproduksi

Modul Asesmen ABK 08 80


b Uraian
c Penjelasan
d Ciptaan

8. Baik anak usia 7-10 tahun, maupun anak usia 11 tahun atau lebih, mereka sama-sama
tertarik dengan judul-judul karangan di bawah ini, kecuali …
a Pengalaman pribadi
b Cerita orang-orang ternama
c Mengenai binatang
d Kemasyarakatan

9. Keterampilan pra menulis, merupakan kemampuan … dalam pelajaran menulis


a Pre requisite
b Dengan sendirinya anak dapat melakukannya
c Setiap anak dapat melaluinya tanpa belajar
d Menulis permulaan

10. Pada kelas-kelas permulaan, pengajaran menulis dipusatkan pada keterampilan di bawah
ini, kecuali …
a Mengenal huruf
b Mengenal kata
c Menyalin kata
d Mengarang

Kunci Jawaban:

1. b 6. a
2. a 7. c
3. b 8. d
4. d 9. a
5. d 10. d

G. BALIKAN DAN TINDAK LANJUT


Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdapat di
bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus tingkat penguasaan, yaitu jumlah jawaban Anda yang benar dibagi 10
kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan demikian Anda akan memperoleh presentase
tingkat penguasaan Anda. terhadap materi Kegiatan Belajar Adapun arti tingkat penguasaan
yang Anda capai adalah sebagai berikut:

Modul Asesmen ABK 08 81


90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
< 70% = kurang

Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat mengikuti ujian
akhir semester (UAS)., tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus
mengulang kegiatan belajar ini terutama bagian yang belum anda kuasai

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
Asesmen Keterampilan Matematika
Melalui kegiatan pembelajaran 3 ini mahasiswa diperkenalkan dengan pengetahuan
tentang pembuatan kisi-kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen asesmen keterampilan
matematika . Pembahasan difokuskan pada penetapan ruang lingkup asesmen keterampilan
matematika, menyusun kisi-kisi instrumen, mengembangkan butir-butir instrumen berdasarkan
kisi-kisi yang telah dibuat, serta bagaimana menganalisis hasil asesmen keterampilan
matematika

A. TUJUAN
Dengan mempelajari kegiatan pembelajaran 3 ini diharapkan mahasiswa mampu
membuat kisi-kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen asesmen keterampilan
matematika. Secara khusus pembahasan ini bertujuan agar mahasiswa mampu:
1. Menetapkan ruang lingkup asesmen keterampilan matematika
2. Menyusun kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan matematika
3. Mengembangkan butir-butir instrumen asesmen keterampilan matematika berdasarkan
kisi-kisi yang telah dibuat
4. Melaksanakan dan Menganalisis hasil asesmen keterampilan matematika

B. POKOK BAHASAN
1. Penetapan ruang lingkup asesmen keterampilan matematika
2. Penyusunan kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan matematika
3. Pengembangan butir-butir instrumen asesmen keterampilan matematika berdasarkan
kisi-kisi yang telah dibuat
4. Pelaksanaan dan Menganalisis hasil asesmen keterampilan matematika

C. INTISARI BACAAN
1. Penetapan Ruang Lingkup Asesmen Keterampilan Matematika

Modul Asesmen ABK 08 82


Untuk mendapatkan data yang akurat tentang kondisi siswa yang diases, diperlukan
instrumen yang memadai. Instrumen yang memadai akan diperoleh, jika guru/asesor
memiliki pemahaman yang komprehensif tentang bidang yang akan diasesmennya.
Asesmen matematika yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah suatu proses
perolehan data atau informasi tentang penguasaan keterampilan matematika seorang siswa
sebagai bahan dalam menyusun suatu program pembelajaran.
Tujuan utama dari asesmen matematika adalah untuk mengetahui kondisi penguasaan
keterampilan matematika seorang anak pada saat itu, baik keterampilan yang telah
dikuasainya maupun yang belum dikuasainya sebagai dasar untuk menyusun program
pembelajaran yang diprediksi sejalan dengan hambatan dan kebutuhan belajar anak tersebut.
Untuk membuat asesmen bidang matematika, guru/asesor seyogyanya memahami
secara komprehensif ruang lingkup serta unsur-unsur pembelajaran matematika; sequence
atau urutan materi, serta tahapan belajar matematika. Terdapat beberapa jenis
pengelompokkan bidang matematika yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar, di
antaranya: pengelompokkan menurut isi (content) materi dan berdasarkan hasil belajar yang
diharapkan. (1) berdasarkan isi (content) materi, dan (2) berdasarkan hasil belajar yang
diharapkan.
Berdasarkan isi (content) materi, matematika dapat dibagi menjadi tiga bagian besar,
yaitu: Aritmetika, geometri, dan pengukuran. Aritmetika adalah pengetahuan tentang
bilangan. Dali S.Naga (1980:1) mengemukakan bahwa aritmetika adalah cabang matematika
yang berkenaan dengan sifat, hubungan-hubungan bilangan nyata dengan perhitungan
terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.. Penggunaan
abjad dalam aritmetika … disebut aljabar (1980:29). Materi utama dalam aritmetika adalah
bilangan dan operasi bilangan atau komputasi yang biasa disebut operasi hitung.
Bilangan adalah suatu idea; sifatnya abstrak. Bilangan bukan simbol atau lambang
dan bukan pula lambang bilangan atau angka. Bilangan memberikan keterangan mengenai
banyaknya anggota suatu obyek. Bilangan menyatakan suatu nilai yang bisa diartikan sebagai
jumlah atau banyaknya sesuatu. Karena itu bilangan baru berwujud apabila dihubungkan
dengan obyek. Misalnya: “tiga buku”, “lima pensil”, dsb. Terdapat berbagai jenis atau
macam bilangan. Diantara bilangan-bilangan tersebut yang dipelajari pada jenjang
pendidikan dasar meliputi bilangan asli, bilangan cacah, bilangan pecahan, dan bilangan
bulat.
Adapun istilah operasi hitung berasal dari kata Operation yaitu pengerjaan, operasi
hitung adalah pengerjaan hitung. Terdapat empat operasi hitung dasar atau operasi hitung
utama dalam aritmetika, yaitu: penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Penjumlahan merupakan operasi pokok yang menjadi dasar untuk memahami operasi
lainnya; Pengurangan merupakan invers atau kebalikan dari dari operasi penjumlahan;
Perkalian dimaknai sebagai penjumlahan berulang, sedangkan pembagian merupakan invers
atau kebalikan dari operasi perkalian. Sedangkan geometri adalah cabang matematika yang
berkenaan dengan titik dan garis (Aleks Maryunis, 1989:24). Titik adalah pernyataan tentang

Modul Asesmen ABK 08 83


posisi yang tidak memiliki panjang dan lebar, sedangkan garis hanya dapat diukur
panjangnya.
Aspek-aspek geometri yang dipelajari pada jenjang pendidikan dasar meliputi aspek
bidang atau bangun datar dan bidang atau bangun ruang. Bidang datar yaitu bangun yang
dapat kita bayangkan sebagai sesuatu yang datar seperti permukaan cermin, permukaan meja,
dan sebagainya. Bidang datar memiliki sifat-sifat: a) tidak mempunyai batas, b) berdimensi
dua, artinya mempunyai panjang dan lebar, c) mempunyai arah lebih dari dua arah, dan d)
tidak mempunyai tebal. Pada dasarnya bangun datar ini dibagi menjadi dua bagian besar,
yaitu bangun bersisi lurus dan bangun bersisi lengkung.
Bangun bersisi lurus terdiri dari: a) segi tiga (siku-siku, tumpul, dan lancip), b)
segi empat yang meliputi jajaran genjang (persegi panjang, belah ketupat, segi empat sama
sisi), trapesium (siku-siku, sebarang, sama kaki), dan laying-layang, c) segi lima, d) segi
enam, dan e) segi banyak. Bangun bersisi lengkung terdiri dari lingkaran, elips, dan bangun
lain.
Adapun bangun ruang menunjuk pada bidang yang memiliki tiga dimensi, yaitu
panjang lebar, dan tinggi. Jika suatu bangun tidak seluruhnya terletak dalam bidang, maka
bangun itu disebut bangun ruang. Sebuah batu bata, kita bungkus dengan kertas kemudian
keluarkan batunya tanpa merusak pembungkusnya. Pembungkus itu merupakan contoh suatu
bangun ruang. Bangun ruang dibentuk oleh daerah segi banyak yang disebut sisi. Ada
bermacam-macam bangun ruang, di antaranya prisma, kerucut, piramida, kubus, silinder, dan
bola.
Sedangkan berdasarkan hasil belajar yang diharapkan, matematika dapat dibagi
menjadi dua dimensi yaitu dimensi kualitatif dan dimensi kuantitatif.
Rochyadi & Alimin (2005) mengemukakan bahwa dimensi kuantitatif merupakan
pemahaman tentang konsep, prinsip dan keterampilan matematika yang diperoleh siswa
melalui pembelajaran, tanpa dikaitkan dengan aplikasi sosialnya.
Pemahaman suatu konsep atau prinsip matematika menunjuk pada pemahaman dasar
yang dicapai melalui proses identifikasi yang meliputi konsep bilangan, operasi hitung dasar
dan dasar-dasar geometri. Keterampilan matematika, merupakan kemampuan melakukan
komputasi atau mengaplikasikan konsep yang telah dipahami dalam waktu yang relatif
singkat dengan cara dan hasil yang benar. Pada dimensi kuantitatif, hasil pembelajaran siswa
belum mencapai yang sesungguhnya, karena apa yang dipelajarinya belum dapat difungsikan
dalam kehidupannya. Sedangkan dimensi kualitatif merupakan kemampuan siswa dalam
mengaplikasikan konsep, prinsip dan keterampilan yang diperolehnya dalam memecahkan
persoalan (problem solving) matematika secara nyata di dalam kehidupan mereka, sehingga
konsep, prinsip dan keterampilan tersebut menjadi fungsional & bermakna di dalam
kehidupan siswa tersebut. Operasionalisasi dari dimensi kualitatif ini diwujudkan dalam
bentuk soal cerita.

2. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Asesmen Keterampilan Matematika

Modul Asesmen ABK 08 84


Untuk memperoleh data yang akurat tentang kemampuan matematika seorang ABK,
seorang guru/asesor memerlukan instrumen asesmen matematika baik yang bersifat formal
maupun informal. Seperti dijelaskan pada awal kegiatan pembelajaran bahwa asesmen
formal memerlukan keahlian yang tinggi, waktu yang lama, dan biaya yang sangat besar
untuk memperoleh validitas dan reliabilitas yang tinggi yang kemudian dikalibrasi untuk
menentukan daya pembeda atau suatu derajat kesulitan instrumen tersebut. Karena
penyusunan instrumen asesmen formal tidak mudah, maka tidak mudah pula untuk
menemukan instrumen asesmen formal ini. Untuk menanggulangi masalah ini, para ahli
ABK mempercayai bahwa asesmen informal yang dibuat oleh para guru merupakan cara
yang terbaik untuk memperoleh informasi tentang ABK. Demikian halnya mengenai
kemampuan dalam keterampilan matematika.
Dalam penyusunan kisi-kisi instrumen asesmen informal matematika, guru/asesor
dapat menggunakan isi (content) materi matematika secara berurutan dari yang termudah
sampai yang tersukar atau dari yang terendah sampai yang tertinggi atau dari yang sederhana
ke yang paling kompleks. Jika tidak, guru/asesor dapat pula menyusunnya berdasarkan
materi kurikulum yang berlaku. Berdasarkan kurikulum yang berlaku saat itu, akan
memungkinkan untuk diketahuinya sampai sejauh mana siswa menguasai materi matematika,
sehingga guru/asesor dapat menentukan tingkat performance siswa tentang penguasaan
matematika saat ini. Sebagai gambaran, perhatikanlah contoh kisi-kisi instrumen matematika
berikut ini.

Contoh Kisi-kisi Instrumen Asesmen Keterampilan Matematika


(Kls 1/Smt 1 SD/MI Berdasarkan KTSP PP No.22 dan 23 Tahun 2006)

Standar Kompetensi Dasar Indikator


Kompetensi
BILANGAN 1.1. Membilang banyak 1. Menyatakan banyak benda dari
1. Melakukan benda (0-9) sekumpulan benda
penjumlahan 2. Membandingkan dua kumpulan benda
dan pengu melalui istilah lebih banyak, lebih sedikit
rangan atau sama banyak
bilangan 1.2. Mengurutkan banyak 1. Menentukan urutan kumpulan benda dari
sampai 20 benda (Bagian pertama yang kecil ke yang besar dan sebaliknya
0-9) 2. Membaca lambang bilangan
3. Menuliskan lambang bilangan
4. Membilang loncat
5. Mengurutkan sekelompok bilangan
6. Menentukan bilangan yang tidak
diketahui dalam suatu urutan bilangan

1.3. Melakukan 1. Menentukan jumlah dua kumpulan


penjumlahan dan benda
pengurangan bilangan 2. Membaca dan menggunakan lambang

Modul Asesmen ABK 08 85


sampai 20 (bagian ”+,-, =” dalam pengerjaan hitung sampai
pertama) dgn 9
3. Menentukan hasil penjumlahan dua
bilangan dengan hasil sampai 9
4. Menyatakan kalimat penjumlahan dua
bilangan dengan hasil yang sudah
ditentukan
5. Menentukan hasil pengurangan dua
bilangan dengan hasil sampai 9
6. Menunjukkan bilangan 0 melalui
pengurangan dengan bilangan yang sama
7. Menyatakan kalimat pengurangan dari
penjumlahan
8. Menyelesaikan soal campuran

1.4. Membilang banyak 1. Menyatakan banyak benda dari


benda (bagian kedua sekumpulan benda
>9 s/d20) 2. Membandingkan dua kumpulan benda
melalui istilah lebih banyak, lebih sedikit
atau sama banyak

1.5. Mengurutkan banyak 1. Membaca dan menulis lambang bilangan


benda sampai 20
2. Membuat pola bilangan dengan
membilang loncat

1.6. Melakukan 1. Menghitung penjumlahan dua bilangan


penjumlahan dan dengan hasil jumlah sampai 20
pengurangan bilangan 2. Menghitung penjumlahan tiga bilangan
sampai 20 (bagian kedua) dengan hasil sampai 20
3. Menghitung penjumlahan dengan cara
bersusun
4. Menghitung pengurangan dua bilangan
(bilangan 2 angka dengan 1 angka
sampai 20)
5. Menentukan hasil operasi hitung
campuran penjumlahan dan pengurangan
hasil sampai dengan 20

1.7. Menyelesaikan 1. Menyatakan masalah sehari-hari yang


masalah yang berkaitan terkait dengan penjumlahan hasil sampai
dengan penjumlahan dan dengan 20
pengurangan sampai 20 2. Menyelesaikan masalah sehari-hari
dalam penjumlahan tiga bilangan 1
angka

Modul Asesmen ABK 08 86


3. Menyatakan masalah sehari-hari yang
terkait dengan pengurangan hasil sampai
dengan 20

GEOMETRI 2.1. Menentukan waktu 1. Menunjukkan konsep waktu dalam


DAN (pagi, siang, malam) hari, kegiatan sehari-hari yang berkaitan
PENGU dan jam (secara bulat) dengan pagi, siang, sore, dan malam hari
KURAN 2. Membaca dan menuliskan waktu pukul
2. Mengguna ... dari gambar yang ditunjukka jarum
kan jam (secara bulat)
pengukuran 2.2. Menentukan lama 1. Menunjukkan konsep waktu kegiatan
waktu dan suatu kejadian sehari-hari yang lama atau yang sebentar
panjang
2.3. Mengenal panjang 1. Menunjukkan benda-benda yang
suatu benda melalui panjang atau yang pendek
kalimat sehari-hari 2. Membandingkan panjang atau pendek
(pendek, panjang) dan suatu benda
membanding kannya

2.4. Menyelesaikan 1. Menceritakan kegiatan sehari-hari yang


masalah yang berkaitan berhubungan dengan jam sehari (dari
dengan waktu dan bangun sampai tidur kembali)
panjang 2. Mengenal hubungan hari dengan minggu
3. Mengukur jarak suatu benda dengan
satuan ukuran tidak baku (jengkal, depa,
langkah, kaki)

3. Mengenal 3.1. Mengelompokkan 1. Menemukan ciri-ciri bangun ruang


beberapa berbagai bangun ruang sederhana (balok, prisma, tabung, bola,
bangun ruang sederhana (balok, prisma, dan kerucut)
tabung, bola, dan 2. Menggambar dan membuat model
kerucut) bangun ruang sederhana
3. Mengklasifikasikan bentuk-bentuk
bangun ruang
1. Mengurutkan benda-benda bangun ruang
3.2. Menentukan urutan dari yang terbesar sampai yang terkecil
benda-benda ruang yang atau sebaliknya
sejenis menurut besarnya

3. Pengembangan Butir-butir Instrumen Asesmen Keterampilan Matematika


Langkah selanjutnya adalah mengembangkan butir-butir instrumen matematika dari
kisi-kisi yang telah dibuat. Sama halnya dengan penyusunan kisi-kisi asesmen akademik
yang lainnya, pengembangan butir soal asesmen keterampilan matematika dapat dibuat

Modul Asesmen ABK 08 87


dalam bentuk daftar atau tabel. Butir-butir soal asesmen matematika dikembangkan
berdasarkan indikator-indikator yang telah dijabarkan dari subkomponen keterampilan
matematika. Yang paling esensial di dalam mengembangkan butir soal asesmen matematika
adalah dengan mempertimbangkan dua faktor, yaitu tahapan belajar siswa dan hasil belajar
yang diharapkan. Tahapan belajar siswa meliputi tahap konkret, semi konkret, dan tahap
abstrak. Sedangkan hasil belajar yang diharapkan dari siswa meliputi tingkat dimensi
kualitatif, yaitu siswa mampu mengaplikasikan konsep, prinsip dan keterampilan yang
diperolehnya di dalam kelas ke dalam situasi nyata di dalam kehidupan mereka. Dengan
demikian konsep, prinsip dan keterampilan matematika tersebut menjadi fungsional &
bermakna bagi siswa di dalam kehidupan sehari-hari. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
contoh ilustrasi berikut ini.

Contoh Pengembangan Butir Soal Asesmen Matematika


(Kls 1/Smt 1 SD/MI Berdasarkan KTSP PP No.22 dan 23 Tahun 2006)
Pokok Butir Soal Kemampuan
Bahasan Kon Sm Abs
kret Kon trak
kret
BILANGAN 1.1.1.a. Hitunglah berapa banyak benda yang
ada pada tiap-tiap kumpulan benda di bawah
1.1 Membilang ini! (bobot = 5)
banyak benda

1.1.1.     ♣♣♣
Menyatakan   
banyak benda
dari sekumpulan
benda (0-9)

1.1.2.a. Sebutkan benda mana yang paling


1.1.2.
banyak di antara benda-benda yang ada pada
Membandingkan
tiap-tiap kumpulan benda di bawah ini!
dua kumpulan
(Bobot = 5)
benda melalui
istilah lebih

banyak/lebih
    ♣♣♣
sedikit/sama
  
banyak (0-9)

Modul Asesmen ABK 08 88


Dan seterusnya

4. Pelaksanaan dan Analisis Hasil Asesmen Keterampilan Matematika


Secara garis besar prosedur pelaksanaan asesmen keterampilan matematika
dilakukan dalam dua tahap (Rochyadi & Alimin,2005). Pertama, asesmen dilakukan secara
klasikal, dan kedua, dilakukan secara individual. Pada tahap pertama ditujukan untuk
menjaring siswa-siswa mana saja yang diduga mengalami masalah dalam penguasaan
keterampilan matematika. Berdasarkan hasil asesmen pada tahap pertama ini akan ada tiga
kemungkinan penguasaan keterampilan yang dimiliki siswa. (1) mereka yang benar-benar
telah sampai kepada pemahaman keterampilan matematika, yaitu mereka yang mampu
menyelesaikan persoalan matematika secara aplikatif. Siswa yang ada pada kelompok ini
akan diposisikan sebagai independen level (menunjukkan angka persentase 75% ke atas).
(2) mereka yang telah memiliki keterampilan matematika dalam dimensi kuantitatif, tetapi
gagal dalam dimensi kualitatifnya. Kelompok ini akan diposisikan pada instruction level
(menunjukkan angka persentase 50%-75% ) (3) mereka yang benar-benar gagal dalam
menyelesaikan penguasaan keterampilan matematika dimensi kuantitatif dan dikelompokkan
pada posisi frustration level(menunjukkan angka persentase di bawah 50%).
Sedangkan pada tahap kedua, asesmen dilakukan secara individual. Tahap ini
ditujukan bagi mereka yang telah diposisikan sebagai instructional level dan frustration level.
Proses asesmen tahap kedua ini lebih berfungsi untuk menelusuri hambatan-hambatan yang
dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika yang diajukan. Pada tahap ini pula
akan diketahui apakah hambatan siswa tersebut berkaitan dengan tahapan belajar siswa atau
berkaitan dengan fakta kesalahan dalam memecahkan soal, atau berkaitan dengan
kecenderungan strategi yang digunakan dalam memecahkan soal-soal matematika. Ada dua
hal yang perlu dicatat dalam pelaksanaan asesmen pada tahap ini, yaitu: pertama, mencatat
hal-hal yang dilakukan siswa pada saat menyelesaikan soal-soal yang diberikan serta alasan-
alasan siswa mengapa ia menyelesaikan soal dengan cara yang demikian. Kedua mencatat
hasil kerja siswa.
Langkah selanjutnya adalah menganalisis hasil kerja siswa yang kemudian ditafsirkan
dan ditarik kesimpulan dalam wujud penguasaan matematika, kesulitan matematika yang
dihadapi siswa, serta kebutuhan belajar siswa tentang matematika. Berdasarkan kesimpulan
tersebut, guru/asesor membuat rekomendasi yang ditujukan kepada guru kelas, atau guru
bidang studi, atau kepada orang tua yang selanjutnya hasil asesmen ini akan dijadikan
sebagai landasan dalam membuat program pembelajaran matematika bagi siswa yang
bersangkutan.

D. LATIHAN

Modul Asesmen ABK 08 89


Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda
mengerjakan latihan berikut ini.

Buatlah Kisi-kisi instrumen assesmen keterampilan matematika:


 Pilih salah satu komponen keterampilan matematika
 Buatlah butir-butir soal/instrumen keterampilan matematika dalam tabel
 Tetapkan kriteria keberhasilan keterampilan matematika
 Buatlah LKS dari tiap butir soal dalam asesmen keterampilan matematika

Petunjuk Jawaban Latihan


Sebelum Anda membuat kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan matematika, sebaiknya
Anda pahami terlebih dahulu materi matematika dan ruang lingkupnya. Berdasarkan
pemahaman Anda itulah Anda dapat membuat subkomponen serta indikator-indikator
keterampilan matematika khususnya bagi siswa ABK.

E. RANGKUMAN
Pada dasarnya ruang lingkup pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan
dasar dapat dikelompokkan berdasarkan isi (content) materi dan berdasarkan hasil belajar
yang diharapkan. Berdasarkan isi (content) materi, matematika dapat dibagi menjadi tiga
bagian besar, yaitu: Aritmetika, geometri, dan pengukuran. Sedangkan berdasarkan hasil
belajar yang diharapkan dikelompokkan menjadi dua dimensi, yaitu dimensi kuantitatif dan
dimensi kualitatif.
Ada dua tahap dalam pelaksanaan asesmen keterampilan matematika. Pertama,
asesmen dilakukan secara klasikal yang berfungsi untuk menjaring para siswa yang diduga
mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika. Berdasarkan hasil asesmen pada tahap
pertama ini akan ada tiga kemungkinan penguasaan keterampilan yang dimiliki siswa, yaitu
yang akan diposisikan sebagai independen level, atau instruction level, atau pada posisi
frustration level. Kedua, dilakukan secara individual yang lebih berfungsi untuk menelusuri
hambatan-hambatan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika yang
diajukan. Terdapat dua hal yang perlu dicatat selama melaksanakan asesmen matematika,
yaitu pencatatan proses dan hasil asesmen sebagai bahan untuk menganalisis hasil kerja
siswa sebelum penarikan kesimpulan yang pada akhirnya dibuat rekomendasi yang
ditujukan kepada guru maupun orang tua siswa yang bersangkutan.

F. TES FORMATIF
Petunjuk: Pilihlah salah satu option yang dianggap paling benar!

1. Dibawah ini merupakan ruang lingkup materi pembelajaran matematika pada jenjang
pendidikan dasar berdasarkan kontennya, kecuali:

Modul Asesmen ABK 08 90


a Aritmetika
b Geometri
c Pengukuran
d Problem solving
2. Seorang siswa mampu menyelesaikan soal penjumlahan di bawah 10 dalam soal cerita
dari soal yang diberikan. Siswa tersebut telah memiliki keterampilan matematika dalam
tingkat …
a Dimensi kuntitatif
b Dimensi kualitatif
c Dua dimensi
d Dimensi operasi hitung

3. Seorang siswa mampu menyelesaikan soal perkalian “5 x 9” tanpa menggunakan alat


bantu. Siswa tersebut berada pada tahap belajar …
a Konkret
b Semi konkret
c Semi abstrak
d Abstrak

4. Seorang siswa mampu menyelesaikan soal penjumlahan “7 + 6” melalui abakus biji.


Siswa tersebut berada pada tahap belajar …
a Konkret
b Semi konkret
c Semi abstrak
d Abstrak

5. Kemampuan belajar seorang siswa yang berada pada tahap semi konkret, ia mampu
menyelesaikan soal-soal …
a Penjumlahan dengan menggunakan lidi
b Penjumlahan dengan menggunakan gambar
c Penjumlahan dengan menggunakan tally
d Penjumlahan dengan angka

6. Ditemukan seorang siswa yang benar-benar mampu menyelesaikan persoalan matematika


yang diberikan secara aplikatif dalam pelaksanaan asesmen keterampilan matematika
pada tahap pertama. Siswa yang bersangkutan dapat diposisikan pada tingkat …
a Independen level
b Instructional level
c Frustration level
d Individual level

Modul Asesmen ABK 08 91


7. Pelaksanaan asesmen keterampilan matematika tahap kedua berfungsi untuk …
a Menjaring siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar matematika
b Mengetahui tingkat penguasaan siswa dalam keterampilan matematika
c Menelusuri hambatan-hambatan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal
matematika
d Mengetahui tingkat kegagalan siswa dalam keterampilan matematika

8. Dalam menganalisis hasil pekerjaan siswa, ditemukan angka persentase 75% ke atas.
Tingkat penguasaan keterampilan matematika siswa yang bersangkutan diposisikan pada

a Independen level
b Instructional level
c Frustration level
d Individual level

9. Pelaksanaan asesmen keterampilan matematika tahap kedua, pada dasarnya


diperuntukkan bagi mereka yang berada pada posisi di bawah ini, kecuali:
a Independen level
b Instructional level
c Frustration level
d Mereka yang menunjukkan angka presentase < 75%

10. Pengadministrasian data pada asesmen keterampilan matematika tahap kedua lebih
bersifat kualitatif, karena itu pada tahap ini asesor dituntut untuk melakukan hal di bawah
ini , kecuali:
a Mencatat hasil jawaban yang telah diselesaikan siswa
b Mencatat alas an yang diberikan siswa pada setiap penyelesaian soal matematika
c Mencatat cara kerja siswa dalam menyelesaikan setiap soal-soal matematika
d Menghitung skor presentase pencapaian siswa

Kunci Jawaban:
1. d 6. a
2. b 7. c
3. d 8. a
4. a 9. a
5. b 10. d

Modul Asesmen ABK 08 92


G. BALIKAN DAN TINDAK LANJUT
Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdapat di
bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus tingkat penguasaan, yaitu jumlah jawaban Anda yang benar dibagi 10
kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan demikian Anda akan memperoleh presentase
tingkat penguasaan Anda. terhadap materi Kegiatan Belajar Adapun arti tingkat penguasaan
yang Anda capai adalah sebagai berikut:

90% - 100% = baik sekali


80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
< 70% = kurang

Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat mengikuti ujian
akhir semester (UAS)., tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus
mengulang kegiatan belajar ini terutama bagian yang belum anda kuasai

Modul Asesmen ABK 08 93


DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman Mulyono, (1995), Program Pendidikan Individual, Pelatihan Inservice Guru SLB,
Jakarta: Depdikbud

Abdurahman Mulyono, (2001), Pendidikan bagi Anak berkesulitan Belajar, Jurusan PLB UNJ
Jakarta.

Abdurahman Mulyono & Estiningsih, E.(1997) Menangani Kesulitan Belajar Berhitung, Jakarta:
Depdikbud

Amin, Moh. (1995), Ortopedagogik anak tunagrahita, Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.

Astati (1995), Terapi Okupasi, Bermain, dan Musik untuk Anak Tunagrahita, Jakarta:
Depdikbud

Depdiknas (2006), Standar Isi, Standar kompetensi Lulusan, dan Panduan Penyusunan KTSP
Sekolah Dasar, Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan-Dikti

Hallahan, D.P. dan Kauffman, J.M. (1994), Exceptional children, Introduction to special
Education, allyn Bacon, Boston.

Hargove, Linda J & Poteet, James A. (1984), Assesment in Special Education, The Education
Evaluation, New Jersey, Prentice Hall, Inc.

Hargove, Linda J and Poteet, James A (1984), Assesment children, introduction to special
education, Boston : Alyn Bacon

Harwell, Joan M, How to Diagnose and Correct Learning Disabilities in the Classroom, New
York: Parker Publishing, Co,Inc.

Johnson, Berit & Skjorten, Miriam,D (2003) Pendidikan Kebutuhan Khusus: Sebuah Pengantar,
Menuju Inklusi, Buku No.1, Bandung: Program Pascasarjana-UPI

Lerner, Janet,W. (1989) Learning Disabilities, Teories, Diagnosis, and teaching Strategies,
USA: Houghton Mifflin Company

McLoughlin,James,A. & Lewis, Rena,B (1981) Assessing Special Students Strategies and
Procedures, USA: Merril Publishing Company

McLoughlin,James,A. & Lewis, Rena,B (1986)Assessing Special Students (2nd) USA: Merril
Publishing Company

Mercer Cecil D & Mercer, Ann,R (1989), Teaching student with Learning Problems, , USA:
Merill Publishing Company

Modul Asesmen ABK 08 94


Mercer, Cecil d & Lewis (1977), Children and Youth with Learning Disabilities, London,
Charles and Merril Publishing company.

Mason, H. & McCall, S. (Eds.). (1999). Visual Impairment: Access to Education for Children
and Young People. Part II. London: David

Myers, . Patricia (1986) Methods for Learning disorder, New York: John Wiley and Sons

Rochyadi & Alimin, Z (2005) Pengembangan Program Individual Bagi Anak Tunagrahita,
Jakarta: Depdiknas

Rochyadi & Soendari (2001) Tingkat Penerapan dan pemahaman Program Individualisasi
Pendidikan (IEP) Oleh Guru-guru SLB di Kodya Bandung, Jakarta: Proyek
Pengkajian danPenelitian Ilmu Pengetahuan, Dikti

Simeonson, Rune J. (1990), Psychological and Developmental Assesment of Special Children


Printed in the United State Of America.

Soendari, T (1 996), Penerapan Program Individualisasi dalam Pengajaran Berhitung bagi Anak
Luar Biasa, (Makalah disajikan dalam P2M pada Guru-guru SLB di Kodya
Bandung).

Soendari, T (1999) Asesmen Keterampilan Matematika, Terjemahan, Sumber asli:Mercer Cecil


D & Mercer, Ann,R (1989),Teaching student with Learning Problems, Chapter 6,
hal 1987-218 “Assessing Math Skills”, USA: Merill Publishing Company

Suaheri, HN. (1987) Ortodidaktik Anak Tunagrahita III, Jurusan PLB- FIP- IKIP Bandung

Suherman, Yuyus, (2005). Adaptasi Pembelajaran Siswa ABK. Bandung, Rizqi Press.

Sutjuhati, S.T.(1995) Psikologi Anak Luar Biasa, Jakarta: Depdikbud

Sunardi & Muchlisoh (1997) Menangani Kesulitan Belajar Membaca, Jakarta: Depdikbud

Sunardi & Muchlisoh (1997) Menangani Kesulitan Belajar Menulis, Jakarta: Depdikbud

Yusuf, Munawir, dkk (1997), Mengenal Siswa Berkesulitan Belajar, Jakarta: Depdikbud

Yusuf, Munawir (2005), Asesmen perkembangan pada anak tunagrahita, Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional.

Modul Asesmen ABK 08 95

Anda mungkin juga menyukai