Anda di halaman 1dari 5

Rekayasa Hidrologi Mabib Darul MF

BAB I
DATA HIDROLOGI

1.1 DATA HUJAN


Menurut Sri Harto, 2000 : 35, data curah hujan yang akan digunakan dalam
analisis hidrologi harus merupakan data yang mengandung kesalahan yang sekecil
mungkin, karena menghilangkan sama sekali kesalahan adalah tidak mungkin. Hal
tersebut harus dilakukan, karena besaran hujan termasuk hal terpenting dalam analisis,
sehingga dapat dipahami, apabila kesalahan yang terbawa dalam data hujan terlalu besar,
maka hasil analisis pun diragukan, padahal akan digunakan sebagai acuan dalam
perencanaan maupun perancangan.
Kesalahan - kesalahan yang banyak terjadi dalam analisis hujan adalah :
 Kelengkapan data
 Kepanggahan data
 Cara analisis

1.2 KELENGKAPAN DATA HUJAN


Data hujan dikumpulkan dari lapangan oleh para petugas / pengamat. Dari
pembacaan dialat ukur, kemudian dipindahkan dalam catatan sementara atau langsung
keformulir yang telah disediakan. Dengan mengikuti prosedur tersebut, dan juga karena
sebab - sebab lain, sering terjadi data hujan tidak terekam atau catatan sementara hilang
atau rusak. Sehingga data hujan pada hari - hari tertentu tidak diketahui. Hal tersebut
berbeda bila memang pada hari tersebut tidak terjadi hujan.
Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa data tidak komplit disebabkan oleh
faktor manusia atau alat. Misal kesengajaan pengamat tidak mencatat data atau pun bila
mencatat data yang diukur salah pengukurannya. Atau sebagai data rusak. Keadaan
tersebut menyebabakan pada bagian - bagian tertentu dari data runtut waktu terdapat data
kosong (missing record).
Jika hal seperti ini terlalu sering terjadi akan sangat merugikan. Dan hal inilah
yang kadang - kadang digunakan sebagai salah satu alasan untuk tidak menggunakan data
stasiun tersebut secara keseluruhan secara analisis, tanpa disadari bahwa dengan
berkurangnya jumlah stasiun dalam analisis justru akan mengundang kesalahan lain.
Untuk mengurangi kesulitan analisis karena data yang hilang tersebut, kemudian
dicoba untuk dapat memperkirakan besaran data data yang hilang tersebut

1
Rekayasa Hidrologi Mabib Darul MF

membandingkannya dengan menggunakan data stasiun lain disekitarnya. Dalam hal ini
diandaikan (assumed) bahwa sifat hujan di suatu stasiun sebanding dengan sifat hujan
disekitarnya.
Pengisian data hujan yang hilang dapat menggunakan 2 cara diantaranya:
1. Cara Empirik
a. Rata-rata Aritmatik (Arthmatical Average)
b. Perbandingan Nomal (Normal Ratio)
c. Reciprocal Method
d. Kantor Cuaca Nasional USA (U.S. National Weather Service)

Dalam tugas ini, cara yang digunakan adalah Perbandingan Normal (Normal
Ratio).

1. METODE PERBANDINGAN
NORMAL (NORMAL RATIO)
Untuk metode rasional diperlukan stasiun pembanding , dimana diusahakan
stasiun pembanding memiliki elevasi yang tidak jauh berbeda dari stasiun yang
akan dikaji. Selain itu, diusahakan yang digunakan sebagai stasiun pembanding
memiliki jarak yang tidak terlalu jauh dan memiliki data yang cukup lengkap.
Kajian metode rasional dilakukan dengan persamaan :

P i=
[
1 Ni . PA Ni . PB
n NA
+
NB
N .P
+ …+ i n
Nn ]
Dimana : Pi = Hujan di stasiun i yang diperkirakan (mm)
Ni = Hujan tahunan normal (rata-rata) di stasiun i (mm)
PA = Hujan di stasiun A (mm)
NA = Hujan tahunan normal (rata-rata) di stasiun A (mm)
PB = Hujan di stasiun B (mm)
NB = Hujan tahunan normal (rata-rata) di stasiun B (mm)
Pn = Hujan di stasiun n (mm)
Nn = Hujan tahunan normal di stasiun n (mm)

2
Rekayasa Hidrologi Mabib Darul MF

1.3 ANALISA PERHITUNGAN


Perbandingan Normal (Normal Ratio)
Contoh perhitungan untuk mencari data hujan yang hilang pada stasiun 8
pada tahun 2001 dengan cara kerja sebagai berikut:
 Hitung rata-rata data curah hujan yang dikaji (Ni). Dari tabel, diketahui
bahwa Ni = 99,222.
 Masukkan data curah hujan dari stasiun pembanding 1 (P3) dan stasiun
pembanding 2 (P4) pada bulan kajian dan tahun kajian yang sama.
Stasiun pembanding 1 adalah stasiun 3 dan stasiun pembanding 2 adalah
stasiun 4.
Berdasarkan tabel, diketahui P3 = 205 mm dan P4 = 53 mm.
 Hitung rata-rata data hujan historik stasiun pembanding 1 (N3) dan stasiun
pembanding 2 (N4), N3 = 113,70 dan N4 = 66,0
 Masukkan nilai Ni, P3, P4, N3, dan N4 ke dalam persamaan

P i=
[
1 N i . P3 N i . P4
n N3
+
N4
+…+
N i . Pn
Nn ]
Pi =
n Nc[
1 N i . P c N i . PD
+
ND
N .P
+…+ i n
Nn ]
¿
1
2 ([ 99,222 ×205
113,7 )+(
99,222× 53
66,0 )]=¿ 129,288 mm

 Ulangi cara diatas untuk memperoleh data hujan pada bulan, tahun dan
stasiun yang lain.
1.4 HASIL PERHITUNGAN
Berikut ini adalah hasil pengisian data hilang dengan Perbandingan Normal
(Normal Ratio).

3
Tabel 1.1 : Data Curah Hujan Maksimum Satu Harian (mm) Stasiun 3
STASIUN
TAHUN
3
1990 82
1991 65
1992 81
1993 73
1994 54
1995 80
1996 85
1997 53
1998 37
1999 50
Jumlah 660
Rata-rata 66,000

Tabel 1.2 : Data Curah Hujan Maksimum Satu Harian (mm) Stasiun 8
STASIUN
TAHUN
8
1990 65
1991 79
1992 105
1993 89
1994 82
1995 73
1996 80
1997 x
1998 270
1999 50
Jumlah 893
Rata-rata 99,222

4
Tabel 1.3 : Data Curah Hujan Maksimum Satu Harian (mm) Stasiun 3
STASIUN
TAHUN
3
1990 62
1991 78
1992 85
1993 105
1994 73
1995 82
1996 125
1997 205
1998 207
1999 115
Jumlah 1137
Rata-rata 113,700

Tabel 1.4 : Hasil perhitungan data yang hilang cara dengan Metode Perbandingan
Normal Stasiun 8
STASIUN
TAHUN
8
1990 65
1991 79
1992 105
1993 89
1994 82
1995 73
1996 80
1997 129,288
1998 270
1999 50
Jumlah 1022
Rata-rata 102,229

Anda mungkin juga menyukai