Anda di halaman 1dari 27

Contoh Proposal Penelitian

A. HALAMAN JUDUL
Halaman judul memuat : judul, jenis laporan, lambang Perguruan Tinggi,
nama dan NIM, nama jurusan, nama program studi, nama perguruan tinggi
dan tahun pengajuan.
1. Judul Usulan Penelitian : Judul hendaknya dibuat singkat dan jelas,
menggambarkan konsep dan topik dari penelitian dan menggambarkan
adanya keterkaitan antara variable, lokasi penelitian dan tahun penelitian.
Diketik dengan menggunakan huruf kapital, tidak boleh disingkat dan format
ketikan dalam bentuk piramida terbalik ( V ).
2. Jenis Laporan : Jenis laporan adalah usulan penelitian.
3. Lambang Institusi Perguruan Tinggi
4. Nama mahasiswa dan NIM
5. Nama Jurusan
6. Nama Program Studi
7. Nama Perguruan Tinggi
8. Tahun Pengajuan : Tahun pengajuan adalah tahun dimana usulan penelitian
tersebut diajukan
B. HALAMAN PERSETUJUAN
Halaman persetujuan memuat : judul usulan penelitian, persetujuan
dosen pembimbing beserta tanda tangan dan waktu persetujuan
C. DAFTAR ISI
Daftar Isi merupakan daftar yang menunjukkan isi bagian-bagian dalam
skripsi maupun sub-sub bagiannya beserta nomor halamannya.
D. ISI
Dibagian isi terdiri dari beberapa bab dan dari beberapa bab tersebut masih
terdapat beberapa sub bab.

BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Latar belakang memuat: gambaran tema permasalahan di lokasi penelitian
yang akan dibahas dan berkaitan dengan penelitian yang akan dijalankan,
diuraikan dari masalah yang luas ke arah masalah yang khusus. Oleh karena
itu diperlukan data studi awal di lokasi tempat penelitian.

Ada 4 kriteria latar belakang yang baik:


1. Adanya “seriousness of problem”,
2. Adanya “sense of urgency” ( masalah yang harus segera ditangani
3. Adanya “political will” (kebijaksanaan dari organisasi atau politis
4. Adanya “manage – ability” ( direkomendasikan oleh pihak manajemen ).
Latar belakang ini juga harus mampu menjawab pertanyaan “mengapa
memilih topik tersebut”
2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya yang tegas
dan jelas, serta menggambarkan arah hubungan antar dua variabel atau
lebih. Misalnya adakah, apakah, bagaimanakah, dan lainnya.
3. Batasan Masalah
Batasan masalah adalah pembatasan ruang lingkup yang dilakukan dalam
penelitian, dimana pembatasan tersebut meliputi: tema/topik, area atau
wilayah yang diteliti, sumber informasi, lokasi penelitian serta waktu
penelitian
4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian meliputi :
a. Tujuan Umum ; Meliputi tujuan yang akan dicapai secara menyeluruh
yang dapat menjawab tema / judul penelitian

b. Tujuan Khusus ; Meliputi jabaran atau rincian dari tujuan umum secara
operasional sesuai dengan perumusan dan pembatasan masalah. Tujuan
khusus akan menggambarkan hasil dan pembahasan yang akan diperoleh
dari penelitian ini.

5. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian meliputi: 1) manfaat bagi pengguna (user), 2)
pengembangan keilmuan dan 3) bagi peneliti, sehingga scara khusus hasil
penelitian memberikan masukan bagi si peneliti, masyarakat, instansi terkait
dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta diharapkan dapat
dijadikan pertimbangan sebuah kebijakan
6. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian mencerminkan kemampuan mahasiswa untuk menelusuri
dan mengidentifikasi penelitian terdahulu yang relevan dengan topik
penelitian yang dilakukannya.Setiap penelitian dilakukan dalam konteks
lingkungan yang berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya,
sekalipun penelitian tersebut merupakan replikasi penelitian sebelumnya.
Pernyataan tentang keaslian penelitian meliputi identifikasi persamaan
penelitian sebelumnya yang sangat relevan dan perbedaannya dengan
penelitian yang akan dilakukannya.

Perbedaan dan persamaan penelitian dengan penelitian


terdahuludapat meliputi : kerangka teori, penerapan teori dalam situasi
spesifik atau populasi khusus atau generalisasi teori pada populasi yamg
lebih luas, kerangka konsep, rancangan penelitian, instrument penelitian,
dan teknik analisis atau pemodelan data. Penyajiannya dapat dalam bentuk
matriks persamaan dan perbedaan penelitian sebelunya.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka merupakan penelusuran kepustakaan untuk
mengidentifikasi makalah dan buku yang bermanfaat dan ada hubungannya
dengan penelitian yang dilakukan serta merujuk pada semua hasil penelitian
terdahulu pada bidang tersebut. Tinjauan pustaka disusun
berdasarkan tujuan penelitian, pertanyaan penelitian dan masalah yang
akan dipecahkan. Sumber yang dipakai dalam tinjauan pustaka harus
disebutkan dengan mencantumkan nama penulis dan tahun terbit dengan
model Vancouver. Format penyajiannya dimulai tinjuan teori untuk variabel
independen, variabel dependen dan keterkaitan antar variabel yang diteliti
dengan mengacu pada penelitian sebelumnya.
a. Landasan Teori
Landasan teori menguraikan kerangka teori yang merujuk pada referensi
berbagai ahli tertentu maupun berbagai teori-teori yang ada yang nantinya
akan mendasari hasil dan pembahasan secara detail, dapat berupa definisi-
definisi atau model matematis yang langsung berkaitan dengan tema atau
masalah yang diteliti. Teori-teori yang dirujuk harus mengacu pada variabel-
variabel yang diteliti. Dimulai dari penjelasan tema, variabel independen dan
variabel dependennya atau faktor-faktor yang diteliti serta dijelaskan teori-
teori tersebut untuk mendukung hipotesis yang akan diajukan.
b. Kerangka Teori
Kerangka teori terdiri dari teori-teori atau isu-isu dimana penelitian kita
terlibat di dalamnya dan memberikan panduan pada saat peneliti membaca
pustaka.Kerangka teori tidak dapat dikembangkan kalau peneliti belum
mempelajari pustaka dan sebaliknya kalau peneliti belum mempunyai
kerangka teori maka peneliti tidak akan dapat membaca pustaka dengan
efektif.
c. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep penelitian merupakan operasionalisasi keterkaitan
antar variabel-variabel yang berasal dari kerangka teori dan biasanya
berkonsentrasi pada satu bagian dari kerangka teori. Kerangka konsep
menggambarkan aspek-aspek yang telah dipilih dari kerangka teori untuk
dijadikan dasar masalah penelitiannya. Jadi kerangka konsep timbul dari
kerangka teori dan berhubungan dengan masalah penelitian yang spesifik.
d. Hipotesis
Hipotesis memuat : pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan
teori atau tinjauan pustaka dan merupakan jawaban sementara terhadap
masalah yang dihadapi. Hipotesis tidak selalu harus ada tergantung pada
jenis dan tujuan penelitian. Oleh karena itu hipotesis harus diuji
kebenarannya dan pengujiaannya harus mendasarkan pada kaidah-kaidah
keilmuan (scientific methods) yang dapat dipertanggungjawabkan.
Ciri-ciri hipotesis yaitu :
1. Dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement) bukan kalimat tanya
2. Hipotesis hendaknya berkaitan dengan bidang ilmu yang akan diteliti
3. Hipotesis harus dapat diuji yaitu terdiri dari variable yang dapat diukur dan
dapat dibanding-bandingkan sehingga diperoleh hasil yang obyektif
4. Hipotesis hendaknya sederhana dan terbatas ( tidak
menimbulkan perbedaan pengertian dan tidak terlalu luas sifatnya )
BAB III. METODE PENELITIAN
Metode penelitian memuat : jenis penelitian, populasi dan sample
penelitian, lokasi dan waktu penelitian, hubungan variable dan definisi
operasional, instrumen penelitian, pengumpulan dan pengolahan data,
metode analisis data dan keterbatasan
a. Jenis Penelitian
Berisi langkah-langkah yang akan diambil untuk membuktikan kebenaran
hipotesis.

b. Populasi dan Sample


Berisi cara pengambilan sample, besar sample, cara pengumpulan sample,
teknik penarikan sample.

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian atau wilayah generalisasi


yang terdiri dari subyek maupun obyek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulan. Populasi bukan hanya orang, tetapi semua benda yang
memiliki sifat atau cirri yang bisa diteliti.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut

c. Lokasi dan Waktu Penelitian


Berisi mengenai tempat / lokasi penelitian beserta waktu yang dipergunakan
melakukan penelitian

d. Variabel
Berisi keterangan tentang variable atau factor yang diamati atau diteliti
dalam suatu penelitian

e. Definisi Operasional
Menjelaskan bagaimana suatu variable akan diukur serta alat ukur apa yang
digunakan untuk mengukurnya. Definisi ini mempunyai implikasi praktis
dalam proses pengumpulan data. Definisi operasional mendiskripsikan
variable sehingga bersifat spesifik (tidak berintegrasi ganda), terukur,
menunjukkan sifat atau macam variable sesuai dengan tingkat
pengukurannya dan menunjukkan kedudukan variable dalam kerangka
teoritis.
f. Teknik Pengumpulan Data
Berisi cara pengumpulan data yang dapat berupa data primer maupun data
sekunder. Berdasarkan caranya pengumpulan data dapat berupa observasi,
wawancara langsung, angket, pengukuran / pemeriksanaan

g. Instrument Penelitian
Instrument ( alat ukur ) penelitian dapat berupa kuesioner, cek list yang
digunakan sebagai pedoman observasi dan wawancara atau angket

h. Teknik Pengolahan Data


Berisi cara pengolahan data yang akan dilakukan peneliti sehingga data hasil
penelitian dapat menjadi informasi yang dapat digunakan untuk mengambil
kesimpulan penelitian

i. Metode Analisis Data


Metode analisa data menjelaskan bagaimana seorang peneliti mengubah
data hasil penelitian menjadi informasi yang dapat digunakan untuk
mengambil kesimpulan penelitian. Kegiatan analisa data ini meliputi :
persiapan, tabulasi dan aplikasi data. Pada tahap analisa data inidapat
menggunakan uji statistik jika memang data dlam penelitian tersebut harus
diuji dengan uji statistik

j. Keterbatasan
Dalam setiap penelitian pasti mempunyai kelemahan-kelemahan dimana
kelemahan tersebut ditulis dalam keterbatasan. Dalam bab ini disajikan
keterbatasan peneliti secara teknis yang mungkin mempunyai dampak
secara metodologis maupun substantif, seperti : keterbatasan pengambilan
sampel, keterbatasan jumlah sampel, keterbatasan instrumen penelitian,
keterbatasan waktu dan sebagainya

E. DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka merupakan keterangan tentang bacaan yang dijadikan
sebagai bahan rujukan dari penulisan skripsi. Dalam daftar pustaka dapat
dimasukkan tentang pustaka dari buku teks, jurnal, artikel, internet atau
kumpulan karangan lain.
F. LAMPIRAN
Lampiran memuat : keterangan atau informasi yang diperlukan pada
pelaksanaan penelitian seperti : peta, surat penelitian, kuesioner, atau data
lain yang sifatnya melengkapi usulan atau proposal penelitian.
Bagian-Bagian Proposal Penelitian Terbaru
 1. Halaman Judul
 2. Halaman Persetujuan
 3. Daftar Isi
 4. Isi Proposal Penelitian
o 1.1 Latar Belakang
o 1.2 Perumusan Masalah
o 1.3 Batasan Masalah
o 1.4 Tujuan Masalah
o 1.5 Manfaat Penelitian
o 2.1 Landasan Teori
o 2.2 Hipotesis
o 5. Daftar Pustaka
o 6. Lampiran
Bagian-Bagian Proposal Penelitian Terbaru
Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, bahwasannya proposal penelitian memiliki bagian-bagian
yang harus diperhatikan. Berikut detail penjelasannya mengenai Bagian-Bagian Proposal
Penelitian yang Baik dan Benar.

1. Halaman Judul

Contoh Proposal Penelitian


Pada bagian halaman judul proposal penelitian akan memuat judul penelitian, jenis laporan, lambang
perguruan tinggi (universitas), nama kamu, nomer induk mahasiswa (NIM), program studi, fakultas, nama
perguruan tinggi, dan tahun. Berikut penjelasan detailnya.

 Judul: Judul penelitian bisa kamu tulis dengan singkat dan padat, yang terpenting judul tersebut
menggambarkan konsep maupun topik penelitian yang akan Anda angkat, serta terdapat
keterkaitan antara variable, lokasi penelitian, serta metode penelitian Anda. Judul ditulis dengan
menggunakan huruf kapital atau besar semua (A,B,C,D,E,dst.)
 Jenis Laporan: Usulan penelitian
 Lambang Perguruan Tinggi: Logo universitas Anda, silahkan cari logo universitas Anda dengan
format gambar yakni (.png) dan logo perguruan tinggi tersebut berwarna sesuai dengan logo
umumnya universitas tinggi Anda tersebut.
 Nama dan NIM: Cantumkan juga nama dan NIM Anda sesuai dengan data dari perguruan tinggi
Anda.
 Program Studi: Program studi Anda
 Fakultas: Fakultas Anda
 Nama Perguruan Tinggi: Nama universitas sesuai dengan nama universitas Anda
 Tahun Pengajuan: Tahun pengajuan proposal penelitian Anda

2. Halaman Persetujuan
Pada bagian halaman persetujuan proposal penelitian berisikan judul usulan penelitian, waktu
persetujuan, dan tanda tangan dosen pembimbing.

3. Daftar Isi

Kurang lebih seperti ini daftar


isi dari proposal penelitian
Pada bagian daftar isi proposal penelitian berisi mengenai isi dari proposal penelitian, baik itu bab
maupun sub bab dari proposal penelitian tersebut. Tentunya Anda sendiri tahulah apa fungsi dari daftar
isi. Tentunya ya untuk mempermudah pembaca dalam mencari informasi yang sedang dicari. Jadi,
susunlah daftar isi tersebut sesuai dengan halaman dan sub bab maupun bab yang ada pada proposal
penelitian Anda nantinya.

4. Isi Proposal Penelitian


Pada bagian isi proposal penelitian terdapat beberapa bab yang akan menjelaskan tujuan dari penelitian
yang akan Anda lakukan nantinya. Beberpa bab tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ceritakan secara singkat namun padat mengenai permasalahan yang ada di objek atau lokasi penelitian
yang akan Anda bahas dan yang akan berkaitan dengan topik dari penelitian Anda. Uraikan masalah
tersebut, oleh sebab itu diperlukan data studi awal dari lokasi penelitian.

Latar belakang tersebu juga harus bisa menjawab mengepa Anda memilih topik tersebut.

1.2 Perumusan Masalah


Pada perumusan masalah proposal penelitian berisi mengenai perumusan dalam bentuk kalimat tanya
yang menggambarkan mengenai kondisi permasalahan yang terjadi di lokasi penelitian Anda dan
tentunya yang berhubungan dengan topik Anda dengan jelas.

1.3 Batasan Masalah


Pada batasan masalah atau pembatasan ruang lingkup proposal penelitian berisi mengenai sebuah
batasan-batasan yang harus Anda jelaskan supaya penelitian yang Anda lakukan nantinya tidak melebar
kemana-mana yang tidak berhubungan dengan topik Anda. Pembatasan ruang lingkup tersebut meliputi;
topik/tema penelitian, area penelitian/sumber informasi, serta waktu penelitian. Selain itu, pembaca juga
bisa memahami dan mengetahui arah atau alur dari penelitian Anda.

1.4 Tujuan Masalah


Tujuan masalah pada proposal penelitian terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum
sendiri meliputi tujuan yang akan dicapai secara menyeluruh yang akan menjawab topik/tema penelitian.
Sedangkan tujuan khusus sendiri meliputi jabaran atau rincian dari tujuan umum secara operasional
sesuai dengan perumusan dan pembatasan masalah. Tujuan khusus akan menggambarkan hasil dan
pembahasan yang akan diperoleh dari penelitian ini.

1.5 Manfaat Penelitian


Pada bagian ini Anda akan menjabarkan manfaat dari penelitian yang dilakukan bagi objek/lokasi
penelitian, bagi Anda, maupun bagi perguruan tinggi dalam upaya pengembangan pengetahuan ilmu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka pada proposal penelitian sendiri akan berisi informasi-informasi yang bersinggungan
dengan topik/tema penelitian Anda, baik itu berupa materi, definisi, maupun gambar dari sumber
terpercaya (media terkenal, tokoh, dll). Tinjauan pustaka disusun berdasarkan tujuan penelitian,
pertanyaan penelitian dan masalah yang akan dipecahkan. Sumber yang dipakai dalam tinjauan
pustaka harus disebutkan dengan mencantumkan nama penulis dan tahun terbit dengan model
Vancouver.

Berikut ada beberapa sub bab yang terdapat pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA proposal penelitian:
2.1 Landasan Teori
Landasan teori pada proposal penelitian sebetulnya sama pada umumnya, yakni menguraikan materi
yang berasal dari referensi-referensi para ahli terpercaya maupun jurnal atau buku.

2.2 Hipotesis
Pada bagian hipotesis proposal penelitian akan memuat pertanyaan singkat yang disimpulkan atau
berdasarkan referensi pada landasan teori. Hipotesis pada proposal penelitian tidak harus ada, tapi
tergantung dari jenis dan tujuan dari penelitian.

Ciri-Ciri Hipotesis:

1. Berkaitan dengan bidang ilmu atau topik yang sedang diteliti


2. Dapat diuji, diukur, serta dibandingkan sehingga bisa mendapatkan hasil yang objektif
3. Dinyatakan dalam bentuk pernyataan bukan kalimat tanya

BAB III METODE PENELITIAN

Pada Bab III proposal penelitian yakni metode penelitian, memuat sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian: Berisi mengenai alur atau langkah-langkah yang akan diambil untuk
membuktikan kebenaran hipotesis atau berdasarkan metode dari topik yang diangkat
2. Lokasi dan Waktu Penelitian: Berisikan mengenai informasi mengenai tempat penelitian dan
waktu pelaksanaan penelitian
3. Teknik Pengumpulan Data: Berisikan mengenai cara pengumpulan data, yakni bisa berupa data
primer maupun data sekunder. Cara pengumpulan data bisa berupa observasi, wawancara,
maupun angket.

5. Daftar Pustaka
Daftar pustaka proposal penelitian tidak berbeda dengan laporan-laporan pada umumnya, yakni berisikan
sumber referensi yang digunakan sebagai bahan rujukan dalam pembuatan penelitian maupun laporan
tugas akhir.

6. Lampiran
Lampiran proposal penelitian bisa berisikan keterangan atau informasi yang diperlukan selama saat
proses penelitian.

https://trisariyanti.wordpress.com/pendidikan/proposal-skripsi-pendidikan/
PROPOSAL PENELITIAN PENDIDIKAN
PROPOSAL
Penelitian Penerapan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPS
Pada Siswa SD Kelas V

Disusun guna untuk memenuhi tugas uts mata kuliah


“ Metode Penelitian Pendidikan “

Dosen pengampu :

NIK HARIYANTI, M.Pd.I

Disusun oleh :
MOHAMAD SAHRUL MUHAROM
( 2014114010080 )
PAI V-B

INSTITUT AGAMA ISLAM


PANGERAN DIPONEGORO ( IAI PD )
Kel. Kramat, Kec. Nganjuk, Kab. Nganjuk Jawa Timur
Kode Pos : 64419, Indonesia

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayahNya. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpah pada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW.
Pada kesempatan ini Alhamdulillah saya telah menyelesaikan tugas pembuatan
proposal mata kuliah Metode Penelitian Pendidikan yang di bimbing oleh Ibu NIK
HARIYANTI, M.Pd.I. Dalam proposal ini akan kami sajikan beberapa hal yang terkait
dengan Penerapan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPS
Pada Siswa SD Kelas V.
Kritik dan saran kami harapkan untuk perbaikan proposal selanjutnya.
Semoga proposal ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca
sekalian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Nganjuk, 16 Nopember 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Judul...........................................................................................................i
Kata pengantar.........................................................................................................ii
Daftar isi.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat Penelitian 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teoretis 5
B. Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar 9
C. Keaktifan Belajar 12
D. Hasil Belajar 13
E. Kajian Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan 15
F. Kerangka Berfikir 15
G.Perumusan Hipotesis 16
H.Metode Penelitian 16
I. Perencanaan Siklus/Rencana Tindakan 20
J. Pelaksanaan siklus/Pelaksanaan tindakan 21
K. Observasi dan Evaluasi 21
L. Refleksi 21

DAFTAR RUJUKAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.
Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam
pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan nasional semakin mengalami kemajuan,
pendidikan di sekolah-sekolah telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.
Perkembangan itu terjadi karena terdorong adanya pembaharuan tersebut, sehingga di dalam
pengajaranpun guru selalu ingin menemukan metode dan peralatan baru yang dapat
memberikan semangat belajar bagi semua siswa. Bahkan secara keseluruhan dapat dikatakan
bahwa pembaharuan dalam sistem pendidikan nasional yang mencakup seluruh komponen
yang ada. Pembangunan di bidang pendidikan nasional barulah ada artinya apabila dalam
pendidikan dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa Indonesia
yang sedang membangun.
Tujuan pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Dengan demikian melalui pendidikan diharapkan dapat meningkatkan
kualitas kehidupan pribadi maupun masyarakat, serta mampu menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas dan professional.
Untuk tercapainya tujuan Pendidikan Nasional tersebut, telah ditempuh berbagai
upaya oleh pemerintah. Upaya-upaya tersebut hampir mencakup seluruh komponen
pendidikan seperti pengadaan buku-buku pelajaran, peningkatan kualitas guru, proses
pembelajaran, pembaharuan kurikulum, serta usaha lainnya yang berkaitan dengan kualitas
pendidikan.
Dewasa, ini telah terjadi pergeseran pola sistem mengajar yaitu dari guru yang
mendominasi kelas menjadi guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Dalam
rangka meningkatkan kualitas pembelajaran, guru harus menciptakan kondisi belajar yang
aktif dan kreatif. Kegiatan pembelajaran harus menantang, mendorong eksplorasi member
pengalaman sukses, dan mengembangkan kecakapan berfikir siswa (Dimyati, 2006:116).
Penggunaan media dan metode pembelajaran yang dipilih guru merupakan salah satu
cara meningkatkan kualitas pembelajaran. Hamalik (2001:32) juga menyatakan bahwa,
“untuk lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses
pendidikan dan pengajaran, di sekolah perlu digunakan metode dan teknik pembelajaran
yang tepat”.
Berdasarkan pendapat teersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas
pembelajaran akan meningkat jika guru mampu menciptakan kondisi belajar yang aktif,
kreatif, dan mengefektifkan komunikasi interaksi guru dan siswa menggunakan metode
diskusi dengan media pembelajaran yang tepat.
Namun, kenyataan menunjukkan bahwa penerapan metode diskuis dan penggunaan
media belum tampak diterapkan secara optimal. Hal ini ditunjukkan oleh tindakan guru pada
saat mengajar. Guru hanya menggunakan buku pegangan yang ada dan hanya mengandalkan
metode ceramah, tanpa menggunakan media yang sesuai dengan materi. Akibatnya
keaktifan, partisipasi, dan hasil belajar siswa menjadi rendah.
Keaktifan dan hasil belajar siswa yang rendah, khususnya pada mata pelajaran IPS
merupakan permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran. Permasalahan dalam
kegaiatan pembelajaran dapat ditinjau dari beberapa aspek. Ditinjau dari aspek siswa, yang
mempengaruhi hasil belajar muncul dari factor internal dan eksternal. Menurut (Dimyati,
2006:200) “faktor internal siswa meliputi sikap terhadap belajar, motivasi berprestasi,
konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menyimpan perolehan hasil belajar, menggali
hasil belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi, kebiasaan belajar dan cita-cita siswa,
sedangkan faktor eksternal dapat berupa guru, sarana dan prasarana, kebijakan penilaian,
lingkungan social, dan kurikulum sekolah”.
Karena rendahnya keaktifan dan hasil belajar siswa kelas V SD khususnya mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial , maka dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
denga judul: Penerapan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar
IPS Pada Siswa SD Kelas V. Metode ini mampu meningkatkan kemungkinan berpikir kritis,
partisipasi, demokratis, mengembangkan sikap, motivasi, dan kemampuan berbicara.
Dengan menerapkan metode diskusi diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar siswa SD kelas V khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penelitian ini difokuskan pada
permasalahan pokok sebagai berikut.
a. Apakah penerapan metode diskusi dapat meningkatkan keaktifan belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial pada siswa kelas V SD?
b. Apakah penerapan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial pada siswa kelas V SD?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar setelah penerapan metode diskusi, dan
penggunaan media yang tepat dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
b. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar setelah penerapan metode diskusi, dan
penggunaan media yang tepat dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoretis
Secara teoritis penelitian ini akan mengkaji metode pembelajaran yang sesuai
untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPS melalui metode diskusi. Dengan
demikian temuan penelitian ini akan memperkaya khasanah pengetahuan di bidang
metode pembelajaran.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Siswa
Dari penelitian ini siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih
bermakna, sehingga siswa menjadi lebih menguasai dan terampil dalam
pembelajaran pemecahan masalah dengan penerapan metode diskusi sehingga hasil
belajar lebih meningkat dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
2) Bagi Guru
Informasi hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi serta masuka
berharga bagi para guru dalam melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan
kualitas proses dan hasil pembelajaran dengan penerapan metode diskusi, khususnya
dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan mata pelajaran lain pada umunya.
3) Bagi Orang Tua Siswa
Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bahwa betapa pentingnya perhatian
orang tua dengan aktivitas dan prestasi belajar putra-putrinya.
4) Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi berharga bagi kepala
sekolah untuk mengambil suatu kebijakan yang paling tepat dalam kaitan dengan
upaya menyajikan strategi pembelajaran yang efektif dan efesien di sekolah.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Teoretis
1. Pengertian Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan suatu kegiatan dimana sejumlah orang membicarakan
secara bersama-sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah, atau mencari
jawaban dari suatu masalah berdasarkan semua fakta yang memungkinkan untuk itu.
Menurut (Depdikbud, 1999:14) metode diskusi adalah suatu metode untuk memupuk
keberanian anak didik untuk mengemukakan pendapat atau memberi kritikan terhadap
pendapat orang lain yang dikemukakan dalam suatu forum.
Dari uraian tersebut di atas dapat didefinisikan metode diskusi adalah suatu kegiatan
belajar-mengajar yang membahas suatu topic atau masalah yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih (dapat guru dan siswa atau siswa dan siswa lain).
Dapat disimpulkan metode diskusi adalah suatu kegiatan belajar mengajar dalam
bentuk tukar pendapat dari pertanyaan-pertanyaan yang ada baik dari murid secara
individual atau secara kelompok maupun dari guru sehingga diperoleh suatu kesepakatan
bersama dari permasalahan yang dikaji.
Dalam kegiatan diskusi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dan siswa
agar diskusi dapat dilaksanakan dengan efektif, selanjutnya disebut syarat-syarat diskusi
yaitu sebagai berikut.
1) Pembicaraan berlangsung dalam kelompok, dan setiap kelompok ada peserta yang
terlibat didalamnya.
2) Setiap peserta bebas mengeluarkan pendapatnya, dalam komunikasi langsung tatap
muka.
3) Ada aturan main yang disepakati bersama untuk mengatur proses pembicaraan.
4) Harus ada tujuan dari diskusi tersebut dan tidak boleh ada tekanan dari siapapun
termasuk dari guru.
5) Harus ada pemimpin yang memimpin jalannya diskusi agar tidak menyimpang dari
topik yang dibahas.

2. Tujuan Pemakaian Metode Diskusi


Secara rinci tujuan pemakaian metode diskusi adalah sebagai berikut.
1) Mengembangkan keterampilan bertanya, berkomunikasi,
menafsirkan, dan menyimpulkan pada diri siswa.
2) Mengembangkan sikap sportif terhadap sekolah, para guru dan
bidang studi yang dipelajari.
3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan konsep diri
yang lebih positif.
4) Meningkatkan keberhasilan siswa dalam mengemukakan pendapat.
5) Mengembangkan sikap terhadap isu-isu controversial.

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi


Kelebihan dan kelemahan dari metode diskusi adalah sebagai berikut.
1) Kelebihan Metode Diskusi
a) Metode ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
berpartisipasi secara langsung, baik sebagai partisipan, ketua
kelompok, atau penyusun pertanyaan diskusi.
b) Metode ini dapat digunakan secara mudah sebelum, selama, ataupun
sesudah metode yang lain.
c) Metode ini mampu meningkatkan kemungkinan berpikir kritis,
partisipasi, demokratis, mengembangkan sikap, motivasi, dan
kemampuan berbicara yang dilakukan tanpa persiapan.
d) Metode ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
menguji, mengubah dan mengembangkan, pandangan, nilai dan
keputusan yang diperlihatkan kesalahannya melalui pengamatan
yang cermat dan pertimbangan kelompok.
e) Metode ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
memahami kebutuhan memberi dan menerima, sehingga siswa
dapat mengerti dan mempersiapkan dirinya sebagai warga Negara
yang demokratis.
f) Metode ini menguntungkan para siswa yang lemah dalam
pemecahan masalah oleh kelompok, biasanya lebih tepat daripada
pemecahan perorangan (Joni, 1984:105).
2) Kelemahan Metode Diskusi
a) Metode diskusi sulit diramalkan hasilnya walaupun sudah diatur
secara hati-hati.
b) Metode ini kurang efesien dalam penggunaan waktu dan
memerlukan perangkat meja dan kursi yang mudah diatur.
c) Metode ini tidak menjamin penyelesaian sekalipun kelompok setuju
dan membuat kesepakatan pada akhir pertemuan sebab keputusan
yang dicapai belum tentu dilaksanakan.
d) Metode ini seringkali didominasi oleh seorang atau beberapa orang
anggota diskusi dan menyebabkan orang yang tak berminat hanya
sebagai penonton.
e) Metode ini membutuhkan kemampuan berdiskusi dari para peserta
agar dapat berpartisipasi aktif dalam diskusi. Kemampuan ini
hanya dimiliki oleh seseorang bila dipelajari dan dilatih (Joni,
1984:105).

4. Prosedur Pemakaian Metode Diskusi


Prosedur pemakaian metode diskusi secara umum terbagi menjadi tiga tahapan. Pada
tiap-tiap tahapan pemakaian metode diskusi terdapat berbagai kegiatan yang harus
dilaksanakan oleh guru dan siswa. Adapun tiga tahapan dalam pemakaian metode diskusi
adalah sebagai berikut.
1) Tahapan Sebelum Pertemuan
a) Pemilihan topik diskusi, yakni suatu kegiatan yang dimaksudkan
untuk menentukan topik diskusi untuk melakukannya, guru dan
siswa menggunakan tujuan yang ingin dicapai serta minat dan
latar belakang siswa sebagai kriteria.
b) Membuat rancangan garis besar diskusi yang akan dilaksanakan
(jika memungkinkan bagi guru).
c) Menentukan jenis diskusi yang akan dilaksanakan.
d) Mengorganisasikan siswa dan formasi kelas sesuai dengan jenis
diksusinya.

2) Tahapan Selama Pertemuan


a) Guru memberikan penjelasan tentang tujuan dari diskusi, topik
diskusi dan kegiatan diskusi yang akan dilakukan.
b) Siswa dan guru melaksanakan kegiatan disksusi (sesuai jenis
diskusi yang digunakan).
c) Pelaporan dan penyimpulan hasil diskusi oleh siswa bersama
guru.
d) Pencatatan hasil diskusi oleh siswa.

3) Tahapan Setelah Pertemuan


a) Membuat catatan tentang gagasan-gagasan yang belum
ditanggapi dan kesulitan yang timbul selama disksusi.
b) Mengevaluasi disksusi dari berbagai dimensi dan
mengumpulkan evaluasi dari para siswa serta lembaran
komentar.
(Hidayat, 2008:7.20-7.23)

5. Bentuk-Bentuk Diskusi
1) Diskusi Kelas, yaitu jenis diskusi yang melibatkan seluruh siswa yang ada dalam kelas
sebagai peserta diskusi. Dalam hal ini guru berfungsi sebagai pengatur, pendorong dan
pengarah pembicaraan.
2) Dikusi Kuliah, yaitu terdiri dari seorang pembicara, guru atau seorang anak berbicara
dimuka kelas, mengemukakan persoalannya selama 20-30 menit setelah itu dihadirkan
pertanyaan-pertanyaan tetapi hanya terbatas pada satu bentuk persoalan.
3) Diskusi kelompok kecil yaitu terdiri dari 3-7 orang.
4) Simposium, yaitu hampir sama dengan diskusi kuliah tetapi pada simposium terdapat
beberapa orang yang berbicara atau pengarah persoalan dan masalah yang ada ditinjau
dari beberapa segi.
5) Diskusi panel yaitu terdiri dari 4 samapi 5 orang pembicara yang mengemukakan
pertanyaan akan ditunjuk langsung.
Dari bentuk-bentuk diskusi tersebut maka yang lebih ditekankan pada
pembelajaran IPS di sekolah dasar adalah diskusi kelas. Dengan bentuk diskusi kelas
maka diharapkan guru berperan sebagai pemimpin atau pengarah diskusi maka ada hal
yang harus dipahami dan harus dimiliki oleh guru yaitu sebagai berikut.
a) Menyiapkan dan menjelaskan topik diskusi.
b) Mengatur pembicaraan agar semua peserta terlibat dalam
diskusi.
c) Menjaga agar pembicaraan tetap terfokus pada topik.
d) Mencegah distorsi atau penyimpangan pembicaraan dan
percakapan yang bertele-tele.
e) Mendorong siswa agar berani mengeluarkan pendapat.
f) Membimbing siswa agar dapat menguraikan pendapat rasional.
g) Memperjelas pendapat siswa agar dimengerti oleh yang lain.
h) Mencegah dominasi pembicaraan oleh satu atau dua orang
peserta.
(Hidayat, 2008:7.22-7.25)

B. Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar


IPS merupakan bidang studi yang utuh yang tidak terpisah-pisah dalam kotak-kotak
disiplin ilmu yang ada. Artinya bahwa bidang IPS tidak lagi mengenal adanya pelajaran
geografi, ekonomi, sejarah secara terpisah melainkan semua disiplin tersebut diajarkan
secara terpadu (Mujinem, 2008:6).
Agar pelaksanaan pembelajaran IPS tersebut menjadi pembelajaran yang Aktif,
Kreatif, dan Menyenangkan (PAKEM), salah satu solusinya adalah pembelajaran dengan
metode diskusi.
Di bawah ini beberapa hal penting yang berhubungan dengan IPS di SD, yaitu sebagai
berikut.

1. Tujuan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar


1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalalm kehidupan sehari-
hari.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

2 Ruang Lingkup IPS di Sekolah Dasar


1) Manusia, tempat dan lingkungannya.
2) Waktu, keberlanjutan dan perubahan.
3) Sistem sosial budaya.
4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

3. Fungsi Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar


IPS di Sekolah Dasar berfungsi mentransmisikan pengetahuan dan pemahaman
tentang masyarakat, berupa fakta-fakta dan ide-ide kepada anak, selain itu juga
mengembangkan rasa kontunuitas dan stabilitas, memberikan informasi dan teknik-teknik
sehingga mereka dapat ikut memajukan masyarakat sekitar (Hidayat, 2008:24).

4. Pendekatan dan Metode Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar


Beberapa pendekatan dan metode pembelajaran IPS adalah sebagai berikut.
1) Lingkungan
Kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan ini dapat dimulai dari
atau mencakup hal-hal atau petistiwa yang pernah dialami.
2) Penemuan
Pendekatan ini mendorong dan mengarahkan siswa untuk melibatkan diri secara
aktif dalam proses belajar mengajar dengan melakukan kegiatan belajar.

3) Induktif-Deduktif
Pendekatan induktif, siswa menarik suatu kesimpulan dari sejumlah fakta yang
satu sama lainnya ada hubungannya yang diperoleh melalui pengamatan atau cara lain.
Sedang deduktif, menghadapkan siswa pada sesuatu yang berlaku umum dan
mengumpulkan berbagai fakta yang medukung pernyataan tersebut.

4) Nilai
Pendekatan ini dapat dikembangkan berbagai nilai seperti nilai moral, nilai
estetika, dan sebagainya (Hidayat, 2008:26).

5. Alat Peraga atau Media IPS


Alat peraga atau media adalah sumber belajar yang harus dikembangkan untuk
tercapainya hasil belajar yang optimal. Hal ini seperti yang dikatakan (Hidayat, 2008:123)
“Dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran, kita tidak
boleh melupakan suatu hal yang sudah pasti kebenarannya yaitu bahwa, pelajar sebanyak-
banyaknya berinteraksi dengan sumber belajar. Tanpa sumber belajar yang memadai sulit
diharapkan dapat diwujudkan proses pembelajaran mengarah kepada tercapainya hasil belajar
yang optimal”.
Atas dasar ini, beberapa alat peraga atau media IPS sangatlah perlu diaplikasikan dalam
setiap pelaksanaan pembelajaran IPS di sekolah dasar. Adapun alat peraga atau media IPS
dapat digunakan adalah peta, atlas, globe, planetarium, solar sistem, gambar-gambar
(pahlawan, rumah adat) lingkungan sekitar, alat peraga buatan siswa atau guru dan
sebagainya.
C. Keaktifan Belajar
1. Pengertian Keaktifan Belajar
Dalam kemajuan metodologi dewasa ini asas keaktifan lebih ditonjolkan melalui suatu
program unit activity, sehingga kegiatan belajar siswa menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan
hasil belajar yang lebih memadai (Hamalik, 2001:172).
Pendapat lain menyatakan bahwa keaktifan belajar itu beraneka ragam bentuknya, mulai
dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang susah kita amati. Kegiatan
fisik bias berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan (Dimyati, 2006:45).
Bertolak dari beberapa pendapat tentang keaktifan belajar di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa keaktifan belajar merupakan bentuk segala kegiatan yang dilakukan siswa
dalam proses pembelajaran, baik secara fisik maupun mental dan kegiatan yang mudah diamati
maupun sulit diamati.

2. Ciri-Ciri Keaktifan Belajar


Dimyati, (2006:48) mengemukakan pendapatnya bahwa terdapat lima cirri- ciri dalam
keaktifan belajar siswa yaitu sebagai berikut.
1) Keberanian siswa untuk mewujudkan minat, keinginan, dan dorongan.
2) Keinginan dan keberanian siswa untuk ikut serta dalam kegiatan belajar.
3) Adanya usaha dan kreativitas siswa.
4) Adanya keingin tahuan siswa.
5) Memiliki rasa lapang dan bebas.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar


Menurut pendapat Dimyati, (2006:33) “ada empat hal yang mempengaruhi keaktifan
belajar antara lain: 1) bahan belajar, 2) suasana belajar, 3) media dan sumber belajar, 4) guru
sebagai subjek pembelajar”. Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
keaktifan belajar siswa adalah, ada dari luar siswa maupun dari dalam diri siswa. Faktor internal
itu terdiri atas, faktor fisiologis psikologis sedangkan faktor eksternal terdiri atas faktor
lingkungan (fisik dan sosial) dan faktor instrumental (kurikulum, sarana prasarana, guru, metode,
media, serta manajemen).

D. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Di antara para pakar pendidikan dan psikologi tidak memiliki definisi dan perumusan
yang sama mengenai pengertian hasil belajar. Namun di antara mereka memiliki pemahaman
yang sama mengenai makna hasil belajar sebagaimana yang dikemukakan Dimyati dan
Moedjiono, (2006:200) bahwa “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak
mengajar atau tindak belajar”. Demikian pula dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan
bahwa “Hasil belajar merupakan sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan oleh suatu atau dapat
juga berarti pendapatan atau perolehan”.
Hamalik, (2001:34) menyebutkan ada 3 teori tentang hasil belajar yaitu: 1) Teori
disiplin formal yang menyatakan bahwa ingatan, sikap, imajinasi dapat diperkuat melalui latihan
akademis. 2) Teori unsur-unsur yang identik yaitu: siswa diberikan respon-respon yang
diharapkan diterapkan dalam situasi kehidupan. 3) Teori generalisasi yaitu: menekankan pada
pembentukan pengertian yang dihubungkan pada pengalaman-pengalamannya.
Berdasarkan pernyataan di atas, dalam konteks penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami interaksi proses pembelajaran.
Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yaitu hasil belajar yang dicapai oleh seseorang
setelah mengalami proses pembelajaran mata pelajaran IPS.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Hamalik (2001:32) menyebutkan “faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu
faktor pengalaman masa lampau, faktor kesiapan belajar, faktor minat dan usaha, faktor
fisiologis dan faktor intelegensi”.
Menurut Uno Hamzah (2008:3) menyatakan bahwa “faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar adalah faktor guru, siswa, kurikulum dan lingkungan. Keempat faktor tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut.

1) Faktor Guru
Setiap guru memiliki pola mengajar sendiri-sendiri, pola mengajar tercermin dalam
tingkah laku pada waktu melaksanakan pengajaran. Gaya mengajar yang dilakukan guru
mencerminkan bagaimana pelaksanaan pengajaran guru yang bersangkutan, yang
dipengaruhi oleh pandangannya sendiri tentang mengajar, konsep, psikologi, dan kurikulum.
2) Faktor Siswa
Setiap siswa mempunyai keragaman dalam hal kecakapan maupun kepribadian,
kecakapan, yang dimiliki masing-masing itu meliputi, kecakapan potensial maupun
kecakapan yang diperoleh dari hasil belajar.
3) Faktor Kurikulum
Bahan-bahan pengajaran sebagai isi kurikulum mengacu kepada tujuan yang hendak
dicapai.
4) Faktor Lingkungan
Lingkungan meliputi keadaan ruangan, tata ruang dan berbagai situasi fisik yang ada
disekitar kelas atau sekitar tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.
Berdasarkan berbagai pernyataan tersebut, ada beberapa faktor yang mempengaruhi
hasil belajar adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal tersebut terdiri atas,
faktor fisiologis psikologis, sedangkan faktor eksternal terdiri atas faktor lingkungan (fisik
dan sosial) dan faktor instrumental (kurikulum, sarana-prasarana, guru, metode, media serta
manajemen).

E. Kajian Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan


Berdasarkan hasil pengamatan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas V Sd No 5
Bondalem rendah, khusunya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dipengaruhi faktor
eksternal. Guru tidak menggunakan metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan
materi, sehingga sikap belajar, motivasi belajar siswa, konsentrasi belajar, dan perolehan hasil
belajar siswa rendah.
Karena rendahnya keaktifan dan hasil belajar siswa kelas V SD No 5 Bondalem,
khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, maka dilaksanakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan judul: Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keaktifan dan
Hasil Belajar IPS pada Siswa SD Kelas V SD No 5 Bondalem Tahun Ajaran 2009/2010
Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng. Metode ini mampu meningkatkan kemungkinan
berpikir kritis, partisipasi, demokratis, mengembangkan sikap, motivasi, dan kemampuan
berbicara. Dengan menerapkan metode diskusi diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan
hasil belajar siswa SD No 5 Bondalem khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahaun Sosial.

F. Kerangka Berpikir
Penerapan metode diskusi dalam proses pembelajaran merupakan salah satu metode
yang tidak terlalu mahal dan tidak terlalu sulit diterapkan serta cukup efektif untuk mencapai
tujuan belajar.
Penerapan metode diskusi merupakan sebuah metode yang dapat menggali potensi
siswa untuk dapat berpikir kritis, bebas mengembangkan gagasan-gagasannya serta memberi
pengalaman langsung sehingga perolehan belajar tidak bersifat verbal semata, melainkan
mampu member pengalaman yang bersifat konkret. Dengan demikian metode tersebut akan
dapat menguatkan ingatan siswa terhadap materi yang dipelajarinya. Bertitik tolak dari
kerangka berpikir demikian, maka dapat dinyatakan bahwa dengan penerapan metode diskusi
secara efektif, cenderung dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran
IPS.
Penerapan metode diskusi menyebabkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang
lebih bermakna dan lebih kuat melekat dalam memori (pikiran) mereka, sehingga secara tidak
langsung berdampak pula terhadap perolehan atau hasil belajar siswa. Di samping itu dengan
diterapkannya metode ini akan membuat perhatian siswa tertarik dalam proses belajar, karena
siswa mengalami sendiri, dan terlibat aktif dalam proses belajar sehingga akan mempermudah
siswa tersebut memahami materi pelajaran IPS yang dipelajarinya. Diterapkannya metode ini
secara efektif dan efesien akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
IPS.

G. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan teori-teori dan kerangka berpikir sebagaimana telah diuraikan di atas maka
berikut ini dapat dijadikan hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut.
Jika penerapan metode diskusi dapat berjalan dengan efektif dan efesien maka keaktifan
belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu PEngetahuan Sosial cenderung
meningkat.

H. Metode Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V SD yang berjumlah 35 orang.
Siswa di kelas ini dipilih sebagai subjek penelitian karena ditemukan permasalahan-
permasalahan yang ditemukan seperti yang telah dipaparkan pada latar belakang.
Obyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: a) keaktifan belajar siswa, dan b)
hasil belajar siswa, dan c) respon siswa terhadap proses pembelajaran IPS dengan
penerapan metode diskusi.

2. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif. Jumlah soal
sebanyak 10 butir dan masing-masing diberi skor 1, esay sebanyak 5 butir, masing-masing
diberi skor 2. Selain itu menggunakan lembar observasi siswa untuk mengetahui
keaktifannya. Lembar observasi untuk siswa adalah sebagai berikut.
Lembar Observasi Siswa

Keberanian Menghargai Pelaksanaan Keberanian


Perhatian Siswa berpendapat Pendapat Tugas Menjawab
No
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Keterangan:
Aspek 1 : Perhatian siswa
Aspek 2 : Keberanian berpendapat
Aspek 3 : Menghargai pendapat
Aspek 4 : Pelaksanaan tugas
Aspek 5 : Keberanian menjawab

Skor
Sangat aktif :5
Aktif :4
Cukup aktif :3
Kurang aktif :2
Sangat kurang aktif :1

3. Teknik Analisis Data


Untuk mengumpulkan data diperlukan nilai siswa yang diperoleh melalui penilaian
proses dan hasil. Setelah data terkumpul, maka data tersebut diolah dengan menggunakan
analisis deskriptif yaitu dengan mencari tingkat keaktifan,Mean (M), hasil belajar, dan
ketuntasan belajar.
a. Tingkat keaktifan dapat diperoleh dengan menghitung rata-rata
persentase dan membandingkan dengan kriteria PAP skala lima.
M (%) =
Keterangan:
M (%) = Angka rata-rata persen
M = Angka rata-rata skor siswa
Smi = Skor maksimal ideal
(Agung, 1998:8)
PAP Skala 5 Keaktifan Belajar

Persentase Kriteria Keaktifan Belajar IPS


90 – 100 Sangat aktif
80 – 89 Aktif
65 – 79 Cukup aktif
55 – 64 Kurang aktif
0 – 54 Sangat kurang aktif

b. Dalam menilai hasil pembelajaran IPS digunakan nilai dengan skala 0 – 100, nilai yang
diperoleh siswa berdasarkan lembar observasi dan hasil tes siswa.
Kriteria keberhasilan siswa adalah sebagai berikut.
1) Menghitung rata-rata skor siswa dengan mencari Mean (M) dengan rumus
(Nurkancana, 2002:174)
Keterangan:
M = Mean (rata-rata)
= Jumlah seluruh nilai
N = Jumlah individu

2) Untuk menentukan tingkat hasil belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
Rh = Angka rata-rata persen
M = Angka rata-rata
Smi = Skor maksimal ideal
Sutrisno Hadi, (dalam Arbawa, 2000:12)

3) Menghitung ketuntasan belajar mengacu pada buku pedoman


pelaksanaan kurikulum Sekolah Dasar (SD).
Ketuntasan Belajar
Keterangan:
KB = Ketuntasan belajar
n ≥ 65 = Banyak siswa yang memperoleh nilai 65 keatas
(Misal KKM IPS kelas V adalah 65)
N = Jumlah siswa
(Departemen Pendidikan Nasional, 2002:15)
Hasil analisis yang diperoleh selanjutnya dikonversikan dengan kriteria Penilaian
Acuan Patokan (PAP) skala lima.

Kriteria PAP skala 5

Persentase Kriteria Hasil Belajar Kriteria Keaktifan Belajar IPS


90 – 100 Sangat tinggi Sangat aktif
80 – 89 Tinggi Aktif
65 – 79 Sedang Cukup Aktif
55 – 64 Rendah Kurang aktif
0 – 54 Sangat rendah Sangat kurang aktif

4. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) maka prosedur penelitian ini
sesuai dengan prosedur penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam suatu proses
berdaur/bersiklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Hal ini sesuai dengan pendapat Kemmis S. dan M.C. Tanggrat (dalam Karniti 2002:15) yang
menyatakan bahwa PTK adalah siklus refleksi diri yang berbentuk spiral dalam rangka
melakukan proses perbaikan terhadap kondisi yang ada mencarikan solusi dalam
memecahkan masalah yang dihadapi dan dalam rangka menemukan cara-cara baru yang
lebih baik dan lebih efektif untuk mencapai hasil yang lebih optimal.
Berdasarkan analisis terhadap permasalahan yang ada, penelitian tindakan kelas ini
direncanakan terdiri dari 2 (dua) siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan dengan
4 (empat) fase, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan dan
refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan pada setiap siklus. Namun demikian,
keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan penelitian pada akhir siklus tertentu
sepenuhnya bergantung pada hasil yang dicapai pada siklus terakhir. Bila hasil yang dicapai
telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan, maka penelitian dihentikan dan
apabila belum mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan, maka penelitian dilanjutkan
ke siklus berikutnya.

I. Perencanaan Siklus/Rencana Tindakan


Berdasarkan temuan yang diperoleh. Disusun perencanaan perbaikan pembelajaran.
Pada tahap ini hal-hal yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut. 1) Perencanaan
perbaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), 2) Pengembangan materi, 3)
Menyiapkan media pembelajaran, 4) Menyusun instrumen penelitian.

J. Pelaksanaan siklus/Pelaksanaan tindakan


Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan tindakan ini adalah sebagai berikut. 1)
Menyiapkan salam dan mengecek kehadiran siswa, 2) Memberikan apersepsi terkait dengan
materi pelajaran, 3) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilaksanakan,
4) Memberi permasalahan yang akan di diskusikan masing-masing kelompok, 5) Memberikan
kesempatan kepada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil kerja kelompoknya, 6)
Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa, 7) Memberikan bimbingan kepada siswa, 8)
Mengevaluasi proses dan hasil kegiatan diskusi melalui lembar observasi, 9) Melaksanakan
evaluasi akhir, 10) Bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan, dan 11)
Menutup pelajaran dan memberikan tindak lanjut.
K. Observasi dan Evaluasi
Observasi dilakukan selama tindakan berlangsung dari awal sampai akhir. Observasi
bertujuan mengetahui kekurangan dan kelebihan yang terjadi selama tindakan. Kekurangan dan
kelebihan yang ditemukan bias dijadikan sebagai pedoman dalam tindakan berikutnya agar
tidak terjadi kesalahan yang sama. Evaluasi dilakukan setelah tindakan berlangsung. Evaluasi
bertujuan mengetahui nilai siswa berdasarkan pedoman kriteria penilaian. Hasil yang diperoleh
ini dapat dijadikan umpan balik dalam menentukan rencana selanjutnya. Observasi dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1) Mengamati keterampilan proses siswa dalam melaksanakan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
2) Memberikan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa.

L. Refleksi
Refleksi ini dilakukan untuk merenungkan dan mengkaji hasil tindakan pada siklus I
mengenai hasil belajar IPS dan keaktifan belajar IPS. Hasil renungan dan kajian tindakan siklus I
ini, selanjutnya dipikirkan untuk dicari dan ditetapkan beberapa alternatif tindakan baru yang
diduga lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar IPS dan keaktifan belajar dalam mata
pelajaran IPS. Alternatif ini akan ditetapkan menjadi tindakan baru pada rencana tindakan dalam
penelitian tindakan siklus II.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, A.A Gede. 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Singaraja: STKIP Singaraja.
Depdikbud. 1995. Metodik Khusus Pengajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud, Rineka Cipta.
Hamalik Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hidayat, Mujinem, dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Joni. 1984. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.
Nurkancana, Wayan dan P.P.N Sunartana. 2002. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Uno, Hamzah. 2008. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai