Anda di halaman 1dari 117

LAPORAN PEREKONOMIAN

PROVINSI GORONTALO
MEI 2019

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA


PROVINSI GORONTALO
Publikasi ini dan publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada :
www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/gorontalo

Salinan publikasi ini dapat diperoleh dengan menghubungi :


Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo
Jl. By Pass Kel. Tamalate, Kec. Kota Timur
Gorontalo 96113, Indonesia
Telepon : 0435-824444
Faksimili : 0435-827993

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 ii


Visi Bank Indonesia :
Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan
terbaik diantara negara emerging markets.

Misi Bank Indonesia :


1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan
bauran kebijakan Bank Indonesia.
2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial
Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan.
3. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui penguatan kebijakan sistem
pembayaran Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan Pemerintah serta mitra strategis
lain.
4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
melalui sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi
struktural pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain.
5. Memperkuat efektivitas kebijakan Bank Indonesia dan pembiayaan ekonomi, termasuk
infrastruktur, melalui akselerasi pendalaman pasar keuangan.
6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di
tingkat daerah.
7. Memperkuat peran internasional, organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem
informasi Bank Indonesia.

Nilai-Nilai Strategis :
Nilai-nilai strategis Bank Indonesia adalah: (i) kejujuran dan integritas (trust and integrity); (ii)
profesionalisme (professionalism); (iii) keunggulan (excellence); (iv) mengutamakan kepentingan
umum (public interest); dan (v) koordinasi dan kerja sama tim (coordination and teamwork)
yang berlandaskan keluhuran nilai-nilai agama (religi).

iii LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


DEWAN REDAKSI
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI
GORONTALO
Penanggung jawab : Ricky P. Gozali

(Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo)

Pemimpin Redaksi : Gunawan Purbowo

(Deputi Kepala Perwakilan / Kepala Tim Advisory dan

Pengembangan Ekonomi

Mitra Bestari : Ronny Widijarto Purubaskoro

(Deputi Direktur/ KPwBI Provinsi Sulawesi Selatan)

Penyunting : Rangga Pratama

(Analis / Manajer Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans)

Penulis : Rangga Pratama

(Analis / Manajer Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans)

Rahmi Mabrury

(Asisten Analis / Asisten Manajer Fungsi Koordinasi dan


Komunikasi Kebijakan)

M. Asep Zaenal Ansory

(Asisten Analis / Asisten Manajer Fungsi Pelaksana


Pengembangan UMKM)

Yudist Admiral N

(Asisten Analis / Asisten Manajer Fungsi Data Statistik Ekonomi


dan Keuangan)

Kontributor : Abdul Haris Masi

(Pelaksana Yunior Fungsi Data dan Statistik Ekonomi dan


Keuangan)

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 iv


Laporan Perekonomian Provinsi Gorontalo merupakan publikasi triwulanan oleh Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo yang membahas mengenai kondisi Pertumbuhan
Ekonomi Daerah, Keuangan Pemerintah, Inflasi Daerah, Stabilitas Sistem Keuangan,
Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan
Pengelolaan Uang Rupiah, Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan, serta Prospek Perekonomian.
Buku Laporan Perekonomian Provinsi Gorontalo diterbitkan setiap periode Februari, Mei,
Agustus, dan November setiap tahunnya. Publikasi ini berfungsi sebagai media advisory Bank
Indonesia kepada pemangku kepentingan di daerah mengenai perkembangan kondisi terkini,
prospek perekonomian, dan isu yang berkembang di masyarakat.

Untuk informasi lebih lanjut hubungi:

Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

Jalan Bypass Tamalate Kota Timur

Gorontalo 96135

T 0435-824444

F 0435-827993

Salinan elektronis publikasi ini dapat diunduh melalui situs


https://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/gorontalo/Default.aspx
Untuk mendapatkan salinan elektronis publikasi ini pada kesempatan pertama, silahkan
mengirimkan surel ke KBIGorontalo@bi.go.id Laporan
Perekonomian

v LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya sehingga
penyusunan Laporan Perekonomian Provinsi Gorontalo dapat diselesaikan dengan baik. Kajian
ini disusun dan disajikan setiap triwulan meliputi aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan
pemerintah, inflasi, sistem keuangan dan pengembangan akses keuangan, sistem pembayaran
dan pengelolaan uang, ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat, serta prospek ekonomi
ke depan.
Melalui kajian ini, peranan strategis Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Gorontalo diharapkan dapat tercapai yaitu sebagai economic intelligent and research unit yang
diharapkan mampu memberikan informasi ekonomi dan keuangan daerah yang akurat,
menyeluruh, dan terkini sebagai bahan masukan stakeholders di daerah dan di pusat dalam
pengambilan kebijakan.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah
berkontribusi baik berupa pemikiran maupun penyediaan data atau informasi, baik secara
langsung maupun melaui survei dan Liaison. Saran dan masukan dari berbagai pihak sangat
kami harapkan demi kualitas kajian dan peranan yang lebih baik ke depan.
Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal, terutama bagi
pengembangan perekonomian Provinsi Gorontalo.

Gorontalo, Mei 2019


Kepala Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Gorontalo

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 vi


Halaman ini sengaja dikosongkan

vii LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................. vi

1 BAB 1: PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH............................................................................ 1

1.1 SISI PENGGUNAAN ................................................................................................... 2

1.2 SISI PENGGUNAAN ................................................................................................... 4

1.2.1 KONSUMSI ................................................................................................ 4

1.2.2 INVESTASI................................................................................................ 10

1.2.3 EKSPOR – IMPOR .................................................................................... 12

1.3 SISI PENAWARAN (LAPANGAN USAHA UTAMA) .................................................... 14

1.3.1 LAPANGAN USAHA PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN ........... 15

1.3.2 LAPANGAN USAHA PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, REPARASI


MOBIL DAN SEPEDA MOTOR .................................................................. 17

1.3.3 LAPANGAN USAHA KONSTRUKSI ............................................................ 18

2 BAB 2: KEUANGAN PEMERINTAH .......................................................................................... 21

2.1 GAMBARAN UMUM ............................................................................................... 21

2.2 APBD PROVINSI GORONTALO ................................................................................ 26

2.2.1 PAGU ANGGARAN PENDAPATAN APBD PROVINSI GORONTALO ........... 26

2.2.2 REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN APBD PROVINSI GORONTALO .... 27

2.2.3 REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) ........................................ 27

2.2.4 Realisasi Dana Perimbangan ................................................................... 29

2.2.5 PAGU ANGGARAN BELANJA APBD PROVINSI GORONTALO ................... 30

2.2.6 REALISASI ANGGARAN BELANJA APBD PROVINSI GORONTALO............. 30

2.3 REALISASI BELANJA APBN DI PROVINSI GORONTALO............................................ 32

3 BAB 3: INFLASI DAERAH ......................................................................................................... 35

3.1 INFLASI UMUM....................................................................................................... 35

3.2 PERKEMBANGAN DISAGREGASI INFLASI ................................................................ 36

3.3 PERKEMBANGAN INFLASI BULANAN ..................................................................... 40

3.3.1 Inflasi Bulan Januari 2019 ....................................................................... 40

3.3.2 Inflasi Bulan Februari 2019 ..................................................................... 41

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 viii


3.3.3 Inflasi Bulan Maret 2019......................................................................... 42

3.4 INFLASI KELOMPOK BARANG DAN JASA ................................................................ 43

3.5 PERBANDINGAN INFLASI ANTAR PROVINSI/KOTA DI SULAWESI ........................... 48

3.6 PENGENDALIAN INFLASI......................................................................................... 48

4 BAB 4: STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM,


PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
................................................................................................................................ 51

4.1 PERKEMBANGAN PERBANKAN GORONTALO......................................................... 51

4.1.1 Aset Perbankan ....................................................................................... 53

4.1.2 Intermediasi Perbankan Konvensional ................................................... 53

4.1.3 Pertumbuhan Kredit Perbankan ............................................................. 53

4.1.4 Penghimpunan Dana Pihak Ketiga .......................................................... 55

4.1.5 DPK Perseorangan .................................................................................. 56

4.1.6 Akses Keuangan kepada UMKM ............................................................. 57

4.2 STABILITAS KEUANGAN DAERAH ........................................................................... 59

4.2.1 ASESMEN SEKTOR RUMAH TANGGA ...................................................... 59

4.2.2 ASESMEN SEKTOR KORPORASI ............................................................... 60

4.3 SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH .................................. 62

4.3.1 SISTEM PEMBAYARAN ............................................................................ 62

4.3.2 PENGELOLAAN UANG RUPIAH ................................................................ 63

5 BAB 5 : KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN .............................................................. 67

5.1 KETENAGAKERJAAN ............................................................................................... 67

5.1.1 PENGANGGURAN.................................................................................... 69

5.2 KESEJAHTERAAN..................................................................................................... 70

5.2.1 DAYA BELI MASYARAKAT ........................................................................ 70

5.2.2 NILAI TUKAR PETANI ............................................................................... 71

5.2.3 KEMISKINAN ........................................................................................... 72

5.2.4 KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN (RASIO INDEKS GINI) ........... 74

6 BAB 6: PROSPEK PEREKONOMIAN ........................................................................................ 79

6.1 PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI..................................................................... 80

6.2 PROSPEK INFLASI .................................................................................................... 82

ix LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Gorontalo (%, yoy) ................................................................... 3
Grafik 1.2 tingkat pertumbuhan konsumsi rumah tangga (%, yoy) ....................................................... 6
Grafik 1.3 Perkembangantingkat penghasilan dan konsumsi RT ........................................................... 6
Grafik 1.4 Perkembangan tingkat penghasilan dan konsumsi RT .......................................................... 6
Grafik 1.5 Kredit Konsumsi..................................................................................................................... 6
Grafik 1.6 Level IKE Triwulanan .............................................................................................................. 7
Grafik 1.7 Ekspektasi Konsumen Ke Depan............................................................................................ 7
Grafik 1.8 Ekspektasi Konsumen Ke Depan............................................................................................ 7
Grafik 1.9 Ekspektasi Konsumen Ke Depan............................................................................................ 7
Grafik 1.10 Perkembangan Realisasi belanja Bansos APBD Pemda Gorontalo ...................................... 8
Grafik 1.11 Perkembangan Realisasi Belanja Pegawai APBD Pemda Gorontalo .................................... 8
Grafik 1.12 Perkembangan Realisasi Belanja APBNPemda Gorontalo ................................................... 8
Grafik 1.13 Perkembangan Realisasi ....................................................................................................... 8
Grafik 1.14 Belanja bansos pemda Gorontalo APBD ............................................................................. 9
Grafik 1.15 Belanja Bansos Pemda Gorontalo APBN .............................................................................. 9
Grafik 1.16 Pertumbuhan Pengeluaran LNPRT Pemda Gorontalo....................................................... 10
Grafik 1.17 Realisasi Belanja Modal APBD ............................................................................................ 11
Grafik 1.18 Perkembangan Kredit Investasi .......................................................................................... 11
Grafik 1.19 Perkembangan Realisasi PMA ............................................................................................ 12
Grafik 1.20 Perkembangan Realisasi PMDN ......................................................................................... 12
Grafik 1.21 Perkembangan Muat Barang Pelabuhan Gorontalo .......................................................... 13
Grafik 1.22 Perkembangan Nilai Ekspor Luar Negeri Gorontalo........................................................... 13
Grafik 1.23 Perkembangan Nilai Impor Gorontalo ............................................................................... 13
Grafik 1.24 Perkembangan Bongkar Barang Pelabuhan di Gorontalo.................................................. 13
Grafik 1.25 Perkembangan Nilai Tukar Petani Gorontalo per Kelompok Komoditas .......................... 16
Grafik 1.26 Perkembangan Nilai Tukar Petani Gorontalo per Kelompok Komoditas .......................... 16
Grafik 1.27 Kredit Pertanian Gorontalo ............................................................................................... 16
Grafik 1.28 Kondisi Curah Hujan dan Kecepatan Angin Perairan Gorontalo.................................... 16
Grafik 1.29 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Perdagangan ........................................................... 17
Grafik 1.30 Perkembangan Kondisi Usaha Perdagangan Ekspektasi SBT ............................................ 17
Grafik 1.31 PerkembanganBongkar dan Muat Pelabuhan ................................................................... 18
Grafik 1.32 Perkembangan Kredit Konstruksi ....................................................................................... 19
Grafik 1.33 Perkembangan Impor Barang Modal ................................................................................. 19
Grafik 2.1 Pangsa realisasi PDRB triwulan I 2018 dan 2019 ................................................................. 22
Grafik 2.2. Perbandingan Belanja Wilayah dengan Pendapatan Daerah.............................................. 23
Grafik 2.3. Perbandingan Belanja Wilayah dengan Pendapatan Daerah.............................................. 23
Grafik 2.4. Rasio Pengelolaan Belanja Provinsi Gorontalo 2018........................................................... 24
Grafik 2.5. Rasio Pengelolaan Belanja Kabupaten/Kota 2018 .............................................................. 24
Grafik 2.6. Gambaran kondisi Keuangan SecaraSpasial ........................................................................ 24
Grafik 2.7. Gambaran kondisi Keuangan Pemda Gorontalo ................................................................. 24
Grafik 2.8. Rasio Kemandirian Fiskal Pemerintah Provinsi Gorontalo .................................................. 25
Grafik 2.9. Kapasitas Fiskal Pemerintah Provinsi Gorontalo Tahun 2019 ............................................. 25
Grafik 2.10. Rasio Kemandirian Fiskal Provinsi Gorontalo .................................................................... 26
Grafik 2.11. Rasio Kemandirian Fiskal Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo .................................... 26
Grafik 2.12. Pangsa PAD APBD Provinsi Gorontalo 2018 ...................................................................... 29
Grafik 2.13 Dana Perimbangan APBD Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2017 & 2018 ........................... 29

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 x


Grafik 2.14. Pangsa Belanja Operasional dan Non Operasional terhadap Anggaran Belanja .............. 30
Grafik 2.15. Pangsa Realisasi APBN di Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2018 ....................................... 33
Grafik 2.16. Perbandingan Realisasi APBN di Provinsi Gorontalo per Kota / Kabupaten ..................... 33
Grafik 3.1 Tingkat Inflasi Tahun Kalender Provinsi Gorontalo (ytd)..................................................... 36
Grafik 3.2 Inflasi Provinsi Gorontalo dan Nasional (yoy) ...................................................................... 36
Grafik 3.3 Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo berdasarkan Kelompok Disagregasi............................. 36
Grafik 3.4 Sumbangan Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo berdasarkan Kelompok Disagregasi......... 36
Grafik 3.5 Inflasi Bulanan Kelompok Volatile food ............................................................................... 38
Grafik 3.6 Inflasi Angkutan Udara ......................................................................................................... 38
Grafik 3.7 Pola Inflasi/Deflasi Administered prices............................................................................... 38
Grafik 3.8 Inflasi Angkutan Udara ......................................................................................................... 39
Grafik 3.9 Pola Inflasi/Deflasi Administered prices............................................................................... 39
Grafik 4.1 Proporsi Kredit per Jenis Penggunaan.................................................................................. 54
Grafik 4.2 Proporsi DPK di Gorontalo Triwulan IV 2018 ....................................................................... 56
Grafik 4.3 Proporsi DPK di Gorontalo Triwulan I 2019.......................................................................... 56
Grafik 4.4 Proporsi DPK Gorontalo ....................................................................................................... 57
Grafik 4.5.Perkembangan dan Laju Pertumbuhan DPK ........................................................................ 57
Grafik 4.6. Perkembangan DPK perseorangan Gorontalo .................................................................... 57
Grafik 4.7. Pertumbuhan Kredit UMKM Gorontalo .............................................................................. 58
Grafik 4.8. Pangsa Kredit UMKM terhadap Total Kredit ....................................................................... 58
Grafik 4.9. Pangsa Kredit UMKM Berdasarkan Nominal ....................................................................... 58
Grafik 4.10. Pangsa Kredit UMKM Berdasarkan Kota/Kabupaten ........................................................ 58
Grafik 4.11 Kontribusi Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga ........................................................... 59
Grafik 4.12 Pangsa Konsumsi RT terhadap PDRB ................................................................................. 59
Grafik 4.13 Persepsi Rumah Tangga terhadap Ekonomi Saat Ini .......................................................... 60
Grafik 4.14 Persepsi Rumah Tangga terhadap Ekonomi 6 Bulan Mendatang ..................................... 60
Grafik 4.15 Pertumbuhan Kredit Korporasi di Gorontalo ..................................................................... 61
Grafik 4.16 Proporsi Kredit Sektoral Korporasi .................................................................................... 61
Grafik 4.17 Non Performing Loan Korporasi menurut jenis penggunaan ............................................ 62
Grafik 4.18 Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia Provinsi Gorontalo .............................................. 63
Grafik 4.19 Perkembangan Inflow – Outflow ....................................................................................... 64
Grafik 4.20 Data Temuan Uang Palsu Gorontalo .................................................................................. 64
Grafik 5.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Gorontalo ....................................................... 68
Grafik 5.2 Perkembangan Indeks Ekspektasi Ketersediaan Tenaga Kerja Hasil Surbei Konsumen ..... 68
Grafik 5.3 Indeks Ketenagakerjaan dan Penghasilan Saat ini ............................................................... 70
Grafik 5.4 SBT Jumlah Karyawan Dunia Usaha Gorontalo .................................................................... 70
Grafik 5.5 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Menurut Variabel Pembentuknya .................................. 71
Grafik 5.6 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di Sulawesi ...................................................................... 71
Grafik 5.7 Perkembangan NTP Provinsi Gorontalo ............................................................................... 72
Grafik 5.8 Perkembangan NTP Provinsi Gorontalo per Subsektor ....................................................... 72
Grafik 5.9 Perkembangan Rasio Gini Gorontalo ................................................................................... 74
Grafik 5.10 Perkembangan Kemiskinan Gorontalo............................................................................... 74
Grafik 5.11 Porsi Distribusi Pendapatan Gorontalo .............................................................................. 75
Grafik 5.12 Kurva Lorenz Gorontalo ..................................................................................................... 75
Grafik 5.13 Porsi Distribusi Pendapatan Pedesaan Gorontalo (% thd total) ........................................ 76
Grafik 5.14 Kurva Lorenz Pedesaan Gorontalo ..................................................................................... 76
Grafik 5.15 Porsi Distribusi Pendapatan Perkotaan Gorontalo (% thd total) ....................................... 76
Grafik 5.16 Kurva Lorenz Perkotaan Gorontalo .................................................................................... 76

xi LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Gorontalo (%, yoy) ...................................... 3
Tabel 1.2 Informasi proyek pengadaan Dinas PUPR Provinsi Gorontalo .............................................. 11
Tabel 1.3 Realisasi PMDN dan PMA per Lapangan Usaha di Provinsi Gorontalo ................................. 12
Tabel 1.4 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Gorontalo (%, yoy) ............................................. 14
Tabel 2.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Gorontalo Triwulan I 2018 dan 2019 ...................... 27
Tabel 2.2. Realisasi Belanja Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2018 dan 2019 ................................... 31
Tabel 2.3. Pangsa Belanja Daerah Provinsi Gorontalo tahun 2018 dan tahun 2019 ............................ 32
Tabel 3.1 Pertumbuhan dan Andil Disagregasi IHK Provinsi Gorontalo Triwulan I 2019...................... 37
Tabel 3.2 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulan Januari 2019 ................................................. 40
Tabel 3.3 Komoditas Utama Penyumbang Deflasi Bulan Januari 2019 ................................................ 40
Tabel 3.4 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulan Februari 2019 ............................................... 41
Tabel 3.5 Komoditas Utama Penyumbang Deflasi Bulan Februari 2019 .............................................. 41
Tabel 3.6 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulan Maret 2019 ................................................... 42
Tabel 3.7 Komoditas Utama Penyumbang Deflasi Bulan Maret 2019 .................................................. 42
Tabel 3.8 Tingkat Inflasi dan Sumbangan Inflasi Tahunan menurut Kelompok.................................... 44
Tabel 3.9. Inflasi Kelompok Bahan Makanan ........................................................................................ 45
Tabel 3.10. Inflasi Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga ........................................................ 45
Tabel 3.11 Inflasi Kelompok Sandang ................................................................................................... 46
Tabel 3.12 Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar ........................................ 46
Tabel 3.13 Inflasi Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau.................................... 46
Tabel 3.14 Inflasi Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan ......................................... 47
Tabel 3.15. Inflasi Kelompok Kesehatan ............................................................................................... 47
Tabel 3.16. Tingkat Inflasi Provinsi di Sulawesi ..................................................................................... 48
Tabel 4.1 Indikator Perbankan Provinsi Gorontalo ............................................................................... 52
Tabel 4.2 Data Kredit per Penggunaan dan Sektoral ........................................................................... 54
Tabel 4.3. Komposisi dan Jumlah Rekening Kredit Perseorangan di Gorontalo ................................... 55
Tabel 5.1. Klasifikasi Pekerjaan Provinsi Gorontalo .............................................................................. 69
Tabel 5.2 Nilai Tukar Petani Provinsi Gorontalo ................................................................................... 72
Tabel 5.3 Garis Kemiskinan Gorontalo Tahun 2018 (dalam rupiah) ..................................................... 73
Tabel 5.4 Perkembangan Kemiskinan Gorontalo.................................................................................. 73
Tabel 5.5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Gorontalo .................................................................. 77

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 xii


RINGKASAN EKSEKUTIF
PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
Sesuai dengan siklusnya, Sesuai dengan siklusnya, pertumbuhan ekonomi Gorontalo
pertumbuhan ekonomi
pada triwulan I 2019 tumbuh sebesar 6,72% (yoy) menurun
Gorontalo pada triwulan I
dibandingkan triwulan IV 2018 yang tercatat sebesar 7,22% (yoy).
2019 tumbuh sebesar
6,72% (yoy) menurun Melambatnya pertumbuhan ekonomi Gorontalo disebabkan oleh
dibandingkan triwulan IV melambatnya sektor eksternal di tengah permintaan domestik yang
2018 yang tercatat sebesar sedikit meningkat. Namun demikian pertumbuhan tersebut masih
7,22% (yoy)
lebih baik dari pertumbuhan secara nasional yang mencapai 5,07%
(yoy) dan dari periode yang sama tahun 2018 sebesar 6,12% (yoy).
Dari sisi pengeluaran, Dari sisi pengeluaran, perlambatan terutama disebabkan oleh
perlambatan terutama konsumsi pemerintah yang terkontraksi sebesar -8,40% (yoy)
disebabkan oleh konsumsi
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,85% (yoy). Penurunan
pemerintah yang
terkontraksi sebesar -
konsumsi pemerintah tersebut disebabkan oleh belum optimalnya
8,40% (yoy) dibandingkan kinerja realisasi anggaran pemerintah di awal tahun. Di sisi lain,
triwulan sebelumnya konsumsi Rumah Tangga (RT) dan konsumsi Lembaga Non Profit
sebesar 1,85% (yoy)
Rumah Tangga (LNPRT) terpantau meningkat menjadi sebesar
7,50% (yoy) dan 11,36% (yoy) dari 7,29% (yoy) dan 5,43% (yoy)
pada triwulan IV 2018. Peningkatan tersebut terutama didorong
oleh peningkatan upah di tahun 2019 dan pelaksanaan kampanye
Pilpres dan Pileg 2019. Selain itu, PMTB juga mengalami
peningkatan dari 2,95% (yoy) menjadi 3,98% (yoy) didorong oleh
mulai dilaksanakannya Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan
Bone. Dari sisi ekstenal, seiring dengan siklusnya ekspor mengalami
penurunan yang signifikan dari 48,60% (yoy) pada triwulan IV 2018
menjadi 6,93% (yoy) di triwulan I 2019. Sementara itu, impor juga
menurun dari 18,01% (yoy) pada triwulan IV 2018 menjadi 0,64%
(yoy) pada triwulan I 2019.
Dari sisi sektoral, mayoritas Dari sisi sektoral, mayoritas lapangan usaha utama seperti
lapangan usaha utama pertanian, perdagangan dan transportasi cenderung melambat.
seperti pertanian,
Lapangan Usaha (LU) Pertanian pada triwulan I 2019 cenderung
perdagangan dan
transportasi cenderung
melambat yakni dari 7,05% (yoy) di triwulan sebelumnya menjadi
melambat 5,35% (yoy). Perlambatan tersebut terutama disebabkan oleh
adanya isu alih fungsi lahan. Selain itu, kinerja subsektor perikanan
juga tidak optimal seiring dengan meningkatnya curah hujan dan

xiii LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


angin kencang. LU perdagangan dan LU transportasi juga terpantau
melambat dari masing-masing sebesar 18,35% (yoy) dan 8,00%
(yoy) di triwulan IV 2018 menjadi 16,95% (yoy) dan 7,43% (yoy) di
triwulan I 2019. Perlambatan tersebut terutama disebabkan oleh
penurunan perdagangan dalam dan luar negeri. Selain itu, harga
tiket pesawat yang masih tinggi juga menekan perlambatan LU
transportasi lebih lanjut. Di sisi lain, peningkatan pertumbuhan LU
konstruksi menahan perlambatan ekonomi yang lebih dalam. Pada
triwulan I 2019, LU konstruksi tumbuh sebesar 4,80% (yoy) lebih
tinggi dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 2,44% (yoy) seiring
dengan mulai dilaksanakannya PSN Bendungan Bone dan masih
berlangsungnya proyek multiyear seperti Jalan GORR dan Rumah
Sakit H. Ainun Habibie.
Ke depan, pada triwulan II Ke depan, pada triwulan II 2019 pertumbuhan ekonomi
2019 pertumbuhan
Gorontalo diperkirakan akan meningkat dibandingkan triwulan I
ekonomi Gorontalo
2019. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2019 diperkirakan
diperkirakan akan
meningkat dibandingkan akan berada pada kisaran 7,3-7,7% (yoy) didorong oleh permintaan
triwulan I 2019. domestik seiring dengan pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres)
dan Anggota Legislatif (Pileg) 2019 serta perayaan Idul Fitri.
Perayaan Idul Fitri akan meningkatkan aktivitas konsumsi rumah
tangga sedangkan pelaksanaan Pilpres dan Pileg akan meningkatkan
konsumsi LNPRT. Sementara itu, telah selesainya proses pengadaan
juga akan meningkatkan realisasi anggaran pemerintah sehingga
akan mendorong konsumsi dan investasi pemerintah. Di sisi
eksternal, kinerja ekspor diperkirakan akan meningkat sementara itu
kegiatan impor terkontraksi seiring dengan pola seasonalnya di
tengah perekonomian global yang diperkirakan akan melambat.

KEUANGAN PEMERINTAH
Total pagu anggaran APBN Total pagu anggaran APBN dan APBD Provinsi Gorontalo
dan APBD Provinsi pada tahun 2019 tercatat sebesar Rp 12 triliun yang terdiri atas
Gorontalo pada tahun 2019
APBD Provinsi dengan pangsa 16,3% (Rp1,9 triliun), APBD
tercatat sebesar Rp 12
Kabupaten/Kota 52,1% (Rp 6,3 triliun), dan APBN 31,6% (Rp 3,7
triliun yang terdiri atas
APBD Provinsi dengan triliun). Nilai Pagu pada tahun ini apabila dibandingkan dengan
pangsa 16,3% (Rp1,9 tahun 2018 turun sebesar -4,2% atau sebesar Rp 524,9 miliar dari
triliun), APBD Rp 12,5 triliun. Penurunan pagu anggaran bersumber dari
Kabupaten/Kota 52,1% (Rp
penurunan pagu angaran APBN sebesar -8,33% dibandingkan tahun
6,3 triliun), dan APBN

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 xiv


31,6% (Rp 3,7 triliun.) sebelumnya, namun pagu anggaran tersebut tetap senantiasa turut
mendorong perbaikan capaian realisasi fisik dan keuangan
pemerintah melalui tata kelola dan perbaikan strategi realisasi.
Kinerja realisasi pendapatan Kinerja realisasi pendapatan dan belanja pemerintah daerah
dan belanja pemerintah
sampai dengan triwulan I 2019 mengalami perbaikan dibandingkan
daerah sampai dengan
periode yang sama di 2018 . Lebih dalam mengenai tingkat realisasi
triwulan I 2019 mengalami
perbaikan dibandingkan belanja APBD pemerintah daerah Gorontalo hingga triwulan I 2019
periode yang sama di 2018. tercatat sebesar Rp 1,04 triliun atau 12,8% dari total pagu 2019.
Capaian ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp
976 miliar atau 12,6% dari pagu 2018. Di sisi lain, kinerja realisasi
belanja dari pendanaan APBN hingga triwulan I 2019 naik sebesar
13,36% (Rp 506 miliar) dibandingkan tahun sebelumnya sebesar
12,69% (Rp 525 miliar).Realisasi belanja tersebut seiring dengan
adanya keberlanjutan pelaksanaan PSN di Gorontalo.
Terjadinya peningkatan Terjadinya peningkatan kinerja keuangan pemda sejalan
kinerja keuangan pemda dengan perbaikan tata kelola keuangan dan pola seasonal untuk
sejalan dengan perbaikan
mencapai target pembangunan untuk mewujudkan pertumbuhan
tata kelola keuangan dan
pola seasonal untuk
ekonomi. Hal ini untuk menjamin tercapainya visi dan misi
mencapai target pembangunan sejalan dengan target pemerintah daerah untuk
pembangunan untuk memperbaiki tingkat ketimpangan sosial, tingkat kemiskinan, tingkat
mewujudkan pertumbuhan
pengangguran terbuka dan IPM di Provinsi Gorontalo.
ekonomi.

INFLASI DAERAH
Melambatnya Melambatnya pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada
pertumbuhan ekonomi triwulan I 2019 juga turut disertai dengan penurunan tekanan
Gorontalo pada triwulan I
inflasi, dari 2,15% menjadi 1,56% (yoy). Capaian tersebut juga
2019 juga turut disertai
berada di bawah inflasi nasional yang mencapai 2,48% (yoy).
dengan penurunan
tekanan inflasi, dari 2,15% Sedangkan jika dibandingkan dengan tahun 2017 pada periode
menjadi 1,56% (yoy). yang sama, terjadi penurunan yang cukup signifikan dari tingkat
inflasi sebesar 2,73% (yoy). Tingkat inflasi yang cukup terjaga
ditopang oleh membaiknya pasokan pangan sehingga mendorong
normalisasi harga pangan dibandingkan tahun 2018.
Berdasarkan Berdasarkan disagregasinya, penurunan tekanan inflasi
disagregasinya, penurunan
Gorontalo pada triwulan I 2019 terutama didorong oleh deflasi
tekanan inflasi Gorontalo
kelompok volatile food dimana pada triwulan I 2019 tercatat deflasi
pada triwulan I 2019
terutama didorong oleh sebesar -5,26% (yoy) turun dari triwulan IV 2018 sebesar -1,15%
deflasi kelompok volatile (yoy). Sementara itu, tekanan inflasi kelompok inti dan administered

xv LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


food prices pada triwulan I 2019 terpantau meningkat yakni dari masing-
masing sebesar 2,85% (yoy) dan 3,94% (yoy) pada triwulan IV 2018
menjadi sebesar 3,20% (yoy) dan 4,67% (yoy).
Pada triwulan II 2019 Pada triwulan II 2019 inflasi diperkirakan akan mengalami
inflasi diperkirakan akan
peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya seiring
mengalami peningkatan
dengan perayaan Idul Fitri. Peningkatan inflasi diperkirakan akan
dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya terjadi di seluruh komponen inflasi. Inflasi inti diperkirakan akan
seiring dengan perayaan meningkat seiring dengan peningkatan permintaan masyarakat akan
Idul Fitri komoditas makanan jadi, sandang dan papan. Namun demikian,
stabilnya nilai tukar rupiah dan penurunan harga komoditas global
diperkirakan akan menekan peningkatan tekanan inflasi lebih lanjut.
Sementara itu, inflasi volatile food dan administered prices juga
diperkirakan akan meningkat sesuai dengan pola seasonal lebaran.
Ke depan, seiring dengan Ke depan, seiring dengan risiko peningkatan tekanan inflasi
risiko peningkatan tekanan
yang akan semakin besar, sinergi seluruh stakeholder dalam
inflasi yang akan semakin
besar, sinergi seluruh
melakukan upaya monitoring pasokan dan harga bahan harus
stakeholder dalam ditingkatkan guna memonitor tingkat inflasi di Gorontalo. Upaya
melakukan upaya stabilisasi harga melalui berbagai kegiatan seperti peningkatan
monitoring pasokan dan
produksi dan pasokan barang, serta pelaksanaan operasi pasar harus
harga bahan harus
dijalankan dengan lebih efektif. Strategi pengendalian inflasi sesuai
ditingkatkan guna
memonitor tingkat inflasi dengan roadmap pengendalian inflasi melalui koordinasi antar
di Gorontalo instansi melalui rapat TPID perlu terus dilaksanakan untuk mencapai
target inflasi nasional sebesar 3,5% ± 1% (yoy).

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES


KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN SISTEM
PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Di tengah pertumbuhan Di tengah pertumbuhan ekonomi yang melambat, kondisi


ekonomi yang melambat, stabilitas keuangan Gorontalo pada triwulan I 2019 membaik.
kondisi stabilitas keuangan
Kinerja perbankan Gorontalo yang baik dan optimal tercermin dari
Gorontalo pada triwulan I
2019 membaik
peningkatan kinerja intermediasi dimana volume aset, penyaluran
kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan relatif
meningkat. Namun demikian, risiko kredit (NPL) mengalami
peningkatan dari triwulan IV 2018 sebesar 2,55% menjadi sebesar
3,18% pada periode laporan.
Stabilitas keuangan juga Stabilitas keuangan juga didukung oleh ketahanan sektor
didukung oleh ketahanan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 xvi


sektor korporasi seiring korporasi seiring dengan membaiknya penjualan dan rentabilitas
dengan membaiknya
sektor korporasi. Pada triwulan I 2019, risiko rentabilitas, solvabilitas,
penjualan dan rentabilitas
dan interest service coverage ratio masih terjaga. Di sisi lain, tingkat
sektor korporasi
risiko likuiditas, turn over aset dan persediaan dari korporasi relatif
stabil dibandingkan periode sebelumnya. Masih terjaganya kinerja
korporasi pada triwulan I 2019 didorong oleh perbaikan kinerja
korporasi pada triwulan sebelumnya dan adanya strategi mitigasi
risiko kredit dan likuiditas oleh korporasi di tengah kinerja
perekonomian yang melambat.
Sementara itu, pada Sementara itu, pada triwulan I 2019, seiring dengan
triwulan I 2019, seiring
pertumbuhan ekonomi yang melambat transaksi pembayaran baik
dengan pertumbuhan
tunai maupun nontunai mengalami penurunan dibandingkan
ekonomi yang melambat
transaksi pembayaran baik triwulan IV 2018. Selain itu, berdasarkan Survei Konsumen Bank
tunai maupun nontunai Indonesia pada triwulan I 2019, penurunan juga disebabkan oleh
mengalami penurunan peningkatan kecenderungan menabung sektor rumah tangga dalam
dibandingkan triwulan IV
rangka persiapan menghadapi bulan suci Ramadhan serta Hari Raya
2018
Idul Fitri. Hal tersebut juga tercermin dari, kondisi net-intflow
pengelolaan uang Rupiah seiring dengan banyaknya dana yang
masuk dibandingkan dengan dana yang keluar.

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN


Kondisi ketenagakerjaan Kondisi ketenagakerjaan Gorontalo pada periode Februari
Gorontalo pada periode
2019 mengalami perbaikan dibandingkan periode Agustus 2018.
Februari 2019 mengalami
perbaikan dibandingkan
Terjadinya perbaikan kondisi ketenagakerjaan tercermin dari
periode Agustus 2018 Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan peningkatan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). TPT pada Februari 2019
sebesar 3,47% menurun signifikan dibandingkan Agustus 2018
sebesar 4,03%, sedangkan TPAK mengalami peningkatan menjadi
72,43% dibandingkan Agustus 2018 sebesar 67,34%. Kondisi
perbaikan ketenagakerjaan didorong oleh membaiknya Lapangan
Usaha (LU) konstruksi sejalan keberlanjutan pelaksanaan Proyek
Strategis Nasional (PSN) seperti Jalan GORR, RS Habibie Ainun dan
pembangunan PSN baru Bendungan Bolango Ulu.
Dari sisi kesejahteraan Dari sisi kesejahteraan masyarakat, pada triwulan I 2019
masyarakat, pada triwulan
daya beli masyarakat terpantau masih solid tercermin dari Indeks
I 2019 daya beli
Tendensi Konsumen (ITK) yang tercatat sebesar 105,63. Meskipun
masyarakat terpantau
masih solid tercermin dari lebih rendah dari triwulan sebelumnya, optimisme konsumsi

xvii LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


Indeks Tendensi Konsumen masyarakat masih tetap terjaga seiring nilai ITK-nya yang masih
bernilai di atas 100.
Sejalan dengan hal Sejalan dengan hal tersebut, jumlah penduduk miskin di
tersebut, jumlah penduduk
Provinsi Gorontalo hingga September 2018 mengalami penurunan
miskin di Provinsi
Gorontalo hingga
menjadi sebanyak 188,3 ribu jiwa (15,83%) dari 198,51 ribu jiwa
September 2018 (16,81%) pada bulan Maret 2018. Penurunan penduduk miskin
mengalami penurunan tersebut terjadi baik di pedesaan maupun perkotaan seiring semakin
menjadi sebanyak 188,3
gencarnya program bantuan sosial pemerintah dalam pengentasan
ribu jiwa
kemiskinan. Selain itu, inflasi yang rendah dan stabil hingga periode
September 2019 juga turut mendorong perbaikan tersebut.
Namun demikian, Namun demikian, perbaikan tingkat kemiskinan Gorontalo
perbaikan tingkat
pada periode September 2018, belum diiringi dengan perbaikan
kemiskinan Gorontalo
pada periode September
kondisi ketimpangan pendapatan. Rasio gini Gorontalo pada
2018, belum diiringi September 2018 tercatat sebesar 0,42 atau meningkat dari 0,40
dengan perbaikan kondisi pada Maret 2018. Peningkatan tingkat ketimpangan tersebut
ketimpangan pendapatan
mengindikasikan kualitas pembangunan yang belum merata.

PROSPEK PEREKONOMIAN
Perekonomian Gorontalo Perekonomian Gorontalo pada triwulan III 2019 diperkirakan
pada triwulan III 2019 akan tumbuh pada kisaran 6,0-6,4% (yoy) tau melambat
diperkirakan akan tumbuh
dibandingkan triwulan sebelumnya. Sumber pertumbuhan ekonomi
pada kisaran 6,0-6,4%
diperkirakan akan ditopang oleh permintaan domestik seiring
(yoy) tau melambat
dibandingkan triwulan dengan realisasi anggaran pemerintah yang semakin meningkat.
sebelumnya. Peningkatan belanja pemerintah tersebut didorong oleh
rampungnya proses pengadaan dan lelang sehingga belanja
terutama modal dan infrastuktur dapat terealisir secara optimal.
Sementara itu, konsumsi masyarakat diperkirakan akan lebih rendah
dari triwulan sebelumnya seiring dengan berakhirnya puncak
aktivitas konsumsi masyarakat saat bulan Ramadhan dan perayaan
hari raya Idul Fitri. Di sisi eksternal, kinerja ekspor terutama
perdagangan antar daerah diperkirakan akan melambat karena
faktor seasonal pasca Lebaran. Namun, ekspor luar negeri
diperkirakan akan meningkat seiring dengan dimulainya ekspor
beberapa komoditas baru seperti minyak kelapa (VCO).
Secara keseluruhan tahun, Secara keseluruhan tahun, kinerja perekonomian Gorontalo
kinerja perekonomian di 2019 diperkirakan akan lebih baik dari tahun 2018 dan berada
Gorontalo di 2019
dalam kisaran 6,7%-7,1% (yoy). Perbaikan tersebut terutama

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 xviii


diperkirakan akan lebih didorong oleh peningkatan konsumsi pemerintah dan LNPRT seiring
baik dari tahun 2018 dan
dengan pelaksanaan Pemilihan Presiden dan Legislatif tahun 2019.
berada dalam kisaran
Sejalan dengan hal tersebut, belanja pemerintah khususnya belanja
6,7%-7,1% (yoy)
barang dan modal diperkirakan akan meningkat. Selain itu,
pembangunan infrastruktur strategis juga akan terus berlanjut di
tahun 2019. Namun demikian, net ekspor diperkirakan akan
melambat karena ekspor yang melambat, sementara impor masih
meningkat. Ekspor diperkirakan menurun seiring dengan
perekonomian global yang diperkirakan akan melambat, sedangkan
impor diperkirakan meningkat seiring peningkatan konsumsi dan
investasi. Dari sektortal, lapangan usaha yang diperkirakan akan
meningkat adalah lapangan usaha pertanian, lapangan usaha
perdagangan dan lapangan usaha konstruksi.
Tekanan inflasi pada Tekanan inflasi pada triwulan III 2019 diperkirakan
triwulan III 2019 mengalami penurunan dan berada pada batas target inflasi nasional
diperkirakan mengalami
sebesar 3,5%±1% (yoy). Penurunan ini disebabkan kembali
penurunan dan berada
pada batas target inflasi
normalnya permintaan masyarakat pasca bulan Ramadhan dan Idul
nasional sebesar 3,5%±1% Fitri pada triwulan II 2019. Koreksi harga diperkirakan akan terjadi
(yoy) pada komoditas pangan strategis seperti daging ayam ras, ayam
hidup, telur ayam ras dan juga ikan segar. Selain itu, dari sisi supply,
berlangsungnya aktivitas panen gadu di triwulan III juga akan
mendorong penurunan tekanan inflasi. Namun, akan terdapat
tekanan pada inflasi inti seiring adanya tahun ajaran baru di awal
triwulan III 2019.
Secara keseluruhan, inflasi Secara keseluruhan, inflasi Gorontalo tahun 2019
Gorontalo tahun 2019
diperkirakan akan terjangkar pada target inflasi nasional yakni
diperkirakan akan
3,5±1%. Namun demikian risiko peningkatan tekanan inflasi masih
terjangkar pada target
inflasi nasional yakni cukup tinggi. Potensi peningkatan inflasi tahun 2019 diperkirakan
3,5±1% berasal dari sisi volatile food dan administered prices. Kembali
normalnya harga komoditas volatile food setelah rendahnya di tahun
lalu akan mendorong tekanan dari inflasi volatile food. Di sisi lain,
inflasi administered prices akan dipengaruhi oleh inflasi tiket
pesawat terbang dimana sampai dengan bulan April sudah
mencapai 27,82% (ytd). Selain itu, pergerakan harga minyak mentah
dunia yang berfluktuasi perlu diwaspadai sebagai potensi risiko
kenaikan harga BBM ke depan. Oleh karena itu, sinergi seluruh
stakeholder dalam melakukan upaya monitoring pasokan dan harga

xix LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


bahan harus terus ditingkatkan guna memonitor tingkat inflasi di
Gorontalo. Upaya stabilisasi harga melalui berbagai kegiatan seperti
peningkatan produksi dan pasokan barang, serta pelaksanaan
operasi pasar harus dijalankan dengan lebih efektif. Strategi
pengendalian inflasi sesuai dengan roadmap pengendalian inflasi
melalui koordinasi antar instansi melalui rapat TPID perlu terus
dilaksanakan untuk mencapai target inflasi nasional sebesar 3,5% ±
1% (yoy)

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 xx


TABEL INDIKATOR EKONOMI

PROVINSI GORONTALO
2016 2017 2018 2019
Indikator
IV IV I II III IV I
Ekonomi Makro Regional
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Rp
8,07 8,88 9,16 9,23 9,61 9,73 9,97
Triliun)
PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Rp
5,93 6,39 6,53 6,55 6,79 6,79 6,59
Triliun)
Ekspor
- Nilai Ekspor Non Migas (US$ Juta) 1,13 1,58 5,02 1,83 1,61 1,50 1,21
Impor
- Nilai Impor Non Migas (US$ Juta) 0,94 2,67 - - 2,67 2,70 1,02
Laju Inflasi Tahunan (%, yoy) 1,30 4,34 2,83 1,88 1,79 2,15 1,56
Perbankan*
Dana Pihak Ketiga (Rp Triliun) 4,45 4,63 5,02 4,67 5,30 4,69 5,10
- Giro 0,58 0,52 1,14 0,90 1,23 0,64 1,01
- Tabungan 2,68 2,91 2,52 2,60 2,62 1,08 1,42
- Deposito 1,19 1,20 1,35 1,17 1,44 2,99 2,67
Kredit (Rp Triliun) 11,20 13,71 13,58 13,69 14,31 14,55 14,73
- Modal Kerja 3,05 3,69 3,64 3,71 4,08 4,23 4,20
- Investasi 1,37 1,94 1,94 1,99 2,08 2,11 2,31
- Konsumsi 6,78 8,08 8,00 7,98 8,14 8,22 8,21
Kredit UMKM (Rp Triliun) 3,04 3,38 3,93 4,01 4,30 3,98 4,09
- Modal Kerja 2,41 2,56 2,88 3,71 3,23 3,15 3,10
- Investasi 0,63 0,83 1,05 1,99 1,07 0,83 0,99
Loan to Deposit Ratio (%) 251,96 296,22 270,60 292,98 270,00 309,96 288,52
NPL Gross (%) 3,06 2,78 2,13 2,92 2,08 2,55 2,85
Sistem Pembayaran
Inflow/Outflow
- Inflow (miliar) 366 117 516 363 444 397 476
- Outflow (miliar) 422 268 354 417 216 606 275
Transaksi Kliring
- Volume Transaksi 17.025 3.618 10.303 8.655 9.668 11.625 8.583
- Nominal Transaksi (Rp Miliar) 436 100 256 396 279 302 236

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, LBU Bank Indonesia, dan SKNBI

xxi LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 1
PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

1 BAB 1: PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH


Sesuai dengan siklusnya, pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada triwulan I 2019
tumbuh sebesar 6,72% (yoy) menurun dibandingkan triwulan IV 2018 yang tercatat sebesar
7,22% (yoy). Melambatnya pertumbuhan ekonomi Gorontalo disebabkan oleh melambatnya
sektor eksternal di tengah permintaan domestik yang sedikit meningkat. Namun demikian
pertumbuhan tersebut masih lebih baik dari pertumbuhan secara nasional yang mencapai
5,07% (yoy) dan dari periode yang sama tahun 2018 sebesar 6,12% (yoy).
Dari sisi pengeluaran, perlambatan terutama disebabkan oleh konsumsi pemerintah
yang terkontraksi sebesar -8,40% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,85% (yoy).
Penurunan konsumsi pemerintah tersebut disebabkan oleh belum optimalnya kinerja realisasi
anggaran pemerintah di awal tahun. Di sisi lain, konsumsi Rumah Tangga (RT) dan konsumsi
Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) terpantau meningkat menjadi sebesar 7,50% (yoy)
dan 11,36% (yoy) dari 7,29% (yoy) dan 5,43% (yoy) pada triwulan IV 2018. Peningkatan
tersebut terutama didorong oleh peningkatan upah di tahun 2019 dan pelaksanaan kampanye
Pilpres dan Pileg 2019. Selain itu, PMTB juga mengalami peningkatan dari 2,95% (yoy) menjadi
3,98% (yoy) didorong oleh mulai dilaksanakannya Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan
Bone. Dari sisi ekstenal, seiring dengan siklusnya ekspor mengalami penurunan yang signifikan
dari 48,60% (yoy) pada triwulan IV 2018 menjadi 6,93% (yoy) di triwulan I 2019. Sementara
itu, impor juga menurun dari 18,01% (yoy) pada triwulan IV 2018 menjadi 0,64% (yoy) pada
triwulan I 2019.
Dari sisi sektoral, mayoritas lapangan usaha utama seperti pertanian, perdagangan dan
transportasi cenderung melambat. Lapangan Usaha (LU) Pertanian pada triwulan I 2019
cenderung melambat yakni dari 7,05% (yoy) di triwulan sebelumnya menjadi 5,35% (yoy).
Perlambatan tersebut terutama disebabkan oleh adanya isu alih fungsi lahan. Selain itu, kinerja
subsektor perikanan juga tidak optimal seiring dengan meningkatnya curah hujan dan angin
kencang. LU perdagangan dan LU transportasi juga terpantau melambat dari masing-masing
sebesar 18,35% (yoy) dan 8,00% (yoy) di triwulan IV 2018 menjadi 16,95% (yoy) dan 7,43%
(yoy) di triwulan I 2019. Perlambatan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan
perdagangan dalam dan luar negeri. Selain itu, harga tiket pesawat yang masih tinggi juga
menekan perlambatan LU transportasi lebih lanjut. Di sisi lain, peningkatan pertumbuhan LU
konstruksi menahan perlambatan ekonomi yang lebih dalam. Pada triwulan I 2019, LU
konstruksi tumbuh sebesar 4,80% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar
2,44% (yoy) seiring dengan mulai dilaksanakannya PSN Bendungan Bone dan masih
berlangsungnya proyek multiyear seperti Jalan GORR dan Rumah Sakit H. Ainun Habibie.

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 1


BAB 1
PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

Ke depan, pada triwulan II 2019 pertumbuhan ekonomi Gorontalo diperkirakan akan


meningkat dibandingkan triwulan I 2019. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2019
diperkirakan akan berada pada kisaran 7,3-7,7% (yoy) didorong oleh permintaan domestik
seiring dengan pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Anggota Legislatif (Pileg) 2019
serta perayaan Idul Fitri. Perayaan Idul Fitri akan meningkatkan aktivitas konsumsi rumah tangga
sedangkan pelaksanaan Pilpres dan Pileg akan meningkatkan konsumsi LNPRT. Sementara itu,
telah selesainya proses pengadaan juga akan meningkatkan realisasi anggaran pemerintah
sehingga akan mendorong konsumsi dan investasi pemerintah. Di sisi eksternal, kinerja ekspor
diperkirakan akan meningkat sementara itu kegiatan impor terkontraksi seiring dengan pola
seasonalnya di tengah perekonomian global yang diperkirakan akan melambat.

1.1 SISI PENGGUNAAN


Tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo pada triwulan I 2019 tercatat sebesar
6,72% (yoy) lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV 2018 sebesar 7,25% (yoy). Capaian
pertumbuhan ekonomi di Gorontalo pada triwulan laporan tercatat lebih tinggi dibandingkan
dengan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,07% (yoy).Terjadinya perlambatan tingkat
pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2019 berdasarkan sisi pengeluaran didorong oleh
perlambatan sisi konsumsi dan perlambatan akitvitas ekspor daerah. Pertumbuhan konsumsi
yang melambat di triwulan I 2019 sebesar 4,41% (yoy) dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar
5,74% (yoy) akibat dari perlambatan pada konsumsi pemerintah meskipun perlambatan lebih
lanjut tertahan akibat pertumbuhan pada konsumsi RT dan LNPRT. Kontraksi konsumsi
pemerintah di triwulan I sebesar -8,40% (yoy) dibandingkan triwulan IV 2018 yang tumbuh
sebesar 2,26% (yoy) disebabkan oleh terhambatnya kegiatan pembangunan pemda karena
masih berada pada tahap pengadaan dan pemilihan rekanan kerja. Sementara itu pertumbuhan
kinerja ekspor yang melambat di triwulan laporan sebesar 6,93% (yoy) dibandingkan triulan IV
2018 sebesar 48,22% (yoy) didorong oleh belum adanya kontrak ekspor jagung dengan negara
importir seperti Filipina dan Singapura disamping meningkatnya aktivitas perdagangan jagung
di pasar domestik.
Sejalan dengan itu, terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi di triwulan laporan
dari sisi lapangan usaha didorong oleh perlambatan pada lapangan usaha utama di Gorontalo
baik LU Pertanian, maupun LU Transportasi dan Pergudangan. Perlambatan LU Pertanian
disebabkan oleh masih berlanjutnya periode tanam pertanian hingga akhir Triwulan I 2019
terutama untuk komoditas padi dan jagung sehingga terjadi penurunan hasil panen tanaman
pangan secara umum. Di sisi lain, perlambatan pada LU Transportasi dan Pergudangan
disebabkan oleh penurunan kegiatan distribusi kebutuhan pasca peningkatan pasokan Hari
Besar Keagamaan Nasional (HBKN) menjelang di akhir tahun 2018.

2 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 1
PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

Sementara itu perlambatan pertumbuhan lebih lanjut tertahan oleh masih baiknya
kinerja konsumsi rumah tangga, konsumsi LNPRT, dan investasi di daerah di awal tahun 2019.
Kinerja pertumbuhan RT dan konsumsi LNPRT pada triwulan I 2019 tumbuh masing-masing
sebesar 7,50% (yoy) dan 11,36% (yoy) didorong oleh masih tingginya daya beli masyarakat
pasca HKBN di akhir tahun 2018 dan peningkatan aktivitas konsumsi LNPRT menjelang periode
tahun politik. Sementara itu, kinerja investasi yang baik diawal tahun didorong oleh Penanaman
Modal Asing (PMA) yang membaik dan cukup terjaganya Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN). Sesuai dengan hal tersebut, sisi lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan yang
lebih baik di triwulan laporan adalah LU Konstruksi dan LU Industri Pengolahan masing masing
sebesar 4,80% (yoy) dan 10,77% (yoy) dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 2,44% (yoy) dan
3,53% (yoy). Pertumbuhan tersebut sejalan dengan peningkatan akitivtias investasi swasta
untuk penyediaan faktor produksi perusahaan.

8.50
8.20
8.00
7.71 7.67 7.82
7.50 7.45
7.29 7.25
7.00 6.98 7.02
6.65 6.61 6.64 6.72
6.50
6.19
6.00 5.94 5.86
5.50 5.40 5.28 5.24
5.00
4.75
4.50
4.00
II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2015 2016 2017 2018 2019

PDRB

Grafik 1.1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Gorontalo (%, yoy)

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Gorontalo (%, yoy)

2017 2018 2019


No Komponen
Total Tw I Tw II Tw III Tw IV Total Tw I
1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 6,88 6,30 6,96 7,16 7,26 6,90 7,50
2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 9,00 10,90 10,59 7,61 5,43 8,56 11,36
3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 4,62 1,26 3,63 9,41 2,26 4,15 -8,40
4 Investasi (PMTB+ Perubahan Inventori) 3,35 4,61 4,22 6,36 3,08 4,56 5,43
Pembentukan Modal Tetap Bruto
4.b. (PMTB) 3,06 4,89 3,92 5,99 2,95 4,16 3,98
4.a. Perubahan Inventori 9,10 2,12 11,31 14,76 0,00 7,22 18,86
5 Ekspor Barang dan Jasa 5,74 4,59 -18,95 3,43 48,22 13,83 6,93
6 Impor Barang dan Jasa -202,28 -201,94 -21,92 -209,52 18,01 8,14 0,64
PDRB 6,73 6,12 7,45 5,25 7,25 6,51 6,72
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 3


BAB 1
PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

Ke depan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2019 diproyeksikan akan mengalami


lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2018. Peningkatan tersebut terutama akan diproyeksikan
meningkat oleh permintaan domestik seiring dengan pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres)
dan Anggota Legislatif (Pileg) 2019 serta perayaan Idul Fitri. Perayaan Idul Fitri akan
meningkatkan aktivitas konsumsi rumah tangga sedangkan pelaksanaan Pilpres dan Pileg akan
meningkatkan konsumsi LNPRT. Sementara itu, telah selesainya proses pengadaan juga akan
meningkatkan realisasi anggaran pemerintah sehingga akan mendorong konsumsi dan investasi
pemerintah. Di sisi eksternal, kinerja ekspor diperkirakan akan meningkat sering dengan pola
seasonalnya di tengah perekonomian global yang diperkirakan akan melambat. Dari sisi
lapangan usaha, ke empat lapangan usaha utama yakni pertanian, perdagangan, konstruksi
dan trasnportasi juga diperkirakan akan meningkat. Masuknya periode panen raya pada
triwulan II 2019 diperkirakan akan mendorong kinerja LU pertanian. Sementara itu, LU
pedagangan dan LU transportasi juga diperkirakan akan meningkat seiring periode lebaran
2019. Di sisi lain, meningkatnya belanja pemerintah diperkirakan akan mendongkrak LU
konstruksi.

1.2 SISI PENGGUNAAN

1.2.1 KONSUMSI
Pada triwulan I 2019 kinerja konsumsi mengalami pertumbuhan melambat sebesar
4,41% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,74% (yoy) sesuai dengan pola
musiman di awal tahun. Sumber utama perlambatan sisi konsumsi secara umum adalah kinerja
konsumsi pemerintah yang menurun sebesar -8,40% (yoy) dibandingkan triwulan lalu sebesar
2,26% (yoy). Perlambatan kinerja konsumsi pemerintah sejalan dengan realisasi pembangunan
yang belum optimal karena masih pada tahap pengadaan dan penunjukkan pemenang
pelaksana proyek. Tingginya ketergantungan pertumbuhan terhadap konsumsi pemerintah
terlihat dari pangsa belanja pemerintah terhadap total PDRB mencapai 20,18%, dan 26,18%
dari belanja pemerintah berbentuk belanja barang dan jasa. Sejalan dengan itu, berdasarkan
pada realisasi anggaran belanja pemda yang bersumber dari pendanaan APBD, tingkat realisasi
belanja pemda di triwulan I 2019 tumbuh melambat sebesar 6,08% (yoy) dibandingkan
triwulan lalu sebesar 14,14% (yoy).
Sementara itu, perlambatan pertumbuhan ekonomi lebih lanjut dari konsumsi tertahan
oleh pertumbuhan pada konsumsi RT dan konsumsi LNPRTmasing-masing sebesar 7,50% (yoy)
dan 11,36% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 7,26% (yoy) dan 5,43% (yoy).
Terjadinya pertumbuhan pada konsumsi rumah tangga akibat dari terjaganya daya beli RT,

4 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 1
PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

perbaikan pendapatan akibat kenaikan UMP sebesar 8,27% (yoy) dengan tingkat inflasi yang
rendah dan stabil. Sementara itu pertumbuhan pada konsumsi LNPRT di triwulan laporan
sebagai dampak dari adanya tahun politik Pilpres dan Pileg yang sudah terasa sejak awal tahun
2019 terutama untuk pengeluaran parpol menjelang kampanye.
Memasuki triwulan II 2019, kinerja konsumsi diperkirakan akan semakin meningkat
sejalan dengan jatuhnya periode Idul Fitri yang akan mendorong peningkatan semua komponen
konsumsi baik dari RT, pemerintah maupun LNPRT. Peningkatan konsumsi RT akibat periode
Idul Fitri disebabkan karena adanya kecenderungan peningkatan daya beli untuk pemenuhan
konsumsi di awal periode bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran. Sementara itu konsumsi
pemerintah akan naik sejalan dengan adanya realisasi THR ASN dan pegawai swasta yang akan
direalisasikan pada pertengahan/akhir triwulan II 2019. Selain itu memasuki periode liburan di
akhir triwulan II 2019 juga akan berpotensi mendorong peningkatan belanja untuk kebutuhan
tersier berupa aktivitas leisure/ wisata penduduk.

KONSUMSI RUMAH TANGGA


Capaian pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2019 sebesar 7,50%
(yoy) tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 7,26% (yoy). Terjadinya
peningkatan konsumsi rumah tangga didorong masih terjaganya daya beli masyarakat akibat
tingkat pendapatan yang meningkat sementara pengeluaran untuk pemenuhan kebutuhan
hidup naik tidak signifikan. Terjadinya peningkatan pendapatan akibat dari pemberlakuan
kenaikan UMR Gorontalo sebesar 8,27% menjadi Rp2,350,000, yang berlaku sejak awal tahun
2019. Sementara itu biaya pengeluaran sehari-hari terjaga dengan tingkat inflasi yang rendah
dan stabil.
Baiknya kinerja konsumsi pembelian barang masyarakat terekam dari level pembelian
barang konsumsi hasil survei konsumen Bank Indonesia yang meningkat menjadi 114,57
dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 111,83. Terjadinya peningkatan pembelian barang
konsumsi ditengah tingkat harga yang terjaga dan ketersediaan pasokan komoditas di pasar
yang juga mencukupi kebutuhan. Indeks Pendapatan Saat Ini dan Indeks Ketersediaan
Lapangan Kerja hasil dari Survei Konsumen di Bulan Maret 2019 juga menunjukkan adanya tren
peningkatan dibandingkan triwulan IV 2018 seiring dengan tingkat pendapatan masyarakat
yang baik di triwulan I 2019 untuk mendukung kegiatan konsumsi RT.
Peningkatan pertumbuhan konsumsi juga terlihat dari pertumbuhan penyaluran kredit
konsumsi perbankan di triwulan I 2019 sebesar 6,00% (yoy) dibandingkan triwulan IV 2018
sebesar 5,88% (yoy). Terjadinya pertumbuhan kredit sejalan dengan pertumbuhan pendapatan
secara umum dengan NPL yang terjaga cukup stabil.

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 5


BAB 1
PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

200 Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)


7.60
7.50 Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)
7.40
Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)
7.20 7.26 180
7.16
7.00 6.96
6.80 160
6.60
6.40 140
6.30
6.20
6.00 120
5.80
5.60 100

Jan

Jan

Jan
Mar
May

Mar
May

Mar
Sep

Jul
Sep

Jul
Sep
Nov

Nov

Nov
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I
2018 2019
2017 2018 2019

Grafik 1.2 tingkat pertumbuhan konsumsi rumah tangga (%, Grafik 1.3 Perkembangantingkat penghasilan dan konsumsi
yoy) RT

Sumber: SK Bank Indonesia Sumber: SK bank Indonesia

%, yoy
Penghasilan Saat Ini

Rp, Triliun
Kredit Konsumsi Growth - Rhs
210.00 9 20
Ketersediaan Lapangan Kerja
Pembelian Barang Konsumsi 8
190.00
7 15

170.00 6
10
5
150.00
4
125.46 5
130.00 3
114.57
2 0
110.00 98.70
1
90.00 - -5
III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II*
2015 2016 2017 2018 2019
2015 2016 2017 2018 2019

Grafik 1.4 Perkembangan tingkat penghasilan dan konsumsi Grafik 1.5 Kredit Konsumsi
RT

Sumber : Liaison Bank Indonesia Sumber : BPS Provinsi Gorontalo

Dari sisi penerimaan, terjadinya peningkatan konsumsi RT juga tercermin dari terjaganya
pendapatan RT yang sebagian besar memiliki jenis mata pencaharian petani dilihat dari nilai NTP
sebesar 103,59 pada Maret 2019 dibandingkan Desember 2018 sebesar 103,91. Dilihat
berdasarkan jenisnya, subkelompok pertanian yang mendorong terjaganya NTP pada triwulan I
2019 adalah kelompok holtikultura dengan NTP sebesar 113,04 dibandingkan triwulan IV 2018
sebesar 111,32, sedangkan kelompok lainnya cenderung stabil.

6 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 1
PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

165
140 Indeks yang Diterima (It) Petani 110 Tanaman Padi dan palawija
Indeks yang Dibayar (Ib) Holtikultura
135 NTP (rhs) Tanaman Perkebunan Rakyat
145
105 Peternakan
130 Perikanan
100 125
125

95 105
120

115 90
85
II III IV I II III IV I II III IV I
III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019
2015 2016 2017 2018 2019
Grafik 1.6 Level IKE Triwulanan
Grafik 1.7 Ekspektasi Konsumen Ke Depan

Sumber: SK Bank Indonesia, diolah Sumber: SK Bank Indonesia, diolah

Memasuki triwulan II 2019, kinerja konsumsi RT diperkirakan akan mengalami


pertumbuhan dibandingkan triwulan I 2019 sejalan dengan pola musiman menyambut periode
lebaran, liburan, dan tahun politik berupa Pilpres dan Pileg 2019. Hal ini sejalan dengan hasil
dari kegiatan survei konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada periode Maret 2019
menunjukkan peningkatan Indeks Ekspektasi Ekonomi (IEK) pada Triwulan II 2019 menjadi
sebesar 142,58 dibandingkan Maret 2018 sebesar 138,92. Dilihat berdasarkan komponen
pembentuk Indeks Ekspektasi Konsumen di triwulan II 2019, diperkirakan akan terjadi
peningkatan tingkat penghasilan, ketersediaan lapangan kerja dan kondisi ekonomi ke depan.
190 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) 190 Ekspektasi penghasilan 6 bulan yad
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Ketersediaan lapangan kerja 6 bulan yad
180
Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Kondisi ekonomi 6 bulan yad
170 170

160
150
150 142.58
138.92
140
130
130

120
110
110

100 90
Jan
Feb

Sep

Jan
Feb
Mar

May

Mar
Dec
Jul

Oct
Apr

Jun

Aug

Nov

Apr

90
III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II*
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2018 2019

Grafik 1.8 Ekspektasi Konsumen Ke Depan Grafik 1.9 Ekspektasi Konsumen Ke Depan

Sumber: SK Bank Indonesia, diolah Sumber: SK Bank Indonesia, diolah

KONSUMSI PEMERINTAH
Kinerja konsumsi pemerintah pada triwulan I 2019 mengalami perlambatan yang cukup
dalam sebesar 8,40% (yoy) dibandingkan triwulan IV 2018 yang menurun 2,26% (yoy).
Terjadinya perlambatan konsumsi pemerintah sesuai dengan pola musiman di awal tahun
akibat belum ekfektifnya kegiatan pemerintahan.

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 7


BAB 1
PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

Perlambatan pertumbuhan konsumsi pemerintah dari sumber APBD pada triwulan ini
terlihat dari realisasi belanja operasi yang merupakan komponen belanja terbesar (pangsa
68,73% terhadap total belanja) dimana pada triwulan I 2019 tumbuh sebesar sebesar 6,23%
(yoy), melambat dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 44,47% (yoy). Dilihat berdasarkan
komponennya, penurunan pertumbuhan belanja operasi yang melambat paling tinggi adalah
aktivitas belanja pegawai pada triwulan berjalan tumbuh sebesar 3,17% (yoy) dibandingkan
triwulan lalu sebesar 7,05% (yoy). Selain itu, kinerja belanja bansos yang berasal dari
pendanaan APBD melambat seiring dengan tidak adanya perayaan keagamaan, maupun
kondisi lingkungan yang aman dari kejadian bencana alam. Pada triwulan laporan, belanja
bansos APBD pemda Gorontalo terkontraksi sebesar -5,18% (yoy) dibandingkan triwulan IV
2018 yang tumbuh 104,7% (yoy).

100 1200 4,000.00 Belanja Pegawai 300

Rp miliyar
Rp miliyar

%
%

Belanja Bansos APBD (sisi kanan)


90 3,500.00 gBelanja Pegawai
gBelanja Bansos APBD 1000 250
80
3,000.00
70 800 200
60 2,500.00
600 150
50 2,000.00
40 400 100
1,500.00
30 200 50
1,000.00
20
0 500.00 0
10
0 -200 - -50
Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019

Grafik 1.10 Perkembangan Realisasi belanja Bansos APBD Pemda Grafik 1.11 Perkembangan Realisasi Belanja Pegawai
Gorontalo APBD Pemda Gorontalo

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi

45000 belanja APBN 60 18000 0.8


Rp miliyar
Rp miliyar

%
%

x 100000000
x 100000000

40000 gBelanja APBN 16000 0.6


40
35000 14000 0.4
30000 20 12000 0.2
25000 10000 0
0
20000 8000 -0.2
15000 -20 6000 -0.4
10000 4000 -0.6
-40
5000 2000 -0.8

0 -60 0 -1
Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019

Grafik 1.12 Perkembangan Realisasi Belanja APBNPemda Grafik 1.13 Perkembangan Realisasi
Gorontalo Belanja Barang/Jasa APBN pemda Gorontalo

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi

8 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 1
PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

Berdasarkan pada data realisasi belanja bantuan sosial pemerintah daerah dari sumber
pendanaan APBN pada triwulan ini mengalami pertumbuhan sebesar 18,26% (yoy)
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar -7,45% (yoy). Namun, pertumbuhan bansos
tersebut tertahan oleh perlambatan belanja bansos pemda dari pendanaan APBD yang
terkoreksi pada triwulan I 2019 sebesar -5,18% (yoy) dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar
104,70% (yoy).
100 1200 30 150
Belanja Bansos APBD Belanja Bansos APBN

Rp miliyar
Rp miliyar

%
%
gBelanja Bansos APBD 1000 25 gBelanja Bansos APBN
80
100
800
20
60 600
15 50
40 400
10
200 0
20 5
0

0 -200 0 -50
Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019

Grafik 1.14 Belanja bansos pemda Gorontalo APBD Grafik 1.15 Belanja Bansos Pemda Gorontalo APBN

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo

Ke depan, konsumsi pemerintah ada triwulan II 2019 diperkirakan akan mengalami


peningkatan dibandingkan triwulan I 2019. Peningkatan kinerja konsumsi pemerintah akan
didorong oleh masuknya periode Idul Fitri dimana akan terealisasinya belanja pegawai untuk
pembayaran gaji ke 13 dan 14 untuk ASN. Di sisi lain, aktivitas belanja barang/jasa dan belanja
modal juga diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sejalan dengan akan dimulainya
kegiatan pembangunan proyek pemda untuk berbagai nilai paket pengadaan setelah
penetapan pemenang pelaksana dan keberlanjutan kegiatan pemeliharaan rutin berbagai
sarana.

KONSUMSI LEMBAGA NON PROFIT RUMAH TANGGA (LNPRT)


Tingkat konsumsi LNPRT Provinsi Gorontalo pada triwulan I 2019 terekam mengalami
pertumbuhan signifikan sebesar 11,36% (yoy) dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 5,43%
(yoy). Peningkatan aktivitas konsumsi LNPRT tersebut terutama didorong oleh pengeluaran
parpol di tahun 2019. Adanya aktivitas kampanye yang dilakukan menjelang tahun pemilihan
kursi eksekutif dan kursi legistaltif yang dilakukan serentak mendorong peningkatan
pembiayaan. Selain itu, peningkatan aktivitas sosial yang dilakukan oleh lembaga non
pemerintah seperti LSM, swasta, dan organisasi dalam rangka persiapan bulan Ramadhan telah
mendorong peningkatan konsumsi LNPRT.

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 9


BAB 1
PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

12.00
11.36
10.90 10.59
10.00

8.00
7.61
6.00
5.43
4.00

2.00

0.00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I
2018 2019

Grafik 1.16 Pertumbuhan Pengeluaran LNPRT Pemda Gorontalo

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo

Memasuki triwulan II 2019, realisasi kinerja konsumsi LNPRT akan mengalami


peningkatan sejalan dengan adanya pola musiman menjelang rangkaian tahun politik di awal
triwulan II 2019 dan Ramadhan di akhir triwulan II 2019. Pencairan dana bansos juga akan
dipengaruhi oleh realisasi belanja pemerintah daerah dimana secara siklikal akan meningkat
pada triwulan II 2019.

1.2.2 INVESTASI
Kinerja investasi Provinsi Gorontalo pada triwulan I 2019 tumbuh sebesar 5,34% (yoy)
lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 3,08% (yoy), sebagaimana tercermin dari
agregat Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan perubahan persediaan. Peningkatan
investasi terjadi didorong oleh aktivitas investasi swasta melalui perbaikan kondisi usaha secara
umum di Gorontalo berupa adanya pertumbuhan pada aktivitas kredit investasi perbankan.
Sementara itu pertumbuhan investasi lain didorong oleh mulai dilaksanakannya PSN Bendungan
Bolango Ulu di Kab. Bone Bolango yang di rencanakan untuk dilaksanakan di tahun ini,
maupun realisasi bebagai proyek pemeliharaan fasilitas.
Kinerja investasi swasta yang tercermin dari pertumbuhan penyaluran kredit investasi
perbankan sampai dengan Maret 2019 mengalami pertumbuhan sebesar 19,27% (yoy)
dibandingkan Desember 2018 sebesar 8,5% (yoy). Terjadinya perbaikan kredit investasi sudah
terjadi sejak awal tahun 2019 dimana pangsa kredit investasi perbankan naik menjadi 15,7%
pada Maret 2019 dibandingkan pada Desember sebesar 14,48%. Selain itu, terjadinya
peningkatan kredit investasi di Gorontalo juga sejalan dengan pertumbuhan kredit investasi
nasional yang didorong oleh kegiatan pembangunan Proyek Listrik, Gas dan Air (LGA) dan
proyek pertanian.

10 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 1
PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

1,600.00 Belanja Modal APBD 150 Rp, Juta %


Rp miliyar Kredit Investasi gKredit Investasi

%
2500000.00 50
1,400.00 gBelanja Modal APBD 45
100 2000000.00 40
1,200.00
35
1,000.00 50 1500000.00 30
800.00 25
0 1000000.00 20
600.00
15
400.00 500000.00 10
-50
200.00 5
0.00 0
- -100 IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2015 2016 2017 2018 2019
2016 2017 2018 2019

Grafik 1.18 Perkembangan Kredit Investasi


Grafik 1.17 Realisasi Belanja Modal APBD

Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo Sumber: LBU, Bank Indonesia

Tabel 1.2 Informasi proyek pengadaan Dinas PUPR Provinsi Gorontalo

No Bidang Paket Terkontrak Paket Belum Terkontrak

1 Sumber Daya Air 5 0


2 Bina Marga 19
3 Cipta Karya 12 58
4 Penataan Ruang 15
5 Sekretariat 7 1
6 UPTD Lab 6 4
7 UPTD Tpa Talumelito 3 8
8 DAK SDA 2 0
9 DAKBina Marga 3 0
TOTAL 38 105
Sumber: Dinas PUPR Provinsi Gorontalo

Kinerja investasi masih didominasi oleh kegiatan pembangunan pemerintah yang


mengalami meningkat akibat dari investasi sektor swasta. Kegiatan investasi PMA pada triwulan
laporan tumbuh paling signifikan dibandingkan kinerja Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN), pertumbuhan investasi PMA sebesar 4111,4% (yoy) terutama untuk sektor
petambangan, sektor Listrik, Gas, dan Air (LGA) serta sektor Transportasi, Gudang dan
Telekomunikasi. Sementara itu, kinerja Penanaman modal dalam negeri (PMDN) terekam
tumbuh melambat dibandingkan triwulan lalu dengan nilai investasi yang tinggi pada sektor
industri olahan kayu dan LGA. Tingginya minat investasi sektor LGA baik PMA maupun PMDN
seiring dengan adanya aktivitas peningkatan kapasitas kelistrikan dari beberapa perusahaan
penghasil listrik untuk pemenuhan kebutuhan pasokan harian.

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 11


BAB 1
PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

6000.0 Jmlh Project PMA 99 Jmlh Project PMDN


PMA (US$ Juta) 2000 19
15 PMDN (Rp, miliar) - Rhs
4000.0 (g) PMA (%, Rhs) (g) PMDN (%, Rhs) 12
1000
2000.0 49 6 7 8
6 9
0.0 16 0
7 6 10 6 2
3 0 2 1
0
-2000.0 -1 -1000 -1
II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I
2018 2019 2017 2018 2019

Grafik 1.19 Perkembangan Realisasi PMA Grafik 1.20 Perkembangan Realisasi PMDN

Sumber: Dinas PNM, ESDM dan Transmigrasi Prov. Gorontalo Sumber Dinas PNM, ESDM dan Transmigrasi Prov. Gorontalo

Tabel 1.3 Realisasi PMDN dan PMA per Lapangan Usaha di Provinsi Gorontalo
2018 2019
1 1
PMA
Investasi Investasi
Proyek Proyek
(US$. Ribu) (US$. Ribu)
PRIMER Tanaman Pangan dan
Perkebunan
Peternakan 1
Kehutanan
Perikanan
Pertambangan 4 16.2 2 87,785.8
Total 4. 16.2 2. 87,786.8
SEKUNDER
Industri Makanan
Industi Kayu
Industri Karet, Barang
dari karet dan Plastik 1.

Industri Logam Dasar,


Barang Logam, Mesin
dan Elektronik

Total 0. 0. 0. 1.
TERSIERListrik, Gas dan Air 6 2,068.4 2
Perdagangan dan
Reparasi
Hotel dan Restoran
Transportasi, Gudang
dan Telekomunikasi 1

Jasa Lainnya
Total 6 2,068 0 3

Sumber : Dinas PNM, ESDM dan Transmigrasi Prov. Gorontalo

Ke depan, pada triwulan II 2019, kinerja investasi diperkirakan mengalami pertumbuhan


sejalan dengan realisasi berbagai proyek pemerintah maupun swasta yang akan semakin
banyak. Kinerja pembangunan pemerintah sebagai pendorong utama kegiatan investasi akan
semakin meningkat untuk mengejar target pembangunan daerah. Sejalan dengan itu, kinerja
investasi swasta diperkirakan akan tumbuh meningkat di triwulan II 2019 setelah selesainya
pemilihan presiden dan kondisi perekonomian yang semakin kondusif.

1.2.3 EKSPOR IMPOR

Kinerja ekspor pada triwulan I 2019 tercatat sebesar 6,93% (yoy) atau melambat
dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 48,22% (yoy). Perlambatan tersebut terutama
disebabkan oleh masih rendahnya aktivitas perdagangan luar negeri karena belum terdapatnya

12 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 1
PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

kontrak ekspor dengan negara importir. Komoditas unggulan asal Provinsi Gorontalo adalah
gula tetes, dan jagung pipilan yang masih terekam nihil. Perlambatan kinerja ekspor didorong
oleh tingginya permintaan jagung yang berasal dari kebutuhan pasar domestik di awal tahun
dan relatif kompetitifnya harga jagung domestik. Penurunan kinerja ekspor juga tercermin dari
terkontraksinya pertumbuhan muat barang pelabuhan di Gorontalo pada triwulan I 2019 yakni
sebesar -8,62% (yoy) dibandingkan triwulan lalu 40,43% (yoy).
Sejalan dengan perlambatan kinerja ekspor, kinerja impor pada triwulan I 2019 juga
tumbuh melambat yakni sebesar 0,64% (yoy) dibandingkan triwulan lalu sebesar 18,01% (yoy).
Faktor pendorong perlambatan impor tersebut adalah masih rendahnya kinerja konsumsi
pemerintah di awal tahun yang menyebabkan masih rendahnya impor barang modal dan
material untuk pemenuhan pembangunan berbagai proyek. Penurunan impor Gorontalo pada
triwulan berjalan juga tercermin dari perlambatan aktivitas bongkar pelabuhan di Gorontalo.
d

US$ ribu NILAI EKSPOR (US$ ribu) MUAT BARANG gMUAT BARANG (yoy) (right hand side)
%
25,000.00 gNILAI EKSPOR (right… 150 180 180.00
Ribu Ton
160 % 160.00
20,000.00 100 140 140.00
120.00
120
15,000.00 50 100.00
100
80.00
10,000.00 0 80
60.00
60
40.00
5,000.00 -50
40 20.00
20 -
- -100
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 0 (20.00)
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2018 2019
2017 2018 2019
Grafik 1.21 Perkembangan Muat Barang Pelabuhan Gorontalo Grafik 1.22 Perkembangan Nilai Ekspor Luar Negeri
Gorontalo

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, diolah
6 200.00 400 Bongkar Barang 80
USD Juta

Ribu Ton
%

5
NILAI IMPOR (US$ juta)
150.00 350
%
60
100.00 300
4 40
50.00 250
3
0.00 200 20
2 150
-50.00 0
1 100
-100.00 -20
50
0 -150.00
0 -40
Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2017 2018 2019
2017 2018 2018

Grafik 1.23 Perkembangan Nilai Impor Gorontalo Grafik 1.24 Perkembangan Bongkar Barang Pelabuhan di
Gorontalo

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah

Memasuki triwulan II 2019, sesuai dengan pola seasonalnya kinerja ekspor dan impor
diperkirakan akan meningkat. Pertumbuhan kinerja ekspor didorong oleh perdagangan antar
daerah dan ekspor luar negeri. Pada triwulan II 2019 diperkirakan sudah tersedianya kontrak

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 13


BAB 1
PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

ekspor jagung pipilan dengan negara importir seperti Filipina, Singapura dan negara ASEAN
dengan pasokan yang memadai pasca panen. Masuknya periode Idul Fitri di triwulan II 2019
akan mendorong aktivitas perdagangan antar daerah untuk pemenuhan kebutuhan akibat
peningkatan daya beli di kota mitra dagang terutama untuk komoditas strategis seperti Barito,
daging ayam dan telur ayam ras.

1.3 SISI PENAWARAN (LAPANGAN USAHA UTAMA)


Dari sisi sektoral, mayoritas lapangan usaha utama seperti pertanian, perdagangan dan
transportasi cenderung melambat. Lapangan usaha pertanian pada triwulan I 2019 cenderung
melambat yakni dari 7,05% (yoy) di triwulan sebelumnya menjadi 5,35% (yoy). Perlambatan
tersebut terutama disebabkan oleh penurunan produktivitas lahan pertanian dari 5,2 ton/ha di
2017 menjadi 4,7 ton/ha di 2018. Beberapa faktor penyebab terjadinya perlambatan kegiatan
LU pertanian adalah kendala penurunan kualitas lahan dan tata cara teknik pertanian yang
belum efektif. Selain itu, kinerja subsektor perikanan juga tidak optimal seiring dengan
meningkatnya curah hujan dan angin kencang. LU perdagangan dan LU transportasi juga
terpantau melambat dari masing-masing sebesar 18,35% (yoy) dan 8,00% (yoy) di triwulan IV
2018 menjadi 16,95% (yoy) dan 7,43% (yoy) di triwulan I 2019. Perlambatan tersebut terutama
disebabkan oleh penurunan perdagangan dalam dan luar negeri. Selain itu, harga tiket pesawat
yang masih tinggi juga menekan perlambatan LU transportasi lebih lanjut. Di sisi lain,
peningkatan pertumbuhan LU konstruksi menahan perlambatan ekonomi yang lebih dalam.
Pada triwulan I 2019, LU konstruksi tumbuh sebesar 4,80% (yoy) lebih tinggi dibandingkan
triwulan IV 2018 sebesar 2,44% (yoy) seiring dengan mulai mulai dilaksanakannya PSN
Bendungan Bone dan masih berlangsungnya proyek multiyear seperti Jalan GORR dan Rumah
Sakit H. Ainun Habibie.

Tabel 1.4 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi Gorontalo (%, yoy)


a

2015 2016 2017 2018 2019


Uraian
Total Total Total I II III IV Total I

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,24 6,43 9,09 4,24 14,18 7,12 7,64 5,35
6,42
Pertambangan dan Penggalian 3,95 0,08 4,71 4,12 2,69 0,42 5,54 3,24 3,52
Industri Pengolahan 4,67 6,58 3,46 10,01 8,42 5,49 3,53 6,74 10,77
Pengadaan Listrik dan Gas 1,72 12,04 8,48 9,19 10,63 12,23 4,83 9,11 3,82
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah
2,46 14,92 16,28 13,73 14,64 -1,13 19,71 12,90 21,86
dan Daur Ulang
Konstruksi 9,77 5,10 2,48 4,79 0,53 2,03 2,44 2,46 4,80
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil
5,73 9,91 9,59 10,62 3,79 5,66 18,35 10,06 16,95
dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 9,67 6,47 5,32 7,71 0,88 2,27 8,00 4,66 7,43

14 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 1
PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8,05 8,71 10,62 8,80 1,60 5,37 14,77 7,64 10,69
Informasi dan Komunikasi 9,80 10,23 10,57 6,32 3,27 9,96 19,53 9,82 10,84
Jasa Keuangan dan Asuransi 10,15 18,45 9,87 13,48 10,76 0,03 -6,24 4,11 -6,39
Real Estate 8,22 8,31 5,32 4,61 3,36 4,51 9,79 5,62 8,80
Jasa Perusahaan 5,57 5,91 5,51 5,83 5,20 2,72 8,43 5,63 4,49
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
3,76 -0,10 0,09 1,87 0,10 5,02 0,11 1,91 -0,01
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 7,14 3,78 6,21 9,52 9,16 9,55 9,24 9,37 9,38
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 10,64 8,48 4,94 10,18 9,57 7,90 6,77 8,53 9,81
Jasa lainnya 4,92 3,54 3,54 4,13 1,78 0,01 8,99 3,85 9,80
PDRB 6,22 6,52 6,74 6,19 7,45 5,24 7,25 6,51 6,72

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah


Memasuki triwulan II 2019, perbaikan kinerja ekonomi akan ditopang oleh peningkatan
kinerja perekonomian LU utama baik LU Pertanian, LU Perdagangan Besar dan Eceran (PBE),
dan LU Konstruksi. Peningkatan LU Pertanian, Kehutanan dan Perikanan didorong oleh
masuknya periode panen pertanian tanaman pangan komoditas padi dan jagung di beberapa
sentra produksi utama. Di sisi lain, perayaan Idul Fitri 2019 akan mendorong peningkatan daya
beli masyarakat yang akan berdampak pada pertumbuhan LU PBE. Aktivitas pembangunan juga
diperkirakan akan semakin tinggi baik dari sisi pemerintahan untuk mengejar target realisasi
pembangunan, dan dari sisi swasta untuk sejalan dengan potensi investasi Lapangan usaha.

1.3.1 LAPANGAN USAHA PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN


Pada triwulan I 2019, kinerja lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan
tumbuh melambat sebesar 5,35% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar
7,12% (yoy). Sesuai dengan pola musimannya, lebih rendahnya kinerja LU pertanian,
kehutanan dan perikanan disebabkan kesesuaian dengan periode tanam pertanian tanaman
pangan. Sejalan dengan hal tersebut, level NTP pertanian pada triwulan I 2019 juga terekam
melambat dengan besar 103,59 dibandingkan triwulan IV 2019 sebesar 103,91. Level NTP yang
sedikit melambat disebabkan oleh penurunan indeks yang diterima petani mejadi 136,54
dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 137,36 yang mengindikasikan kelangkaan hasil
pertanian yang disebabkan penurunan hasil pertanian. Berdasarkan pada komponennya,
hampir semua kelompok NTP mengalami penurunan seperti NTP tanaman padi dan palawija,
NTP Tanaman Perkebunan Rakyat, NTP Peternakan, dan NTP Perikanan.

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 15


BAB 1
PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

165
140 Indeks yang Diterima (It) Petani 110 Tanaman Padi dan palawija
Indeks yang Dibayar (Ib) Holtikultura

135 NTP (rhs) 145 Tanaman Perkebunan Rakyat


105
Peternakan
130 Perikanan
125
100
125
105
95
120

85
115 90 III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
II III IV I II III IV I II III IV I
2015 2016 2017 2018 2019
2017 2018 2019

Grafik 1.26 Perkembangan Nilai Tukar Petani Gorontalo per


Grafik 1.25 Perkembangan Nilai Tukar Petani Gorontalo
Kelompok Komoditas
per Kelompok Komoditas

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, diolah Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, diolah

Melambatnya LU pertanian didorong oleh penurunan hasil panen pertanian di triwulan I


2019 karena masuknya musim tanam. Sejalan dengan itu kinerja kredit pertanian perbankan
tumbuh akibat adanya kebutuhan petani untuk memenuhi kebutuhan pembeliaan saprodi
(sarana produksi pertanian) dan alsitan (alat produksi pertanian). Memasuki periode tanam
pertanian tanaman pangan juga terlihat dari data informasi curah hujan rata-rata yang
terpantau tinggi terutama di periode awal triwulan laporan. Besarnya rata-rata curah hujan
pada triwulan I 2019 adalah sebesar 3,64 mm dengan curah hujan tertinggi sebesar 45,6 mm.
mm
%, yoy

Knot
Rp, Miliar

Kredit Pertanian Growth - Rhs Curah Hujan Kecepatan Angin Rata-rata (Rhs)
1,800 1000
1,600 90 4.5
800 80
1,400 4
70 3.5
1,200 600
60 3
1,000
400 50
2.5
800 40
2
600 200 30
1.5
400 20
0 10 1
200
0 0.5
- -200
09-02-2019
19-02-2019
26/08/2018
16/10/2018
21/10/2018
26/10/2018
31/10/2018
07/11/2018
15/11/2018
25/11/2018
03/12/2018
08/12/2018
13/12/2018
18/12/2018
23/12/2018
29/12/2018
05/01/2019
11/01/2019
17/01/2019
23/01/2019
30/01/2019

-10 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II*
-20 -0.5
2015 2016 2017 2018 2019

Grafik 1.27 Kredit Pertanian Gorontalo


Grafik 1.28 Kondisi Curah Hujan dan Kecepatan Angin
Perairan Gorontalo

Sumber : LBU Bank Indonesia Sumber : BMKG

Pada triwulan II 2019, kinerja lapangan usaha pertanian diperkirakan akan mengalami
peningkatan seiring dengan jatuhnya musim panen. Selain itu, kondisi cuaca pada triwulan I
2019 dengan curah hujan yang meningkat dan pasokan air yang melimpah untuk pertumbuhan
tanaman. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong peningkatan produksi
pertanian, khususnya komoditas jagung dan padi dengan memberikan pengaruh yang

16 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 1
PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

signifikan terhadap peningkatan produksi pertanian secara umum melalui metode off-farm
maupun on-farm.

1.3.2 LAPANGAN USAHA PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, REPARASI


MOBIL DAN SEPEDA MOTOR
Kinerja LU perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor pada
triwulan I 2019 tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 16,95% (yoy) lebih lambat
dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 18,35% (yoy). Perlambatan tersebut disebabkan oleh
melambatnya perdagangan antar daerah dan luar negeri. Melambatnya ekonomi provinsi mitra
dagang utama seperti Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah menyebabkan penurunan
perdagangan antar daerah dari Gorontalo. Perlambatan kinerja lapangan usaha perdagangan
tersebut terkonfirmasi dengan hasil liason yang dilakukan Bank Indonesia dimana terjadi
penurunan penjualan domestik. Level likert scale permintaan domestik pada triwulan I 2019
tercatat sebesar 1,0 menurun dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 1,1 seiring permintaan
yang melambat.
Berdasarkan pada hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh Bank
Indonesia menunjukkan bahwa Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kondisi usaha perdagangan pada
triwulan I 2019 menurun menjadi -6,38% dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 4,55% (yoy).
Sejalan dengan hal tersebut, kinerja bongkar dan muat barang di pelabuhan, pada triwulan I
2019 juga mengalami kontraksi masing-masing sebesar -8,62% (yoy) dan -0,75% (yoy), yang
mengindikasikan penurunan aktivitas distribusi pasokan pada triwulan laporan.

2.50 10
SBT Perdagangan
8
2.00

6
1.50
4
1.00
2
0.50
0
0.00 III IV I II III IV I II III IV I
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I -2
-0.50 2017 2018 2019
2014 2015 2016 2017 2018 2019
-4
-1.00
-6

Grafik 1.29 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Perdagangan Grafik 1.30 Perkembangan Kondisi Usaha Perdagangan
Ekspektasi SBT
Sumber : LBU BI diolah
Sumber : SKDU Bank Indonesia

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 17


BAB 1
PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

gMUAT BARANG (yoy) gBONGKAR BARANG


200.00 %
150.00

100.00

50.00

-
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
(50.00) 2017 2018 2018

Grafik 1.31 PerkembanganBongkar dan Muat Pelabuhan

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, diolah

Sementara itu, dari sisi pemerintah, masih rendahnya realisasi belanja khususnya belanja
barang juga telah menahan laju pertumbuhan sektor perdagangan. Realisasi belanja barang
APBD Gorontalo secara akumulasi pada triwulan I 2019 hanya mencapai 3,0% dari pagu
belanja APBD 2019 dibandingkan pada tahun sebelumnya yang mencapai 5,0%. Masih
berlangsungnya proses pengadaan disinyalir menyebabkan rendahnya realisasi belanja pada
triwulan I 2019 tersebut sehingga turut menyebabkan capaian kinerja sektor perdagangan tidak
optimal.
Memasuki triwulan II 2019, aktivitas perdagangan diperkirakan akan terus meningkat
seiring dengan masuknya bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri. Sesuai dengan pola
musimannya aktivitas konsumsi masyarakat pada bulan Ramadhan akan meningkat signifikan
sehingga diharapkan akan meningkatnya kinerja sektor perdagangan.

1.3.3 LAPANGAN USAHA KONSTRUKSI


LU konstruksi Gorontalo pada triwulan I 2019 tercatat mengalami pertumbuhan sebesar
4,88% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 2,44% (yoy). Perbaikan kinerja
lapangan usaha konstruksi tersebut terutama didorong masih berlanjutnya pembangunan
beberapa PSN multiyears yang ada di Gorontalo diantaranya proyek pembangunan Jalan GORR,
Bendungan Bone, dan aktivitas pemeliharaan rutin fasilitas jalan, jembatan serta saluran irigasi.
Dari sisi perbankan, pertumbuhan penyaluran kredit untuk LU konstruksi pada triwulan I
2019 tumbuh sebesar 2,48% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan IV 2018 yang
terkontraksi sebesar -18,02% (yoy). Perbaikan penyaluran kredit LU konstruksi sejalan dengan
perbaikan NPL secara umum memberikan ruang penyaluran kredit lebih luas dari perbankan.
Pertumbuhan sektor konstruksi juga terlihat dari pertumbuhan impor aspal pada triwulan I
2019 terekam mengalami peningkatan dengan nilai impor mencapai USD 1.020 ribu
dibandingkan tahun lalu yang terekam nihil.

18 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 1
PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

Rp, Juta %

%, yoy
kredit Investasi Growth - Rhs Impor Aspal (g) Impor Aspal
500 140 4,000,000 250
Rp, Triliun

450 120 3,500,000 200


400 100
3,000,000 150
350 80
2,500,000 100
300 60
250 40 2,000,000 50

200 20 1,500,000 0
150 0 1,000,000 -50
100 -20 500,000 -100
50 -40
- -150
- -60 IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
I II III IV I II III IV I II III IV I
2015 2016 2017 2018 2019
2016 2017 2018 2019

Grafik 1.32 Perkembangan Kredit Konstruksi Grafik 1.33 Perkembangan Impor Barang Modal

Sumber : LBU BI, diolah Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah

Pada triwulan II 2019, lapangan usaha konstruksi diperkirakan akan mengalami


pertumbuhan lebih lanjut sejalan dengan adanya realisasi pembangunan untuk mencapai target
pembangunan pemerintah. Di sisi lain, kinerja investasi pembangunan swasta juga diperkirakan
akan terus berlanjut seiring dengan kondisi perekonomian yang baik dan stabil menjamin
keamanan berinvestasi.

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 19


BAB 1
PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

Halaman ini sengaja dikosongkan

20 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 2
KEUANGAN PEMERINTAH

2 BAB 2: KEUANGAN PEMERINTAH


Total pagu anggaran APBN dan APBD Provinsi Gorontalo pada tahun 2019 tercatat
sebesar Rp 12 triliun yang terdiri atas APBD Provinsi dengan pangsa 16,3% (Rp1,9 triliun), APBD
Kabupaten/Kota 52,1% (Rp 6,3 triliun), dan APBN 31,6% (Rp 3,7 triliun).Nilai Pagu pada tahun
ini apabila dibandingkan dengan tahun 2018 turun sebesar -4,2% atau sebesar Rp 524,9 miliar
dari Rp 12,5 triliun. Penurunan pagu anggaran bersumber dari penurunan pagu angaran APBN
sebesar -8,33% dibandingkan tahun sebelumnya, namun pagu anggaran tersebut tetap
senantiasa turut mendorong perbaikan capaian realisasi fisik dan keuangan pemerintah melalui
tata kelola dan perbaikan strategi realisasi.
Kinerja realisasi pendapatan dan belanja pemerintah daerah sampai dengan triwulan I
2019 mengalami perbaikan dibandingkan periode yang sama di 2018 . Lebih dalam mengenai
tingkat realisasi belanja APBD pemerintah daerah Gorontalo hingga triwulan I 2019 tercatat
sebesar Rp 1,04 triliun atau 12,8% dari total pagu 2019. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan
tahun sebelumnya sebesar Rp 976 miliar atau 12,6% dari pagu 2018. Di sisi lain, kinerja
realisasi belanja dari pendanaan APBN hingga triwulan I 2019 naik sebesar 13,36% (Rp 506
miliar) dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 12,69% (Rp 525 miliar).Realisasi belanja
tersebut seiring dengan adanya keberlanjutan pelaksanaan PSN di Gorontalo.
Terjadinya peningkatan kinerja keuangan pemda sejalan dengan perbaikan tata kelola
keuangan dan pola seasonal untuk mencapai target pembangunan untuk mewujudkan
pertumbuhan ekonomi. Hal ini untuk menjamin tercapainya visi dan misi pembangunan sejalan
dengan target pemerintah daerah untuk memperbaiki tingkat ketimpangan sosial, tingkat
kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka dan IPM di Provinsi Gorontalo.

2.1 GAMBARAN UMUM


Besar total pagu anggaran belanja yang bersumber dari pembiayaan APBN dan APBD
Pemerintah Daerah (pemda) Gorontalo tahun 2019 adalah sebesar Rp 12,0 triliun atau turun
sebesar -4,2% (yoy) dibandingkan tahun 2018. Pangsa pagu belanja pemerintah yang berasal
dari APBN sebesar 31,6% (Rp 3,7 triliun), diikuti APBD Provinsi Gorontalo sebesar 16,3% (Rp
1,9 triliun), dan APBD pemerintah Kabupaten/Kota 52,1% (Rp 6,3 triliun). Secara umum
anggaran belanja tahun 2019 menurun disebabkan oleh penurunan anggaran belanja
pemerintah Kabupaten/Kota dan APBN sebesar -4,84% (yoy) dan -8,33% (yoy) meskipun
anggaran belanja pemerintah Provinsi mengalami kenaikan sebesar 7,6% (yoy). Penurunan
anggaran belanja APBD Kab/Kota sejalan dengan penurunan pagu belanja modal sebesar -19%
(yoy). Di sisi lain, kinerja peningkatan APBD Provinsi Gorontalo tahun 2019 didorong oleh
peningkatan belanja barang dan jasa, dan belanja pegawai pemda dengan besar 29,63% dan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 21


BAB 2
KEUANGAN PEMERINTAH

7,43%. Lebih dalam peningkatan pagu anggaran belanja pemda diharapkan sejalan dengan
strategi pembangunan yang mulai terdesentralisasi dan berdampak positif terhadap
perekonomian Gorontalo.

2019

2018 31.6
33.0
APBN
APBD Provinsi
52.1 52.5
APBD Kab/Kota

14.5
16.3

Grafik 2.1 Pangsa realisasi PDRB triwulan I 2018 dan 2019

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)

Dari sisi penyerapan anggaran, tingkat realisasi belanja pemda Gorontalo tahun 2018
meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Terjadinya peningkatan
serapan belanja pemerintah sejalan dengan pemerataan pembangunan di daerah untuk
mengejar target akselerasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Peningkatan
realisasi belanja tercermin dari serapan belanja APBD Provinsi di triwulan laporan 15,2% (Rp
297 miliar) dibandingkan periode di tahun lalu 14,1% (Rp 257 miliar), dan kinerja penyerapan
APBN sebesar 13,8% (Rp 525 miliar). Namun terdapat penurunan tingkat realisasi belanja yang
berasal dari APBD Kabupaten/Kota pemda yang hingga triwulan I 2019 adalah sebesar 11,89%
(Rp743 miliar), turun dibandingkan periode yang sama di 2018 sebesar 12,43% (Rp 816 miliar).
Kinerja belanja pemda yang meningkat dibandingkan tahun lalu sejalan dengan tingkat
realisasi pendapatan pemda yang juga cenderung meningkat (grafik 2.2). Pada triwulan
laporan, level Rasio Indeks Kemampuan Rutin (IKR) adalah sebesar 28,88% sedikit lebih rendah
dibandingkan tahun 2018 sebesar 29,3% yang didorong oleh realisasi belanja yang lebih besar
dari realisasi peningkatan pendapatan. Sesuai pola musimannya, peningkatan belanja yang
tumbuh lebih besar sebesar 7,4% (yoy) dibandingkan pendapatan sebesar 2% (yoy) pada
triwulan I sejalan dengan kegiatan pembangunan pemda untuk mengejar realisasi fisik dan
keuangan yang belum terselesaikan di tahun 2018..
Sementara itu tingkat IKR pemerintah Kabupaten/Kota secara keseluruhan masih berada
dalam kategori kurang dan belum mencapai level minimum IKR 60%. Adapun kinerja IKR
terbaik dimiliki oleh pemerintah Kabupaten Gorontalo sebesar 20,78% akibat level PAD
Kabupaten Gorontalo yang cukup tinggi sebesar Rp 16,4 miliar dan realisasi belanja operasi
sebesar Rp 79 miliar (grafik 2.3). Lebih dalam tingkat PAD Kabupaten Gorontalo yang tinggi

22 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 2
KEUANGAN PEMERINTAH

berasal dari pendapatan pajak, dan pendapatan lain-lain yang sah dengan pangsa masing-
masing 87% dan 10%.
Belanja Operasi Belanja Operasi
Total Pendapatan % 150 50
PAD

Rp, Miliar
Rp, Miliar

2000 Rasio Indeks Kemampuan Rutin 34 %


32.84 130 Rasio Indeks Kemampuan Rutin - Rhs
40
32110
1500
90 30
29.20 30
28 70
1000 27.91 20.78
28.88
27.57 16.71 20
28 50 15.03
30 8.84
500 6.77 6.32 10
26 10

-10 Kota Kab. Kab. Kab. Gorut Kab. Bone Kab. 0


0 24
Gorontalo Gorontalo Boalemo Bolango Pohuwato
2014 2015 2016 2017 2018 2019

Grafik 2.2. Perbandingan Belanja Wilayah dengan Pendapatan Grafik 2.3. Perbandingan Belanja Wilayah dengan
Daerah Pendapatan Daerah

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah) Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo
(diolah)

Peningkatan realisasi belanja di awal tahun yang selalu lebih tinggi dari realisasi
pendapatan mendorong penurunan level rasio pengelolaan belanja pemda Gorontalo.
Peningkatan belanja pemda didorong oleh strategi pemda untuk menyelesaikan target
pembangunan dan fisik daerah yang sudah dikerjakan pada tahun anggaran 2018 dari
komponen belanja barang dan jasa mencapai 20,7% (yoy). Sedangkan komponen belanja
bansos mengalami penurunan sebesar -5,2% (yoy) dikarenakan realisasi belanja bansos baru
akan dilakukan pada triwulan selanjutnya setelah berlangsungnya Pemilu 2019 di triwulan I.
Sementara itu, kinerja pertumbuhan PAD dari APBD Provinsi, Kabupaten dan Kota Gorontalo
terekam turun -64% (yoy) didorong oleh penurunan pendapatan dari Pendapatan Lain-Lain
sebesar -53,7% dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan sebesar -24,7%. Namun
penurunan tersebut ditahan oleh pertumbuhan pendapatan pajak daerah yang mencapai
37,1%. Tingkat rasio pengelolaan belanja pada triwulan I 2019 berdasarkan pada wilayah kerja
paling tinggi dimiliki oleh Kabupaten Gorontalo sebesar 246,32% (grafik 2.5), mengindikasikan
tata kelola belanja yang sudah baik dengan memperhatikan tingkat pendapatan daerah.

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 23


BAB 2
KEUANGAN PEMERINTAH

1700
Rp, Miliar %
Tot. Pendapatan Tot. Pendapatan 190
Rp, Miliar % 1500 Tot. Belanja
Tot. Belanja
2000 200
Rasio Pengelolaan Belanja (Rhs) 1300 170
167.24
150 1100 150
1500 100.38 100.20
91.36 109.72
98.66 100 900 130
700
1000 50 104.84 101.79 110
99.13 99.93
500 100.57 97.91
0 90
300
500
-50 100 70

0 -100 -100 Kota Kab. Kab. Kab. Kab. Bone Kab. 50


2014 2015 2016 2017 2018 2019 Gorontalo Gorontalo Boalemo Gorut Bolango Pohuwato

Grafik 2.4. Rasio Pengelolaan Belanja Provinsi Gorontalo 2018 Grafik 2.5. Rasio Pengelolaan Belanja Kabupaten/Kota
2018
Sumber : Dinas Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Gorontalo
(diolah) Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo
(diolah)

Kinerja kemampuan keuangan daerah Pemda Gorontalo hingga triwulan I 2019 tercatat
sebesar Rp 305,18 miliar, naik sebesar 6,7% (yoy) dibanding periode yang sama tahun 2018
sebesar Rp286,05 miliar (grafik 2.6). Terjadinya kenaikan kemampuan keuangan pemda sejalan
dengan penurunan aktivitas belanja pegawai yang lebih rendah dari pertumbuhan PAD.
180 Rp, Miliar
Kemampuan Keuangan Daerah
150.91 1200 Kemampuan Keuangan Daerah Kapasitas Fiskal
160 Kapasitas Fiskal
140.95 Rp, Miliar Kemampuan Fiskal Daerah 1,042.40
Kemampuan Fiskal Daerah
140 125.69 1000 934.30 937.54
121.12 119.42 885.52
113.77 110.35106.82
120 820.02
105.17 795.60
800 747.57
100 89.97
625.94
74.12
80 600 505.07
60 67.83 404.18
353.64 365.37
400 305.18
40 294.45
18.97
15.05 17.28
20 8.22 9.85 200
7.39
76.27
0
Kota Kab. Kab. Kab. Gorut Kab. Bone Kab. 0
Gorontalo Gorontalo Boalemo Bolango Pohuwato 2015 2016 2017 2018 2019

Grafik 2.6. Gambaran kondisi Keuangan SecaraSpasial Grafik 2.7. Gambaran kondisi Keuangan Pemda Gorontalo

Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo
(diolah) (diolah)

Kinerja Kemandirian Pemprov Gorontalo terhadap dana transfer pemerintah pusat


hingga triwulan I 2019 mengalami peningkatan sebesar 16,98% dibandingkan pada tahun
2018 sebesar 16,25%. Rasio kemandirian fiskal dibawah 25% menunjukkan pola hubungan
instruktif antara pemerintah pusat dan pemerintah provinsi Gorontalo yang disertai dengan
perbaikan kemampuan daerah untuk pembiayaan pembangunannya sendiri. Peningkatan PAD

24 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 2
KEUANGAN PEMERINTAH

Provinsi pada triwulan I 2019 menjadi Rp72,17 miliar dibandingkan pada tahun 2018 sebesar
Rp68,19 miliar akibat dari perbaikan penerimaan pajak, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.

Rp, Miliar PAD Pendapatan Lain Lain


1600 Dana Perimbangan Rasio Kemandirian Fiskal
% 40

1400 35

1200 30

1000 25

800 20

600 15

400 10

200 5

0 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2015 2016 2017 2018 2019
Grafik 2.8. Rasio Kemandirian Fiskal Pemerintah Provinsi Gorontalo

Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)

Di sisi lain, kinerja kemandirian fiskal pemda Kabupaten/kota pada triwulan I 2019 juga
terekam mengalami perbaikan dengan kemampuan fiskal daerah menjadi Rp 76,27 miliar
dibandingkan periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp 73,63 miliar (grafik 2.9). Kinerja
Kemampuan Keuangan Daerah tertinggi dimiliki oleh Kota Gorontalo sebesar 150,91%
mencerminkan kondisi pelaksanaan desentralisasi pembangunan yang baik dibandingkan
kab/kota lain. Sementara itu, kinerja kapasitas fiskal tertinggi secara spasial pada triwulan I
2019 adalah Kabupaten Pohuwato dengan nilai mencapai Rp 18,97 miliar.

1000 Rp, Miliar Kemampuan Keuangan Daerah Kapasitas Fiskal


900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2015 2016 2017 2018 2019
Grafik 2.9. Kapasitas Fiskal Pemerintah Provinsi Gorontalo Tahun 2019

Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 25


BAB 2
KEUANGAN PEMERINTAH

Di sisi lain, perbaikan pada tingkat pendapatan pemerintah daerah Gorontalo terjadi
akibat dari penurunan ketergantungan terhadap Keuangan Pemerintah Pusat (transfer Dana
Perimbangan) meskipun dari rasio kemandirian fiskal mengalami penurunan dari 19,85% pada
2018 menjadi sebesar 15,34% pada 2019 (grafik 2.10). Kabupaten/kota yang mempunyai rasio
kemandirian yang tertinggi adalah Kabupaten Gorontalo tercatat sebesar 8,35% (grafik 2.11).
Kabupaten Gorontalo memiliki level Rasio Kemandirian Fiskal tertinggi mengindikasikan
kemampuan keuangan yang lebih kuat dalam menghasilkan pendapatan yang bersumber dari
daerahnya sendiri dibandingkan Kabupaten dan Kota lainnya di Gorontalo.
PAD PAD
Rp, Miliar Rp, Miliar
% PAD + DBH % % Rasio Kemandirian ((PAD + DBH) / Pendapatan)
% Rasio Kemandirian ((PAD + DBH) / Pendapatan) 10 20
% Rasio Kemandirian (PAD / Pendapatan)
30 % Rasio Kemandirian (PAD / Pendapatan) 80
8.80 8.60
70 8 16
25 8.35
7.54
60
20 6 12
50 5.12

15 40 4.27 4.75
4 3.66 3.19 8

30 3.76
10 3.34
2.61
2 4
20
5
10 0 0
Kota Kab. Kab. Kab. Gorut Kab. Bone Kab.
0 0 Gorontalo Gorontalo Boalemo Bolango Pohuwato
2015 2016 2017 2018 2019
tw 1 2019
Grafik 2.10. Rasio Kemandirian Fiskal Provinsi Gorontalo Grafik 2.11. Rasio Kemandirian Fiskal Kabupaten/Kota di
Provinsi Gorontalo

Sumber : Dinas Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Gorontalo Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo
(diolah) (diolah)

2.2 APBD PROVINSI GORONTALO

2.2.1 PAGU ANGGARAN PENDAPATAN APBD PROVINSI GORONTALO


Nilai pagu anggaran pendapatan APBD Provinsi Gorontalo pada tahun 2019 ditargetkan
mencapai Rp 1,9 triliun lebih tinggi dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp 1,5 triliun atau
naik sebesar 30% (yoy). Faktor utama pendorong terjadinya kenaikan pagu anggaran
pendapatan tahun 2019 adalah peningkatan pagu pendapatan transfer sebesar 36% yang
berasal dari Dana Perimbangan menjadi Rp 1,531 triliun (pangsa 78,3%) dari sebelumnya Rp
1,1 triliun. Sementara itu, pangsa PAD Provinsi Gorontalo cenderung meningkat menjadi Rp
411,5 miliar atau sebesar 13,5% dari pagu tahun lalu.

26 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 2
KEUANGAN PEMERINTAH

Tabel 2.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Gorontalo Triwulan I 2018 dan 2019

APBD 2018 Triwulan I 2018 APBD 2019 Triwulan I 2019


No Uraian
(Rp miliar) Realisasi (Rp miliar) Realisasi
% Realisasi thd APBD % Realisasi thd APBD
(Rp miliar) (Rp miliar)
I Pendapatan Asli Daerah (PAD) 362.6 68.2 18.81% 411.53 72.17 17.54%
a. Pajak Daerah 330.8 59.8 18.07% 357.22 70.63 19.77%
b. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 7.3 1.0 14.15% 2.60 0.00 0.00%
c. Retribusi Daerah 2.4 4.3 179.44% 13.00 0.20 1.51%
d. Lain-lain PAD 22.0 3.0 13.67% 38.71 1.35 3.48%
II Dana Perimbangan 1122.1 410.9 36.62% 1531.63 419.74 27.40%
a. Bagi Hasil Pajak 28.0 5.4 19.44% 26.32 4.10 15.57%
b. Dana Alokasi Umum 1006.9 335.6 33.33% 1043.13 347.71 33.33%
c. Dana Alokasi Khusus 82.5 69.1 83.79% 455.90 67.75 14.86%
III Lain-lain Pendapatan 0.8 0.1 13.60% 2.22 0.12 5.57%
Total Pendapatan 1,485.43 479.22 32.26% 1,955.67 492.03 25.16%

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)

2.2.2 REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN APBD PROVINSI GORONTALO


Realisasi pendapatan APBD Provinsi Gorontalo hingga triwulan I 2019 mencapai
25,16% atau sebesar Rp 492 miliar dari total nilai pagu yang dianggarkan pemerintah sebesar
Rp 1,9 triliun. Lebih dalam faktor utama pendorong tercapainya tingkat realisasi tersebut adalah
capaian pendapatan PAD, dan pendapatan transfer pemprov Gorontalo yang masing-masing
sebesar 17,54% dan 27,4%, lebih rendah dari capaian realisasi pada tahun 2018 namun secara
nominal mengalami kenaikan dari sebelumnya sebesar Rp 68,2 miliar dan Rp 410,9 miliar
menjadi Rp 72,2 miliar dan Rp 419,8 miliar di tahun 2019. Pada komponen PAD, hampir semua
sudah mulai melakukan realisasi anggaran khususnya untuk pajak daerah, retribusi daerah, dan
pendapatan lain-lain, sejalan dengan pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor, peningkatan
aktivitas ekonomi daerah dan pendapatan dari pengelolaan sarana publik. Sedangkan
pendapatan hasil pengelolaan kekayaan belum terdapat realisasi hingga saat ini. Di sisi lain,
capaian Pendapatan Transfer daerah juga terekam melebihi pagu anggaran, yang didorong oleh
tingkat realisasi komponen Dana perimbangan untuk Dana Alokasi Khusus sebesar 14,86%
sedangkan komponen DAU memiliki realisasi sebesar 33,3%. Pertumbuhan realisasi DAK
didorong oleh penganggaran pemprov kepada SKPD untuk pembangunan sektor pendidikan,
kesehatan, dan infrastruktur jalan. Terjadinya perbaikan realisasi pendapatan akan memberikan
ruang fiskal pemerintah untuk kegiatan pembangunan ekonomi, infrastruktur dan perbaikan
perekonomian.

2.2.3 REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)


Tingkat realisasi PAD Provinsi Gorontalo hingga triwulan I 2019 mencapai 17,54% atau
sebesar Rp 72,17 miliar, secara persentase tumbuh lebih rendah dibandingkan periode sama
yang mencapai 18,81% namun dengan capaian nominal yang lebih baik dibanding periode
yang sama sebelumnya hanya sebesar Rp 68,2 miliar. Capaian ini mengindikasikan kondisi
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 27
BAB 2
KEUANGAN PEMERINTAH

ekonomi daerah yang baik sehingga mampu mendorong pertumbuhan pendapatan yang
bersumber dari kemampuan daerah. Tingginya realisasi pendapatan daerah didorong oleh
kinerja baik dari semua komponen PAD baik dari Penerimaan Pajak, Retribusi Daerah, dan
Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan. Berdasarkan pangsanya, Pajak Daerah
merupakan penyumbang PAD terbesar yaitu sebesar 97,9%, disusul oleh lain-lain PAD sebesar
1,9%, dan retribusi daerah sebesar 0,27%.
Pendapatan daerah yang berasal dari pajak pemerintah provinsi tumbuh sejalan dengan
meningkatnya pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), BBNKB, PBBKB, Pajak Air
Permukaan, dan Pajak Rokok. Meningkatnya pendapatan dari pajak kendaraan akibat dari
strategi pemerintah yang memberlakukan tax holiday untuk kendaraan mutasi dari luar Provinsi
Gorontalo pada tahun pertama. Sementara itu, peningkatan penggunaan pajak air dan rokok
sejalan dengan peningkatan konsumsi dari kegiatan usaha maupun rumah tangga di Gorontalo.
Di sisi lain, strategi pemda untuk melakukan reformasi kemudahan pembayaran pajak online
yang bekerja sama dengan perbankan, retail dan e-payment dan kebijakan lintas stakeholder
seperti pembayaran pajak STNK online yang bekerjasama dengan kepolisian dan perbankan
daerah.
Selain itu, realisasi yang berasal dari hasil retribusi daerah baru sebesar 1,51% atau Rp
0,2 miliar juga masih perlu dioptimalkan dan didorong oleh perbaikan perolehan dari pungutan
dan perizinan daerah. Penerimaan pos retribusi berasal dari penerimaan pungutan daerah untuk
pembayaran jasa umum, jasa usaha maupun perizinan tertentu seperti Izin Perpanjangan IMTA.
Di sisi lain, kinerja penerimaan dari Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan yang juga
merupakan salah satu pendorong peningkatan PAD masih belum optimal jika dibandingkan
tahun 2018 di periode yang sama mencapai sebesar 14,15% atau Rp 1 miliar. Adapun potensi
sumber dari Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan berupa pembagian laba atas penyertaan
modal dari perusahaan BUMN di Gorontalo seperti PT Pelindo IV maupun BUMD milik Provinsi
Gorontalo, kondisi ini tentu seharusnya dapat menjadi perhatian dari Pemerintah Provinsi
Gorontalo untuk meksimalkan potensi pendapatan daerah.

28 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 2
KEUANGAN PEMERINTAH

Lain-lain
PAD
Yang
Sah
2%

Pajak
Daerah
98%

Grafik 2.12. Pangsa PAD APBD Provinsi Gorontalo 2018

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)

2.2.4 Realisasi Dana Perimbangan


Capaian realisasi Dana Perimbangan hingga triwulan I 2019 Provinsi Gorontalo adalah
sebesar 27,4%, turun dibandingkan periode yang sama di tahun 2018 sebesar 36,6%.
Meskipun secara persentase mengalami penurunan, namun secara nominal mengalami
kenaikan sebesar 2,14% (yoy). Semakin tingginya perolehan dana perimbangan sejalan dengan
kinerja komponen Penerimaan DAU dan DAK dengan besar realisasi masing-masing 33,3% dan
14,5% pada triwulan I 2019 sehingga mengalami kenaikan sebesar 3,6% (yoy) dibandingkan
pada tahun sebelumnya di periode yang sama. Peningkatan realisasi DAK Pemerintah Provinsi
yang tinggi sejalan dengan strategi pembangunan pemerintah untuk aktivitas pembangunan
jalan yang menjadi fokus pemerintah untuk meningkatkan konektivitas wilayah, selain itu juga
alokasi DAK untuk sektor pendidikan dan kesehatan seperti berbagai proyek pembangunan
berupa pembangunan RS Habibie Ainun, Jalan GORR, dan lainnya. Berdasarkan pangsanya,
Dana Alokasi Umum memiliki porsi paling besar dalam komponen Dana Perimbangan (82,8%),
disusul dengan DAK (16,2%) dan DBH (1%).

400.00
Billions

300.00

200.00

100.00

-
a. Bagi Hasil Pajak b. Dana Alokasi c. Dana Alokasi
Umum Khusus

2018 2019

Grafik 2.13 Dana Perimbangan APBD Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2017 & 2018

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 29


BAB 2
KEUANGAN PEMERINTAH

2.2.5 PAGU ANGGARAN BELANJA APBD PROVINSI GORONTALO


Tingkat pagu Belanja APBD Provinsi Gorontalo pada tahun 2019 tercatat mengalami
kenaikan dengan nilai pagu belanja APBD Provinsi Gorontalo tercatat sebesar Rp 1,95 triliun,
naik sebesar 8% (yoy) dibandingkan tahun 2018 yang tercatat sebesar Rp 1,8 triliun. Kenaikan
pagu anggaran belanja di tahun 2019 utamanya didorong oleh kenaikan pagu anggaran
Belanja Operasi dan Bagi Hasil sebesar 11,2% (yoy) dan 10,8% (yoy). Disisi lain, terjadi
penurunan pagu anggaran Belanja Modal pada triwulan I 2019 yakni sebesar 8,52% (yoy) yang
didorong oleh Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan sebesar 25,2% (yoy) dan Belanja Bangunan
Gedung sebesar 18% (yoy).
Peningkatan belanja operasi didorong oleh adanya peningkatan pagu Realisasi belanja
pegawai, dan belanja barang dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah provinsi. Besar
peningkatan belanja pegawai dan belanja barang dan jasa masing-masing sebesar 7,4%(yoy)
dan 29,6% (yoy). Adapun jenis belanja pegawai yang dilakukan adalah pelaksanan kegiatan
perekrutan CPNS periode tahun 2019 serentak di Indonesia termasuk di Provinsi Gorontalo.

300
Billions

250
200
150
100
50
-
Belanja Belanja Modal Belanja Tidak Belanja Bagi
Operasi Terduga Hasil

TW I 2018 TW I 2019

Grafik 2.14. Pangsa Belanja Operasional dan Non Operasional terhadap Anggaran Belanja

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)

2.2.6 REALISASI ANGGARAN BELANJA APBD PROVINSI GORONTALO


Tingkat realisasi belanja APBD Provinsi Gorontalo hingga triwulan I 2019 adalah 15,2%
(Rp 297 miliar) meningkat dibandingkan realisasi tahun sebelumnya yang mencapai 14,2% (Rp
257 miliar). Faktor utama pendorong peningkatan realisasi belanja adalah capaian realisasi
belanja operasi pemerintah yang mencapai 16,95%. Kinerja realisasi belanja operasi yang
meningkat terutama didorong oleh realisasi belanja barang, belanja pegawai, dan belanja
hibah. Tingginya realisasi belanja barang terutama didorong oleh strategi pemerintah untuk
mencapai target penyelesaian pembangunan seperti bendungan Bolango Ulu, pembangunan
jalan Gorontalo Outer Ring Road Tahap III, preservasi dan pelebaran jalan serta pembangunan
Bandara Pohuwato, serta proyek lainnya. Selain itu, adanya penambahan kebutuhan PNS di

30 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 2
KEUANGAN PEMERINTAH

lingkungan Provinsi hasil dari pelaksanaan perekrutan PNS serentak pada akhir tahun 2018
turut mendorong tingginya kontribusi belanja operasi.
Berdasarkan jenisnya, realisasi Belanja Operasi Provinsi Gorontalo hingga triwulan I 2019
tercatat sebesar 17% atau sebesar Rp 250,0 miliar turun dibandingkan tahun sebelumnya yang
mencapai 17,5% atau sebesar Rp 232,7 miliar. Penurunan Belanja Operasi didorong oleh
turunnya realisasi belanja bantuan sosial sebesar 1% jika dibandingkan dengan tahun 2018
yang sebesar 13,2% pada periode yang sama. Namun untuk realisasi belanja barang
mengalami peningkatan realisasi sebesar 16,9% (yoy) dari anggaran Provinsi Gorontalo sejalan
dengan upaya pemda untuk mengejar target pembangunan fisik daerah. Di sisi lain, realisasi
belanja pegawai pada triwulan I 2019 turun sebesar 17% (yoy) dibandingkan dengan tahun
2018 yang mencapai 19%. Meski mengalami sedikit penurunan, belanja pegawai memiliki
kontribusi sebesar 47,5% dari komposisi belanja operasi. Hal ini didorong oleh peningkatan
pengeluaran pemerintah untuk tanggungan gaji guru SMA/SMK, Pengawas Ketenagakerjaan
dan ASN Kehutanan yang beralih ke anggaran Pemprov dan penambahan Pegawai di Instansi
SKPD Pemerintahan yang berasal dari hasil seleksi CPNS 2018.
Sementara itu, realisasi tertinggi dari komponen belanja selanjutnya adalah kegiatan
Transfer sebesar 19,38% atau Rp 32,9 miliar, meningkat signifikan dibandingkan tahun
sebelumnya yang mencapai 13,04% atau Rp 19,9 miliar. Perbaikan realisasi Transfer di tahun
2019 tersebut didorong oleh peningkatan signifikan dari komponen Transfer Bagi Hasil Pajak
sebesar 64,7%. Peningkatan Transfer Bagi Hasil Pajak didorong oleh strategi pemprov untuk
mendorong realisasi pembangunan yang dilakukan oleh Pemkot maupun Pemkab di Gorontalo.
Tabel 2.2. Realisasi Belanja Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2018 dan 2019
2018 2019
No Uraian Pagu APBD Realisasi Pagu APBD Realisasi
% Realisasi thd APBD % Realisasi thd APBD
(Rp miliar) (Rp miliar) (Rp miliar) (Rp miliar)
I Belanja Operasi 1,325.91 232.73 17.55% 1474.8 249.9 16.95%
a. Belanja Pegawai 648.50 123.23 19.00% 696.7 118.8 17.05%
b. Belanja Barang dan Jasa 421.80 61.59 14.60% 546.8 92.4 16.91%
c. Belanja Bunga - - - 0.0 0.0 -
d. Belanja Subsidi - - - 0.0 0.0 -
e. Belanja Hibah 197.63 40.24 20.36% 197.6 38.4 19.41%
f. Belanja Bantuan Sosial 57.98 7.67 13.22% 33.7 0.3 1.03%
g. Belanja Bantuan Keuangan 0.97 - 0.00% 2.0 0.0 0.00%
II Belanja Modal 332.50 4.32 1.30% 304.2 14.1 4.65%
III Belanja Tidak Terduga 5.00 0.62 12.46% 5.0 0.3 6.20%
IV Belanja Bagi Hasil 153.18 19.97 13.04% 169.8 32.9 19.38%
Total Belanja 1,816.58 257.64 14.18% 1,953.70 297.28 15.22%

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 31


BAB 2
KEUANGAN PEMERINTAH

Tabel 2.3. Pangsa Belanja Daerah Provinsi Gorontalo tahun 2018 dan tahun 2019

2018 2019
No Uraian
(%) (%)

I Belanja Operasi 90.33 84.07


a. Belanja Pegawai 47.83 39.96
b. Belanja Barang dan Jasa 23.91 31.09
c. Belanja Bunga - -
d. Belanja Subsidi - -
e. Belanja Hibah 15.62 12.90
f. Belanja Bantuan Sosial 2.98 0.12
g. Belanja Bantuan Keuangan - -
II Belanja Modal 1.68 4.76
IV Belanja Tidak Terduga 0.24 0.10
IV Belanja Bagi Hasil 7.75 11.07
Total Belanja 100.00 100.00
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)

2.3 REALISASI BELANJA APBN DI PROVINSI GORONTALO


Sejalan dengan membaiknya realisasi belanja dan pendapatan APBD, capaian realisasi
belanja APBN selama triwulan I 2019 sebesar 12,5% atau Rp 104 miliar, membaik
dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 11,6% atau sebesar Rp 94 miliar. Komponen realisasi
belanja APBN yang paling tinggi adalah belanja barang dan jasa sebesar 22,2% (Rp 53,5 miliar),
diikuti belanja pegawai pemerintah sebesar 19,9% (Rp 40,7 miliar). Tingginya realisasi belanja
barang dan jasa didorong oleh aktivitas pemprov untuk persiapan pelaksanaan Pemilu serentak
2019. Sementara itu, realisasi belanja pegawai yang terekam mengalami peningkatan sejalan
dengan adanya penganggaran gaji SMK dari anggaran pemkot/pemkab menjadi anggaran
pemprov sekaligus penambahan PNS di lingkungan pemprov.
Sementara itu, realisasi belanja modal tercatat sebesar 10,3% dari pagu anggaran atau
sebesar Rp 10,3 miliar tumbuh dibandingkan tahun 2018 sebesar 5,3% atau Rp 8,5 miliar.
Salah satu komponen belanja modal yang terekam mengalami peningkatan adalah belanja
tanah untuk kepentingan pembebasan lahan pembangunan Jalan GORR tahap III dan fasilitas
umum lainnya. Beberapa kegiatan pembangunan yang diperkirakan akan meningkatkan
realisasi pembangunan adalah berbagai proyek strategis provinsi.

32 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 2
KEUANGAN PEMERINTAH

1800 Rp, Miliar Realisasi Pagu yang belum terealisasi 2400 Realisasi Pagu yang belum terealisasi
1600 Rp. Miliar
1900
1400

1200
1400
1000 46,27%
5,69%
900 36,63%
800 1,50%

600 33,87% 36,10%


32,98% 33,60% 55,38%
14,20% 400
400 63,37% 66,13% 67,02 63,90% 66,40% 44,62% 53,73%
7,50%
200 -100
98,50 % 94,31% 85,20% 92,50% Prov. Kab. Kab. Kab. Kab. Bone Kab. Kota
0 Gorontalo Gorontalo Boalemo Pohuwato Bolango Gorontalo Gorontalo
Belanja Pegawai Belanja Barang & Belanja Modal Belanja Bantuan Utara
Jasa Sosial

Grafik 2.15. Pangsa Realisasi APBN di Provinsi Gorontalo Grafik 2.16. Perbandingan Realisasi APBN di Provinsi
Triwulan IV 2018 Gorontalo per Kota / Kabupaten

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo
(diolah) (diolah)

Realisasi belanja pemerintah provinsi perlu untuk terus ditingkatkan sebagai salah satu
indikator yang mencerminkan keseriusan daerah dalam pengelolaan keuangannya. Kedepan
Pemerintah Provinsi Gorontalo dapat meningkatkan kinerja penyerapan anggaran pada setiap
satuan kerja wilayah. Fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo
perlu untuk dilakukan dalam monitoring realisasi anggaran secara intensif. Pencapaian target
realisasi berupa visi dan misi pembangunan sejalan dengan target pemerintah daerah untuk
memperbaiki parameter output yang masih rendah seperti tingkat ketimpangan sosial, tingkat
kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka dan IPM di Provinsi Gorontalo. Perbaikan tingkat
realisasi pembangunan infrastruktur di Gorontalo sebagai penggerak roda perekonomian dalam
perbaikan daya saing Provinsi Gorontalo dimata investor, baik domestik maupun mancanegara.

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 33


BAB 2
KEUANGAN PEMERINTAH

Halaman ini sengaja dikosongkan

34 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 3
INFLASI DAERAH

3 BAB 3: INFLASI DAERAH


Melambatnya pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada triwulan I 2019 juga turut disertai
dengan penurunan tekanan inflasi, dari 2,15% menjadi 1,56% (yoy). Capaian tersebut juga
berada di bawah inflasi nasional yang mencapai 2,48% (yoy). Sedangkan jika dibandingkan
dengan tahun 2017 pada periode yang sama, terjadi penurunan yang cukup signifikan dari
tingkat inflasi sebesar 2,73% (yoy). Tingkat inflasi yang cukup terjaga ditopang oleh
membaiknya pasokan pangan sehingga mendorong normalisasi harga pangan dibandingkan
tahun 2018.
Berdasarkan disagregasinya, penurunan tekanan inflasi Gorontalo pada triwulan I 2019
terutama didorong oleh deflasi kelompok volatile food dimana pada triwulan I 2019 tercatat
deflasi sebesar -5,26% (yoy) turun dari triwulan IV 2018 sebesar -1,15% (yoy). Sementara itu,
tekanan inflasi kelompok inti dan administered prices pada triwulan I 2019 terpantau
meningkat yakni dari masing-masing sebesar 2,85% (yoy) dan 3,94% (yoy) pada triwulan IV
2018 menjadi sebesar 3,20% (yoy) dan 4,67% (yoy).
Pada triwulan II 2019 inflasi diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya seiring dengan perayaan Idul Fitri. Peningkatan inflasi diperkirakan
akan terjadi di seluruh komponen inflasi. Inflasi inti diperkirakan akan meningkat seiring dengan
peningkatan permintaan masyarakat akan komoditas makanan jadi, sandang dan papan.
Namun demikian, stabilnya nilai tukar rupiah dan penurunan harga komoditas global
diperkirakan akan menekan peningkatan tekanan inflasi lebih lanjut. Sementara itu, inflasi
volatile food dan administered prices juga diperkirakan akan meningkat sesuai dengan pola
seasonal lebaran.
Ke depan, seiring dengan risiko peningkatan tekanan inflasi yang akan semakin besar,
sinergi seluruh stakeholder dalam melakukan upaya monitoring pasokan dan harga bahan
harus ditingkatkan guna memonitor tingkat inflasi di Gorontalo. Upaya stabilisasi harga melalui
berbagai kegiatan seperti peningkatan produksi dan pasokan barang, serta pelaksanaan operasi
pasar harus dijalankan dengan lebih efektif. Strategi pengendalian inflasi sesuai dengan
roadmap pengendalian inflasi melalui koordinasi antar instansi melalui rapat TPID perlu terus
dilaksanakan untuk mencapai target inflasi nasional sebesar 3,5% ± 1% (yoy).

3.1 INFLASI UMUM


Melambatnya pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada triwulan I 2019 turut disertai
dengan penurunan tekanan inflasi yakni dari 2,15% (yoy) pada triwulan IV 2018 menjadi
1,56% (yoy). Capaian tersebut juga lebih rendah dari rerata inflasi pada triwulan I selama 3
tahun terakhir yang mencapai 3,77% (yoy) dan berada di bawah inflasi nasional yang mencapai
2,48% (yoy). Terjaganya inflasi di Provinsi Gorontalo ditopang oleh membaiknya pasokan
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 35
BAB 3
INFLASI DAERAH

pangan sehingga mendorong normalisasi harga pangan dibandingkan tahun 2018. Dengan
perkembangan tersebut, sampai dengan triwulan I 2019 inflasi tahun kalender Gorontalo baru
mencapai 1,74% (ytd) atau berada di bawah pada kisaran sasaran inflasi 3,5±1%.

Grafik 3.1 Tingkat Inflasi Tahun Kalender Provinsi Gorontalo (ytd) Grafik 3.2 Inflasi Provinsi Gorontalo dan Nasional (yoy)

Sumber : BPS, diolah Sumber : BPS, diolah

Berdasarkan disagregasinya, penurunan tekanan inflasi Gorontalo pada triwulan I 2019


terutama didorong oleh deflasi kelompok volatile food dimana pada triwulan I 2019 tercatat
deflasi sebesar -5,26% (yoy) turun dari triwulan IV 2018 sebesar -1,15% (yoy). Sementara itu,
tekanan inflasi kelompok inti dan administered prices pada triwulan I 2019 terpantau
meningkat yakni dari masing-masing sebesar 2,85% (yoy) dan 3,94% (yoy) pada triwulan IV
2018 menjadi sebesar 3,20% (yoy) dan 4,67% (yoy).

Grafik 3.3 Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo berdasarkan Grafik 3.4 Sumbangan Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo
Kelompok Disagregasi berdasarkan Kelompok Disagregasi

Sumber: BPS, data diolah Sumber: BPS, data diolah

3.2 PERKEMBANGAN DISAGREGASI INFLASI


Penurunan tekanan inflasi volatile food menjadi mendorong utama menurunnya
tekanan inflasi pada triwulan I 2019. Kelompok volatile food pada triwulan I 2019 tercatat
mengalami deflasi sebesar -5,26% (yoy), menurun signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya
yang tercatat sebesar -1,15% (yoy). Adanya panen raya komoditas hortikultura dan
melimpahnya pasokan menjadi pendorong utama penurunan tekanan inflasi volatile food.

36 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 3
INFLASI DAERAH

Inflasi bahan makanan pada triwulan I 2019 tercatat mengalami deflasi mencapai sebesar -
4,52% (yoy), menurun dari triwulan sebelumnya sebesar -0,52% (yoy).
Tabel 3.1 Pertumbuhan dan Andil Disagregasi IHK Provinsi Gorontalo Triwulan I 2019
% (mtm) % (yoy)
Disagregasi
Inflasi/Deflasi Andil Inflasi/Deflasi Andil
IHK 0.09 0.09 1.56 1.56
Inti 0.03 0.02 3.20 1.92
Volatile food 0.03 0.01 -5.26 -1.10
Adm. Prices 0.35 0.07 4.68 0.88

Menurunnya tekanan inflasi kelompok volatile food juga ditopang oleh tingginya deflasi
subkelompok sayur-sayuran. Inflasi sayur-sayuran pada triwulan I 2019 menurun drastis dari
yang mengalami inflasi sebesar 14,13% (yoy) pada triwulan IV 2018 menjadi -13,96% (yoy).
Penurunan tekanan inflasi tersebut terjadi pada hampir seluruh jenis sayur-sayuran. Selanjutnya,
Penurunan harga juga terjadi pada komoditas ikan yang turun lebih dalam lagi dengan deflasi
sebesar -17,27% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang juga mengalami deflasi sebesar -9,57%
(yoy) sejalan dengan cuaca yang mendukung penangkapan ikan oleh nelayan. Sementara itu,
kondisi tekanan inflasi yang menurun cukup tertahan dengan adanya peningkatan tekanan
inflasi subkelompok telur dan susu serta buah-buahan dan bumbu-bumbuan. Pada triwulan I
2019 subkelompok telur dan susu mengalami peningkatan tekanan inflasi mencapai sebesar
5,25% (yoy) meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar 0,82% (yoy).
Memasuki triwulan II 2019, tekanan inflasi volatile food diperkirakan akan mengalami
peningkatan dibandingkan dengan triwulan IV 2018. Peningkatan tersebut terutama didorong
oleh permintaan masyarakat yang diprediksi akan meningkat seiring adanya bulan suci
Ramadhan dan perayaan hari raya Idul Fitri khususnya sub kelompok bahan makanan yang
diperkirakan akan meningkat cukup signifikan. Namun demikian, kondisi cuaca yang baik
diperkirakan akan tetap menjaga pemenuhan pasokan bahan makanan dan ikan bagi
masyarakat Gorontalo.

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 37


BAB 3
INFLASI DAERAH

Grafik 3.5 Inflasi Bulanan Kelompok Volatile food

Sumber: BPS, data diolah

Grafik 3.6 Inflasi Angkutan Udara Grafik 3.7 Pola Inflasi/Deflasi Administered prices

Sumber: BPS, data diolah Sumber: BPS, data diolah

Menurunnya tekanan inflasi tertahan dengan adanya peningkatan tekanan inflasi


administered prices. Kelompok administered price pada triwulan I 2019 tercatat mengalami
inflasi mencapai sebesar 4,68% (yoy), cukup meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya
yang tercatat sebesar 3,94% (yoy). Peningkatan tekanan inflasi administered prices tersebut
terutama didorong oleh lebih tingginya tarif angkatan udara serta tarif angkutan antarkota.
Inflasi tarif angkutan udara pada triwulan I 2019 tercatat mengalami inflasi sebesar 38,41%
(yoy), lebih tinggi dari triwulan IV 2018 sebesar 7,49% (yoy). Di sisi lain, inflasi angkutan
antarkota tercatat masih mengalami inflasi yang sama dengan triwulan sebelumnya sebesar
14,28% (yoy).

38 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 3
INFLASI DAERAH

Grafik 3.9 Pola Inflasi/Deflasi Administered prices


Grafik 3.8 Inflasi Angkutan Udara

Sumber: BPS, data diolah Sumber: BPS, data diolah

Selain itu, adanya peningkatan tarif cukai rokok tahun 2019 khususnya untuk jenis
rokok kretek filter dengan andil inflasi sebesar 0,34% mengalami peningkatan tekanan inflasi
menjadi sebesar 10,48% (yoy) pada triwulan I 2019 dari 9,27% (yoy) pada triwulan IV 2018.
Hal ini diperkirakan akan berlanjut pada triwulan II 2019, dimana kebijakan kenaikan tarif cukai
rokok diimplementasikan bertahap selama tahun 2019.
Ke depan, pada triwulan II 2019 inflasi administered prices diperkirakan akan meningkat
didorong peningkatan inflasi angkutan udara dan angkutan antar provinsi seiring dengan
meningkatnya permintaan saat arus mudik Idul Fitri 2019.
Sementara itu, tekanan inflasi kelompok inti pada triwulan I 2019 terpantau meningkat
yakni dari 2,85% (yoy) pada triwulan IV 2018 menjadi sebesar 3,20% (yoy). Peningkatan
tersebut terutama didorong oleh komoditas ayam goreng dengan andil mencapai 0,41% (andil
yoy) dimana pada triwulan I 2019 tercatat mengalami inflasi sebesar 45,66% (yoy), meningkat
tajam dari triwulan IV 2018 sebesar 7,66% (yoy). Kenaikan tersebut terutama didorong
kenaikan bahan bakunya seperti ayam hidup, daging ayam ras dan minyak goreng.
Sementara itu, kenaikan inflasi inti juga didorong oleh penyesuaian harga yang terjadi
setiap awal tahunnya untuk biaya jaringan saluran TV dan tarif pulsa ponsel dimana pada
triwulan I 2019 mengalami inflasi masing-masing sebesar 33,33% (yoy) dan 10,89% (yoy).
Selain itu, penyesuaian biaya juga terjadi untuk sekolah menengah pertama dan
akademi/perguruan tinggi dimana masing-masing mengalami inflasi sebesar 22,63% (yoy) dan
6,23% (yoy). Dari biaya perumahan, upah pembantu rumah tangga juga terpantau mengalami
inflasi sebesar 6,05% (yoy) seiring dengan penyesuaian UMR tahun 2019.
Memasuki triwulan II 2019, Inflasi inti diperkirakan akan meningkat seiring dengan
peningkatan permintaan masyarakat akan komoditas makanan jadi, sandang dan papan.
Namun demikian, stabilnya nilai tukar Rupiah dan penurunan harga komoditas global
diperkirakan akan menekan peningkatan tekanan inflasi lebih lanjut.

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 39


BAB 3
INFLASI DAERAH

Secara keseluruhan, pada triwulan II 2019 tekanan inflasi diperkirakan akan meningkat.
Oleh karena itu, sinergi seluruh stakeholder dalam melakukan upaya monitoring pasokan dan
harga bahan harus terus ditingkatkan guna memonitor tingkat inflasi di Gorontalo. Upaya
stabilisasi harga melalui berbagai kegiatan seperti peningkatan produksi dan pasokan barang,
serta pelaksanaan operasi pasar harus dijalankan dengan lebih efektif. Strategi pengendalian
inflasi sesuai dengan roadmap pengendalian inflasi melalui koordinasi antar instansi melalui
rapat TPID perlu terus dilaksanakan untuk mencapai target inflasi nasional sebesar 3,5% ± 1%
(yoy).

3.3 PERKEMBANGAN INFLASI BULANAN


Secara bulanan, tingkat inflasi bulanan Gorontalo sepanjang triwulan I 2019 lebih
rendah dibandingkan dengan tingkat inflasi triwulan sebelumnya. Pada bulan Januari 2019
Gorontalo mencatatkan inflasi 0,18% (mtm), selanjutnya bulan Februari tercatat deflasi sebesar
-0,68% (mtm) dan Maret 2019 tercatat inflasi sebesar 0,09% (mtm).

3.3.1 Inflasi Bulan Januari 2019


Di awal tahun 2019 tekanan inflasi Gorontalo tetap terkendali. Inflasi IHK Gorontalo di
Januari 2019 tercatat 0,18% (mtm), lebih rendah dibandingkan inflasi nasional (0,32% mtm)
dan rata-rata historis inflasi bulan Januari dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (0,48% mtm).
Penurunan inflasi tersebut terjadi seluruh komponen inflasi baik inflasi inti, volatile food
maupun administered prices.

Tabel 3.2 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Tabel 3.3 Komoditas Utama Penyumbang Deflasi
Bulan Januari 2019 Bulan Januari 2019
(10 komoditas berkontribusi terbesar) (mtm) (10 komoditas berkontribusi terbesar) (mtm)
Inflasi Inflasi
Kontribusi Kontribusi
No. Komoditas (%, No. Komoditas (%,
(%, mtm) (%, mtm)
mtm) mtm)
Inflasi Deflasi
1 Ekor Kuning 0,13 11,11 1 Bensin -0,04 -0,97
2 Selar/Tude 0,11 5,98 2 Daging Ayam Ras -0,03 -3,65
3 Angkutan Udara 0,06 6,17 3 Cakalang/Sisik -0,03 -3,00
4 Cabai Rawit 0,03 4,67 4 Pisang -0,03 -8,45
5 Sewa Rumah 0,03 0,78 5 Kangkung -0,03 -6,16
6 Bawang Merah 0,02 3,45 6 Tomat Sayur -0,03 -3,36
7 Wortel 0,02 38,16 7 Daun Bawang -0,01 -12,74
8 Bubara 0,01 9,08 8 Cabai Merah -0,01 -10,46
9 Sofa 0,01 8,58 9 Kentang -0,01 -4,08
10 Malalugis/Sohiri 0,01 2,36 10 Kembung/Gembung/Banyar/Gembolo/Aso-Aso
-0,01 -5,59

Sumber inflasi bulan ini terutama berasal dari kelompok volatile food yang tercatat
mengalami inflasi sebesar 0,35% (mtm). Namun realisasi tersebut lebih rendah dari bulan
sebelumnya yang tercatat sebesar 1,43% (mtm). Penurunan tersebut terutama didorong oleh
deflasi subkelompok daging sebesar -1,62% (mtm) seiring dengan deflasi komoditas daging

40 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 3
INFLASI DAERAH

ayam kampung dan ras sebesar -6,47% (mtm) dan -1,62% (mtm). Namun demikian, inflasi
subkelompok ikan segar dan bumbu-bumbuan yang mencapai 2,86% (mtm) dan 1,84% (mtm).
Sementara itu, kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 0,13% (mtm),
lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,67% (mtm).
Penurunan tersebut didorong oleh penurunan harga bahan bakar non subsidi seiring
penurunan harga minyak dunia. Inflasi inti juga tercatat mengalami penurunan dari 0,24%
(mtm) pada Desember 2018 menjadi 0,14% (mtm). Penurunan tersebut didorong oleh
komoditas utama inflasi inti yakni komoditas sandang, minyak goreng dan semen yang masing-
masing mengalami deflasi sebesar -2,81% (mtm), -0,48% (mtm) dan -0,09% (mtm).

3.3.2 Inflasi Bulan Februari 2019

IHK Gorontalo di Februari 2019 tercatat mengalami deflasi sebesar -0,68% (mtm), jauh
lebih rendah dibandingkan nasional yang juga mengalami deflasi -0,08% (mtm) dan rata-rata
historis inflasi bulan Januari dalam kurun waktu 3 tahun terakhir (0,05% mtm). Deflasi tersebut
terutama didorong oleh deflasi pada kelompok volatile food di tengah peningkatan inflasi inti
dan administered prices.

Tabel 3.4 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Tabel 3.5 Komoditas Utama Penyumbang Deflasi
Bulan Februari 2019 Bulan Februari 2019
(10 komoditas berkontribusi terbesar) (mtm) (10 komoditas berkontribusi terbesar) (mtm)
Kontribusi Inflasi Kontribusi Inflasi
No. Komoditas No. Komoditas
(%, yoy) (%, yoy) (%, yoy) (%, yoy)
Inflasi Deflasi
1 Ayam Goreng 0,414 45,66 1 Layang/Benggol -0,335 -33,75
2 Angkutan Udara 0,309 28,30 2 Selar/Tude -0,259 -17,53
3 Rokok Kretek Filter 0,298 8,03 3 Cakalang/Sisik -0,143 -16,13
4 Biaya Jaringan Saluran TV 0,190 33,33 4 Ekor Kuning -0,121 -12,06
5 Tarip Pulsa Ponsel 0,176 10,89 5 Malalugis/Sohiri -0,083 -32,35
6 Nike 0,169 66,67 6 Kacang Panjang -0,049 -32,81
7 Angkutan Antar Kota 0,128 14,28 7 Daging Sapi -0,042 -5,86
8 Ayam Hidup 0,127 10,92 8 Beras -0,030 -0,56
9 Kue Kering Berminyak 0,104 9,31 9 Apel -0,026 -12,50
10 Daging Ayam Ras 0,096 11,76 10 Semen -0,022 -1,06
Sumber: BPS, diolah

Pasokan yang melimpah mendorong kelompok volatile food sebagai faktor utama deflasi
di Februari 2019, yang mencapai -4,06% (mtm). Penurunan harga terutama terjadi pada
komoditas ikan yang turun sebesar -12,03% (mtm) sejalan dengan cuaca yang mendukung
penangkapan ikan oleh nelayan. Selain itu, komoditas utama bumbu-bumbuan juga mengalami
deflasi dimana bawang merah dan cabai merah mengalami deflasi sebesar -14,31% (mtm) dan
-5,63% (mtm) seiring dengan masuknya musim panen raya untuk komoditas tanaman
hortikultura di beberapa sentra produksi.

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 41


BAB 3
INFLASI DAERAH

Di sisi lain, Inflasi inti tercatat mengalami peningkatan dari 0,14% (mtm) pada Januari
2019 menjadi 0,27% (mtm). Peningkatan tersebut terutama didorong oleh kenaikan makanan
jadi terutama ayam goreng yang mengalami inflasi sebesar 35,29% (mtm) seiring peningkatan
harga daging ayam kampung dan minyak goreng. Peningkatan tekanan inflasi inti juga
didorong oleh kenaikan upah pembantu rumah tangga dan sewa rumah yang tercatat inflasi
sebesar 0,47% (mtm) dan 0,33% (mtm) seiring dengan penyesuaian harga yang terjadi di
setiap awal tahun. Selain itu, komoditas lain yang mendorong inflasi inti adalah mie instan dan
gula pasir yang mengalami inflasi sebesar 2,61% (mtm) dan 0,76% (mtm).

Kelompok administered prices juga mencatat inflasi sebesar 0,25% (mtm), lebih tinggi
dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,13% (mtm). Peningkatan
tersebut terutama didorong oleh tarif angkutan udara yang mengalami inflasi sebesar 4,43%
(mtm). Kelompok komoditas tembakau juga mengalami inflasi sebesar 1,79% (mtm) didorong
kenaikan cukai rokok tahun 2019. Sementara itu, komoditas bensin tercatat mengalami deflasi
sebesar -0,23% (mtm) seiring dengan penurunan harga bahan bakar non subsidi.

3.3.3 Inflasi Bulan Maret 2019


IHK Gorontalo di bulan Maret 2019 tercatat inflasi sebesar 0,09% (mtm) atau
meningkat dibanding bulan Februari 2019 yang tercatat deflasi sebesar -0,68% (mtm). Namun
Inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi nasional dan rata-rata historisnya dalam 3
tahun terakhir yang mencapai 0,11% (mtm) dan 0,18% (mtm). Peningkatan inflasi tersebut
terutama didorong oleh peningkatan inflasi volatile food dan administered prices, sedangkan
tekanan inflasi inti cenderung mereda.
Tabel 3.6 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Tabel 3.7 Komoditas Utama Penyumbang Deflasi
Bulan Maret 2019 Bulan Maret 2019
(10 komoditas berkontribusi terbesar) (mtm) (10 komoditas berkontribusi terbesar) (mtm)
Inflasi Inflasi
Kontribusi Kontribusi
No. Komoditas (%, No. Komoditas (%,
(%, mtm) (%, mtm)
mtm) mtm)
Inflasi Deflasi
1 Cabai Rawit 0.12 17.56 1 Tomat Sayur -0.10 -15.39
2 Cakalang/Sisik 0.07 7.69 2 Layang/Benggol -0.08 -9.43
3 Daging Ayam Ras 0.06 7.21 3 Selar/Tude -0.04 -3.12
4 Pisang 0.06 16.67 4 Ekor Kuning -0.03 -2.86
5 Bawang Merah 0.05 8.20 5 Telur Ayam Ras -0.02 -6.17
6 Angkutan Udara 0.05 4.15 6 Kangkung -0.02 -4.01
7 Bahan Bakar Rumah Tangga 0.03 1.91 7 Kol Putih/Kubis -0.01 -19.97
8 Upah Pembantu RT 0.03 2.23 8 Tarip Listrik -0.01 -0.32
9 Daging Ayam Kampung 0.02 7.29 9 Malalugis/Sohiri -0.01 -4.35
10 Tuna 0.01 2.86 10 Kentang -0.01 -5.32
Sumber: BPS, diolah

42 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 3
INFLASI DAERAH

Meningkatnya inflasi pada bulan Maret 2019 terutama didorong oleh peningkatan
harga beberapa komoditas utama volatile food yakni cabai rawit, ikan dan daging ayam. volatile
food pada bulan Maret 2019 tercatat Inflasi sebesar 0,03% (mtm), meningkat dibandingkan
bulan Februari yang mengalami deflasi sebesar -4,06% (mtm). Terbatasnya pasokan dari
Sulawesi Selatan dan cuaca buruk mendorong peningkatan harga komoditas cabai rawit, ikan
kakap merah dan cakalang dimana masing-masing mengalami inflasi sebesar 17,56% (mtm),
10,09% (mtm) dan 7,69% (mtm). Selain itu, peningkatan inflasi volatile food juga didorong
oleh peningkatan harga bawang merah dan bawang putih yang masing-masing tercatat
sebesar 8,20% (mtm) dan 8,00% (mtm) seiring dengan berkurangnya pasokan karena
berakhirnya panen di sentra produksi wilayah Sulawesi (bawang merah) dan pasokan impor
yang menurun (bawang putih). Komoditas daging ayam baik ayam kampung maupun ayam ras
pada Maret 2019 tercatat mengalami inflasi masing-masing sebesar 7,29% (mtm) dan 7,21%
(mtm) seiring dengan peningkatan permintaan masyarakat seiring substitusi daging sapi yang
harganya masih berada pada level yang cukup tinggi yakni Rp110.000/kg dibandingkan 2 bulan
lalu yang hanya Rp80.000/kg (harga daging sapi bulog).
Inflasi kelompok administered prices pada Maret 2019 juga terpantau meningkat
menjadi sebesar 0,35% (mtm) dibandingkan dengan bulan Februari 2019 sebesar 0,25%
(mtm). Tekanan inflasi administered prices terutama didorong oleh inflasi angkutan udara
sebesar 4,15% (mtm). Inflasi angkutan udara di Gorontalo tersebut lebih besar dibandingkan
inflasi angkutan udara nasional yang tercatat sebesar 2,27% (mtm). Sampai dengan Maret
2019 inflasi angkutan udara mencapai 24,12% (ytd) dengan andil mencapai 0,27%. Namun
demikian, laju peningkatan inflasi AP tertahan oleh deflasi pada tarif listrik sebesar -0,32%
(mtm) seiring dengan pemberian diskon Rp52/kWh bagi pelanggan Rumah Tangga Mampu 900
VA mulai 1 Maret 2019.
Sementara itu, tekanan inflasi inti cenderung mereda dimana pada bulan Maret 2019
tercatat sebesar 0,03% (mtm) lebih rendah dibandingkan bulan Februari 2019 sebesar 0,27%
(mtm). Penurunan tersebut terutama didorong oleh menurunnya harga bahan bangunan seperti
seng, besi beton dan semen yang mengalami deflasi masing-masing sebesar -0,55% (mtm), -
2,95% (mtm) dan -0,15% (mtm). Selain itu komoditas utama inflasi inti lainnya yakni minyak
goreng dan gula pasir juga mengalami deflasi masing-masing sebesar -0,18% (mtm) dan -
0,38% (mtm) seiring dengan penurunan harga yang terjadi secara nasional.

3.4 INFLASI KELOMPOK BARANG DAN JASA1


Berdasarkan kelompok barang dan jasa, meredanya tekanan inflasi pada triwulan I 2019
didorong oleh deflasi pada kelompok bahan makanan dan menurunnya tekanan inflasi pada

1
Terdapat 7 (tujuh) kelompok barang dan jasa dalam perhitungan inflasi (lihat tabel 3.1)
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 43
BAB 3
INFLASI DAERAH

kelompok pendidikan, kelompok sandang dan kelompok perumahan. Di sisi lain, inflasi
kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau, kelompok transportasi dan komunikasi serta
kelompok kesehatan terpantau meningkat. Sementara itu, kelompok lainnya cenderung stabil.
Tabel 3.8 Tingkat Inflasi dan Sumbangan Inflasi Tahunan menurut Kelompok
Inflasi (yoy) Sumbangan Inflasi (yoy)
Kelompok Pengeluaran 2017 2018 2019 2017 2018 2019
I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I
` Umum 2.73 3.69 4.41 4.34 2.83 1.88 1.79 2.15 1.56 2.73 3.69 4.41 4.34 2.83 1.88 1.79 2.15 1.56
1 Bahan Makanan 4.99 4.94 7.12 6.49 3.61 1.80 -0.61 -0.52 -3.14 1.23 1.23 1.75 1.61 0.89 0.45 -0.15 -0.13 -1.05
2 Mamin, Rokok dan Tembakau 3.08 1.78 2.20 2.48 1.52 2.54 4.08 4.26 6.28 0.49 0.28 0.35 0.39 0.24 0.41 0.66 0.69 1.04
3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 2.32 4.53 4.50 4.56 3.23 1.19 1.55 1.68 1.59 0.62 1.22 1.21 1.23 0.87 0.32 0.42 0.45 0.43
4 Sandang 2.76 2.32 2.32 2.45 2.22 2.97 2.42 3.02 2.78 0.14 0.11 0.11 0.12 0.11 0.15 0.12 0.15 0.14
5 Kesehatan 4.33 5.04 4.89 5.87 3.78 2.86 1.95 0.75 1.31 0.18 0.21 0.21 0.25 0.16 0.12 0.08 0.03 0.06
6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 1.13 0.84 2.72 2.72 3.37 3.37 8.45 8.42 7.54 0.05 0.04 0.13 0.13 0.16 0.16 0.43 0.42 0.38
7 Transportasi dan Komunikasi 0.22 3.28 3.62 3.42 2.14 1.52 1.44 3.09 3.80 0.04 0.61 0.67 0.63 0.40 0.28 0.27 0.58 0.72

Sumber: BPS, data diolah

Kelompok Bahan Makanan


Kelompok bahan makanan menjadi pendorong utama meredanya inflasi di triwulan I
2019 dimana tercatat mengalami deflasi sebesar -4,52% (yoy) dari sebelumnya sebesar -0,52%
(yoy) pada triwulan IV 2019. Penurunan tersebut terutama terjadi pada subkelompok sayur-
sayuran, ikan segar dan daging.
Deflasi tertinggi terjadi pada subkelompok ikan segar dimana Subkelompok ini
mengalami deflasi sebesar -17,27% (yoy), lebih rendah dari deflasi triwulan IV 2018 sebesar -
9,57% (yoy). Peningkatan pasokan seiring baiknya kondisi cuaca yang mendukung nelayan
untuk melaut di tengah penurunan permintaan mendorong penurunan inflasi ikan mendorong
deflasi tajam subkelompok ini pada triwulan I 2019. Penurunan inflasi pada subkelompok ikan
segar terjadi pada hampir seluruh jenis ikan utama diantaranya ikan tuna, selar/tude, ekor
kuning dan layang/benggol. Dengan perkembangan tersebut secara keseluruhan subkelompok
ikan segar memberikan andil -1,10%.
Subkelompok sayur-sayuran memberikan andil -0,27% terhadap deflasi triwulan I 2019
dimana mencatatkan deflasi sebesar -13,96% (yoy), menurun dari triwulan IV 2018 sebesar
14,13% (yoy). Penurunan tersebut didorong oleh komoditas tomat sayur (andil -0,22%) yang
mengalami deflasi sebesar -32,19% (yoy) seiring dengan panen di beberapa sentra produksi.
Selain itu bayam dan daun bawang juga mengalami deflasi masing-masing sebesar -32,60%
(yoy) dan -13,52% (yoy).
Penurunan tekanan inflasi juga terjadi pada subkelompok daging dan hasil-hasilnya
dimana menurun dari 8,95% (yoy) menjadi 7,73% (yoy) pada triwulan I 2019. Penurunan ini
terutama didorong oleh deflasi daging sapi yang lebih dalam dari -7,86% (yoy) dari -4,11%
(yoy) pada triwulan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pola musimannya dimana kembali

44 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 3
INFLASI DAERAH

normalnya permintaan masyarakat akan bahan makanan pasca periode Hari Raya Natal dan
tahun baru.

Tabel 3.9. Inflasi Kelompok Bahan Makanan


2017 2018 2019
Kelompok Arah
I II III IV I II II IV I
Bahan Makanan 4.99 4.94 7.12 6.49 3.61 1.80 -0.61 -0.52 -4.52 
Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya -1.52 0.10 -2.05 -1.99 -1.40 -0.99 1.06 0.65 -0.07 
Daging dan Hasil-hasilnya 2.10 -2.30 7.19 4.13 12.44 15.46 1.41 8.95 7.73 
Ikan Segar -1.57 -4.81 8.20 21.88 17.54 3.86 0.23 -9.57 -17.27 
Ikan Diawetkan -0.25 5.91 9.36 5.74 1.36 2.82 -5.37 -0.32 -5.40 
Telur, Susu dan Hasil-hasilnya -4.39 -4.77 0.71 5.73 1.23 3.70 5.23 0.82 5.25 
Sayur-sayuran 47.02 56.30 30.29 -5.15 4.87 -2.10 -9.08 14.13 -13.96 
Kacang - kacangan 4.76 4.20 12.30 10.48 10.91 10.33 1.66 3.18 1.53 
Buah - buahan -16.88 -4.20 2.84 -3.67 4.66 -0.27 -4.41 4.62 7.02 
Bumbu - bumbuan 36.25 42.43 23.58 3.15 -27.19 -8.87 -4.30 1.76 11.36 
Sumber: BPS, diolah

Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga


Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tercatat mengalami peurunan inflasi dari
8,42% (yoy) menjadi 7,54% (yoy). Penurunan inflasi subkelompok ini didorong oleh penurunan
biaya kursus dan pelatihan, peralatan pendidikan dan perlengkapan olahraga. Biaya kursus yang
mengalami penurunan signifikan adalah kursus komputer dimana pada triwulan IV 2018
tercatat inflasi sebesar 56,56% (yoy) menjadi 0,00% di triwulan I 2019. Sementara itu inflasi
peralatan pendidikan relatif menurun dari 5,10% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi
1,25% (yoy) seiring dengan masih belum masuknya tahun ajaran baru. Selain itu, penurunan
inflasi subkelompok olah raga terutama didorong oleh turunnya tarif sewa lapangan futsal dari
4,81% (yoy) menjadi 0,00% (yoy).

Tabel 3.10. Inflasi Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

2017 2018 2019


Kelompok Arah
I II III IV I II II IV I
Pendidikan % yoy 0.36 0.00 3.81 3.81 3.81 3.81 7.70 7.70 7.70 
Kursus-Kursus / Pelatihan % yoy 1.80 1.80 1.80 0.60 10.54 10.54 10.54 9.88 0.00 
Perlengkapan / Peralatan Pendidikan % yoy 4.99 4.31 0.92 1.13 3.86 4.15 4.92 5.10 1.25 
Rekreasi % yoy 0.55 0.59 1.48 1.60 1.21 1.13 12.60 12.43 12.67 
Olahraga % yoy 0.20 0.81 2.52 1.97 2.90 1.68 0.40 0.40 0.00 

Sumber: BPS, diolah

Kelompok Sandang
Pada triwulan I 2019 inflasi kelompok sandang menurun dari 3,02% (yoy) menjadi
2,78% (yoy). Penurunan tersebut terjadi karena kembali normalnya permintaan masyarakat
pasca Hari Raya Natal dan tahun baru. Selain itu, masyarakat juga disinyalir menunda pembelian
sandang jelang Hari Raya Idul Fitri yang akan jatuh pada triwulan II 2019. Komponen

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 45


BAB 3
INFLASI DAERAH

subkelompok yang mengalami penurunan yakni sandang anak-anak dan barang pribadi dan
sandang lainnya, sedangkan sandang laki-laki dan wanita cenderung meningkat.
Tabel 3.11 Inflasi Kelompok Sandang

2017 2018 2019


Kelompok Arah
I II III IV I II II IV I
Sandang % yoy 2.76 2.32 2.32 2.45 2.22 2.97 2.42 3.02 2.78 
Sandang Laki-Laki % yoy 4.06 3.98 3.65 2.37 1.09 1.97 2.78 4.15 3.92 
Sandang Wanita % yoy 1.41 0.40 0.86 1.69 1.27 3.02 0.67 0.47 0.83 
Sandang Anak-Anak % yoy 2.57 2.94 3.07 3.63 2.69 2.92 2.67 2.86 2.79 
Barang Pribadi dan Sandang Lain % yoy 3.13 1.63 1.19 2.08 5.51 4.95 4.48 5.74 4.06 

Sumber: BPS, diolah

Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar


Tekanan inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar menurun dari
1,68% (yoy) menjadi 1,59% (yoy). Hal ini terutama didorong oleh penurunan inflasi
subkelompok biaya tempat tinggal dari 2,22% (yoy) menjadi 1,63% (yoy) seiring dengan
penurunan inflasi semen, besi beton dan seng. Di sisi lain inflasi subkelompok penyelenggaraan
rumah tangga meningkat didorong oleh peningkatan upah pembantu rumah tangga.
Sementara itu, peningkatan subkelompok perlengkapan rumah tangga disebabkan oleh
kenaikan harga kasur dan sofa.
Tabel 3.12 Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

2017 2018 2019


Kelompok Arah
I II III IV I II II IV I
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
% yoy 2.32 4.53 4.50 4.56 3.23 1.19 1.55 1.68 1.59 
Biaya Tempat Tinggal % yoy 0.79 1.32 1.60 1.72 1.91 1.38 1.92 2.22 1.63 
Bahan Bakar, Penerangan dan Air % yoy 8.19 18.09 16.45 15.60 8.75 0.15 0.16 0.05 0.42 
Perlengkapan Rumah Tangga % yoy 1.09 1.12 1.28 0.89 0.08 0.18 0.70 1.01 1.57 
Penyelenggaraan Rumah Tangga % yoy 0.63 -1.17 -0.24 1.83 1.47 3.64 3.43 2.87 4.74 

Sumber: BPS, diolah

Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau


Peningkatan harga bahan baku dan cukai rokok telah mendorong peningkatan inflasi
kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dari 4,26% (yoy) menjadi 6,28%
(yoy). Peningkatan terjadi hampir diseluruh komponen subkelompok ini yakni makanan jadi dan
minuman yang tidak beralkohol yang masing-masing menjadi 6,08% (yoy) dan 3,04% (yoy)
dari 2,61% (yoy) dan 0,59% (yoy).

Tabel 3.13 Inflasi Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

2017 2018 2019


Kelompok Arah
I II III IV I II II IV I
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 3.08 1.78 2.20 2.48 1.52 2.54 4.08 4.26 6.28 
Makanan Jadi 1.18 2.05 2.00 2.27 1.59 1.68 2.82 2.61 6.08 
Minuman yang Tidak Beralkohol 2.56 -10.65 -8.75 -6.54 -4.58 -0.37 0.41 0.59 3.04 
Tembakau dan Minuman Beralkohol 7.24 9.98 10.19 8.83 5.11 5.76 8.53 9.41 8.45 

46 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 3
INFLASI DAERAH

Sumber: BPS, diolah

Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan


Pada triwulan I 2019, inflasi kelompok transportasi komunikasi dan jasa keuangan
memberikan andil yang cukup tinggi terhadap inflasi Gorontalo yakni mencapai 0,72% dimana
mengalami peningkatan inflasi dari sebesar 3,09% (yoy) menjadi 3,80% (yoy). Kenaikan
tekanan inflasi tersebut didorong oleh kenaikan mayoritas subkelompok dibandingkan dengan
tingkat inflasi triwulan IV 2018. Adapun kenaikan terbesar terjadi pada subkelompok
Transportasi mencapai sebesar 3,42% (yoy) dari 2,53% (yoy). Besarnya kenaikan inflasi tarif
angkutan udara dan angkutan antar kota pada triwulan I 2019 tercatat masing-masing
mengalami kenaikan inflasi mencapai sebesar 38,41% (yoy) dan 14,28% (yoy) dari triwulan III
2018 masing-masing sebesar 7,49% (yoy) dan 0,00% (yoy), Sementara itu, subkelompok
komunikasi juga meningkat dari 7,28% (yoy) menjadi 7,47% (yoy). Peningkatan tersebut
didorong oleh penyesuaian tarif pulsa ponsel di awal tahun dan peningkatan harga ekspedisi
merespons harga angkutan udara yang meningkat.
Tabel 3.14 Inflasi Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan

2017 2018 2019


Kelompok Arah
I II III IV I II II IV I
Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan % yoy 0.22 3.28 3.62 3.42 2.14 1.52 1.44 3.09 3.80 
Transpor % yoy -1.13 2.79 3.69 3.44 2.60 1.78 0.60 2.53 3.42 
Komunikasi dan Pengiriman % yoy 6.17 4.98 2.07 2.08 0.14 0.36 6.57 7.28 7.47 
Sarana dan Penunjang Transpor % yoy 10.33 10.94 10.94 10.66 1.01 1.18 2.90 3.13 2.55 
Jasa Keuangan % yoy 0.00 0.00 0.23 0.23 0.23 0.23 0.00 0.00 0.00 

Sumber: BPS, diolah

Kelompok Kesehatan
Tekanan inflasi kelompok kesehatan pada triwulan I 2019 meningkat dari 0,75% (yoy)
menjadi 1,31% (yoy). Peningkatan terutama terjadi pada harga obat-obatan yang tercatat
mengalami inflasi sebesar 2,45% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang mengalami deflasi
sebesar -0,50% (yoy). Peningkatan harga obat-obatan tersebut disinyalir disebabkan oleh biaya
distribusi yang meningkat seiring dengan kenaikan tarif ekspedisi.

Tabel 3.15. Inflasi Kelompok Kesehatan

2017 2018 2019


Kelompok Arah
I II III IV I II II IV I
Kesehatan % yoy 4.33 5.04 4.89 5.87 3.78 2.86 1.95 0.75 1.31 
Jasa Kesehatan % yoy 0.02 1.71 1.71 1.69 1.69 0.00 0.00 0.00 0.00 
Obat-obatan % yoy 6.06 6.47 7.94 11.14 3.67 2.43 1.93 -0.50 2.45 
Jasa Perawatan Jasmani % yoy 0.30 5.26 8.28 8.28 8.28 3.14 0.35 0.35 0.35 
Perawatan Jasmani dan Kosmetika % yoy 6.76 6.18 4.48 5.11 4.10 4.58 3.33 1.85 1.64 

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 47


BAB 3
INFLASI DAERAH

3.5 PERBANDINGAN INFLASI ANTAR PROVINSI/KOTA DI SULAWESI


Provinsi Gorontalo menjadi provinsi dengan inflasi kedua terendah setelah Provinsi
Sulawesi Barat yang tercatat inflasi sebesar 0,98% (yoy). Sementara itu, provinsi Sulawesi
Tengah merupakan provinsi dengan inflasi tertinggi di Pulau Sulawesi dengan inflasi mencapai
5,6% (yoy).

Tabel 3.16. Tingkat Inflasi Provinsi di Sulawesi

No Provinsi Inflasi (yoy)

1 Sulawesi Barat 0,96%

2 Gorontalo 1,56%

3 Sulawesi Utara 2,5%

4 Sulawesi Tenggara 2,6%

5 Sulawesi Selatan 3,1%

6 Sulawesi Tengah 5,6%

Sumber: BPS, diolah

3.6 PENGENDALIAN INFLASI


Sesuai dengan roadmap TPID, dalam melakukan sinergi upaya pengendalian inflasi pada
triwulan I 2019, TPID di Provinsi Gorontalo memiliki fokus dalam 1) menjaga kenaikan harga
bahan makanan strategis seperti barito, BBM, Listrik, LPG; 2) mengendalikan pasokan
komoditas pangan strategis yang sangat berpengaruh pada peningkatan tekanan inflasi; dan, 3)
melakukan intervensi dalam distribusi komoditas.
Strategi stabilisasi harga komoditas pangan strategis pada triwulan I 2019 dibuat dengan
mempertimbangkan terjadinya risiko peningkatan inflasi yang harus diwaspadai yakni: (i) dari
sisi administered price, terdapat risiko kenaikan harga BBM non subsidi akibat tren kenaikan
harga minyak dunia, serta adanya kenaikan tarif angkutan udara ; (ii) Dari sisi inflasi inti,
terdapat risiko passthrough kenaikan harga komoditas, khususnya terhadap bahan pangan; (iii)
dari sisi volatile food, menjamin ketersediaan komoditas utama yakni bawang, cabai, dan tomat
(barito).
Masih tingginya risiko tekanan inflasi tersebut membutuhkan upaya pengendalian inflasi
melalui beberapa kegiatan antara lain:
1. Penguatan database di masing-masing TPID dari setiap pihak terkait konsumsi, produksi,
dan distribusi sehingga dapat diketahui kondisi surplus/defisit komoditas pangan strategis
di daerah.

2. Melakukan koordinasi dan komunikasi bersama dengan Badan Ketahanan Pangan, Dinas
Pertanian, Dinas Pangan, PPI dan aparatur penegak hukum untuk melakukan monitoring,
pengumpulan informasi kondisi terkini pasokan dan perkembangan harga komoditas

48 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 3
INFLASI DAERAH

pangan di setiap daerah dan pasar-pasar baik pasar tradisional maupun pasar modern
serta isu-isu terkini;

3. Mendorong peningkatan pasokan komoditas pangan strategis seperti bawang merah,


cabai rawit, tomat, telur ayam ras dan daging ayam ras dari beberapa produsen baik di
lokal Gorontalo maupun daerah mitra dagang;

4. Memperkuat cadangan pangan pemerintah dan tata kelola operasi pasar oleh Bulog;

5. Mendorong Penganekaragaman konsumsi pangan lokal melalui konsep kelompok


Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yaitu pemberdayaan kelompok wanita tani di
kabupaten/kota;

6. Melakukan peningkatan upaya penanaman cabai rawit dan tomat sayur di tingkat rumah
tangga bekerja sama dengan PKK, khususnya di Kota Gorontalo dan Kabupaten
Gorontalo, dengan tujuan meningkatkan pasokan di tingkat rumah tangga;
7. Melakukan sidak terhadap pelaku perdagangan dan tata niaga komoditas pangan
strategis oleh TPID, Satgas dan Dewan Ketahanan Pangan untuk menjaga praktek bisnis
yang baik dan juga menjaga ekspektasi masyarakat terhadap ketersediaan pasokan dan
tingkat harga;
8. Upaya koordinasi Program pengembangan distribusi dan cadangan pangan, berupa
kegiatan lumbung pangan masyarakat dan Toko Tani Indonesia (bekerjasama dengan
Gapoktan dan BULOG);

9. Polda Gorontalo akan membackup kegiatan operasi pasar dari sisi keamanan, koordinasi
pihak satgas pangan akan melakukan pengawasan dan keamanan distribusi pangan dari
hulu sampai hilir yang akan berpotensi pada gangguan kamtibmas;
10. Melakukan upaya pengendalian harga daging ayam ras dan ikan segar, yang tercatat
persisten menjadi pendorong tekanan inflasi selama beberapa tahun terakhir melalui
berbagai upaya, seperti dukungan terhadap pelaksanaan operasi pasar, pengadaan
operasional cold storage, bantuan operasional kapal tangkap dan upaya lainnya;
11. Penyediaan beras oleh Bulog Sub Divisi Regional (subdivre) Gorontalo untuk ketahanan
selama lima bulan ke depan. Selain itu melaksanakan arahan Kementerian Perdagangan
untuk melakukan Operasi Pasar;
12. PT Pertamina Gorontalo mengeluarkan larangan bagi SPBU untuk melayani pembelian
oleh pengecer BBM terutama dalam jumlah besar. Serta meminta SPBU untuk
menambahkan waktu operasional menjadi 24 jam apabila dibutuhkan sesuai dengan tren
kebutuhan di lapangan;
13. PT. Pertamina Gorontalo bersama dengan PT. Hiswana Migas melakukan penambahan
pasokan LPG 3 Kg dan bright gas 5 Kg serta pengawasan distribusi LPG yang disalurkan
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 49
BAB 3
INFLASI DAERAH

oleh agen kepada pengecer melalui pangkalan siaga serta melakukan sosialisasi
penggunaan LPG Non Subsidi kepada rumah makan dan industri kecil sehingga jika
terdapat pelanggaran, pihak Pertamina bersama dengan PT Hiswana Migas akan
memberikan pembinaan hingga sanksi berupa skorsing tidak dapat menjual LPG kepada
agen tersebut atau melakukan pencabutan izin sebagai agen LPG Pertamina;
14. Memperbaiki manajemen produksi melalui penguatan kelembagaan petani (corporate/
cooperative farming), pengelolaan produksi dan pascapanen khususnya pengeringan dan
pergudangan, seperti penggunaan Integrated Cold Storage (ICS) untuk penyimpanan
komoditas ikan segar dan penggunaan CAS (Control Atmosphare Storage) untuk
penyimpanan komoditas hortikultura (cabai rawit dan bawang merah) yang mempunyai
karakter tidak tahan lama;
15. Meningkatkan tingkat rendemen dan kualitas beras melalui revitalisasi penggilingan,
untuk memperbaiki kualitas dan pasokan beras;
16. Menyalurkan Rastra Bansos dan Bantuan Pangan Non Tunai sesuai dengan jadwal dan
dengan kualitas yang terjaga.

17. Mendorong peningkatan produktivitas petani, dengan meningkatkan kualitas SDM petani.

50 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 4
STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN
SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

4 BAB 4: STABILITAS KEUANGAN DAERAH,


PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN
UMKM, PENYELENGGARAAN SISTEM
PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG
RUPIAH
Di tengah pertumbuhan ekonomi yang melambat, kondisi stabilitas keuangan Gorontalo
pada triwulan I 2019 membaik. Kinerja perbankan Gorontalo yang baik dan optimal tercermin
dari peningkatan kinerja intermediasi dimana volume aset, penyaluran kredit dan
penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan relatif meningkat. Namun demikian, risiko
kredit (NPL) mengalami peningkatan dari triwulan IV 2018 sebesar 2,55% menjadi sebesar
3,18% pada periode laporan.
Stabilitas keuangan juga didukung oleh ketahanan sektor korporasi seiring dengan
membaiknya penjualan dan rentabilitas sektor korporasi. Pada triwulan I 2019, risiko
rentabilitas, solvabilitas, dan interest service coverage ratio masih terjaga. Di sisi lain, tingkat
risiko likuiditas, turn over aset dan persediaan dari korporasi relatif stabil dibandingkan periode
sebelumnya. Masih terjaganya kinerja korporasi pada triwulan I 2019 didorong oleh perbaikan
kinerja korporasi pada triwulan sebelumnya dan adanya strategi mitigasi risiko kredit dan
likuiditas oleh korporasi di tengah kinerja perekonomian yang melambat.
Sementara itu, pada triwulan I 2019, seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang
melambat transaksi pembayaran baik tunai maupun nontunai mengalami penurunan
dibandingkan triwulan IV 2018. Selain itu, penurunan juga disebabkan oleh peningkatan
kecenderungan menabung sektor rumah tangga dalam rangka persiapan menghadapi bulan
suci Ramadhan serta Hari Raya Idul Fitri. Hal tersebut juga tercermin dari, kondisi net-intflow
pengelolaan uang Rupiah seiring dengan banyaknya dana yang masuk dibandingkan dengan
dana yang keluar.

4.1 PERKEMBANGAN PERBANKAN GORONTALO


Di tengah pertumbuhan ekonomi yang melambat, kondisi stabilitas keuangan
Gorontalo pada triwulan I 2019 membaik. Kinerja perbankan Gorontalo yang baik dan optimal
tercermin dari peningkatan kinerja intermediasi dimana volume aset, penyaluran kredit dan
penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan relatif meningkat. Namun demikian, risiko
kredit (NPL) mengalami peningkatan dari triwulan IV 2018 sebesar 2,55% menjadi sebesar
3,18% pada periode laporan.

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 51


BAB 4
STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN
SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Ketahanan sektor Rumah Tangga (RT) masih cukup kuat yang didukung oleh daya beli
yang terjaga. Kondisi tersebut sejalan dengan menurunnya harga-harga yang bahkan tercatat
deflasi selama 3 bulan berturut-turut (Februari s.d April), sedangkan pendapatan RT
diperkirakan membaik sejalan dengan peningkatan UMP di tahun 2019. Peningkatan
penghasilan ini mendorong peningkatan konsumsi RT di Gorontalo pada triwulan I 2019,
dimana tumbuh sebesar 7,55% (yoy) atau meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar 7,29%
(yoy).
Stabilitas keuangan juga didukung oleh ketahanan sektor korporasi seiring dengan
membaiknya penjualan dan rentabilitas sektor korporasi. Perbaikan ini mendorong
meningkatnya penyaluran kredit kepada sektor korporasi dengan risiko kredit yang terjaga.
Pendorong perbaikan pada kinerja korporasi di triwulan I 2019 adalah implementasi strategi
mitigasi risiko kredit dan likuiditas oleh korporasi di tengah kinerja perekonomian yang
melambat.
Kinerja sektor UMKM pada triwulan I 2019 secara keseluruhan juga mengalami
perbaikan. Penyaluran kredit UMKM di triwulan I 2019 tumbuh sebesar 7,62% (yoy) meningkat
dari triwulan IV 2018 sebesar 4,22% (yoy). Kondisi tersebut mendorong porsi kredit UMKM
terhadap total kredit perbankan meningkat menjadi 27,93% dari sebelumnya sebesar 27,75%,
di atas persyaratan minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (20%). Namun tekanan
finansial di sektor UMKM patut dicermati seiring dengan NPL yang mencapai 7,57%, jauh di
atas target indikatif 5%.
Mengingat peran UMKM yang cukup penting dalam perekonomian, Bank Indonesia
terus melakukan berbagai program kerja untuk pengembangan UMKM. Di sisi lain, Bank
Indonesia juga terus melakukan inovasi, sinergi dan kolaborasi untuk mendukung tercapainya
ketahanan dan kemandirian pangan dengan melakukan pengembangan klaster serta
mendukung UMKM unggulan Gorontalo untuk dapat menembus pasar Nasional dan
Internasional.
Tabel 4.1 Indikator Perbankan Provinsi Gorontalo

2017 2018 2019


INDIKATOR SATUAN
I II III IV I II III IV I
Aset Rp Miliar 10,103 10,694 10,785 11,571 11,697 12,064 12,118 12,634 13,119
Growth Aset % yoy 8.18 8.66 9.96 15.30 15.78 12.80 12.36 9.19 12.16
Kredit Rp Miliar 11,376 12,494 13,654 13,710 13,581 13,685 14,315 14,549 14,727
Growth Kredit % yoy 37.16 44.60 24.93 22.36 19.38 9.53 4.84 6.12 8.44
DPK Rp Miliar 4,709 5,071 5,009 4,628 4,790 4,671 5,302 4,694 5,104
Growth DPK % yoy 3.92 6.94 7.42 4.08 1.73 -7.89 5.85 1.42 6.54
NPL Kredit % 3.48 3.31 3.10 2.78 3.03 2.92 2.87 2.55 3.18
LDR % 241.59 246.38 272.60 296.22 283.50 292.98 270.00 309.96 288.55

Sumber: LBU bank Indonesia

52 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 4
STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN
SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

4.1.1 Aset Perbankan


Pada triwulan I 2019 aset perbankan Gorontalo mencapai Rp13,12 triliun. Dengan
demikian, pertumbuhan aset perbankan di Gorontalo tercatat sebesar 12,16% (yoy) atau
meningkat dari 9,19% (yoy) pada triwulan sebelumnya seiring dengan peningkatan DPK dan
Kredit. Pertumbuhan DPK di triwulan I 2019 meningkat dari 1,42% (yoy) pada triwulan lalu
menjadi 6,54% (yoy), sedangkan kredit tumbuh sebesar 8,44% (yoy) meningkat dari triwulan
lalu sebesar 6,12% (yoy).
Berdasarkan kelompoknya, bank persero masih memiliki aset terbesar di antara bank
lainnya, dengan pangsa sebesar 62,37%, diikuti bank pemerintah daerah dan swasta nasional
dengan pangsa masing-masing sebesar 19,55% dan 17,43%. Sementara itu, bank asing dan
campuran yang beroperasi di Gorontalo sebesar 0,64%.

4.1.2 Intermediasi Perbankan Konvensional


Peran intermediasi perbankan di Gorontalo termasuk sangat tinggi secara nasional. Hal
tersebut tercermin LDR yang terealisasi selama ini dimana mencapai rata-rata 277,97% selama
5 tahun terakhir. Tingginya LDR tersebut menunjukan kebutuhan pembiayaan Gorontalo yang
sangat tinggi namun tidak dapat dipenuhi oleh penghimpunan DPK-nya sendiri. Sehingga,
mayoritas kredit yang terealisasi, dananya berasal dari luar provinsi Gorontalo. Pada triwulan I
tahun 2019, LDR Gorontalo mencapai 288,55% atau menurun dari triwulan sebelumnya
sebesar 309,96%. Melambatnya LDR di Gorontalo tersebut disebabkan oleh pertumbuhan
kredit yang lebih rendah dibandingkan pertumbuhan DPK.

4.1.3 Pertumbuhan Kredit Perbankan


Di tengah pertumbuhan ekonomi yang melambat, kinerja penyaluran kredit perbankan
pada triwulan I 2019 mengalami perbaikan. Kredit di Gorontalo pada triwulan I 2019 tumbuh
sebesar 8,44% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 6,12% (yoy).
Peningkatan tersebut terutama didorong oleh seluruh kategori kredit baik kredit konsumsi,
kredit investasi dan kredit modal kerja. Berdasarkan tujuan penggunaan, kredit terbesar
digunakan untuk konsumsi dengan proporsi 55,76%, diikuti oleh kredit modal kerja 28,53%
dan kredit investasi 15,70%. Proporsi ini relatif sama dengan triwulan sebelumnya dengan
sedikit peningkatan pada pangsa kredit investasi.
Kredit konsumsi pada triwulan I 2019 tercatat sebesar 2,61% (yoy) atau meningkat dari
1,69% (yoy) pada triwulan IV 2018. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh
meningkatnya PDRB konsumsi RT pada triwulan laporan sebesar 7,55% (yoy) dari 7,29% (yoy)
pada triwulan sebelumnya. Sejalan dengan hal tersebut kredit investasi juga tercatat mengalami
peningkatan menjadi sebesar 19,27% (yoy) dari 8,50% (yoy) pada triwulan IV 2018 seiring

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 53


BAB 4
STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN
SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

realisasi PDRB Investasi triwulan I 2019 yang meningkat. Kredit modal kerja juga mengalami
peningkatan dari 14,56% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 15,51% (yoy) di triwulan I
2019. Peningkatan tersebut didorong oleh peningkatan kredit pada sektor pertanian seiring
dengan masuknya musim tanam di triwulan laporan.

Grafik 4.1 Proporsi Kredit per Jenis Penggunaan

Sumber: LBU bank Indonesia

Berdasarkan sektor ekonominya, peningkatan pertumbuhan penyaluran kredit di


Gorontalo terutama didorong oleh adanya akselerasi pertumbuhan penyaluran kredit pada
sektor LU utama yaitu sektor pertanian, Perdagangan Besar dan Eceran (PBE), dan industri
pengolahan dari masing-masing sebesar 22,76% (yoy), 8,85% (yoy) dan 28,70% (yoy) menjadi
masing-masing sebesar 25,77% (yoy), 10,80% (yoy) dan 33,60% (yoy). Peningkatan
pertumbuhan penyaluran kredit, tidak diiringi dengan perbaikan kualitas kredit, terpantau
mengalami peningkatan tekanan.
Tabel 4.2 Data Kredit per Penggunaan dan Sektoral

Sumber: LBU Bank Indonesia

54 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 4
STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN
SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Pada triwulan I 2019, NPL perbankan Gorontalo mengalami peningkatan tekanan


mencapai 3,18% dari triwulan IV 2018 yang mencapai 2,55%. Berdasarkan sektor ekonomi,
NPL 3 sektor utama Gorontalo yaitu pertanian dan industri pengolahan cenderung aman, yaitu
masing-masing sebesar 1,03% dan 4,45%. Sedangkan sektor Perdagangan Besar dan Eceran
(PBE) yang harus menjadi catatan dikarenakan mengalami peningkatan tekanan dan melewati
batas indikatif NPL mencapai sebesar 5,66%. Dengan demikian, kondisi akselerasi pertumbuhan
ekonomi Gorontalo yang terjadi pada periode triwulan I 2018 cukup kuat dan stabil dengan
dukungan terjaganya risiko kredit perbankan namun dengan beberapa catatan perhatian.
Meskipun demikian, kondisi tersebut masih dapat meningkatkan optimisme masyarakat dan
pelaku dunia usaha di Gorontalo.
Secara spasial pada triwulan I 2019, kredit perseorangan masih terkonsentrasi di Kota
Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo dengan pangsa sebesar masing-masing 35,28% dan
31,17%. Pertumbuhan kredit perseorangan tertinggi pada triwulan I 2019 dimiliki oleh
Kabupaten Bone Bolango yang tumbuh sebesar 8,42% (yoy). Dari sisi jumlah rekening, jumlah
rekening kredit otomotif memiliki rekening dengan jumlah rekening kredit terbesar sebanyak
21.347 rekening (Tabel 4.3).
Tabel 4.3. Komposisi dan Jumlah Rekening Kredit Perseorangan di Gorontalo

Jumlah Rekening
Pangsa Kredit
Pertumbuhan Kredit
DAERAH Perseorangan Perumahan dan
Perseorangan (%, yoy) Otomotif Elektronik Multiguna Lainnya
(%) Apartemen

Kota Gorontalo (1.11) 35.28 3,401 13,937 193 3,995 4,818

Kab. Gorontalo 7.91 31.17 4,311 4,764 569 523 4,092

Kab. Pohuwato 2.08 9.90 569 505 65 20 3,504

Kab. Boalemo 5.87 9.17 384 878 29 9 2,121

Kab. Bone Bolango 8.42 9.00 535 1,060 172 241 2,442

Kab. Gorontalo Utara (0.99) 5.47 20 197 98 13 2,031

Provinsi 3.35 100.00 9,220 21,341 1,126 4,801 19,008

Sumber: LBU BI (diolah)

4.1.4 Penghimpunan Dana Pihak Ketiga


Kegiatan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) oleh perbankan di Gorontalo pada
triwulan I 2019 mengalami peningkatan dari sebesar 1,42% (yoy) pada triwulan IV 2018
menjadi 6,54% (yoy). Peningkatan tersebut disinyalir disebabkan oleh tradisi masyarakat
Gorontalo dalam persiapan menghadapi bulan Ramadhan pada triwulan II 2019, dimana
Masyarakat cenderung menyimpan uangnya untuk dikonsumsi pada bulan Ramadhan. Hal ini
juga terkonfirmasi oleh Survei Konsumen Bank Indonesia dimana preferensi menabung
masyarakat pada triwulan I 2019 cenderung meningkat. Berdasarkan jenisnya pertumbuhan
DPK terutama didorong oleh meningkatnya giro dimana pada triwulan I 2019 Giro di Gorontalo
tumbuh sebesar 27,87% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 13,08% (yoy).

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 55


BAB 4
STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN
SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Selain itu, tabungan juga terpantau tumbuh meningkat menjadi sebesar 9,40% (yoy) dari
3,03% (yoy) pada triwulan IV 2019. Di sisi lain, kinerja deposito semakin memburuk dimana
pada triwulan I tercatat terkontraksi sebesar -23,35% (yoy), lebih dalam dari triwulan
sebelumnya sebesar -9,72% (yoy). Dengan perkembangan tersebut, struktur pangsa DPK di
perbankan Gorontalo saat ini menjadi tabungan sebesar 53,48%, giro sebesar 27,87% dan
deposito sebesar 23,01%.

Grafik 4.2 Proporsi DPK di Gorontalo Triwulan IV 2018 Grafik 4.3 Proporsi DPK di Gorontalo Triwulan I 2019

Sumber: LBU bank Indonesia Sumber: LBU bank Indonesia

4.1.5 DPK Perseorangan


Berdasarkan golongan nasabah, proporsi nasabah perorangan pada perbankan
Gorontalo masih dominan yakni mencapai 68,78% dari total DPK. Dengan demikian, kinerja
penghimpunan dana sangat cukup terpengaruh pada kinerja DPK nasabah perorangan. Perilaku
masyarakat untuk menahan pengeluarannya dalam rangka persiapan menghadapi bulan suci
Ramadhan pada triwulan II 2019 menjadi faktor pendorong peningkatan DPK di triwulan I
2019. Hal tersebut tercermin pada kinerja DPK perseorangan yang tumbuh sebesar 4,71% (yoy)
meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar 2,08% (yoy). Disisi lain, DPK non-perseorangan
terkontraksi yaitu dari 1,62% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi -4,37% (yoy).

56 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 4
STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN
SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Grafik 4.4 Proporsi DPK Gorontalo

Sumber: LBU BI (diolah)

Grafik 4.5.Perkembangan dan Laju Pertumbuhan DPK Grafik 4.6. Perkembangan DPK perseorangan Gorontalo

Sumber: LBU BI (diolah) Sumber: LBU BI (diolah)

4.1.6 Akses Keuangan kepada UMKM


Sejalan dengan kondisi kredit perbankan secara umum, laju pertumbuhan kredit UMKM
juga tercatat mengalami peningkatan. Pertumbuhan kredit UMKM dari yang semula tumbuh
sebesar 4,22% (yoy) pada triwulan IV 2018 menjadi sebesar 7,62% (yoy) pada triwulan I 2019.
Peningkatan pertumbuhan penyaluran kredit UMKM dipengaruhi oleh meningkatnya
kebutuhan pelaku usaha UMKM akan modal dalam mempersiapkan momentum bulan suci
Ramadhan dan Pilpres serta Pileg 2019 sehingga meningkatkan aktifitas dunia usaha.
Dari sisi ketahanan risiko kredit, tekanan risiko kredit UMKM mengalami peningkatan.
Kredit UMKM pada triwulan I 2019 mengalami peningkatan tekanan yang tercermin pada NPL
kredit UMKM menjadi sebesar 7,57% (yoy) dari sebesar 6,82% (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Perlu menjadi catatan, tekanan risiko kredit pada kredit UMKM harus menjadi perhatian
bersama karena NPL UMKM masih cukup tinggi.

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 57


BAB 4
STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN
SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Grafik 4.7. Pertumbuhan Kredit UMKM Gorontalo Grafik 4.8. Pangsa Kredit UMKM terhadap Total Kredit

Sumber: LBU BI (diolah) Sumber: LBU BI (diolah)

Pangsa kredit UMKM di Gorontalo cukup stabil. Pangsa UMKM Gorontalo mengalami
peningkatan menjadi sebesar 27,93% pada triwulan I 2019 dari 27,75% pada triwulan
sebelumnya. Berdasarkan kelompok nominal kreditnya, mayoritas pangsa realisasi kredit UMKM
pada triwulan I 2019 tersalurkan pada rentang nominal < 10jt yaitu sebesar 22,83% dan
rentang nominal >100 juta Rp500 juta sebesar 22,04%. Di sisi lain, berdasarkan sebaran
wilayah per Kabupaten dan Kota di Gorontalo, pada periode laporan konsentrasi realisasi kredit
UMKM terbesar masih berada di Kota Gorontalo dengan pangsa mencapai 38,43% dan diikuti
oleh Kabupaten Gorontalo sebesar 31,63%.

Grafik 4.9. Pangsa Kredit UMKM Berdasarkan Nominal Grafik 4.10. Pangsa Kredit UMKM Berdasarkan
Kota/Kabupaten
Sumber: LBU BI (diolah) Sumber: LBU BI (diolah)

Eksistensi UMKM terus didorong oleh Bank Indonesia melalui kebijakan persentase
kredit yang harus disalurkan kepada UMKM dengan porsi kredit UMKM minimal 20%. Porsi
tersebut pada triwulan I tahun 2019 telah ditingkatkan menjadi 27% dari total kredit di provinsi
Gorontalo. Bank Indonesia menilai kebijakan ini akan mampu mendorong pertumbuhan UMKM
yang berkualitas, akan tetapi NPL UMKM yang cenderung lebih tinggi dari kredit non-UMKM
perlu mendapat perhatian, khususnya pada saat seleksi debitur yang mengajukan kredit.

58 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 4
STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN
SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Dalam rangka mendorong peningkatan kinerja sektor UMKM Gorontalo, Bank


Indonesia telah melakukan berbagai bentuk langkah dan upaya, diantaranya adalah sebagai
berikut :

 Pengembangan beragam klaster pertanian dan peternakan di beberapa wilayah Gorontalo.


 Melaksanakan program pelatihan eceng gondok kepada para kelompok usaha UMKM.
 Monitoring pengembangan klaster sapi potong
 Refreshment materi pelatihan pembuatan pupuk organik menggunakan kotoran sapi
kepada klaster sapi potong binaan BI dalam rangka meningkatkan kompetensi dan
memberikan ide pengembangan inovasi kepada kelompok. Hasil pelatihan ini diharapkan
dapat mendorong produktivitas dari kelompok tersebut.

Telah dilakukan persiapan awal pembangunan kawasan pertanian terintegrasi di


Kelompok Lamuta III, salah satu klaster beras organik binaan BI yang sudah mendapatkan
sertifikasi beras organik dari Succofindo. Pembangunan kawasan pertanian terintegrasi
diharapkan semakin meningkatkan kapasitas produksi beras organik.

4.2 STABILITAS KEUANGAN DAERAH

4.2.1 ASESMEN SEKTOR RUMAH TANGGA2


Konsumsi Rumah Tangga memiliki peran besar dalam ekonomi Gorontalo, hal ini
tercermin dari pangsa konsumsi rumah tangga terhadap perekonomian Gorontalo yang
mencapai 60,55%. Pada triwulan I 2019, konsumsi rumah tangga Gorontalo meningkat dari
7,26% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 7,50% (yoy).

Grafik 4.11 Kontribusi Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga Grafik 4.12 Pangsa Konsumsi RT terhadap PDRB

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, diolah


Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, diolah

Besarnya peran rumah tangga dalam pertumbuhan ekonomi Gorontalo diiringi dengan
kerentanan yang rendah. Adapun sumber kerentanan tersebut umumnya berasal dari keyakinan

2
Rumah tangga di dalam sistem keuangan memiliki 2 (dua) fungsi yaitu sebagai penyedia dana dan sebagai penerima pendanaan dari
institusi keuangan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi keuangan rumah tangga adalah tingkat pendapatan, tingkat
pengangguran, tingkat konsumsi dan kondisi pembiayaan/kredit oleh rumah tangga.

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 59


BAB 4
STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN
SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

dan ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun yang akan datang dimana
pada akhirnya akan mempengaruhi pola belanja rumah tangga. Hasil Survei Konsumen Bank
Indonesia mengindikasikan bahwa level optimisme konsumen Gorontalo pada triwulan I 2019
tetap terjaga dan cenderung cukup optimis, yang tercermin dari Indeks Kondisi Ekonomi (IKE)
dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masih di atas level optimis 100. Indeks IKE dan IEK
pada triwulan I 2019 tercatat sebesar 111.34 dan 138.92.

Grafik 4.13 Persepsi Rumah Tangga terhadap Ekonomi Grafik 4.14 Persepsi Rumah Tangga terhadap Ekonomi 6
Saat Ini Bulan Mendatang
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, diolah Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, diolah

4.2.2 ASESMEN SEKTOR KORPORASI

Kinerja Lapangan Usaha (LU) utama Provinsi Gorontalo yang melambat turut menahan
laju pertumbuhan keuangan serta menurunkan kerentanan sektor korporasi. Perlambatan
kinerja pertumbuhan ekonomi Lapangan Usaha utama Provinsi Gorontalo seperti LU Konstruksi,
LU pertanian, Perdagangan Besar Eceran (PBE) dan Industri Pengolahan. Kinerja LU Konstruksi
mengalami deselerasi sebesa -9,03% (yoy) yang disebabkan oleh proyek-proyek infrastruktur
pemerintah belum beroperasi secara optimal sesuai dengan siklus tahunan.

Perlambatan LU pertanian didorong oleh jatuhnya periode musim tanam dari tanaman
pangan utama sehingga korporasi pertanian belum beroperasi maksimal dalam penyerapan
hasil panen. Di sisi lain, LU PBE melambat sejalan dengan kembali normal level persediaan
setelah peningkatan di akhir tahun. Adanya panen raya beberapa komoditas holtikultura di
awal triwulan I 2019 cukup mendorong pertumbuhan kinerja sektor pertanian yang merupakan
sektor ekonomi terbesar di Gorontalo dengan pertumbuhan sebesar 8,59% (yoy). Selanjutnya,
masih bergairahnya perdagangan lokal Gorontalo pasca perayaan hari Natal dan tahun baru
mampu membantu kinerja sektor perdagangan eceran dan besar mencapai sebesar 2,79%
(yoy). Sedangkan LU industri pengolahan semakin semarak dengan mengalami peningkatan
pertumbuhan sebesar 31,55%(yoy).

60 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 4
STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN
SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Kinerja Korporasi dan Penilaian Risiko

Pada triwulan I 2019, sejalan dengan perlambatan ekonomi, kegiatan dunia usaha di
Gorontalo juga melambat. Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) selama
triwulan I 2019 yang diukur berdasarkan Saldo Bersih Tertimbang (SBT), kondisi kegiatan usaha
mengalami penurunan dari 35,02% menjadi 13,41% pada triwulan laporan. Penurunan
tersebut disebabkan oleh melambatnya aktivitas perekonomian pada siklus musiman pasca
perayaan hari raya Natal dan tahun baru. Namun demikian, berdasarkan hasil Liaison Bank
Indonesia, ke depan pelaku usaha memiliki optimisme yang cukup tinggi pada perbaikan kinerja
ekonomi di triwulan II 2019.

Dari sisi eksposur perbankan, sektor korporasi di Gorontalo memanfaatkan kredit


perbankan terbesar pada kredit modal kerja. Porsi kredit modal kerja korporasi memiliki pangsa
yang cukup besar terhadap total kredit yang disalurkan oleh perbankan pada korporasi yaitu
sebesar 27,92%. Hal ini mencerminkan bahwa banyak korporasi menggunakan modal dari
perbankan untuk kegiatan operasional hariannya. Di sisi lain, kredit investasi memiliki pangsa
sebesar 14,81% yang merupakan tambahan pembiayaan rencana pengembangan usaha sektor
korporasi ke depan.

Melihat pada sisi pertumbuhannya, pertumbuhan kredit korporasi untuk modal kerja
mengalami perlambatan pertumbuhan di akhir periode triwulan I 2019. Terjadinya perlambatan
pertumbuhan kredit korporasi didorong oleh penurunan gairah bisnis pasca siklus musiman
perayaan hari Natal dan tahun baru sehingga adanya penurunan tingkat konsumsi masyarakat
Gorontalo. Sedangkan di sisi kredit korporasi investasi, stance korporasi untuk menjaga
kesehatan balance sheet nya membuat korporasi cenderung berhati-hati dalam berinvestasi
khususnya dalam rangka menunggu pergerakan arah ekonomi dengan adanya Pilpres dan
Pileg.

Grafik 4.15 Pertumbuhan Kredit Korporasi di Gorontalo


Grafik 4.16 Proporsi Kredit Sektoral Korporasi
Sumber : SKDU BI Gorontalo Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 61


BAB 4
STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN
SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Secara keseluruhan risiko kredit korporasi dalam batas aman sejalan dengan level NPL
yang membaik. Tekanan risiko kredit gagal bayar yang tercermin pada indikator Non
Performing Loan (NPL) menunjukkan bahwa kerentanan korporasi masih dalam batas aman.
NPL korporasi masih terjaga dan mengalami perbaikan dari 2,55% pada triwulan IV 2018
menjadi 2,99% pada triwulan I 2019.

Grafik 4.17 Non Performing Loan Korporasi menurut jenis penggunaan


Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah

Meskipun tekanan risiko kredit cenderung aman, namun kerentanan yang terjadi pada
sektor ini perlu untuk diwaspadai agar stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan tetap
terjaga mengingat eratnya keterkaitan antarsektor. Keterkaitan sektor korporasi terhadap sektor
rumah tangga dalam hal penyerapan tenaga kerja yang kemudian berpengaruh terhadap
penghasilan.

4.3 SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

4.3.1 SISTEM PEMBAYARAN

Transaksi non tunai yang diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Gorontalo adalah Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia, yang mencakup kliring kredit dan
kliring debet. Transaksi yang diproses oleh SKNBI meliputi akumulasi data keuangan elektronik
transaksi card based melalui mesin Electronic Data Capture (EDC) berupa kartu kredit dan kartu
debet, dan transaksi paper based (cek, bilyet giro dan nota debet).

Pada triwulan I 2019, transaksi kliring melalui SKNBI provinsi Gorontalo mengalami
penurunan. Transaksi kliring melalui SKNBI secara volume tercatat sebesar 8.614 warkat dengan
nilai nominal transaksi sebesar Rp240,9 miliar. Volume tersebut menunjukkan penurunan
sebesar -12,18% (qtq) dibandingkan volume transaksi SKNBI pada triwulan IV yang mengalami
penurunan sebesar -7,99% (qtq) atau tercatat sebanyak 9.809 warkat. Penurunan volume
transaksi juga diikuti oleh penurunan nilai transaksi sebesar -14,86% mencapai Rp240,8 miliar

62 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 4
STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN
SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

dari sebelumnya sebesar Rp282,9 miliar. Sementara itu, rata-rata harian transaksi SKNBI di
Gorontalo pada triwulan I 2019 tercatat 141,6 warkat dengan nilai sebesar Rp3,94 miliar per
hari.

Bank Indonesia Provinsi Gorontalo senantiasa melakukan upaya menjaga kelancaran


transaksi pembayaran nontunai. Upaya yang dilakukan yaitu dengan mendorong Gerakan
Nasional Non Tunai (GNNT) melalui Layanan Keuangan Digital (LKD) dan elektronifikasi berbagai
jenis transaksi baik Goverment to People (G to P), People to Government (P to G) dan People to
People (P to P).

Grafik 4.18 Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara

4.3.2 PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Transaksi Tunai

Pergerakan aliran masuk uang kartal dari masyarakat ke kas Bank Indonesia pada
triwulan I 2019 masih mengikuti pola historisnya yaitu menunjukkan adanya peningkatan net
inflow. Sesuai dengan polanya, pada triwulan laporan penarikan uang kartal menurun disertai
kenaikan penyetoran seiring dengan persiapan kebutuhan masyarakat akan uang tunai dalam
persiapan menghadapi momentum perayaan Bulan Ramadhan pada periode triwulan II 2019
serta adanya panen raya. Hal ini didukung dengan tingginya hasil survei SKDU Bank Indonesia
khususnya pada perkiraan pengeluaran untuk konsumsi 3 bulan mendatang dibandingkan saat
ini dengan indeks sebesar 195.

Hal ini tercermin dari aktivitas setoran-bayaran uang tunai yang tercatat net inflow
sebesar Rp200,7 miliar. Angka tersebut berbanding terbalik dibandingkan triwulan sebelumnya
yang tercatat net outflow (lebih besar uang kartal yang keluar dari Bank Indonesia) sebesar
Rp49,5 miliar. Net inflow pada triwulan I 2019 tercatat lebih rendah dibandingkan periode yang
sama tahun sebelumnya yang net inflow sebesar Rp255,5 miliar.

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 63


BAB 4
STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN
SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Penanganan Uang Palsu

Dalam menjaga kelancaran sistem pembayaran di Gorontalo, Bank Indonesia senantiasa


melakukan berbagai tindakan yang bersifat preventif maupun represif, agar sistem pembayaran
berjalan lancar, aman, efektif dan efisien.

Uang Rupiah yang beredar di masyarakat terus-menerus dijaga kualitasnya oleh Bank
Indonesia. Uang Rupiah perlu dijaga kualitasnya agar uang yang beredar dalam kondisi baik dan
layak sehingga masyarakat nyaman dalam menggunakan uang Rupiah sehari-hari. Uang Rupiah
memiliki ciri-ciri berupa tanda-tanda tertentu yang bertujuan mengamankan uang Rupiah dari
upaya pemalsuan. Secara umum, ciri-ciri keaslian uang Rupiah dapat dikenali dari unsur
pengaman yang tertanam pada bahan uang. Adapun terkait temuan uang palsu (UPAL) di
KpwBI Gorontalo, pada periode I triwulan 2019 ditemukan 5 lembar uang palsu yang terdiri
dari 3 lembar pecahan Rp100.000 dan 2 lembar pecahan Rp50.000.

Masyarakat memiliki peran besar dalam memutus mata rantai kejahatan pemalsuan
uang Rupiah, diantaranya dengan melaporkan dugaan tindak pidana pemalsuan yang dialami
atau diketahui kepada Polisi. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo bekerja sama
dengan Kepolisian Daerah Gorontalo senantiasa melakukan koordinasi terkait penanganan
uang Rupiah seperti Dugaan Pelanggaran Kewajiban Penggunaan Uang Rupiah di Wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Dugaan Tindak Pidana terhadap Uang Rupiah.
Kegiatan edukasi kepada masyarakat mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah terus dilakukan
dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat akan keaslian uang Rupiah.

Grafik 4.19 Perkembangan Inflow Outflow Grafik 4.20 Data Temuan Uang Palsu Gorontalo

Sumber : Bank Indonesia Sumber : Bank Indonesia

64 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 4
STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN
SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

BOKS 1 : PROGRAM INTEGRASI PENGEMBANGAN PRODUK UMKM


KPWBI PROVINSI GORONTALO

secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging

dalam perekonomian. Lebih lanjut bentuk kontribusi Bank Indonesia untuk turut mendorong
pertumbuhan sektor riil adalah peran dalam pengembangan sektor Usaha Menengah, Kecil,
dan Mikro (UMKM) sebagai sektor ekonomi informal terbesar dan memiliki karakter resilient
terhadap kondisi krisis. Secara umum, definisi sektor UMKM berdasarkan pada Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah jenis usaha
yang dipisahkan berdasarkan kriteria aset dan omset sebagai berikut:
Tabel 1. Klasifikasi Sektor UMKM berdasarkan Aset dan Omset

Kriteria
No Usaha
Aset Omset
1 Usaha Mikro maks Rp 50 juta maks Rp 300 juta
2 Usaha Kecil > Rp 50 Juta s.d. Rp 500 Juta > Rp 300 juta s.d. Rp 2,5 Milyar
3 Usaha Menengah > Rp 500 juta s.d. 10 Milyar > Rp 2,5 Milyar s.d. Rp 50 Milyar

Dalam rangka mendorong pengembangan UMKM di Indonesia, Bank Indonesia memiliki


empat dasar kebijakan pengembangan UMKM yaitu: i) Mendukung Terjaganya Inflasi Volatile
food; ii) Mendukung Ekspor dan Pariwisata; iii) Meningkatkan Akses Keuangan; dan iv)
Menerapkan Prinsip Syariah. Adanya arah kebijakan pengembangan tersebut mendorong
munculnya jenis pengembangan UMKM berbasis ekonomi lokal untuk komoditas pangan
strategis inflasi seperti cabai rawit, bawang, beras, dan tomat, serta komoditas Local Economic
Development (LED) seperti Sulaman Karawo, Kerajinan Eceng Gondok, dan Produk Kelapa.
Lebih dalam mengenai kelompok UMKM LED yang saat ini masih terus dibina oleh KPwBI
Provinsi Gorontalo adalah kelompok UMKM unggulan yang dipilih karena kesesuaiannya
terhadap satu atau lebih lima (5) tema pengembangan UMKM Unggulan yaitu: i) Daerah
Perbatasan/Tertinggal; ii) Pemberdayaan Perempuan; iii) Nelayan; iv) Industri Kreatif; dan v)
Komoditi Ekspor/Subsitusi Impor.
Hingga saat ini peran aktif pengembangan sektor UMKM telah dilakukan oleh seluruh
kantor perwakilan dalam negeri Bank Indonesia baik pada tingkat provinsi maupun tingkat
kota, termasuk diantaranya di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo (KPwBI
Provinsi

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 65


BAB 4
STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG
RUPIAH

Gorontalo). Peran KPwBI Provinsi Gorontalo dalam melakukan pengembangan UMKM terbagi atas 16 kelompok UMKM Pangan, dan 8
kelompok UMKM LED.
KPwBI Provinsi Gorontalo telah melakukan berbagai program pengembangan UMKM yang terdiri atas tahap riset & edukasi
produk, pengembangan akses permodalan, pengembangan infrastruktur bisnis, kesesuaian terhadap regulasi dan HKI, dan kegiatan
pemasaran. Sejak tahun 2017, program pengembangan kelompok ekonomi yang dilakukan baik kepada UMKM pangan maupun UMKM
LED adalah sebagai berikut:
Gambar 1 Timeline PSBI Tematik Bank Indonesia

Sumber : PSBI Bank Indonesia

66 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 4
Stabilitas keuangan Daerah, pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem
Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah

Program pengembangan UMKM di KPwBI Provinsi Gorontalo merupakan kegiatan yang


terintegrasi dan berjenjang sesuai kondisi dari klaster UMKM binaan BI. Secara umum hingga saat ini
sudah dilaksanakan beberapa kegiatan pengembangan UMKM yang tidak terbatas pada penyediaan
fasilitas produksi namun juga peningkatan kapasitas SDM. Program pengembangan UMKM sejak
Desember 2017 dan berlanjut hingga Mei 2019 untuk berbagai klaster yang dikembangkan seperti
klaster Sapi Potong, klaster Cabai Rawit, klaster kerajinan sulaman Karawo, klaster kerajinan Eceng
Gondok, klaster Bawang Merah, dan klaster Beras Organik.
Beberapa highlight kegiatan pengembangan UMKM yang telah dilakukan oleh KPwBI Provinsi
Gorontalo terutama untuk pengembangan UMKM Unggulan Sulaman Karawo dan Eceng Gondok yang
dilaksanakan adalah partisipasi dalam berbagai gelaran acara nasional maupun dunia seperti Karnaval
Karawo setiap tahun, International Couture New York Fashion Week 2017, Artisan & Product
Exhibition 2018 di New York Amerika Serikat, Pameran IMF-WB Bali 2018, Indonesia Fashion Week
2019, dan Kunjungan Ibu Wakil Presiden ke KPwBI Provinsi Gorontalo.

Karnaval Karawo 2018

IMF-WB Exhibiton Bali 2018 International Couture New York Fashion Week 2017

Indonesia Fashion Show 2019 KunKer Ketua Dekranas 2019


Gambar 2. Dokumentasi berbagai kegiatan Pameran yang diikuti UMKM Unggulan KPwBI Prov. Gorontalo

Berbagai keikutsertaan UMKM Unggulan KPwBI provinsi Gorontalo dalam berbagai kegiatan
pameran bertujuan sebagai bentuk strategi pemasaran lanjut dengan menyasar pembentukan brand lokal

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 65


BAB 4
Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem
Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah

yang berkualitas tinggi. Sesuai dengan strategi manajemen pemasaran yang dikembangkan oleh KPwBI
provinsi Gorontalo menganut sistem 4P yaitu terdiri dari Product, Price, Place dan Promotion. Dengan
berlandaskan pada strategi 4P dibangun sebuah brand kerajinan Sulaman Karawo dan Kerajinan Eceng
Gondok dengan kriteria:
a. Produk, dibuat sesuai dengan spesifikasi target konsumen yang disasar (high end, medium high,
dan middle low consumer).
Penentuan kelompok konsumen yang disasar oleh UMKM berimplikasi pada kualitas produk,
lokasi pemasaran, dan metode pemasaran yang dilakukan. Pada 5 kelompok UMKM Unggulan
Sulaman Karawo memiliki segmen konsumen yang beragam sesuai dengan kapasitas yang
dimiliki. Kelompok Rumah Karawo dan Kelompok Tiar Handmade menyasar high-end consumer
dengan jenis produk yang dihasilkan berkarakter eksklusif dari segi motif, desain, serta jumlah
produk yang terbatas. Sementara Kelompok Seruni, Kelompok Sumber Usaha, Kelompok
Nirwana, Kelompok Sartin, Kelompok Alata, dan Kelompok Usaha Jaya menyasar medium high
consumer dengan jumlah produksi yang lebih masal dan tingkat harga yang relatif lebih
terjangkau.
b. Price, harga dibentuk berdasarkan pada asas competitiveness, dan kelas konsumen yang disasar.
Penentuan harga produk melihat sisi persaingan pasar dan sesuai dengan tingkat konsumen
yang disasar. Harga lebih banyak dibentuk berdasarkan sisi penawaran untuk high-end consumer
dimana penciptaan harga dipengaruhi oleh nilai seni yag dijual, tingkat kerumitan pekerjaan, dan
subjektivitas pembeli. Sementara itu untuk medium high consumer dan middle low consumer,
penentuan harga dipengaruhi oleh tingkat harga barang sejenis di pasaran.
c. Place, pemilihan lokasi penjualan sebagai selling point yang memiliki foot traffic tinggi, tingkat
aksesibilitas tinggi, dan fasilitas yang memadai seperti lahan parkir, ketersediaan jaringan
internet, maupun pekerja yang ramah dan profesional.
Selling point merupakan aspek yang penting sebagai brand image dari produk yang dijual,
penentuan selling point seperti butik, mall, toko, dan lainnya menyesuaikan dan dapat bervariasi.
Karakteristik seperti tingginya foot traffic berpegaruh terhadap jumlah pengunjung yang
berpotensi sebagai pembeli. Ketersediaan berbagai fasilitas pendukung seperti lahan parkir,
aksesibilitas juga berpengaruh terhadap foot traffic dari lokasi penjualan.
d. Promotion, keikutsertaan Kelompok UMKM Unggulan dalam berbagai gelaran pameran nasional
dan internasional yang juga didukung oleh strategi endorsement dari berbagai public figure.
Bentuk promosi yang dilakukan tidak hanya terbatas pada metode promosi konvensional tapi
juga bentuk promosi yang melibatkan kemajuan industri telekomunikasi seperti menggunakan
platform market place, dan social media untuk menjangkau berbagai lapisan audience yang
beragam. Bank Indonesia melalui program UMKM Digital mendorong setiap UMKM binaan
untuk memiliki online shop, website untuk mengakses potensi pasar nasional maupun
internasional.

66 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 5
Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

5 BAB 5 : KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Kondisi ketenagakerjaan Gorontalo pada periode Februari 2019 mengalami perbaikan


dibandingkan periode Agustus 2018. Terjadinya perbaikan kondisi ketenagakerjaan tercermin
dari Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan peningkatan Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK). TPT pada Februari 2019 sebesar 3,47% menurun signifikan
dibandingkan Agustus 2018 sebesar 4,03%, sedangkan TPAK mengalami peningkatan menjadi
72,43% dibandingkan Agustus 2018 sebesar 67,34%. Kondisi perbaikan ketenagakerjaan
didorong oleh membaiknya Lapangan Usaha (LU) konstruksi sejalan keberlanjutan pelaksanaan
Proyek Strategis Nasional (PSN) seperti Jalan GORR, RS Habibie Ainun dan pembangunan PSN
baru Bendungan Bolango Ulu.
Dari sisi kesejahteraan masyarakat, pada triwulan I 2019 daya beli masyarakat terpantau
masih solid tercermin dari Indeks Tendensi Konsumen (ITK) yang tercatat sebesar 105,63.
Meskipun lebih rendah dari triwulan sebelumnya, optimisme konsumsi masyarakat masih tetap
terjaga seiring nilai ITK-nya yang masih bernilai di atas 100.
Sejalan dengan hal tersebut, jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo hingga
September 2018 mengalami penurunan menjadi sebanyak 188,3 ribu jiwa (15,83%) dari
198,51 ribu jiwa (16,81%) pada bulan Maret 2018. Penurunan penduduk miskin tersebut
terjadi baik di pedesaan maupun perkotaan seiring semakin gencarnya program bantuan sosial
pemerintah dalam pengentasan kemiskinan. Selain itu, inflasi yang rendah dan stabil hingga
periode September 2019 juga turut mendorong perbaikan tersebut.
Namun demikian, perbaikan tingkat kemiskinan Gorontalo pada periode September
2018, belum diiringi dengan perbaikan kondisi ketimpangan pendapatan. Rasio gini Gorontalo
pada September 2018 tercatat sebesar 0,42 atau meningkat dari 0,40 pada Maret 2018.
Peningkatan tingkat ketimpangan tersebut mengindikasikan kualitas pembangunan yang belum
merata.

5.1 KETENAGAKERJAAN
Kinerja ketenagakerjaan Gorontalo sampai dengan Februari 2019 mengalami perbaikan
dibandingkan Agustus 2018. Perbaikan tersebut tercermin dari peningkatan Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) dan perlambatan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada triwulan
berjalan. Jumlah angkatan kerja Gorontalo hingga Februari 2019 tercatat sebesar 629.691
orang dengan TPAK sebesar 72,43% meningkat dibandingkan periode Agustus 2018 sebesar
578.880 orang dengan TPAK sebesar 67,34%. Peningkatan TPAK didorong oleh terjadinya
peningkatan jumlah penduduk angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. Selain itu,

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 67


BAB 5
Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

pertumbuhan kebutuhan pegawai dari sisi lapangan usaha terutama pada sektor informasi
komunikasi, real estate dan jasa-jasa juga mendorong peningkatan TPAK.
Perbaikan kinerja ketenagakerjaan Provinsi Gorontalo pada triwulan I 2019, sejalan
dengan hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Pada triwulan I 2019,
ekspektasi ketersediaan lapangan kerja tercatat sebesar 126,33 meningkat dibandingkan
triwulan IV 2018 sebesar 108,33. Kondisi tersebut mencerminkan masih tingginya optimisme
masyarakat akan ketersediaan lapangan pekerjaan di Gorontalo terutama pada LU konstruksi,
LU informasi komunikasi dan LU jasa.
1,000 75
Ribu Orang 180.00
900 %73 160.00
800 71 126.33
239.60
280.72
231.36
297.80
247.64

140.00
265.94
257.85
295.72
270.62
295.76
265.28

700 69
300.27

120.00
600 67
100.00
500 65
80.00 108.33
400 63
300 61 60.00
40.00
478.81

520.64

500.06

534.01

517.79

563.40

562.20

590.06

547.77

622.40

578.88

629.69

200 59
100 57 20.00
- 55 -
Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019
Bukan Angkatan Kerja

Grafik 5.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Grafik 5.2 Perkembangan Indeks Ekspektasi
Gorontalo Ketersediaan Tenaga Kerja Hasil Surbei Konsumen

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo Sumber: BPS Provinsi Gorontalo

Meskipun menurun, peran sektor informal terhadap penyerapan tenaga kerja di


Gorontalo hingga Februari 2019 masih mendominasi terutama yang berasal dari sektor UMKM.
Porsi tenaga kerja informal di Gorontalo mencapai 57,27% atau 362.802 orang menurun dari
Agustus 2018 yang mencapai 61,27%. Sementara itu, porsi tenaga kerja sektor formal
cenderung meningkat dari bulan Februari 2019 yakni dari 37,66% atau 225.901 orang menjadi
40,40% atau 244.924 orang. Peningkatan jumlah karyawan formal baik secara pangsa maupun
nominal mengindikasikan mulai berkembangnya pertumbuhan sektor industri dan jasa di
Provinsi Gorontalo.

68 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 5
Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Tabel 5.1. Klasifikasi Pekerjaan Provinsi Gorontalo

Feb-17 Feb-18 Feb-19 perubahan 1 tahun


Keadaan Penduduk Bekerja
orang persen orang persen orang persen orang persen
Status pekerjaan formal/informal
Formal 222,168 39.08 225,875 37.66 244,924 40.40 19,059 2.65
Buruh/Karyawan/Pegawai 196,754 34.61 201,403 33.58 219,518 36.12 18,125 2.55
Berusaha dibantu buruh tetap 25,414 4.47 24,472 4.08 25,406 4.28 934 0.10
Informal 346,371 60.92 373,969 62.34 362,802 59.70 14,327 (2.64)
Berusaha sendiri 134,610 23.68 139,048 23.18 157,898 25.98 18,850 2.80
Berusaha dibantu buruh tidak tetap 89,793 15.79 97,590 16.27 85,518 14.07 (12,072) (2.20)
pekerja bebas pertanian 46,807 8.23 34,519 5.75 32,642 5.37 (1,877) (0.38)
pekerja bebas non pertanian 16,200 2.85 25,825 4.31 19,190 3.16 (7) (1.15)
pekerja keluarga 58,961 10.37 76,987 12.83 67,554 11.12 9,433 (1.71)
Jumlah 568,539 599,844 607,726

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo

Ke depan, proyeksi ketersediaan lapangan kerja pada triwulan II 2019 diperkirakan


meningkat dibandingkan triwulan I 2019. Berdasarkan pada hasil SK Bank Indonesia pada
triwulan II 2019 menyatakan bahwa perkiraan kondisi ketersediaan lapangan kerja dan tingkat
pendapatan diperkirakan akan mengalami peningkatan. Peningkatan ekspektasi ketersediaan
lapangan kerja mengindikasikan potensi peningkatan penyerapan tenaga kerja sejalan
optimisme perbaikan ekonomi secara umum. Perayaan Idul Fitri pada triwulan II 2019 akan
mendorong peningkatan daya beli masyarakat dan akan mendorong LU utama seperti LU
perdagangan, dan LU transportasi.

5.1.1 PENGANGGURAN
Tingkat pengangguran pada Februari 2019 tercatat sebesar 3,47%, lebih rendah
dibandingkan Agustus 2018 sebesar 4,03%. Penurunan TPT di Gorontalo didorong oleh
peningkatan penyerapan tenaga kerja dibeberapa sektor utama. Hasil liaison Bank Indonesia
kepada pelaku usaha menyatakan bahwa peningkatan kegiatan penambahan jumlah pegawai
seiring dengan peningkatan permintaan domestik untuk lapangan usaha seperti konstruksi,
komunikasi, dan jasa. Peningkatan realisasi tenaga kerja tersebut, diiringi dengan peningkatan
pendapatan yang diterima oleh tenaga kerja di Gorontalo pada triwulan I 2019 yang tercermin
pada indeks penghasilan dari hasil SK Bank Indonesia sebagaimana dijelaskan pada paragraf
sebelumnya.

Secara spasial, penyumbang penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada


Februari 2019 adalah TPT perkotaan yakni sebesar 3,88% atau menurun dibandingkan
Agustus 2018 sebesar 5,08%. Hal ini selaras dengan informasi mengenai penyumbang
peningkatan penyerapan ketenagakerjaan lapangan usaha konstruksi, komunikasi dan jasa
yang terfokus di wilayah perkotaan. Sejalan dengan itu, kinerja TPT pedesaan juga mengalami
penurunan di Februari 2019 sebesar 3,13% dibandingkan Agustus 2018 sebesar 3,33%.

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 69


BAB 5
Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Berdasarkan tingkat pendidikan, TPT tertinggi terjadi pada tingkat pendidikan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), perguruan tinggi (diploma dan universitas), dan Sekolah Menegah
Atas (SMA) yang masing-masing tercatat sebesar 9,99%, 4,89%, dan 4,72%. Sementara,
tingkat pendidikan rendah yakni SMP dan SD masing-masing tercatat sebesar 1,84% dan
2,02%. Karakteristik perekonomian Provinsi Gorontalo yang ditopang oleh sektor informal
menyebabkan banyaknya ketersediaan lapangan pekerjaan bagi pekerja berpendidikan rendah.
Selain itu, tenaga kerja berpendidikan rendah cenderung menerima apapun jenis pekerjaan
yang tersedia.

Tidak Bekerja (Pengangguran)


30,000 5.00 gPedesaan gPerkotaan
Tingkat Pengangguran Terbuka (%)
5.24 5.08
25,000 4.00 4.55 4.36
20,000 3.94 3.74 3.88
3.00 3.13 3.33 3.17
3.05
15,000
2.00 2.05
10,000

5,000 1.00

0 -
Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2017 2018 2019


Grafik 5.3 Indeks Ketenagakerjaan dan Penghasilan Saat ini Grafik 5.4 SBT Jumlah Karyawan Dunia Usaha Gorontalo

Sumber: Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia

5.2 KESEJAHTERAAN

5.2.1 DAYA BELI MASYARAKAT


Dari sisi kesejahteraan masyarakat, pada triwulan I 2019 daya beli masyarakat terpantau
masih solid tercermin dari Indeks Tendensi Konsumen (ITK) yang tercatat sebesar 105,63.
Meskipun lebih rendah dari triwulan sebelumnya, optimisme konsumsi masyarakat masih tetap
terjaga seiring nilai ITK-nya yang masih bernilai di atas 100. Tingginya optimisme masyarakat
juga tercermin dari hasil SK Bank Indonesia mengindikasikan bahwa level optimisme konsumen
Gorontalo pada triwulan I 2019 masih tetap terjaga. Hal ini tercermin dari Indeks Kondisi
Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekpektasi Konsumsi (IEK) yang masih di atas level optimis 100. Indeks
IKE dan IEK pada triwulan I 2019 tercatat sebesar sebesar 158,61 dan 161,39. Masih tingginya
nilai IEK tersebut juga mengindikasikan ekspektasi masyarakat terhadap ketersediaan lapangan
kerja dan ekspektasi kondisi ekonomi ke depan akan meningkat sehingga diharapkan
terciptanya kesinambungan dalam tingkat konsumsi masyarakat ke depan.

70 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 5
Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

120 Indeks

100

80

60

40

20

0
IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2016 2017 2018 2019
Pendapatan rumah tangga -Rhs Pengaruh Inflasi

Grafik 5.6 Indeks Tendensi Konsumen (ITK)


Grafik 5.5 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Menurut Variabel di Sulawesi
Pembentuknya
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo

5.2.2 NILAI TUKAR PETANI


Tingkat kesejahteraan petani pada triwulan I 2019 mengalami penurunan dibandingkan
triwulan sebelumnya, tercermin dari penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) Gorontalo sebesar -
0,31% (qtq), yaitu dari 103,91 menjadi 103,59. Penurunan tersebut disebabkan oleh
penurunan indeks harga yang diterima (It) yang turun -0,60% (qtq) sementara indeks yang
dibayar (Ib) turun lebih rendah sebesar -0,30% (qtq).
Indeks harga yang diterima (It) petani menggambarkan fluktuasi harga komoditas
pertanian yang dihasilkan oleh petani. Nilai It petani di Gorontalo pada triwulan ini sebesar
136,54, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 137,36. Penurunan
didorong oleh NTP tanaman pangan, perkebunan rakyat, perikanan dan peternakan ditengah
kenaikan NTP tanaman hortikultura.
Sementara itu, Indeks Harga yang dibayar (Ib) petani menggambarkan fluktuasi harga
barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, serta fluktuasi harga barang dan
jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada triwulan I 2019, Ib petani turun
menjadi 131,8 dari triwulan sebelumnya 132,19, atau menurun -0,3% (qtq). dampak
penurunan indeks yang dibayar petani tidak berdampak pada kenaikan NTP karena lebih kecil
dari kenaikan indeks yang dibayar petani.

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 71


BAB 5
Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Tabel 5.2 Nilai Tukar Petani Provinsi Gorontalo

2017 2018 2019


NTP
I II III IV I II III IV I
Nilai Tukar P etani (NTP ) 104,43 105,22 105,48 105,38 103,1 103,68 105,71 103,91 103,59
Indeks yang Diterima (It) 132,11 134,21 134,24 132,94 132,78 136,37 137,53 137,36 136,54
Indeks yang Dibayar (Ib) 126,51 127,55 127,27 126,15 128,79 131,53 130,11 132,19 131,8
1. Tanaman P adi dan palawija 105,29 108,55 108,3 110,61 105,61 106,37 109,86 108,87 108,21
2. Holtikultura 116,78 113,44 112,05 106,68 107,72 108,28 107,47 111,32 113,04
3. Tanaman P erkebunan R akyat 97,5 100,18 102,56 103,91 99,25 99,18 102,13 94,62 93,72
4. P eternakan 101,67 101,2 101,47 100,47 100,81 101,87 103,29 101,59 101,08
5. P erikanan 103,18 100,59 100,53 101,22 100,9 100,78 102,19 100,84 99,14
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah

Grafik 5.7 Perkembangan NTP Provinsi Gorontalo Grafik 5.8 Perkembangan NTP Provinsi Gorontalo per
Subsektor

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo


Sumber: BPS Provinsi Gorontalo

Jika dilihat per subsektornya, penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) terjadi di hampir
seluruh subsektor. Penurunan paling tinggi terjadi pada sektor perikanan yang NTP-nya turun
sebesar -1,69% (qtq) dari 100,84 pada triwulan I 2019 menjadi 99,14 pada triwulan I 2019.
Kondisi tersebut mencerminkan tingkat kesejahteraan nelayan di triwulan laporan yang
mengalami kerugian/defisit (NTP di bawah 100), sehingga dibutuhkan bantuan pemerintah
dalam penyediaan alat mesin pertanian dan sarana produksi perikanan untuk mendorong
penurunan biaya produksi. Selanjutnya, meskipun masih surplus (di atas nilai 100) NTP yang
mengalami penurunan adalah nilai tukar padi dan palawija, perkebunan rakyat, peternakan,
dan perikanan yang masing-masing tercatat sebesar 108,21, 93,72, 101,08 dan 99,14.
Sementara itu, NTP hortikultura meningkat dari 111,32 menjadi 113,04.

5.2.3 KEMISKINAN
Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo hingga September 2018 mengalami
penurunan menjadi sebanyak 188,3 ribu jiwa (15,83%) dari 198,51 ribu jiwa (16,81%) pada
bulan Maret 2018. Penurunan penduduk miskin tersebut terjadi baik di pedesaan maupun
perkotaan seiring semakin gencarnya program bantuan sosial pemerintah dalam pengentasan

72 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 5
Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

kemiskinan. Selain itu, inflasi yang rendah dan stabil hingga periode September 2018 juga turut
mendorong perbaikan tersebut.
Tabel 5.3 Garis Kemiskinan Gorontalo Tahun 2018 (dalam rupiah)

Tahun 2018 Makanan (GKM) Non Makanan (GKNM) Total


Perkotaan
Maret 237,890 80,305 318,195
September 246,148 81,220 327,368
Pedesaan
Maret 249,937 64,790 314,727
September 255,887 67,247 323,134
Total
Maret 245,508 70,788 316,296
September 252,118 73,012 325,129
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah

Pada September 2018 terjadi penyesuaian nilai Garis Kemiskinan (GK) yang tercatat
mengalami kenaikan sebesar 2,79% dari Rp316.296/kapita/bulan pada bulan Maret 2018
menjadi Rp325.129/kapita/bulan pada bulan September 2018. Disagregasi GK berdasarkan
pada komponennya yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan
Non Makanan (GKNM). Peningkatan GKNM untuk perkotaan dan pedesaan per September
2018 terekam jauh lebih besar dibandingkan GKM. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pola
konsumsi kebutuhan nonmakanan lebih banyak dan relatif lebih tinggi seperti untuk komoditas
perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan, pakaian, serta jasa. Pada September 2018,
sumbangan GKM terhadap GK cenderung stabil menjadi sebesar 77,54% dibandingkan Maret
2018 sebesar 77,62%. Stabilnya tingkat inflasi dari kenaikan harga beberapa komoditas
pangan strategis seperti daging ayam ras, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, dan tomat
sayur mendorong stabilnya GKM.
Tabel 5.4 Perkembangan Kemiskinan Gorontalo

Indeks Kedalaman Indeks Keparahan


Periode Kemiskinan (%)
Kemiskinan Kemiskinan
Maret 2017 17.65 3.68 1.01
September 2017 17.14 3.31 0.85
Maret 2018 16.81 3.06 0.75
September 2018 15.83 3.03 0.83

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah

Dari sisi tingkat kedalaman kemiskinan (P1) dan keparahan kemiskinan (P2), pada
September 2018 indeks P1 mengalami penurunan dari 3,06 pada Maret 2018 menjadi 3,03.
Sementara itu, indeks P2 mengalami peningkatan dari 0,75 pada Maret 2018 menjadi 0,83
pada September 2018. Penurunan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) mengindikasikan bahwa
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 73
BAB 5
Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati garis kemiskinan.


Sementara itu, peningkatan nilai Indeks Keparahan Kemiskinan menunjukan bahwa
ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin semakin besar.
Dalam menanggulangi kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan sosial, pemerintah
Provinsi Gorontalo melalui Dinas Sosial Provinsi Gorontalo telah menjalankan berbagai program
melalui Tim Koordinasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPPKD) yang
dipimpin oleh Bappeda Provinsi dan masing-masing Kabupaten/Kota. Lebih lanjut, program
penanggulangan kemiskinan yang tercantum dalam RPJMD Provinsi Gorontalo periode 2018
s.d. 2022 adalah 1) Program penanganan fakir miskin yang mendapatkan bantuan sosial KUBE
meningkat setiap tahun dengan target pada tahun 2022 adalah 95% dari total fakir miskin; 2)
Program Pemberdayaan Sosial dengan target di akhir tahun 2022 adalah sebanyak 90% dari
total rakyat miskin; 3) Program Perlindungan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial; 4) Program
Rehabilitasi Sosial untuk kelompok Persentase PMKS anak, lanjut usia terlantar, penyandang
disabilitas, dan PMKS lainnya yang memperoleh layanan rehabilitasi sosial dalam lembaga dan
LKS termasuk KPO; dan 5) Program Ketersediaan dan Penanganan Kerawanan Pangan.

5.2.4 KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN (RASIO INDEKS GINI)


Perbaikan tingkat kemiskinan Gorontalo pada periode September 2018, tidak diiringi
dengan perbaikan kondisi ketimpangan pendapatan. Jumlah penduduk miskin di Provinsi
Gorontalo hingga September 2018 mengalami penurunan menjadi sebanyak 188,30 ribu jiwa
atau sebesar 15,83% dari jumlah penduduk. Namun demikian rasio gini Gorontalo pada
September 2018 tercatat sebesar 0,42 atau sedikit meningkat dari 0,40 di Maret 2018.
Peningkatan tingkat ketimpangan tersebut mencerminkan kualitas pembangunan yang belum
merata.

Grafik 5.9 Perkembangan Rasio Gini Gorontalo Grafik 5.10 Perkembangan Kemiskinan Gorontalo

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah


Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah

74 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 5
Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Ketimpangan di Gorontalo juga tercermin dari distribusi pendapatan3 yang tidak merata.
Pada periode September 2018, 20% penduduk dengan pendapatan tertinggi mempunyai porsi
pendapatan sebesar 47,46% (terhadap total pendapatan), sedangkan 40% berpendapatan
menengah mempunyai porsi sebesar 37,19% dan 40% berpendapatan rendah hanya
mempunyai porsi sebesar 15,35%. Hal tersebut menunjukan distribusi pendapatan di Gorontalo
dikuasai oleh masyarakat dengan penghasilan tinggi (high income people).
Dalam perkembangannya ketimpangan distribusi pendapatan tersebut cenderung
melebar yang tercermin dari bentuk kurva Lorenz4 yang menjauhi perfect distribution line.
Penguasan pendapatan oleh 20% penduduk berpendapatan tertinggi meningkat dari 46,25%
di Maret 2018 menjadi 47,46% pada September 2018. Sementara itu, penguasaan pendapatan
oleh penduduk berpendapatan menengah dan berpendapatan kecil cenderung menurun
dimana pada periode Maret 2018 tercatat sebesar 38,03% dan 15,72% turun menjadi 37,19%
dan 15,35% pada periode September 2018..

Grafik 5.11 Porsi Distribusi Pendapatan Gorontalo Grafik 5.12 Kurva Lorenz Gorontalo

Sumber: BPS Gorontalo, diolah Sumber: BPS Gorontalo, diolah

Di daerah pedesaan Gorontalo, ketimpangan pendapatan pada periode September


2018 juga memburuk dibandingkan periode Maret 2018. Hal ini terlihat dari kurva Lorenz yang
menjauhi perfect distribution. Penguasaan pendapatan oleh 20% penduduk berpendapatan
tertinggi meningkat dari 44,27% di Maret 2018 menjadi 46,13% pada September 2018.
Sementara itu, penguasaan pendapatan oleh penduduk berpendapatan menengah dan
berpendapatan kecil cenderung menurun dimana pada periode Maret 2018 tercatat sebesar
39,15% dan 16,58% turun menjadi 38,71% dan 15,16% pada periode September 2018.

3
Merujuk pada konsep perhitungan Bank Dunia, BPS menghitung distribusi pendapatan dengan membagi populasi menjadi tiga kelompok,
yakni 20% penduduk dengan pendapatan tertinggi (High income), 40% penduduk dengan pendapatan menengah (middle income) dan 40%
dengan pendapatan terendah (low income).
4
Kurva Lorenz (Max O. Lorenz, 190) merupakan diagram yang menggambarkan distribusi kumulatif pendapatan menurut kelompok
penduduk. Semakin dekat Kurva Lorenz dengan garis diagonal, menunjukkan distribusi pendapatan yang semakin merata. Sebaliknya,
kurva yang semakin jauh dari garis diagonal menunjukan distribusi pendapatan penduduk yang semakin timpang.

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 75


BAB 5
Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Grafik 5.14 Kurva Lorenz Pedesaan Gorontalo


Grafik 5.13 Porsi Distribusi Pendapatan Pedesaan Gorontalo
(% thd total) Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah

Di daerah perkotaan, ketimpangan pendapatan pada periode September 2018 juga


memburuk dibandingkan periode Maret 2018. Hal ini terlihat dari kurva Lorenz yang mendekati
perfect distribution. Penguasaan pendapatan oleh 20% penduduk berpendapatan tertinggi
meningkat dari 44,88% di Maret 2018 menjadi 46,79% pada September 2018. Sementara itu,
penguasaan pendapatan oleh penduduk berpendapatan menengah cenderung menurun
dimana pada periode Maret 2018 tercatat sebesar 38,82%, turun menjadi 36,51% pada
periode September 2018. Namun demikian, distribusi pendapatan untuk penduduk
berpendapatan rendah meningkat dari 16,30% pada Maret 2018 menjadi 16,70% pada
September 2018.

Grafik 5.15 Porsi Distribusi Pendapatan Perkotaan Gorontalo Grafik 5.16 Kurva Lorenz Perkotaan Gorontalo
(% thd total)
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah

Untuk mencapai pemerataan pembangunan yang lebih berkualitas dan pertumbuhan


ekonomi yang lebih inklusif diperlukan upaya pemerintah untuk memperbaiki aspek
pemerataan (equity) dalam distribusi pendapatan. Perbaikan tersebut dapat dilakukan dengan
dengan intervensi langsung untuk pembangunan modal manusia. Peran aktif pemerintah
dibutuhkan untuk dapat menjamin seluruh penduduk agar dapat mengakses kebutuhan
mendasar agar mampu mengembangkan potensinya. Hal ini, tercermin dari perkembangan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dalam perkembangannya, IPM Gorontalo terus meningkat

76 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 5
Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

setiap tahunnya dan pada tahun 2017 mencapai 67,01. Namun demikian, level IPM Gorontalo
tersebut termasuk ke dalam kategori menengah ke bawah atau lebih rendah dibandingkan
dengan provinsi lain di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua. Oleh karena itu, diperlukan
kebijakan-kebijakan yang mampu meningkatkan kualitas pengembangan manusia seperti
memperbaiki kualitas pendidikan, kesehatan dan pendapatan, sehingga kesejahteraan akan
merata dan jurang kesenjangan antara kaya dan miskin dapat dipersempit.
Tabel 5.5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Gorontalo

Sumber: BPS Gorontalo, diolah

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 77


BAB 5
Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Halaman ini sengaja dikosongkan

78 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 6
Prospek Perekonomian

6 BAB 6: PROSPEK PEREKONOMIAN


Perekonomian Gorontalo pada triwulan III 2019 diperkirakan akan tumbuh pada kisaran
6,0-6,4% (yoy) tau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Sumber pertumbuhan
ekonomi diperkirakan akan ditopang oleh permintaan domestik seiring dengan realisasi
anggaran pemerintah yang semakin meningkat. Peningkatan belanja pemerintah tersebut
didorong oleh rampungnya proses pengadaan dan lelang sehingga belanja terutama modal dan
infrastuktur dapat terealisir secara optimal. Sementara itu, konsumsi masyarakat diperkirakan
akan lebih rendah dari triwulan sebelumnya seiring dengan berakhirnya puncak aktivitas
konsumsi masyarakat saat bulan Ramadhan dan perayaan hari raya Idul Fitri. Di sisi eksternal,
kinerja ekspor terutama perdagangan antar daerah diperkirakan akan melambat karena faktor
seasonal pasca Lebaran. Namun, ekspor luar negeri diperkirakan akan meningkat seiring
dengan dimulainya ekspor beberapa komoditas baru seperti minyak kelapa (VCO).
Secara keseluruhan tahun, kinerja perekonomian Gorontalo di 2019 diperkirakan akan
lebih baik dari tahun 2018 dan berada dalam kisaran 6,7%-7,1% (yoy). Perbaikan tersebut
terutama didorong oleh peningkatan konsumsi pemerintah dan LNPRT seiring dengan
pelaksanaan Pemilihan Presiden dan Legislatif tahun 2019. Sejalan dengan hal tersebut, belanja
pemerintah khususnya belanja barang dan modal diperkirakan akan meningkat. Selain itu,
pembangunan infrastruktur strategis juga akan terus berlanjut di tahun 2019. Namun demikian,
net ekspor diperkirakan akan melambat karena ekspor yang melambat, sementara impor masih
meningkat. Ekspor diperkirakan menurun seiring dengan perekonomian global yang
diperkirakan akan melambat, sedangkan impor diperkirakan meningkat seiring peningkatan
konsumsi dan investasi. Dari sektortal, lapangan usaha yang diperkirakan akan meningkat
adalah lapangan usaha pertanian, lapangan usaha perdagangan dan lapangan usaha
konstruksi.
Tekanan inflasi pada triwulan III 2019 diperkirakan mengalami penurunan dan berada
pada batas target inflasi nasional sebesar 3,5%±1% (yoy). Penurunan ini disebabkan kembali
normalnya permintaan masyarakat pasca bulan Ramadhan dan Idul Fitri pada triwulan II 2019.
Koreksi harga diperkirakan akan terjadi pada komoditas pangan strategis seperti daging ayam
ras, ayam hidup, telur ayam ras dan juga ikan segar. Selain itu, dari sisi supply, berlangsungnya
aktivitas panen gadu di triwulan III juga akan mendorong penurunan tekanan inflasi. Namun,
akan terdapat tekanan pada inflasi inti seiring adanya tahun ajaran baru di awal triwulan III
2019.
Secara keseluruhan, inflasi Gorontalo tahun 2019 diperkirakan akan terjangkar pada
target inflasi nasional yakni 3,5±1%. Namun demikian risiko peningkatan tekanan inflasi masih
cukup tinggi. Potensi peningkatan inflasi tahun 2019 diperkirakan berasal dari sisi volatile food
dan administered prices. Kembali normalnya harga komoditas volatile food setelah rendahnya di

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 79


BAB 6
Prospek Perekonomian

tahun lalu akan mendorong tekanan dari inflasi volatile food. Di sisi lain, inflasi administered
prices akan dipengaruhi oleh inflasi tiket pesawat terbang dimana sampai dengan bulan April
sudah mencapai 27,82% (ytd). Selain itu, pergerakan harga minyak mentah dunia yang
berfluktuasi perlu diwaspadai sebagai potensi risiko kenaikan harga BBM ke depan. Oleh karena
itu, sinergi seluruh stakeholder dalam melakukan upaya monitoring pasokan dan harga bahan
harus terus ditingkatkan guna memonitor tingkat inflasi di Gorontalo. Upaya stabilisasi harga
melalui berbagai kegiatan seperti peningkatan produksi dan pasokan barang, serta pelaksanaan
operasi pasar harus dijalankan dengan lebih efektif. Strategi pengendalian inflasi sesuai dengan
roadmap pengendalian inflasi melalui koordinasi antar instansi melalui rapat TPID perlu terus
dilaksanakan untuk mencapai target inflasi nasional sebesar 3,5% ± 1% (yoy).

6.1 PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI


Perekonomian Gorontalo pada triwulan III 2019 diperkirakan akan cenderung melambat
dibandingkan Triwulan II 2019. Pertumbuhan ekonomi di triwulan III 2019 diperkirakan kisaran
6,0-6,4% (yoy) didorong oleh permintaan domestik seiring dengan realisasi anggaran
pemerintah yang semakin meningkat. Sementara itu, konsumsi masyarakat diperkirakan akan
lebih rendah dari triwulan sebelumnya seiring dengan berakhirnya puncak aktivitas konsumsi
masyarakat saat bulan Ramadhan dan perayaan hari raya Idul Fitri. Di sisi eksternal, kinerja
ekspor terutama perdagangan antar daerah diperkirakan akan melambat karena faktor seasonal
pasca lebaran. Namun, untuk ekspor luar negeri diperkirakan akan meningkat seiring dengan
dimulainya ekspor beberapa komoditas baru seperti minyak kelapa (VCO). Dari sisi lapangan
usaha, sektor konstruksi diperkirakan akan tumbuh stabil, sedangkan sektor utama lainnya
seperti pertanian, perdagangan, dan transportasi pergudangan diperkirakan akan melambat.
Di sisi konsumsi, optimisme konsumen diperkirakan terjaga namun tidak setinggi pada
triwulan sebelumnya seiring dengan berakhirnya puncak aktivitas konsumsi masyarakat pada
perayaan Idul Fitri. Pesimisme penurunan tingkat konsumsi masyarakat tersebut juga tercermin
dari hasil Survei Konsumen Bank Indonesia. Dimana, ekspektasi terhadap penghasilan, lapangan
kerja dan kondisi ekonomi pada triwulan III 2019 diperkirakan akan menurun. Namun,
pedagang lebih optimis dalam melihat ekspektasi peningkatan kinerja konsumsi masyarakat ke
depan. Berdasarkan hasil Survei Perdagangan Eceran (SPE) ekspektasi penjualan dalam 6 bulan
ke depan diperkirakan akan meningkat.
Dari sisi pemerintah, konsumsi pemerintah di triwulan III 2019 juga diperkirakan akan
membaik dari triwulan sebelumnya seiring dengan rampungnya proses pengadaan dan lelang
sehingga belanja terutama modal dan infrastuktur dapat terealisir secara optimal. Selain itu,
prioritas pemerintah dalam penyelesaian pembangunan infrastruktur strategis juga akan
mendorong pertumbuhan konsumsi pemerintah.

80 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 6
Prospek Perekonomian

Sejalan dengan realisasi belanja modal pemerintah, kinerja investasi juga diperkirakan
akan ikut terakselerasi. Berlanjutnya pembangunan proyek-proyek strategis nasional akan
mendorong investasi terutama investasi bangunan. Adanya pelaksanaan pembangunan proyek
strategis besar seperti Bendungan Bone, Jalan GORR, Gorontalo Islamic Center dan
pengembangan RS. H. Ainun Habibie, serta proyek investasi rutin pembangunan irigasi,
pembangunan dan perbaikan jalan, serta berbagai proyek lainnya, akan menjadi pendorong
investasi di triwulan III 2019.
Namun demikian, perbaikan kinerja perekonomian Gorontalo diperkirakan akan
tertahan oleh kinerja eksternal yang melambat. Di sisi eksternal, kinerja ekspor terutama
perdagangan antar daerah diperkirakan akan melambat karena faktor seasonal pasca lebaran.
Namun, untuk ekspor luar negeri diperkirakan akan meningkat seiring dengan dimulainya
ekspor beberapa komoditas baru seperti minyak kelapa (VCO). Disisi lain, adanya peningkatan
impor seiring meningkatnya barang modal untuk pelaksanaan investasi, diperkirakan menjadi
faktor penahan akselerasi pertumbuhan ekonomi Gorontalo yang lebih tinggi.
Dari sisi lapangan usaha, sektor kontruksi diperkirakan akan tumbuh stabil, sedangkan
sektor utama lainnya seperti pertanian, perdagangan, dan transportasi pergudangan
diperkirakan akan melambat. Berakhirnya musim panen raya di triwulan II 2019 menyebabkan
perlambatan di sektor pertanian. Meskipun diperkirakan terdapat panen gadu di triwulan III
2019, hasil produksi tanaman pangan tidak akan seoptimal dari triwulan sebelumnya. Namun,
tingginya intensi pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi ditandai dengan tingginya
penyaluran bantuan dalam bentuk alat atau benih diharapkan mampu menahan perlambatan
produksi lebih lanjut.
Sementara itu, berakhirnya puncak aktivitas konsumsi pasca bulan Ramadhan dan
perayaan Idul Fitri juga turut menahan kinerja kategori Perdagangan Besar dan Eceran (PBE).
Selain itu, melambatnya kategori perdagangan juga disebabkan oleh penurunan kinerja
perdagangan antar daerah. Selanjutnya, menurunnya aktivitas perdagangan tersebut akan
menyebabkan perlambatan sektor transportasi dan pergudangan.
Namun, meningkatnya realisasi belanja infrastruktur pemerintah akan meningkatkan
kinerja kategori konstruksi. Peningkatan belanja pemerintah seiring dengan selesainya proses
pengadaan yang diperkirakan sudah dalam tahap penyelesaian diharapkan juga mampu
mendorong perbaikan iklim investasi di Gorontalo. Sejalan dengan itu, aktivitas pembangunan
proyek pemerintah yang terus berjalan seperti pembangunan jalan GORR, proyek
pengembangan Rumah Sakit provinsi H. Ainun Habibie, pembangunan Waduk Randangan, dan
aktivitas revitalisasi Danau Limboto dapat turut mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Melihat prospek dan risiko ke depan, perekonomian Gorontalo untuk keseluruhan
tahun 2019 diperkirakan lebih baik dari tahun 2018 dengan tingkat pertumbuhan pada kisaran

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 81


BAB 6
Prospek Perekonomian

6,7%-7,1% (yoy). Sumber utama peningkatan pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada tahun
2019 berasal dari peningkatan permintaan domestik yaitu konsumsi dan investasi. Konsumsi
rumah tangga diperkirakan tumbuh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya seiring
meningkatnya pendapatan masyarakat bersumber dari peningkatan kinerja pertanian sebagai
lapangan usaha utama, peningkatan UMP, peningkatan aktivitas ekonomi secara umum, dan
terjaganya tekanan inflasi. Selain itu, konsumsi pemerintah dan LNPRT diperkirakan akan
meningkat seiring dengan pelaksanaan Pemilihan Presiden dan Legislatif tahun 2019. Sejalan
dengan hal tersebut, belanja pemerintah khususnya belanja barang dan modal diperkirakan
akan meningkat. Selain itu pembangunan infrastruktur strategis juga akan terus berlanjut di
tahun 2019.

6.2 PROSPEK INFLASI


Berakhirnya puncak aktivitas konsumsi pasca bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri
mendorong meredanya inflasi pada triwulan III 2019. Tekanan inflasi diperkirakan berada pada
sasaran nasional yang telah ditetapkan, yaitu 3,5±1%. Penurunan tekanan inflasi tersebut
diperkirakan terjadi pada seluruh komponen inflasi baik volatile foods, administered prices
maupun inti.
Meredanya tekanan inflasi volatile foods pada triwulan III 2019 terutama didorong oleh
menurunnya permintaan masyarakat dan aktivitas panen komoditas tanaman pangan maupun
hortikultura. Kondisi ini merupakan perkembangan yang positif setelah terjadinya anomali
cuaca yang menggeser periode tanam tanaman pangan maupun hortikultura. Meski risiko
tekanan inflasi volatile foods pada triwulan III diperkirakan masih rendah, koordinasi TPID masih
terus diintensifkan dalam merealisasikan program yang telah disusun dalam roadmap
pengendalian inflasi. Persediaan komoditas pangan strategis BULOG diperkirakan sangat cukup
untuk meredam tekanan inflasi.
Dari sisi inflasi administered prices, meredanya permintaan angkutan udara seiring
dengan berakhirnya euforia mudik dalam perayaan Idul Fitri mampu menopang stabilitas harga
pada kelompok ini. Meskipun demikian, risiko tekanan inflasi pada kelompok ini masih cukup
tinggi terkait dengan masih berlanjutnya tren peningkatan harga minyak dunia yang dapat
mendorong kenaikan harga bahan bakar pesawat (avtur).
Sementara itu, tekanan inflasi inti juga diperkirakan akan mereda seiring permintaan
yang menurun. Namun, peningkatan inflasi pendidikan yang terjadi pada triwulan III
diperkirakan akan menahan penurunan inflasi inti lebih lanjut. Di sisi lain, ekspektasi inflasi
masih terkendali dimana hasil Survei Konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia
menunjukan bahwa pada triwulan III 2019 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) menurun
dibandingkan triwulan II 2019.

82 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


BAB 6
Prospek Perekonomian

Secara keseluruhan, inflasi Gorontalo tahun 2019 diperkirakan akan terjangkar pada
target inflasi nasional yakni 3,5±1%. Namun demikian risiko peningkatan tekanan inflasi masih
cukup tinggi. Potensi peningkatan inflasi tahun 2019 diperkirakan berasal dari sisi volatile food
dan administered prices. Kembali normalnya harga komoditas volatile food setelah rendahnya di
tahun lalu akan mendorong tekanan dari inflasi volatile food. Di sisi lain, inflasi administered
prices akan dipengaruhi oleh inflasi tiket pesawat terbang dimana sampai dengan bulan April
sudah mencapai 27,82% (ytd). Selain itu, pergerakan harga minyak mentah dunia yang
berfluktuasi perlu diwaspadai sebagai potensi risiko kenaikan harga BBM ke depan. Oleh karena
itu, sinergi seluruh stakeholder dalam melakukan upaya montoring pasokan dan harga bahan
harus terus ditingkatkan guna memonitor tingkat inflasi di Gorontalo. Upaya stabilisasi harga
melalui berbagai kegiatan seperti peningkatan produksi dan pasokan barang, serta pelaksanaan
operasi pasar harus dijalankan dengan lebih efektif. Strategi pengendalian inflasi sesuai dengan
roadmap pengendalian inflasi melalui koordinasi antar instansi melalui rapat TPID perlu terus
dilaksanakan untuk mencapai target inflasi nasional sebesar 3,5% ± 1% (yoy).

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 83


LAMPIRAN
Ekonomi Makro-Inflasi-Perbankan
Daftar Istilah dan Singkatan

84 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


1. EKONOMI MAKRO
Tabel 1.A. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas
Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 Menurut Pengeluaran atau Dari Sisi
Penggunaan (Miliar Rupiah)
2018 2019
Komponen (Rp miliar) 2016 2017 2018
I II III IV I
Konsumsi Rumah Tangga 19.292 21.223 5.531 5.778 5.925 5.999 23.240 6.065
Konsumsi Lembaga Nonprofit RT 220 246 67 69 69 70 274 75
Konsumsi Pemerintah 7.199 7.754 1.488 2.135 2.218 2.421 8.246 1.358
Pembentukan Modal Tetap Bruto 9.715 10.309 2.618 2.676 2.811 2.941 11.046 2.797
Perubahan Persediaan 676 787 405 178 191 96 870 493
Total Ekspor (LN + AD) 6.083 7.916 2.497 2.085 4.121 4.164 9.485 2.876
Total Impor (LN + AD) 12.810 13.581 3.445 3.694 4.121 4.164 15.424 3.695
PDRB 31.861 34.655 9.161 9.227 9.620 9.735 37.736 9.970
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo

Tabel 1.B. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas
Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Menurut Pengeluaran atau Dari Sisi
Penggunaan (Miliar Rupiah)

2018 2019
Kategori/Lapangan Usaha (%, yoy) 2016 2017 2018
I II III IV I
Konsumsi Rumah Tangga 14.286 15.261 3.918 4.069 4.146 4.178 16.312 4.214
Konsumsi Lembaga Nonprofit Rumah
Tangga 169 184 49 50 50 52 210 54
Konsumsi Pemerintah 4.933 5.151 976 1.383 1.458 1.717 5.534 890
Pembentukan Modal Tetap Bruto 7.721 7.957 1.989 2.014 2.101 2.285 8.389 2.069
Perubahan Persediaan 393 429 216 94 101 34 445 256
Total Ekspor (LN + AD) 5.106 5.422 1.660 1.351 1.612 1.110 427 1.773
Total Impor (LN + AD) 9.102 9.310 2.282 2.411 4.284 2.472 9.838 2.296
PDRB 23.507 25.095 6.522 6.551 6.795 6.904 26.773 6.959
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo

Tabel 1.C. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas
Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 Menurut Lapangan Usaha atau Dari Sisi
Penawaran (Miliar Rupiah)

2018 2019
Kategori/Lapangan Usaha (%, yoy) 2016 2017 2018
I II III IV I
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 11.955 13.193 3.603 3.619 3.840 3.558 13.193 3.864
Pertambangan dan Penggalian 380 400 101 101 104 113 400 106
Industri Pengolahan 1.334 1.414 381 388 389 392 1.414 427
Pengadaan Listrik dan Gas 13 16 4 4 4 5 16 4
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
17 20 5 5 5 4 20 6
Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 3.819 3.979 988 999 1.058 788 3.979 1.070
Perdagangan Besar dan Eceran, dan
3.484 3.943 1.040 1.056 1.104 703 3.943 1.250
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 1.976 2.093 530 541 551 379 2.093 587
Penyediaan Akomodasi dan Makan 718 816 212 213 223 149 816 238

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 85


Minum
Informasi dan Komunikasi 828 922 238 239 257 200 922 265
Jasa Keuangan dan Asuransi 1.316 1.490 412 415 379 393 1.490 393
Real Estate 618 662 171 172 175 125 662 189
Jasa Perusahaan 31 33 9 9 9 6 33 9
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
2.423 2.427 611 615 628 508 2.427 614
dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 1.289 1.443 388 389 417 279 1.443 435
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.145 1.217 324 324 335 242 1.217 359
Jasa lainnya 514 540 136 137 141 109 540 152
PDRB 31.861 34.607 9.161 9.227 9.620 6.392 34.607 9.970
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo

Tabel 1.D. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas
Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Menurut Lapangan Usaha atau Dari Sisi
Penawaran (Miliar Rupiah)

Kategori/Lapangan Usaha (%, 2018 2019


2016 2017 2018
yoy) I II III IV I
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8.541 9.314 2.481 2.494 2.633 2.436 10.026 2.614
Pertambangan dan Penggalian 294 308 77 76 79 86 318 80
Industri Pengolahan 942 974 256 260 261 262 1.039 284
Pengadaan Listrik dan Gas 18 20 5 5 5 5 21 5
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
12 14 4 4 4 4 16 4
Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 2.849 2.920 715 716 753 753 2.992 750
Perdagangan Besar dan Eceran, dan
2.500 2.741 712 715 744 758 2.016 832
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 1.412 1.485 379 380 387 387 1.554 406
Penyediaan Akomodasi dan Makan
523 581 149 149 156 156 625 165
Minum
Informasi dan Komunikasi 711 786 202 204 218 218 863 224
Jasa Keuangan dan Asuransi 969 1.062 288 288 262 261 1.108 270
Real Estate 464 489 126 126 128 128 517 137
Jasa Perusahaan 23 24 6 6 6 6 25 6
Administrasi Pemerintahan,
1.977 1.978 497 499 508 508 2.016 497
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 995 1.057 278 278 294 294 1.156 305
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 872 915 242 242 250 250 993 266
Jasa lainnya 406 421 105 105 108 108 437 116
PDRB 23.506 25.091 6.526 6.551 6.795 6.796 26.773 6.959
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo

86 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


2. INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK)
2016 2017 2018 2019
Kelompok/Sub Kelompok
IV I II III IV I II III IV I

UMUM/TOTAL 121,78 123,79 126,20 126,32 127,07 127,29 128,51 128,58 129,80 129,28

BAHAN MAKANAN 127,98 131,67 135,37 134,73 136,29 136,41 138,39 133,91 135,58 130,24
Padi-padian, Umbi-umbian dan
129,46 129,87 129,15 126,92 126,88 128,05 127,87 128,27 127,70 127,96
Hasilnya
Daging dan Hasil-hasilnya 141,33 131,07 139,67 147,23 147,17 147,37 161,26 149,31 160,34 158,76

Ikan Segar 130,33 131,52 141,34 145,54 158,84 132,07 146,80 145,88 143,64 127,89

Ikan Diawetkan 109,25 118,03 115,04 119,91 115,52 118,25 118,28 113,47 115,15 113,18

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 113,52 112,61 114,75 112,77 120,02 120,58 119,00 118,67 121,00 119,98

Sayur-sayuran 151,21 164,37 184,14 161,04 143,43 118,44 180,28 146,41 163,69 148,31

Kacang - kacangan 124,15 124,68 125,94 39,21 137,16 114,99 138,95 141,52 141,52 140,39

Buah - buahan 123,82 108,25 116,45 127,46 119,28 155,53 116,13 121,84 124,79 121,24

Bumbu - bumbuan 112,15 152,34 141,56 126,10 115,68 164,05 129,00 120,68 117,72 123,52

Lemak dan Minyak 106,68 110,56 108,74 108,67 109,77 144,30 107,09 107,82 107,07 106,58

Bahan Makanan Lainnya 119,92 119,92 123,32 119,92 119,92 173,44 128,12 136,22 137,24 137,24
MAKANAN JADI, MINUMAN,
128,86 130,11 131,63 131,69 132,05 116,88 134,62 137,06 137,68 140,39
ROKOK & TEMBAKAU
Makanan Jadi 123,29 123,94 125,39 125,72 126,09 100,00 127,50 129,27 129,38 133,57

Minuman yang Tidak Beralkohol 128,08 123,93 119,23 119,94 119,70 113,78 118,79 120,43 120,41 121,85

Tembakau dan Minuman Beralkohol 142,07 148,66 153,54 153,83 154,62 114,44 162,38 166,95 169,17 169,46
PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS &
116,12 118,12 120,51 120,69 121,42 115,98 122,01 122,56 123,46 123,87
BAHAN BAKAR
Biaya Tempat Tinggal 112,26 112,84 113,36 113,34 114,19 114,19 114,92 115,52 116,72 116,86

Bahan Bakar, Penerangan dan Air 128,4 136,52 148,27 148,26 148,43 130,34 148,49 148,50 148,51 149,08

Perlengkapan Rumah tangga 117,24 118,24 118,30 118,49 118,28 125,85 118,51 119,32 119,48 120,20

Penyelenggaraan Rumah tangga 117,85 117,99 116,86 118,17 120,01 128,10 118,51 122,22 123,45 125,40

SANDANG 113,53 114,34 115,10 115,69 116,31 197,2 118,20 118,49 119,82 120,13

Sandang Laki-laki 113,52 115,37 115,78 116,32 116,21 151,99 118,06 119,55 121,03 121,20

Sandang Wanita 108,35 108,75 108,27 109,12 110,18 136,69 111,54 109,85 110,70 111,04

Sandang Anak-anak 114,46 115,77 116,51 117,05 118,61 147,99 119,91 120,18 122,00 122,20

Barang Pribadi dan Sandang Lain 122,82 121,41 123,38 125,80 125,37 87,50 129,49 131,44 132,57 133,30

KESEHATAN 120,69 122,64 125,39 125,93 127,77 142,11 127,88 128,39 128,73 128,95

Jasa Kesehatan 103,7 103,70 105,45 105,45 105,45 140,67 105,45 105,45 105,45 105,45

Obat-obatan 114,34 119,47 121,54 123,34 127,08 114,64 124,49 125,72 126,45 126,88

Jasa Perawatan Jasmani 159,6 159,60 168,00 172,82 172,82 100,00 173,28 173,42 173,42 173,42

Perawatan Jasmani dan Kosmetika 129,48 131,31 131,67 133,75 136,09 143,03 137,70 138,21 138,61 138,93
PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH
109,01 109,34 109,58 111,92 111,98 130,2 113,02 121,38 121,41 121,54
RAGA
Pendidikan 107,55 107,55 107,55 111,65 111,65 125,62 111,65 120,25 120,25 120,25

Kursus-kursus / Pelatihan 112,69 112,69 112,69 112,69 113,37 111,28 124,57 124,57 124,57 124,57

Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 116,32 118,04 117,52 117,57 117,64 151,23 122,40 123,36 123,64 124,13

Rekreasi 107,11 107,51 107,71 108,69 108,82 122,52 108,93 122,39 122,35 122,60

Olahraga 118,71 118,11 119,52 121,05 121,05 101,71 121,53 121,53 121,53 121,53
TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA
123,17 124,61 127,18 127,33 127,38 100 128,64 129,16 131,31 132,12
KEUANGAN
Transpor 128,15 129,05 131,76 132,49 132,56 107,85 134,10 133,28 135,92 136,94

Komunikasi Dan Pengiriman 101,56 103,45 103,41 103,67 103,67 139,35 103,78 110,48 111,22 111,34

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 87


Sarana dan Penunjang Transpor 107,55 118,57 119,23 119,23 119,01 145,10 120,64 122,69 122,74 122,82

Jasa Keuangan 130,2 130,20 130,20 130,50 130,50 130,14 130,50 130,50 130,50 105,45
Sumber : BPS Prov. Gorontalo

3. PERBANKAN
2017 2018 2019
Indikator Perbankan (dalam miliar)
IV I II III IV I

1 Total Asset 11.571,23 11.425,43 12.063,70 12.117,66 12.634,47 12.697,15

2 DPK 4.628,29 5.018,71 4.671,06 5.301,72 4.693,80 5.103,87

- Giro 520,61 1.139,73 897,17 1.232,31 614,08 1.009,24

- Deposito 2.911,50 1.354,39 1.169,99 1.444,29 1.079,89 1.422,59

- Tabungan 1.196,18 2.524,59 2.603,89 2.625,12 2.999,83 2.672,04

3 Kredit Berdasarkan Penggunaan 13.709,98 13.580,75 13.685,22 14.314,55 14.548,67 14.725,47

- Investasi 1.941,49 1.938,76 1.991,42 2.082,17 2.106,49 2.312,36

- Modal Kerja 3.688,99 3.637,92 3.711,28 4.089,31 4.225,94 4.202,15

- Konsumsi 8.079,50 8.004,07 7.982,52 8.143,07 8.216,23 8.210,96

4 Kredit Sektoral 13.709,98 13.580,75 13.685,22 14.314,55 14.548,67 14.725,47

- Pertanian, Perburuan & Kehutanan 1.303,23 1.324,11 1.403,88 1.536,29 1.599,83 1.665,35

- Perikanan 57,60 55,93 54,72 62,33 59,21 58,80

- Pertambangan & Penggalian 9,83 12,32 12,46 36,96 47,07 36,23

- Industri Pengolahan 187,14 180,33 229,50 235,10 240,84 240,93

- Listrik, Gas, & Air 65,92 58,97 57,89 52,83 52,06 48,83

- Konstruksi 249,42 179,73 216,98 274,80 193,78 184,18

- Perdagangan Besar & Eceran 3.091,18 3.133,34 3.089,61 3.254,28 3.364,66 3.471,65

- Akomodasi & Penyediaan Makan Minum 278,26 217,30 225,15 225,83 227,12 217,69
- Transportasi, Pergudangan, &
80,56 82,60 79,44 90,08 99,16 84,11
Komunikasi
- Perantara Keuangan 8,81 9,69 9,93 15,73 15,62 17,47
- Real Estate, Usaha Persewaan, & Jasa
79,54 82,87 85,58 115,08 122,81 127,77
Perusahaan
- Administrasi Pemerintahan, Pertahanan,
0,18 0,27 0,75 13,40 42,58 75,66
& Jaminan Sosial
- Jasa Pendidikan 13,26 11,36 10,70 10,14 10,85 14,97

- Jasa Kesehatan & Keg. Sosial 26,90 28,68 26,27 35,28 35,04 44,59
- Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya,
168,32 189,79 188,39 199,48 208,12 212,64
Hiburan, & Lainnya
- Jasa Perorangan yg Melayani Rumah
10,01 9,32 9,35 13,84 12,56 12,40
Tangga
- Badan Internas. & Badan Ekstra Internas.
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Lainnya
- Kegiatan yg Belum Jelas Batasannya 0,32 0,06 0,21 0,05 1,13 1,24

- Bukan Lapangan Usaha 8.079,50 8.004,07 7.982,52 8.143,07 8.216,23 8.210,96


Sumber : LBU Bank Indonesia

88 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Administered price
Harga barang/jasa yang diatur oleh pemerintah, misalnya bahan bakar, penerangan, dan air
serta transportasi ataupun harga barang/jasa yang dipengaruhi oleh ketentuan pemerintah
misalnya tembakau dan minuman beralkohol.

Base Effect
Efek kenaikan/penurunan nilai pertumbuhan yang cukup tinggi sebagai akibat dari nilai level
variabel yang dijadikan dasar perhitungan/perbandingan mempunyai nilai yang cukup
rendah/tinggi.

BEC
Pengklasifikasian kode barang dengan 3 digit angka yang dikelompokkan berdasarkan
kegunaan utama barang berdasarkan daya angkut komoditi tersebut.

Barang Modal (Capital Goods)


Barang-barang yang digunakan untuk keperluan investasi, biasanya bernilai guna lebih dari 1
tahun.

Bahan Baku (Raw Material)


Barang-barang mentah atau setengah jadi yang akan diproses kembali oleh sektor industri.

BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR)


Suku bunga referensi (suku bunga kebijakan) yang mencerminkan sikap atau arah kebijakan
moneter yang ditetapkan dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap bulannya dan
diumumkan kepada publik.

BI-RTGS
Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, merupakan proses penyelesaian akhir transaksi (settlement)
pembayaran yang dilakukan per transaksi (individually processed / gross settlement) dan bersifat real time
(electronically processed), di mana rekening peserta dapat didebit/ dikredit berkali-kali dalam sehari
sesuai dengan perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.

Ceteris paribus
Semua variabel di luar sistem/model dianggap konstan.

Dana Pihak Ketiga (DPK)


Simpanan pihak ketiga bukan bank yang terdiri dari giro, tabungan, dan simpanan berjangka
(deposito).

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 89


Disposable income
Sejumlah uang yang dapat dapat dibelanjakan dan ditabung setelah dikurangi dengan pajak
penghasilan.

Ekspor dan Impor


Dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar
daerah.

Financing to Deposit Ratio (FDR) atau Loan to Deposit Ratio (LDR)


Rasio pembiayaan atau kredit terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank, baik dalam
rupiah maupun valas. Terminologi FDR untuk bank syariah sementara LDR untuk bank
konvensional.

Harga Minyak WTI


Harga minyak mentah dunia yang mengacu pada sebuah ukuran kualitas bernama West Texas
Intermediate atau Texas light sweet.

Indeks Penjualan Barang Konstruksi


Indeks yang merepresentasikan nilai penjualan dari barang-barang konstruksi.

Indeks Keyakinan Konsumen


Indeks yang dihasilkan oleh Survei Konsumen Bank Indonesia yang menggambarkan tingkat
keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian, baik saat ini maupun masa mendatang.

Indeks Kondisi Ekonomi


Salah satu indeks pembentuk Indeks Keyakinan Konsumen Bank Indonesia yang
menggambarkan persepsi konsumen akan kondisi perekonomian pada saat ini.

Inflasi IHK
Kenaikan harga barang dan jasa dalam satu periode, yang diukur dengan perubahan indeks
harga konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi
oleh masyarakat luas.

Inflasi Inti
Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered prices.

Inflow
Aliran masuk uang kartal ke Kantor Bank Indonesia.

90 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


Kredit
Penyediaan uang atau tagihan yang sejenis berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Kredit Investasi
Kredit jangka menengah dan panjang untuk investasi barang modal seperti pembangunan
pabrik dan pembelian mesin.

Kredit Modal Kerja


Kredit jangka pendek atau menengah yang diberikan untuk pembiayaan/pembelian bahan baku
produksi.

Kredit Konsumsi
Kredit bagi perorangan untuk pembiayaan barang-barang pribadi seperti rumah (KPR-Kredit
Pemilikan Rumah), kendaraan (KKB-Kredit Kendaraan Bermotor), dan lain-lain seperti Kredit
tanpa agunan.

Kredit Usaha Rakyat (KUR)


Kredit yang diberikan oleh perbankan kepada UMKM memiliki prospek bisnis yang baik
(feasible) tapi belum memiliki kemampuan mengembalikan (bankable). Dana KUR berasal dari
bank pelaksana, namun dijamin sebagian besarnya oleh Pemerintah.

Leading Indicators
Indikator yang digunakan untuk memprediksi pergerakan atau titik balik dari suatu siklus bisnis.

Liaison
Suatu kegiatan pengumpulan data statistik dan informasi yang dilaksanakan secara periodik
melalui wawancara langsung kepada pelaku usaha mengenai perkembangan dan arah kegiatan
usaha.

Loan to Value (LTV)


Sebuah dasar atau metode yang digunakan untuk menentukan seberapa besar pinjaman yang
dapat diberikan kepada debitur berdasarkan aset yang dijadikan jaminan.

Non Performing Loan (NPL) atau Non Performing Financing (NPF)


Persentase kredit/pembiayaan yang masuk dalam kategori kurang lancar, diragukan, dan macet
terhadap total kredit. Terminologi NPL untuk bank konvensional sementara NPF untuk bank
syariah

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 91


NTP (Nilai Tukar Petani)
Rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang
dinyatakan dalam persentase.

Outflow
Aliran keluar uang kartal dari Kantor Bank Indonesia.

Passthrough effect
Efek dari perubahan kondisi ekonomi terhadap ongkos produksi yang pada akhirnya akan
berdampak pada harga retail suatu produk.

Perjanjian Kerja Bersama (PKB)


Perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja atau beberapa serikat
pekerja (yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan)
dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat
syarat syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak.

Quarter on Quarter (qtq)


Ukuran pertumbuhan yang membandingkan posisi triwulan tertentu terhadap posisi triwulan
sebelumnya.

PDRB Riil
Produk Domestik Bruto Regional yang nilainya menggunakan harga konstan. Hal ini untuk
menghilangkan pengaruh inflasi dalam mengukur pertumbuhan antar waktu.

Seasonal event
Kejadian yang terjadi secara musiman yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi dan
cenderung terjadi berulang antar tahun.

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)


SKNBI adalah sistem transfer dana elektronik yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang
penyelesaian setiap transaksinya dilakukan secara nasional. Sejak dioperasikan oleh Bank
Indonesia pada tahun 2005, SKNBI berperan penting dalam pemrosesan aktivitas transaksi
pembayaran, khususnya untuk memproses transaksi pembayaran yang termasuk Retail Value
Payment System (RVPS) atau transaksi bernilai kecil (retail) yaitu transaksi di bawah Rp100 juta.

SurveI Konsumen
Survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia yang dilakukan secara bulanan untuk mengetahui
persepsi atau tingkat keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian.

92 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019


Survei Penjualan Eceran
Survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk merefleksikan pergerakan dari penjualan
eceran dan dilakukan secara bulanan.

Uang Kartal
Alat pembayaran yang sah yang dikeluarkan dan dijamin oleh Bank Indonesia, baik berupa
kertas maupun logam.

Volatile foods
Komoditas yang termasuk kelompok bahan makanan, kecuali subkelompok ikan diawetkan dan
bahan makanan lainnya, yang pergerakan naik turunnya harga cukup besar (volatile).

Year on year (yoy)


Ukuran pertumbuhan yang membandingkan posisi satu titik waktu (misal bulan atau triwulan)
terhadap posisi satu titik waktu yang sama tahun sebelumnya.

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO MEI 2019 93

Anda mungkin juga menyukai