Anda di halaman 1dari 6

made-in-china.

com

Pendahuluan
1.1. LATAR BELAKANG
Undang-undang No. 26/2007 mengamanatkan bahwa di
dalam ruang terdapat kawasan-kawasan yang memiliki
pengaruh besar terhadap tata ruang di sekitarnya, kegiatan
lain di bidang sejenis dan lainnya atau berpengaruh
terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kawasan
tersebut tergolong sebagai kawasan strategis. Kawasan
strategis berdasarkan pada sudut kepentingannya terbagi
atas kawasan pertahanan keamanan, pertumbuhan
ekonomi, sosial budaya, pendayagunaan sumber daya alam
dan atau teknologi tinggi serta fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup. Kemudian berdasarkan aspek
eksternalitas, akuntabilitas dan efisiensi penanganan
kawasan, kawasan strategis terbagi atas kawasan strategis
nasional, kawasan strategis provinsi dan kawasan strategis
kabupaten/kota.

Rencana Peningkatan Daya Saing Kawasan Pengembangan


Ekonomi Terpadu (KAPET) BAD, Biak, Mbay dan Seram
I-1
Kewenangan penyelenggaraan penataan ruang kawasan
strategis ditetapkan berjenjang sesuai dengan wilayah
administratifnya, dimana penataan ruang kawasan
strategis nasional merupakan wewenang pemerintah,
penataan ruang kawasan strategis provinsi merupakan
wewenang pemerintah provinsi dan penataan ruang
kawasan strategis kabupaten/kota merupakan wewenang
pemerintah kabupaten/kota (Undang-undang No. 26
Tahun 2007 pasal 8, 10 dan 11). Namun karena letak
kawasan strategis nasional berada di daerah maka
koordinasi mengenai penyelenggaraan penataan ruang
menjadi hal yang mutlak.

Berdasarkan kebijakan pengembangan kawasan strategis


diatas, dalam RTRWN ditetapkan pula lokasi yang
dijadikan sebagai kawasan strategis nasional yang salah
satunya adalah Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu
(KAPET) yang tersebar di 13 wilayah di Indonesia.

Selama 10 tahun terakhir, lingkungan strategis di


Indonesia telah banyak mengalami perubahan, khususnya
dengan terjadinya perubahan tata kelola pemerintahan dari
sentralisasi menjadi desentralisasi. Seiring dengan
perubahan lingkungan strategis dan dengan terbatasnya
kewenangan Badan Pengelola KAPET di daerah, KAPET
yang telah berjalan selama 10 tahun ini dinilai belum
sepenuhnya optimal dalam memacu pertumbuhan
ekonomi, sebagai penggerak pembangunan di wilayah
sekitarnya dan memberikan kemudahan kepada dunia
usaha. Selain itu, sebagai tindak lanjut dari masukan
Rapat Dengar Pendapat dengan DPR-RI tahun 2008, yang
menyatakan perlu dilakukan usaha revitalisasi dan

Rencana Peningkatan Daya Saing Kawasan Pengembangan


Ekonomi Terpadu (KAPET) BAD, Biak, Mbay dan Seram
I-2
reformulasi KAPET yang meliputi peningkatan aspek
legalitas, pengembangan wilayah, pengembangan investasi
dan kelembagaan.

Dengan memperhatikan hal-hal yang telah diuraikan diatas


maka diperlukan peningkatan pengelolaan investasi
melalui prinsip Integrated Development sehingga
permasalahan-permasalahan wilayah dan investasi dapat
diselesaikan secara lebih terpadu. Sampai dengan saat ini
penataan ruang masih lebih didasarkan pada wilayah
administrasi, yang kadang-kadang tidak memperhatikan
secara mendalam berkaitan dengan pengembangan
investasi. Banyak aspek yang perlu ditinjau untuk
mengurai mengenai aspek-aspek investasi.

KAPET dapat memainkan peranan yang penting dalam


pengembangan wilayah karena pada hakekatnya
Pengembangan Kawasan Ekonomi Terpadu
mengintegrasikan seluruh sektor dan aspek baik aspek
fisik lingkungan, aspek sosial budaya dan aspek ekonomi,
dan juga mengintegrasikan lintas wilayah administrasi
termasuk pembangunan perkotaan, pembangunan
perdesaan, keterkaitan pembangunan perkotaan-
perdesaan, serta sarana dan prasarana lintas wilayah.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas


diperlukan rencana peningkatan daya saing dalam rangka
mendorong investasi di Kawasan Pengembangan Ekonomi
Terpadu (KAPET).

Rencana Peningkatan Daya Saing Kawasan Pengembangan


Ekonomi Terpadu (KAPET) BAD, Biak, Mbay dan Seram
I-3
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud kegiatan ini adalah menyusun rencana
peningkatan daya saing dalam rangka mendorong investasi
di Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET)
sehingga dapat tercapai pola dukungan invetasi yang dapat
dimanfaaatkan dalam pengelolaan KAPET yang selanjutnya
akan menjadi modal dasar dalam mencapai pengembangan
KAPET yang optimal.

Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :


a. Identifikasi masalah dan potensi pengembangan KAPET.
b. Penyusunan dan menyiapkan rumusan kajian
peningkatan daya saing dalam rangka mendorong
investasi di Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu
(KAPET).

1.3. SASARAN
Adapun sasaran yang akan dicapai melalui pekerjaan ini
adalah :
a.Teridentifikasinya potensi dan permasalahan di wilayah
KAPET
b.Teridentifikasinya kondisi eksisting daya dukung
investasi di dalam mewadahi aktivitas pengembangan
kawasan di wilayah KAPET
c. Terkajinya kebijakan dan peraturan-peraturan yang
terkait dengan pengembangan wilayah KAPET
d.Teridentifikasinya permasalahan dukungan investasi
dalam pengembangan wilayah KAPET
e. Tersusunnya skenario dukungan investasi berdasarkan
optimasi dan efisiensi pemanfaatan ruang dari aspek
ekonomi, sosial & lingkungan KAPET.

Rencana Peningkatan Daya Saing Kawasan Pengembangan


Ekonomi Terpadu (KAPET) BAD, Biak, Mbay dan Seram
I-4
f. Tersusunnya rumusan kajian peningkatan daya saing
dalam rangka mendorong investasi secara terpadu,
terintegrasi dan terkoordinasi dalam satu skema
Penataan Ruang wilayah KAPET

1.4. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup kegiatan ini mencakup desk study, dengan
menggunakan data sekunder diantaranya data-data potensi
wilayah (sumber daya alam), data kebijakan terkait Kajian
Peningkatan Daya Saing KAPET ini yang meliputi,
karakateristik dan potensi kawasan, isu strategis dan
permasalahaannya, serta dilakukan kunjungan lapangan
dan pembahasan dengan seluruh pemerintah provinsi di
lokasi studi untuk memperkaya hasil kajian yang telah
dilakukan sekaligus mengklarifikasi dan validasi data-data
yang pekerjaannya meliputi :
1. Mengidentifikasi kondisi eksisting, potensi dan
masalah Kajian ini meliputi :
a. Kondisi potensi Sumber Daya Alam
b. Kondisi Infrastruktur yang ada di Wilayah KAPET
c. Kondisi Sumber Daya Manusia yang ada di
Wilayah KAPET
d. Kondisi penanaman modal (peluang investasi)
e. Kondisi dukungan insentif
2. Melakukan analisis kondisi eksisting dengan rencana
tata ruang/masterplan KAPET;
3. Menyusun kebijakan dan Strategi dukungan investasi
dan insentif yang tepat bagi KAPET;
4. Penyusunan arahan peningkatan Sumber Daya
Manusia di wilayah KAPET untuk memberikan nilai
tambah pada KAPET;

Rencana Peningkatan Daya Saing Kawasan Pengembangan


Ekonomi Terpadu (KAPET) BAD, Biak, Mbay dan Seram
I-5
5. Tim pelaksana juga harus melakukan pembahasan
atau diskusi dengan instansi-instansi terkait
dilingkungan Pemerintah Pusat dan pemerintah
Daerah sesuai dengan tahapan pelaporan.

1.5. KELUARAN
Produk akhir yang dihasilkan harus merupakan hasil
bersama dengan Pemerintah Daerah, yaitu:
a. Dokumen hasil kajian dan rekomendasi peningkatan
daya saing berdasarkan kajian di KAPET NAD, KAPET
Mbay, KAPET Biak dan KAPET Seram.
b. Dokumen rencana pelaksanaan peningkatan daya saing
di setiap KAPET.

Rencana Peningkatan Daya Saing Kawasan Pengembangan


Ekonomi Terpadu (KAPET) BAD, Biak, Mbay dan Seram
I-6

Anda mungkin juga menyukai