Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

Laporan Antara|1-0
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tercapainya keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu visi penting
bangsa Indonesia yang telah dituangkan dalam pembukaan UUD 1945. Visi ini menekankan
bahwa Pemerintah memiliki tugas untuk mensejahterakan masyarakat. Pemerintah menguatkan
kembali visi yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 tersebut dengan menetapkan Visi
Indonesia 2045: Berdaulat, Maju, Adil, dan Makmur. Visi Indonesia 2045 terdiri dari 4 (empat)
pilar utama. Pertama, Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi. Kedua, Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan. Ketiga, Pemerataan Pembangunan,
serta keempat, Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan.

Beberapa “Megatren Dunia” pada tahun 2045 perlu disikapi dengan penyiapan arahan,
kebijakan, dan strategi pembangunan jangka panjang guna memastikan bahwa pilar-pilar
utama pembangunan jangka panjang nasional yang diturunkan dari Visi jangka panjang
nasional dapat terlaksana. Tren demografi global mendorong sebagian besar penduduk dunia
tinggal di kawasan urban, meningkat menjadi sekitar 65% dimana diperkirakan 95% dari
penambahan tersebut berasal dari negara berkembang seperti Indonesia.

Negara berkembang juga diperkirakan akan menjadi poros ekonomi dunia yang baru, dimana
negara-negara Asia menyumbang sekitar 70% dari total output dunia. Hal ini turut
mempengaruhi pemanfaatan Sumber Daya Alam oleh negara-negara dunia yang menyebabkan
kelangkaan SDA di masa mendatang yang perlu diantisipasi. Dalam konteks nasional, kondisi
kesejahteraan ekonomi wilayah Indonesia saat ini masih perlu perhatian. Kesenjangan antara
Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI) masih cukup tinggi,
dimana tercatat angka kemiskinan di KTI mencapai 18.01 persen sedangkan di KBI hanya 10.33
persen, sementara angka kemiskinan di kawasan perdesaan mencapai 13.47 persen sedangkan
di kawasan perkotaan hanya 7.2 persen.

Indikator lainnya seperti Gini Ratio (GR) juga menunjukkan masih adanya ketimpangan wilayah
yang besar, khususnya ketimpangan pendapatan di kawasan perdesaan (0.324) dan di kawasan
perkotaan (0.4). Selama 75 tahun usia kemerdekaan Indonesia, perekonomian juga masih lebih
banyak terpusat di Pulau Jawa. Hal ini juga ditambah dengan masih terbatasnya prasarana dan
sarana serta aksesibilitas khususnya di kawasan perdesaan dan daerah-daerah tertinggal.

Lebih lanjut, kemungkinan perubahan konstelasi pusat kegiatan nasional dengan adanya
rencana pemindahan pusat pemerintahan RI dari Jakarta ke Ibu Kota Negara baru di Pulau
Kalimantan perlu diantisipasi dengan perencanaan pengembangan wilayah nasional yang baik.
Perubahan konstelasi perkotaan nasional (PKN) dan upaya menyeimbangkan pembangunan di
KBI dan KTI, perlu disinergikan melalui perumusan kembali arahan kebijakan dan strategi
pembangunan nasional pada skala pulau. Arahan kebijakan dan strategi pembangunan
infrastruktur wilayah nasional tersebut akan menjadi acuan pembangunan infrastruktur terpadu
jangka panjang.

Laporan Antara|1-1
Dalam struktur organisasi Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah menurut Peraturan
Menteri PUPR Nomor 13 Tahun 2020, Pusat Pengembangan Infrastruktur Wilayah Nasional
memiliki tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan rencana terpadu pembangunan
infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat, pelaksanaan koordinasi keterpaduan
rencana dan sinkronisasi program, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
rencana terpadu pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat pada
wilayah nasional berdasarkan pendekatan pengembangan wilayah.

Sesuai tugas fungsi tersebut, dan guna memberikan arahan yang lebih terperinci terhadap
langkah pencapaian Visi Indonesia 2045: Berdaulat, Maju, Adil, dan Makmur, maka Pusat
Pengembangan Infrastruktur Wilayah Nasional perlu merumuskan dan menyusun Rencana
Pembangunan Infrastruktur Jangka Panjang (RPIJP) Nasional 2025-2045.
Selain itu, belum adanya Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) untuk perumusan dan
penyusunan dan review RPIJP Nasional juga perlu diantisipasi dengan penyusunan Petunjuk
Teknis Penyusunan Rencana Pembangunan Infrastruktur Jangka Panjang (RPIJP) Nasional
sehingga akan memudahkan pelaksanaan tugas fungsi Pusat Pengembangan
Infrastruktur Wilayah Nasional di masa mendatang.

1.2 MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN


Kegiatan ini dimaksudkan untuk merumuskan arahan kebijakan dan strategi pembangunan
infrastruktur jangka panjang wilayah nasional serta merumuskan petunjuk teknis penyusunan
dan review Rencana Pembangunan Infrastruktur Jangka Panjang (RPIJP) Nasional.
Tujuan dari kegiatan ini adalah:
1. Mengidentifikasi kajian teoritis, kebijakan/peraturan dan literatur terkait pengembangan
wilayah dan pembangunan infrastruktur terpadu jangka panjang nasional;
2. Mengidentifikasi isu strategis, potensi dan tantangan, serta potensi pengembangan wilayah
dan pembangunan infrastruktur di wilayah nasional terhadap daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup pada skala pulau;
3. Mengidentifikasi dan mengevaluasi kinerja infrastruktur terpadu eksisting bidang PUPR di
wilayah nasional pada skala pulau;
4. Merumuskan skenario pembangunan dan kebutuhan pengembangan wilayah serta
pembangunan infrastruktur jangka panjang di wilayah nasional pada skala pulau;
5. Merumuskan arahan kebijakan dan strategi pembangunan infrastruktur jangka panjang di
wilayah nasional pada skala pulau;
6. Merumuskan kawasan prioritas pengembangan dan infrastruktur prioritas di wilayah
nasional pada skala pulau;
7. Menyusun petunjuk teknis penyusunan dan review Rencana Pembangunan Infrastruktur
Jangka Panjang (RPIJP) Nasional.

Sasaran yang hendak dicapai dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Teridentifikasinya kajian teoritis, kebijakan/peraturan dan literatur terkait pengembangan
wilayah dan pembangunan infrastruktur terpadu jangka panjang nasional;
2. Teridentifikasinya isu strategis, potensi dan tantangan, serta potensi pengembangan
wilayah dan pembangunan infrastruktur di wilayah nasional terhadap daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup pada skala pulau;
3. Teridentifikasinya dan terevaluasinya kinerja infrastruktur terpadu eksisting bidang PUPR di
wilayah nasional pada skala pulau;

Laporan Antara|1-2
4. Terumuskannya skenario pembangunan dan kebutuhan pengembangan wilayah serta
pembangunan infrastruktur jangka panjang di wilayah nasional pada skala pulau;
5. Terumuskannya arahan kebijakan dan strategi pembangunan infrastruktur jangka panjang
di wilayah nasional pada skala pulau;
6. Terumuskannya kawasan prioritas pengembangan dan infrastruktur prioritas di wilayah
nasional pada skala pulau;
7. Tersusunnya petunjuk teknis penyusunan dan review Rencana Pembangunan Infrastruktur
Jangka Panjang (RPIJP) Nasional.

1.3 DASAR HUKUM


Referensi hukum yang dipergunakan antara lain :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, serta Peraturan perundangan terkait infrastruktur bidang PUPR;
2. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional 2005-2025;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
6. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
7. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2020-2024;
8. Peraturan Menteri PUPR Nomor 13 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

1.4 RUANG LINGKUP


1.4.1 Lingkup Lokasi
Lokasi Kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Infrastruktur Jangka Panjang Nasional
Tahun Anggaran 2021 merupakan provinsi yang dianggap memiliki nilai strategis dan perlu
mendapat prioritas dalam perumusan kebijakan dan strategi pengembangan infrastruktur PUPR
jangka panjang meliputi :
1. Provinsi Sumatera Utara
2. Provinsi Sumatera Selatan
3. Provinsi Jawa Tengah
4. Provinsi Jawa timur
5. Provinsi Kalimantan Selatan
6. Provinsi Kalimantan Timur
7. Provinsi Sulawesi Selatan

1.4.2 Lingkup Kegiatan


Kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka Penyusunan Rencana Pengembangan Infrastruktur
Jangka Panjang Nasional Tahun Anggaran 2021 meliputi :
1. Review kajian teoritis, kebijakan/peraturan dan literatur terkait pengembangan wilayah
dan pembangunan infrastruktur terpadu jangka panjang nasional;

Laporan Antara|1-3
2. Identifikasi isu strategis, potensi dan tantangan, serta potensi pengembangan wilayah dan
pembangunan infrastruktur di wilayah nasional terhadap daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup pada skala pulau;
3. Identifikasi dan evaluasi kinerja infrastruktur terpadu eksisting bidang PUPR di wilayah
nasional pada skala pulau;
4. Perumusan skenario pembangunan dan kebutuhan pengembangan wilayah serta
pembangunan infrastruktur jangka panjang di wilayah nasional pada skala pulau;
5. Perumusan arahan kebijakan dan strategi pembangunan infrastruktur jangka panjang di
wilayah nasional pada skala pulau;
6. Perumusan kawasan prioritas pengembangan dan infrastruktur prioritas di wilayah nasional
pada skala pulau;
7. Penyusunan petunjuk teknis penyusunan dan review Rencana Pembangunan Infrastruktur
Jangka Panjang (RPIJP) Nasional.
8. Perumusan dan penyiapan policy brief pembangunan infrastruktur jangka panjang pada
wilayah nasional.

1.4.3 Jangka Waktu Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Infrastruktur Jangka Panjang Nasional Tahun
Anggaran 2021 akan dilaksanakan selama 8 (delapan) bulan.

Kerangka pikir kegiatan diawali dengan kajian kebijakan dan identifikasi tantangan dan limitasi,
kemudian dijadikan sebagai bahan pertimbangan saat menentukan arahan dan tahapan
pengembangan wilayah nasional dan wilayah pulau. Arahan pengembangan wilayah pulau
mengacu pada dokumen visi 2045 diantaranya Pulau Papua sebagai basis pangan nasional dan
sektor ekonomi berbasis SDA, Pulau Kalimantan sebagai basis industri pengolahan dan lumbung
energi nasional, Pulau Sulawesi sebagai basis industri pangan dan gerbang KTI, Pulau Sumatera
sebagai basis industri baru dan gerbang kawasan Asia, Pulau Jawa sebagai basis perdagangan
dan jasa serta Pulau Bali, Kepulauan Nusa Tenggara dan Maluku masing-masing sebagai basis
wisata internasional dan perikanan nasional. Selain itu dalam penentuan arahan dan tahapan
pengembangan wilayah nasional dan pulau juga mempertimbangkan kawasan-kawasan
strategis berdasarkan pengembangan secara tematik yang ada di masing-masing pulau.

Berdasarkan kebijakan, tantangan/limitasi dan arahan pengembangan wilayah, maka proses


selanjutnya adalah mengidentifikasi kinerja infrastruktur dan melakukan analisis proyeksi
pengembangan infrastruktur 2045. Kebutuhan (Gap) infrastruktur diperoleh setelah
menentukan target outcome nasional dan masing-masing pulau. Berdasarkan arahan
pengembangan wilayah dan kebutuhan pengembangan infrastruktur (gap), maka dapat
dilakukan perumusan arahan, norma dan rencana pengembangan infrastruktur wilayah nasional
dan pulau untuk selanjutnya dilakukan pentahapan setiap 5 tahun hingga tahun 2045.

Laporan Antara|1-4
1.5 METODOLOGI
1.5.1 Kerangka Pikir

Gambar 1.1. Kerangka Pikir Penyusunan RPIJPN

Laporan Antara|1-5
1.5.2 Kerangka Pelaksanaan Kegiatan

Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan rencana program kerja yang telah
disusun sebelumnya. Dengan adanya jadwal pelaksanaan pekerjaan, dapat diketahui
target tahapan kegiatan yang perlu dilaksanakan sehingga pelaksanaan kegiatan dapat
diselesaikan tepat waktu sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati dengan
pemberi pekerjaan selaku pengguna jasa. Jadwal dan pelaksanaan kegiatan akan
disesuaikan dengan protokol penanganan Covid-19. Oleh sebab itu kegiatan yang bersifat
diskusi, koordinasi dan pembahasan substansi pekerjaan akan dilakukan dengan sistem
teleconference. Pengumpulan data dan informasi akan diusahakan sejauh mungkin
dengan mengumpulkan data digital secara online dan pelaksanaan FGD melalui
teleconference. Adapun data dan informasi yang tidak dapat diperoleh secara online akan
dilakukan kunjungan lapangan dengan memperhatikan protokol pencegahan penyebaran
Covid-19. Kerangka pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Laporan Antara|1-6
Gambar 1.2. Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RPIJPN

Laporan Antara|1-7

Anda mungkin juga menyukai