Anda di halaman 1dari 21

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA


DIREKTORAT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
• Latar Belakang
• Definisi Permukiman Kumuh
• Kriteria Permukiman Kumuh
• Proses Penetapan Lokasi Permukiman Kumuh
• Proses/ Mekanisme Pelaksanaan Survei
Pendataan Kawasan Permukiman Kumuh
• Contoh Layout Profil Kawasan Kumuh
• Pola Penanganan Kumuh
Latar Belakang
Pembangun
Pencegahan
1. Penanganan kumuh di perkotaan
an &
Pengemban dan merupakan salah satu agenda yang
gan peningkatan terdapat dalam Renstra Kementerian
Perumahan kualitas PU, Ditjen Cipta Karya, dimana upaya
Permukiman LANDASAN terhadap penanganan kumuh melalui
UTAMA: perumahan
• Pengawasa pendekatan kawasan dalam
UU No.1 kumuh
n dan mengurangi luasan kawasan kumuh
Tahun 2011 pengendali
(Pasal 94 sd yang ada (dari target 2014 sebesar 675
an;
95) • Pemberday
kawasan sudah ditangani sebesar 900
aan kawasan atau sebesar 75%) dan
Masyaraka mendukung program MDGs (sebagai
t. dukungan data kota tanpa kumuh 2020).
Permasalahan Umum
Kawasan Permukiman 2. Perlunya akurasi data dan relevansi
• Kepadatan Bangunan yang
tinggi; Kumuh
yang sesuai serta framing lokasi dalam
• Kondisi Prasarana dan Sarana konteks keterpaduan penanganan
yang buruk secara kuantitatif kawasan menjadi sangat penting untuk
dan kualitatif;

menjadi dasar/ readiness criteria
Kondisi Lingkungan yang
tidak didukung oleh sistem pembangunan.
drainase;
• Tidak memiliki keteraturan
3. Justifikasi dan relevansi kriteria kawasan
struktur permukiman; kumuh yang terdapat dalam payung
• Permukiman di bantaran hukum dan ketetapan formal terkait
sungai;

kawasan kumuh oleh Pemda berupa
Areal yang terpengaruh
secara fisik oleh adanya Surat Keterangan (SK) Daerah.
pengelolaan limbah oleh
pabrik di sekitarnya.
4. Diperlukannya pemutakhiran data
PENYUSUNAN DATABASE
KAWASAN KUMUH & POLA
kawasan kumuh berdasarkan SK Daerah
PENANGANAN KAWASAN (sesuai Amanat Pasal 98 Undang-
KUMUH DI KAWASAN
PERKOTAAN DI INDONESIA
Undang no 1 tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan
PERUMAHAN adalah Kumpulan rumah sebagai bagian dari
PERUMAHAN permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi
dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya
pemenuhan rumah yang layak huni.

PERUMAHAN KUMUH adalah Perumahan yang mengalami


PERUMAHAN KUMUH penurunan kualitas fungsi sebagai tempat hunian.

PENURUNAN
KUALITAS ● Ketidakteraturan bangunan
TEMPAT HUNIAN PERMUKIMAN ● Tingkat kepadatan bangunan yang tinggi
TIDAK LAYAK ● Kualitas bangunan tidak memenuhi syarat
HUNI ● Kualitas sarana dan prasarana tidak
memenuhi syarat

PERMUKIMAN KUMUH adalah Permukiman yang tidak layak huni


PERMUKIMAN KUMUH karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan
yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana
yang tidak memenuhi syarat.

PERMUKIMAN adalah Bagian dari lingkungan hunian yang terdiri


PERMUKIMAN atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana,
sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi
lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
Permukiman Kumuh

PERMUKIMAN
PERMUKIMAN FAKTOR
FAKTOR PENYEBAB
PENYEBAB
KUMUH
KUMUH
Kelayakan & ketersediaan
FISIK lahan
ALAMI Daya dukung lahan

Akses & ketersediaan


FISIK prasarana
BINAAN Struktur & tata letak

Kemampuan ekonomi individu


SOSIAL
EKONOMI Potensi ekonomi lingkungan

Pola perilaku
SOSIAL
BUDAYA Pola bermukim

Ketidakjelasan status tanah


Ketidaktahuan aturan
EKSTERNAL bangunan & lingkungan
Marginalisasi proses 5
pembangunan
Kriteria Kumuh
• ketidakteraturan dalam hal dimensi, orientasi, dan bentuk
• kepadatan tinggi yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam
rencana tata ruang
Kriteria Bangunan
• ketidaksesuaian dengan persyaratan teknis sistem struktur,
Gedung pengamanan petir, penghawaan, pencahayaan, sanitasi dan
bahan bangunan
• kondisi permukaan jalan yang tidak dapat dilalui kendaraan
dengan aman dan nyaman
Kriteria Kriteria Jalan
Kriteria • lebar jalan yang tidak memadai
yang
yang Lingkungan • kelengkapan jalan yang tidak memadai
digunakan
digunakan • ketidaktersediaan akses air minum
untuk
untuk Kriteria Penyediaan
• tidak terpenuhinya kebutuhan air minum setiap individu
menentuka
menentuka Air Minum • tidak terpenuhinya kualitas air minum sesuai standar kesehatan
nn kondisi
kondisi
kekumuhan
kekumuhan • ketidakmampuan mengalirkan limpasan air hujan
Kriteria Drainase
pada
pada suatu
suatu • menimbulkan bau
perumahan Lingkungan • tidak terhubung dengan sistem drainase perkotaan
perumahan
dan
dan • ketidaktersediaan sistem pengelolaan air limbah
permukima Kriteria Pengelolaan
permukima • ketidaktersediaan kualitas buangan sesuai standar yang berlaku
nn Air Limbah • tercemarnya lingkungan sekitar

Ketentuan • ketidaktersediaan sistem pengelolaan persampahan


Kriteria Pengelolaan
• ketidaktersediaan sarana dan prasarana pengelolaan
kriteria diatur Persampahan persampahan
lebih lanjut • tercemarnya lingkungan sekitar oleh sampah
•• ketidaktersediaan
ketidaktersediaan sistem
sistem pengamanan
pengamanan secara
secara aktif
aktif dan
dan pasif
pasif
dengan Kriteria
Kriteria Pengamanan
Pengamanan
•• ketidaktersediaan pasokan air untuk pemadaman yang memadai
ketidaktersediaan pasokan air untuk pemadaman yang memadai
Peraturan Kebakaran
Kebakaran •• ketidaktersediaan 7
ketidaktersediaan akses
akses untuk
untuk mobil
mobil pemadam
pemadam kebakaran
kebakaran
Menteri
Kriteria Permukiman Kumuh &
Penetapan Lokasi Permukiman Kumuh

Persyaratan Penetapan
Kriteria Permukiman Kumuh
Lokasi
a. dapat berada atau tidak berada 1) Kesesuaian dengan rencana tata
pada peruntukan perumahan dan ruang wilayah nasional, rencana
permukiman dalam rencana tata tata ruang wilayah provinsi, dan
ruang; rencana tata ruang wilayah
b. tidak dipenuhinya persyaratan kabupaten/kota;
administrasi dan persyaratan 2) Kesesuaian dengan rencana tata
teknis bangunan gedung sesuai bangunan dan lingkungan;
dengan fungsi bangunan gedung; 3) Kondisi dan kualitas prasarana,
c. rendahnya kualitas fisik sarana, dan utilitas umum yang
prasarana dan sarana lingkungan memenuhi persyaratan dan tidak
(berupa jalan lingkungan, saluran membahayakan penghuni;
drainase, pematusan dan lain- 4) Tingkat keteraturan dan
lain); kepadatan bangunan;
d. kepadatan penduduk tinggi; dan 5) Kualitas bangunan; dan
e. sebagian besar rumah tidak layak 6) Kondisi sosial ekonomi
huni. masyarakat setempat.
Proses Penetapan Lokasi Permukiman Kumuh

PROSES IDENTIFIKASI PROSES PENETAPAN

IDENTIFIKASI SATUAN IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI PENILAIAN LOKASI/KAWASAN


IDENTIFIKASI LEGALITAS · Tingkat Kekumuhan
PERUMAHAN DAN PERMASALAHAN PERTIMBANGAN LAIN (N0N-
LAHAN · Pertimbangan Lain
PERMUKIMAN KEKUMUHAN FISIK)
· Legalitas Lahan

KLASIFIKASI LOKASI/
KAWASAN
(18 Klasifikasi)
Satuan Perumahan Kondisi Bangunan Nilai Strategis Lokasi Status Lahan

SKALA PRIORITAS
Kesesuaian dengan PENANGANAN
Satuan Permukiman Jalan Lingkungan Kepadatan Penduduk (Prioritas 1 s/d 9)
Rencana Tata Ruang

Persyaratan Administrasi
Drainase Lingkungan Potensi Sosial Ekonomi
Bangunan

1. SK. BUPATI/WALIKOTA
Penyediaan Air Minum Dukungan Masyarakat
2. DAFTAR LOKASI/KAWASAN

Pengelolaan Sanitasi Komitmen Pemda


3. PETA LOKASI/KAWASAN

Pengelolaan Persampahan
Memperhatikan:
 Kesesuaian dengan RTRW
Pengamanan Kebakaran  Kesesuaian dengan RTBL
 Kualitas PSU yang tidak membahayakan
penghuni
 Kualitas bangunan
 Kondisi sosial ekonomi msyarakat

Sumber : Rancangan Peraturan Menteri PU tentang Pedoman Teknis Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Inventarisasi Data
Program Permukiman
Kumuh Pusat • SK tentang Kaw. Permukiman
Kumuh Kawasan
• SPPIP/RPKPP Terduga Kumuh
• Studi Terkait Kawasan Kumuh
Bantuan Teknis

Inventarisasi Kaw. Kumuh Identifikasi Penyiapan Implementasi


Survey Kawasan
Terpilih/ Program Perangkat Program
Terduga Kumuh
Disepakati Penanganan Penanganan Penanganan
Kota Kaw. Kumuh

Tipologi
Analisis Tingkat
Program Permukiman Kawasan
Kekumuhan
Kumuh
Kumuh Daerah
Kaw. Kumuh

METODE PENJELASAN
STUDI LITERATUR & • literatur digunakan untuk mengkaji kriteria & indikator kawasan kumuh , studi-studi kawasan
REVIEW kumuh di kawasan studi, serta program peremajaan yang pernah dilakukan.
• Review digunakan untuk mengkaji kebijakan dan strategi penanganan permukiman dalam
RTRW, SPPIP, RPKPP, SK Kumuh dan sejenisnya
KAJIAN DATA PRIMER & kondisi wilayah perkotaan di Wilayah Jawa khususnya pada data-data di kawasan yang diduga
SEKUNDER merupakan permukiman kumuh
FGD Untuk pendalaman kajian data dan informasi, apabila diperlukan dapat dilakukan Focus Group
Discussion (FGD) dengan peserta terbatas yang berasal dari satu kelompok tertentu dan dengan
topik bahasan diskusi tertentu pula
OVERLAY & BASIS DATA informasi baru (informasi turunan) yang dihasilkan dari overlay beberapa informasi yang telah
GIS ada sebelumnya
Kerangka Pemikiran
Proses/ Mekanisme Pelaksanaan
Survei Pendataan Kawasan Permukiman Kumuh
PROSES / MEKANISME PELAKSANAAN
PROSES / MEKANISME PELAKSANAAN
Survai Pendataan Kawasan Permukiman Kumuh
1. Survei tahap pertama yang dilakukan Survai Pendataan Kawasan Permukiman Kumuh
adalah survei sekunder di tingkat
provinsi (Bappeda dan Dinas PU/CK). DATA SEKUNDER
DATA SEKUNDER
Tujuannya adalah untuk mendapatkan dan PROVINSI
PROVINSI DATA PRIMER
menginventarisasi data dan informasi terkait DATA PRIMER
(Wawancara)
dengan kawasan permukiman kumuh. informasi (Wawancara)
program
2. Survei tahap kedua adalah melakukan informasi
program

survei ke setiap kabupaten/kota yang DATA SEKUNDER


DATA SEKUNDER
telah ditentukan dengan tujuan KABUPATEN/KOTA
KABUPATEN/KOTA DATA PRIMER
penyepakatan lokasi / kawasan yang akan DATA PRIMER
(Wawancara)
disurvei dan inventarisasi data sekunder dan SK arahan
(Wawancara)

data primer melalui wawancara dengan pihak SK arahan


DATA SEKUNDER
terkait. Kesepakatan lokasi / kawasan kumuh DATA SEKUNDER
(Kecamatan/Kelurahan)
Berita (Kecamatan/Kelurahan)
yang akan disurvei dituangkan dalam Berita LOKASI Acara
Berita
LOKASI Acara
Acara. DATA PRIMER
DATA PRIMER
3. Survei tahap ketiga adalah
observasi/pengamatan lapangan, yang KONDISI Kawasan
Observasi /
Pengamatan
Observasi /
KONDISI Kawasan
mencakup kegiatan: Pengamatan

• Inventarisasi data sekunder terkait FOTO Kawasan Visualisasi


FOTO Kawasan Visualisasi
kawasan berupa Monografi Kecamatan
FORM ISIAN Kuesioner
dan Kelurahan. FORM ISIAN Kuesioner
• Inventarisasi data primer melalui DELINEASI Tracking Batas
wawancara pihak kecamatan dan KAWASAN & LUAS
DELINEASI
KAWASAN & LUAS
KawasanBatas
Tracking
Kawasan
kelurahan. Sifat wawancara adalah
bebas/terbuka dengan tetap terarah pada
pendataan kawasan kumuh.
• Pengamatan visualisasi lapangan pada
lokasi / kawasan permukiman kumuh.

Metode Analisis Tingkat Kekumuhan
Metode Analisis Tingkat Kekumuhan

Nilai Rentang [ NR ] ⁼ [ Σ Nilai Tertinggi - Σ Nilai Terendah ]


3

Contoh Penilaian NR ⁼ [ 75 - 15 ]
3
⁼ 20

Dari Penilaian diatas, diperoleh :


1. Kategori Kumuh berat pada nilai = 55- 7 5
2. Kategori Kumuh sedang pada nilai = 35- 5 4
3. Kategori Kumuh Ringan pada nilai = 15- 3 4

Sumber: Rapermen PU tentang Pedoman Teknis Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman
Penentuan Prioritas Penanganan

Penentuan urutan Skala Prioritas Penanganan dapat ditentukan dengan pertimbangan sebagai berikut:
1.Prioritas 1, kelompok kumuh berat dengan pertimbangan lain tinggi, yaitu klasifikasi C5 dan C6;
2.Prioritas 2, kelompok kumuh sedang dengan pertimbangan lain tinggi, yaitu klasifikasi B5 dan B6;
3.Prioritas 3, kelompok kumuh ringan dengan pertimbangan lain tinggi, yaitu klasifikasi A5 dan A6;
4.Prioritas 4, kelompok kumuh berat dengan pertimbangan lain sedang, yaitu klasifikasi C3 dan C4;
5.Prioritas 5, kelompok kumuh sedang dengan pertimbangan lain sedang, yaitu klasifikasi B3 dan B4
6.Prioritas 6, kelompok kumuh ringan dengan pertimbangan lain sedang, yaitu klasifikasi A3 dan A4;
7.Prioritas 7, kelompok kumuh berat dengan pertimbangan lain rendah, yaitu klasifikasi C1 dan C2;
8.Prioritas 8, kelompok kumuh sedang dengan pertimbangan lain rendah, yaitu klasifikasi B1 dan B2;
9.Prioritas 9, kelompok kumuh ringan dengan pertimbangan lain rendah, yaitu klasifikasi A1 dan A2.

Penentuan
Urutan Skala
Prioritas
Penanganan

Sumber: Rapermen PU tentang Pedoman Teknis Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman
Penentuan Tipologi Kawasan Kumuh

Tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh merupakan pengelompokan perumahan


kumuh dan permukiman kumuh berdasarkan letak lokasi menurut bio-region.

Sumber: Rapermen PU tentang Pedoman Teknis Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman
Penentuan Rekomendasi Penanganan
Kawasan Kumuh
Berdasarkan amanah dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman,
pola penanganan yang merupakan upaya peningkatan kualitas meliputi:
1.Pemugaran;
2.Peremajaan; dan
3.Pemukiman kembali.

LEGALITA
PRIORITA KEKUMUHA PERTIMBANGAN
S PENANGANAN
S N LAIN
LAHAN
1 Berat Tinggi Legal Permukiman Kembali
4 Berat Sedang Legal atau Peremajaan
7 Berat Rendah Legal
1 Berat Tinggi Ilegal Permukiman Kembali
4 Berat Sedang Ilegal atau Legalitas Lahan
7 Berat Rendah Ilegal lalu peremajaan
2 Sedang Tinggi Legal Peremajaan
5 Sedang Sedang Legal
8 Sedang Renda Legal
2 Sedang Tinggi Ilegal Permukiman Kembali
5 Sedang Sedang Ilegal atau Legalitas Lahan
8 Sedang Tinggi Ilegal lalu peremajaan
3 Ringan Sedang Legal Pemugaran
6 Ringan Rendah Legal
9 Ringan Tinggi Legal
3 Ringan Sedang Ilegal Permukiman Kembali
Sumber: Rapermen
6 PU tentang Pedoman
Ringan Teknis Peningkatan
Rendah Kualitas
IlegalPerumahan Kumuh dan
atau Legalitas Permukiman
Lahan
Pendekatan Pelaksanaan

• Menetapkan lokasi kabupaten/kota yang akan disurvai dengan memperhatikan kebijakan dan
arah pengembangannya sebagaimana telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan daerah.
• Menetapkan lokasi/kawasan permukiman kumuh yang akan disurvai dalam wilayah kabupaten/
kota berdasarkan keputusan Kepala Daerah (SK Bupati/Walikota) atau telah ditetapkan melalui
hasil identifikasi/kajian tetapi belum ditetapkan dengan SK Bupati/Walikota, atau berdasarkan
dokumen perencanaan lainnya (SPPIP, RPKPP, RP3KP, RP4D, RTRW).
• Menyepakati kawasan-kawasan permukiman kumuh yang disurvai, baik atas pertimbangan di
atas, atau pertimbangan-pertimbangan lain, yang dituangkan dalam bentuk Berita Acara
Kesepakatan Lokasi/Kawasan Permukiman Kumuh yang akan disurvai.

• Melakukan koordinasi dengan aparatur


pemerintah di tingkat kecamatan/
kelurahan untuk mengetahui kondisi
umum kawasan kawasan permukiman
kumuh yang akan disurvai, sekaligus
untuk memperoleh data dan informasi
pendukung.
• Menentukan delineasi kawasan yang
menjadi kawasan survai, dan ditentukan
koordinatnya dengan menggunakan GPS.
• Melakukan observasi kondisi kawasan
yang disertasi dengan pengisian Form
Isian dan menggambarkan kondisinya
secara visual.
PENENTUAN LOKASI/KAWASAN
YANG AKAN DISURVAI

SK Bupati/Walikota ada
(Penetapan Kws. Kumuh)
tidak ada
PELAKSANAAN SURVAI
Hasil Identifikasi/Kajian LOKASI/KAWASAN
ada
Kawasan Kumuh
tidak ada Koordinasi dengan Aparat
di Lokasi/Kawasan
Kawasan Kumuh dalam
Dokumen SPPIP/RPKPP
ada PENETAPAN & PENANGANAN
KAWASAN
tidak ada Isi Kuesioner dan
Ambil Data Sekunder
Kawasan Kumuh dalam ada
Dokumen RP4D/RP3KP Verifikasi Kawasan
tidak ada Tentukan Delineasi
Kawasan
Rencana Sistem Pusat- Letak Luas Tingkat Kekumuhan
pusat dalam RTRW Kawasan Kawasan
Skala Prioritas
tidak ada Tracking Batas Kawasan
dengan GPS Rekomendasi Penanganan
Kesepakatan Lokasi/Kawasan Berita sesuai dg kebijakan
Yang Akan Disurvai Acara pembangunan daerah

Observasi
Kondisi Kawasan
SK Bupati/Walikota tentang
Penetapan Lokasi/Kawasan
Profil
Pengolahan Data Kawasan
Kawasan
Penyusunan Studi dan Perencanaan Program
Penanganan Perumahan Kumuh & Permukiman Kumuh

Rencana Program Pelaksanaan Program


Contoh Layout Profil Kawasan Kumuh
Konsep Penanganan Permukiman Kumuh
(UU No. 1/2011)

Pengawasan dan Pengendalian


Kesesuaian terhadap perizinan, standar teknis dan pemerikasaan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
POLA
PENANGANAN Pemberdayaan Masyarakat
KUMUH Pelaksanaan melalui pendampingan dan pelayanan informasi

Pemugaran
Perbaikan, pembangunan kembali menjadi permukiman layak huni

Peremajaan
Mewujudkan permukiman yang lebih baik guna melindungi keselamatan dan
keamanan masyarakat sekitar dengan terlebih dahulu menyediakan tempat tinggal
bagi masyarakat

Pemukiman kembali
Pemindahan masyarakat dari lokasi yang tidak mungkin dibangun kembali/ tidak sesuai
dengan rencana tata ruang dan/ atau rawan bencana serta menimbulkan bahaya bagi
barang ataupun manusia (co: penyediaan Rusunawa)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai