PENURUNAN
KUALITAS ● Ketidakteraturan bangunan
TEMPAT HUNIAN PERMUKIMAN ● Tingkat kepadatan bangunan yang tinggi
TIDAK LAYAK ● Kualitas bangunan tidak memenuhi syarat
HUNI ● Kualitas sarana dan prasarana tidak
memenuhi syarat
PERMUKIMAN
PERMUKIMAN FAKTOR
FAKTOR PENYEBAB
PENYEBAB
KUMUH
KUMUH
Kelayakan & ketersediaan
FISIK lahan
ALAMI Daya dukung lahan
Pola perilaku
SOSIAL
BUDAYA Pola bermukim
Persyaratan Penetapan
Kriteria Permukiman Kumuh
Lokasi
a. dapat berada atau tidak berada 1) Kesesuaian dengan rencana tata
pada peruntukan perumahan dan ruang wilayah nasional, rencana
permukiman dalam rencana tata tata ruang wilayah provinsi, dan
ruang; rencana tata ruang wilayah
b. tidak dipenuhinya persyaratan kabupaten/kota;
administrasi dan persyaratan 2) Kesesuaian dengan rencana tata
teknis bangunan gedung sesuai bangunan dan lingkungan;
dengan fungsi bangunan gedung; 3) Kondisi dan kualitas prasarana,
c. rendahnya kualitas fisik sarana, dan utilitas umum yang
prasarana dan sarana lingkungan memenuhi persyaratan dan tidak
(berupa jalan lingkungan, saluran membahayakan penghuni;
drainase, pematusan dan lain- 4) Tingkat keteraturan dan
lain); kepadatan bangunan;
d. kepadatan penduduk tinggi; dan 5) Kualitas bangunan; dan
e. sebagian besar rumah tidak layak 6) Kondisi sosial ekonomi
huni. masyarakat setempat.
Proses Penetapan Lokasi Permukiman Kumuh
KLASIFIKASI LOKASI/
KAWASAN
(18 Klasifikasi)
Satuan Perumahan Kondisi Bangunan Nilai Strategis Lokasi Status Lahan
SKALA PRIORITAS
Kesesuaian dengan PENANGANAN
Satuan Permukiman Jalan Lingkungan Kepadatan Penduduk (Prioritas 1 s/d 9)
Rencana Tata Ruang
Persyaratan Administrasi
Drainase Lingkungan Potensi Sosial Ekonomi
Bangunan
1. SK. BUPATI/WALIKOTA
Penyediaan Air Minum Dukungan Masyarakat
2. DAFTAR LOKASI/KAWASAN
Pengelolaan Persampahan
Memperhatikan:
Kesesuaian dengan RTRW
Pengamanan Kebakaran Kesesuaian dengan RTBL
Kualitas PSU yang tidak membahayakan
penghuni
Kualitas bangunan
Kondisi sosial ekonomi msyarakat
Sumber : Rancangan Peraturan Menteri PU tentang Pedoman Teknis Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Inventarisasi Data
Program Permukiman
Kumuh Pusat • SK tentang Kaw. Permukiman
Kumuh Kawasan
• SPPIP/RPKPP Terduga Kumuh
• Studi Terkait Kawasan Kumuh
Bantuan Teknis
Tipologi
Analisis Tingkat
Program Permukiman Kawasan
Kekumuhan
Kumuh
Kumuh Daerah
Kaw. Kumuh
METODE PENJELASAN
STUDI LITERATUR & • literatur digunakan untuk mengkaji kriteria & indikator kawasan kumuh , studi-studi kawasan
REVIEW kumuh di kawasan studi, serta program peremajaan yang pernah dilakukan.
• Review digunakan untuk mengkaji kebijakan dan strategi penanganan permukiman dalam
RTRW, SPPIP, RPKPP, SK Kumuh dan sejenisnya
KAJIAN DATA PRIMER & kondisi wilayah perkotaan di Wilayah Jawa khususnya pada data-data di kawasan yang diduga
SEKUNDER merupakan permukiman kumuh
FGD Untuk pendalaman kajian data dan informasi, apabila diperlukan dapat dilakukan Focus Group
Discussion (FGD) dengan peserta terbatas yang berasal dari satu kelompok tertentu dan dengan
topik bahasan diskusi tertentu pula
OVERLAY & BASIS DATA informasi baru (informasi turunan) yang dihasilkan dari overlay beberapa informasi yang telah
GIS ada sebelumnya
Kerangka Pemikiran
Proses/ Mekanisme Pelaksanaan
Survei Pendataan Kawasan Permukiman Kumuh
PROSES / MEKANISME PELAKSANAAN
PROSES / MEKANISME PELAKSANAAN
Survai Pendataan Kawasan Permukiman Kumuh
1. Survei tahap pertama yang dilakukan Survai Pendataan Kawasan Permukiman Kumuh
adalah survei sekunder di tingkat
provinsi (Bappeda dan Dinas PU/CK). DATA SEKUNDER
DATA SEKUNDER
Tujuannya adalah untuk mendapatkan dan PROVINSI
PROVINSI DATA PRIMER
menginventarisasi data dan informasi terkait DATA PRIMER
(Wawancara)
dengan kawasan permukiman kumuh. informasi (Wawancara)
program
2. Survei tahap kedua adalah melakukan informasi
program
Contoh Penilaian NR ⁼ [ 75 - 15 ]
3
⁼ 20
Sumber: Rapermen PU tentang Pedoman Teknis Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman
Penentuan Prioritas Penanganan
Penentuan urutan Skala Prioritas Penanganan dapat ditentukan dengan pertimbangan sebagai berikut:
1.Prioritas 1, kelompok kumuh berat dengan pertimbangan lain tinggi, yaitu klasifikasi C5 dan C6;
2.Prioritas 2, kelompok kumuh sedang dengan pertimbangan lain tinggi, yaitu klasifikasi B5 dan B6;
3.Prioritas 3, kelompok kumuh ringan dengan pertimbangan lain tinggi, yaitu klasifikasi A5 dan A6;
4.Prioritas 4, kelompok kumuh berat dengan pertimbangan lain sedang, yaitu klasifikasi C3 dan C4;
5.Prioritas 5, kelompok kumuh sedang dengan pertimbangan lain sedang, yaitu klasifikasi B3 dan B4
6.Prioritas 6, kelompok kumuh ringan dengan pertimbangan lain sedang, yaitu klasifikasi A3 dan A4;
7.Prioritas 7, kelompok kumuh berat dengan pertimbangan lain rendah, yaitu klasifikasi C1 dan C2;
8.Prioritas 8, kelompok kumuh sedang dengan pertimbangan lain rendah, yaitu klasifikasi B1 dan B2;
9.Prioritas 9, kelompok kumuh ringan dengan pertimbangan lain rendah, yaitu klasifikasi A1 dan A2.
Penentuan
Urutan Skala
Prioritas
Penanganan
Sumber: Rapermen PU tentang Pedoman Teknis Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman
Penentuan Tipologi Kawasan Kumuh
Sumber: Rapermen PU tentang Pedoman Teknis Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman
Penentuan Rekomendasi Penanganan
Kawasan Kumuh
Berdasarkan amanah dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman,
pola penanganan yang merupakan upaya peningkatan kualitas meliputi:
1.Pemugaran;
2.Peremajaan; dan
3.Pemukiman kembali.
LEGALITA
PRIORITA KEKUMUHA PERTIMBANGAN
S PENANGANAN
S N LAIN
LAHAN
1 Berat Tinggi Legal Permukiman Kembali
4 Berat Sedang Legal atau Peremajaan
7 Berat Rendah Legal
1 Berat Tinggi Ilegal Permukiman Kembali
4 Berat Sedang Ilegal atau Legalitas Lahan
7 Berat Rendah Ilegal lalu peremajaan
2 Sedang Tinggi Legal Peremajaan
5 Sedang Sedang Legal
8 Sedang Renda Legal
2 Sedang Tinggi Ilegal Permukiman Kembali
5 Sedang Sedang Ilegal atau Legalitas Lahan
8 Sedang Tinggi Ilegal lalu peremajaan
3 Ringan Sedang Legal Pemugaran
6 Ringan Rendah Legal
9 Ringan Tinggi Legal
3 Ringan Sedang Ilegal Permukiman Kembali
Sumber: Rapermen
6 PU tentang Pedoman
Ringan Teknis Peningkatan
Rendah Kualitas
IlegalPerumahan Kumuh dan
atau Legalitas Permukiman
Lahan
Pendekatan Pelaksanaan
• Menetapkan lokasi kabupaten/kota yang akan disurvai dengan memperhatikan kebijakan dan
arah pengembangannya sebagaimana telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan daerah.
• Menetapkan lokasi/kawasan permukiman kumuh yang akan disurvai dalam wilayah kabupaten/
kota berdasarkan keputusan Kepala Daerah (SK Bupati/Walikota) atau telah ditetapkan melalui
hasil identifikasi/kajian tetapi belum ditetapkan dengan SK Bupati/Walikota, atau berdasarkan
dokumen perencanaan lainnya (SPPIP, RPKPP, RP3KP, RP4D, RTRW).
• Menyepakati kawasan-kawasan permukiman kumuh yang disurvai, baik atas pertimbangan di
atas, atau pertimbangan-pertimbangan lain, yang dituangkan dalam bentuk Berita Acara
Kesepakatan Lokasi/Kawasan Permukiman Kumuh yang akan disurvai.
SK Bupati/Walikota ada
(Penetapan Kws. Kumuh)
tidak ada
PELAKSANAAN SURVAI
Hasil Identifikasi/Kajian LOKASI/KAWASAN
ada
Kawasan Kumuh
tidak ada Koordinasi dengan Aparat
di Lokasi/Kawasan
Kawasan Kumuh dalam
Dokumen SPPIP/RPKPP
ada PENETAPAN & PENANGANAN
KAWASAN
tidak ada Isi Kuesioner dan
Ambil Data Sekunder
Kawasan Kumuh dalam ada
Dokumen RP4D/RP3KP Verifikasi Kawasan
tidak ada Tentukan Delineasi
Kawasan
Rencana Sistem Pusat- Letak Luas Tingkat Kekumuhan
pusat dalam RTRW Kawasan Kawasan
Skala Prioritas
tidak ada Tracking Batas Kawasan
dengan GPS Rekomendasi Penanganan
Kesepakatan Lokasi/Kawasan Berita sesuai dg kebijakan
Yang Akan Disurvai Acara pembangunan daerah
Observasi
Kondisi Kawasan
SK Bupati/Walikota tentang
Penetapan Lokasi/Kawasan
Profil
Pengolahan Data Kawasan
Kawasan
Penyusunan Studi dan Perencanaan Program
Penanganan Perumahan Kumuh & Permukiman Kumuh
Pemugaran
Perbaikan, pembangunan kembali menjadi permukiman layak huni
Peremajaan
Mewujudkan permukiman yang lebih baik guna melindungi keselamatan dan
keamanan masyarakat sekitar dengan terlebih dahulu menyediakan tempat tinggal
bagi masyarakat
Pemukiman kembali
Pemindahan masyarakat dari lokasi yang tidak mungkin dibangun kembali/ tidak sesuai
dengan rencana tata ruang dan/ atau rawan bencana serta menimbulkan bahaya bagi
barang ataupun manusia (co: penyediaan Rusunawa)
Terima Kasih