Anda di halaman 1dari 20

RACUN BIOTIS

A. RACUN MIKROBA
1) Kolera
Diare dapat disebabkan oleh bakteri, virus, dan parasit. Penyakit kolera merupakan
penyakit diare yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae. Makanan dan minuman yang
terkontaminasi bakteri tersebut dapat menyebabkan kolera. Orang yang terinfeksi bakteri
kolera akan mengalami gejala muntah, buang air besar seperti air cucian beras dalam jumlah
banyak (1 liter per jam) sehingga mengalami dehidrasi, kehilangan elektrolit dan keasaman
darahnya naik. Pada kasus yang berat, penderita kehilangan cairan dan elektrolit dengan cepat
dan banyak sehingga terjadi renjatan keasaman metabolik. Bila tidak diobati akan
menyebabkan kematian. Penularan dan penyebaran kolera terjadi karena kontaminasi sumber
air minum atau makanan yang dimasak tidak matang.

Gejala
Gejala awal kolera biasanya ditunjukkan beberapa jam sampai lima hari setelah
infeksi terjadi. Ada gejala yang tergolong ringan
hingga sangat serius. Bahkan satu di antara 20 orang
bisa terkena diare disertai dengan muntah yang
memicu dehidrasi. Meskipun seseorang tidak
mengalami gejala apapun, bukan berarti penyebaran
infeksinya berhenti.
Beberapa tanda dari dehidrasi itu sendiri adalah detak jantung yang lebih cepat, kehilangan
elastisitas kulit, membran yang mengering (seperti mulut, tenggorokan, hidung, dan kelopak
mata), tekanan darah rendah, rasa haus, dan nyeri otot.

Pencegahan dan pengobatan

Meskipun ada vaksin untuk mencegah


kolera, pihak WHO tidak menyarankannya. Sebab
vaksin tersebut tidak mampu melindungi orang
dalam jumlah banyak dan hanya bertahan selama
beberapa bulan saja. Meskipun demikian, Anda bisa
melindungi diri sendiri dengan cara meminum air yang sudah masak atau benar-benar bersih.
Selain itu hindari makanan mentah, buah atau sayur yang belum dikupas, produk susu yang
tidak dipasteurisasi, daging mentah atau setengah matang, dan ikan yang berisiko
terkontaminasi air kotor.

2) Clostridium Botulinum
Adalah bakteri anaerobik yang menyebabkan botulisme.
Ini organisme Gram-positif berbentuk batang, motil, dan
memiliki spora yang sangat tahan terhadap sejumlah
tekanan lingkungan seperti panas, asam tinggi dan dapat
menjadi aktif dalam asam rendah (pH lebih dari 4,6) serta
kelembaban lingkungan tinggi dengan suhu berkisar antara 3°C untuk 43°C (38°F sampai
110°F).Clostridium botulinum sering ditemukan pada tanah dan air.

Meskipun bakteri dan spora sendiri tidak


menyebabkan penyakit, produksi toksin botulinum adalah
yang menyebabkan botulisme, kondisi lumpuh serius yang
dapat mengakibatkan kematian. Ada tujuh strain C.
botulinum berdasarkan perbedaan antigenisitas antara
racun, masing-masing ditandai oleh kemampuannya untuk
menghasilkan neurotoksin protein, enterotoksin, atau
haemotoxin. Tipe A, B, E, dan F botulisme penyebab pada manusia, sementara jenis C dan D
menyebabkan botulisme pada hewan dan burung. Tipe G diidentifikasi pada tahun 1970 tapi
belum ditentukan sebagai penyebab botulisme pada manusia atau hewan.
Gejala-gejala

Dimulai 18-24 jam setelah makan makanan yang beracun, dengan gangguan penglihatan
(inkoordinasi otot-otot mata, penglihata ganda ), ketidakmampuan menelan, dan kesulitan
bicara, tanda-tanda paralisis bulbar berjalan progresif, dan kematian terjadi karena paralisis
pernafasan atau henti jantung.
Pengobatan
Penderita botulisme harus segera dibawa ke rumah sakit. Pengobatannya segera dilakukan
meskipun belum diperoleh hasil pemeriksaan laboratorium untuk memperkuat diagnosis.
Untuk mengeluarkan toksin yang tidak diserap dilakukan:
1. perangsangan muntah.

2. pengosongan lambung melalui lavase lambung

3. pemberian obat pencahar untuk mempercepat pengeluaran isi


usus.

3) Clostridium Tetani

Tetanus adalah kondisi di mana terdapat kerusakan sistem saraf


yang disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh bakteri. Tetanus
disebabkan oleh salah satu bakteri yang disebut Clostridium tetani.
Bakteri ini ada di seluruh dunia dan terutama berada di tanah. Otot
yang dikendalikan oleh saraf akan kaku dan baal. Jika tidak diterapi
dengan benar, penyakit ini dapat menyebabkan kematian akibat otot pernapasan berhenti
bekerja.

Penyebab

Infeksi luka, biasanya luka terbuka, dengan spora bakteri C. tetani dapat menyebabkan
tetanus. Spora masuk ke luka kulit Anda, berkembang biak dan menghasilkan racun yang
dapat menempel ke ujung serat saraf. Racun akan menyebar bertahap ke saraf tulang
belakang dan otak. Racun mencegah sinyal kimia dari otak dan saraf tulang belakang ke otot.
Tetanus dapat menyebabkan kejang yang selanjutnya dapat membuat Anda dapat berhenti
bernapas dan meninggal.

Gejala

Tetanus sistemik merupakan jenis yang paling sering. Otot Anda dapat tegang dan kejang
yang menyakitkan dalam 7 hari setelah luka atau masuknya bakteri. Bagian tubuh yang
paling sering terkena yaitu rahang, leher, bahu, punggung, perut atas, lengan, dan paha..
Pengobatan Tetanus
Pengobatan tetanus diberikan ke pengidap tergantung dari riwayat vaksinasi pasien. Jika
pasien sudah divaksinasi, dokter akan memberikan obat imunoglobulin tetanus (TIG) untuk
mencegah terjadinya infeksi. Tetapi jika ada pasien yang belum divaksinasi tetanus,
perawatan di rumah sakit akan diperlukan. Penanganan ini biasanya meliputi pemberian
antibiotik, obat relaksan otot, serta antitoksin. Masa penyembuhan penyakit ini umumnya
akan membutuhkan waktu sekitar 16 minggu

4) Psedeumonas Cocovenans

Pseudomonas cocovenenans atau biasa disebut dengan Burkholderia gladioli adalah


bakteri tanah yang bertanggung jawab atas keracunan pada bahan pangan, khususnya di Asia
Timur dan Asia Tenggara. Bakteri ini menyukai medium yang banyak mengandung asam
lemak dan dikenal berbahaya karena dapat mengontaminasi tempe bongkrek dan
menghasilkan asam bongkrek dan toksoflavin.

'Gejala
Pada kasus keracunan bakteri iniadalah mual (87,88%),
muntah (81,82%), pusing (48,48%) kemudian dapat
mengakibatkan kematian. Walaupun demikian, penyakit ini
bukanlah wabah dan tidak menular antar manusia.

Pengobatan
Pseudomonas merupakan bakteri gram negatif oleh karena itu bakteri ini resisten terhadap
penicillin dan mayoritas beta-lactam antibiotik tetapi sebagian sensitive terhadap piperacillin,
imipenem, tobramycin atau ciprofloxacin.

5) Stafilokokus Aureus

Berikut ini adalah 6 Jenis Penyakit Kulit Yang Sering Dialami Orang Indonesia, dan disertai
dengan penjelasan sederhana meliputi, tanda dan gejala dan cara pencegahan.

1. Kudis / Scabies

Yang mesti anda cermati dari penyakit kudis ialah gejalanya. Seperti timbulnya gatal yang
sangat hebat di waktu malam (gejala khas). Biasanya menyerang daerah lipatan seperti sela-
sela jari, di bawah ketiak, sekitar kulit alat kelamin, sekeliling siku, dan permukaan depan
pergelangan tangan. Penyakit ini sangat mudah menular baik secara langsung maupun tidak
langsung (misalnya melalui penggunaan bersama pada handuk, baju, dan lain-lain). Menjaga
kebersihan diri yang baik akan menghindarkan kita dari penyakit kudis. Dan hindari
menggunakan handuk atau pakaian orang yang menderita penyakit ini.

2. Eksim / Ekzema

Gejala khas dari penyakit ini adalah kulit akan tampak berwarna kemerah-merahan, bersisik,
pecah-pecah, dan terasa gatal terlebih saat malam hari. Selanjutnya akan timbul gelembung-
gelembung kecil yang dapat berisi air ataupun nanah ( pus ). Tampak bengkak, melepuh,
berwarna merah, terlampau gatal dan terasa panas. Penyakit ini bisa disebabkan oleh alergi
terhadap bahan kimia, atau alergi terhadap makanan laut ( seafood ), alkohol, vetsin dan
banyak lagi. Menghindari faktor-faktor alergen bisa mencegah kemungkinan timbulnya
penyakit ini.

3. Kurap

Penyakit kurap murni dapat disebabkan oleh jamur. Ini terjadi karena kekurangan personal
hygiene seseorang. Dan gejala spesifik dari kurap ialah kulit tampak lebih tebal dari biasanya
dan timbul lingkaran-lingkaran, bersisik, lembab, dan sangat gatal. Gejala selanjutnya bisa
timbul bercak-bercak keputihan.

4. Bisul / Furunkel

Penyakit kulit yang satu ini disebabkan karena terpaparnya kulit dengan bakteri
stafilokokkus aureus melalui folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak yang akan
menyebabkan infeksi lokal pada kulit. Faktor penyebab risiko terjadinya dari penyakit kulit
bisul adalah kebersihan perseorangan yang buruk, penyumbatan pori-pori oleh pemakaian
bahan kimia kosmetika.

5. Ketombe / Seboroid

Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan aktivitas kelenjar sebasea di kulit kepala. Penyakit
ini dikenal dengan istilah ketombe. Gejala penyakit ini ialah, kulit kepala bersisik,
berminyak, merah, dan agak berbau tidak sedap. Ketombe juga dapat mengakibatkan rambut
menjadi tidak sehat dan mengalami kerontokan hingga akhirnya kebotakan. Dan yang paling
penting mengakibatkan Anda tidak bisa tampil percaya diri.
6. Panu

Panu juga merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur. Panu ini
yang biasanya ditandai dengan adanya bercak yang muncul pada kulit dan disertai dengan
rasa gatal di waktu Anda berkeringat. Bercak tersebut biasanya berwarna putih, coklat atau
merah. Semua tergantung dengan jenis warna kulit penderitanya. Cara mencegah penyakit ini
cukup mudah, hanya dengan selalu menjaga kebersihan tubuh, dan jangan pernah
menggunakan pakaian atau handuk penderita penyakit panu, karena akan menambah
kemungkinan menular. Daun sirih yang dicampur kapur sirih biasanya cukup efektif untuk
mengobati panu dengan cara dioleskan pada kulit yang terkena panu.

6) Coryne Bacterium Diphteria

Corynebacterium diphtheriae adalah bakteri patogen yang menyebabkan difteri. Bakteri


ini dikenal juga sebagai basillus Klebs-Löffler karena ditemukan pada 1884 oleh bakteriolog
Jerman, Edwin Klebs (1834-1912) dan Friedrich Löffler (1852-1915). Corynebacterium
diphtheriae adalah makhluk anaerobik fakultatif dan Gram positif, ditandai dengan tidak
berkapsul, tidak berspora, tak bergerak, dan berbentuk batang 1 hingga 8 µm dan lebar 0,3
hingga 0,8 µm.

Gejala Difteri
Gejala difteri muncul 2 sampai 5 hari setelah seseorang terinfeksi. Meskipun demikian, tidak
semua orang yang terinfeksi difteri mengalami
gejala. Apabila muncul gejala, biasanya berupa
terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang
menutupi tenggorokan dan amandel penderita.
Pencegahan
Cara terbaik mencegah difteri adalah dengan vaksin. Di Indonesia, vaksin difteri biasanya
diberikan lewat imunisasi DPT (Difteri, Tetanus, Pertusis), sebanyak lima kali semenjak bayi
berusia 2 bulan. Anak harus mendapat vaksinasi DTP lima kali pada usia 2 bulan, 3 bulan, 4
bulan, 18 bulan, dan usia 4-6 tahun. Untuk anak usia di atas 7 tahun diberikan vaksinasi Td
atau Tdap.

A. RACUN JAMUR
1) Claviceps purpurea
Claviceps purpurea merupakan jenis jamur yang terutama hidup sebagai parasit pada
bulir padi-padian atau tebu dan tumbuh seperti rumput. Miselium terutama bercabang dalam
bakal buah; disitu terjadi spora yang disiarkan angin atau serangga yang datang pada bakal
buah; dengan jalan demikian banyak menghinggapi tumbuhan-tumbuhan. Kalau bulir tadi
masak, benang miselium berlekatan dan merupakan benda hitam serta beracun di antara butir-
butir lain dalam bulir atau malai. Jamur api juga nama umum parasit
anggota Ustilaginales yang menyebabkan bagian inang yang diserangnya menjadi hangus
seperti terbakar. Jamur api penyebab penyakit
ergot pada tanaman gandum. Jika gandum yang
berpenyakit ini dimakan oleh hewan atau
manusia dapat menimbulkan penyakit ergotisma.
Gejalanya adalah kejang otot dan kelumpuhan.

2) Aspergilus flavus
Aspergilosis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekumpulan penyakit
yang disebabkan oleh infeksi Aspergillus. Umumnya keadaan ini menyerang organ paru dan
mencakup beberapa jenis penyakit. Misalnya allergic bronchopulmonary
aspergillosis (ABPA), chronic necrotizing aspergillus pneumonia atau chronic necrotizing
pneumonia aspergillosis (CPNA), aspergilloma,
dan invasive aspergillosis. Selain pada paru-paru,
aspergilosis juga bisa memberikan dampak pada organ
lainnya. Misalnya dalam kasus allergic aspergillus sinusitis,
dan aspergilosis kulit. Gejala penyakit aspergilosis yaitu :
Asma, eosinofilia (tingginya rasio eosinofil dalam darah),
hasil skin test positif untuk Aspergillus fumigatus, nilai IgE serum > 1000 IU/dL, hasil tes
positif untuk presipitat Aspergillus, kultur sputum dan pemeriksaan Aspergillus
radioallergosorbent assay tes yang positif.

3) Fusarium roseum
Penyakit layu fusarium atau sering disebut penyakit panama pada tanaman pisang
disebabkan oleh Fusarium Oxysporum f. Sp
Cubense (FOC). Penyakit ini merupakan
penyakit paling berbahaya yang menyerang tanaman pisang. Penyakit ini dapat menyebabkan
kerugian lebih dari 35 %. Penyakit ini menular melalui tanah, menyerang akar dan masuk
kedalam bonggol pisang. Didalam bonggol ini jamur merusak pembuluh sehingga
menyebabkan tanaman layu dan akhirnya mati. Cendawan masuk melalui luka pada akar,
kemudian berkembang merusak jaringan pembuluh kayu (xylem). Benang –benang cendawan
(miselium) terutama terdapat dalam sel, khususnya terdapat dalam jaringan pembuluh kayu.
Gejala-gejala penyakit Layu Fusarium yaitu :menguningnya daun pisang dari mulai daun
yang tua, menguning mulai dari pinggiran daun, pecah batang, perubahan warna pada saluran
pembuluh, ruas daun memendek, perubahan warna pada bonggol pisang, biasanya batang
yang terserang mengeluarkan bau busuk.

4) Fusarium tricinctium
Penyakit yang disebabkan oleh Fusarium ini umumnya disebut sebagai Fusarium head
blight (FHB) atau scab dan dipengaruhi oleh kelembaban udara yang berlebihan pada musim
tertentu. FBH dapat diatasi dengan penggunaan benih tanaman gandum transgenik yang
resisten terhadap FBH. Umumnya ada dua tipe tanaman
resisten FBH, yaitu tanaman yang resisten terhadap
penetrasi Fusarium dan tanaman yang resisten terhadap
penyebaran Fusarium di dalam jaringan tubuhnya.
Beberapa spesies Fusarium, terutama F.
sambucinum dapat menyebabkan busuk pada
umbi kentang. Gejala dari pembusukan ini adalah permukaan kentang menjadi keriput atau
cekung ke dalam dan jaringan internalnya berwarna coklat serta membusuk. Penyakit ini
dapat dikontrol dengan melakukan pembersihan dan desinfeksialat-alat pemanenan dan
menyimpan hasil panen pada tempat dengan humiditas yang tidak terlalu tinggi.

5) Penicillium sp dan Aspergillus sp

Penicillium sp Aspergillus sp
Mikotoksin Beberapa spesies Penicillium memproduksi racun pada makanan/pakan
ternak yang menyebabkan keracunan pada manusia dan binatang. Konidia Penicillium
menyerupai manik-manik kaca jika dilihat dengan mikroskop (Dube, 1990). Banyaknya
konidia yang berwarna hijau, biru, atau kuning sangat berpengaruh pada warna dari berbagai
spesies Penicillium.

C. RACUN ALGAE
A. Pyrrophyta (Dinoflagellata)
Filum Pyrrophyta sering disebut Dinoflagellata, diberi nama demikian karena pergerakan
yang dibantu dua flagela mirip cambuk (dalam bahasa Latin,dino artinya pusaran air).
Dinoflagellata terdiri dari sekitar 1.100 jenis, terutama hidup di dalam air laut, meskipun
beberapa jenis hidup di air tawar. Dinoflagellata merupakan ganggang uniseluler yang motil,
dengan ciri utama terdapat celah dan alur di sebelah luar pembungkus yang melingkupi
dinding sel.
Ciri-Ciri Pyrrophyta (Dinoflagellata)
 Uniseluler (bersel tunggal)
 Bersifat motil (aktif bergerak)
 Memiliki flagela (bulu cambuk)
 Memiliki dinding sel nyata yang terdiri atas
lempengan-lempengan yang mengandung selulose,
tetapi ada beberapa yang tidak memiliki dinding sel,
misalnya Gymnodinium sp.
 Memiliki sel dengan ciri khas yaitu terdapat celah dan
alur serta di dalam sel terdapat plastida yang
mengandung pigmen klorofil a dan c, serta karotenoid sehingga bewarna cokelat
kekuning-kuningan.

B. Chrysophyta (Alga Keemasan)


Alga Chrysophyta disebut juga ganggang keemasan (golden algae) atau ganggang
pirang. Istilah “Chrysophyta” berasal dari bahasa
Yunani, chrysos yang berarti “keemasan”. Warna
keemasan disebabkan karena ganggang ini memiliki
pigmen berupa karoten dan xantofil yang jumlahnya
dominan dibandingkan dengan klorofi l a dan c
sehingga membuat sel plastida bewarna hijau
kekuningan/cokelat keemasan. Sumber lain ada yang menyebutkan bahwa warna keemasan
disebabkan oleh pigmen yang bernama fukosantin (fucoxanthin).
Chrysophyta kebanyakan hidup di air tawar, meskipun beberapa jenis ada yang hidup di
air laut. Alga kelompok ini mempunyai makanan yang disimpan sebagai laminarin, yaitu
suatu polisakarida sebagai simpanan makanan pada alga ini. Alga keemasan memiliki variasi
struktur dan bentuk. Sebagian tidak memiliki dinding sel dan dapat merayap seperti Amoeba.
Sebagian lagi memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa.

Ciri atau karakteristik ganggang keemasan (chrysophyta).

 Inti sel bersifat eukariotik karena inti sel telah memiliki membran.
 Ada yang uniseluler (bersel satu) dan adapula yang multiseluler (bersel banyak).
Ganggang yang uniseluler di perairan berperan sebagai komponen fitoplankton.
 Bersifat autotorof, karena memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis. Namu
adapula yang bersifat heterotrof dengan menyerap makanan.
 Habitat di wilayah perairan seperti air tawar, air payau maupun air laut dan ada juga
yang hidup darat terutama di tempat-tempat yang basah.
 Ada yang memiliki dinding sel dan ada yang tidak.
 Dinding sel mengandung selulosa, pektin atau silika.

C. Cyanophceae
Cyanobacteria, juga dikenal sebagai Cyanophyta, sering di Indonesiakan
sebagai sianobakteri atau sianobakteria adalah
sebuah filum bakteri yang mendapatkan kebutuhan energinya
melalui fotosintesis. Nama "cyanobacteria" berasal dari warna
bakteri ini (bahasa Yunani: κυανός (kyanós) = biru). Mereka
sering disebut alga biru-hijau (tetapi beberapa mengklaim bahwa
penamaan itu salah, sianobakteri adalah
organisme prokariotik sedangkan alga seharusnya eukariotik, meskipun definisi lain
mengenai alga juga mencakup organisme prokariotik). Beberapa spesies sianobakteria
memproduksi racun saraf (neutrotoksin), hati (hepatotoksin), dan sel (sitotoksin). Mereka
membentuk endotoksin sehingga berbahaya bagi hewan dan manusia.

D. RACUN TANAMAN
1) HCN
HCN adalah suatu racun kuat yang menyebabkan
asfiksia. Asam ini akan mengganggu oksidasi
(pengakutan O2) ke jaringan dengan jalan mengikat
enzym sitokrom oksidasi. Oleh karena adanya ikatan ini, O2 tidak dapat digunakan oleh
jaringan sehingga organ yang sensitif terhadap kekurangan O2 akan sangat menderita
terutama jaringan otak. Akibatnya akan terlihat pada permukaan suatu tingkat stimulasi
daripada susunan saraf pusat yang disusul oleh tingkat depresi dan akhirnya timbul kejang
oleh hypoxia dan kematian oleh kegagalan pernafasan. Kadang-kadang dapat timbul detak
jantung yang ireguler.

Gejala Keracunan
 Biasanya gejala keracunan akan timbul
beberapa jam setelah makan singkong
 Gangguan saluran pencernaan seperti mual,
muntah dan diare.
 Sesak nafas dan cyanosis.
 Perasaan pusing, lemah, kesadaran menurun
dari apatis sampai koma.
 Renjatan.

2) Asam oksalat
Oksalat adalah sejenis asam organik yang ditemukan dalam
setiap tanaman, hewan dan manusia. Tubuh manusia juga
memiliki kecenderungan untuk mengubah beberapa zat kimia
lainnya seperti vitamin C menjadi oksalat. Efek oksalat bagi
kesehatan adalah Batu Ginjal dan Nyeri. Asam okslat secara alami
terkandung, dalam kebanyakan tumbuhan, termasuk bayam.
Namun, karena asam oksalat dapat mengikat nutrien yang penting
bagi tubuh, maka konsumsi makanan yang banyak mengandung asam oksalat dalam jumlah
besar dapat mengakibatkan defisiensi nutrien, terutama kalsium. Asam oksalat merupakan
asam kuat sehingga dapat mengiritasi saluran pencernaan, terutama lambung. Asam oksalat
juga berperan dalam pembentukan batu ginjal. Untuk menghindari pengaruh buruk akibat
asam oksalat, sebaiknya kita tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung senyawa ini
terlalu banyak.
3) Fosfor organik
Fosfor berfungsi untuk memperkuat batang, mempercepat pematangan buah,
memperbaiki, kualitas tanaman, untuk
perkembangan akar, metabolisme karbohidrat,
membentuk nucleoprotein dan menyimpan
serta memindahkan energi seperti ATP, untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap
penyakit.
Gejala kekurangan fosfor
 Warna daunnya akan tampak tua dan sering tampak mengkilap kemerahan
 Tepi daun bercabang
 Batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning
 Jika tanaman berbuah, buah kecil, tampak jelek dan lekas matang
Gejala kelebihan fosfor
 Tumbuhan kecil
 Warna daun berubah menjadi ungu atau coklat mulai dari ujung-ujung daun

4) Curare
Curare adalah campuran dari berbagai sumber daya alam
Amerika Selatan yang digunakan untuk racun panah panah dan
sumpitan. Salah satu bahan utama adalah ekstrak tanaman
Chondrodendron tomentosum. Curare digunakan untuk tujuan
pengobatan dalam bentuk yang sangat encer. Racun utama
adalah alkaloid, yang menyebabkan kelumpuhan dan kematian
banyak cara yang sama seperti strychnine dan hemlock.
Namun, setelah sistem pernapasan menjadi lumpuh, jantung berdetak dapat terus untuk
beberapa waktu.Kematian oleh curare relatif lambat dan mengerikan, sebagai korban terjaga
dan sadar namun tidak bisa bergerak atau bahkan berbicara. Namun, jika pernafasan buatan
dilakukan sampai racun mereda, korban akan bertahan.

D. RACUN HEWAN
1) Invertebrata Cont : starfish, Molusca
siput rupanya mengembangkan racun yang berbeda-beda menurut lingkungan endemiknya.
Sebagai contoh, siput kerucut yang bisa makan ikan damsel
kecil, memproduksi racun yang berbeda dengan siput
kerucut yang memangsa hewan laut tipe lain, seperti cacing
laut atau hewan laut tak bertulang belakang lain.Biasanya,
racun yang mampu melumpuhkan mangsa
mengandung neurotoxin. Ini adalah racun yang mengandung protein yang menargetkan
secara spesifik pada fungsi syaraf mangsanya, seperti fungsi jantung dan pernafasan.

2) Arthopoda Cont : Insecta hymenoptera

Serangga parasitoid Chalcidoidea(Hymenoptera) yang


telah dikumpulkan pada tanaman terong (S. melongena)
dan pare (M. charantia) berjumlah 272 individu dari 78 jenis yang termasuk kedalam 8
sukuLalat rumah boleh membawa beberapa penyakit kepada ayam ternakan disamping
menyebabkan masalah gangguan kepada penduduk setempat. Satu kajian pendek taburan
dan kelimpahan lalat yang dijalankan di ladang ayam di negeri Johor menunjukkan kepadatan
lalat di kawasan peternakan ayam adalah sangat tinggi (Hamdan 2004). Kaedah kawalan
lalat menggunakan racun serangga dilaporkan kurang berkesan kerana penggunaan racun
serangga yang tidak sistematik telah mewujudkan masalah pembentukan populasi lalat yang
rintang terhadap racun serangga. Oleh sebab itu, kawalan lalat dengan kaedah biologi iaitu
menggunakan serangga parasitoid adalah merupakan cara alternatif yang sesuai dan
ekonomik untuk mengatasi masalah ini (Jones & Weinzierl 1997).

3) Vertebrata : Ikan Hiu

Menurut penelitian terbaru, sirip hiu memiliki level


tinggi neurotoxin yang disebut BMAA, yang terhubung
dengan penyakit kemunduran saraf pada manusia seperti
Alzheimer dan penyakit Lou Gehrig (amyotrophic lateral
sclerosis). Temuan ini menganjurkan bahwa orang yang
menyantap sup ikan hiu dan pil tulang rawan hiu memiliki kemungkinan risiko tinggi
terhadap penyakit-penyakit ini, demikian peringatan dari penelitian yang dilakukan
Universitas Miami, Amerika Serikat.

4) Bisa Ular : Kobra

Bisa atau racun ular sendok merupakan salah satu yang terkuat dari
jenisnya, dan mampu membunuh manusia. Ular sendok melumpuhkan
mangsanya dengan menggigit dan menyuntikkan bisa neurotoksin pada
hewan tangkapannya (biasanya binatang mengerat atau burung kecil)
melalui taringnya. Bisa tersebut kemudian melumpuhkan saraf-saraf dan
otot-otot si korban (mangsa) dalam waktu yang hanya beberapa menit
saja.Selain itu, ular sendok dapat melumpuhkan korbannya dengan
menyemprotkan bisa ke matanya; namun tidak semua kobra dapat melakukan hal ini.

Kobra hanya menyerang manusia bila diserang terlebih dahulu atau merasa terancam. Selain
itu, kadang mereka juga hanya menggigit tanpa menyuntikkan bisa (gigitan ‘kosong’ atau
gigitan ‘kering’). Maka tidak semua gigitan kobra pada manusia berakhir dengan kematian,
bahkan cukup banyak persentase gigitan yang tidak menimbulkan gejala keracunan pada
manusia.

5) Mamalia : Beruang Kutub

Dalam penelitian beruang kutub memiliki senyawa


racun yaitu PerfluoroAlkyl Subtance ( PFASs ),
mencakup senyawa perfluorooctane sulfonate (PFOS)
dan perfluororinated carboxylate (PFCAs), di delapan
bagian otak beruang kutub tersebut. Racun ini yamg
digunakan pabrik tekstil,pengemasan makanan .

RACUN ABIOTIS

1) Timbal (Pb)
Keracunan timbal umumnya disebabkan oleh unsur timbal yang tertelan atau terhirup ke
dalam tubuh. Unsur timbal banyak terkandung di dalam benda
yang dapat ditemukan di lingkungan sekitar manusia, seperti cat
rumah, baterai, bensin, dan kosmetik. Namun, potensi utama
keracunan timbal berasal dari air minum yang dikonsumsi
melalui keran yang tersambung dengan pipa atau tangki air
logam. Kandungan timbal pada keran atau tangki tersebut menyebabkan air
terkontaminasi, dan jika dikonsumsi dalam jangka panjang, dapat menyebabkan terjadinya
pengendapan timbal.

Timbal juga dapat ditemukan di beberapa tempat atau benda, antara lain:
 Mainan anak-anak.
 Makanan kaleng.
 Tanah.

 Debu pada peralatan rumah tangga.

 Keramik

Gejala Keracunan Timbal


Gejala keracunan timbal umumnya terjadi secara perlahan dan tidak disadari atau
terdeteksi hingga kadar timbal yang mengendap sudah cukup tinggi. Beberapa gejala yang
dapat dialami anak-anak, antara lain:

 Gangguan perkembangan.  Mudah merasa lelah


 Gangguan atau kerusakan otak. dan lesu akibat anemia.

 Gangguan saraf.  Nyeri perut dan kram.

 Sulit berkonsentrasi.  Muntah.

 Merasa gelisah.  Konstipasi.

 Perilaku menjadi lebih agresif.  Kejang.

 Nafsu makan dan berat badan  Kehilangan kemampuan


menurun. mendengar.

Bagi penderita dewasa, berikut adalah gejala yang dapat dialami:

 Hipertensi.
 Nyeri otot dan sendi.

 Mati rasa atau kesemutan di kaki


dan tangan.

 Sulit berkonsentrasi atau


mengingat sesuatu.

 Sakit kepala.

 Sulit tidur.

 Nyeri perut.

 Suasana hati tidak terkendali.

 Penurunan atau gangguan produksi


sperma.
2) Merkuri (Hg)

Diagnosis Keracunan Merkuri

Untuk menetapkan diagnosis keracunan merkuri, dokter akan bertanya pada pasien
tentang apa gejala yang dirasakan dan kapan gejala tersebut mulai muncul. Dokter juga akan
menanyakan tentang pola makan dan gaya hidup yang pasien jalani, serta kondisi yang
memungkinkan pasien keracunan merkuri. Setelah itu, pasien akan menjalani pemeriksaan
fisik, dan cek darah atau urin untuk mengukur kadar merkuri dalam tubuh.

Pengobatan dan Pencegahan Keracunan Merkuri

Penanganan pertama pada pasien keracunan merkuri adalah dengan memindahkan pasien
dari sumber paparan. Pada saat yang sama, hindarkan orang lain dari kontak dengan pasien.
Bila memungkinkan, lepaskan pakaian pasien yang terkontaminasi merkuri. Jika pasien
menghirup merkuri dalam jumlah besar, pasien mungkin memerlukan bantuan dengan
prosedur intubasi atau obat-obatan bronkodilator.Pasien yang keracunan karena menelan
merkuri tidak disarankan mengonsumsi obat yang merangsang untuk muntah. Hal tersebut
karena muntah bisa meningkatkan risiko jaringan sehat terpapar merkuri. Sedangkan pada
kasus keracunan berkepanjangan, sumber merkuri harus diketahui dan diisolasi dari manusia
agar tidak terjadi kontak.obat yang berfungsi mengikat logam dalam darah. Obat yang biasa
diberikan dalam keracunan merkuri adalah dimercapol (BAL) atau succimer (DMSA). Pada
kondisi demikian, lakukan langkah-langkah berikut untuk mencegah paparan merkuri:

 Buka pintu dan jendela, biarkan terbuka selama sedikitnya 15 menit.


 Pergi ke luar dari ruangan dan pastikan anak-anak dan hewan peliharaan berada dalam
jarak aman.

 Kenakan sarung tangan sebelum membersihkan tumpahan dan pecahan.


 Ambil pecahan kaca dari termometer atau lampu dengan hati-hati, lalu masukkan
pada kantong plastik.

 Kumpulkan pecahan kaca yang berukuran kecil menggunakan kartu atau selotip.

 Pel area yang baru dibersihkan dengan lap basah, lalu satukan lap basah tadi dengan
pecahan di kantong plastik.

 Biarkan ruangan tetap steril dan terbuka selama 24 jam setelah dibersihkan.

Hal yang perlu diperhatikan saat membersihkan ruangan yang terpapar merkuri antara lain:

 Jangan menggunakan alat penyedot debu atau sapu untuk membersihkan merkuri.
 Jangan menyentuh merkuri tanpa mengenakan pelindung.

 Jangan membuang merkuri ke saluran air.

 Buang pakaian yang terkontaminasi merkuri dalam kantong tertutup.

 Jangan letakkan kantong yang berisi barang-barang terkontaminasi merkuri di tempat


sampah di rumah.

3) Arsen

Arsenik merupakan salah satu unsur kimia logam berat


dan terbagi dalam dua jenis, yaitu Arsenik organik. Jenis
ini terbuat dari kombinasi kimia arsenik dengan senyawa
organik, dan tidak berbahaya bagi manusia jika dalam
jumlah kecil. Biasanya digunakan dalam pembuatan
insektisida (obat pembunuh serangga), herbisida (obat
pemberantas tumbuhan pengganggu atau gulma), dan
berbagai senyawa lain Arsenik anorganik. Jenis ini bisa ditemukan di industri dalam bentuk
gas yang sangat beracun jika dihirup. Arsenik anorganik terdapat di alam dalam jumlah
sedikit, dan tercampur dengan klorin dan belerang. Arsenik anorganik biasanya digunakan di
industri pertanian atau pertambangan.Kedua jenis ini terdapat di air, tanah, dan udara dalam
jumlah kecil. Karena terkandung pada tiga unsur alam tersebut, arsenik juga terserap secara
alami ke makanan dan minuman yang kita konsumsi, seperti nasi dan buah-buahan.
Penyebab Keracunan Arsenik

Seseorang bisa keracunan arsenik apabila mengonsumsi air tanah yang terkontaminasi
arsenik. Hal ini terjadi karena air tanah dapat menyerap arsenik secara alami, dan juga bisa
tercemar limbah industri. Umumnya, orang yang tinggal atau bekerja di sekitar lingkungan
industri yang menggunakan senyawa arsenik sebagai salah satu bahan bakunya, lebih rentan
keracunan arsenik dalam dosis tinggi.

Keracunan arsenik juga bisa terjadi melalui:

 Merokok. Tanaman tembakau bisa menyerap arsenik yang terkandung dalam tanah.
 Menghirup udara yang tercemar arsenik. Pencemaran udara ini kerap terjadi di
lingkungan pabrik atau pertambangan yang menggunakan arsenik.

 Makanan. Konsumsi ikan, daging, unggas, produk susu, dan sereal yang tercemar bisa
mengakibatkan seseorang terpapar arsenik. Meski demikian, kandungan arsenik
dalam makanan lebih rendah jika dibandingkan kadar arsenik dalam air tanah.

Gejala Keracunan Arsenik

Gejala keracunan arsenik antara lain adalah:

 Kram otot.
 Mual dan muntah.

 Sakit perut dan diare.

 Perubahan pada kulit, seperti perubahan warna kulit, dan muncul kutil atau luka .

 Gangguan irama jantung.

 Kesemutan pada jari tangan dan kaki.

 Urine berwarna gelap.

 Tanda-tanda dehidrasi.

 Delirium.

 Vertigo atau pusing berputar.

4) Kadmium
Kadmium adalah logam kebiruan yang lunak, termasuk golongan II B table berkala
dengan konigurasi elekron [Kr] 4d105s2. unsur ini bernomor atom 48, mempunyai bobot
atom 112,41 g/mol dan densitas 8,65 g/cm3. Titik didih dan titik lelehnya berturutturut 765oC
dan 320,9oC. Kadmiun merupakan racun bagi tubuh manusia. Waktu paruhnya 30 tahun dan
terakumulasi pada ginjal, sehingga ginjal mengalami disfungsi kadmium yang terdapat dalam
tubuh manusia sebagian besar diperoleh melalui makanan dan tembakau, hanya sejumlah
kecil berasal dari air minum dan polusi udara. Pemasukan Cd melalui makanan adalah 10 –
40 μg/hari, sedikitnya 50% diserap oleh tubuh. Rekomendasi pemasukan Cd menurut
gabungan FAO/WHO dengan batas toleransi tiap minggunya adalah 420 μg untuk orang
dewasa dengan berat badan 60 kg. Kadmium merupakan logam lunak (ductile) berwarna
putih perak dan mudah teroksidasi oleh udara bebas dan gas amonia (NH3). Di perairan Cd
akan mengendap karena senyawa sulfitnya sukar larut.

5) Besi

Tempat pertama dalam tubuh yang mengontrol pemasukkan Fe adalah usus halus. Bagian
dari usus ini berfungsi untuk absorpsi dan sekaligus ekskresi Fe yang tidak diserap. Besi dari
usus diabsorpsi dalam bentuk feritin, dimana bentuk ferro lebih mudah diabsorpsi daripada
bentuk ferri. Feritin masuk kedalam darah berubah bentuk menjadi transferin. Dalam darah
tersebut besi berstatus sebagai besi bervalensi tiga (trivalent) yang kemudian ditransfer ke
hati dan limpa yang kemudian disimpan dalam organ tersebut sebagai cadangan dalam bentuk
feritin dan hemosiderin. Toksisitas terjadi bilamana terjadi kelebihan (kejenuhan) dalam
ikatan tersebut.
6. Logam berat radioktif

Radiasi adalah energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang.
Radiasi dibagi dua jenis, yakni radiasi pengion (radiasi dosis besar) dan radiasi non-pengion
(radiasi dosis rendah). Radiasi non-pengion terdapat pada radiasi X-ray, CT scan, hingga
radiasi wifi dan gawai anda. Namun, keduanya tidak berbahaya bagi tubuh. Sedangkan radiasi
pengion terdapat pada radiasi nuklir, ledakan bom atom, dan ledakan radioaktif. Tubuh
manusia yang terpapar radiasi nuklir dosis besar dalam waktu singkat akan mengalami
Sindrom Radiasi Akut (ARS) atau keracunan radiasi yang bisa berujung pada kematian.
Tingkat keparahan dan gejala yang timbul tergantung oleh seberapa besar radiasi nuklir yang
terserap tubuh. Dan banyaknya penyerapan radiasi tergantung pada kekuatan energi radiasi
dan jarak dengan sumber radiasi.

Anda mungkin juga menyukai