Anda di halaman 1dari 12

Psikosis Akut

I. KONSEP DASAR PENYAKIT

A. Definisi

Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu menilai

kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh.

Gangguan psikotik singkat/akut didefinisikan sebagai suatu gangguan kejiwaan yang

terjadi selama 1 hari sampai kurang dari 1 bulan, dengan gejala psikosis, dan dapat kembali

ke tingkat fungsional premorbid.

B. Epidemiologi

Menurut sebuah studi epidemiologi internasional, berbeda dengan skizofrenia, kejadian

nonaffective timbul psikosis akut 10 kali lipat lebih tinggi di negara berkembang daripada di

negara-negara industri. Beberapa dokter percaya bahwa gangguan yang mungkin paling

sering terjadi pada pasien dengan sosioekonomi yang rendah, pasien dengan gangguan

kepribadian yang sudah ada sebelumnya ( paling sering adalah gangguan kepribadian

histrionik, narsistik, paranoid, skizotipal, dan ambang ), dan orang yang pernah mengalami

perubahan kultural yang besar ( misalnya imigran ).

C. Etiologi

Didalam DSM III faktor psikososial bermakna dianggap menyebabkan psikosis reaktif

singkat, tetapi kriteria tersebut telah dihilangkan dari DSM IV. Perubahan dalam DSM IV

menempatkan diagnosis gangguan psikotik singkat didalam kategori yang sama dengan

banyak diagnosis psikiatrik utama lainnya yang penyebabnya tidak diketahui dan diagnosis

kemungkinan termasuk gangguan yang heterogen.

1
Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tapi sebagian besar di jumpai pada pasien

dengan gangguan kepribadian mungkin memiliki kerentanan biologis atau psikologis

terhadap perkembangan gejala psikotik. Satu atau lebih faktor stres berat, seperti peristiwa

traumatis, konflik keluarga, masalah pekerjaan, kecelakaan, sakit parah, kematian orang yang

dicintai, dan status imigrasi tidak pasti, dapat memicu psikosis reaktif singkat. Beberapa studi

mendukung kerentanan genetik untuk gangguan psikotik singkat.

D. Patofisiologi dan Prognosis

Menurut definisinya, perjalanan penyakit gangguan psikotik singkat adalah kurang dari

satu bulan. Namun demikian, perkembangan gangguan psikiatrik bermakna tertentu dapat

menyatakan suatu kerentanan mental pada pasien. Sejumlah pasien dengan persentasi yang

tidak diketahui, yang pertama kali di klasifikasikan menderita gangguan psikotik singkat

selanjutnya menunjukkan sindroma psikiatrik kronis, seperti skizofrenia dan gangguan mood.

Tetapi, pada umumnya pasien dengan gangguan psikotik singkat memiliki prognosis yang

baik, dan penelitian di Eropa telah menyatakan bahwa 50 sampai 80 persen dari semua pasien

tidak memilki masalah psikiatrik berat lebih lanjut.

Lamanya gejala akut dan residual sering kali hanya beberapa hari. Kadang-kadang, gejala

depresif mengikuti resolusi gejala psikotik. Bunuh diri adalah suatu keprihatinan pada fase

psikotik maupun fase depresif pascapsikotik. Sejumlah indikator telah dihubungkan dengan

prognosis yang baik. Pasien dengan ciri-ciri tersebut memiliki kemungkinan kecil

untuk kemudian menderita skizofrenia atau suatu gangguan mood.

Ciri prognosis yang baik untuk gangguan psikotik singkat


· Penyesuaian premorbid yang baik
· Sedikit trait schizoid pramorbid
· Stressor pencetus yang berat
· Onset gejala mendadak
· Gejala afektif
· Konfusi selama psikosis
· Sedikit penumpulan afektif

2
· Gejala singkat
· Tidak ada saudara yang skizofrenik

E. Manifestasi klinis

Gambaran utama perilaku:

Perilaku yang diperlihatkan oleh pasien yaitu :

1. Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya

2. Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal

3. Kebingungan atau disorientasi

4. Perubahan perilaku; menjadi aneh atau menakutkan seperti menyendiri, kecurigaan

berlebihan, mengancam diri sendiri, orang lain atau lingkungan, bicara dan tertawa serta

marah-marah atau memukul tanpa alasan.

Gejala gangguan psikotik singkat selalu termasuk sekurang kurangnya satu gejala

psikosis utama, biasanya dengan onset yang tiba-tiba, tetapi tidak selalu memasukkan

keseluruhan pola gejala yang ditemukan pada skizofrenia. Beberapa klinisi telah mengamati

bahwa gejala afektif, konfusi dan gangguan pemusatan perhatian mungkin lebih sering

ditemukan pada gangguan psikotik singkat daripada gangguan psikotik kronis. Gejala

karakteristik untuk gangguan psikotik singkat adalah perubahan emosional, pakaian atau

perilaku yang aneh, berteriak teriak atau diam membisu dan gangguan daya ingat untuk

peristiwa yang belum lama terjadi. Beberapa gejala tersebut ditemukan pada gangguan yang

mengarahkan diagnosis delirium dan jelas memerlukan pemeriksaan organik yang lengkap,

walaupun hasilnya mungkin negatif.

Pemeriksaan status mental biasanya hadir dengan agitasi psikotik parah yang mungkin

terkait dengan perilaku aneh, tidak kooperatif, agresif fisik atau verbal, tidak teratur

berbicara, berteriak atau kebisuan, suasana hati labil atau depresi, bunuh diri, membunuh

3
pikiran atau perilaku, kegelisahan , halusinasi, delusi, disorientasi, perhatian terganggu,

konsentrasi terganggu, gangguan memori, dan wawasan miskin.

Seperti pada pasien psikiatrik akut, riwayat yang diperlukan untuk membuat diagnosis

mungkin tidak dapat diperoleh hanya dari pasien. Walaupun adanya gejala psikotik mungkin

jelas, informasi mengenai gejala prodromal, episode suatu gangguan mood sebelumnya, dan

riwayat ingesti zat psikotomimetik yang belum lama mungkin tidak dapat diperoleh dari

wawancara klinis saja. Disamping itu, klinis mungkin tidak mampu memperoleh informasi

yang akurat tentang ada atau tidaknya stressor pencetus.

Contoh yang paling jelas dari stresos pencetus adalah peristiwa kehidupan yang besar

yang dapat menyebabkan kemarahan emosional yang bermakna pada tiap orang. Peristiwa

tersebut adalah kematian anggota keluarga dekat dan kecelakaan kendaraan yang berat.

Beberapa klinis berpendapat bahwa keparahan peristiwa harus dipertimbangkan didalam

hubungan dengan kehidupan pasien. Walaupun pandangan tersebut memiliki alasan, tetapi

mungkin memperluas definisi stressor pencetus dengan memasukkan peristiwa yang tidak

berhubungan dengan episode psikotik. Klinisi lain berpendapat bahwa stressor mungkin

merupakan urutan peristiwa yang menimbulkan stress sedang, bukannya peristiwa tunggal

yang menimbulakan stress dengan jelas. Tetapi penjumlahan derajat stress yang disebabkan

oleh urutan peristiwa memerlukan suatu derajat pertimbangan klinis yang hampir tidak

mungkin.

F. Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut adalah sebagai berikut

1) Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan : misalnya, mendengar suara

yang tak ada sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak ada bendanya).

4
2) Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah dan tidak dapat diterima oleh

kelompok sosial pasien, misalnya pasien percaya bahwa mereka diracuni oleh tetangga,

menerima pesan dari televisi, atau merasa diamati/diawasi oleh orang lain).

3) Agitasi atau perilaku aneh (bizar)

4) Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)

5) Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel)

Berdasarkan DSM-IV diagnosisnya terutama atas lama gejala, untuk gejala psikotik yang

berlangsung sekurangnya satu hari tetapi kurang satu bulan dan yang tidak disertai dengan

suatu gangguan mood, gangguan berhubungan dengan zat, atau suatu gangguan psikotik

karena kondisi medis umum, diagnosis gangguan psikotik singkat kemungkinan merupakan

diagnosis yang tepat. Untuk gejala psikotik yang berlangsung lebih dari satu hari, diagnosis

sesuai yang harus dipertimbangkan adalah gangguan delusional (jika waham adalah gejala

psikotik yang utama), gangguan skizofreniform ( jikagejala berlangsung kurang dari 6 bulan),

dan skizofrenia (jika gejala telah berlangsung lebih dari 6 bulan).

a) Kriteria Diagnostik Untuk Gangguan Psikotik Singkat.

Adanya satu (atau lebih) gejala berikut :

1). Waham

2). Halusinasi

3). Bicara terdisorganisasi (misalnya sering menyimpang atau inkoherensi)

4). Perilaku terdisorganisasi jelas atau katatonik

Catatan: jangan masukan gejala jika pola respon yang diterima secara kultural.

Lama suatu episode gangguan adalah sekurangnya satu hari tetapi kurang dari satu

bulan, akhirnya kembali penuh kepada tingkat funsi pramorbid. Gangguan tidak

lebih baik diterangkan oleh suatu ganggan mood dengan ciri psikotik, gangguan

skizoafektif, atau skizofrenia dan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu

5
zat (misalnya obat yang disalahgunakan) atau suatu kondisi umum.

Sebutkan jika:

 Dengan stresor nyata ( psikosis singkat reaktif ); jika gejala terjadi segera

setelah dan tampak sebagai respon dari suatu kejadian yang sendirian atau

bersama-sama akan menimbulkan stres yang cukup besar bagi hampir setiap

orang dalam keadaan yang sama dalam kultur orang tersebut.

 Tanpa stressor nyata: jika gejala psikotik tidak terjadi segera setelah atau

terlihat bukan sebagai respon terhadap kejadian yang terjadi sendirian atau

bersama sama akan menimbulkan stress yang cukup besar bagi hampir setiap

orang dalam keadaan yang sama dalam kultur orang tersebut.

 Dengan onset pasca persalinan: jika onset dalam waktu empat minggu setelah

persalinan.

Penegakan diagnosis gangguan psikotik singkat di Indonesia ditegakkan melalui

Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa Edisi ke III (PPDGJ III). Berikut kriteria

diagnostik gangguan kepribadian histrionik berdasarkan PPDGJ III: 6

Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan urutan prioritas yang diberikan untuk

ciri-ciri utama terpilih dari gangguan ini. Urutan prioritas yang dipakai ialah:

(a) Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang = jangka waktu gejala-gejala

psikotik menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan

sehari-hari, tidak termasuk periode prodromal yang gejalanya sering tidak jelas) sebagai ciri

khas yang menentukan seluruh kelompok.

(b) Adanya sindrom yang khas ( berupa “polimorfik” = beraneka ragam dan berubah cepat,

atau “schizophrenia-like” = gejala skizofrenik yang khas).

6
(c) Adanya stres akut yang berkaitan ( tidak selalu ada, sehingga dispesifikasi dengan

karakter tanpa penyerta stres akut, dengan penyerta stres akut). Kesulitan atau problem yang

berkepanjangan tidak boleh dimasukkan sebagai sumber stres dalam konteks ini.

Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi kriteria episode manik atau

episode depresif, walaupun perubahan emosional dan gejala-gejala afektif individual dapat

menonjol dari waktu ke waktu.

Tidak ada penyebab organik, seperti trauma kapitis, delirium dan demensia. Tidak

merupakan intoksikasi akibat penggunaan alkohol atau obat-obatan

G. Jenis-Jenis Psikosis Akut

a) F23.0 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa Gejala Skizofrenia


 Untuk diagnosis :
1. Onset harus akut (suatu keadaan nonpsikotik hingga psikotik dalam kurun
waktu 2 minggu atau kurang);
2. Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham, yang berubah dalam jenis dan
intensitasnya dari hari ke hari atau dalam hari yang sama;
3. Harus ada keadaan emosional yang sama beraneka ragamnya;
4. Walau gejala beraneka ragam, tidak ada satupun gejala itu ada secara cukup
konsisten dapat memenuhi kriteria skizofrenia (F20.-) atau episode manik (F30.-
) atau episode depresif (F32.-)

b) F23.1 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dengan Gejala Skizofrenia


 Memenuhi kriteria (a), (b), dan (c) diatas yang khas untuk gangguan psikotik
polimorfik akut (F23.0)
 Disertai gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia (F20.-)
yang harus sudah ada sebagian besar waktu sejak munculnya gambaran klinis
psikotik itu secara jelas.
 Bila gejala skizofrenia menetap untuk lebih dari 1 bulan maka diagnosis harus
diubah menjadi skizofrenia (F20.-)

c) F23.2 Gangguan Psikotik Lir-Skizofrenia (Skizofrenia-Like) Akut

7
 Untuk diagnosis :
1. Onset gejala psikotik harus akut (2 minggu atau kurang, dari suatu keadaan
nonpsikotik menjadi keadaan yang jelas psikotik)
2. Gejala yang memenuhi kriteria untuk skizofrenia (F20.-) harus sudah ada untuk
sebagian besar waktu sejak berkembangnya gambaran klinis yang jelas psikotik
3. Kriteria untuk psikosis polimorfik akut tidak terpenuhi
 Bila gejala skizofrenia menetap untuk kurun waktu lebih dari 1 bulan lamanya, maka
diagnosis harus dirubah menjadi skizofrenia (F20.-)

d) F23.3 Gangguan Psikotik Akut Lainnya dengan Predominan Waham


 Untuk diagnosis :
1. Onset dari gejala psikotik harus akut (2 minggu atau kurang dari keadaan
nonpsikotik sampai jelas psikotik)
2. Waham dan halusinasi harus sudah ada dalam sebagian besar waktu sejak
berkembangnya keadaan psikotik yang jelas
3. Baik kriteria untuk skizofrenia (F20.-) maupun untuk gangguan psikotik
polimorfik akut (F23.-) tidak terpenuhi.
 Bila waham menetap lebih dari 3 bulan lamanya, maka diagnosis harus diubah
menjadi Gangguan Waham Menetap (F22.-)
 Bila hanya halusinasi yang menetap untuk lebih dari 3 bulan lamanya, maka
diagnosis harus diubah menjadi Gangguan Psikotik Nonorganik Lainnya.

H. Tatalaksana
Edukatif
 Informasikan kepada keluarga bahwa perilaku aneh dan agitasi adalah gejala
gangguan jiwa, episode akut sering mempunyai prognosis yang baik, tapi lama
perjalanan penyakitnya sukar diramalkan, diperlukan pengobatan
berkesinambungan selama beberapa bulan sesudah gejala hilang.
 Upayakan keamanan pasien dan mereka yang merawatnya
 Kurangi stres dan stimulasi
 Agitasi yang membahayakan memerlukan rawat inap.
 Dorong pasien agar melakukan kegiatan sehari-hari setelah gejala membaik.
 Mendengarkan musik melalui earphone dapat mengalihkan perhatian pasien

8
dari halusinasi auditorik
Medikamentosa
Berikan medikasi antipsikotik yang dimulai dengan dosis rendah dan
ditingkatkan secara bertahap sampai mencapai dosis yang efektif untuk
menghilangkan gejala psikotik
 Haloperidol 3 x 2-5 mg (Serenace, Haldol, Lodomer, Govotil) perhari,
 Chlorpromazine 3 x 100-200 mg (Largactil, Ethibernal, Promactil) perhari
 Risperidone 3 x 1-2 mg (Risperdal, Neripros, Noprenia, Zofredal, Persidal)
Perhari
Triheksifenidil 3 x 2mg (Artane, Hexymer, Arkine) perhari untuk menanggulangi
gejala ekstrapiramidal
Antiansietas juga dapat digunakan bersama dengan antipsikotik untuk
mengendalikan agitasi akut [misalnya lorazepam 3 x 1-2 mg (Ativan, Merlopam)
sehari]
Lanjutkan pemberian antipsikotik sekurang-kurangnya 3 bulan setelah gejala
menghilang

I. Peran Keluarga Dalam Perawatan Gangguan Jiwa


1. Keluarga merupakan lingkup yang paling banyak berhubungan dengan pasien
2. Pasien yang mengalami gangguan jiwa nantinya akan kembali kedalam masyarakat;
khususnya dalam lingkungan keluarga
3. Keluarga merupakan pemberi perawatan utama dalam mencapai pemenuhan
kebutuhan dasar dan mengoptimalkan ketenangan jiwa bagi pasien.
4. Gangguan jiwa mungkin memerlukan terapi yang cukup lama, sehingga pengertian
dan kerjasama keluarga sangat penting artinya dalam pengobatan
5. Pasien yang mengalami gangguan jiwa adalah manusia yang sama dengan orang
lainnya; mempunyai martabat dan memerlukan perlakuan manusiawi
6. Pasien yang mengalami gangguan jiwa mungkin dapat kembali ke masyarakat dan
berperan dengan optimal apabila mendapatkan dukungan yang memadai dari seluruh
unsur masyarakat.
7. Pasien gangguan jiwa bukan berarti tidak dapat “sembuh”
8. Pasien dengan gangguan jiwa tidak dapat dikatakan “sembuh” secara utuh, tetapi
memerlukan bimbingan dan dukungan penuh dari orang lain (dan keluarga)

9
Upaya perawatan keluarga Pasien dengan gangguan jiwa
1. Mengenal adanya gangguan kesehatan sedini mungkin
2. Mengambil keputusan dalam mencari pertolongan atau bantuan kesehatan
3. Memberikan pengobatan kepada anggota keluarga yang sakit
4. Menangulangi keadaan darurat kesehatan
5. Menciptakan lingkungan keluarga yang sehat

Peran keluarga dalam mencegah kekambuhan Pasien dengan gangguan jiwa


Salah satu factor yang menyebabkan kekambuhan Pasien dengan gangguan jiwa
diantaranya adalah keluarga. Ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga seperti
bermusuhan, mengkrtik, tidak ramah, banyak menekan dan menyalahkan dapat
menimbulkan kekambuhan pada Pasien tersebut mendukung bagi perbaikan atau
peningkatan kesehatan jiwa Pasien melainkan menjadi stressor bagi pasien yang
merupakan stimulus munculnya kekambuhan pasien

Beberapa gejala kekambuhan yang perlu di identifikasi oleh pasien dan keluarga
1. Menjadi ragu-ragu dan serba takut
2. Tidak napsu makan
3. Sukar konsentrasi
4. Sulit tidur
5. Depresi
6. Tidak ada minat
7. Menarik diri

Hal yang harus dilakukan keluarga dalam perawatan pasien dengan gangguan
jiwa
1. Memenuhi kebutuhan sehari-hari, yaitu:
Bantu & perhatikan pemenuhan kebutuhan makan dan minum, kebersihan diri &
penampilan
2. Latih kegiatan sehari-hari, misalnya makan sendiri, cuci pakaian sendiri,
membersihkan rumah.
3. Bantu komuniksai yang teratur
a) Bicara yang jelas & singkat.
b) Kontak/bicara yang teratur.

10
c) Pertahankan tatap mata saat bicara.
d) Sabar, lembut dan tidak terburu-buru.
e) Lakukan sentuhan & belaian yang akrab.
f) Berikan pujian bila melakukan hal yang benar atau baik.
4. Libatkan dalam kelompok
a) Beri kesempatan nonton TV, baca koran, dengar musik.
b) Sediakan peralatan pribadi, misalnya tempat tidur, lemari pakaian
c) Ikut sertakan dalam pertemuan keluarga secara teratur.
d) Ikut sertakan dalam kegiatan pengobatan kelompok, misalnya permainan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Maslim, Rusdi. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa – Rujukan Ringkas dari PPDGJ III.Bagian
Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya : Jakarta.

Agusno, Mahar. 2008. Art of Theraphy. Jogyakarta : FK UGM

Murtadha, Ali, dkk. SAP Peran Keluarga dalam Mencegah Kekambuhan Klien dengan Gangguan Jiwa

12

Anda mungkin juga menyukai