Anda di halaman 1dari 20

ATTENTION DEFICIT

HYPERACTIVITY DISORDER
(ADHD)

PEMBIMBING : dr. Isa Multazam N, Sp.KJ

Oleh:
Bella Gusmutia M. Saiful
Anwar
Dhitya Melisa Ernita R dewi
lina budiningsih
• Seorang gadis berusia 7 tahun dibawa ke dr. Anak atas saran guru
kelasnya. Pasien telah kembali ke sekolah setelah 3 minggu istirahat
musim panas. Menurut gurunya, pasien sangat sulit untuk menyelesaikan
tugas kelasnya sejak kembali ke sekolah. Pasien jarang mengganggu
teman-temannya tapi dia tidak bisa menyelesaikan tugasnya saat di
kelas. Pasien juga dikenal selalu berbuat kesalahan dan ceroboh dalam
melakukan pekerjaannya. Meskipun pasien masih bisa naik kelas tapi nilai
– nilainya menurun, dan pasien juga tampak sering melamun di kelas.
• Guru melaporkan bahwa diperlukan pengulangan beberapa instruksi
supaya pasien bisa menyelesaikan tugasnya. Pasien menikmati
pendidikan jasmani dan tidak baik di dalam kelas tersebut. Meskipun
orangtuanya telah memperhatikan beberapa perilaku yang sama di
rumah, mereka tidak terlalu perduli karena mereka telah menemukan
cara untuk bekerja, jika mereka memantau anak dan pekerjaannya
secara langsung pasien dapat menyelesaikan pekerjaan rumahnya,
tapi mereka harus terus menerus memeriksa pekerjaannya karena
pasien suka bertindak ceroboh dan suka berbuat kesalahan.
• Orang tua juga melaporkan pasien tidak bersiap – siap untuk pergi sekolah

saat pagi hari, kamar tidurnya selalu berantakan dan dia selalu

kehilangan hal – hal sepanjang waktu. Orang tua menggambarkan putri

mereka sebagai anak bahagia yang menikmati bermain dengan teman –

temannya dan saudaranya. Orangtuanya mencatat bahwa pasien tidak

suka sekolah, kecuali untuk kelas pendidikan jasmani.


Multiaksial
•Aksis I : Gangguan aktifitas dan perhatian
•Aksis II : tidak ada diagnosis aksis II (kecerdasan dalam
batas normal)
•Aksis III : Tidak ditemukan pada kondisi medis umum
•Aksis IV : masalah dengan primary support group
(keluarga) dan masalah pendidikan
•Aksis V : GAF saat ini scala 62 (beberapa gejala ringan
dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara
• Diagnosis :
Gangguan pemusatan Perhatian dan Hiperaktif
/ Attention Deficit hyperactivity Disorder
TINJAUAN PUSTAKA

ATTENTION DEFICIT
HYPERACTIVITY DISORDER
(ADHD)
Definisi

•Berperilaku hiperaktivitas, impulsif, sulit


memusatkan perhatian yang timbulnya lebih
sering.
•Timbul di usia 7 tahun
•Prevalensi seluruh dunia 2 – 9,5 % anak usia
sekolah.
Etiologi
•Genetik  risiko 5 – 7 kali
•Pengecilan lobus prefrontal kanan, terlibat dalam proses
editing perilaku, mengurangi distraktibilitas, membantu
kesadaran diri dan waktu.
•nukleus kaudatus kanan, globus palidus kanan, berperan
dalam menghambat respon otomatik yang datang pada
bagian otak  rangsang otak optimal
•Vermis(serebelum) mengatur keseimbangan.
Kriteria Diagnostik
Berdasarkan DSM IV adalah sebagai berikut :
A. Salah satu dari (1) atau (2):
(1) Terdapat minimal enam (atau lebih) gejala – gejala
inatensi berikut yang menetap dan telah
berlangsung sekurang – kurangnya 6 bulan sampai ke
tingkat yang maladaptif dan tidak sesuai dengan
tingkat perkembangan anak;
a. Sering gagal untuk memberikan perhatian yang baik
terhadap hal – hal yang rinci atau sering melakukan
kesalahan yang tidak seharusnya / ceroboh terhadap
pekerjaan sekolah, pekerjaan lain atau aktivitas –
aktivitas lainnya.
b. Sering mengalami kesulitan untuk mempertahankan
perhatian dalam melakukan tugas tanggung jawabnya
atau dalam kegiatan bermain.
c. Sering tampak tidak mendengarkan (acuh) pada waktu
diajak bicara.
d. Sering tidak mampu mengikuti aturan atau instruksi dan
gagal dalam menyelesaikan tugas –tugas sekolah,
kegiatan sehari – hari atau pekerjaan di tempat kerja
(tidak disebabkan oleh karena gangguan perilaku
menentang atau kesulitan untuk memahami instruksi)
e. Sering mengalami kesulitan dalam mengorganisasikan
tugas tanggung jawab atau aktivitas
f. Seringkali menghindar, tidak suka atau menolak kegiatan
yang memerlukan konsentrasi lama seperti mengerjakan
tugas sekolah.
g. Seringkali kehilangan barang – barang yang diperlukan
untuk kegiatan atau aktivitasnya
(mainan,pensil,buku,atau peralatan lain)
h. Mudah teralih perhatiannya oleh stimulus yang berasal
dari luar.
i. Mudah lupa akan kegiatan yang dilakukan sehari – hari.
(2) Terdapat minimal enam gejala hiperaktivitas-
impulsivitas berikut yang menetap dan telah
berlangsung sekurang-kurangnya 6 bulan sampai ke
tingkat yang maladaptif dan tidak sesuai dengan
tingkat perkembangan anak :
Hiperaktivitas
a. Sering tidak bisa duduk diam atau kaki-tangannya bergerak
terus dengan gelisah.
b. Sering tidak mampu duduk diam di kursi di dalam kelas atau
pada situasi dimana anak diharapkan dududk diam.
c. Sering berlari atau memanjat secara berlebihan pada situasi
yang tidak sesuai atau pada situasi yang tidak seharusnya.
d. Sering mengalami kesulitan dalam bermain atau dalam
kegiatan menyenangkan bersama yang memerlukan ketenangan.
e. Sering ’bergerak’ atau sepertinya ‘digerakkan oleh mesin’
f. Sering berbicara berlebihan.
impulsivitas
a. sering memberi jawaban sebelum pertanyaan
selesai diajukan
b. Sering mengalami kesulitan menunggu giliran
c. Sering menginterupsi atau menginstruksi orang
lain.
B. Bebrapa gejala hiperaktif- E. Gejala tidak timbul secara
impulsif atau inatensi yang eksklusif selam perjalanan
menyebabkan gangguan ini penyakit gangguan
sudah timbul sebelum anak
berusia 7 tahun.
perkembangan pervasif,
skizofrenia, atau gangguan
C. Gejala tersebut terjadi minimal
pada 2 situasi/tempat yang psikotik lain dan tidak
berbeda misalnya di sekolah dapat dijelaskan oleh
atau tempat kerja dan di rumah gangguan mental lainnya.
D. Ada bukti yang jelas bahwa
gejala ini menimbulkan
gangguan fungsi anak yang
bermakna di bidang sosial
,akademik,fungsi pekerjaan
•Berdasarkan PPDGJ III;
•Terdiri dari beberapa jenis:
– Gangguan aktivitas dan perhatian
– Gangguan tingkah laku hiperkinetik
– Gangguan hiperkinetik lainnya
– Gangguan hiperkinetik yang tak terinci.
Tatalaksana
A. farmakoterapi
• Dikenal 3 macam obat golongan
• psikostimulan:
– Gol . Metilfenidat (Indonesia)
– Gol . Deksamfetamin
– Gol . Parnolin
• Efek samping : penarikan diri dari lingk. Sosial, over fokus, letargi, agitasi,
iritabel.
• Penghentian pemakaian obat  secara bertahap  rebound phenomena.
B. Psikoterapi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai