Anda di halaman 1dari 9

HAKIKAT BAHASA INDONESIA

1. Pentingnya bahasa (identitas)


2. Kedudukan:
 Sebagai bahasa nasional (Sumpah pemuda)
 Sebagai bahasa negara (UUD 1945 BAB XV pasal 36)
Fungsi:
 Nasional
1. Kebanggaan nasional
2. Identitas nasional
3. Alat pemersatu berbagai masyarakat
4. Alat penghubung budaya
 Negara
1. Bahasa resmi kenegaraan
2. Bahasa pengantar dilembaga pendidikan
3. Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional
4. Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan nasional dan IPTEK
Perkembangan bahasa indonesia
Baca digoogle
Ragam bahasa dan karakteristiknya
a. Ragam bahasa lisan dan tulis
 Ragam bahasa lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga
situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman.
Ciri-ciri ragam bahasa lisan diantaranya Memerlukan kehadiran orang lain, Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara
lengkap, Terikat ruang dan waktu dan Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.
 Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga
diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual atau bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan
tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya
Ciri-ciri ragam bahasa tulis adalah (1) Tidak memerlukan kehadiran orang lain (2) Unsur gramatikal dinyatakan secara
lengkap (3)Tidak terikat ruang dan waktu (4)Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan
b. Ragam baku dan tidak baku
 Ragam bahasa baku adalah ragam bahasa yang sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa Indonesia dalam hal ejaan
yang si sempurnakan (EYD), di gunakan pada forum-forum resmi.
Ciri-Ciri Kata baku
1. Tidak di pengaruhi bahasa daerah.
2. Tidak di pengaruhi bahasa bahasa asing.
3. Bukan rerupakan ragam percakapan.
4. Pemakaian imbuhan secara eksplisit
5. Pemakaian kata yang sesuai dengan konteks kalimat
6. Tidak rancu ( tidak terkontaminasi ),
7. Tidak mengandung pleonasme,
8. Tidak mengandung Hiperkorek,
 Ragam bahasa tidak baku yaitu ragam yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
c. Ragam sosial dan fungsional
 Ragam Sosial yaitu ragam bahasa yang sebagai norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam
lingkungan sosial yang lebih kecil masyarakatnya.
 Ragam fungsional disebut ragam profesional adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi lembaga lingkungan
kerja atau kegiatan tertentu lainnya.
d. Bahasa Indonesia yang baik dan benar
“Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan sebagai pemakaian kata-kata dalam ragam bahasa yang
serasi dan selaras dengan sasaran atau tujuannya dan yang terlebih penting lagi adalah mengikuti kaidah bahasa yang baik
dan benar.
Kriteria yang digunakan untuk melihat penggunaan bahasa yang benar adalah kaidah bahasa dan kaidah itu sendiri
meliputi 6 aspek :
 Tata Bunyi (Fonologi)
 Tata bahasa (Kata dan Kalimat)
 Kosakata
 Ejaan
 Makna
 kelogisan
Diksi
 Diksi adalah pemilihan kata yang memiliki makna tepat dan selaras atau dalam penggunannya memiliki kecocokan dalam
mengungkapkan gagasan dengan pokok pembicaraan, peristiwa dan khalayak pembaca atau pendengar pilihan kata.
 Syarat-syarat
a. Penggunaan kata konotasi dan denotasi secara cermat.
b. Penggunaan kata sinonim atau hampir sama maknanya secara cermat
c. Dapat membedakan kata-kata yang memiliki ejaan yang mirip
d. Penggunaan kata kerja pada kata depan harus secara idiomatis.
e. Harus dapat membedakan kata khusus dan umum dalam tulisan atau pidato agar ketepatan diksi terjamin
f. Memperhatikan pemilihan kata yang tepat secara berkelanjutan dalam suatu tulisan ataupun pidato
 Kata konotatif dalah kata atau kalimat yang memiliki arti bukan sebenarnya. Contoh : Rio harus “membanting tulang” untuk
menghidupi keluarganya.
Kata denotatif adalah makna yang sebenarnya dari suatu kata atau kalimat. Contoh: Ryan sering “kerja keras” untuk
mendapatkan penghasilan yang lebih baik.
 Kata umum adalah kata – kata yang memiliki makna dan cakupan pemakaian yang lebih luas. Kata – kata yang termasuk
dalam kata umum disebut dengan hipernim.
kata khusus adalah kata – kata yang ruang lingkup dan cakupan maknanya lebih sempit, atau disebut juga dengan hiponim.
Kata umum : Membawa
Kata khusus : Mengangkat, menjinjing, menggendong, mengangkut, menyeret, membopong, memanggul.
 Kata abstrak adalah sebuah kata yang memiliki rujukan berupa konsep atau pengertian.
Kata Abstrak : Kaya, Miskin, Kesenian, Kerajinan, Demokrasi, Kemakmuran
Kata konkret yaitu kata yang mempunyai rujukan berupa objek yang dapat diserap oleh panca indera. Kata konkret memiliki
ciri bisa dirasakan, bisa dilihat, diraba, didengar, dan bisa dicium. Kata Konkret Sandang, Pangan, Rumah, Belajar, Bekerja,
Membaca, Berunding, Uang, Mobil, Sawah, Rumah.
 Pembentukan kata
a. afiksasi atau pengimbuhan - misalnya berdamai,
b. reduplikasi atau pengulangan - misalnya abu-abu, serta
c. komposisi atau pemajemukan, misalnya garam dapur, roda gila.
 Kesalahan pembentukan dan pemilihan kata
a. Penganggalan Awalan Me-
 Amerika serikat luncurkan pesawat bolak-balik Colombia (salah)
 Amerika serikat meluncurkan pesawat bolak-balik Colombia (benar)
b.Penagnggalan Awalan Ber-
 Sampai jumpa lagi (salah)
 Sampai berjumpa lagi (benar)
C.Peluluhan Bunyi /c/
Kata dasar yang diawali bunyi c sering menjadi luluh apabila mendapat awalan me. Padahal tidak seperti itu.
 Ali sedang menyuci mobil (salah)
 ali sedang mencuci mobil (benar)
d.Penyengauan Kata Dasar
Nyopet, mandang, nulis, dan nambrak. Dalam bahasa Indonesia kita harus menggunakan kata-kata
mencopet,memandang, menulis, dan menembrak.
e.Bunyi /s/, /k/, p/, dan /t/ yang Tidak Luluh
Kata dasar yang bunyi awalnya s, k, p, atau t sering tidak luluh jika mendapat awalan me atau pe. Padahal menurut kaidah
buku bunyi-bunyi itu harus lebur menjadi bunyi sengau.
 Semua warga neraga harus mentaati peraturan yang berlaku (salah)
 Semua warga neraga harus menaati peraturan yang berlaku (benar)
f.Awalan Ke- yang Kelirugunaan
Pada kenyataan sehari-hari, kata-kata yang seharusnya berawalan ter sering diberi awalan ke. Hal itu disebabkan oleh
kekurang cermatan dalam memilih awalan yang tepat.
 Pengendara mator itu meninggal karena ketambrak oleh kereta api (salah)
 pengendara motor itu meninggal karena tertambrak oleh kereta api (benar)
Perlu tiketahui bahwa awalan ke hanya dapat menempel pada kata bilangan. Selain di depan kata bilangan, awalan ke
tidak dapat dipakai kecuali pada kata kekasih, kehendak, dan ketua.
g.Pemakaian Akhiran –ir
Pemakaian kata akhiran –ir sangat produktif dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari. Padahal, dalam bahasa
Indonesia baku untuk akhiran –ir adalah asi atau isasi.
Saya sanggup mengkoordinir kegiatan itu (salah)
Saya sanggup mengkoordinasi kegiatan itu (benar)
h.Padanan yang Tidak Serasi
 karena modal dibank dibank terbatas sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit. (salah)
 karena modal dibank terbatas, tidak semua pengusah lemah memperoleh kredit (benar)
 modal dibank terbatas sehingga, tidak semua pengusah lemah memperoleh kredit (benar)
Bentuk-bentuk diatas adalah bentuk yang menggabungkan kata karena dan sehingga, kata apabila dan maka, dan kata
walaupun dan tetapi.
i.Pemakaia Kata Depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap
Dalam pemakaian sehari-hari, pemakaian kata di, ke, dari, bagi, dan daripada sering dipertukarkan.
 putusan dari pada pemerintah itu melegakan hati rakyat. (salah)
 putusan pemerintah itu melegakan hati rakyat. (benar)
j.Pemakaian Akronim (singkatan)
Yang dimaksud kata singkatan adalah PLO, UI, dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud dengan bentuk singkat ialah lab
(laboratorium), memo (memeorandum) dan lain-lain. Pemakaian akronim dan singkatan dalam bahasa Indonesia kadang-
kadang tidak teratur.
k.Penggunaan Kesimpulan, Keputusan, Penalaran, dan Pemungkinan
Kata-kata kesimpulan bersaing pemakaiannya dengan kata simpulan; kata keputusan bersaing pemakaiannya dengan
kata purusan; kata pemukiman bersaing dengan kata permukiman; kata penalaran bersaing dengan kata pernalaran.
Pembentukan kata dalam bahasa Indonesia sebenarnya mengikuti pola yang rapi dan konsisten. Kalau kita perhaikan
dengan saksama, bentukan kata itu memiliki hubungan antara yang satu dengan yang lain.
Contoh:
Tulis, menulis, penulis, penulisan, tulisan.
Pilih, memilih, pemilih, pemilihan, pilihan
Ada lagi pembentukan kata yang mengikuti pola berikut
Contoh:
Tani, bertani, petani, pertanian
Mukim, bermukim, pemukim, permukiman
l.Penggunaan Kata yang Hemat
Boros hemat
Sejak sejak atau dari
Agar supaya agar atau supaya
Mempunyai pendirian berpendirian
 Apabila suatu reservoir masih mempunyai cadangan minyak, maka diperlakukan tenaga dorong buatan untuk
memproduksi minyak lebih besar (boros, salah)
 Apabila suatu reservoir masihmempunyai cadangan minyak, diperlukan tenga dorong buatan untuk memproduksi
munyak lebih besar. (salah)
m.Analogi
Di dalam dunia olahraga tertapat istilah petinju. Kata petinju berkorelasi dengan kata bertinju berarti ‘orang yang (biasa)
bertinju’, bukan ‘orang yang (biasa ) meninju’.
Dewasa ini dapat dijumpai banyak kata yang sekelompok dengan petinju, seperti pesilat, petenis, pesenam dan lain-lain.
Jika dilakukan demikian, akan teecipta bentukan seperti berikut ini
Petinju ‘orang yang bertinju’
Pesilat ‘orang yang bersilat’
Petenis ‘orang yang bertenis’
Pesenam ‘orang yang bersenam’
n.Bentuk Jamak dalam Bahasa Indonesia
Dalam pemakaian sehari-hari kadang-kadang orang salah menggunakan bentuk jamak bahsa Indonesia sehingga terjadi
bentuk yang rancu atau kacau.
 Ungkapan/idiomatik
Ungkapan idiomatik adalah konstruksi yang khas pada suatu bahasa yang salah satu unsurnya tidak dapat dihilangkan atau
diganti. Ungkapan idiomatik adalah kata-kata yang mempunyai sifat idiom yang tidak terkena kaidah ekonomi bahasa.
Menteri dalam negeri bertemu Presiden SBY. (salah)
Menteri dalam negeri bertemu dengan Presiden SBY. (benar)
Ejaan Bahasa Indonesia
BACA EYD/PUEBI
Kalimat efektif
 Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas, sehingga dapat mengungkapkan gagasan pemakaiannya secara
tepat dan dapat dipahami.
 Syarat-syarat
1. KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.
2. KESEJAJARAN
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat
yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni
imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
3. KEHEMATAN
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang
berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna
bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
4. PENEKANAN
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan
rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam
bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
5. KELOGISAN
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang
logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan.
Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
Contoh kalimat efektif :
1. Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan ( tidak efektif )
Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
2. Sejak dari pagi dia bermenung ( tidak efektif )
Seharusnya : Sejak pagi dia bermenung.
 Pola kalimat dasar
1. S-P
Ayah Bekerja. (S= Ayah, P= bekerja)
Petani bercocok tanam. (S= Petani, P= bercocok tanam )
Ibu Guru sedang mengajar. (S= Ibu Guru (subjek berbentuk frasa nomina), P= sedang mengajar)
2. S-P-O
Ibu menanak nasi. (S= Ibu, P= menanak, O= nasi)
Adik sedang memainkan piano. (S= adik, P= sedang memainkan, O= piano)
Anak-anak sedang mengerjakan soal-soal ujian. (S= anak-anak, P= sedang mengerjakan, O= soal=soal ujian)
3. S-P-Pel
Tubuhnya berlumuran keringat. (S= tubuhnya, P= berlumuran, Pel= keringat)
Langit malam ini bertaburan bintang-bintang. (S= langit malam ini, P= bertaburan, Pel= bintang-bintang)
Anak-anak sedang bermain layang-layang. (S= anak-anak, P= sedang bermain, Pel= layang-layang)
4. S-P-K
Pola ini biasanya dapat dijumpai pada kalimat deklaratif aktiif intransitif dan kalimat aktif intransitif. Adapun contoh pola
ini adalah sebagai berikut:
Anak-anak bermain di lapangan. (S= anak-anak, P= bermain, K= di lapangan)
Burung-burung bersahutan di pagi hari. (S= burung-burung, P= bersahutan, K= di pagi hari)
Paman sedang bercukur dengan menggunakan pisau cukur. (S= Paman, P= sedang bercukur, K= dengan
menggunakan pisau cukur)
5. S-P-O-K
Ibu membeli sayur-sayuran di pasar tradisional. (S= Ibu, P= membeli, O= sayur-sayuran, K= di pasar tradisional)
Dimas mengerjakan tugas sekolah dengan sungguh-sungguh. (S= Dimas, P= mengerjakan, O= tugas, K= dengan
sungguh-sungguh)
Para petani menanam padi di pagi hari. (S= para petani, P= menanam, O= padi, K= di pagi hari)
6. S-P-O-Pel
Ibu membelikan adik pakaian baru. (S= Ibu, P= membelikan, O= adik, Pel= pakaian baru)
Adik membelikan kucingnya makanan kucing. (S= Adik, P= membelikan, O= kucingnya, Pel= makanan kucing)
7. S-P-Pel-K
Tubuhnya berlumuran keringat karena bekerja keras seharian. (S= tubuhnya, P= berlumuran, Pel= keringat, K= karena
bekerja keras seharian)
Anak-anak bermain bola di tanah lapang. (S= anak-anak, P= bermain, Pel= bola, K= di tanah lapang)
8. S-P-O-Pel-K
Ibu membelikan adik sepatu baru pada hari Minggu kemarin. (S= Ibu, P= membelikan, O= adik, Pel= sepatu baru, K=
pada hari Minggu kemarin)
Adik membelikan kucingnya makanan kucing dengan uang sakunya sendiri. (S= adik, P= membelikan, O= kucingnya,
Pel= makanan kucing, K= dengan uang sakunya sendiri)
 Jenis kalimat
Buku paket hal 73
Artikel Ilmiah (Jurnal)
 Paragraf
Pengertian Paragraf
Pengertian Paragraf adalah karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat dengan pikiran utama sebagai pengendaliannya dan
pikiran penjelas sebagai pendukungnya. atau paragraf dapat juga diartikan sebagai seperangkat kalimat yang terdiri atas satu
kalimat pokok dan beberapa kalimat penjelas.Kalimat Pokok atau kalimat utama yaitu kalimat yang berisi masalah atau kesimpulan
sebuah paragraf. Sedangkan kalimat penjelas adalah kalimat yang berisi penjelas masalah pada kalimat utama
Syarat Paragraf
1. Kesatuan (Unity)
Yang dimaksud kesatuan yaitu suatu paragraf harus dibangun dengan satu pikiran yang jelas. Satu pikiran tersebut diuraikan ke
dalam bentuk pikiran pokok dan beberapa pikiran jelas. Hubungan pikran yang satu dengan pikran lainnya menandakan bahwa
paragraf tersebut telah memiliki kesatuan
2. Kepaduan (Koherensi)
Kapeduan terwujud dari hubungan kompak antarkalimat pembentuk paragraf. Kepaduan yang baik terjadi apabila hubungan timbal
balik antar kalimat wajar dan mudah dipahami. Ada beberapa cara agar paragraf memiliki kepaduan yang kompak, yaitu dengan
menggunakan kata ganti, kata penghubung, serta perincian dan urutan pikiran.
3. Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakn lengkap apabila berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kalimat pokok.
Jenis-Jenis Paragraf
Paragraf terdiri atas beberapa macam paragraf yang dikategorikan berdasarkan letak kalimat pokok dan berdasarkan isinya.
Macam-macam paragraf tersebut yaitu sebagai berikut…

 Jenis-Jenis Paragraf dan Contohnya Berdasarkan Letak Kalimat Pokok Paragraf

1. Paragraf Deduktif adalah suatu paragraf yang terdiri dari kalimat ide pokoknya terletak di awal paragraf.
2. Paragraf Induktif adalah suatu paragraf yang kalimat ide pokoknya terletak diakhir paragraf.
3. Paragraf Campuran yaitu ” paragraf yang kalimat ide pokoknya terletak diawal paragraf dan ditegaskan kembali diakhir
paragraf
4. Paragraf Narasi yaitu ” paragraf yang tidak memiliki kalimat ide pokok. Artinya semua kalimat dianggap penting, tidak
ada kalimat yang dijelaskan “. Semua kalimat berkedudukan sama antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya.
Jenis- Jenis Paragraf Dan Contohnya Ditinjau Dari Isinya

Pengertian Paragraf Eksposisi yaitu ” paragraf yang isinya memaparkan suatu masalah atau peristiwa

Pengertian Paragraf Deskripsi yaitu ” paragraf yang isinya menggambarkan suatu keadaan atau peristiwa dengan kata-kata
sehingga para pembaca seolah-olah merasakan, melihat, mendengar dan mengalami langsung keadaan atau peristiwa tersebut

Paragraf Argumentasi yaitu ” paragraf yang isinya meyakinkan pembaca sehingga pembaca menerima gagasan penulis

Pengertian Paragraf Persuasi yaitu ” paragraf yang isinya membujuk atau mempengaruhi pembaca agar mau mengikuti
pendapat atau gagasan penulis “. Jenis paragraf ini hampir sama dengan paragraf argumentasi bahwadiawal paragraf penulis
menyajikan pendapat dahulu kemudian disajikan pernyataan yang berupa alasan . Perbedaannya yaitu pada paragraf argumentasi
alasan yang digunakan berupa fakta, sedangkan pada paragraf persuasi alasannya berupa kalimat himbauan, ajakan atau
harapan penulis

Pengertian Paragraf Narasi yaitu ” paragraf yang isinya menceritakan masalah atau suatu peristiwa , sehingga pembaca dapat
terhibur atau terharu terhadap masalah atau peristiwa yang terjadi.
Struktur Paragraf
Dalam Pengertian Paragraf kita mengetahui bahwa sebuah paragraf tentunya terdiri dari beberapa kalimat. Kalimat tersebut yaitu
kalimat utama dan kalimat penjelas. Kalimat utama adalah kalimat yang memuat ide pokok atau gagasan utama. Sedangkan
kalimat penjelas adalah kalimat yang memuat penjelasan kalimat utama.

 Kalimat Utama
Terdiri atas satu kalimat saja. Biasanya kalimat utama memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Mengandung permasalahan yang dapat diuraikan lebih lanjut.


2. Berupa kalimat sempurna yang bisa berdiri sendiri.
3. Memiliki arti yang jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain.
4. Dapat terbentuk tanpa perlu kata sambung.

 Kalimat Penjelas
Terdiri atas beberapa kalimat. Ciri-cirinya sebagai berikut :

1. Tidak dapat berdiri sendiri


2. Kalimat tersebut harus dijelaskan oleh kalimat lain untuk mengetahui maknanya.
3. Biasanya memerlukan kata sambung
4. Isinya berupa perincian, keterangan, contoh, dan data lain yang mendukung kalimat utama.
Struktur suatu paragraf biasanya berkaitan dengan pengurutan letak kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas.
Atas dasar kategori kalimat dalam paragraf tersebut, struktur paragraf dapat dikategorisasikan menjadi tiga, yaitu:

1. Paragraf Deduktif, yaitu paragraf yang kalimat utamanya terdapat pada awal paragraf dan diikuti dengan kalimat
kalimat penjelas.
2. Paragraf Induktif, yaitu paragraf yang kalimat utamanya terdapat di akhir paragraf dan didahului dengan kalimat-
kalimat penjelas
3. Paragraf Campuran, merupakan gabungan dari deduktif dan induktif.
Kalimat utamanya terdapat pada awal dan akhir paragraf, diselingi dengan kalimat-kalimat penjelas.
4. Paragraf Tanpa Kalimat Utama (paragraf Narasi, yaitu paragraf yang tidak memiliki kalimat pokok, namun memiliki ide
pokok. Biasa terdapat di teks cerita dan berbentuk deskripsi.
Pengembangan Paragraf
a. Pengembangan alamiah
Pengembangan secara alamiah ini seorang penulis dapat menggunakan pola yang sudah ada pada obyek atau kajian yang
dibicarakan. Penulis dapat menggunakan dua pola. Pertama, pola spesial atau urutan ruang, misalnya gambaran dari depan ke
belakang, dari luar kedalam dan sebagainya. Kedua, pola kronologis atau urutan waktu, misalnya gambaran urutan terjadinya
peristiwa, perbuatan atau tindakan, tadi sekarang, nanti, besok, dan sebagainya.
b. Pengembangan klimaks dan antiklimaks
Pembuatan klimaks dilakukan dengan penampilan gagasan utama yang rinci dari persoalan yang paling rendah kedudukannya.
Sementara itu pengembangan antiklimaks merupakan kebalikan dari klimaks.
c. Pengembangan Perbandingan dan Pertentangan
Paragraf perbandingan dan pertenntangan ialah cara pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang ,
subjek atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu (Keraf dalam Mudlofar 2002: 99).
Fanatisme dan semangat yang dua hari lalu sempat pudar, di pertandingan semi final hari Kamis malam telah kembali. Dengan
modal itu pula dan teknik permainan yang lumayan baik PSSI A maju ke final turnamen sepak bola Piala Kemerdekaan V, setelah
mendudukkan Malaysia 2-0 (1-0). Di final hari Sabtu, PSSI A menghadapi Australia yang mengalahkan Thailand 2-0. (Sumber:
Kompas)
d. Pengembangan analogi
Pengembangan analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah terkenal umum dengan yang tidak
dikenal umum.
e. Pengembangan contoh-contoh
Gagasan yang terlalu umum sifatnya sulit dipahami. Agar pembaca menjadi jelas diperlukan ilustrasi-ilustrasi konkret. Ilustrasi
konkret inilah yang nantinya dikembangkan menjadi contoh-contoh.
f. Pengembangan Akibat -Sebab akibat
Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berupa hubungan sebab akibat dan akibat sebab. Sebab dapat bertindak sebagai
kalimat utama, sedangkan akibat merupakan kalimat penjelas. Dapat pula sebaliknya , akibat sebagai pikiran utama dan sebab
sebagai pikiran penjelas.
g. Pengembangan definisi luas
Yang dimaksud pengembangan definisi luas ialah pengarang bermaksud memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah
atau hal (keraf dalam Mudlofar 2002: 102).
h. Pengembangan klasifikasi
Dalam pengembangan karangan kadang-kadang diperlukan pengelompokan hal-hal yang mempunyai persamaan.
Pengelompokan ini bekerja kedua arah yang berlawanan, yaitu pertama mempersatukan satuan-satuan kedalam satu kelompok.,
dan kedua, memisahkan satuan-satuan tadi dari kelompok yang lain (keraf dalam Mudlofar 2002: 103).
i. Pengembangan umum khusus-khusus umum
Cara pengembangan paragraf umum khusus-khusus umum merupakan cara yang paling umum dipakai. Paragraf umum khusus
dikembangkan dengan meletakkan pikiran utama pada awal paragraf kemudian rician-rincian berada pada kalimat-kalimat
berikutnya. Sebaliknya paragraf khusus umum, mula-mula dikembangkan rincian-rincian kemudian pada akhir paragraf
disampaikan generalisasinya. Jadi paragraf umum khusus bersifat deduktif, sedangkan paragraf induktif bersifat khusus umum.
 Karya tulis ilmiah
Pengertian Karya Tulis Ilmiah adalah laporan tertulis yang berisi hasil sebuah kegiatan ilmiah yang dilakukan peneliti yang
didapatkannya melalui kajian pustaka, mengumpulan pengalaman penelitian, dan bisa juga dari pengetahuan orang lain yang di
sajikan dengan fakta maupun dengan tulisan yang menggunakan bahasa baku.
Jenis-Jenis Karya Tulis Ilmiah
Adapun jenis-jenis dari karya tulis ilmiah misalnya seperti: makalah, skripsi, tesis, artikel penelitian ilmiah, paper, disertasi, dan
lain-lain. Untuk pembahasan lebih lengkapnya
Syarat syarat penulisan karya tulis ilmiah secara umum
1. komunikasi
2. kata dan kalimat yang disusun penulis hendaknya bersifat denotative
3. bernalar
4. ekonomis
5. berdasarkan landasan teoritis yang kuat
6. tulisan harus relevan dengan displin ilmu tertentu
7. memiliki sumber penopang mutakhir
8. bertanggung jawab
 Makalah
Pengertian Makalah
Yang dimaksud dengan makalah ialah suatu karya tulis ilmiah yang membahas tema tertentu yang mencakup dalam ruang lingkup
permasalahan
Sistematika Karya Tulis Ilmiah
Sistematika penulisan karya tulis ilmiah secara garis besar, seperti:
1. Bagian Pembuka
Pada bagian ini umumnya berisi: Sampul atau Cover, Halaman Judul, Halaman Pengesahan, Lembar Pernyataan, Abstrak, Kata
Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran.
2. Bagian Isi
Pada bagian ini umumnya berisi:

 BAB I PENDAHULUAN – Yang berisi sub BAB seperti: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Dilakukan
Penelitian, Manfaat Penelitian, Batasan Masalah, dan Hipotesis.
 BAB II LANDASAN TEORI – Yang berisi sub BAB seperti: Kajian Teori, Kerangka Berfikir, dan Hipotesis.
 BAB III METODOLOGI PENELITIAN – Yang berisi sub BAB seperti: Jenis Penelitian, Lokasi Dan Tempat Penelitian, dan
Teknik Pengumpulan Data.
 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN – Yang berisi sub Bab seperti: Hasil Penelitian, dan Pembahasan Hasil Penelitian.
 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN; Yang Berisi sub BAB seperti: Kesimpulan, dan Saran.
3. Bagian Akhir
Biasanya pada bagian ini berisi: Daftar Pustaka, Lampiran-Lampiran, dan Riwayat Hidup Penulis
Sistematika Penulisan Makalah
Adapun sistematika penulisan makalah diantaranya yaitu:

 Judul
 Abstrak
 Pendahuluan: latar belakang, masalah, prosedur pemecahan masalah, sistematika uraian
 Bahan dan metode: menguraikan cara kerja mencakup jalannya penelitian, analisis hasil, metode statistik
 Hasil dan pembahasan: kemampuan menulis dalam menjawab menulis, menyajikan, menganalisis, dan membahas
masalah.
 Simpulan
 Ucapan terimaksih: kapada lembaga atau perorangan secara singkat
 Daftar pustaka: kebawah menurut abjad nama akhir penulis utama, ke kanan nama penulis tahun, judul buku, jilid, nama
kota, dan penerbit.
Jenis jenis makalah
1. Makalah biasa adalah makalah yang disusun secara deskriftif yang mengemukakan berbagai pendapat baik berupa kritik
atau saran mengenai aliran atau pendapat yang dikemukakan tetapi tidak perlu memihak salah satu aliran atau pendapat
tsb (bahasa, satrsa, pendidikan)
2. Makalah posisi adalah makalah yang disusun penulis untuk menunjukan posisi teoritiknya dalam satu kajian tertentu (
hasil penelitian bahasa, satra, pengejaran, ekonomi). Isinya menunjukan penguasaan pengetahuan tertentu tetapi juga
di persyaratkan untuk menunjukan dipihak mana ia berdiri
Syarat membuat makalah
Sebelum memulai membuat makalah maka anda wajib mempelajari dan menganalisa topik yang akan ditulis.
2.Menyusun pola pikir.
3. Mengumpulkan bahan-bahan materi.
4. Dalam menulis sebuah makalah kita dituntut untuk:
5. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
6. Menyusun kalimat agar lebih mudah dipahami
7. Singkat, padat, dan jelas dalam uraian
8. Rangkaian uraian yang berkaitan
 Laporan Penelitian
Pengertian: Laporan penelitian adalah tahap akhir proses penelitian dimana peneliti menuliskan dan menyampaikan hasil risetnya
dalam bentuk karya ilmiah.
Jenis jenis:
A, Laporan Lengkap (Monograf)
1. Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh.
2. Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
3. Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis.
4. Menjelaskan (juga) kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai.
5. Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan seterusnya,haruslah padat dan jelas).
B. Artikel Ilmiah
1. Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap.
2. Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif.
3. Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap.
C. Laporan Ringkas
Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang
tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum)
Syarat syarat
1. Komunikatif yaitu uraian yang disampaikan dapat dipahami pembaca. Kata dan kalimat yang disusun penulis hendaknya bersifat
denotatif, sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda pada pembaca. Pemahaman penulis hendaknya sama dengan
pemahaman pembaca.
2. Bernalar yaitu tulisan itu harus sistematis, berurutan secara logis, ada kohesi dan koherensi, dan mengikuti metode ilmiah yang
tepat, dipaparkan secara objektif, benar, dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Ekonomis yaitu kata atau kalimat yag ditulis hendaknya diseleksi sedekimian rupa sehingga tersusun secara padat berisi.
4. Berdasarkan landasan teori yang kuat yaitu suatu hasil karya ilmiah bukan subjektivitas penulisnya, tetapi harus berlandaskan
pada teori – teori tertentu yang dikuasai secara mendalam oleh penulis. Penulis melakukan kajian berdasar teori – teori tersebut.
5. Tulisan harus relevan dengan disiplin ilmu tertentu yaitu tulisan ilmiah itu ditulis oleh seseorang yang menguasai suatu bidang
ilmu tertentu. Maka, tulisan ilmiahnya harus menunjukkan kedalaman wawasan dan kecermatan pikiran berkaitan dengan disiplin
ilmu tertentu tersebut. Penguasaan penulis pada disiplin ilmu tertentu akan tampak melaluin teori, pendekatan, pemaparanyang
selalu berlandaskan pada prinsip – prinsip ilmu tertentu.
6. Memiliki sumber penopang mutakhir yaitu tulisan ilmiah harus mempergunakan landasan teori berupa teori mutakhir (terbaru).
Penulis ilmiah harus mencermati teori – teori mutakhir melalui penelusuran internet atau jurnal ilmiah.
7. Bertanggung jawab yaitu sumber data, buku acuan, dan kutipan harus secara bertanggungjawab disebutkan dan ditulis dalam
karya ilmiah. Teknik penulisan yang tepat serta penggunaan bahasa yang baik dan benar juga termasuk bentuk tanggung jawab
seoranng penulis karya ilmiah
Sistematika
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Manfaat Penelitian
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1. (paparkan semua referensi yang ada tentang objek pengamatan yangdilakukan)
2.2. Waktu Penelitian
Bab III Metode Penelitian
3.1 Jenis Penelitian
3.2 Populasi dan Sampel
Bab IV Hasil
Bab V Pembahasan
Bab VI Kesimpulan dan Saran
 Penalaran
Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah
konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis,
berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang
sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Penalaran deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus
berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum.
Penalaran Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung
pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan
Salah nalar merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat.
Presentasi ilmiah
Presentasi ilmiah merupakan salah satu cara untuk menyosialisasikan karya-karya ilmiah yang dihasilkan oleh para ilmuwan,
baik ilmuwan yang sudah mapan, dikenal di tingkat nasional atau internasional maupun calon ilmuwan yang sedang mencari jati
dirinya.
Jenis jenis presentasi ilmiah
1. Presentasi Dadakan (Impromptu )
Pembicaraan impromptu merupakan jenis presentasi yang dilakukan secara mendadak tanpa persiapan apapun.
2. Presentasi Naskah (Manuscript )
Presentasi naskah merupakan jenis presentasi dimana dalam menyampaikan informasinya, seorang pembicara melakukannya
dengan membaca naskah.
3. Presentasi Hafalan (Memoriter )
Jenis presentasi yang dilakukan menghapal dari teks yang telah disediakan.
4. Presentase Ekstempore
Pembicara mempersiapkan materi dengan garis besarnya saja, kemudian pada saat presentasi akan dijabarkan secara mendetail.
Etika presentasi ilmiah
1. Belajar menatap lawan bicara
2. Menguasai materi
3. Percaya diri
4. Berikan point-point nya saja dari materi y akan kita perentasikan
5. Sisipkan gambar dan video pada slide atau power point
6. Jsangan terlalu serius

Anda mungkin juga menyukai