membaca al Qur`an dengan khusyu’ dan berusaha memahaminya mampu membawakan
kecintaan Allah kepada seorang hamba. Sehingga tidak mengherankan, apabila kedekatan dengan al Qur`an merupakan perwujudan ibadah yang bisa mendatangkan cinta Allah.
Para salafush-shalih, ketika membaca al Qur`an, mereka sangat menghayati makna ini. Sehingga ketika membaca al Qur`an, seolah-olah seperti seorang perantau yang sedang membaca sebuah surat dari kekasihnya.
Al-Hasan al-Basri berkata: “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian menganggap al
Qur`an adalah surat-surat dari Rabb mereka. Pada malam hari, mereka selalu merenunginya, dan akan berusaha mencarinya pada siang hari.” (al-Nawawi, al-Tibyan Fi Adab HAmalah al-Qur`an.)