Ha atau 13,38 % dari luas wilayah Sulawesi Tenggara. Sedangkan luas wilayah
III - 1
Gambar 3.1 Peta batas administrasi Kabupaten Konawe Utara
(Sumber : RTRW Kab Konawe Utara)
III - 2
Berikut disajikan data Nama dan luas daerah per Kecamatan Kabupaten
Tabel 3.1. Nama dan Luas Wilayah Per-Kecamatan Kabupaten Konawe Utara
Kecamatan Ibukota Luas Banyaknya Jumla
Wilayah Desa Kelurahan UPT h
(KM2)
Sawa Sawa 92.06 9 1 0 10
Motui Bende 26.09 12 0 0 12
Lembo Lembo 78.12 10 1 0 11
Lasolo Tinobu 262.5 25 1 0 26
Molawe Molawe 365.06 8 1 0 9
Asera Asera 863.32 15 1 1 17
Andowia Andowia 892.25 12 1 0 13
Oheo Oheo 738.50 15 0 1 16
Langgikima Langgikima 476.75 7 1 0 8
Wiwirano Wiwirano 1505.09 23 1 0 24
mempunyai daerah yang terluas sekitar 1505 Km2 dan Kecamatan Motui
merupakan daerah yang paling kecil sekitar 26.09 Km2, diantara 10 kecamatan
Kabupaten Konawe Utara dari data tahun 2012-2016 rata-rata 3,9 pertahun.
perkembangan suatu wilayah baik dari segi fisik maupun non fisik. Dengan
III - 3
diketahui prediksi kebutuhan fasilitas dan utilitas penunjang serta perkiraan
dengan menggunakan data jumlah penduduk tahun 2012 sampai tahun 2016.
Pn = Po (1 + r )n
Keterangan :
III - 4
Gambar 3.2. Peta distribusi penduduk Kabupaten Konawe Utara
III - 5
Dari nilai rata-rata pertumbuhan jumlah penduduk Kabupaten Konawe
Utara diperkirakan pada tahun 2031 yakni berjumlah 115.045 jiwa. Tabel
dengan Sub Wilayah Sungai (SWS) antara lain SWS Lasolo, SWS Lalindu, SWS
DPS 14.979,6 km2 dan total panjang sungainya 847,2 km (Sumber: Data RTRW
III - 6
DAS Tinobu, DAS Belalo, DAS Otipulu, DAS Andereo, DAS Lemo, DAS
Lamenggara, DAS Aloalo, DAS Lembo, dan DAS Kokapi, yang menyebar pada
Utara.
sekitar waduk lebih diarahkan untuk kegiatan konservasi dan budidaya non
III - 7
Gambar 3.3. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Konaweeha-Lasolo.
(Sumber : RTRW Kab. Konut)
III - 8
3.4.Profil Klimatologi
Utara dapat diklasifikasi dalam Tipe Iklim B yang artinya curah hujan rata-rata
>2.500 mm/tahun.
kemarau dan musim hujan.Pada bulan Mei sampai dengan November, angin
bertiup dari arah Timur yang berasal dari Benua Australia dan kurang
sampai Oktober. Sebaliknya, pada bulan Desember sampai dengan Mei, angin
bertiup dari arah Barat yang berasal dari Benua Asia dan Samudera Pasifik
dengan Maret. Sekitar bulan April, para pelaut setempat menyebutnya musim
musim juga sering menyimpang dari kebiasaan. Selama tahun 2016 musim
dimana hujan hanya terjadi 1-2 hari setiap bulannya yang ditunjukkan pada
Tabel 3.4.
III - 9
Tabel 3.4. Keadaan Hujan dan Curah hujan di Kabupaten Konawe Utara
No BULAN HARI HUJAN CURAH HUJAN (mm)
1 Januari 13 219
2 Pebruari 15 314
3 Maret 15 273
4 April 15 256
5 Mei 14 309
6 Juni 26 484
7 Juli 9 139
8 Agustus 2 11
9 September - -
10 Oktober - -
11 Nopember - -
12 Desember 3 267
Total 102 2.272
Rata-rata 11.33 252.44
(Sumber: Kab. Konawe Utara Dalam Angka 2016)
daerah bersuhu tropis dengan suhu rata-rata udara maksimum 32oC dan
udara rata-rata 78,0 persen. Kecepatan angin pada umumnya berjalan normal
tegal/kebun, tanah ladang/ huma, tanah padang rumput, tanah rawa yang
III - 10
sementara tidak diusahakan, lahan tanaman kayu-kayuan, tanah hutan negara,
Tabel 3.5. Penggunaan Lahan (ha) di Kabupaten Konawe Utara Tahun 2016
No. Jenis Penggunaan Lahan Luas (ha) Persentase
1. Tanah Sawah 3.712 0,74
2. Lahan Bukan Pertanian 219.466 43.86
3. Tegal/Kebun 31.994 6.39
4. Ladang/Huma 24.127 4.82
5. Padang Rumput 8.514 1.70
6. Tambak, Kolam/Tebat/Empang 16.753 3.35
7. Sementara tidak diusahakan 19.901 3.98
8. Tanaman Kayu-Kayuan/Hutan 8.603 1.72
9. Hutan Negara 23.774 4.75
10. Perkebunan 143.495 28.68
Jumlah 500.339 100,00
(Sumber: BPS, Konut dalam Angka 2016)
Dari Tabel 3.5 dapat dilihat bahwa sekitar 57 persen lahan di Kabupaten
Konawe Utara adalah hutan negara. Selain itu sebagian besar lahan di wilayah
termasuk perkebunan).
pembangunan ekonomi yang terjadi pada periode 2010 s.d 2014, tidak
terlepas dari dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal
III - 11
Data yang ada menunjukan bahwa setiap komponen pengeluaran
besar produk atau barang dan jasa yang tersedia di wilayah domestik
untuk investasi fisik (dalam bentuk PMTB dan perubahan inventori). Untuk
pembangunan yang bermakna sehingga angka PDRB dalam kurun waktu antar
III - 12
Tabel 3.6. PDRB atas Dasar Harga Berlaku Menurut PengeluaranKabupaten
Konawe Utara Tahun 2010-2014 (Juta Rupiah)
Komponen
2010 2011 2012 2013 2014
pengeluaran
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Konsumsi
LNPRT 538.703.96 598.345.54 673.684.68 765.264.21 848.542.03
Konsumsi 26.337.45 31.119.04 34.252.23 36.152.99 41.340.82
Pemerintah 224.617.22 305.122.87 326.445.72 353.632.58 385.905.34
PMTB 445.546.57 473.674.38 503.552.29 547.447.19 672.121.56
Perubahan 21.090.43 29.309.71 38.311.98 48.019.56 135.745.54
Inventori 6399.302.0 966.574.20 1.008.577 1.043.677. 818.533.56
Ekspor 284.834.49 579.878.41 514.438.43 531.733.33 467.110.95
Impor
Total PDRB 1.610.763.93 1.824.267.33 2.070.387.30 2.262.460.58 2.435.077.8
(Sumber: Kab. Konawe Utara Dalam Angka 2011-2015)
Nilai PDRB Kabupaten Konawe Utara (adh Berlaku) selama periode tahun
Selain dinilai atas dasar harga (adh) Berlaku, PDRB menurut pengeluaran
juga dinilai atas dasar harga (adh) Konstan 2010 atau adh berbagai produk yang
dinilai dengan harga pada tahun 2010. Melalui pendekatan penghitungan adh
perubahan PDRB secara volume atau secara kuantitas saja (tanpa ada pengaruh
berdasarkan PDRB adh Konstan dapat dilihat pada tabel 2 diatas. Sama halnya
dengan PDRB adh Berlaku, seluruh komponen pengeluaran akhir PDRB adh
III - 13
Konstan juga menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun yang ditunjukan
Dari data dari PDRB BDHB dan PDRB ABHK maka akan menghasilkan
8,000,000
7,000,000
6,000,000
5,000,000
4,000,000
ADHB
3,000,000
ADHK
2,000,000
1,000,000
0
2010 2011 2012 2013 2014
III - 14
Dari data distribusi presentasi PDRB ADH berlaku menurut pengeluaran
Kabupaten Konawe Utara jumlah expor masih menjadi yang tertinggi per
Dari Gambar 3.4 menunjukan bahwa pada umumnya nilai PDRB adh
Berlaku selalu lebih besar dari nilai PDRB adh Konstan. Perbedaan tersebut
adh Berlaku. Dalam PDRB adh Konstan pengaruh faktor harga telah
ekspor berasal dari nilai ekspor bijih nikel keluar negeri, ekspor hasil perikanan
dan perkebunan keluar kabupaten, dan ekspor produk lainnya yang hasilnya
cukup besar dalam kabupaten tetapi tidak terserap bagi kebutuhan masyarakat
III - 15
setempat. Di sisilain, pengeluaran untuk kapital (PMTB) juga mempunyai
tambang bijihnikel sebagai penambah hasil ekpor), selain itu, nilai impor
Agregat makro lain yang dapat diturunkan dari data PDRB adalah
2014 secara rata-rata mengalami penurunan laju pertumbuhan. Pada tahun 2011,
laju pertumbuhan mencapai 9,04 persen, lalu di tahun 2012 mencapai 8,58
persen, tahun 2013sebesar 7,01 persen dan hanya tumbuh 3,15 persen di tahun
III - 16
2014. Penurunan persentase di tahun 2014 disebabkan merosotnya produksi
Luas wilayah kecamatan Oheo 73.850 Ha atau 14,76% dari luas wilayah
Kabupaten Konawe Utara. Data luas desa merupakan data sementara karana
tudak diperoleh data yang akurat mengenai luas tiap-tiap desa. Kecamatan
Oheo terdiri dari 15 desa definitif, yaitu; Desa Laroonaha, Bandaeha, Kota
Maju, Lameoru, Landawe, Bende wuta, Sambandete, Paka indah, dan Desa
daratan rendah, yang dilalui oleh beberapa sungai sehingga potensial untuk
penangkapan ikan dan organisme air lainnya di alam liar (laut, sungai, danau,
dan badan air lainnya).Kehidupan organisme air di alam liar dan faktor-
III - 17
sekitar pantai dan landasan kontinen.Perikanan tangkap juga ada di danau dan
penurunan populasi dalam jumlah yang signifikan dan berada dalam ancaman
di daratan menggunakan kolam air atau tangki, dan di badan air yang
terpagari sehingga organisme air yang dipelihara tidak lepas ke alam liar.Budi
daya perikanan meniru sistem yang terdapat di alam untuk membiakan dan
perikanan tangkap, bahkan sumber protein utama yang didapatkan dari alam
liar.Nilai Produksi Perikanan diyatakan dalam berat hidup ikan pada saat baru
III - 18
Tabel 3.10. Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya Menurut Kecamatan
dan Jenisnya, Kabupaten Konawe Utara
Perikanan
Budidaya
Kecamatan Tangkap
Tambak Kolam Jumlah ( Ton )
( Ton )
( Ton ) ( Ton )
1 2 3 4 5
1 Sawa 2525.70 0.00 0.00 2525.70
2 Motui 3628.85 1481.09 0.00 5109.94
3 Lembo 841.12 158.95 0.00 1000.07
4 Lasolo 2217.34 393.85 0.00 2611.19
5 Molawe 2453.36 209.81 0.00 2663.17
6 Asera 26.00 0.00 12.45 38.45
7 Andowia 8.00 0.00 0.00 8.00
8 Oheo 34.00 0.00 20.15 54.15
9 Langgikima 18.50 0.00 0.00 18.50
10 Wiwirano 14.00 0.00 15.62 29.62
Jumlah 11766.87 2243.70 48.22 14058.79
2013 10284.25 1997.00 0.00 12281.25
2012 9559.00 1752.00 0.00 11311.00
(Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Konawe Utara 2016)
Oheo yang ditunjukkan pada Tabel 3.11.Tabel 3.12. dan Tabel 3.13.
III - 19
Tabel 3.11.Potensi Budidaya Kelautan dan Perikanan Kecamatan Oheo Desa Mopute
III - 20
Tabel 3.12.Potensi Budidaya Kelautan dan Perikanan Kecamatan Oheo Desa Puuhialu
III - 21
Tabel 3.13.Potensi Budidaya Kelautan dan Perikanan Kecamatan Oheo Desa Tadoloiyo
III - 22