Anda di halaman 1dari 22

3.1.

Letak dan Administratif Wilayah

Secara administratif, luas wilayah Kabupaten Konawe Utara yaitu 500.339

Ha atau 13,38 % dari luas wilayah Sulawesi Tenggara. Sedangkan luas wilayah

perairan laut (termasuk perairan KabupatenKonawe SelatandanKabupaten

Konawe) ±11.960 Km2 atau 10,87 % dari luasperairan Sulawesi Tenggara.

Adapun batas wilayah Kabupaten Konawe Utara adalah sebagai berikut:

 Sebelah Utara:Berbatasan dengan Kabupaten Morowali (Provinsi Sulawesi

Tengah) dan Kecamatan Routa (Kabupaten Konawe)

 Sebelah Barat:Berbatasan dengan Kecamatan Latoma Kabupaten Konawe

 Sebelah Selatan:Berbatasan dengan Kecamatan Bondoala, Kecamatan

Amonggendo,Kecamatan Meluhu, Kecamatan Anggaberi, Kecamatan

Tongauna, dan Kecamatan Abuki Kabupaten Konawe.

 Sebelah Timur:Berbatasan dengan Kabupaten Morowali (Provinsi Sulawesi

Tengah) dan Laut Banda.

III - 1
Gambar 3.1 Peta batas administrasi Kabupaten Konawe Utara
(Sumber : RTRW Kab Konawe Utara)
III - 2
Berikut disajikan data Nama dan luas daerah per Kecamatan Kabupaten

Konawe Utara yang ditunjukan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Nama dan Luas Wilayah Per-Kecamatan Kabupaten Konawe Utara
Kecamatan Ibukota Luas Banyaknya Jumla
Wilayah Desa Kelurahan UPT h
(KM2)
Sawa Sawa 92.06 9 1 0 10
Motui Bende 26.09 12 0 0 12
Lembo Lembo 78.12 10 1 0 11
Lasolo Tinobu 262.5 25 1 0 26
Molawe Molawe 365.06 8 1 0 9
Asera Asera 863.32 15 1 1 17
Andowia Andowia 892.25 12 1 0 13
Oheo Oheo 738.50 15 0 1 16
Langgikima Langgikima 476.75 7 1 0 8
Wiwirano Wiwirano 1505.09 23 1 0 24

JUMLAH 5003.39 136 8 2 146


(Sumber: Kab. Konawe Utara Dalam Angka 2016)

Berdasarkan Tabel 3.1. dapat dilihat bahwa Kecamatan Wiwirano

mempunyai daerah yang terluas sekitar 1505 Km2 dan Kecamatan Motui

merupakan daerah yang paling kecil sekitar 26.09 Km2, diantara 10 kecamatan

di Kabupaten Konawe Utara.

3.2. Profil Demografi (Jumlah Laju Pertumbuhan Penduduk)

Jumlah penduduk Kabupaten Konawe Utara tahun 2016 adalah

58.401jiwa.Kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak yakni di

Kecamatan Lasolo berjumlah 11.883 jiwa. Pertumbuhan penduduk di

Kabupaten Konawe Utara dari data tahun 2012-2016 rata-rata 3,9 pertahun.

Perkiraan jumlah penduduk penting dalam suatu perencanaan, karena

kependudukan merupakan salah satu penentu dalam mengkondisikan

perkembangan suatu wilayah baik dari segi fisik maupun non fisik. Dengan

mengetahui perkembangan penduduk suatu wilayah maka akan dapat

III - 3
diketahui prediksi kebutuhan fasilitas dan utilitas penunjang serta perkiraan

kebutuhan ruangnya, dengan demikian relatif lebih mudah untuk memberikan

arahan dan stategi pengembangan wilayah. Analisis proyeksi penduduk

dilakukan untuk menghitung perkiraan jumlah penduduk 5 tahun kedepan

dengan menggunakan data jumlah penduduk tahun 2012 sampai tahun 2016.

Analisis menggunakan rumus Matematik Geometrik (Bunga berganda)

Geometric Rate of Growth yaitu:

Pn = Po (1 + r )n

Log (1 + r) = (Log Pn – Log Po)/n

(Log Pn – Log Po)/2 = Log (1+r)

Keterangan :

Pn = Jumlah Penduduk pada tahun n

P0 = Jumlah Penduduk pada tahun awal/dasar

r = Tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun

N = Jumlah interval tahun.

Tabel 3.2.Jumlah Penduduk Kab. Konawe Utara 5 Tahun Terakhir


JUMLAH PENDUDUK PERTUMBUHAN
KECAMATAN
2012 2013 2014 2015 2016 /THN (%)

Sawa 3.748 3.825 3.903 4.086 4.163 1,014


Motui 3.530 3.569 3.641 3.783 3.884 0,777
Lembo 4.497 4.438 4.527 4.737 4.829 0,170
Lasolo 10.562 10.934 11.140 11.584 11.883 1,322
Molawe 5.526 5.677 5.795 6.008 6.181 1,183
Andowia 5.483 5.566 5.679 5.924 6.058 0,881
Asera 5.063 5.052 5.154 5.377 5.498 0,451
Oheo 3.529 3.582 3.657 3.827 3.901 0,894
Langgikima 4.071 4.393 4.499 4.654 4.797 2,430
Wiwirano 6.552 6.621 6.757 7.097 7.207 0,776
(Sumber: Kab. Konawe Utara Dalam Angka 2012-2016)

Distribusi penduduk mencapai 20,26% dari seluruh penduduk di

Kabupaten Konawe Utara, seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.5.

III - 4
Gambar 3.2. Peta distribusi penduduk Kabupaten Konawe Utara

III - 5
Dari nilai rata-rata pertumbuhan jumlah penduduk Kabupaten Konawe

Utara diperkirakan pada tahun 2031 yakni berjumlah 115.045 jiwa. Tabel

proyeksi penduduk Kab Konawe Utara tahun 2012-2031 ditunjukanTabel 3.3.

Tabel 3.3. Proyeksi jumlah penduduk Konawe Utara 2012-2031


Tahun Proyeksi
Kepadatan
Luas
No Kecamatan Tahun 2031
2012 2016 2021 2026 2031 (Km)
(Jiwa/km2)

1 Sawa 3.263 3.803 4.606 5.579 6.758 93,885 72


2 Lembo 4.688 5.464 6.619 8.016 9.709 78,12 124
3 Lasolo 11.253 13.117 15.888 19.244 23.308 262,5 89
4 Molawe 5.840 6.807 8.245 9.986 12.096 365,06 33
5 Asera 3.753 4.375 5.298 6.418 7.773 714,77 11
6 Langgikima 4.315 5.030 6.093 7.380 8.938 476,75 19
7 Wiwirano 6.978 8.134 9.852 11.932 14.452 1505,09 10
8 Andowia 6.464 7.535 9.126 11.053 13.388 892,25 15
9 Oheo 4.579 5.337 6.465 7.830 9.484 590,7 16
10 Motui 4.412 5.144 6.230 7.546 9.139 24,265 377
Jumlah 55.545 64.746 78.422 94.984 115.04 5003,39 23
(Sumber: RTRW Kabupaten Konawe Utara)

3.3. Profil Hidrologi

Kabupaten Konawe Utara mempunyai beberapa sungai besar yang cukup

potensial untuk pengembangan pertanian, irigasi, pembangkit listrik maupun

sebagai sarana transportasi.

Sungai-sungai tersebut mempunyai Daerah Aliran Sungai (DAS) yang

melalui Kabupaten Konawe Utara yaitu wilayah Sungai Lasolo-Sampara

dengan Sub Wilayah Sungai (SWS) antara lain SWS Lasolo, SWS Lalindu, SWS

Tinobu. DAS Lasolo-Sampara mempunyai 63 DPS dengan jumlah total luas

DPS 14.979,6 km2 dan total panjang sungainya 847,2 km (Sumber: Data RTRW

Kabupaten Konawe Utara 2012-2016).

Kawasan sempadan sungai lainnya di Kabupaten Konawe Utara terdapat

disepanjang sungai DAS Molore, DAS Boenaga, DAS Morombo, DAS

Mandiodo, DAS Ranondudu, DAS Molawe, DAS Larodangge, DAS Mataiwoi,

III - 6
DAS Tinobu, DAS Belalo, DAS Otipulu, DAS Andereo, DAS Lemo, DAS

Lamenggara, DAS Aloalo, DAS Lembo, dan DAS Kokapi, yang menyebar pada

kawasan perkotaan dan perdesaan di seluruh wilayah Kabupaten Konawe

Utara.

Kawasan sekitar danau terdapat pada Danau Tiga Warna Linomoiyo di

Kecamatan Oheo danDanau Rano di Kecamatan Asera.Pemanfaatan kawasan

sekitar waduk lebih diarahkan untuk kegiatan konservasi dan budidaya non

permukiman seperti perkebunan, pertanian, dan budidaya perikanan.

Selain manfaat yang dapat diperoleh, keberadaan DAS di wilayah

Kabupaten Konawe Utara perlu mendapat perhatian dalam kaitannya dengan

kerentanan terhadap bencana banjir.Banjir tahunan pada titik muara sungai

pertemuan Sungai Lasolo dan Sungai Landawe di perbatasan Kecamatan

Molawe-Asera masih sering terjadi,yang ditunjukkan pada Gambar 3.3.

III - 7
Gambar 3.3. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Konaweeha-Lasolo.
(Sumber : RTRW Kab. Konut)

III - 8
3.4.Profil Klimatologi

Sebagaimana umumnya di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara,

berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson tipe iklim di Kabupaten Konawe

Utara dapat diklasifikasi dalam Tipe Iklim B yang artinya curah hujan rata-rata

>2.500 mm/tahun.

Kabupaten Konawe Utara mempunyai dua musim yaitu musim

kemarau dan musim hujan.Pada bulan Mei sampai dengan November, angin

bertiup dari arah Timur yang berasal dari Benua Australia dan kurang

mengandung uap air.Akibatnya pada bulan-bulan tersebut curah hujan sangat

minim, sehingga musim kemarau umumnya terjadi pada bulan Agustus

sampai Oktober. Sebaliknya, pada bulan Desember sampai dengan Mei, angin

bertiup dari arah Barat yang berasal dari Benua Asia dan Samudera Pasifik

yang banyak mengandung uap air setelah sebelumnya melewati beberapa

lautan, sehingga musim penghujan terjadi sekitar bulan Desember sampai

dengan Maret. Sekitar bulan April, para pelaut setempat menyebutnya musim

pancaroba yakni peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau. Namun

demikian kondisi alam tersebut sering tidak menentu sehingga keadaan

musim juga sering menyimpang dari kebiasaan. Selama tahun 2016 musim

kemarau hanya terjadi selama tiga bulan yakni bulan September-Nopember

dimana hujan hanya terjadi 1-2 hari setiap bulannya yang ditunjukkan pada

Tabel 3.4.

III - 9
Tabel 3.4. Keadaan Hujan dan Curah hujan di Kabupaten Konawe Utara
No BULAN HARI HUJAN CURAH HUJAN (mm)
1 Januari 13 219
2 Pebruari 15 314
3 Maret 15 273
4 April 15 256
5 Mei 14 309
6 Juni 26 484
7 Juli 9 139
8 Agustus 2 11
9 September - -
10 Oktober - -
11 Nopember - -
12 Desember 3 267
Total 102 2.272
Rata-rata 11.33 252.44
(Sumber: Kab. Konawe Utara Dalam Angka 2016)

Suhu udara dipengaruhi oleh berbagai faktor.Perbedaan ketinggian dari

permukaan laut mengakibatkan perbedaan suhu untuk masing-masing tempat

dalam suatu wilayah.Secara keseluruhan, Kabupaten Koawe Utara merupakan

daerah bersuhu tropis dengan suhu rata-rata udara maksimum 32oC dan

minimum 21oC. Tekanan udara rata-rata 1.010,6 milibar dengan kelembaban

udara rata-rata 78,0 persen. Kecepatan angin pada umumnya berjalan normal

yaitu sekitar 3,75 M/Sec (Lanud Wolter Monginsidi, 2007).

3.5. Profil Penggunaan Lahan dan Perairan

Sebagian besar lahan di Kabupaten Konawe Utara mempunyai status

hutan negara dan diikuti sebagian lahan perkebunan. Secara umum

penggunaan lahan dapat dikelompokkan dalam 12 kategori yaitu; sawah, tanah

pekarangan, tanah untuk bangunan dan halaman sekitarnya, tanah

tegal/kebun, tanah ladang/ huma, tanah padang rumput, tanah rawa yang

tidak dapat ditanami, tanah tambak/kolam/tebat (empang), tanah lahan yang

III - 10
sementara tidak diusahakan, lahan tanaman kayu-kayuan, tanah hutan negara,

tanah perkebunan dan tanah lain-lainyang ditunjukkan pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Penggunaan Lahan (ha) di Kabupaten Konawe Utara Tahun 2016
No. Jenis Penggunaan Lahan Luas (ha) Persentase
1. Tanah Sawah 3.712 0,74
2. Lahan Bukan Pertanian 219.466 43.86
3. Tegal/Kebun 31.994 6.39
4. Ladang/Huma 24.127 4.82
5. Padang Rumput 8.514 1.70
6. Tambak, Kolam/Tebat/Empang 16.753 3.35
7. Sementara tidak diusahakan 19.901 3.98
8. Tanaman Kayu-Kayuan/Hutan 8.603 1.72
9. Hutan Negara 23.774 4.75
10. Perkebunan 143.495 28.68
Jumlah 500.339 100,00
(Sumber: BPS, Konut dalam Angka 2016)

Dari Tabel 3.5 dapat dilihat bahwa sekitar 57 persen lahan di Kabupaten

Konawe Utara adalah hutan negara. Selain itu sebagian besar lahan di wilayah

Konawe Utara digunakan sebagai lahan perkebunan yakni sekitar 33 persen.

Dengan demikian maka aktifitas di darat akan banyak di tentukan oleh

program-program pada instansi yang terkait dengan hutan negara dan

perkebunan seperti Dinas Kehutanan dan Dinas Pertanian (yang di dalamnya

termasuk perkebunan).

3.6. Profil Perekonomian (PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB)

Perubahan struktur ekonomi Kabupaten Konawe Utara akibat proses

pembangunan ekonomi yang terjadi pada periode 2010 s.d 2014, tidak

terlepas dari dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal

lebih dipengaruhi oleh perkembangan maupun perubahan perilaku masing-

masing komponen pengeluaran akhir. Sedangkan faktor eksternal banyak

dipengaruhi oleh perubahan teknologi dan struktur perdagangan global

sebagai akibat peningkatan perdagangan internasional.

III - 11
Data yang ada menunjukan bahwa setiap komponen pengeluaran

mempunyai perilaku yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Sebagian

besar produk atau barang dan jasa yang tersedia di wilayah domestik

Kabupaten Konawe Utara digunakan untuk memenuhi permintaan konsumsi

akhir (Rumahtangga, LNPRT, dan pemerintah). Sebagian lagi digunakan

untuk investasi fisik (dalam bentuk PMTB dan perubahan inventori). Untuk

lebih jelasnya, perilaku masing-masing komponen pengeluaran itu akan

diuraikan pada bagian berikut.

Tinjauan agregat PDRB Kabupaten Konawe Utara menurut pengeluaran.

Kabupaten Konawe Utara merupakan kabupaten baru yang mekar dari

kabupaten induknya (Kabupaten Konawe) pada tahun 2007. Sebagai

kabupaten yang bertekad untuk memberikan pelayanan yang lebih baik

dengan melaksanakan pelayanan pemerintahan lebih terorientasi sesuai tujuan

pemekaran daerah, Kabupaten Konawe Utara selayaknya menunjukkan angka

pembangunan yang bermakna sehingga angka PDRB dalam kurun waktu antar

tahun menunjukkan peningkatan yang berarti. Peningkatan ekonomi

tersebut digambarkan melalui Nilai PDRB ADHB dan ADHK, serta

pertumbuhan pada total PDRB.

Terbentuknya keseluruhan PDRB atau total PDRB merupakan

kontribusi dari semua komponen pengeluarannya, yang terdiri dari konsumsi

akhir rumahtangga (PK-RT), konsumsi akhir LNPRT (PK-LNPRT), konsumsi

akhir pemerintah (PK-P), pembentukan modal tetap bruto (PMTB), ekspor

neto(E) atau ekspor dikurangi impor yang ditunjukan Tabel 3.6.

III - 12
Tabel 3.6. PDRB atas Dasar Harga Berlaku Menurut PengeluaranKabupaten
Konawe Utara Tahun 2010-2014 (Juta Rupiah)
Komponen
2010 2011 2012 2013 2014
pengeluaran
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Konsumsi
LNPRT 538.703.96 598.345.54 673.684.68 765.264.21 848.542.03
Konsumsi 26.337.45 31.119.04 34.252.23 36.152.99 41.340.82
Pemerintah 224.617.22 305.122.87 326.445.72 353.632.58 385.905.34
PMTB 445.546.57 473.674.38 503.552.29 547.447.19 672.121.56
Perubahan 21.090.43 29.309.71 38.311.98 48.019.56 135.745.54
Inventori 6399.302.0 966.574.20 1.008.577 1.043.677. 818.533.56
Ekspor 284.834.49 579.878.41 514.438.43 531.733.33 467.110.95
Impor
Total PDRB 1.610.763.93 1.824.267.33 2.070.387.30 2.262.460.58 2.435.077.8
(Sumber: Kab. Konawe Utara Dalam Angka 2011-2015)

Nilai PDRB Kabupaten Konawe Utara (adh Berlaku) selama periode tahun

2010 s.d 2014 menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun ke

tahun.Peningkatannilai tersebut dipengaruhi oleh adanya perubahan harga

dan juga perubahan volume. PDRB adh Berlaku selanjutnya digunakan

sebagai penghitung angka distribusi yang menunjukkan struktur konsentrasi

perekonomian PDRB yang akan dibahas selanjutnya.

Selain dinilai atas dasar harga (adh) Berlaku, PDRB menurut pengeluaran

juga dinilai atas dasar harga (adh) Konstan 2010 atau adh berbagai produk yang

dinilai dengan harga pada tahun 2010. Melalui pendekatan penghitungan adh

konstan, PDRB di masing-masing tahun dapat memberikan gambaran tentang

perubahan PDRB secara volume atau secara kuantitas saja (tanpa ada pengaruh

perubahan harga). PDRB komponen pengeluaran adh Konstan menggambarkan

perubahan atau pertumbuhan ekonomi secara riil, utamanya berkaitan

dengan peningkatan volume konsumsi akhir. Selama kurun waktu 2010-

2014, gambaran tentang perkembangan ekonomi Kabupaten Konawe Utara

berdasarkan PDRB adh Konstan dapat dilihat pada tabel 2 diatas. Sama halnya

dengan PDRB adh Berlaku, seluruh komponen pengeluaran akhir PDRB adh

III - 13
Konstan juga menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun yang ditunjukan

pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7. PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut PengeluaranKabupaten


Konawe Utara Tahun 2010-2014 (Juta Rupiah)
Komponen
2010 2011 2012 2013 2014
pengeluaran

Konsumsi Ruta 538.703.96 591.196.53 632.638.79 679.482.12 724.310.34

Konsumsi 26.337.45 30.090.63 31.932.73 32.762.40 36.286.33

LNPRT 224.617.22 290.976.40 301.983.20 318.118.40 332.988.59

Konsumsi 445.546.40 465.909.24 479.838.49 493.484.17 584.900.59

Pemerintah 21.090.43 28.051.33 33.459.21 37.964.70 92.148.56

PMTB 639.302.80 957.849.66 981.126.45 1.005.246 391.207.91

Perubahan 284.834.49 598.460.73 553.920.81 526.222.65 56.689.30

Total PDRB 1.610.763.06 1.756.640.7 1.907.058.0 2.040.835.6 2.105.152.61

(Sumber: Kab. Konawe Utara Dalam Angka 2011-2015)

Dari data dari PDRB BDHB dan PDRB ABHK maka akan menghasilkan

sebuah grafik perbandingan seperti yang di tunjukkan pada Gambar 3.4.

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

4,000,000
ADHB
3,000,000
ADHK
2,000,000

1,000,000

0
2010 2011 2012 2013 2014

Gambar 3.4. Perbandingan PDRB adh Konawe Utara, Tahun 2010-2014

III - 14
Dari data distribusi presentasi PDRB ADH berlaku menurut pengeluaran

Kabupaten Konawe Utara jumlah expor masih menjadi yang tertinggi per

tahunnya yang ditunjukan Tabel 3.8.

Tabel 3.8. Distribusi Persentase PDRB ADH Berlaku Menurut


PengeluaranKabupaten Konawe Utara Tahun 2010-2014
Komponen
2010 2011 2012 2013 2014
pengeluaran
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Konsumsi ruta 33.44 32.80 32.54 33.82 34.85
Konsumsi LNPRT 1.64 1.71 1.65 1.60 1.70
Konsumsi Pemerintah 13.94 16.73 15.77 15.63 15.85
PMTB 7.66 25.97 24.32 24.20 27.60
Perubahan Inventori 1.31 1.61 1.85 2.12 5.57
Ekspor 39.69 52.98 48.71 46.13 33.61
Impor 17.68` 31.79 24.85 23.50 19.18

Total PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00


(Sumber: Kab. Konawe Utara Dalam Angka 2011-2015)

Dari Gambar 3.4 menunjukan bahwa pada umumnya nilai PDRB adh

Berlaku selalu lebih besar dari nilai PDRB adh Konstan. Perbedaan tersebut

disebabkan karena ada pengaruh perubahan harga dalam perhitungan PDRB

adh Berlaku. Dalam PDRB adh Konstan pengaruh faktor harga telah

ditiadakan, sehingga dapat dimaknai PDRB adh Konstan menggambarkan

secara spesifik produksi (volume) dari masing-masing komponen pengeluaran.

Berdasarkan Tabel 2.8.menunjukan bahwa selama periode 2010 - 2014,

produk yangdikonsumsi di wilayah domestik sebagian besar masih untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi akhir rumahtangga, kebutuhan ekspor, dan

kebutuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). Besarnya konsumsi

ekspor berasal dari nilai ekspor bijih nikel keluar negeri, ekspor hasil perikanan

dan perkebunan keluar kabupaten, dan ekspor produk lainnya yang hasilnya

cukup besar dalam kabupaten tetapi tidak terserap bagi kebutuhan masyarakat

III - 15
setempat. Di sisilain, pengeluaran untuk kapital (PMTB) juga mempunyai

peran relatif besar sejak tahun2011–2014yangditunjukan padaTabel 3.9.

Tabel 3.9. Laju Pertumbuhan PDRB ADH Konstan Menurut


PengeluaranKabupaten Konawe Utara Tahun 2010-2014
Komponen pengeluaran 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5)
Konsumsi ruta 9.74 7.01 7,40 6.60
Konsumsi LNPRT 14.25 6.12 2.60 10.76
Konsumsi Pemerintah 29.54 3.78 5.34 4,67
PMTB 2.55 5.02 2.84 18.52
Perubahan Inventori 33.01 19.28 13.47 142.72
Ekspor 49.53 2.43 2.46 37.73
Impor 110.17 7.47 5.00 44.62

Total PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00


(Sumber: Kab. Konawe Utara Dalam Angka 2011-2015)

Besarnya nilai ekspor terlihat juga mempengaruhi nilai impor.Antara

tahun 2011-2013, impor barang ke Konawe Utara nilainya diatas 20 persen

terhadap angka PDRB. Nilai impor banyak dipengaruhi oleh pengeluaran

untuk gaji penduduk pendatang yang bekerja dan mencari penghasilan di

Konawe Utara yang umumnya bekerja di perusahaan tambang bijihnikel (hasil

tambang bijihnikel sebagai penambah hasil ekpor), selain itu, nilai impor

dipengaruhi oleh banyaknya komoditas yang tidak dihasilkan di Konawe Utara

tetapimenjadi kebutuhan bagi masyarakat, misalnya pakaian dan barang jadi

industri lainnya yang tidak dihasilkan di Konawe Utara.

Agregat makro lain yang dapat diturunkan dari data PDRB adalah

pertumbuhan riil PDRB atau lebih dikenal dengan pertumbuhan ekonomi

(economic growth), yang menggambarkan kinerja pembangunan di bidang

ekonomi. Pertumbuhan ekonomi KabupatenKonawe Utara dari tahun 2011 s.d

2014 secara rata-rata mengalami penurunan laju pertumbuhan. Pada tahun 2011,

laju pertumbuhan mencapai 9,04 persen, lalu di tahun 2012 mencapai 8,58

persen, tahun 2013sebesar 7,01 persen dan hanya tumbuh 3,15 persen di tahun

III - 16
2014. Penurunan persentase di tahun 2014 disebabkan merosotnya produksi

tambang bijihnikel sebagaimana yang telah dipaparkan pada publikasi PDRB

Sektoral Kabupaten Konawe Utara Tahun 2010 - 2014.

3.7. Data Potensi Wilayah

Luas wilayah kecamatan Oheo 73.850 Ha atau 14,76% dari luas wilayah

Kabupaten Konawe Utara. Data luas desa merupakan data sementara karana

tudak diperoleh data yang akurat mengenai luas tiap-tiap desa. Kecamatan

Oheo terdiri dari 15 desa definitif, yaitu; Desa Laroonaha, Bandaeha, Kota

Maju, Lameoru, Landawe, Bende wuta, Sambandete, Paka indah, dan Desa

Tinondo, serta satu unit pemukiman transmigrasi yaitu UPT Tadoloito.

Kecamatan Oheo merupakan kecamatan di wilayah Kabupaten Konawe

Utara, dengan tofologi daerah perupakan perbukitan dengan diapit oleh

daratan rendah, yang dilalui oleh beberapa sungai sehingga potensial untuk

pengembangan sektor-sektor pertanian maupun perikanan.

Kecamatan Oheo dilalui beberapa aliran sungai besar yaitu; Sungai

Lalindu, Sungai Ranowuwue, Sungai Anggokoine, Serta banyak sungai-sungai

kecil, sehingga potensial dimanfaatkan untuk pengembangan sektor pertanian,

seperti irigasi, dan pengembangan usaha perikanan seperti budidaya maupun

penangkapan ikantidak terdapat wilayah perairan laut di Kecamatan Oheo.

3.8. Data Perikanan Wilayah

a. Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya

Perikanan tangkap, berbeda dengan perikanan budidaya, adalah usaha

penangkapan ikan dan organisme air lainnya di alam liar (laut, sungai, danau,

dan badan air lainnya).Kehidupan organisme air di alam liar dan faktor-

faktornya (biotik dan abiotik) tidak dikendalikan secara sengaja oleh

manusia.Perikanan tangkap sebagian besar dilakukan di laut, terutama di

III - 17
sekitar pantai dan landasan kontinen.Perikanan tangkap juga ada di danau dan

sungai.Masalah yang mengemuka di dalam perikanan tangkap adalah

penangkapan ikan berlebih dan polusi laut.Sejumlah spesies mengalami

penurunan populasi dalam jumlah yang signifikan dan berada dalam ancaman

punah.Hal ini mengakibatkan jumlah tangkapan ikan di alam liar dapat

mengalami penurunan secara umum.

Berlawanan dengan perikanan tangkap, perikanan budidaya dioperasikan

di daratan menggunakan kolam air atau tangki, dan di badan air yang

terpagari sehingga organisme air yang dipelihara tidak lepas ke alam liar.Budi

daya perikanan meniru sistem yang terdapat di alam untuk membiakan dan

membesarkan ikan.Meski perikanan budidaya terus berkembang, namun

sumber ikan utama yang dikonsumsi manusia masih didapatkan dari

perikanan tangkap, bahkan sumber protein utama yang didapatkan dari alam

liar.Nilai Produksi Perikanan diyatakan dalam berat hidup ikan pada saat baru

dipancing ditunjukkan pada Tabel 3.10.

III - 18
Tabel 3.10. Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya Menurut Kecamatan
dan Jenisnya, Kabupaten Konawe Utara
Perikanan
Budidaya
Kecamatan Tangkap
Tambak Kolam Jumlah ( Ton )
( Ton )
( Ton ) ( Ton )
1 2 3 4 5
1 Sawa 2525.70 0.00 0.00 2525.70
2 Motui 3628.85 1481.09 0.00 5109.94
3 Lembo 841.12 158.95 0.00 1000.07
4 Lasolo 2217.34 393.85 0.00 2611.19
5 Molawe 2453.36 209.81 0.00 2663.17
6 Asera 26.00 0.00 12.45 38.45
7 Andowia 8.00 0.00 0.00 8.00
8 Oheo 34.00 0.00 20.15 54.15
9 Langgikima 18.50 0.00 0.00 18.50
10 Wiwirano 14.00 0.00 15.62 29.62
Jumlah 11766.87 2243.70 48.22 14058.79
2013 10284.25 1997.00 0.00 12281.25
2012 9559.00 1752.00 0.00 11311.00
(Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Konawe Utara 2016)

Pengolahan Perikanan merupakan kegiatan yang berkaitan dengan

pemanfaatan hasil perikanan melalui proses olahan, baik untuk dikonsumsi

atau berupa kerajian tangan.

Budidaya Perikanan merupakan kegiatan yang berkaitan dengan

pemeliharaan dan pengembangbiakan perikanan melalui proses

pembenihan, sehingga menghasilkan bibit-bibit unggulan. Berikut ini

merupakan data potensi budidaya perikanan disekitar lokasi BBI Kecamatan

Oheo yang ditunjukkan pada Tabel 3.11.Tabel 3.12. dan Tabel 3.13.

III - 19
Tabel 3.11.Potensi Budidaya Kelautan dan Perikanan Kecamatan Oheo Desa Mopute

Luas Potensi (Ha)


Tambak (Ha) Budidaya Laut Kolam (Ha) Rawa (Ha) Izin
N Desa/Kelompo Jenis Jenis Usaha
Belum Jenis Jml Jml Belum Jml Belum Jenis Jml
O k/ RTP Terolah Belum Usaha Terolah Usaha Terolah Yang
Terolah Usaha (Ha) Terolah (Ha) Terolah (Ha) Terolah Usaha (Ha)
(Ha) Terolah Budidaya (Ha) Kolam (Ha) Dimilik
(Ha) Tambak (Ha) (Ha) Rawa i
Laut (Ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Mas
1 ANTERO 0,04 0,04
- Mujair
Mas
2 BUHAR 0,04 0,04
- Mujair
Mas
3 SAINUL 0,02 0,02
- Mujair
Mas
4 ABD. RASID 0,08 0,08
- Mujair
Mas
5 TARI AHMAD 0,02 0,02
- Mujair
Mas
6 LATIF 0,16 0,16
- Mujair
Mas
7 ANGGA 0,08 0,08
- Mujair
Mas
8 ASKAS 0,08 0,08
- Mujair
Mas
9 RAJULIN 0,08 0,08
- Mujair
Mas
10 NURLAN 0,02 0,02
- Mujair
Jumlah : 0,62 - 0,6 - - - - - - - - - -
(Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Konawe Utara 2016)

III - 20
Tabel 3.12.Potensi Budidaya Kelautan dan Perikanan Kecamatan Oheo Desa Puuhialu

Luas Potensi (Ha)


Tambak (Ha) Budidaya Laut Kolam (Ha) Rawa (Ha) Izin
N Desa/Kelompo Jenis Jenis Usaha
Belum Jenis Jml Jml Belum Jml Belum Jenis Jml
O k/ RTP Terolah Belum Usaha Terolah Usaha Terolah Yang
Terolah Usaha (Ha) Terolah (Ha) Terolah (Ha) Terolah Usaha (Ha)
(Ha) Terolah Budidaya (Ha) Kolam (Ha) Dimilik
(Ha) Tambak (Ha) (Ha) Rawa i
Laut (Ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Mas
1 TANDINGAN 0,015 0 0,04
Mujair
Mas
2 TARSAN 0,030 0 0,03
Mujair
Mas
3 AKMAL 0,060 0 0,06
Mujair
Mas
4 SARMAN 0,045 0 0,05
Mujair
Mas
5 SAMSUL 0,020 0 0,02
Mujair
Mas
6 ASWAN L 1,010 0 1,01
Mujair
Mas
7 MANSUR P 0,5 0 0,50
Mujair
Mas
8 SAHRIR 0,18 0 0,18
Mujair
Mas
9 HASDI 0,060 0 0,06
Mujair
Mas
10 SAMSUL 0,12 0 0,12
Mujair
Jumlah : 2,04 - 2,0 - - - - - - - - - -
(Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Konawe Utara 2016)

III - 21
Tabel 3.13.Potensi Budidaya Kelautan dan Perikanan Kecamatan Oheo Desa Tadoloiyo

Luas Potensi (Ha)


Tambak (Ha) Budidaya Laut Kolam (Ha) Rawa (Ha) Izin
N Desa/Kelompok Jenis Jenis Usaha
Belum Jenis Jml Jml Belum Jml Belum Jenis Jml
O / RTP Terolah Belum Usaha Terolah Usaha Terolah Yang
Terolah Usaha (Ha) Terolah (Ha) Terolah (Ha) Terolah Usaha (Ha)
(Ha) Terolah Budidaya (Ha) Kolam (Ha) Dimilik
(Ha) Tambak (Ha) (Ha) Rawa i
Laut (Ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Mas
1 MUIN 0,040 0 Mujair 0,04
Gabus
Mas
2 JUNAIS 0,55 0 Mujair 0,55
Gabus
Mas
3 MAYA/YADIN 0,075 0 Mujair 0,075
Gabus
Mas
4 HUSAIN 0,075 0 0,075
Mujair
Mas
ANDRA
5 0,063 0 Mujair 0,063
RAHARJA
Gabus
Mas
6 TASMIDIN 0,09 0 0,09
Mujair
Mas
7 ALAMSYAH 0,020 0 Mujair 0,02
Gabus
Mas
8 HAMZAH 0,015 0 0,015
Mujair
Jumlah : 0,93 - 0,93 - - - - - - - - - -

(Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Konawe Utara 2016

III - 22

Anda mungkin juga menyukai