ISSN 1693-6027
Vol. XIII-Tahun 2016
c 2016
Komnas HAM
JURNAL HAM
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
Komnas HAM
2016
ii
Jurnal HAM
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
Alamat Penerbit:
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
Jalan Latuharhary No.4B Menteng, Jakarta Pusat, 10310
Telepon (021) 392 5230, Faksimili (021) 391 2026
Daftar Isi
Editorial
Hari Reswanto .............………..............................................................................................................................………………………………………………… ix
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Editorial
Hari Reswanto
P
residen Joko Widodo penebangan liar, perikanan liar dan
telah berjanji untuk penambangan liar, pemberantasan
menyelesaikan kasus tindak kejahatan perbankan
pelanggaran berat HAM dan kejahatan pencucian uang;
masa lalu. Janji tersebut tertuang penegakan hukum lingkungan;
di dalam sembilan agenda prioritas pemberantasan narkoba dan
pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) psikotropika; menjamin kepastian
– Jusuf Kalla (JK) yang dikenal hukum hak kepemilikan tanah,
dengan istilah nawa cita, tepatnya penyelesaian sengketa tanah dan
di nawa cita nomor empat yang menentang kriminalisasi, penun-
bunyi lengkapnya sebagai berikut: tutan kembali hak tanah rakyat;
“Kami akan menolak negara lemah perlindungan anak, perempuan dan
dengan melakukan reformasi kelompok masyarakat termarjinal,
sistem dan penegakan hukum serta penghormatan HAM dan
yang bebas korupsi, bermartabat penyelesaian secara berkeadilan
dan terpercaya. Kami akan terhadap kasus-kasus pelanggaran
memprioritaskan pemberantasan HAM pada masa lalu.”
korupsi dengan konsisten dan Kini, upaya penyelesaian
terpercaya; pemberantasan mafia pelanggaran berat HAM masa lalu
peradilan dan penindakan tegas terus diupayakan pemerintahan
terhadap korupsi di lingkungan Jokowi – JK. Menkopolhukam dan
peradilan; pemberantasan tindakan Jaksa Agung mengambil inisiatif
dari korban kasus pelanggaran berat kondisi yang kondusif. Intinya harus
HAM masa lalu tentang mekanisme ada goodwill dalam aspek hukum,
yang harus digunakan untuk aspek politik dan aspek sosial.
menyelesaikan kasusnya. Goodwill dan kesungguhan tersebut
pasti akan mampu menghilangkan
Keenam, sikap masyarakat umum
hambatan-hambatan yang selama
yang cenderung apatis atau tidak
ini terus bercokol.
mau peduli tentang perlunya
penyelesaian kasus pelanggaran Sejatinya apa urgensi dari adanya
berat HAM masa lalu. Sikap seperti penyelesaian kasus pelanggaran
itu memunculkan pandangan umum berat HAM masa lalu? Pelanggaran
bahwa kasus pelanggaran berat HAM berat HAM masa lalu harus
masa lalu bukan persoalan penting diselesaikan karena untuk menjamin
yang butuh penanganan segera. kepastian hukum, terpenuhinya rasa
Masyarakat awam sebagian besar keadilan, dan terbukanya kebenaran.
berpendapat yang terpenting saat ini Harapannya di masa depan, peristiwa
adalah melakukan pembangunan, serupa tidak terjadi lagi.
memerangi kemiskinan. Peristiwa
Melalui penyelesaian pelanggaran
masa lalu yang sudah terjadi tidak
berat HAM masa lalu diharapkan
perlu diungkit-ungkit lagi.
hak-hak korban dapat terpenuhi.
Agar penyelesaian pelanggaran Korban mendapatkan kembali hak-
berat HAM masa lalu dapat haknya, martabat kembali pulih.
dilaksanakan dengan baik di dalam
Bagi negara atau pemerintah
negeri maka hal mendasar yang
terselesaikannya kasus pelanggaran
diperlukan adalah adanya kemauan
berat HAM akan meningkatkan citra
yang sungguh-sungguh dari
atau nama baik negara/pemerintah
semua pihak yang berkepentingan.
di pergaulan internasional, akan
Penegak hukumnya harus berani,
menambah kewibawaan negara/
DPR RI nya harus berpikir pro
pemerintah dan munculnya trust
rakyat, presidennya harus menjadi
(kepercayaan) dari rakyat kepada
negarawan yang bisa bertindak tegas,
pemerintah.
masyarakatnya harus mendukung
dengan mendorong terciptanya
Artikel berikutnya yang masih berat HAM masa lalu, Jurnal HAM
terkait dengan upaya penyelesaian kali ini menyajikan tulisan terkait
pelanggaran berat HAM masa lalu hak-hak Penyandang Disabilitas.
adalah tulisan berjudul “Dari Memori Melalui tulisan berjudul “Komparasi
Menjadi Narasi: Trauma Sosial dalam Nilai Penguatan Hak Penyandang
Sejarah Nasional”. Tulisan yang Disabilitas dalam Lex Posterior dan
ditulis oleh Nani I.R. Nurrachman Lege Priori”, Saharuddin Daming
mengatakan penyelesaian bercerita bahwa pembaharuan
pelanggaran berat HAM masa hukum merupakan sebuah
lalu sebagai upaya penyembuhan keniscayaan dalam setiap negara
trauma sosial dapat dilakukan maupun masyarakat. Selain sebagai
atas dasar mengembangkan sikap respon atas tuntutan dinamika
berdamai dengan sejarah masa lalu masyarakat yang terus berubah,
bangsa atas dasar keadilan restoratif juga merupakan agen perubahan
demi kelangsungan hidup bangsa sosial dalam memperkuat dan
ini di masa depan. menyempurnakan sistem kelem-
Salah satu upaya di antaranya bagaan masyarakat tersebut.
adalah dengan menarasikan memori Selanjutnya, Saharuddin Daming
trauma sosial yang dialami para mengatakan Penyandang Disabilitas
penyintas, pelaku dan masyarakat sebagai bagian yang tak terpisahkan
pada umumnya dan memasukannya dari semua elemen bangsa, kini
sebagai bagian dari narasi telah memperoleh pencerahan
sejarah nasional. Narasi ini dapat secara legal formal dengan
memfasilitasi proses penguatan hadirnya Undang-Undang Nomor
ingatan sosial serta pencerdasan 8 Tahun 2016 tentang Penyandang
bangsa melalui kesadaran akan Disabilitas sebagai hukum baru (Lex
pembelajaran sejarah nasional Posterior) menggantikan hukum
dan HAM dalam suatu narasi besar lama (Lege Priori) yaitu Undang-
alternatif sejarah masa lalu bangsa Undang Nomor 4 Tahun 1997
yang dapat diterima publik dan tentang Penyandang Cacat dengan
mengarah pada rekonsiliasi. peraturan pelaksanaannya. Nilai
Selain dua artikel yang membahas perbandingan keduanya, sangat
upaya penyelesaian pelanggaran terasa pada aspek penguatan hak
Riwayat Hidup
Hari Reswanto
Pria kelahiran Jakarta, 4 Juli 1971 ini sudah puluhan tahun berkecimpung
di dunia hak asasi manusia. Tak lama setelah lulus dari Fakultas Sastra
Universitas Indonesia pada 1996 dia bergabung ke Komisi Nasional Hak
Asasi Manusia (Komnas HAM). Sebagai alumnus Jurusan Ilmu Perpustakaan,
dia di Komnas HAM bekerja mengurus berbagai hal terkait buku, data dan
informasi. Selain tekun bekerja di balik layar, dia juga rajin turun ke lapangan
untuk ikut melaksanakan kerja-kerja fungsional. Di sela kesibukannya
menjalankan tugas negara, dia juga tetap rajin mengasah kemampuannya
dengan mengikuti sejumlah pelatihan dan kursus HAM di dalam dan di
luar negeri. Kini, pria yang pernah mengikuti Internship Program di HRREC
Ottawa, Canada dan Short Course tentang HAM di RWI, Lund, Swedia ini
tercatat sebagai Staf Fungsional Penyuluh HAM di Komnas HAM.
Abstract
The Settlement of Past human rights violations is almost more than a decade
is not resolved , the current remedies is open again in the era of the government
of President Jokowi. Settlement through the process of the Human Rights Court
has been taken against three (3 ) events , but the results were disappointing .
Non-judicial settlement efforts are still untried, this effort puts the victims, who
play an important role in settlement efforts . Whatever the remedies that will be
pursued , judicial or non - judicial , must prioritize the fulfillment of a sense of
justice for the victims and the best interest for the victim.
Abstrak
Penyelesaian pelanggaran Berat HAM Masa Lalu sudah hampir lebih dari
satu dekade tidak terselesaikan, saat ini upaya penyelesaian tersebut terbuka
kembali di era Pemerintahan Presiden Jokowi. Penyelesaian melalui proses
Pengadilan HAM sudah pernah ditempuh terhadap 3 (tiga) peristiwa, akan
tetapi hasilnya mengecewakan. Upaya penyelesaian non yudisial masih
belum pernah dicoba, upaya ini menempatkan korban sebagai pihak yang
berperan penting dalam upaya penyelesaian. Apa pun upaya penyelesaian
yang akan ditempuh, yudisial atau non-yudisial, harus mengedepankan
pemenuhan rasa keadilan untuk korban dan the best interest for the victim.
S
yang berat dilakukan oleh
ejak tahun 1999, dengan
Komisi Nasional Hak Asasi
adanya Perpu No. 1 Tahun
Manusia.
1999 tentang Pengadilan
HAM, Indonesia (2) Komisi Nasional Hak Asasi
mempunyai mekanisme untuk Manusia dalam melakukan
melakukan penuntutan kasus-kasus penyelidikan sebagaimana di-
‘kejahatan serius’ yakni kejahatan maksud dalam ayat (1) dapat
terhadap kemanusiaan dan membentuk tim Ad Hoc yang
kejahatan genosida, yang kemudian terdiri atas Komisi Nasional
disebut sebagai ‘pelanggaran Hak Asasi Manusia dan unsur
HAM yang berat’. Mekanisme masyarakat.
tersebut kemudian diberbaharui
Sejak itu, upaya penyelidikan
dengan UU No. 26 Tahun 2000
berbagai peristiwa yang diduga
tentang Pengadilan HAM. Hadirnya
merupakan pelanggaran HAM yang
mekanisme tersebut membuka
berat dilakukan. Pemeriksaan atas
peluang dibawanya para pelaku ke
peristiwa yang terjadi sebelum
depan pengadilan, dan memberikan
adanya UU 26/2000 dilakukan melalui
mekanisme pemenuhan hak-hak
pembentukan Pengadilan HAM Ad
korban yakni pengaturan tentang
Hoc. Sebagaimana dinyatakan Pasal
kompensasi, restitusi dan rehabilitasi.
43 Undang-Undang No. 26 Tahun
Pada undang-undang tersebut 2000:
Komisi Nasional Hak Asasi (1) Pelanggaran hak asasi manusia
Manusia (Komnas HAM) diberikan yang berat yang terjadi sebelum
kewenangan untuk melakukan diundangkannya undang-
penyelidikan terkait dengan dugaan undang ini, diperiksa dan
terjadinya peristiwa pelanggaran diputus oleh Pengadilan HAM
HAM yang berat sebelum adanya Ad Hoc.
atas keadilan, hak atas kebenaran, jam untuk berjemur plus mandi,
raparasi maupun jaminan sisanya di sel.
ketidakberulangan pelanggaran hak
Letnan Kolonen (Purn) Tedi
asasi manusia. Sehubungan dengan
Mangala adalah ajudan Ali Sadikin
itu penting bagi Komnas HAM untuk
pada tahun 1970. Tedi masuk Akmil
mendorong langkah Jaksa Agung
tahun 1964. Pada tahun 1972, saat
dalam menindaklanjuti tujuh kasus
menjadi KSAL, Sudomo melakukan
yang telah selesai diselidiki oleh
“pembersihan”. Tedi menjadi target
Komnas HAM sekaligus mencari dan
mengusulkan format terbaik langkah “pembersihan”. Tedi teringat, pada
penyelesaian secara menyeluruh saat masuk Akmil tertulis anggota
bagi pelanggaran hak asasi manusia IPI. Dia ditangkap karena saat itu
yang terjadi di Indonesia pada masa Ketua IPI Jakarta ditangkap. “Kami
lalu. disamakan dengan dia, mungkin dia
kader PKI”. Saya dulu anggota IPI di
2. Korban dalam Rangkaian Manado. Tedi ditahan di Salemba,
Proses Penyelesaian tercatat sebagai Golongan C2. Ali
Pelanggaran HAM yang Berat Sadikin membebaskan Tedi dan
Masa Lalu mendapatkan tunjangan bersifat
pensiun selama 7 tahun. “Itu contoh
Sri Sulistiwati, lebih suka dipanggil
bahwa orang yang tidak tahu menahu
eyang. Saat ini tinggal di panti jompo.
Dia adalah wartawan. Dia tahanan. ikut jadi korban. Saya yang tidak tahu
Baginya tempat penahanan di Gang menahu di PKI kan.” Perlakuan tidak
Buntu Kebayoran Lama, Jakarta manusiawi juga dirasakan oleh Tedi.
adalah neraka. Tiap detik disiksa. Nasi segenggam bercampur banyak
Giginya disetrum hingga “mrotol”. batu. Saat bebas Tedi mendapat
Beras bercampur pasir dan beling keterangan langsung dari Ali Sadikin.
menjadi makanan saat itu. Sayur Ali Sadikin bilang bahwa dia selalu
bayem tempe sepotong menjadi memberikan uang lauk pauk untuk
lauknya. Eyang bersama tahanan tahanan politik Salemba. Ada sekitar
lain hanya punya waktu setengah 214 dari anggota angkatan laut.
apa yang saya rasakan tidak dapat korban dan/atau ahli warisnya dapat
dibandingkan dengan pengalaman memperoleh kompensasi, restitusi,
Bapak-Bapak Ibu. Subuh, 1 Oktober dan rehabilitasi.
1965 sedemkian rupa mempengaruhi Pada peraturan lainnya, yaitu
kami. Pemahaman atas peristiwa ini UU No. 13 Tahun 2006 tentang
secara luas baru diketahui kemudian. Perlindungan Saksi dan Korban dan
Ketika terjadi misinterpretasi atau PP 44 Tahun 2008 tentang Pemberian
salah maka kami mohon maaf.”34 Kompensasi, Restitusi, dan Bantuan
Jika menelisik lebih jauh, kepada Saksi dan Korban,pengertian
pengertian korban dalam beberapa antara korban dan keluarga korban
peraturan perundang-undangan dipisah. Pengertian korban pada
juga berbeda dalam hal cakupannya. peraturan tersebut adalah seseorang
Pada Peraturan Pemerintah (PP) No. yang mengalami penderitaan fisik,
3 Tahun 2002 tentang Kompensasi, mental dan/atau kerugiaan ekonomi
Restitusi dan Kompensasi Terhadap yang diakibatkan oleh suatu tindak
korban pelanggaran HAM yang pidana.
berat, korban didefinisikan sebagai Sedangkan kelurga didefinisikan
orang perseorangan atau kelompok sebagai orang yang mempunyai
orang yang mengalami penderitaan hubungan darah dalam garis lurus
baik fisik, mental maupun emosional, ke atas atau ke bawah dan garis
kerugian ekonomi, atau mengalami menyamping sampai derajat ketiga,
pengabaian, pengurangan atau atau yang mempunyai hubungan
perampasan hak-hak dasarnya, perkawinan, atau orang yang
sebagai akibat pelanggaran hak menjadi tanggungan saksi dan/atau
asasi manusia yang berat, termasuk korban.
korban adalah ahli warisnya.
Peran korban dalam penyelesaian
PP No. 3 Tahun 2002 merupakan pelanggaran HAM yang berat melalui
aturan turunan dari UU No. 26/2000 proses peradilan sangatlah minim, hal
tentang Pengadilan HAM, khususnya ini sama dengan posisi korban dalam
Pasal 35 yang mengamanatkan peristiwa tindak pidana. Kelemahan
34 Disampaikan pada Pertemuan Korban Peristiwa
Tahun 1965-1966 di Komnas HAM Pada 10 Juni 2015.
Hal ini dapat dilihat dalam KUHAP, Sistem peradilan pidana, dalam
yang merupakan rujukan hukum hal ini Pengadilan HAM, melalui
produk peraturan perundang-
acara Pengadilan HAM jika tidak
undangan Indonesia, khususnya
diatur dalam UU No. 26/2000, sedikit
Kitab Undang-Undang Hukum
sekali pasal-pasal yang membahas
Acara Pidana (KUHAP) yang menjadi
tentang korban, pembahasannya
dasar dari penyelenggaraan sistem
pun tidak fokus terhadap eksistensi
peradilan pidana, yang belum benar-
korban tindak pidana. Terlihat benar mencantumkan terhadap apa
dengan bermacam-macamnya istilah yang di isyaratkan dalam UUD RI
yang digunakan dalam menunjuk 1945. Hal demikian memunculkan
seorang korban. persoalan klasik, bahwa sistem
Korban yang pada dasarnya peradilan pidana sebagai basis
merupakan pihak yang paling penyelesaian perkara pidana tidak
menderita dalam suatu peristiwa mengakui eksistensi korban tindak
pelanggaran HAM yang berat, justru pidana selaku pencari keadilan,
tidak memperoleh perlindungan seorang korban tindak pidana akan
sebanyak yang diberikan oleh menderita kembali sebagai akibat
undang-undang kepada pelaku dari sistem hukum itu sendiri, karena
kejahatan. Akibatnya, pada saat korban tindak pidana tidak bisa
pelaku kejahatan telah dijatuhi dilibatkan secara aktif seperti halnya
sanksi pidana oleh pengadilan, dalam beracara perdata, tidak dapat
kondisi korban kejahatan seperti langsung mengajukan sendiri perkara
tidak dipedulikan sama sekali. pidana ke pengadilan melainkan harus
Padahal masalah keadilan dan melalui instansi yang di tunjuk.
penghormatan HAM tidak hanya Hingga saat ini, peraturan per-
berlaku terhadap pelaku kejahatan undang-undangan dalam sistem
peradilan pidana masih lebih banyak bahwa restorative justice ini hanya
mengatur mengenai hak-hak dari terbatas pada tindak pidana tertentu
para tersangka dan terdakwa saja dan yang paling banyak
dalam menjalani proses hukum. diterapkan adalah pada kasus-kasus
Korban sebagai orang yang paling tindak pidana yang dilakukan oleh
dirugikan dalam setiap tindak anak-anak dan remaja seperti di
pidana, tidak pernah ditempatkan New Zealand, Inggris dan Wales,
dalam posisi yang penting dalam Filipina dan Kanada. Pandangan ini
sistem peradilan pidana. Korban dapat menjadi berbeda jika melihat
hanya ditempatkan sebagai saksi, kepada kasus di Afrika Selatan
kemudian direpresentasikan oleh pasca apartheid. Pemerintah Afrika
kepolisian dan jaksa dalam proses Selatan justru mempergunakan
hukum. pendekatan restorative justice
Saat ini posisi korban mulai dalam menyelesaikan kasus-kasus
diperhatikan, salah satunya adanya kekerasan yang pernah dilakukan
UU No. 13 Tahun 2006 tentang oleh rezim Aparheid. Restorative
Perlindungan Saksi dan Korban, di justice telah diterjemahkan dalam
mana didalamnya juga mengatur berbagai variasi rumusan dengan
hak-hak yang dapat diperoleh oleh berbagai variasi nilai atau dasar
filosofis, syarat, strategi,mekanisme,
korban.
program, dan bahkan jenis maupun
Perubahan ini sejalan dengan tindak pidana dan terhadap siapa
konsep restorative justice, yang saja pihak yang dapat terlibat di
menempatkan korban untuk ikut dalamnya.
berpartisipasi langsung dalam
Pada upaya penyelesaian
proses penyelesaian tindak pidana,
pelanggaran HAM berat masa
selain dari pelaku dan masyarakat.
lalu yang saat ini digagas oleh
Sangat berbeda dengan pendekatan
pemerintah, peranan korban sangat
konvensional, yang menitikberatkan
penting bagi berhasilnya upaya
pada pelaku dan sistem Peradilan
penyelesaian yang akan dilakukan.
Pidana.
Konsep penyelesaian restorative
Praktik di banyak negara di dunia, sangat tepat untuk diterapkan dalam
tren yang berkembang menunjukan upaya penyelesaian pelanggaran
Paksa; (4) Talangsari Tahun 1989, (5) 1. Restitusi harus, jika memung-
Penembakan Misterius 1982-1984; kinkan, mengembalikan korban
(6) Tragedi 1965-1966. pada situasi semula sebelum
Saksi korban atas ke tujuh kasus pelanggaran berat atas hukum
tersebut di atas berjumlah 871 hak asasi manusia internasional
sebagaimana terlihat dalam tabel di dan pelanggaran berat atas
bawah ini: hukum humaniter internasional
terjadi. Restitusi meliputi, sejauh
diperlukan: restorasi kebebasan,
Petrus ; TSS ;
Mei ; Waswem ; 365 249 235
335
65 ; Talangsari; Saksi Saksi Saksi -
Penghilangan Saksi korban
korban korban korban
Orang
Pada situasi awal saat ini Presiden Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Jokowi dan Presiden SBY sama 2015-2019. RPJMN adalah rencana
sama tidak keberatan melakukan pembangunan 5 (tahun) pemerintah
permintaan maaf. Sekarang ada dan ini harus dipertanggungjawabkan
pertemuan dengan Komnas HAM pada akhir pemerintahan Presiden
dan Mekopolhukam, dulu juga ada Jokowi. Berbeda dengan era
demikian. Lantas apa bedanya antara Presiden SBY, di mana penyelesaian
SBY dan Jokowi? pelanggaran HAM yang berat
tidak dimasukkan dalam rencana
Jika membandingkan kedua era
pembangunan pemerintahannya,
pemerintahan tersebut dalam upaya
sehingga tidak dapat diminta
penyelesaian pelanggaran HAM
pertanggungjawabannya.
yang berat masa lalu, maka dapat
dikatakan keduanya sangat berbeda. Korban yang telah menunggu
Presiden Jokowi yang semenjak sejak lama, terutama korban Peristiwa
masa kampanye telah berjanji akan Tahun 1965-1966 yang sudah
menyelesaikan pelanggaran HAM menunggu selama 50 tahun, seperti
yang berat masa lalu, janji tersebut mendapatkan angin segar pada
langsung diimplementasikan ketika era pemerintahan ini. Upaya-upaya
beliau terpilih menjadi Presiden. konkrit penyelesaian pelanggaran
Tim persiapan pemerintahan HAM yang berat masa lalu sudah
dibentuk dan kemudian meminta dilakukan, di antaranya rapat-rapat
masukan dari berbagai elemen koordinasi antara Menkopolhukam
masyarakat dan akademisi untuk dan Kementerian/Lembaga Peme-
menyusun program kebijakan rintah di bawahnya dengan Komnas
berdasarkan janji Presiden Jokowi HAM, untuk membahas tindaklanjut
selama kampanye, salah satunya penyelesaian.
adalah penyelesaian pelanggaran
Selain itu, Komnas HAM juga
HAM yang berat masa lalu.
telah melakukan pertemuan dengan
Saat ini penyelesaian pelanggaran semua korban, keluarga korban, dan
Ham yang berat masa lalu dimasukkan pendamping korban dalam upaya
dalam Rencana Pem-bangunan mengumpulkan masukan terkait
Riwayat Hidup
Firdiansyah
Abstract
The effort to resolve gross violation of Human Rights in the past as a means
to heal social trauma can be done through adopting a positive attitude in
accepting the traumatic past based on restorative justice. One such endeavour
is the form of narrating the victims’ memory of their past traumatic experiences.
These narrative then should be included as a part of the nation’s history, It can
then facilitate the awareness and enlightment of the nation’s social memory of
its history and understanding of human rights in the light of a new narrative
which is accepted by the public and leads to reconciliation.
Key words : gross violation of Human Rights, social trauma, history, restorative
justice, narration, social memory, reconciliation.
Abstrak
Upaya penyelesaian pelanggaran HAM yang berat masa lalu sebagai upaya
penyembuhan trauma sosial dapat dilakukan atas dasar mengembangkan
sikap berdamai dengan sejarah masa lalu bangsa atas dasar keadilan
restoratif demi kelangsungan hidup bangsa ini di masa depan. Salah satu
upaya di antaranya adalah menarasikan memori trauma sosial yang dialami
para penyintas, pelaku dan masyarakat pada umumnya dan memasukannya
sebagai bagian dari narasi sejarah nasional. Narasi ini dapat memfasilitasi
proses penguatan ingatan sosial serta pencerdasan bangsa melalui
kesadaran akan pembelajaran sejarah nasional dan HAM dalam suatu narasi
besar alternatif sejarah masa lalu bangsa yang dapat diterima publik dan
mengarah pada rekonsiliasi.
Kata kunci : pelanggaran HAM Berat, trauma sosial, sejarah, keadilan
restoratif, narasi, ingatan sosial, rekonsiliasi.
D
alam makalah yang
bangsa melalui kesadaran akan
ditulis ketika menga-
pembelajaran sejarah dan hak asasi
jukan diri sebagai
manusia.
calon anggota Komisi
Tulisan ini bertujuan untuk
Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR)
mendalami kedua misi tersebut
yang ketika tahun 2005 hendak
dalam rangka upaya penyelesaian
dibentuk pemerintah berdasarkan
pelanggaran HAM yang berat masa
UU KKR yang telah disahkan, penulis
lalu sebagai upaya penyembuhan
menyatakan bahwa visi KKR adalah
trauma sosial ke dalam suatu narasi
sebagai fasilitator bangsa untuk
besar alternatif sejarah masa lalu
mengembangkan sikap berdamai
bangsa yang dapat diterima publik
dengan sejarah atas dasar keadilan
dan mengarah pada rekonsiliasi.
restoratif demi kelangsungan hidup
Untuk ini uraian akan terbagi dalam
bangsa di masa depan. Sejalan
tiga bagian. Pertama, peran sejarah
dengan visi ini terdapat lima misi
dalam ingatan sosial bangsa. Kedua,
yang perlu dilaksanakan36. Dua di
kedudukan trauma sosial dalam
antaranya adalah memfasilitasi
ingatan sosial bangsa. Ketiga,
proses penguatan ingatan sosial
trauma sosial dalam sejarah nasional.
pelaku, korban dan masyarakat
Uraian akan ditutup dengan makna
tentang sejarah masa lalu bangsa; dan
narasi besar alternatif sejarah masa
memfasilitasi proses pencerdasan
lalu bangsa dan peluangnya bagi
36 Lima misi KKR tersebut adalah 1) memfasilitasi proses berbagai upaya yang mengarah
pengungkapan kebenaran berbagai peristiwa
pelanggaran HAM di masa lalu antara pelaku dan pada rekonsiliasi.
korban; 2) memfasilitasi keadilan restoratif dengan
mengakui dan menempatkan kembali korban dalam
kedudukannya sebagai warga negara yang setara
dengan sesamanya, menyadarkan pelaku sebagai
Peran Sejarah dalam Ingatan
manusia yang memiliki hati nurani dan tanggung Sosial37 Bangsa
jawab moral terhadap sesamanya; 3) memfasilitasi
proses rekonsiliasi atas dasar keadilan restoratif Peran sejarah dalam ingatan sosial
antara pelaku dan korban demi persatuan nasional
dan budaya menghargai HAM; 4) memfasilitasi bangsa perlu disadari pengaruhnya
proses penguatan ingatan kolektif pelaku, korban
dan masyarakat tentang sejarah bangsa dan 5) bagi kehidupan bangsa. Hingga
memfasilitasi proses pencerdasan bangsa melalui
kesadaran dan pembelajaran sejarah dan HAM. Lihat
tahun 1998 bangsa Indonesia telah
(Nurrachman, N. 2005) : Kebenaran dan Rekonsiliasi 37 Halbwachs (1992) memakai istilah collective
: Perspektif Sosial Psikologis. Makalah diajukan guna memory. Misztal (2003) memakai istilah social
memenuhi persyaratan sebagai calon anggota KKR memory. Dalam hal ini penulis mengadopsi istilah
RI Misztal karena arti sosial yang lebih aktif dinamis.
Riwayat Hidup
Nani Indra Ratnawati Nurrachman
Perempuan kelahiran Yogyakarta, 13 Mei 1950 ini dikenal sebagai pakar di bidang
psikologi. Itu karena perempuan yang menjabat sebagai lektor kepala di Universitas
Atmajaya ini, memiliki latar belakang pendidikan di bidang psikologi. Pada 1980 dia berhasil
menamatkan pendidikan sarjana di Jurusan Psikologi Universitas Indonesia. Dan, pada 1993
berhasil meraih gelar doktor dari Universitas Indonesia di Jurusan Psikologi.
Selain pendidikan formal, dia juga telah mengikuti sejumlah pelatihan di dalam dan luar
negeri. Misal, pada 1985 dia mengikuti Cross Cultural Seminar , Workshop and Training for
Trainers di SIETAR, Washington, Amerika Serikat selama 1 minggu.
Perempuan yang pernah mendapat penghargaan Bintang “Sahametri Thipadin” dari
pemerintah Kerajaan Kamboja pada 2007 ini dikenal sebagai dosen yang mengajar beberapa
mata kuliah, seperti, psikologi umum, psikologi kognitif, psikologi sosial dan psikologi wanita
di beberapa universitas.
Selain mengajar, perempuan yang pernah melakukan penelitian berjudul “Keadilan dan
Fairness dalam Hubungan Sosial” ini juga rajin menulis karya ilmiah. Salah satu karyanya
berjudul “Kenangan Tak Terucap : Saya, Ayah dan Tragedi 1965” yang dterbitkan oleh Penerbit
Buku Kompas, Jakarta, pada 2013.
Perempuan yang rajin mengikuti seminar, lokakarya, simposium, dan konferensi di tingkat
nasional maupun internasional ini juga rajin menulis makalah dan menjadi editor beberapa
tulisan.
Perempuan yang tercatat sebagai anggota Dewan Penasihat Ikatan Psikologi Sosial
Indonesia sejak tahun 2000 hingga sekarang ini sering menjadi narasumber sejumlah acara.
Misal, dia pernah menjadi narasumber dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sejarah
Provinsi DKI Jakarta diselenggarakan oleh SMA Negeri 6 Jakarta.
Perempuan yang tercatat sebagai anggota sejumlah lembaga di bidang psikologi ini bisa
dihubungi di alamat e-mail: nani.nurrachman@atmajaya.ac.id., telepon ( 021 ) 571 9558 /
(021) 570 8830.
Abstract
Abstrak
B
mereka tentu berpotensi melahirkan
ertiitik tolak dari fenomena
kebijakan yang bias HAM bagi
umum tentang eksistensi
Penyandang Disabilitas lantaran
Penyandang Disabilitas di
mereka dalam membuat dan
Indonesia, tidak ada yang
mengimplementasikan kebijakan
dapat memungkiri kenyataan bahwa
tersebut, memang berangkat dari
kelompok masyarakat yang sampai
rendahnya pengetahuan secara
kini masih berada pada posisi rentan,
komprehensif tentang Penyandang
terbelakang dan sebagian besar
Disabilitas. Akibatnya kebijakan
hidup di bawah garis kemiskinan,
yang lahir, sudah barang tentu
tidak lain adalah Penyandang
penuh dengan nuansa diskriminasi,
Disabilitas. Keadaan yang jauh
sinisme, apriori bahkan mungkin
lebih memprihatinkan lagi adalah
apatis.
ketika observasi sosial, kita arahkan
Selain itu, hal yang turut berkon-
kepada kelompok Penyandang
tribusi besar terhadap fenomena
Disabilitas maka tampak suasana
keterpurukan Penyandang Disabilitas
keterbelakangan yang berujung
di Indonesia adalah menjamurnya
dengan sikap remeh, masa bodoh,
sikap skeptis, imperioritas kompleks/
hingga pengabaian dan diskriminasi,
minder hingga masa bodoh atau
begitu luas menimpa anak cucu
putus asa secara berlebihan pada
Adam dari kelompok ini.
sebagian Penyandang Disabilitas
Pemicu utama terjadinya marjina-
itu sendiri maupun keluarga dan
lisasi dan diskriminasi terhadap
masyarakat disekitarnya dalam
kalangan Penyandang Disabilitas,
memahami futuristik keberadaan
secara spesifik berpangkal dari melem-
Penyandang Disabilitas. Hal ini
baganya sikap dan perilaku stereotip sering timbul karena faktor obyektif
dan prejudisme mulai dari kalangan maupun subyektif yang saling kait
awam hingga kelompok intelektual mengait antara lain tidak adanya
bahkan para elit kekuasaan. Namun jaminan hukum yang secara
hal yang paling berbahaya dari sikap tegas tentang perlindungan dan
tersebut adalah jika tumbuh dan pemenuhan hak Penyandang Di-
a.
Pendekatan Berbasis Belas Penyandang Disabilitas dianggap
Kasihan (Charity Based Approach) memenuhi kriteria ini, seperti halnya
orang miskin dan anak-anak terlantar
Berdasarkan konsep pemahaman
serta yatim piatu.
disabilitas yang dibangun oleh
model medis, maka lahirlah Kehidupan Penyandang Disabili-
bentuk pendekatan berbasis belas tas juga seringkali dikaitkan dengan
kasihan (charity based approach). tragedi sehingga menimbulkan belas
Bentuk pendekatan berbasis belas- kasihan semata. Hal ini membuat
kasihan (charity based approach) mereka tidak bisa menunjukkan
berkembang dari pandangan kualitas profesional mereka yang
masyarakat yang menganggap sesungguhnya, seperti yang
bahwa hidup Penyandang Disabilitas diceritakan oleh seorang pengguna
sangat berat karena mereka tidak kursi roda yang terjun ke dalam bisnis
bisa melihat, berjalan, mendengar, makanan. Dia menyatakan bahwa
dan sebagainya. Karena itu mereka roti dan kue mereka laris terjual
tidak perlu bekerja atau berkegiatan bukan karena cita rasanya, tapi
seperti layaknya manusia pada karena pelanggan merasa kasihan
umumnya, cukup menggantungkan kondisinya. Rasa kasihan ini juga
diri pada amal yang diberikan orang. terlihat pada pelatihan isu disabilitas
Di Indonesia, contoh perwujudan yang dilakukan di Universitas
model ini adalah pendirian panti
Indonesia bulan Juni tahun 2011.
disabilitas di mana satu kelompok
Dalam satu sesi, peserta yang
orang yang mengalami disabilitas
sebagian besar non-Penyandang
yang sama tinggal dalam satu panti.
Disabilitas bermain peran menjadi
Di panti ini, Penyandang Disabilitas
Penyandang Disabilitas (tunarungu,
diberi pelatihan keterampilan,
tunadaksa, tunanetra).
diberi uang saku, dan diberi makan
Tujuan sesi ini sebetulnya bukan
seadanya. Bentuk pendekatan seperti
untuk membangkitkan rasa kasihan
ini kemungkinan terpengaruh dari
atau berharap untuk tidak mengalami
ajaran agama yang menyatakan kondisi seperti itu, melainkan
bahwa manusia harus membantu membangkitkan kesadaran akan
‘mereka yang kurang beruntung’ dan pentingnya lingkungan memenuhi
berkedudukan simetris. Artinya dua yang secara fisik tidak akan pernah
kelompok komunitas atau lebih yang bisa sama dengan non disabilitas
melekat perbedaan semata-mata dalam beradu kekuatan fisik tanpa
karena faktor non disabilities seperti adanya intervensi, fasilitasi dan atau
kelompok minoritas etnis, agama, afirmasi. Karena dari semula unsur
ras, atau kelas ekonomi tertentu, kemampuan untuk melakukan
maka prinsip kesamaan hak menjadi aktifitas sebagaimana kemampuan
pilihan yang sangat strategis untuk setiap orang dalam ukuran normal
menghilangkan atau setidaknya memang telah mengalami disfungsi.
memperkecil kesenjangan yang Agar keadaan tersebut dapat tetap
terjadi. Disebut perbedaan simetris optimal hingga menyamai tingkat
karena kelompok-kelompok tersebut kemampuan normal bahkan lebih,
pada hakikat sama dari sudut maka bukan hanya pendekatan sosio
kemampuan bahkan kebutuhan. politik dan penegasan hukum untuk
Unsur pembedanya hanyalah karena
menghapus diskriminasi sebagai
faktor lingkungan sosial keyakinan
cara memperkecil kesenjangan,
atau faktor biologis. Sehingga untuk
Penyandang Disabilitas perlu
menghilangkan atau memperkecil
memperoleh rehabilitasi dan ban-
diskriminasi atau ketidaksamaan
negatif, maka biasanya menempuh tuan peralatan serta sentuhan
pendekatan sosio politik yang di- teknologi yang disesuaikan dengan
justifikasi melalui penegasan hukum karakteristik tantangan disabilitas
tentang pelarangan diskriminasi. dan kebutuhan memulihkan fungsi
Di sini tidak diperlukan lembaga perla- hingga mencapai kemampuan
kuan khusus maupun perlindungan normal atau lebih.
lebih untuk menghilangkan atau Dari sudut aktualitas istilah
memperkecil kesenjangan terjadi. kesamaan hak, sebenarnya sudah
Akan tetapi prinsip kesamaan hak ketinggalan zaman karena dalam
dimaksud tentu saja menjadi rancu perkembangan hukum dewasa ini
dan tidak rasional jika diterapkan khususnya yang terkait dengan
pada dua hal atau lebih dengan persoalan perlindungan HAM, tidak
unsur pembeda yang asimetris. terkecuali dalam sistem hukum kita
Misalnya Penyandang Disabilitas telah mengintrodusir pranata hukum
ayat 1,2, dan 3, Pasal 50 ayat 1,3 dan sangat menyedihkan. Ketika
4, Pasal 109 ayat 2. pendidikan inklusi seharusnya
Sedangkan pranata perlakuan diwujudkan dalam sekolah inklusi
khusus, dapat dijumpai dalam Pasal yang mempunyai misi memberi
2 UU No. 8/2016 :“Pelaksanaan kesempatan kepada setiap peserta
dan Pemenuhan hak Penyandang didik dan menjamin anak-anak
Disabilitas berasaskan: k. perlakuan berkelainan dan berkebutuhan
khusus dan perlindungan lebih”. khusus diakui sebagai warga
Kedua pranata hak disabilitas belajar dalam sebuah lingkungan
tersebut tidak diatur secara spesifik sekolah dengan anak-anak normal
dalam UU No. 4/1997. Itulah lainnya, namun pemerintah malah
sebabnya Lege Priori selain dangkal menempatkan peserta didik
pengakaran normanya juga miskin Penyandang Disabilitas dalam seko-
nilai-nilai ideal karena dibuat lah luar biasa (SLB) yang sangat
dengan sangat prematur (the sweep diskriminatif sebagaimana diatur
legislation). dalam PP No.72/1992 Jo Pasal 133
PP No.17/2010 tentang Pengelolaan
D. Dari Segregatif ke Inklusif dan Penyelenggaraan Pendidikan.
Artinya otoritas pendidikan kita
Jika di berbagai negara telah lama
cenderung mengadopsi traditional
mengakomodasi dan mengapresiasi
dualistic system yang memisahkan
hak Penyandang Disabilitas dalam
anak-anak yang normal dan yang
layanan pendidikan, bahkan riset-
berkelainan dalam bersekolah.
riset mengenai hal tersebut sangat
banyak dan bermanfaat bagi anak- Sementara kehidupan berpolitik di
anak berkebutuhan khusus, maka Indonesia begitu gencar mengadopsi
pertanyaannya adalah bagaimana proses demokrasi yang cenderung
kebijakan pendidikan yang bermar- over-acting, tetapi sistem pendidikan
tabat bagi Penyandang Disabilitas kita seperti lalai dalam menciptakan
dalam layanan pendidikan di proses pendidikan yang demokratis
Indonesia? Harus diakui bahwa bagi anak-anak berkebutuhan
manifestasi pendidikan yang meng- khusus. Indonesia masih harus
adopsi dan mengapresiasi hak bekerja keras untuk mewujudkan
Penyandang Disabilitas di Indonesia, demokrasi substantif dan kultural
JURNAL HAM Vol. XIII. Tahun 2016
82
KOMPARASI NILAI PENGUATAN HAK PENYANDANG DISABILITAS DALAM LEX POSTERIOR DAN LEGE PRIORI
Riwayat Hidup
Nama Lengkap : Dr. Saharuddin Daming, S.H., M.H.
Tempat dan Tanggal Lahir : Pare-Pare, Sulawesi Selatan, 28 Mei 1968
Alamat Kantor : Fakultas Hukum Universitas Ibn Khaldun Bogor,
Jl. KH. Sholeh Iskandar KM.2, Kedung Badak,
Tanah Sareal Bogor 16162.
Alamat Rumah : Jalan Sungai Lamandau No 105, Taman Venesia
Sentul City Bogor 16810
No Kontak : 085280888900, 081384324321, 085888162020.
No. KTP : 3201052805680001.
NPWP : 26.590.625.5-403.000
Tamat SDN No.23 Pare-Pare tahun 1980. Tamat SLB-A Yapti Makassar Tahun
1985. Tamat SMA Datuk Ribandang Makassar tahun 1988. Tamat Fakultas
Hukum Universitas Hasanuddin Makasar tahun 1994. Tamat Strata 2 Program
Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin Makassar tahun 2002. Meraih gelar
Doktor dalam Ilmu Hukum dari Universitas Hasanuddin Makassar 05 Febuari
2009 dengan judul disertasi : ”Paradigma Perlakuan Negara Terhadap Hak
Penyandang Disabilitas dalam Sistem Penyelenggaraan Pemilu di Indonesia”.
Profesi
Saharuddin Daming saat ini menekuni profesi sebagai advokat dan juga
Dosen di Fakultas Hukum Universitas Ibn Khaldun Bogor. Sebelumnya duduk
sebagai Komisioner Komnas HAM Periode 2007 - 2012 khususnya pada Sub-
Komisi Pendidikan dan Penyuluhan HAM.
Pengalaman Pengabdian
Sebelum di Komnas HAM, Saharuddin Daming berprofesi sebagai Advokat
dan Konsultan Hukum serta Penasihat Ahli Pemerintah Prov. Sul-Sel. Dalam
pengabdian pada masyarakat, Saharuddin Daming menyupervisi banyak
sekali lembaga penegakan HAM khususnya bagi masyarakat tertindas.
Ekspresi
Buah pikiran dan pendapatnya secara tertulis maupun lisan juga banyak
dituangkan dalam beberapa makalah untuk sejumlah seminar/ lokakarya
dan forum diskusi bertaraf nasional dan regional. Demikian pula artikel-
artikelnya yang menulis tentang hukum, politik, HAM, dan laing-lain sering
dimuat beberapa harian nasional dan lokal serta kerap menjadi komentator
isu-isu politik hukum dan sosial budaya di berbagai media elektronik.
Abstract
Abstrak
Latar Belakang
S
embilan perempuan Grobogan hingga Kabupaten Pati
melakukan aksi menye- Provinsi Jawa Tengah dan bagian
men kakinya untuk utara Kabupaten Jombang Provinsi
mendapatkan perhatian Jawa Timur.
dari Presiden Joko Widodo atas
Di Provinsi Jawa Tengah, ada 10
rencana pembangunan pabrik semen
(sepuluh) pabrik semen yang akan
dan penambangan batu kapur di
didirikan, termasuk di antaranya yaitu
Pegunungan Kendeng Provinsi Jawa
PT. Semen Indonesia di Kabupaten
Tengah. Aksi yang dilakukan pada
Rembang, PT. Sahabat Mulia Sakti
12 April 2016 tersebut dilakukan
di Kabupaten Pati, dan PT. Semen
di depan Istana Negara dengan
Gombong di Kabupaten Kebumen.
tuntutan agar presiden menemui dan
mengabulkan permintaan mereka Menurut Jaringan Masyarakat
agar rencana pembangunan pabrik Peduli Pegunungan Kendeng
semen di Pegunungan Kendeng (JMPPK), pendirian pabrik PT. Semen
dibatalkan. Indonesia di Kabupaten Rembang
akan mengancam penghormatan
Aksi sembilan perempuan yang
dan perlindungan terhadap HAM.
populer disebut sebagai “Sembilan
JMPPK menduga bahwa penerbitan
Kartini Kendeng” tersebut meng-
Izin Usaha Pertambangan (IUP)
undang perhatian dari publik dan
Eksplorasi PT. Semen Indonesia
Presiden Joko Widodo. Mereka
melanggar Pasal 19 Peraturan
rela untuk menyemen kakinya
Daerah (Perda) Rencana Tata
dan berpanas-panasan di depan
Ruang dan Wilayah (RTRW) Kab.
Istana Merdeka demi untuk
Rembang dan Undang-Undang No.
memperjuangkan keyakinan dan
26 Tahun 2007 tentang Penataan
sikapnya menolak pembangunan
Ruang karena berlokasi di kawasan
pabrik semen yang akan mengan-
lindung geologi yaitu Cekungan
cam dan merusak sumber air
Air Tanah Watu Putih (CWT) yang
Pegunungan Kendeng. Pegunungan
berperan sangat penting bagi
Kendeng adalah pegunungan kapur
konservasi sumber mata air. Calon
(karst) yang membentang di bagian
lokasi penambangan batu kapur
utara Pulau Jawa, dari Kabupaten
sebagai bahan baku semen meliputi
baik melalui jalur litigasi, dialog, oleh PT. SMS termasuk ke dalam
membangun jejaring, dan aksi-aksi kawasan lindung geologi. Namun,
budaya. berdasarkan Surat Keputusan
Menteri ESDM No. 2641/2014 tentang
Menurut tokoh Sedulur Sikep
Penetapan Kawasan Bentang Aalam
Gunretno, di dalam Amdal PT. SMS,
Karst (KBAK) Sukolilo, kawasan itu
tidak dijelaskan kapasitas produksi
dikeluarkan dari KBAK. Akibat dari
PT. SMS sehingga tidak bisa diukur
kebijakan tersebut, sekitar 6.000 Ha
dampak-dampaknya. Padahal, pe-
kawasan karst dianggap tidak lagi
nambangan akan dilakukan selama
sebagai kawasan lindung geologi.
50 tahun. Lokasi tapak pabrik
berlokasi di Desa Karangawen. Padahal, Kec. Tambakromo sebagai
Meskipun warga sudah menyatakan wilayah lokasi penambangan, jumlah
penolakan dan mengumpulkan penduduknya lebih padat daripada
6.000 tanda tangan penolakan, Kec. Sukolilo. Di dalam Amdal
namun hal tersebut tidak direspon tersebut, peta lokasi pabrik juga
oleh pemerintah. tidak ada koordinatnya, sehingga
mengakibatkan keresahan bagi
Dari sisi tata ruang, kemungkinan masyarakat. Perubahan kebijakan
besar tidak ada aspek yang dilanggar, tersebut diduga tidak melalui survei
karena dalam Perda RTRW Kab. Pati, di lapangan, hanya berdasarkan pada
Desa Karangawen yang merupakan surat rekomendasi dari Gubernur
kawasan pertanian dimasukkan Jawa Tengah saat itu.
sebagai kawasan tambang. Desa-
Gunretno menambahkan bahwa
desa yang lahannya akan terkena
salah satu mata air besar di Desa
untuk pabrik semen adalah Desa
Brati yaitu mata air Ronggo Boyo
Karangawen, Desa Mojomulyo, dan
tidak dijadikan rujukan dan
Desa Larangan. Ada sekitar 34 Ha
dimasukkan sebagai komponen
wilayah hutan Perhutani yang akan
penting dalam pembahasan
ditambang.
Peraturan Daerah tentang Rencana
Menurut Keputusan Menteri Tata Ruang dan Wilayah (RTRW)
ESDM Nomor 0398/K/MEN/40/2005, Kab. Rembang. Dalam pembahasan
kawasan yang akan ditambang Perda RTRW yang telah disahkan
13. Industri pariwisata akan karst adalah zona tangkap air, jika
terpuruk oleh rusaknya dikuliti atau ditambang maka tidak
sarana prasarana estetika akan bisa lagi menyerap, karena air
(keindahan alam) dan menjadi lepas (run off).
terpolusinya udara dan
Dalam pembahasan kerangka
mengeringnya sumber air.
acuan Amdal dan pembahasan
14. Sarana pendidikan geologi, Amdal, KMK Karst Gombong Selatan
karstologi, speleologi hilang. terlibat secara aktif. Komnas HAM
terlibat secara aktif pada proses awal
15. Tanaman dan binatang
saat penyusunan Kerangka Acuan
endemis, ada yang
Amdal.
tinggi nilai ilmu maupun
ekonominya, akan punah. Dalam periode pembahasan
kerangka acuan Amdal, Komnas
Dengan melihat dampak negatif
HAM sudah menyampaikan bahwa
yang sangat besar, maka KMK kawasan
rencana penambangan batu kapur –
karst Gombong Selatan menolak
tanah lempung dan pembangunan
rencana pembangunan pabrik
semen oleh PT. Semen Gombong. serta pengoperasian pabrik semen
Mereka meminta supaya pemerintah oleh PT. Semen Gombong (PT. Medco
baik di pusat maupun daerah untuk Group) berpotensi melanggar hak
melakukan sosialisasi, mengkaji asasi manusia, di antaranya hak atas
kembali secara menyeluruh, terpadu, lingkungan hidup dan hak atas air
berkesinambungan sehingga bersih dan hak atas air bagi ribuan
kawasan karst dapat dilestarikan warga masyarakat di Kec. Buayan,
dan dilindungi dengan berbasis Kec. Rowokele, dan kawasan hilir.
masyarakat untuk kehidupan yang
Dalam pembahasan Kerangka
lebih baik.
Acuan Amdal, Komnas HAM
Menurut Dr. Eko Teguh Paripurna, sudah menyampaikan supaya
kawasan karst berfungsi seperti pemerintah pusat dan daerah di
busa, yaitu menyimpan air di saat dalam mengeluarkan Izin Usaha
musim hujan, dan mengalirkan air Pertambangan Eksplorasi terhadap
di kala musim kemarau. Kawasan PT. Semen Gombong/di Kab.
2,21 miliar ton pada tahun 2012 atau semen berkontribusi menaikkan
56 persen produksi global. Negeri emisi CO2 Tiongkok di sektor industri
ini juga memiliki kualitas udara dari 57 persen tahun 1994 jadi 72
terburuk. persen pada 2005. Kenyataan ini
membuat Tiongkok memperketat
Penelitian Yu Lei dkk (MIT Press,
standar produksi semennya
2014) menyebut, industri semen
mulai akhir 2013. Tak hanya
penyumbang pencemaran udara
itu, Kementerian Perlindungan
tertinggi di Tiongkok. Beberapa
Lingkungan Tiongkok (www.
polusi udara yang dikeluarkan
mep.gov.cn) telah merencanakan
industri semen adalah sulfur dioksida
mengurangi produksi semen negara
(SO2), nitrogen oksida (NOx), karbon
itu hingga 37 juta ton pada 2015
monoksida (CO), karbon dioksida
(Reuters, 27 Desember 2013).
(CO2), dan debu. Sumbangan polusi
terbesarnya terutama debu dan Sebagaimana dimuat di
CO2. Partikel debu industri semen dalam Amdal PT. Semen Gresik
mengandung logam berat, seperti (2012), kegiatan penambangan,
kromium, nikel, kobalt, timbal, dan pembangunan dan pengoperasian
merkuri yang bisa berdampak serius pabrik semen berpotensi me-
pada lingkungan dan manusia. ngganggu sistem geohidrologi
dan topografi, dampak sosial,
Pada tahun 2000, industri ini
ekologi, perubahan morfologi dan
menyumbang 40 persen pencemar
fisiografi, kestabilan lahan, lalulintas
debu di Tiongkok yang bersumber
serta mengganggu proses-proses
dari industri. Polutan CO2 dalam
alamiah di kawasan pegunungan
jumlah besar juga dikeluarkan, batugamping.
baik dari pembakaran bahan bakar
untuk produksi, yang biasanya
menggunakan listrik batubara, Sumber Daya Air di Kawasan Karst
maupun proses kimia untuk Kawasan karst adalah kawasan
melarutkan kalsium karbonat yang harus dilindungi. Secara
(CaCO3). Pantauan dua organisasi ekologis, kawasan karst memiliki
nasional Tiongkok terkait gas rumah fungsi yang sangat penting sebagai
kaca (SDRC 2004 dan NDRC 2012), penampung air tanah dalam jumlah
besar dan sebagai habitat berbagai Lebih lanjut menurut Eko Haryono,
jenis flora dan fauna. Kawasan dkk (2014), Perubahan peraturan
karst juga merupakan wilayah yang ini menyebabkan permasalahan
menjadi kajian para ahli karena dalam implementasi di lapangan.
menyimpan berbagai fenomena Untuk mengatasi masalah ini
alam yang menarik untuk dikaji dari kemudian Kementerian Energi dan
berbagai disiplin ilmu. Sumberdaya Mineral menetapkan
Permen No.17 tahun 2012 Tentang
Menurut Eko Haryono, dkk (2014),
Penetapan Bentang Alam Karst.
Peraturan Pemerintah No.26 Tahun
Dalam peraturan ini kawasan karst
2008 tentang Rencana Tata Ruang
ditetapkan sebagai kawasan lindung
Wilayah Nasional memberikan
geologi sebagai bagian dari kawasan
menegaskan bahwa kawasan karst
lindung nasional. Kriteria dalam
tergolong dalam kawasan cagar alam
penetapan kawasan karst telah diatur
geologi karena memiliki keunikan
dalam peraturan ini. Kriteria yang
bentang alam. Dengan demikian,
penting dalam penetapan kawasan
kawasan karst adalah kawasan yang
karst adalah kondisi hidrogeologi.
harus dilindungi.
Menurut Eko Haryono, dkk (2014),
Pada tahun 2000, dikeluarkan
karst memiliki sistem hidrologi yang
Keputusan Menteri Energi
unik dimana aliran permukaan tidak
dan Sumber Daya Mineral
dominan dan didominasi oleh aliran
Nomor 1456 tentang Pedoman
bawah permukaan. Dengan demikian
Pengelolaan Kawasan Karst yang
kajian hidrogeologi menjadi sangat
mengklasifikasikan kawasan karst
penting dalam kaitannya dengan
ke dalam tiga kategori, yaitu
kawasan karst. Kajian hidrogeologi
kawasan karst kelas I, kawasan karst
dapat menggambarkan sistem
kelas II dan kawasan karst kelas III.
jaringan sungai bawah tanah dan
Dengan diberlakukannya Peraturan
sistem hidrologi bawah permukaan
Pemerintah No. 26 tahun 2008
yang berkaitan dengan pemanfaatan
maka semua batuan karbonat yang
kawasan karst. Dengan demikian,
mengacu pada Kepmen No.1456
salah satu aspek strageis dan
merupakan kawasan lindung.
mendasar mengapa karst harus
liter air dimana kurang dari 10% masyarakat terhadap air yang rata-
dimanfaatkan langsung untuk rata menggunakan 15 – 20 liter/hari/
kebutuhan masyarakat dan sisanya orang.
terdistribusi ke lahan pertanian.
Sementara untuk kawasan Karst
Untuk memenuhi kebutuhan Gombong Selatan, berdasarkan
air masyarakat di 14 Kecamatan Studi tentang Hidrologi Kawasan
Kabupaten Rembang, dengan Karst Karangbolong oleh Eko
estimasi memenuhi kebutuhan Haryono, dkk (2014), sumber daya
607.188 jiwa di 14 kecamatan air yang melimpah di kawasan
Kabupaten Rembang (PDAM, 2013) karst Karangbolong dimanfaatkan
sebagian besar disuplai dari CAT oleh masyarakat untuk memenuhi
Watu Putih dan sebagian lagi dari kebutuhan kebutuhan domestik,
sayap antiklin yang membentang perikanan dan pertanian.
antara Gunung Butak – Tengger dan Pemanfaatan mata air karst
sekitarnya maupun dari selatan Desa tergantung pada debit dan kualitas
Tahunan. Data ini menunjukkan mata air. Mata air musiman hanya
bahwa air yang dihasilkan dari dimanfaatkan untuk kebutuhan
sumber-mata air yang ada di sekitar domestik pada musim penghujan,
kawasan karst CAT Watu Putih sedangkan mata air perennial
melebihi dari kebutuhan dasar dimanfaatkan untuk berbagai
Hak atas air tidak diatur tersendiri bersih, terakses, dan terjangkau
di dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 untuk setiap orang.
tentang Hak Asasi Manusia. Namun,
Elemen bagi terpenuhinya hak
hak atas air adalah bagian dari
atas air adalah sebagai berikut:
pemenuhan hak untuk hidup (Pasal
9 ayat 1), sebab air adalah komponen a) Cukup. Pasokan air untuk
terpenting untuk memenuhi dan setiap orang harus cukup
melindungi hak untuk hidup yang dan berkesinambungan
merupakan hak mutlak dan tidak untuk keperluan pribadi
bisa dikurangi (non derogable right). dan rumah tangga.
Penggunaan ini biasanya
Di samping itu, air adalah
mencakup minum, sanitasi
komponen penting dan mendasar
pribadi, mencuci pakaian,
bagi terpenuhi dan terlindunginya
persiapan makanan, ke-
hak atas lingkungan hidup yang baik
bersihan pribadi dan
dan sehat (Pasal 9 ayat 3). Pasal 11
rumah tangga. Menurut
menegaskan bahwa setiap orang
Organisasi Kesehatan
berhak atas pemenuhan kebutuhan
Dunia (WHO), antara 50
dasarnya secara layak. Ketersediaan
dan 100 liter air per orang
air bersih dan sanitasi adalah mutlak
per hari yang diperlukan
bagi terpenuhinya kehidupan yang
untuk memastikan
layak dan bermartabat.
bahwa sebagian besar
Pada 28 Juli 2010, Sidang Umum kebutuhan dasar terpenuhi
PBB mengeluarkan Resolusi No. dan beberapa masalah
64/292 yang secara eksplisit kesehatan muncul.
mengakui hak atas air dan sanitasi
b) Aman. Air diperlukan untuk
adalah hak asasi manusia. Resolusi
setiap penggunaan pribadi
tersebut menyerukan pada negara
atau rumah tangga harus
anggota dan lembaga internasional
aman, karena itu bebas
untuk menyediakan sumber daya
dari mikro-organisme,
untuk membantu negara-negara
bahan kimia dan bahaya
miskin untuk menyediakan air
radiologi yang merupakan
minum dan sanitasi yang aman,
melindungi hak untuk hidup yang dan investor akan semakin sadar atas
merupakan hak mutlak dan tidak dampak bisnisnya bagi masyarakat
bisa dikurangi (non derogable right). dan terhadap HAM.
Di samping itu, air adalah Dalam konteks investasi pabrik
komponen penting dan mendasar semen dan penambangan batu
bagi terpenuhi dan terlindunginya kapur di Provinsi Jawa Tengah
hak atas lingkungan hidup yang baik dan juga umumnya di Indonesia,
dan sehat. Ketersediaan air bersih pemerintah daerah dan pusat
dan sanitasi adalah mutlak bagi serta investor masih memandang
kawasan bentang alam karst dan
terpenuhinya kehidupan yang layak
kawasan cekungan air tanah sebagai
dan bermartabat.
penyedia bahan baku untuk industri
semen an sich. Padahal, kawasan
Kesimpulan
karst dan cekungan air tanah
Gerakan masyarakat untuk memegang fungsi jasa lingkungan
menolak pembangunan pabrik secara ekologis, ekonomis, sosial,
semen dan penambangan batu dan budaya, yang nilainya sangat
kapur sebagaimana terjadi di tinggi untuk menjamin kelestarian
Kabupaten Kebumen, Kabupaten alam, air, dan penghidupan manusia.
Rembang, dan Kabupaten Pati, Nilai lingkungan tersebut harus
menunjukkan adanya dinamika mampu diintegrasikan di dalam
dan kreativitas serta partisipasi perumusan kebijakan khususnya
yang tinggi dari masyarakat dalam pemberian izin pabrik semen dan
membela hak-haknya. Dinamika penambangan batu kapur, sehingga
dan kekuatan gerakan tersebut mampu dilihat benefit dan cost-nya
akan sangat memengaruhi proses secara lebih menyeluruh. Hal ini
pengambilan kebijakan bahkan karena pembangunan pabrik semen
proses hukum di pengadilan. dan penambangan kapur di kawasan
Semakin berdaya masyarakat dalam ekosistem karst dan kawasan lindung
membela dan mempertahankan air tanah, berpengaruh besar bagi
hak-haknya, maka pemerintah terpenuhinya dan terlindunginya
akan semakin berhati-hati dalam hak atas air.
mempergunakan kewenangannya Dengan demikian, Dokumen
Riwayat Hidup
Mimin Dwi Hartono
Adalah staf Komnas HAM sejak 1 April 2006. Selama kurang lebih 9 tahun,
ia bergabung di Subkomisi Pemantauan dan Penyelidikan, menangani
berbagai macam kasus dari Aceh hingga Papua. Beragam karakteristik kasus
ia tangani, dari konflik agraria, kehutanan, masyarakat adat, pertambangan,
dan perkebunan. Sejak 2016, ia diberikan tugas untuk membenahi unit
teknologi informasi Subkomisi Pendidikan dan Penyuluhan Komnas HAM.
Mimin menyelesaikan pendidikan S2 di program Master of Arts in Sustainable
International Development (SID) di Heller School for Social Policy and
Management Brandeis University Massachusetts Amerika Serikat pada
Mei 2012. Ia memperoleh gelar S1 pada jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan Universitas Gadjah Mada pada 2001.
Selama di Komnas HAM, Mimin telah mengikuti berbagai macam kegiatan
peningkatan kapasitas seperti pelatihan penyelidikan proyustisia, pelatihan
case matrix, pelatihan monitoring hak ekosob, dll. Selain itu, ia juga pernah
mengikuti Indigenous Permanent Forum Perserikatan Bangsa Bangsa di New
York pada 2011 dan workshop regional tentang national inkuiri di Bangkok
pada 2014.
Selain di Komnas HAM, Mimin juga aktif menulis di berbagai media massa
nasional dan internasional, seperti Kompas, The Jakarta Post, Koran Tempo,
Republika, dll.
Mimin yang saat ini tinggal di Ciputat, bisa dihubungi pada nomor handphone
081328783787 dan e-mail: hartono@brandeis.edu
Abstract
Abstrak
S
yang menjadi nafas demokrasi telah
ejak rezim Orde Baru difasilitasi sedemikian baik dalam
runtuh pada 1998, tata kelola politik dan pemerintahan
gelombang arus reformasi pasca-1998. Demikian pula
menyapu seluruh pemerintah daerah yang diberikan
bangunan sentralisme yang berdiri otonomi dalam arti sebenarnya. UUD
kokoh sejak 1966. Desentralisasi 1945 dan UU mengenai pemerintah
menjadi aspirasi besar bersama yang daerah—yang direvisi beberapa
bergaung di segala penjuru tanah kali sejak 1999—memfasilitasi
air. Pada 1999 pemerintahan baru pengalihan kewenangan dari
di bawah rezim yang demokratis pusat ke daerah. Kondisi itu telah
membentuk UU No. 22 Tahun 1999 membuat pemerintah daerah
tentang Pemerintahan Daerah memiliki kapasitas lebih dalam
dan UU No. 25 tahun 1999 tentang menyelenggarakan pemerintahan.
Perimbangan Keuangan antara Kondisi tersebut juga membawa
Pemerintah Pusat dan Daerah. harapan bahwa tata kelola politik
Gelombang arus reformasi juga dan pemerintahan di Indonesia akan
menyapu bersih atribut-atribut bergerak maju menuju negara yang
totaliterianisme. Kran kebebasan berlandaskan demokrasi substansial
pers dibuka sedemikian lebar, di mana hak asasi manusia (HAM)
sehingga media massa di Indonesia menjadi nilai dan norma yang
yang sebelumnya tidak dapat mendasari kehidupan berbangsa
memberitakan fakta menjadi pemberi dan bernegara. Namun demikian,
kabar yang jujur dan kritis tentang apakah seluruh transformasi sejak
penyelenggaraan pemerintahan. 1998 tersebut membawa angin
Demikian juga partai politik yang segar bagi kapasitas daerah dalam
pada era Orde Baru dipangkas penegakan HAM dan demokrasi?
peran dan fungsinya, mengalami Apakah pemerintah yang telah
ledakan dalam hal kuantitas. terdesentralisasi bersih dari
Organisasi masyarakat (Ormas) pelanggaran HAM?
dan serikat buruh juga tumbuh Jawaban atas pertanyaan ini
subur bak cendawan di musim dapat dilihat pada Tabel 1. Selama
Tabel 2
Pihak yang Paling Banyak Diadukan dalam Waktu 3 Tahun
berkumpul dan menyatakan pikiran, disebut pula sebagai hak positif yang
hak bebas dari penahanan dan mensyaratkan peran aktif negara
penangkapan sewenang-wenang, dalam pemenuhannya. Oleh karena
hak bebas dari penyiksaan, hak bebas itulah, hak-hak generasi kedua ini
dari hukum yang berlaku surut, dan dirumuskan dalam bahasa yang
hak mendapatkan proses peradilan positif: “hak atas” (“right to”), bukan
yang adil. Rumpun hak ini disebut dalam bahasa negatif: “bebas dari”
juga hak negatif yang mensyaratkan (“freedom from”). Pada dasarnya,
tiadanya campur tangan negara generasi hak kedua ini merupakan
di dalam perwujudan hak. Negara tuntutan akan persamaan sosial
justru lebih rentan melakukan (Asplund, 2008; Brown 2002). 60
pelanggaran HAM jika bertindak Beberapa prinsip utama kewajiban
aktif terkait hak-hak ini.58 negara dalam pemenuhan hak- hak
ini, antara lain realisasi progresif,
b. Generasi Hak Kedua sumber daya maksimal yang
Hak-hak ekonomi, sosial, dan mungkin, nonretrogresi, kewajiban
budaya (Ekosob) disebut sebagai pokok minimal, nondiskriminasi,
generasi hak kedua. Hak-hak setara, partisipasi, akuntabilitas,
Ekosob merupakan kontribusi pemulihan yang efektif, serta
dari negara-negara sosialis yang perhatian pada kelompok rentan
menomorsatukan pemenuhan Pada generasi hak ini, budaya
kesejahteraan warganya (Ishay merupakan objek hak yang bisa
2007).59 Hak-hak yang termasuk diklaim. Setiap individu berhak
dalam rumpun hak ini antara lain, memiliki dan menikmati budaya. Hak
hak atas pekerjaan dan upah yang budaya ini dilegitimasi pula di dalam
layak, hak atas jaminan sosial, beberapa instrumen internasional,
hak atas pendidikan, hak atas di antaranya Pasal 2.1 UN Declaration
kesehatan, hak atas pangan, hak atas on the Rights of Persons Belonging
perumahan, hak atas tanah, dan hak to Ethnic or National, Linguistic and
atas lingkungan yang sehat. Hak ini Religious Minorities dan Pasal 27
58 Knut D Asplund. 2008. Op.cit. 60 Knut D Asplund. 2008. Op.cit. Lihat juga M Ane Brown.
59 Ishay , Michelin R. (eds). 2007. Human Rights Reader. 2002. Human Rights and the Borders of Suffering.
New York: Routledge Manchester: Manchester University Press.
96 Tempo, 04 November 2015. Asal Usul Wonosobo Jadi 98 Metro TV News. 14 Mei 2015. Ridwan Kamil
Contoh Kabupaten Ramah HAM. http://nasional. Deklarasikan Bandung sebagai Kota HAM. http://
tempo.co/read/news/2015/11/04/058715908/asal- jabar.metrotvnews.com/read/2015/05/14/396356/
usul-wonosobo-jadi-contoh-kabupaten-ramah-ham. ridwan-kamil-deklarasikan-bandung-sebagai-kota-
diakses pada 25 Juli 2016. ham, diakses pada 25 Juli 2016
97 Kompas. 24 April 2015. Ridwan Kamil: Bandung Jadi 99 Kabar24.bisnis.com. “Wakili RI Dalam Forum Kota
Kota Pertama di Dunia yang Ramah HAM. http:// HAM Sedunia Di Korea” http://kabar24.bisnis.com/
regional.kompas.com/read/2015/04/24/05030051/ read/20160722/19/568021/2-bupati-wakili-ri-dalam-
Ridwan.Kamil.Bandung.Jadi.Kota.Pertama.di.Dunia. forum-kota-ham-sedunia-di-korea, diakses pada 3
yang.Ramah.HAM. diakses pada 25 Juli 2016 Agustus 2016.
Timur ini menghadiri Forum Kota peduli HAM jika memenuhi beberapa
HAM Sedunia (World Human kriteria, yaitu:101
Rights Cities Forum) yang ke-6 di a. Hak Hidup. dilihat dari
Gwangju, Republik Korea. Dalam jumlah kematian ibu, jumlah
forum ini, Bupati Chusnunia Chalim, kematian bayi, dan tutupan
menjelaskan berbagai kebijakan Vegetasi pada kawasan
dan program mengenai pemenuhan berfungsi lindung;
hak-hak dasar warganya.100 b. Hak Mengembangkan Diri,
dilihat dari persentase anak
5. Peluang dan Tantangan usia 7—12 tahun yang belum
Perwujudan penyelenggaraan memperoleh pendidikan
pemerin-tahan berbasis HAM di tingkat SD, persentase anak
level lokal bukan lagi masalah usia 13—15 tahun yang belum
utama. Pemerintah sejak awal memperoleh pendidikan
menegaskan kemauan politiknya tingkat SMP, persentase anak
untuk mewujudkan Kota/Kabupaten berkebutuhan khusus yang
ramah HAM. Komitmen pemerintah memperoleh pendidikan,
merupakan dukungan langsung dan persentase penyandang
kepada daerah yang mengambil buta aksara.
inisiatif untuk menerapkan norma c. Hak atas Kesejahteraan,
dan standar HAM di wilayah dilihat dari penyediaan air
yurisdiksinya. Komitmen itu bersih untuk kebutuhan
dituangkan dalam Peraturan Menteri penduduk, persentase ke-
Hukum dan HAM (Permenkumham) luarga berpenghasilan
No. 11 tahun 2013 tentang Kriteria rendah yang tidak memiliki
Kota/Kabupaten Peduli HAM dan rumah, persentase rumah
Permenkumham No. 25 tahun 2015 tidak layak huni, persentase
tentang perubahan Permen No. 11 angka pengangguran, per-
tahun 2013. sentase penurunan jumlah
Di dalam Permenkumham anak jalanan dari tahun
tersebut, sebuah Kota/Kabupaten 101 Lihat Peraturan Menteri Hukum dan HAM
(Permenkumham) No. 11 tahun 2013 tentang Kriteria
dinilai sebagai Kota/Kabupaten Kabupaten/Kota Peduli HAM dan Permenkumham
No. 25 tahun 2015 tentang perubahan Permen No.
100 Ibid. 11 tahun 2013.
Uvin, Peter. 2004. Human Rights and CNN Indonesia. 27 November 2015.
Development. Bloomfoeld: Kumarian “Wali Kota Minta Maaf soal 1965,
Press. Palu Jadi Contoh Wilayah HAM”.
Wettstein, Florian. 2009. http://www.cnnindonesia.com/
Multinational Corporations and nasional/20151127092436-20-94420/
Global Justice: Human Rights of a wali-kota-minta-maaf-soal-1965-palu-
Quasi-Governmental Institution. jadi-contoh-wilayah-ham/, diakses
California: Stanford University Press. pada 25 Juli 2016.
Riwayat Hidup
Asep Mulyana
Abstract
Abstrak
S
mekanisme hukum yang berlaku.
aat ini kondisi dunia
(Pasal 1 Angka 6 UU No. 39 Tahun
pendidikan di Indonesia
1999 tentang Hak Asasi Manusia).
– dari jenjang Pendidikan
Salah satu contoh pelanggaran
Anak Usia Dini (PAUD)
HAM yang terjadi di sekolah adalah
hingga sekolah menengah atas (SMA)
tindakan kekerasan.
– sangat memprihatinkan. Mengapa
Marilah kita tengok kasus kekerasan
memprihatinkan? Karena sekolah
terhadap anak di Indonesia. Data
yang mestinya menjadi tempat yang
dari Susenas memperlihatkan bahwa
aman, nyaman, dan menyenangkan
secara nasional pada tahun 2006
untuk tumbuh kembang anak malah
telah terjadi kekerasan sebanyak
berubah menjadi tempat yang
2,81 juta kasus dan 2,29 juta dari
menakutkan, tidak nyaman, dan
kasus tersebut merupakan kekerasan
membosankan. Hal itu terjadi karena
terhadap anak. Jumlah tersebut
di sekolah dari tahun ke tahun terus
apabila dibandingkan dengan
terjadi beragam bentuk pelanggaran
jumlah anak menunjukkan besarnya
hak asasi manusia (HAM).
angka korban kekerasan terhadap
Apa itu pelanggaran HAM? anak pada tahun 2006 mencapai
Pelanggaran hak asasi manusia 3%, yang berarti setiap 1.000 anak
adalah setiap perbuatan seseorang terdapat sekitar 30 anak berpeluang
atau kelompok orang termasuk aparat menjadi korban tindak kekerasan. Di
negara baik disengaja maupun tidak perdesaan lebih tinggi dibandingkan
disengaja atau kelalaian, membatasi, perkotaan yakni 3,2 berbanding
dan atau mencabut hak asasi 2,8%. Di kalangan anak-anak, angka
manusia seseorang atau kelompok korban kekerasan lebih tinggi
orang yang dijamin oleh undang- pada anak laki-laki dibandingkan
undang ini, dan tidak mendapatkan, perempuan, yaitu 3,1% berbanding
atau dikhawatirkan tidak akan 2,9%. Sementara jumlah kekerasan
DISKRIMINASI
PELANGGARAN
HAM
PENGABAIAN HAK-HAK DI SEKOLAH PEMBUNUHAN
ANAK PENYANDANG
DISABILITAS
Bagan 1 Bentuk Pelanggaran HAM di Sekolah Bagan 2 Korban Pelanggaran HAM di Sekolah
Bagan 1 Bentuk Pelanggaran HAM di Sekolah
ANAK
DIDIK
KORBAN
PELANGGARA
N HAM DI
SEKOLAH
TENAGA TENAGA
NON
KEPENDIDIKAN
KEPENDIDIKAN
ANAK DIDIK
TENAGA NON
KEPENDIDIKAN
A
KEBIJAKAN SEKOLAH
YANG BERMASALAH TENAGA
(TIDAK SESUAI KEPENDIDIKAN YANG
DENGAN NILAI-NILAI BERMASALAH
HAM)
PENYEBAB
PELANGGARAN HAM
DI SEKOLAH
TENAGA NON
POLA PEMBELAJARAN KEPENDIDIKAN YANG
YANG TIDAK TEPAT BERMASALAH
PENGARUH DARI
LUAR SEKOLAH
Bagan
Bagan 4 Penyebab Pelanggaran 4 Penyebab
HAM di SekolahPelanggaran HAM di Sekolah
2. Sekolah Sehat.
Solusi oleh Lembaga Pemerintah
Konsep ini dicetuskan oleh
Setelah mengetahui ada beragam Kementerian Kesehatan. Sekolah
tindakan pelanggaran HAM yang Sehat ini mengajak sekolah untuk
terjadi di sekolah maka sejumlah mampu menciptakan lingkungan
lembaga pemerintah dan komisi yang sehat, cara hidup yang sehat,
negara berupaya mencarikan jalan dan mencintai kesehatan di semua
keluar (solusi). Dari penelusuran aktivitas sekolah. Intinya semua
yang dilakukan Tim Sekolah Ramah warga sekolah diajak untuk mampu
SEKOLAH HIJAU
( KLH )
SEKOLAH SEKOLAH
KARAKTER SEHAT
LAINNYA
( KEMENKES )
SOLUSI
OLEH
SEKOLAH KEMENTERIAN SEKOLAH
TOLERAN & LEMBAGA JUJUR ( KPK )
(POLRI)
SEKOLAH SEKOLAH
RAMAH ANAK AMAN ( BNPB )
(KEMENEG
PPA)
news.liputan6.com/read/2191106/
sur vei-icr w-84-anak-indonesia-
alami-kekerasan-di-sekolah. Unduh:
22 September 2016.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Undang-Undang Nomor 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia.
Riwayat Hidup
Rusman Widodo
(2011), tim penulis buku “Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Kiai Terkait Kusta:
Studi Kasus di Kabupaten Sampang” (2012) serta aktif menulis artikel di
media massa. Terhitung sejak 2012 - kini menjabat sebagai staf fungsional
penyuluh HAM Komnas HAM.
1. Isi naskah tidak bertentangan dengan visi, misi, tugas dan fungsi Komnas
HAM.
2. Isi naskah mempunyai arti ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Isi naskah mampu menampilkan sesuatu yang baru terkait dengan teori
dan/atau metode ilmu terbaru yang terkait dengan persoalan hak asasi
manusia.
4. Naskah disusun secara sistematis, dapat dan mudah dimengerti oleh
pembaca.
5. Naskah yang dimuat sepenuhnya menjadi tanggungjawab pribadi
penulis yang bersangkutan.
6. Isi naskah disesuaikan dengan topik yang telah ditetapkan oleh Komnas
HAM.
7. Naskah belum pernah diterbitkan atau tidak sedang dalam proses
pengajuan untuk diterbitkan di media lain.
8. Naskah bisa berasal dari ringkasan hasil penelitian, survai, hipotesis atau
gagasan orisinal yang kritis, mencerahkan dan membuka wawasan.
9. Setiap penulis akan mendapat 2 buah jurnal yang telah terbit sebagai
tanda bukti.
10. Penulis jurnal dapat berasal dari internal Komnas maupun eksternal
Komnas HAM.
11. Dengan mempublikasikan karyanya melalui Jurnal HAM Komnas HAM
maka penulis otomatis menyerahkan hak cipta (copyright) artikel secara
utuh (termasuk abstrak, tabel, gambar, bagan, ilustrasi) termasuk hak
untuk menerbitkan ulang dalam semua bentuk media kepada Komnas
HAM.
12. Penulis wajib menyertakan curriculum vitae (riwayat hidup)
13. Naskah dikirim dalam 2 bentuk yaitu: 1. File elektronik, 2. Naskah tercetak
yang ditujukan ke Pengelola Jurnal HAM Komnas HAM.
KO M I S I N A S I O N A L H A K A S A S I MA N U S I A
Jl. Latuharhary No. 4B, Menteng, Jakarta Pusat 10310
Telepon : (021) 392 5230, Faksimili: (021) 3925227, 3912026
Website : www.komnasham.go.id, E-mail: info@komnasham.go.id
Facebook : https://www.facebook.com/groups/57026781317
Twitter : @KomnasHAM