DISUSUN OLEH :
YASMINA IZZAT
P1337420616042
2017
II. KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Istirahat adalah suatu periode tidak aktif dapat berupa istirahat untuk seluruh tubuh
atau untuk sebagian saja. Istirahat memberikan kesempatan pada tubuh untuk
memperbaiki sel tubuh yang rusak, membuat dan mengembalikan fungsi jaringan.
Idealnya istirahat dapat digantikan dengan aktivitas yang memungkinkan tubuh pulih
kembali secara sempurna dari suatu aktivitas sebelum aktivitas yang lain dimulai,
penggantian ini lebih baik dilakukan secara terjadwal, aktivitas yang berat hendaknya
diikuti oleh istirahat yang panjang.
Tidur mempunyai fungsi “Restorative” selama tahap Non REM tidur, stress
pada polmonary, kardiovaskuler, nervous, endokrin dan sistem eksretori berkurang,
energi disimpan selama tidur, otot skefletal rileks, sehingga energi diarahkan
kembali pada fungsi celluler yang penting, kegiatan simpatis menurus dan kegiatan
para simpatis meningkat(Guyton, 1986).
C. JENIS TIDUR
1. Tidur REM
2. Tidur NREM
Tidur NREM (Non Rapid Eye Movement Sleep) yaitu tidur dalam dan
istirahatnya penuh atau disebut juga slow wave sleep atau gelombang otaknya
lebih lambat. Karakteristik tidur NREM :
a. Dreamless(tanpa mimpi)
D. TAHAP-TAHAP TIDUR
Tahap I : Kesadaran masih penuh, EEG menunjukkan aktivitas yang dalam
keadaan sadar (bangun) hanya masih sedikit gelombangnya lambat, gerakan
bola mata lambat, frekuensi nadi dan nafas sedikit menurun, jika dibangunkan
individu akan sering menolak karena lelah (mengantuk)
Tahap II :Relaksasi otot, EEG gelombang lebih teratur dan lambat, pasien
masih dapat dibangunkan, denyut jantung dan frekuensi nafas menurun,
temperatur tubuh menurun.
Tahap III :Tidur yang lebih dalam, gambaran EEG lambat, bahkan disertai
mendengkur, denyut nadi dan frekuensi nafas lambat.
Tahap IV: Relaksasi total dan dimulainya mimpi, Gambaran EEG sangat
memanjang dan gelombangnya lambat,mimpi-mimpi terjadi pada tahap ini,
denyut jantung dan frekuensi nafas menurun 20-30%.
(Potter Perry, 1993)
E. MASALAH KEBUTUHAN TIDUR
Gangguan tidur adalah kondisi jika tidak diobati, secara umum akan
menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan masalah-masalah
gangguan tidur. Masalah-masalah kebutuhan tidur :
Insomnia
Hipersomnia
Parasomnia
Enuresa
Enuresa merupakan buang air kecil yang tidak sengaja pada waktu tidur, atau
biasa disebut dengan istilah mengompol. Enuresa ada dua jenis, yaitu: enuresa
noktural, merupakan mengompol diwaktu tidur ; dan enuresa diurnal, mengompol
pada saat bangun tidur. Enuresa noktural umumnya merupakan gangguan pada tidur
NREM.
Apnea Tidur dan Mendengkur
Narcolepsi
Gangguan pola tidur secara umum merupakan suatu keadaan dimana individu
mengalami atau mempunyai risiko perubahan dalam jumlah dan kualitas pola
istirahat yang menyebabkanketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup yang
diinginkan(Carpenito, LJ, 1995).
d) Mata sembab, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata terasa pedih
e) Perhatian terpecah-pecah
f) Sakit kepala
h) Meningkatkan kegelisahan
i) Gangguan persepsi
k) Gangguan koordinasi
l) Bicara rancu
G. ETIOLOGI
a) Rasa nyeri
b) Psikologis
c) Suhu tubuh
e) Keletihan
f) Ketakutan
g) Depresi
h) Kurangnya privasi
i) Gejala emosi
(Guyton, 1986)
H. PATOFISIOLOGI
Pengontrolan siklus yang dialami selama tidur berpusat pada kedua tempat
khusus di batang otak yaitu Reticularis Activiting System (RAS) dan Bulbar
SynchconitingRegion BSR) di medulla. Dua system RAS dan BSR diperkirakan
terjadinya kegiatan/ pergerakan yang intermiten dan selanjutnya menekan pusat-
pusat otak. Rasdihubungkan dengan pernyataan tubuh tentang kewaspadaan dan
menerima impulssensori, seperti stimulus auditory, visual, nyeri dan stimulus
taktil. Stimulus sensori inimempertahankan keadaan bangun dan waspada.
Selama tidur tubuh mengirim sedikitsekali stimulus dari korteks cerebri.atau
reseptor sensori perifer pada RAS. Individu bangun dari tidur jika celah
peningkatan dari stimulus BSR meningkat pada saat tidur.Terjadinya insomnia
dimungkinkan RAS dan BSR tidak bekerja dengan semestinya di batang
otak.(Johnson,2000)
III. PATHWAYS
c. Genogram
d. Riwayat tidur
1) Pola tidur, seperti jam berapa klien masuk kamar untuk tidur,jam berapa biasa
bangun tidur, dan keteraturan pola tidur klien
2) Kebiasaan yang dilakukan klien menjelang tidur, seperti membaca buku, buang air
kecil, dan lain-lain
3) Gangguan tidur yang sering dialami klien dan cara mengatasinya;
4) Kebiasaan tidur siang
5) Lingkungan tidur klien.Bagaimana kondisi lingkungan tidur apakah kondisinva
bising, gelap, atau suhunya dingin &Peristiwa yang baru dialami klien dalam
hidup. Perawat mempelajari apakah peristiwa, yang dialami klien,
yangmenyebabkan klien mengalami gangguan tidur
6) Status emosi dan mental klien. Status emosi dan mentalmemengaruhi terhadap
kemampuan klien untuk istirahat dan tidur.Perawat perlu mengkaji mengenai
status emosional dan mental klien, misalnya apakah klien mengalami stres
emosional atauansietas,juga dikaji sumber stres yang dialami klien.
7) Perilaku deprivasi tidur yaitu manifestasi fisik dan perilaku yang timbul sebagai
akibat gangguan istirahat tidur, seperti
a.Penampilan wajah, misalnya adakah area gelap di sekitar mata, bengkak di
kelopak mata, konjungtiva kemerahan, atau mata yang terlihat cekung
b.Perilaku yang terkait dengan gangguan istirabat tidur, misalnya apakah klien
mudah tersinggung, selalu menguap, kurangkonsentrasi, atau terlihat bingung
c.Kelelahan, misalnya apakah klien tampak lelah, letih, atau lesu.
e. Gejala Klinis
gejala klinis yang mungkin muncul perasaan lelah, gelisah, emosi,apetis, adanya
kehitaman di daerah sekitar mata bengkak, konjungtiva merah dan mata perih, perhatian
tidak fokus, sakit kepala.
Penyimpangan Tidur
Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis,narkolepsi, night
terrors, mendengkur, dll
f. Pemeriksaan fisik
1) Tingkat energy, seperti terlihat kelelahan, kelemahan fisik, terlihat lesu
2) Ciri-ciri diwajah, seperti mata sipit, kelopak mata sembab, mata merah, semangat
3) Ciri-ciri tingkah laku, seperti oleng-sempoyongan,menggosok-gosok mata, bicara
lambat, sikap loyo.
4) Pengukuran tanda vital
Suhu,TD,Nadi,SPO2,Frekuensi Pernafasan
5) Pemeriksaan Head to toe
Data penunjang yang menyebabkan adanya masalah potensial, seperti obesitas,
deviasi septum, TD rendah, RR dangkal dan dalam as
V.RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.Diagnosa keperawatan gangguan pemenuhan istirahat tidur
berhubungan dengan faktor lingkungan,pola aktivitas,ansietas, konsumsi obat-obatan dan
stimulan
b.Deprivasi tidur berhubungan dengan aktivitas yang tidak adekuat,mimpi buruk,
dimensia, nyeri saat tidur
c.Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor lingkungan
d.Kesiapan meningkatkan tidur
VI.PERENCANAAN
Intervensidan rasional
a.Insomia berhubungan dengan faktor lingkungan, pola aktivitas,ansietas, konsumsi obat-
obatan dan stimulan
1)Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam deprivasi tidur dapat teratasi
2)Kriteria hasil
Pasien tertidur dalam waktu cukup (6-8 jam) tekanan darah normal nadi 60-100 x/menit
irama reguler, wajah tidak pucat
3)Intervensi dan rasional
a.Kaji penyebab insomnia
R:insomnia dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti lingkungan, cemas atau obat-
obatan
b)Kondisikan lingkungan sesuai dengan kenyamanan pasien
R: lingkungan yang nyaman dapat meningkatkan kualitas tidur pasien
c)Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum memulai tidur
R: kebutuhan spiritual pasien saat memulai tidur merupakan bagian yang penting untuk
memperoleh ketenangan
b.Deprivasi tidur berhubungan dengan aktivitas yang tidak adekuat,mimpi buruk,
dimensia, nyeri saat tidur
1)Tujuan
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jamdeprivasi tidur dapat teratasi
2)Kriteria hasil
Pasien tertidur dimalam hari dalam waktu yang cukup 6-8 jam
3)Intervensi dan rasional
a)Kaji penyebab terjadinya deprivasi tidur
R:deprivasi tidur dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya karena kondisi lingk
ungan, kecemasan, pengalaman mimpi buruk
b)berikan lingkungan yang nyaman untuk tidur
R:lingkungan yang nyaman dapat meningkatkan kualitas tidur pasien
c)Anjurkan pasien rileks saat memulai tidur
R:rileks dapat mengendurkan otot-otot yang tegang sehinggadapat menenangkan pikiran.
c.Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor lingkungan
1)Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam gangguan pola tidur teratasi
2)Kriteria hasil
Pasien tidur cukup dimalam dan siang hari 6-8 jam/hari
3)Intervensi dan Rasional
a)Kaji penyebab terganggunya pola tidur
R:gangguan pola tidur dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti lingkungan, cemas
atau obat-obatan
b)Kondisikan lingkungan yang nyaman untuk tidur
R:lingkungan yang nyaman dapat meningkatkan kualitas tidur pasien
c)Anjurkan pasien untuk rileks saat akan memulai tidur dan berikan pendidikan kesehatan
mengenai manfaat tidur
R:rileks dapat mengendurkan otot-otot yang tegang sehinggadapat menenangkan pikiran
d)Kesiapan meningkatkan tidur
1)Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan waktu tidur dapat dipertahankan secara adekuat
2)Kriteria hasil
Pasien tidur cukup dalam waktu 6-8 jam/hari
3)Intervensi dan rasional
a.Kaji pola tidur pasien
R: dengan mengkaji pola tidur maka perawat dapatmengetahui kualitas tidur pasien
b.Motivasi pasien untuk tetap mempertahankan waktu tidur yangadekuat
R: Motivasi dibutuhkan untuk mempertahankan kualitas tidur
1. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Terapi Non Farmakologi
Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-obatan karena penggunaan
obat-obatan dapat memberikan efek ketergantungan. Ada pun cara yang dapat
dilakukan antara lain :
a. Terapi relaksasi
Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang dapat
mengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa pekerjaan kantor ke
rumah, teknik pengaturan pernapasan, aromaterapi, peningkatan spiritual dan
pengendalian emosi.
b. Terapi tidur yang bersih
Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan nyaman.
Dimulai dari kebersihan penderita diikuti kebersihan tempat tidur dan suasana
kamar yang dibuat nyaman untuk tidur.
c. Terapi pengaturan tidur
Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti irama
sirkardian tidur normal penderita. Jadi penderita harus disiplin menjalankan waktu-
waktu tidurnya.
d. Terapi psikologi/psikiatri
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat yang
menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh tenaga ahli atau dokter
psikiatri.
e. CBT (Cognitive Behavioral Therapy)
CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif si penderita dalam
memandang dirinya, lingkungannya, masa depannya, dan untuk meningkatkan rasa
percaya dirinya sehingga si penderita merasa berdaya atau merasa bahwa dirinya
masih berharga.
f. Sleep Restriction Therapy
Sleep restriction therapy digunakan untuk memperbaiki efisiensi tidur si
penderita gangguan tidur.
g. Stimulus Control Therapy
Stimulus control therapy berguna untuk mempertahankan waktu bangun pagi
si penderita secara reguler dengan memperhatikan waktu tidur malam dan melarang
si penderita untuk tidur pada siang hari meski hanya sesaat.
h. Cognitive Therapy
Cognitive Therapy berguna untuk mengidentifikasi sikap dan kepercayaan si
penderita yang salah mengenai tidur.
i. Imagery Training
Imagery Training berguna untuk mengganti pikiran-pikiran si penderita yang
tidak menyenangkan menjadi pikiran-pikiran yang menyenangkan.
j. Mengubah gaya hidup
Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari rokok dan alkohol,
mengontrol berat badan dan meluangkan waktu untuk berekreasi ke tempat-tempat
terbuka seperti pantai dan gunung.
2. Terapi Farmakologi
Mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat-obatan seperti
ketergantungan, maka terapi ini hanya boleh dilakukan oleh dokter yang kompeten di
bidangnya. Obat-obatan untuk penanganan gangguan tidur antara lain:
a. Golongan obat hipnotik
b. Golongan obat antidepresan
c. Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin.
d. Golongan obat antihistamin.
Menurut Remelda (2008) untuk tindakan medis pada pasien gangguan tidur yaitu
dengan cara pemberian obat golongan hipnotik-sedatif misalnya: Benzodiazepin
(Diazepam, Lorazepam, Triazolam, Klordiazepoksid) tetapi efek samping dari obat
tersebut mengakibatkan Inkoordinsi motorik, gangguan fungsi mental dan psikomotor,
gangguan koordinasi berpikir, mulut kering, dsb. Diagnosa Keperawatan
1. Insomnia
2. Deprivasi tidur
3. Kesiapan meningkatkan tidur
4. Gangguan pola tidur
I. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Guyton, A.C. (1986). Textbook of Medical Physiology. 7thed. Philadelphia: W.B. Saunders
Company.
Alimul H. A. Aziz. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medi
Carpenito, L.J. (1995). Buku Saku: Diagnosa Keperawatan.Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Dement, W.C. (1978). Some must watch while some must sleep. New York: W.W. Norton.