Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

DISUSUN OLEH :

YASMINA IZZAT

P1337420616042

POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

PRODI S1 TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

2017
II. KONSEP DASAR
A. DEFINISI

Istirahat adalah suatu periode tidak aktif dapat berupa istirahat untuk seluruh tubuh
atau untuk sebagian saja. Istirahat memberikan kesempatan pada tubuh untuk
memperbaiki sel tubuh yang rusak, membuat dan mengembalikan fungsi jaringan.
Idealnya istirahat dapat digantikan dengan aktivitas yang memungkinkan tubuh pulih
kembali secara sempurna dari suatu aktivitas sebelum aktivitas yang lain dimulai,
penggantian ini lebih baik dilakukan secara terjadwal, aktivitas yang berat hendaknya
diikuti oleh istirahat yang panjang.

Karakteristik yang berhubungan dengan istirahat dan memberikan arti tentang


istirahat serta memberikan pedoman kepada perawat dalam mengkaji dan
meningkatkan istirahat(Potter Perry, 1993).

Sedangkan Tidur adalah kebutuhan dasar fisiologis manusia dan dapat di


definisikan sebagai kondisi tidak sadar, yang mana individu dapat menggunakandengan
atimuli atau sensori yang sesuai (Guyton, 1986).

Kebutuhan tidur menurut usia(A.Aziz Alimul, 2006):

Umur Kebutuhan tidur


0-1 bulan 14-18 jam/hari
1-18 bulan 12-14 jam/hari
18 bulan-3 tahun 11-12 jam/hari
3-6 tahun 11 jam/hari
6-12 Tahun 10 jam/hari
12-18 Ahun 8,5 jam/hari
18-40 tahun 7-8 jam/hari
40-60 tahun 7 jam/hari
60 tahun ke atas 6 jam/hari
B. FUNGSI DAN TUJUAN

Tidur mempunyai fungsi “Restorative” selama tahap Non REM tidur, stress
pada polmonary, kardiovaskuler, nervous, endokrin dan sistem eksretori berkurang,
energi disimpan selama tidur, otot skefletal rileks, sehingga energi diarahkan
kembali pada fungsi celluler yang penting, kegiatan simpatis menurus dan kegiatan
para simpatis meningkat(Guyton, 1986).

Tidur juga mengurangi stress, cemas dan membantu seseorang memperoleh


energi untuk konsentrasi, pertahanan dan memelihara aktivitas sehari-hari, tidur
tidak memerlukan pergantian energi yang hilang dalam sehari, kecuali itu suatu
penyakit, maka bangunnya relatif lama dan tidurnya tetap konstan

Sedangkan Fungsi atau tujuan istirahat adalah:

 Mempercepat relaksasi otot dan mengurangi ketegangan otot dan sendi

 Memberi kesempatan pada tubuh untuk membentuk kekuatan baru

 Menambah kesegaran dan kekuatan untuk melakukan pekerjaan

 Melepaskan rasa lelah

C. JENIS TIDUR
1. Tidur REM

Tidur REM (Rapid Eye Movement Sleep)Walaupun kadang tidur REM


berhubungan dengan tahap I, tidur REM memiliki ciri-ciri tersendiri. Pada
tidur REM ini bukan keadaan pasif tetapi keadaan yang relatif aktif, sehingga
REM ini disebut juga tidur paradoks atau keadaan yang kontradiksi antara
relaksasi otot dan aktifitas otot yang kuat. Tidur REM bermanfaat sebagai
pereda stress dan segala ketegangan yang terjadi selama waktu
bangun.Karakteristik tidur REM :

a. Kedua bola mata bergerak cepat ke belakang horisontal

b. Kadang-kadang timbul twitching(kedutan) pada telinga atau pada tubuh

c. Tonus otot menurun

d. Denyut nadi dan frekuensi napas tidak teratur


e. Pergerakan otot tidak teratur

f. Sleeper lebih sulit bangun dari pada selama tidur REM

g. Sistem saraf simpatis mendominasi selama tidur REM

2. Tidur NREM
Tidur NREM (Non Rapid Eye Movement Sleep) yaitu tidur dalam dan
istirahatnya penuh atau disebut juga slow wave sleep atau gelombang otaknya
lebih lambat. Karakteristik tidur NREM :

a. Dreamless(tanpa mimpi)

b. Betul-betul istirahat penuh

c. Tekanan darah menurun

d. Freukensi pernafasan menurun

e. Metabolisme rate menurun

f. Pergerakan bola mata melambat

D. TAHAP-TAHAP TIDUR
 Tahap I : Kesadaran masih penuh, EEG menunjukkan aktivitas yang dalam
keadaan sadar (bangun) hanya masih sedikit gelombangnya lambat, gerakan
bola mata lambat, frekuensi nadi dan nafas sedikit menurun, jika dibangunkan
individu akan sering menolak karena lelah (mengantuk)
 Tahap II :Relaksasi otot, EEG gelombang lebih teratur dan lambat, pasien
masih dapat dibangunkan, denyut jantung dan frekuensi nafas menurun,
temperatur tubuh menurun.
 Tahap III :Tidur yang lebih dalam, gambaran EEG lambat, bahkan disertai
mendengkur, denyut nadi dan frekuensi nafas lambat.
 Tahap IV: Relaksasi total dan dimulainya mimpi, Gambaran EEG sangat
memanjang dan gelombangnya lambat,mimpi-mimpi terjadi pada tahap ini,
denyut jantung dan frekuensi nafas menurun 20-30%.
(Potter Perry, 1993)
E. MASALAH KEBUTUHAN TIDUR

Gangguan tidur adalah kondisi jika tidak diobati, secara umum akan
menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan masalah-masalah
gangguan tidur. Masalah-masalah kebutuhan tidur :

 Insomnia

Insomnia merupakan suatu keadaan ketidakmampuan mendapatkan tidur yang


adekuat, baik kualitas maupun kuantitas, dengan keadaan tidur yang hanya sebentar
atau susah tidur.insomnia terbagi menjadi 3 jenis, yaitu : initial insomnia, merupakan
ketidakmampuan untuk jatuh tidur atau mengawali tidur ; interminten insomnia,
merupakan ketidakmampuan tetap tidur karena selalu terbangun pada malam hari;
dan terminal insomnia, ketidakmampuan untuk tidur kembali setelah bangun tidur
pada malam hari.

 Hipersomnia

Hipersomnia merupakan gangguan tidur dengan kriteria tidur berlebihan, pada


umumnya lebih dari sembilan jam pada malam hari, disebabkan oleh kemungkinan
adanya masalah psikologis, depresi, kecemasan, dll.

 Parasomnia

Parasomnia merupakan kumpulan beberapa penyakit yang dapat mengganggu


pola tidur, seperti somnabulisme (berjalan-jalan dalam tidur) yang banyak terjadi
pada anak-anak, yaitu pada tahap III dan IV tidur NREM. Somnabulisme ini dapat
menyebabkan cedera.

 Enuresa

Enuresa merupakan buang air kecil yang tidak sengaja pada waktu tidur, atau
biasa disebut dengan istilah mengompol. Enuresa ada dua jenis, yaitu: enuresa
noktural, merupakan mengompol diwaktu tidur ; dan enuresa diurnal, mengompol
pada saat bangun tidur. Enuresa noktural umumnya merupakan gangguan pada tidur
NREM.
 Apnea Tidur dan Mendengkur

Mendengkur pada umumnya tidak termasuk gangguan tidur, tetapi


mendengkur yang disertai dengan keadaan apnea dapat menjadi masalah. Terjadinya
apnea dapat mengacaukan jalannya pernapasan sehingga dapat mengakibatkan henti
napas. Bila kondisi ini berlangsung lama, maka akan dapat menyebabkan kadar
oksigen dalam darah menurun dan denyut nadi menjadi tidak teratur.

 Narcolepsi

Narcolepsi merupakan keadaan tidak dapat mengendalikan diri untuk tidur,


misalnya tertidur dalam keadaan berdiri, mengemudikan kendaraan, atau disaat
sedang membicarakan sesuatu. Hal ini merupakan suatu gangguan neurologis.

Gangguan pola tidur secara umum merupakan suatu keadaan dimana individu
mengalami atau mempunyai risiko perubahan dalam jumlah dan kualitas pola
istirahat yang menyebabkanketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup yang
diinginkan(Carpenito, LJ, 1995).

F. TANDA DAN GEJALA

a) Pasien menunjukkan perasaan lelah

b) Iritabel dan gelisah

c) Lesu dan apatis

d) Mata sembab, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata terasa pedih

e) Perhatian terpecah-pecah

f) Sakit kepala

g) Perubahan tingkah laku dan kepribadian

h) Meningkatkan kegelisahan

i) Gangguan persepsi

j) Bingung dan disorientasi waktu dan tempat

k) Gangguan koordinasi

l) Bicara rancu
G. ETIOLOGI
a) Rasa nyeri

b) Psikologis

c) Suhu tubuh

d) Pola aktivitas siang hari

e) Keletihan

f) Ketakutan

g) Depresi

h) Kurangnya privasi

i) Gejala emosi

j) Kondisi yang tidak menunjang tidur

k) Bingung dan disorientasi waktu dan tempat

l) Rasa khawatir (kecemasan) atau tertekan jiwanya

(Guyton, 1986)
H. PATOFISIOLOGI

Pengontrolan siklus yang dialami selama tidur berpusat pada kedua tempat
khusus di batang otak yaitu Reticularis Activiting System (RAS) dan Bulbar
SynchconitingRegion BSR) di medulla. Dua system RAS dan BSR diperkirakan
terjadinya kegiatan/ pergerakan yang intermiten dan selanjutnya menekan pusat-
pusat otak. Rasdihubungkan dengan pernyataan tubuh tentang kewaspadaan dan
menerima impulssensori, seperti stimulus auditory, visual, nyeri dan stimulus
taktil. Stimulus sensori inimempertahankan keadaan bangun dan waspada.
Selama tidur tubuh mengirim sedikitsekali stimulus dari korteks cerebri.atau
reseptor sensori perifer pada RAS. Individu bangun dari tidur jika celah
peningkatan dari stimulus BSR meningkat pada saat tidur.Terjadinya insomnia
dimungkinkan RAS dan BSR tidak bekerja dengan semestinya di batang
otak.(Johnson,2000)
III. PATHWAYS

Rasa tidak nyaman atau nyeri

Aktivasi RAS (Reticularis Activiting System) berlebihan

Menjadi bangun atau waspada terus menerus

Gangguan istirahat dan tidur


IV. PENGKAJIAN

Aspek yang perlu dikaji pada klien untuk mengidenti'ikasi mengenaigangguan


kebutuhan istirahat dan tidur meliputi pengkajian mengenal:
a. Catatan Masuk
Catatan yang berisi tentang informasi keluhan pasien saat pertama kali masuk
rumah sakit.
b. Riwayat Keperawatan
1) Pengkajian Umum
Mengkaji identitas pasien dan identitas penanggung jawab pasien dengan format
nama, umur, jenis kelamin, status, agama, pekerjaan, suku bangsa, alamat, pendidikan,
diagnose medis, sumber biaya, hubungan antara pasien dengan penanggung jawab.
2) Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama : Perawat memfokuskan pada hal-hal yang menyebabkan
klien meminta bantuan pelayanan seperti :
 Apa yang dirasakan klien
 Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba
atau perlahan dan sejak kapan dirasakan
 Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari
 Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat mengganggu klien.
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yang dirasakan
sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama bila
dihubungkan dengan usia dan kemungkinan penyebabnya, namun karena tidak
mengganggu aktivitas klien, kondisi ini tidak dikeluhkan.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji kondisi kesehatan keluarga klien untuk menilai ada tidaknya
hubungan dengan penyakit yang sedang dialami oleh klien.Meliputi pengkajian
apakah pasien mengalami alergi atau penyakit keturunan.
5) Riwayat Penyakit Dahulu
Meliputi pengkajian apakah gangguan yang dirasakan pertama kali atau sudah
sering mengalami gangguan pola tidur.
6) Riwayat Alergi

c. Genogram
d. Riwayat tidur
1) Pola tidur, seperti jam berapa klien masuk kamar untuk tidur,jam berapa biasa
bangun tidur, dan keteraturan pola tidur klien
2) Kebiasaan yang dilakukan klien menjelang tidur, seperti membaca buku, buang air
kecil, dan lain-lain
3) Gangguan tidur yang sering dialami klien dan cara mengatasinya;
4) Kebiasaan tidur siang
5) Lingkungan tidur klien.Bagaimana kondisi lingkungan tidur apakah kondisinva
bising, gelap, atau suhunya dingin &Peristiwa yang baru dialami klien dalam
hidup. Perawat mempelajari apakah peristiwa, yang dialami klien,
yangmenyebabkan klien mengalami gangguan tidur
6) Status emosi dan mental klien. Status emosi dan mentalmemengaruhi terhadap
kemampuan klien untuk istirahat dan tidur.Perawat perlu mengkaji mengenai
status emosional dan mental klien, misalnya apakah klien mengalami stres
emosional atauansietas,juga dikaji sumber stres yang dialami klien.
7) Perilaku deprivasi tidur yaitu manifestasi fisik dan perilaku yang timbul sebagai
akibat gangguan istirahat tidur, seperti
a.Penampilan wajah, misalnya adakah area gelap di sekitar mata, bengkak di
kelopak mata, konjungtiva kemerahan, atau mata yang terlihat cekung
b.Perilaku yang terkait dengan gangguan istirabat tidur, misalnya apakah klien
mudah tersinggung, selalu menguap, kurangkonsentrasi, atau terlihat bingung
c.Kelelahan, misalnya apakah klien tampak lelah, letih, atau lesu.

e. Gejala Klinis
gejala klinis yang mungkin muncul perasaan lelah, gelisah, emosi,apetis, adanya
kehitaman di daerah sekitar mata bengkak, konjungtiva merah dan mata perih, perhatian
tidak fokus, sakit kepala.
Penyimpangan Tidur
Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis,narkolepsi, night
terrors, mendengkur, dll
f. Pemeriksaan fisik
1) Tingkat energy, seperti terlihat kelelahan, kelemahan fisik, terlihat lesu
2) Ciri-ciri diwajah, seperti mata sipit, kelopak mata sembab, mata merah, semangat
3) Ciri-ciri tingkah laku, seperti oleng-sempoyongan,menggosok-gosok mata, bicara
lambat, sikap loyo.
4) Pengukuran tanda vital
Suhu,TD,Nadi,SPO2,Frekuensi Pernafasan
5) Pemeriksaan Head to toe
Data penunjang yang menyebabkan adanya masalah potensial, seperti obesitas,
deviasi septum, TD rendah, RR dangkal dan dalam as
V.RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.Diagnosa keperawatan gangguan pemenuhan istirahat tidur
berhubungan dengan faktor lingkungan,pola aktivitas,ansietas, konsumsi obat-obatan dan
stimulan
b.Deprivasi tidur berhubungan dengan aktivitas yang tidak adekuat,mimpi buruk,
dimensia, nyeri saat tidur
c.Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor lingkungan
d.Kesiapan meningkatkan tidur
VI.PERENCANAAN
Intervensidan rasional
a.Insomia berhubungan dengan faktor lingkungan, pola aktivitas,ansietas, konsumsi obat-
obatan dan stimulan
1)Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam deprivasi tidur dapat teratasi
2)Kriteria hasil
Pasien tertidur dalam waktu cukup (6-8 jam) tekanan darah normal nadi 60-100 x/menit
irama reguler, wajah tidak pucat
3)Intervensi dan rasional
a.Kaji penyebab insomnia
R:insomnia dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti lingkungan, cemas atau obat-
obatan
b)Kondisikan lingkungan sesuai dengan kenyamanan pasien
R: lingkungan yang nyaman dapat meningkatkan kualitas tidur pasien
c)Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum memulai tidur
R: kebutuhan spiritual pasien saat memulai tidur merupakan bagian yang penting untuk
memperoleh ketenangan
b.Deprivasi tidur berhubungan dengan aktivitas yang tidak adekuat,mimpi buruk,
dimensia, nyeri saat tidur
1)Tujuan
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jamdeprivasi tidur dapat teratasi
2)Kriteria hasil
Pasien tertidur dimalam hari dalam waktu yang cukup 6-8 jam
3)Intervensi dan rasional
a)Kaji penyebab terjadinya deprivasi tidur
R:deprivasi tidur dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya karena kondisi lingk
ungan, kecemasan, pengalaman mimpi buruk
b)berikan lingkungan yang nyaman untuk tidur
R:lingkungan yang nyaman dapat meningkatkan kualitas tidur pasien
c)Anjurkan pasien rileks saat memulai tidur
R:rileks dapat mengendurkan otot-otot yang tegang sehinggadapat menenangkan pikiran.
c.Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor lingkungan
1)Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam gangguan pola tidur teratasi
2)Kriteria hasil
Pasien tidur cukup dimalam dan siang hari 6-8 jam/hari
3)Intervensi dan Rasional
a)Kaji penyebab terganggunya pola tidur
R:gangguan pola tidur dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti lingkungan, cemas
atau obat-obatan
b)Kondisikan lingkungan yang nyaman untuk tidur
R:lingkungan yang nyaman dapat meningkatkan kualitas tidur pasien
c)Anjurkan pasien untuk rileks saat akan memulai tidur dan berikan pendidikan kesehatan
mengenai manfaat tidur
R:rileks dapat mengendurkan otot-otot yang tegang sehinggadapat menenangkan pikiran
d)Kesiapan meningkatkan tidur
1)Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan waktu tidur dapat dipertahankan secara adekuat
2)Kriteria hasil
Pasien tidur cukup dalam waktu 6-8 jam/hari
3)Intervensi dan rasional
a.Kaji pola tidur pasien
R: dengan mengkaji pola tidur maka perawat dapatmengetahui kualitas tidur pasien
b.Motivasi pasien untuk tetap mempertahankan waktu tidur yangadekuat
R: Motivasi dibutuhkan untuk mempertahankan kualitas tidur

1. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Terapi Non Farmakologi
Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-obatan karena penggunaan
obat-obatan dapat memberikan efek ketergantungan. Ada pun cara yang dapat
dilakukan antara lain :
a. Terapi relaksasi
Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang dapat
mengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa pekerjaan kantor ke
rumah, teknik pengaturan pernapasan, aromaterapi, peningkatan spiritual dan
pengendalian emosi.
b. Terapi tidur yang bersih
Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan nyaman.
Dimulai dari kebersihan penderita diikuti kebersihan tempat tidur dan suasana
kamar yang dibuat nyaman untuk tidur.
c. Terapi pengaturan tidur
Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti irama
sirkardian tidur normal penderita. Jadi penderita harus disiplin menjalankan waktu-
waktu tidurnya.
d. Terapi psikologi/psikiatri
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat yang
menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh tenaga ahli atau dokter
psikiatri.
e. CBT (Cognitive Behavioral Therapy)
CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif si penderita dalam
memandang dirinya, lingkungannya, masa depannya, dan untuk meningkatkan rasa
percaya dirinya sehingga si penderita merasa berdaya atau merasa bahwa dirinya
masih berharga.
f. Sleep Restriction Therapy
Sleep restriction therapy digunakan untuk memperbaiki efisiensi tidur si
penderita gangguan tidur.
g. Stimulus Control Therapy
Stimulus control therapy berguna untuk mempertahankan waktu bangun pagi
si penderita secara reguler dengan memperhatikan waktu tidur malam dan melarang
si penderita untuk tidur pada siang hari meski hanya sesaat.
h. Cognitive Therapy
Cognitive Therapy berguna untuk mengidentifikasi sikap dan kepercayaan si
penderita yang salah mengenai tidur.
i. Imagery Training
Imagery Training berguna untuk mengganti pikiran-pikiran si penderita yang
tidak menyenangkan menjadi pikiran-pikiran yang menyenangkan.
j. Mengubah gaya hidup
Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari rokok dan alkohol,
mengontrol berat badan dan meluangkan waktu untuk berekreasi ke tempat-tempat
terbuka seperti pantai dan gunung.
2. Terapi Farmakologi
Mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat-obatan seperti
ketergantungan, maka terapi ini hanya boleh dilakukan oleh dokter yang kompeten di
bidangnya. Obat-obatan untuk penanganan gangguan tidur antara lain:
a. Golongan obat hipnotik
b. Golongan obat antidepresan
c. Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin.
d. Golongan obat antihistamin.

Menurut Remelda (2008) untuk tindakan medis pada pasien gangguan tidur yaitu
dengan cara pemberian obat golongan hipnotik-sedatif misalnya: Benzodiazepin
(Diazepam, Lorazepam, Triazolam, Klordiazepoksid) tetapi efek samping dari obat
tersebut mengakibatkan Inkoordinsi motorik, gangguan fungsi mental dan psikomotor,
gangguan koordinasi berpikir, mulut kering, dsb. Diagnosa Keperawatan
1. Insomnia
2. Deprivasi tidur
3. Kesiapan meningkatkan tidur
4. Gangguan pola tidur
I. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Tujuan & Kriteria Hasil


No Diagnosa Intervensi (NIC) Rasional
(NOC)

1 Insomnia Setelah dilakukan asuhan 1. Peningkatan Koping : 1. Mengurangi


keperawatan selama... x Membantu pasien tekanan pada diri
24 jam diharapkan pasien untuk beradaptasi pasien.
tidak mengalami insomnia dengan persepsi, 2. Kenyamanan
dengan kriteria hasil : stressor, perubahan membuat pasien
atau ancaman yang relaksasi dan
1. Jumlah jam tidur
mengganggu membantu pasien
(sedikitnya 5 jam per
pemenuhan tuntutan santai.
24 jam untuk orang
dan peran hidup. 3. Agar pasien
dewasa.
2. Manajemen mampu
2. Pola, kualitas dan
Lingkungan membangun pola
rutinitas tidur.
Kenyamanan: tidur yang sesuai
3. Perasaan segar
Memanipulasi
setelah tidur.
lingkungan sekitar
4. Terbangun di waktu
pasien untuk
yang sesuai.
meningkatkan
kenyamanan yang
optimal.
3. Peningkatan Tidur :
Memfasilitasi siklus
tidur-terjaga yang
teratur.
2 Deprivasi Setelah dilakukan 1. Manajemen Energi : 1. Menghilangkan
Tidur asuhan keperawatan Mengatur penggunaan pencetus deprivasi
selama ...X24 jam energi untuk tidur.
diharapkan pasien tidak mengatasi atau 2. Mengurangi
mengalami deprivasi mencegah keletihan gangguan tidur.
tidur dengan kriteria dan mengoptimalkan 3. Membuat pasien
hasil : fungsi. lebih santai.
2. Manajemen Medikasi : 4. Agar pasien
1. Menunjukkan
Memfasilitasi mampu
Tidur, yang
penggunaan obat resep membangun pola
dibuktikan oleh
dan obat bebas yang tidur yang sesuai
indikator berikut
aman dan efektif.
(gangguan
3. Manajemen Alam
ekstrem, berat,
Perasaan:
sedang, ringan,
Menciptakan
atau tidak
keamanan , kestabilan,
mengalami
pemulihan, dan
gangguan )
pemeliharaan pasien
- Perasaan segar
yang mengalami
setelah tidur
disfungsi alam
- Pola dan
perasaan baik depresi
kualitas tidur
maupun peningkatan
- Rutinitas tidur
alam perasaan.
- Jumlah waktu
4. Peningkatan Tidur :
tidur yang
Memfasilitasi siklus
terobservasi
tidur-bangun yang
- Terjaga pada
teratur.
waktu yang
tepat.
2. Melaporkan
penurunan gejala
Deprivasi tidur
(misalnya, konfusi,
ansietas,
mengantuk pada
siang hari,
gangguan
perseptual, dan
kelelahan).
3. Mengidentifikasik
an dan melakukan
tindakan yang
dapat
meningkatkan
tidur atau istirahat.
4. Mengidentifikasik
an faktor yang
dapat
menimbulkan
Deprivasi tidur
(misalnya, nyeri,
ketidakadekuatan
aktivitas pada
siang hari)
3 Kesiapan Setelah dilakukan asuhan 1. Manajemen Energi : 1. Membantu pola
Meningkat keperawatan selama...x 24 Mengatur penggunaan tidur yang adekuat
kan Tidur jam diharapkan pasien energy untuk pada pasien.
dapat meningkatkan tidur mengatasi atau 2. Kenyamanan
dengan kriteria hasil mencegah keletihan membuat pasien
Pasien akan : dan mengoptimalkan relaksasi dan
fungsi membantu pasien
1. Mengidentifikasi
2. Manajemen santai.
tindakan yang akan
LingkunganKenyaman 3. Agar pasien
meningkatkan
an: Memanipulasi mampu
istirahat atau tidur
lingkungan sekitar membangun pola
2. Mendemonstrasikan
pasien untuk tidur yang sesuai
kesejahteraan fisik
meningkatkan
dan psikologis
kenyamanan optimal
3. Mencapai tidur yang
3. Peningkatan Tidur :
adekuat tanpa
Memfasilitasi siklus
menggunakan obat
tidur-bangun yang
teratur

4 Gangguan Setelah dilakukan asuhan 1. Determinasi efek-efek 1. Mengetahui


Pola Tidur keperawatan selama... x medikasi terhadap pola pengaruh obat
24 jam diharapkan px tidur. dengan pola tidur
tidak terganggu saat tidur 2. Jelaskan pentingnya pasien.
dengan kriteria hasil : tidur yang adekuat. 2. Memberikan
3. Fasilitas untuk informasi kepada
1. Jumlah jam tidur
mempertahankan pasien dan
dalam batas normal 6-
aktivitas sebelum tidur keluarga pasien.
8 jam/hari.
(membaca). 3. Meningkatkan
2. Pola tidur, kualitas
4. Ciptakan lingkungan tidur.
dalam batas normal.
yang nyaman. 4. Agar periode tidur
3. Perasaan segar
5. Kolaborasi pemberian tidak terganggu
sesudah tidur atau
obat tidur. dan rileks.
istirahat.
6. Diskusikan dengan 5. Mengurangi
4. Mampu
pasien dan keluarga gangguan tidur.
mengidentifikasi hal-
tentang teknik tidur 6. Meningkatkan
hal yang
pasien. pola tidur yang
meningkatkan tidur.
7. Instruksikan untuk baik secara
memonitor tidur mandiri.
pasien. 7. Mengetahui
8. Monitor waktu makan perkembangan
dan minum dengan pola tidur pasien.
waktu tidur. 8. Mengetahui
9. Monitor/catat pengaruh waktu
kebutuhan tidur pasien makan dan minum
setiap hari dan jam. terhadap pola
tidur pasien.
9. Mengetahui
perkembangan
pola tidur pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Potter,Patricia A, Anne Geryfin Perry.(1993).Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,


dan Praktek.Edisi ke-4.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Guyton, A.C. (1986). Textbook of Medical Physiology. 7thed. Philadelphia: W.B. Saunders
Company.

Alimul H. A. Aziz. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medi

Carpenito, L.J. (1995). Buku Saku: Diagnosa Keperawatan.Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Johnson. M. Moorhead. S. (2000). Nursing Outcome Classification (NOC). Philadelpia.


Mosby.

Dement, W.C. (1978). Some must watch while some must sleep. New York: W.W. Norton.

Potter, Patricia A, Anne Geryfin Perry. (2002).Fundamental Keperawatan Volume 1 dan 2.


Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai