Anda di halaman 1dari 19

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen yang diampu oleh :

Teguh Iman Basuki, S.Kom., M.M.

Disusun Oleh :

Annisah C10180057

S1 AKUNTANSI

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN B

STIE EKUITAS
Jl. P.H.H. Mustofa No. 31 Bandung 40124
Jawa Barat, Indonesia
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN.........................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................................3
1.2 Tujuan ...........................................................................................................................................3
BAB II ...........................................................................................................................................................4
LANDASAN TEORI ....................................................................................................................................4
2.1 Konsep Sistem ...............................................................................................................................4
2.2 Konsep Sistem Akuntansi .............................................................................................................5
BAB III..........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN ...........................................................................................................................................6
3.1 Sistem Informasi Akuntansi ..........................................................................................................6
3.2 Komponen Sistem Informasi Akuntansi .......................................................................................6
3.3 Tujuan dan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi ......................................................................6
3.4 Pengendalian Intern .......................................................................................................................8
3.4.1 Tujuan Pengendalian Intern...................................................................................................9
3.4.2 Aktivitas Pengendalian Fisik .................................................................................................9
3.4.3 Unsur dan Struktur Pengendalian Intern .............................................................................10
3.4.4 Pengendalian Intern dalam Sistem Pembelian ....................................................................11
3.4.5 Organisasi ............................................................................................................................11
3.5 Analisis dan Perancangan Sistem ................................................................................................12
3.5.1 Tujuan Analisis Sistem........................................................................................................12
3.5.2 Tahapan Analisis Sistem .....................................................................................................13
3.6 JOB DESCRIPTION STRUKTUR ORGANISASI....................................................................13
3.7 Studi Kasus..................................................................................................................................16
3.8 Pemecahan Studi Kasus ..............................................................................................................17
BAB IV .......................................................................................................................................................18
KESIMPULAN ...........................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................19

2|SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu jenis sistem informasi yang diperlukan
oleh perusahaan dalam mengangani kegiatan operasionalnya sehari-hari untuk menghasilkan
informasi-informasi akuntansi serta informasi lainnya mengenai proses bisnis perusahaan yang
diperlukan oleh manajemen dan pihak-pihak terkait lainnya sehubungan dengan pengambilan
keputusan dan kebijakan-kebijakan lainnya.

Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah
pesat, sehingga banyak sekali menawarkan kemudahan-kemudahan dalam menjalankan
aktivitasnya, baik merupakan pekerjaan ringan dalam rumah tangga maupun pekerjaan rumit
dalam dunia industri/perusahaan, sehingga pada akhirnya kita dimanjakan oleh teknologi
tersebut.

Kehadiran teknologi ini dimaksudkan untuk mencapai hasil yang lebih baik dengan
efektif dan efisien yang tinggi. Dan ketika teknologi merajai di berbagai bidang usaha hal ini
yang menjadi dasar penerapan dalam sebuah aplikasi nyata penggunanaan media komunikasi dan
pengolahan data pada perusahaan.

1.2 Tujuan
1. Sebagai bentuk pemenuhan tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen.
2. Mengetahui arti penting dari Sistem Informasi Akuntansi
3. Mengetahui Implementasi dari Sistem Informasi Akuntansi

3|SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Sistem


Menurut Mulyadi (2001 : 2) “Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang
erat berhubungan satu dengan yang lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan
tertentu”. Dari defenisi tersebut dapat dirinci lebih lanjut pengertian umum mengenai sistem
yaitu sebagai berikut :
a. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur
b. Unsur-unsur tersebut adalah bagian yang terpadu dari sistem yang bersangkutan.
c. Unsur suatu sistem bekerja sama untuk mencapai tujuan system
d. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem yang lain yang lebih besar.
Menurut Widjajanto (2001 : 2) “Sistem adalah Sesuatu yang memiliki bagian-bagian
yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan yaitu input, proses,
dan output”.
Dalam arti luas ungkapan “sistem“ ternyata telah disamakan maknanya dengan ungkapan
“cara“. Sehingga kita akan dapat membaca rangkaian kata seperti: sistem penilaian, system
pengawalan, sistem perwasitan, dan lainnya. Pada dasarnya sesuatu dapat disebut sistem apabila
memenuhi dua syarat . Pertama adalah memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi dengan
maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Bagian-bagian itu disebut subsistem atau ada pula yang
menyebutnya sebagai prosedur.
Agar sistem dapat berfungsi secara efisien dan efektif, subsistem-subsistem atau
prosedur-prosedur itu harus saling berinteraksi antar satu dengan lainnya. Interaksi ini bisa
tercapai terutama melalui komunikasi informasi yang relevan antar subsistem. Namun demikian,
biasanya antara subsistem dengan subsistem lainnya tidak dapat dilihat garis pemisahnya secara
tegas, karena interaksi yang terjalin anatara subsistem itu demikian kuatnya dan acapkali saling
bertumpang tindih.

Input Proses Output

Romney dan Steinbart (2004:3) membagi SIA menjadi lima komponen:


1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan

4|SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


2. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi yang berbagai fungsi
dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses dan menyimpan data tentang aktivitas-
aktivitas organisasi.
3. Data tentang proses-proses bisnis organisasi.
4. Software yang dipakai untuk memproses data organisasi.
5. Infrasturuktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan

2.2 Konsep Sistem Akuntansi


Bodnar dan Hopwood yang diterjemahkan oleh Jusuf, A.A. (2000) mendefinisikan, “Sistem
Akuntansi suatu organisasi terdiri dari metode dan catatan-catatan yang dibuat untuk
mengidentifikasikan, mengumpulkan, menganalisis, mencatat, dan melaporkan transaksi-
transaksi organisasi dan menyelenggarakan pertanggungjawaban bagi aktiva dan kewajiban yang
berkaitan.”
Mulyadi (2001) menulis, “Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir-formulir, catatan-
catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan
yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.”
Gelinas dan Oram (1996) menulis, “The accounting information system (AIS) is a
specialized subsystem of the management information system (MIS) whose purpose is to collect,
process, and report information related to financial transaction.”
Wilkinson dan Cerullo (2000) menyatakan, “An accounting information ssytem is a unified
structure within an entity, such as business firm, that employs physical resources and other
components to transform economic data into accounting information.”

5|SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Sistem Informasi Akuntansi


Bodnar dan Hopwood (2000) seperti yang diterjemahkan Amir Abadi Jusuf, “Sistem
Informasi Akuntansi adalah sebagai sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mengubah
data akuntansi menjadi informasi, tetapi istilah Sistem Informasi Akuntansi diperluas mencakup
siklus-siklus pemrosesan transaksi, penggunaan tehnologi informasi, dan pengembangan sistem
informasi.” Romney dan Steinbart (2003) menulis, “Accounting Information System is the
human and capital resources within an organization that responsible for the preparation of
financial information and the information obtained from collecting and processing company
transaction.”

3.2 Komponen Sistem Informasi Akuntansi


Romney dan Steinbart (2003) menyatakan, “Sistem informasi akuntansi terdiri dari lima
komponen, yaitu:
1. People, yang mengoperasikan sistem dan melakukan berbagai fungsi.
2. Procedures, baik yang manual maupun otomatis termasuk dalam kegiatan pengumpulan,
pemprosesan, dan penyimpanan data tentang kegiatan organisasi.
3. Data, tentang kegiatan / proses bisnis organisasi.
4. Software, digunakan untuk memproses data organisasi.
5. Information technology infrastructure, termasuk didalamnya komputer, peralatan
komunikasi jaringan.
6. Information technology infrastructure, termasuk didalamnya komputer, peralatan
komunikasi jaringan.

3.3 Tujuan dan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi


Tujuan sistem informasi akuntansi menurut James Hall (2008, p44) adalah sebagai berikut:

• Mendukung operasional harian perusahaan

Sistem informasi menyediakan informasi bagi personel operasi untuk membantu mereka
melakukan tugas mereka setiap hari dengan efisien dan efektif.

• Mendukung fungsi kepengurusan manajemen

6|SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


Kepengurusan merujuk ke tanggung jawab manajemen untuk mengatur sumber daya perusahaan
secara benar. Sistem informasi menyediakan informasi tentang kegunaan sumber daya ke
pemakai eksternal melalui laporan keuangan tradisional dan laporan-laporan yang diminta
lainnya. Secara eksternal, pihak manajemen menerima informasi kepengurusan dari berbagai
laporan pertanggungjawaban.

• Mendukung proses pengambilan keputusan manajemen

Sistem informasi memberikan informasi yang diperlukan para manajer untuk melakukan
tanggung jawab pengambilan keputusan. Sedangkan kegunaan sistem informasi akuntansi
sendiri, seperti yang dipaparkan Rama dan Jones (2006, p6-7), adalah sebagai berikut:

• Mendukung perencanaan dan pengendalian

Di mana informasi yang berkenaan dengan anggaran dan biaya standar disimpan dalam sistem
informasi, kemudian laporan dirancang untuk menbandingkan antara anggaran dengam aktual.
Di sinilah peran sistem informasi untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian.

• Menerapkan pengendalian internal

Pengendalian internal termasuk kebijakan perusahaan, prosedur, dan sistem informasi yang
digunakan untuk melindungi aset-aset perusahaan dari kerugian atau kehilangan, dan untuk
memelihara keakuratan data financial. Tujuan ini dapat dicapai dengan membangun sebuah
sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi.

• Menghasilkan laporan eksternal

Para pelaku bisnis menggunakan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan laporan khusus
untuk memenuhi kebutuhan informasi pihak-pihak yang berkepentingan, seperti investor,
kreditor, pemerintah, dan lain sebagainya.

• Mendukung aktivitas rutin

Para manajer membutuhkan sistem informasi akuntansi untuk menangani aktivitas operasi rutin
selama siklus operasi perusahaan berjalan, seperti menerima pesanan pelanggan, mengantar
barang dan jasa, menagih pelanggan, dan menerima kas.

• Mendukung pengambilan keputusan

7|SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


Informasi juga dibutuhkan untuk mendukung pengambil keputusan non-rutin pada semua
tingkatan organisasi, seperti informasi mengenai produk apa yang paling banyak terjual atau
pelanggan mana yang membeli dengan kuantitas terbanyak.

3.4 Pengendalian Intern


Istilah pengendalian intern oleh sebagian orang diterjemahkan dengan istilah pengawasan
intern sedangkan sebagian lagi dikenal dengan istilah internal control. Menurut Widjajanto,
pengendalian intern adalah suatu sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta
semua metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk:
1. Mengamankan aktiva perusahaan,
2. Mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi,
3. Meningkatkan efisiensi, dan
4. Mendorong agar kebijaksanaan manajemen dipatuhi oleh setiap jajaran organisasi.
Sedangkan menurut Mulyadi, pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan
oleh dewan komisaris, manjemen dan personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan
memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yaitu: keandalan pelaporan keuangan,
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, dan efektifitas dan efisiensi operasi.

Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek keteilitian dan keandalan data
akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manjemen.
Menurut tujuannya, sistem pengendalian intern tersebut dapat dibagi menjadi dua macam
yaitu:
a. Pengendalian intern akuntansi ( internal accounting control )
Menurut Tunggal, Pengendalian intern akuntansi adalah pengendalian yang meliputi
pengamanan terhadap kekayaan perusahaan sehingga diperlukannya catatan akuntansi.
Pengendalian intern yang baik akan menjamin keamanan kekayaan para investor dan
kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan akan menghasilkan laporan keuangan
yang dapat dipercaya.
b. Pengendalian intern admistratif ( internal administrative control)
Pengendalian intern administratif meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran
yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan
manajemen.

8|SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


3.4.1 Tujuan Pengendalian Intern
Tujuan sistem pengendalian intern yang efektif dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Untuk menjamin kebenaran data akuntansi
Manajemen harus memiliki data akuntansi yang dapat diuji ketepatannya untuk
melaksanakan operasi perusahaan. Contoh ; harga jual barang jadi sebagian ditentukan
berdasarkan data baiya produksi, jumlah barang jadi yang akan diproduksi dipengaruhi
oleh jumlah persediaan barang yang berada di gudang perusahaan dan pesanan yang
belun dikirim karena menunggu persediaan barang yang berada di gudang perusahaan
dan pesanan yang belum dikirim karena menunggu pengangkutan.
Sistem pengendalian akuntansi intern bertujuan untuk mengamankan atau menguji
kecermatan dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya dengan jalan mencegah dan
menemukan kesalahan-kesalahan pada saat yang tepat.
2. Untuk mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuannya
Mencegah atau menemukan harta yang hilang dan catatan pembukuan pada saat yang
tepat.
3. Untuk menggalakkan efisiensi usaha
Pengendalian dalam suatu perusahaan juga dimaksudkan untuk menghindari
pekerjaan-pekerjaan yang berganda yang tidak perlu, mencegah pemborosan terhadap
semua aspek usaha termasuk pencegahaan terhadap penggunanan sumber-sumber dana
yang tidak efisien.
4. Untuk mendorong ditaatinya kebijakan pimpinan yang telah digariskan Manajemen.
Manajemen menyusun prosedur dan peraturan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Sistem pengendalian intren memberikan jaminan akan ditaatinya prosedur dan peratuaran
adalah jaminan akan ditataatinya prosedur tersebut pada perusahaan.

3.4.2 Aktivitas Pengendalian Fisik


a. Otorisasi Transaksi
Tujuan ; Untuk memastikan bahwa semua transaksi yang diproses oleh sistem
informasi valid dan sesuai dengan tujuan dari pihak manajemen.

9|SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


b. Pemisahan Tugas
Tujuan ;
1. Agar otorisasi transaksi terpisah dari proses transaksi. Contoh proses pembelian
hanya boleh dilakukan jika ada permintaan lain dari pihak otorisasi persediaan,
bahwa barang yang diminta tidak ada atau kurang.
2. Tanggung jawab pemeliharaan asset harus dipisah dari tanggungjawab
pencatatan. Contoh mesin tanggungjawab pemeliharaannnya oleh departemen
pabrik, sedangkan pencatatannya oleh departemen harga atau akunting.
3. Struktur organisasi harus dilaksanakan agar penipuan antara dua pihak atau lebih
yang memiliki tanggungjawab tidak dapat disatukan. Contoh pembelian barang
dan pembayaran dilakukan oleh orang yang berbeda.
c. Supervisi
Meminimalisasi terjadinya atau adanya pengawasan.
d. Pencatatan Akuntansi
Dari dokumen sumber, jurnal, buku besar, dan lain-lain. Catatan ini bisa dijadikan
pengendali atas transaksi yang terjadi.
e. Pengendalian Akses
Hanya personal yang dapat mengakses aktiva penting dan catatan akuntansi.
f. Verifikasi Independen
Yaitu pemeriksaan independen sistem akuntansi untuk mengidentifikasi kesalahan
prosedur dan kesalahan penyajian.

3.4.3 Unsur dan Struktur Pengendalian Intern


Mulyadi (2001) menyatakan, “Unsur pokok sistem pengendalian intern adalah:
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup
terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.
3. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Arens dan Loebbecke yang diterjemahan Amir Abadi Jusuf mendefinisikan, “Struktur
pengendalian intern mencakup lima kategori dasar kebijakan dan prosedur yang dirancang dan
digunakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan pengendalian

10 | S I S T E M I N F O R M A S I A K U N T A N S I
dapat dipenuhi.” Kelima kategori ini disebut sebagai komponen struktur pengendalian intern.
Kelima komponen tersebut adalah:
1. Lingkungan pengendalian
2. Penetapan resiko oleh manajemen
3. Sistem informasi dan komunikasi akuntansi
4. Aktivitas pengendalian
5. Pemantauan

3.4.4 Pengendalian Intern dalam Sistem Pembelian


Unsur pengendalian intern dalam sistem pembelian digolongkan ke dalam tiga kelompok,
yaitu sistem pengendalian intern yang terdiri dari organisasi, sistem otorisasi dan prosedur
pencatatan, dan praktek yang sehat.

3.4.5 Organisasi
1. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi penerimaan.
2. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi akuntansi.
3. Fungsi penerimaan harus terpisah dari fungsi penyimpanan barang.
4. Transaksi pembelian harus dilaksanakan oleh fungsi gudang, fungsi pembelian,
fungsi penerimaan, fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi pembelian yang
dilaksanakan secara lengkap oleh hanya satu fungsi tersebut.
5. Surat permintaan pembelian diotorisasi oleh fungsi gudang, untuk barang yang
disimpan dalam gudang, atau oleh fungsi pemakai barang, untuk barang yang
langsung pakai.
6. Surat order pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian atau fungsi yang lebih
tinggi.
7. Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan barang.
8. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi atau pejabat yang lebih tinggi.
9. Pencatatan terjadinya utang didasarkan pada bukti kas keluar yang didukung
dengan surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari
pemasok.
10. Pencatatan ke dalam kartu utang dan register bukti kas keluar (voucher register)
diotorisasi oleh fungsi akuntansi.
11. Surat permintaan pembelian bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi gudang.

11 | S I S T E M I N F O R M A S I A K U N T A N S I
12. Surat order pembelian bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi pembelian.
13. Laporan penerimaan barang bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penerimaan.
14. Pemasok dipilih berdasarkan jawaban penawaran harga bersaing dari berbagai
pemasok.
15. Barang hanya diperiksa dan diterima oleh fungsi penerimaan jika fungsi ini telah
menerima tembusan surat order pembelian dari fungsi pembelian.
16. Fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan barang yang diterima dari pemasok
dengan cara menghitung dan menginspeksi barang tersebut dan
membandingkannya dengan tembusan surat order pembelian.
17. Terdapat pengecekan terhadap harga, syarat pembelian, dan ketelitian perkalian
dalam faktur dari pemasok sebelum faktur tersebut diproses untuk dibayar.
18. Catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu utang secara periodik
direkonsiliasi dengan rekening kontrol utang dalam buku besar.
19. Pembayaran faktur dari pemasok dilakukan sesuai dengan syarat pembayaran
guna mencegah hilangnya kesempatan untuk memperoleh potongan tunai.

3.5 Analisis dan Perancangan Sistem


Boockholdt (1999) menyatakan, “System analysis is the process of examine an existing
information system and its environment to identify potential improvement.”
Bodnar dan Hopwood (2000) yang diterjemahan Amir Abadi Jusuf menulis, “Analisis
Sistem meliputi formulasi dan evaluasi solusi-solusi masalah sistem, penekanan dalam analisis
sistem adalah pada tujuan keseluruhan sistem dan dasar dari semua ini adalah analisis untung
rugi diantara tujuan-tujuan sistem.”
Mcleod (2001) seperti yang diterjemahkan Hendra Teguh menulis, “Analisis sistem adalah
penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau
diperbarui.”

3.5.1 Tujuan Analisis Sistem


Gelinas dan Oram (1996) menulis, “Tujuan analisis sistem adalah:
1. Mendefinisikan masalah yang ada secara tepat.
2. Merencanakan solusi alternatif.
3. Memilih dan menentukan salah satu dari solusi alternatif yang ada.
4. Mengembangkan spesifikasi logik untuk solusi yang telah dipilih.
12 | S I S T E M I N F O R M A S I A K U N T A N S I
5. Mengembangkan kebutuhan fisik untuk solusi yang telah dipilih.
6. Membuat anggaran belanja/budget untuk dua fase pengembangan sistem ke depan.

3.5.2 Tahapan Analisis Sistem


Mcleod (2001) menyatakan, “Analisis sistem dapat dibagi menjadi:
1. Mengumumkan penelitian proyek.
2. Mengorganisasikan tim proyek.
3. Mendefinisikan kebutuhan informasi.
4. Mendefinisikan kriteria kerja sistem.
5. Menyiapkan usulan rancangan.
6. Menyetujui atau menolak rancangan proyek.

3.6 JOB DESCRIPTION STRUKTUR ORGANISASI


a. CEO
1. Merencanakan, mengelola dan menganalisis segala aktifitas fungsional bisnis seperti
operasional, sumber daya manusia, keuangan dan pemasaran.
2. merencanakan dan mengelola proses penganggaran, lalu mengamati dan menganalisis
apabila ada kejanggalan dalam praktiknya.
3. Mengelola perusahaan dengan tujuan strategis perusahaan dengan keefektifan dan biaya
seefissien mungkin.
b. CIO
1. Mempelajari dan memahami secara menyeluruh dan mendetail bisnis yang digeluti
perusahaan.
2. Membangun kredibilitas direktorat sistem informasi yang dipimpinnya.
3. Memasyarakatkan teknologi informasi agar dipergunakan secara aktif untuk para
karyawan perusahaan.
4. Mencanangkan visi teknologi informasi.
5. Membuat suatu perusahaan mendapat profit margin yang besar akibat adanya perubahan-
perubahan teknologi, pasar dan regulasi yang membawa dampak perubahan perilaku
bisnis.

c. MANAGER SYSTEM DEVELOPMENT

Manajer pengembangan sistem membantu memastikan bahwa proses dan mekanisme


perusahaan yang memadai, fungsional dan sesuai dengan rekomendasi atas kepemimpinan dan

13 | S I S T E M I N F O R M A S I A K U N T A N S I
standar industri. Mereka merencanakan dan mengkoordinasikan pemeliharaan, upgrade dan
implementasi sistem informasi.

d. DATA ADMINISTRATOR

Tugas-tugas seorang administrator database bervariasi, tergantung pada job description-nya,


perusahaan, peraturan Teknologi Informasi (TI), fitur-fitur teknis, dan juga kemampuan dari
DBMS yang diberikan. Semua itu termasuk pemulihan setelah bencana (backups and testing of
backups), analisis kinerja dan tuning, pemeliharaan data dictionary, dan desain database.

e. DBA

1. Pemasangan perangkat lunak baru - Ini adalah tugas DBA untuk menginstal versi baru
dari perangkat lunak DBMS, aplikasi perangkat lunak, dan perangkat lunak lain yang
berhubungan dengan administrasi DBMS. Penting bahwa DBA atau anggota staf IS
menguji software baru sebelum pindah ke sebuah lingkungan produksi.
2. Konfigurasi hardware dan software dengan sistem administrator – Dalam banyak
kasus, perangkat lunak sistem hanya dapat diakses oleh administrator sistem. Dalam
kasus ini, DBA bekerja sama dengan administrator sistem untuk melakukan instalasi
perangkat lunak, dan untuk mengkonfigurasi hardware dan software agar berfungsi
secara optimal dengan DBMS.
3. Pengamanan administrasi - Salah satu tugas utama DBA adalah untuk memantau dan
mengelola keamanan DBMS. Hal ini melibatkan penambahan dan menghapus pengguna,
pemberian quota, audit, dan memeriksa masalah keamanan.
4. Analisis data – DBA menganalisis data yang tersimpan dalam database dan membuat
rekomendasi yang berkaitan dengan kinerja dan efisiensi penyimpanan data. Ini termasuk
penggunaan indeks efektif, memungkinkan “Paralel Query” eksekusi, atau fitur khusus
DBMS lainnya.
5. Database design (awal) - DBA dapat terlibat di awal tahap desain database, hal ini
bertujuan menghilangkan berbagai masalah yang mungkin terjadi. DBA tahu bahwa
DBMS dan sistem, dapat menunjukkan potensi masalah, dan dapat membantu
pengembangan kinerja tim dengan pertimbangan khusus.
6. Data pemodelan dan optimasi – pemodelan data befungsi untuk mengoptimalkan
sistem tata letak untuk mengambil yang paling keuntungan dari I / O subsystem.

14 | S I S T E M I N F O R M A S I A K U N T A N S I
7. Bertanggung jawab atas administrasi perusahaan yang berhubungan dengan
database dan analisis, desain, dan penciptaan database baru.

f. MANAJER TELECOMUNICATION

a. Mengelola Teknologi Informasi dan sistem computer


b. Bertanggung jawab pada kesiapan dan ketersediaan sistem komputer / aplikasi dalam lingkungan
perusahaan
c. Membuat dan/atau implementasi semua sistem dan aplikasi
d. Merancang, mengelola dan mengawasi serta meng-evaluasi operasional dari sistem informasi
(software dan aplikasi) dan pendukungnya (hardware, infrastruktur, telekomunikasi)
e. Membuat dan mengimplementasikan kebijakan dan prosedur TI (IT policy) termasuk kebijakan
keamanan TI (IT security policy)
f. Berkerja sama dengan TI vendor untuk merancang , membuat dan meng-implementasikan sistem
atau aplikasi jika diperlukan
g. Membuat dan mengawasi anggaran TI (budget) dan expenditures

g. MANAGER AND USER COMPUTER

Manajer End User Computing bertanggung jawab atas pengiriman perusahaan dari
pelanggan menghadapi layanan teknologi. Posisi ini akan memimpin sebuah tim dibebankan
dengan memberikan kualitas tinggi, layanan biaya yang efektif termasuk klien hardware
komputasi dan perangkat lunak, dukungan service desk / bantuan, dan pelayanan bidang. Posisi
ini bertanggung jawab untuk bermitra dengan semua IT dan kepemimpinan bisnis untuk
mengembangkan strategi teknologi, implementasi rencana, metodologi adopsi dan dukungan
operasional untuk wilayah layanan yang telah disebutkan sebelumnya. Manajer End User
Computing bertanggung jawab untuk terus berkembang penawaran produk dan strategi sourcing
yang sejalan dengan strategi bisnis untuk memastikan kinerja terbaik dan hasil untuk ABM.

Bertanggung jawab atas pengiriman perusahaan dari pelanggan menghadapi pelayanan


teknologi. Dalam memimpin seebuah tim untuk memberikan kualitas yang tinggi, biaya yg
efektif termaksuk hardware, computasi, dan perangkat lunak dukungan service desk. Bermitra
dengan semua IT dan kepemimpinan bisnis untuk mengembangkan strategi teknologi,
implementasi rencana, metodologi adopsi dan dukungan operasional

15 | S I S T E M I N F O R M A S I A K U N T A N S I
h. MANAGER COMPUTER OPERATION

Manajer operasi komputer akan merencanakan dan mengkoordinasikan instalasi dan upgrade
perangkat keras dan perangkat lunak pemrograman dan desain sistem. Mereka akan secara
langsung mengawasi pekerjaan insinyur perangkat lunak komputer dan programer. Mereka
bertanggung jawab untuk koordinasi kerja antar departemen terkait dan tidak terkait dalam
perusahaan mereka. Mereka menganalisis kebutuhan komputer dan informasi dari perusahaan
mereka dari perspektif strategis dan membuat keputusan tentang personel langsung dan jangka
panjang dan persyaratan peralatan. Mereka menetapkan dan meninjau pekerjaan bawahan dan
mempelajari teknologi terbaru untuk menjaga perusahaan mereka kompetitif. Beberapa mungkin
mengevaluasi teknologi terbaru untuk menentukan apakah mereka akan berguna dan di
perusahaan mereka kepentingan terbaik. Mereka juga dapat terlibat dalam pengembangan
persyaratan, anggaran dan penjadwalan untuk proyek-proyek teknologi perusahaan mereka. Para
manajer ini akan mengkoordinasikan proyek-proyek tersebut dari pembangunan untuk
pelaksanaan dan mengkoordinasikan kerja antara klien, vendor dan konsultan. Ini biasanya
proyek-proyek yang digunakan untuk meng-upgrade keamanan informasi perusahaan.

3.7 Studi Kasus


PT Arai dimiliki oleh Pak Hirata adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan
dan penjualan produk baja anti karat. Berikut adalah info yang berkaitan dengan proses bisnis PT
Arai :
 Bahan baku Baja olahan di impor dari negara tetangga dengan harga yang berfluktuatif
mengikuti nilai dolar, biasanya saat harga rendah PT Arai membeli bahan baku sebanyak-
banyaknya untuk menghemat biaya produksinya.
 Proses pembuatan barang melalui tiga proses, yaitu : Pengolahan, finishing, dan packing.
 Dalam proses produksinya PT Arai menggunakan mesin-mesin sederhana bantuan dari
pemerintah.
 Perusahaan menjual barang hingga ke luar negeri.
 Pek Hirata sebagai pemilik berpendapat bahwa dia seharusnya juga turun langsung
mengawasi perusahaanya.
 Proses produksinya tidak tergantung dari banyak sedikitnya pesanan.
 Penjualan dilakukan secara kredit dan tunai, kebanyakan pembelian dengan kuantitas
banyak bisa dilakukan dengan kredit.

16 | S I S T E M I N F O R M A S I A K U N T A N S I
 Dengan pangsa pasar yang luas dan pendapatan yang tinggi pak Hirata tetap ingin
melakukan efisiensi dan efektifitas dari proses produksinya.
Sebagai konsultan sistem anda diminta membuat organisasi yang baik menurut
pengendalian intern dan sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan agar pekerjaan masing-
masing bagian bisa efisien dan efektif sertakan juga tugas (Job Desc) dari masing-masing
bagian dan personal di dalamnya.

3.8 Pemecahan Studi Kasus


 Langkah pak Hirata membeli bahan baku sebanyak banyaknya saat harga dollar rendah
cukup efektif dan efisien karena bahan baku tersebut dapat menjadi persediaan saat dollar
melonjak.
 Saat dollar melonjak, pak hirata dapat memproduksi persediaan tersebut dengan hasil
olahan dan dijual dengan harga tinggi sehingga mendapat keuntungan yang lebih atau
berlipat.
 Proses pembuatan barang harus dipisahkan menurut tenaga ahlinya. Misalnya SDM A
bertugas bagian pengolahan, SDM B bagian finishing, SDM C bagian packing. Agar
pekerjaan lebih sempurna dengan spesifikasi tersebut.
 Pak Hirata sebaiknya tidak hanya mengandalkan mesin sederhana dari pemerintah namun
juga harus menambah jumlah mesin atau mengganti mesin yang lebih canggih untuk
mempercepat proses produksi sehingga perputaran penjualan semakin cepat.
 Pak Hirata sebagai pemilik juga perlu merekrut karyawan baru untuk membantu
menjalankan proses pengawasan dalam produksi.
 Dengan kebijakan penjualan dengan kuantitas yang banyak bisa dengan kredit, pak hirata
harus menentukan jatuh tempo kredit tersebut sehingga perputaran modal juga cepat dan
meminimalisir gagal bayar.

17 | S I S T E M I N F O R M A S I A K U N T A N S I
BAB IV

KESIMPULAN

Sistem Informasi akuntansi sangatlah penting didalam suatu perusahaan. Sistem yang
berarti cara yang merupakan langkah yang harus disusun setiap perusahaan agar meningkatnya
nilai perusahaan itu sendiri. Misalnya komponen sistem akuntansi yang meliputi people atau
orang yang mengoperasikan sistem dan melakukan berbagai fungsi diberbagai bidang, istilahnya
kemampuan seseorang sangatlah dibutuhkan demi meningkatkan produktivitas perusahaan.
Procedurs atau langkah-langkah yang akan digunakan baik yang manual maupun otomatis
termasuk dalam kegiatan pengumpulan, pemprosesan, dan penyimpanan data tentang kegiatan
organisasi. Data tentang kegiatan/proses bisnis organisasi, software digunakan untuk memproses
data organisasi., dan Information Technology Insfrastructure yaitu alat-alat yang digunakan
termasuk didalamnya komputer, peralatan komunikasi jaringan. Selain komponen sistem, unsur
suatu sistem juga dibutuhkan dalam bekerja sama agar tercapainya tujuan sitem.

Disamping itu ada sistem pengendalian intern yang dapat diartikan sebagai pengawasan
intern. Sistem ini harus benar-benar terlaksana atau tersusun sesuai organisasi yang telah
dibentuk oleh suatu perusahaan agar dapat terhindar dari risiko-risiko yang mungkin terjadi.

Dibuatnya struktur organisasi dalam suatu perusahaan akan sangat lebih efektif dalam
membentuk sistem informasi dan pengawasannya didalam setiap bidang sesuai job desk masing-
masing.

18 | S I S T E M I N F O R M A S I A K U N T A N S I
DAFTAR PUSTAKA
B. Romney, Marshall dan Paul John Steinbart. 2006. Sistem Informasi Akuntansi Edisi 9.
Jakarta: Salemba Empat.
W. Wilkinson, Joseph. 1995. Sistem Akunting dan Informasi. Jakarta: Binarupa Aksara.
L. Whitten, Jeffrey, Lonnie D. Bentley dan Kevin C. Dittman. 2005. System Analysis and Design
Methods. New York: McGraw Hill Companies Inc.
Siagian, Sondang P. 2004. Manajemen Abad 21. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyadi. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat
http://digilib.uinsgd.ac.id/6852/5/BAB%20II.pdf
https://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00011-AKSI%20BAB%202.pdf
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20350970-TA-Rika%20Agustiana.pdf.

19 | S I S T E M I N F O R M A S I A K U N T A N S I

Anda mungkin juga menyukai