Anda di halaman 1dari 34

PROSES PENYUSUNAN

ANGGARAN SEKTOR
PUBLIK
Kerangka Aktivitas Organisasi

STRATE AKTIVIT
GI TUJUAN ANGGARAN AS
Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik

Perumusan
Perumusan
Strategi
Strategi
Umpan
Umpan Balik
Balik Perencanaan
Perencanaan
(Feedback)
(Feedback) Strategi
Strategi

Evaluasi
Evaluasi Penyusunan
Penyusunan
Kinerja
Kinerja Prog
Prog &
& Giat
Giat

Pelaporan
Pelaporan
Penganggaran
Penganggaran
Kinerja
Kinerja

Implementasi
Implementasi
Perumusan Strategi
 Penentuan arah dan tujuan dasar organisasi adalah bentuk
perumusan strategi.
 Dalam perumusan strategi, organisasi merumuskan visi, misi,
tujuan dan nilai dasar organisasi.
 Perumusan strategi adalah kegiatan untuk merancang atau
menciptakan masa depan (creating the future).
 Aktivitas perumusan strategi membutuhkan ketajaman visi dan
intuisi. Orang yang memiliki ketajaman visi dan intuisi dapat
melihat realitas masa depan yang melampaui realitas masa kini.
 Visi-lah yang bisa menyatukan orang, bukan semata-mata
kharisma pemimpin.
Perumusan Strategi
 Perumusan strategi adalah tahap pembangunan mental, moral dan
spiritual. Tahap selanjutnya adalah tahap pembangunan fisik,
seperti pemrograman, penganggaran dan implementasi.
 Tahap pembangunan fisik akan lebih mudah bila moral, mental dan
spiritual sudah terbangun kokoh.
 Jika pemerintah hendak membangun sebuah stadion bertaraf
internasional, pemerintah tidak bisa serta merta membeli tanah dan
material untuk membangun stadion. Stadion tidak akan pernah
berdiri tanpa adanya misi, misi, tujuan dan nilai dasar yang
melandasinya. Visi, misi, tujuan dan nilai dasar itu harus dimiliki
oleh seorang pimpinan, untuk kemudian ditularkan kepada
bawahannya, sehingga menjadi visi, misi, tujuan dan nilai
berasama
Kriteria Visi - Misi
1. Visi-misi harus sesuai dengan roh zaman dan semangat perjuangan
organisasi
2. Visi-misi harus mampu menggambarkan sosok organisasi idaman yang
mampu memikat hati orang
3. Visi-misi harus mampu menjelaskan arah dan tujuan organisasi
4. Visi-misi harus mudah dipahami karena diungkapkan dengan elegan
sehingga mampu menjadipanduan taktis dan strategis
5. Visi-misi harus memiliki daya persuasi yang mampu mengungkapkan
harapan, aspirasi, sentimen, penderitaan para stakeholder organisasi
6. Visi-misi harus mampu mengungkapkan keunikan organisasi dan
menyarikan kompetensi khas organisasi tersebut yang menjelaskan jati
dirinya dan apa yang mampu dilakukannya
7. Visi-misi harus ambisius, artinya ia harus mampu mengkiristalkan
keindahan, ideal kemajuan, dan sosok organisasi dambaan masa depan,
sehingga mampu meminta pengorbanan dan investasi emosional dari
segenap stakeholder organisasi.
Visi
Sejauh mana visi yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi perilaku

Semakin jauh visi,


semakin besar ruang
perencanaan dan
pengendalian

Rentang Visi : 5 10 20 40

Visi merupakan gambaran masa depan yang akan diwujudkan organisasi.


Visi merupakan “mimpi” mengenai masa depan yang akan diwujudkan. Ia
bersifat sederhana, menumbuhkan rasa wajib, memberikan tantangan, praktis
dan realistik, dan ditulis dalam satu kalimat pendek.
Misi
 Perbedaan visi dan misi adalah visi menjelaskan kondisi
organisasi yang akan diwujudkan di masa depan, sedangkan
misi menjelaskan jalan yang dipilih untuk menuju masa depan
yang akan diwujudkan itu.
 Pernyataan misi memberikan deskripsi maksud atau tujuan
organisasi secara singkat.
 Pernyataan misi harus bisa mengkomunikasikan esensi dari
organisasi kepada publik.
Tujuan
 Tujuan merupakan penjabaran dari visi organisasi, dimana
penentuan tujuan organisasi menunjukan apa yang akan
diwujudkan organisasi.
 Tujuan organisasi yang ditetapkan tidak boleh menyimpang
dari visi dan misi organisasi.
 Kelanjutan dari tujuan adalah sasaran dan target, tetapi
sasaran dan target sudah pada lingkup perencanaan strategis,
buka pada perumusan strategis.
Nilai Dasar
 Nilai dasar organisasi adalah nilai yang dijunjung tinggi oleh
anggota organisasi dalam perjalanan untuk mewujudkan visi
organisasi.
 Nilai dasar digunakan untuk memandu personel dalam
memutuskan pilihan.
 Nilai dasar harus dimiliki individu dalam organisasi. Nilai dasar
akan berlaku dan memberikan motivasi apabila setiap personel
dilibatkan dlam melakukan pekerjaan penting.
 Nilai dasar harus dinyatakan secara tertulis agar anggota
organisasi dapat memberikan kontribusi mengartikulasikan nilai
organisasi.
 Contoh : BPK-RI memilik 3 nilai dasar, yaitu INDEPENDENSI,
INTEGRITAS dan PROFESIONALISME.
Contoh Visi dan Misi Sektor Publik

Visi Provinsi Jawa Barat 2008 – 2013 :


“Tercapainya Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan
Sejahtera”

Misi Provinsi Jawa Barat 2008 – 2013 :


1. Mewujudkan kualitas kehidupan masyarakat yang berbudaya
ilmu dan teknologi, produktif dan berdaya saing.
2. Meningkatkan perekonomian yang berdaya saing dan berbasis
potensi daerah
3. Mewujudkan lingkungan hidup yang asri dan lestari
4. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan
Contoh Pernyataan Tujuan
Misi 1 :
Mewujudkan kualitas kehidupan masyarakat yang berbudaya
ilmu dan teknologi, produktif dan berdaya saing.
Berdasarkan misi 1, dijabarkan menjadi 2 tujuan, yaitu :
1. Mendorong masyarakat ke arah peningkatan kualitas
pendidikan, kesehatan, dan kompetensi kerja;
2. Menjadikan masyarakat Jawa Barat yang sehat, berbudi
pekerti luhur serta menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Nilai Dasar Pemprov Jabar
1. Good Governance
2. Integrity
3. Quality and Accountability
4. Pemerataan pembangunan yang berkeadilan
Perencanaan Strategik
 Setelah perumusan strategi adalah perencanaan strategi. Produk
dari proses perencanaan strategik adalah rencana strategik
(strategic planning), berupa sasaran dan target.
 SASARAN adalah kondisi masa depan yang dituju, bersifat
komprehensif sesuai dengan tujuan dan strategi. Beberapa
pedoman dalam menentukan sasaran adalah : sasaran harus
menentukan hasil tunggal terukur yang harus dicapai, sasaran
harus menentukan target tunggal atau rentang waktu untuk
penyelesaian, sasaran harus menentukan faktor-faktor biaya
maksimum, sasaran harus sedapat mungkin spesifik dan dapat
diukur secara kuantitatif.
 TARGET adalah tonggak-tonggak yang digunakan untuk
mengetahui tingkat pencapaian strategi. Dengan kata lain target
adalah ukuran kuantitatif dari sasaran.
Sasaran dari 2 Tujuan Misi 1
Pemprov Jawa Barat

1. Tuntasnya program pemberantasan buta aksara;


2. Meningkatnya akses dan mutu pendidikan terutama untuk penuntasan
wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan pencanangan wajib belajar
12 tahun bagi anak usia sekolah;
3. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terutama untuk
kesehatan ibu dan anak;
4. Meningkatnya pelayanan sosial dan penanggulangan korban bencana;
5. Meningkatnya kesetaraan gender;
6. Meningkatnya kualitas dan perlindungan terhadap tenaga kerja;
7. Meningkatnya peran pemuda dan prestasi olahraga dalam
pembangunan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat;
8. Meningkatnya kualitas kehidupan beragama;
9. Revitalisasi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.
Perencanaan Strategik dan
Perumusan Strategik

 Seringkali terjadi kerancuan antara perumusan strategi dengan


perencanaan strategi, banyak yang menggunakan kedua istilah
ini secara bergantian untuk kegiatan yang sama.
 Sebenarnya, perumusan strategi berkaitan dengan
perencanaan jangka panjang, sedangkan perencanaan strategik
untuk perencanaan jangka menengah.
 Perencanaan strategik merupakan pemecahan (break down)
rencana jangka panjang ke dalam rencana jangka menengah.
Penyusunan Program
 Program adalah rencana aktivitas yang dipilih untuk
mewujudkan sasaran strategik beserta sumberdaya yang
dibutuhkan untuk melaksanakannya.
 Dalam menyusun program harus didasarkan pada 4 kriteria,
yaitu : kesesuaian (fit), kemenarikan (attractiveness), cakupan
pilihan (alternative coverage), posisi bersaing (competitive
position)
Kesesuaian (Fit)
Kriteria kesesuaian digunakan untuk mengetahui tingkat
ketepatan atau kesesuaian program yang dilaksanakan
organisasi. Kriteria program dinilai sesuai
1. Sesuai dengan tujuan dan misi organisasi;
2. Kemampuan untuk bisa menggunakan keahlian yang saat ini
dimiliki atau ada dalam organisasi;
3. Kemampuan sumberdaya yang tersedia dan adanya
keselarasan aktivitas dengan program.
Kemenarikan Program (Attractiveness)

Kemenarikan program adalah tingka dimana program yang diajukan


menarik bagi organisasi dilihat dari perspektif ekonomi. Program
dinilai menarik bila mengandung kriteria :
1. Sangat menarik bagi investor yang memiliki kemampuan utnuk
memberikan dukungan dana;
2. Pendanaan yang stabil (relatif pasti dan jelas);
3. Permintaan dari sebagian besar masyarakat;
4. Menarik bagi kelompol volunteer;
5. Hasil program bisa diukur dan dilaporkan;
6. Fokus pada pencegahan (preventif), bukan pengobatan (kuratif);
7. Jika terpaksa dihentikan, bisa dihentikan dengan biaya kerugian
yang kecil (low exit barriers);
8. Resistensi yang rendah dari pelanggan.
Cakupan Pilihan (Alternative Coverage)

 Cakupan pilihan adalah keluasan pilihan program atas suatu


pelayanan diberikan organisasi lain.
 Jika dalam suatu wilayah tertentu banyak program yang dapat
memberikan pilihan layalanan yang lebih banyak, maka
program tersebut bisa diklasifikasikan cakupan alternatifnya
tinggi, dan begitu sebaliknya.
Posisi Bersaing (Competitive Position)

 Posisi bersaing adalah kemampuan organisasi melaksanakan


program dibandingkan dengan organisasi lain, yang merupakan
kombinasi dari efektivitas, kualitas, kredibilitas dan dominasi
pasar.
 Kriteria Posisi Bersaing :
1. Lokasi program tepat;
2. Mendapat dukungan yang luas dari masyarkat;
3. Memperolah dukungan sumber dana;
4. Memiliki track record atau image yang baik;
5. Pangsa pasar yang dilayani besar;
6. Waktunya tepat;
7. Paling efisien dan efektif ditinjau dari segi biaya programnya.
Penganggaran
 Program yang telah ditetapkan harus dikaitkan dengan biaya,
maka harus disusun anggaran.
 Anggaran paling tidak terdiri dari anggaran pendapatan,
belanja, investasi (modal).

Program 1 Kegiatan 1

Pemrograman Program 2 Kegiatan 2 Anggaran

Program 3 Kegiatan 3
Value For Money
 Konsep pengukuran kinerja value for money (VFM)
merupakan bentuk pengukuran kinerja yang spesifik dan unik
pada organisasi sektor publik.
 Konsep VFM tidak hanya digunakan untuk pengukuran
kinerja, tetapi dapat juga digunakan sebagai dasar penyusunan
anggaran.
 Value For Money = Penghargaan terhadap nilai uang. Hal ini
berarti setiap “rupiah” harus dihargai secara layak dan
digunakan sebaik-baiknya.
 Elemen utama VFM adalah : Ekonomis, Efisiensi, Efektivitas
(3E).
Ekonomis
 Terkait dengan pengkonversian input primer berupa
sumberdaya keuangan (uang/kas) menjadi input sekunder
berupa tenaga kerja, bahan, infrastruktur dan barang modal
yang dikonsumsi untuk kegiatan organisasi.
 Konsep ekonomis sangat terkait dengan konsep biaya untuk
memperoleh unit input.
 Secara sederhana, suatu kegiatan dapat dikatakan memenuhi
kriteria ekonomis jika biaya yang dikeluarkan minimal. Oleh
karena itu harus dilakukan survei pasar untuk mengetahui
perbandingan harga.
Efisiensi
 Jika ekonomis berada dalam lingkup input, efisiensi berada
dalam lingkup input dan output.
 Efisiensi terkait dengan hubungan antara output berupa
barang atau jasa yang dihasilkan dengan sumber daya yang
digunakan untuk menghasilkan output tersebut.

OUTPU
EFISIENSI =
T
INPUT
 Konsep efisien tidak boleh mengabaikan kualitas. Terkait
juga dengan produktivitas.
Efektivitas
 Efektivitas terkait dengan hasil yang diharapkan dengan hasil yang
sesungguhnya dicapai. Efektivitas adalah hubungan antara output
dan outcome.
 Suatu organisasi, program atau kegiatan dinilai efektif bila output
yang dihasilkan bisa memenuhi tujuan yang diharapkan

OUTCOME
EFEKTIVITAS =
OUTPUT

 Output di sektor publik lebih banyak bersifat tidak berwujud, maka


pengukuran output agak sulit dikuantifikasi, sehingga outcome sering
tidak bisa diketahui dalam jangka waktu yang pendek, sehingga ukuran
efektivitas biasanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan saja
(judgement)
Value For Money Chain

Value For
Money

Input Primer Input Output Outcome

Ekonomis Efisiensi Efektivitas


Perluasan VFM
 Organisasi sektor publik sangat dipengaruhi oleh faktor
politik. Konsep VFM yang terdiri dari 3E perlu diperluas
dengan menambahkan E yang keempat, yaitu EQUITY
(keadilan).
 EQUITY terkait dengan prinsip EQUALITY (kesetaraan).
 Keadilan dimaksudkan bahwa setiap masyarakat memiliki
kesempatan yang sama untuk memperoleh pelayanan, tidak
ada diskriminasi atau hak istimewa kelompok tertentu.
 Sedangkan kesetaraan mengandung arti bahwa pemerintah
mengutamakan pelayanan kepada masyarakat yang lebih
membutuhkan.
Input
 Input adalah semua jenis sumberdaya yang digunakan dalam
suatu proses tertentu untuk menghasilkan output.
 Dalam penyusunan anggaran pemerintah, biasanya hanya
dicantumkan 3 jenis input utama, yaitu : Dana, SDM dan
Waktu.
 Input dapat diukur dengan satuan moneter atau non-moneter.
Output
 Output adalah hasil langsung dari proses.
 Contoh : jumlah operasi yang dilakukan oleh dokter, jumlah
lulusan perguruan tinggi, jumlah kasus yang ditangani oleh
polisi, jumlah Undang-Undang yang dibuat DPR, jumlah
gedung yang dibangun.
 Output dapat diukur dengan satuan moneter atau non-moneter.
Outcome
 Konsep outcome lebih sulit dibandingkan dengan input dan
output. Outcome mengukur apa yang telah dicapai.
 Dengan kata lain outcome adalah hasil yang dicapai dari suatu
program/kegiatan dibandingkan dengan hasil yang
diharapkan.
 Pengukuran outcome sering menimbulkan kerancuan, pada
kegiatan tertentu bahkan sangat sulit untuk dikuantifikasi.
 Jika dikuantifikasi ukurannya bisa dalam bentuk %, tetapi
pada kegiatan yang tidak bisa dikuantifikasi maka ukurannya
berdasarkan judgement, misalnya dampak sosial dari suatu
kegiatan.
Benefit dan Impact
 Benefit dan impact adalah efek langsung dan tidak langsung
atau konsekuensi yang diakibatkan dari pencapaian tujuan
program.
 Hubungan antara outcome, benefit dan impact sangat dekat,
sehingga terkadang ketiganya sulit untuk dibedakan dan sulit
untuk diukur dalam jangka pendek.
 Jika outcome adalah hasil kegiatan yang dirasakan oleh
masyarakat. Benefit dan impact bisa berupa kepuasan
masyarakat.
 Dalam beberapa literatur benefit dan impact cukup disebut
impact. Tetapi ada juga yang memisahkan keduanya.
Contoh Input-Output-Outcome-Impact

Kegiatan Pembangunan Puskesmas


 Input : Dana, SDM, Waktu
 Output : Gedung Puskesmas

 Outcome : Pelayanan Kesehatan

 Benefit: Meningkatnya kesehatan masyarakat

 Impact : Angka harapan hidup meningkat


HATUR NUHUN

Anda mungkin juga menyukai