8g05qnpwnj PDF
8g05qnpwnj PDF
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3
dr.Hendy Rachman B
NIP. 19790424 201001 1 012
1. PENGERTIAN Otitis externa adalah radang Telinga luar akut maupun kronis yang
disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan virus.
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani penyakit OEA .
Nyeri telinga dan Sekitarnya, terutama jika daun telinga disentuh dan
waktu mengunyah.
2. Pemeriksaan Fisik
e. Nampak Secret
Nomor Dokumen :
SO Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
P Halaman : 2/3
dr.Hendy Racman B
NIP. 19790424 201001 1 012
6. PROSEDUR
3. Diagnosa
4. Penatalaksanaan :
Analgetik
Konseling
OTITIS EXTERNA
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 3/3
7. BAGAN ALUR -
1. PENGERTIAN Otitis Media Akut ( OMA ) adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa
telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid yang
terjadi dalam waktu kurang dari 3 minggu.
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani penyakit OMA.
d. Gelisah
2. Pemeriksaan Fisik :
c. Membran timpani :
e. Edema
f. Sampai perforasi
6. PROSEDUR
3. Terapi :
Topical :
Sistemik :
- Erytromicin 4x500 mg
- Anti nyeri
4. Konseling :
Pengobatan harus teratur dan sesuai dosis
Hindari merokok
SERUMEN PROP
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 1/2
6. Serumen hook
7. Suction
8. Aplikator kapas
9. Kapas
Pendengaran berkurang
2. Pemeriksaan
Terlihat material berwarna kuning kecoklatan/kehitaman di liang telinga
3. Penatalaksanaan
Mengangkat/membersihkan serumen
Untuk serumen yang keras dengan pengait atau kuret, apabila tidak
berhasil dengan cara ini serumen tidak dapat dikeluarkan , maka
serumen harus dilunakan terlebih dahulu dengan tetes karbogliserin 10%
selama 3 hari
7. BAGAN ALUR -
1. PENGERTIAN Benda asing di hidung ialah benda yang berasal dari luar tubuh ( eksogen )
atau dari dalam tubuh ( endogen ) yang dalam keadaan normal tidak ada
dalam hidung.
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani benda asing di
Hidung
3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang
4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi ! 2013
5. ALAT DAN
1. Spekulum Hidung
BAHAN
2. Lampu kepala
Hidung tersumbat
2. Pemeriksaan Fisik
3. Penatalaksanaan
6. PROSEDUR
Konseling :
ANGINA PECTORIS
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 1/2
UPT PUSKESMAS KEPALA UPT PUSKESMAS
CIKELET CIKELET
1. PENGERTIAN Angina pectoris adalah suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri dada
yang khas, yaitu seperti rasa ditekan atau terasa berat di dada yang sering
menjalar ke lengan kiri .
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani angina Pectoris
- Bisa disertai keluar keringat dingin , mual, muntah , sesak dan pucat
2. Pemeriksaan
- Elevasi segmen ST
ANGINA PECTORIS
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 2/2
6. PROSEDUR
4. Penatalaksanaan
- O2 2L / mnt
- Antipletelet
1. PENGERTIAN Miokard infark adalah perkembangan yang cepat dari nekrosis otot
jantung yang disebabkan oleh ketidak seimbangan yang kritis antara
suplai oksigen dan kebutuhan myokardium.
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani Miocard Infark
2. Obat-obatan
3. Elektrokardiografi ( EKG )
5. Ambulans
6. PROSEDUR
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Fisik
- Hipertensi/hipotensi
MIOKARD INFARK
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
SO Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2
P
6. PROSEDUR
3. Pemeriksaan Penunjang ( EKG ):
4. Penatalaksanaan
- Morfin : 2,5-5 mg IV
- Infus line
5. Dirujuk :
I21.9 Acut Myocardila Infaction Unspecified
7. BAGAN ALUR -
TAKIKARDI
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 1/2
1. PENGERTIAN Takikardia adalah suatu kondisi dimana denyut jantung istirahat seseorang
secara abnormal lebih dari 100x/menit .
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani Takikardi
5. ALAT DAN
1. EKG
BAHAN
3. Ambu bag
6. PROSEDUR
1. Anamnesa
Palpitasi
Sesak nafas
Mudah lelah
Pusing
Sinkop
Berkeringat
2. Pemeriksaan Fisik
TAKIKARDI
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 2/3
4. Penatalaksanaan
Cardiovers
Infus line
O2 : 10-15 ipm
Tidak respect
Tidak respect
Tidak respect
Dilakukan 2x
Rujuk
TAKIKARDI
1. PENGERTIAN Gagal jantung akut dan kronik adalah jantung gagal memompa darah
secara normal.
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani Takikardi
2. Digitalis
3. ACE Inhibitor
4. Diuretik
6. PROSEDUR
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Fisik
- Kardiomegali
- Gallop ( gangguan bunyi jantung )
- Asites
- Edema perifer
6. PROSEDUR
- Distensi vena-vena leher
- Ronkhi
4. Diagnosa
Kriteria Mayor :
- Ronkhi
- Gallop
- Kardiomegali
- Edema ekstremitas
- Hepatomegali
- Efusi pleura
6. PROSEDUR
5. Penatalaksaan
- Segera rujuk.
Terapi pada gagal jantung kronik:
- Diuretic ( furosemid ) boleh dikombinasi HCT, jika 24 jam tidak ada
respon dirujuk
6. Konseling
Patuh obat
Pentingnya kontrol
7. BAGAN ALUR -
CARDIORESPIRATORY ARREST
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
SO Tanggal Terbit :
P Halaman : 1/2
5. ALAT DAN
1. Elektrogardiografi ( EKG )
BAHAN
2. Alat Intubasi
3. Defibrilator
5. Tabung oksigen
6. Obat-obatan
6. PROSEDUR
1. Anamnesa
CARDIORESPIRATORY ARREST
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
SO Tanggal Terbit :
P Halaman : 2/2
6. PROSEDUR
2. Pemeriksaan
- Gambar Asistol
4. Penatalaksanaan
- Intubasi → O2
- Konseling
HIPERTENSI ESENSIAL
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi : 00
SO Tanggal Terbit :
P Halaman : 1/2
2. EKG
3. Radiologi
4. Obat-obatan antihipertensi
6. PROSEDUR
1. Anamnesa
- Tidak bergejala
- Gelisah, berdebar-debar
- Penglihatan kabur
2. Pemeriksaan Fisik
HIPERTENSI ESENSIAL
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi : 00
Tanggal Terbit :
SO Halaman : 1/2
P
UPT PUSKESMAS KEPALA UPT PUSKESMAS
CIKELET CIKELET
- Ureum, Kreatinin
5. Penatalaksanaan
- Obat-obatan
o Resistensi hipertensi
7. BAGAN ALUR -
1. PENGERTIAN Infark selebral adalah Defisit neurologis fokal yang terjadi mendadak, lebih
dari 24 jam dan disebabkan oleh faktor vaskuler.
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani Infark Serebral
5. ALAT DAN
BAHAN 1. Alat pemeriksaan neurologis
2. Infus set
3. Oksigen
4. Obat antiplatelet
6. PROSEDUR
1. Anamnesa
- Diploma
- Vertigo
- Afasia
- Disfagia
- Disarthria
- Ataksia
- Kejang atau penurunan kesadaran
INFARK SEREBRAL
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi : 00
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 2/3
6. PROSEDUR
2. Pemeriksaan Fisik
- Vital sign
- Pemeriksaan abdomen
- Pemeriksaan ekremitas
- Pemeriksaan neurologis
- Sensorik
INFARK SEREBRAL
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi : 00
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 3/3
6. PROSEDUR
4. Penatalaksanaan
FRACTUR TERBUKA
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
SO Tanggal Terbit :
P Halaman : 1/3
1. PENGERTIAN Fraktur terbuka adalah suatu fraktur dimana terjadi hubungan dengan
lingkungan luar melalui kulit sehingga terjadi kontaminasi bakteri sehingga
timbul komplikasi berupa infeksi.
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani Fractur Terbuka
3. Meteran
4. Kapas
5. Jarum kecil
6. Senter saku
6. PROSEDUR
1. Anamnesa
Nyeri
Kelemahan otot
Deformitas ( bengkok)
Bengkak
Perubahan warna
Gangguan sensibilitas
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : luka terbuka pada kulit ( karena tulang patah yang tajam )
FRACTUR TERBUKA
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
SO Tanggal Terbit :
P Halaman : 2/3
- Nyeri tekan
- Deformitas
4. Diagnosa
5. Penatalaksanaan
- Stabilisasi fraktur
- Rehabilitasi ekstremitas
FRACTUR TERBUKA
SO Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 3/3
P
7. BAGAN ALUR -
FRAKTUR TERTUTUP
SO Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
P
3. Meteran
4. Kapas
5. Jarum kecil
6. Senter saku
6. PROSEDUR
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Fisik
6. PROSEDUR 5. Penatalaksanaan :
Metode pengobatan fraktur pada umumnya dibagi dalam :
- Konservatif
7. BAGAN ALUR -
1. PENGERTIAN Rematoid artritis adalah penyakit autoimun yang ditandai sinovitis erosif
(keradangan sendi erosif ) .
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani rheumatoid
arthritis
3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang
4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi ! 2013
5. ALAT DAN
Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan darah
BAHAN
6. PROSEDUR
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan Fisik
- Immobilisasi sendi
- Anemia
- Perikarditis
REMATOID ARTRITIS
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 2/2
6. PROSEDUR
3. Pemeriksaan Fisik
- Immobilisasi sendi
- Anemia
- Perikarditis
5. Penatalaksanaan
Menggunakan DECKER
Fisio terapi
7. BAGAN ALUR -
8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa
2. Petugas Farmasi
OSTEOARTRITIS
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 1/2
5. ALAT DAN
-
BAHAN
6. PROSEDUR
1. Anamnesa
- Nyeri sendi
- Kaku pagi
- Krepitasi
- Pembesaran sendi
2. Pemeriksaan Fisik
- Tanda patognomonis
- Hambatan gerak
OSTEOARTRITIS
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 2/2
6. PROSEDUR
3. Penatalaksanaan
- Analgesik topikal
- NSAID
o COX2 : ( Meloxicam )
7. BAGAN ALUR -
LIPOMA
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 1/2
6. PROSEDUR
1. Anamnesa
3. Pemeriksaan Penunjang
4. Diagnosis
5. penatalaksanaan
Pembedahan
6. Kriteria Rujukan :
LIPOMA
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 2/2
7. BAGAN ALUR -
1. PENGERTIAN Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh ( suhu rektal > 38oC ) akibat dari suatu proses ekstra kranial.
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani Kejang Demam
5. ALAT DAN
BAHAN 1. Tabung O2
- Singkat
2. Pemeriksaan Fisik
- Ada kejang
- Infeksi
- Disertai demam ≥ 38 oC
KEJANG DEMAM
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 2/2
6. PROSEDUR
3. Penatalaksanaan
VERTIGO
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 1/5
1. PENGERTIAN Vertigo adalah persepsi yang salah dari gerakan seseorang atau
lingkungannya
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani vertigo
5. ALAT DAN
1. Palu reflex
BAHAN
2. Spygmomanometer
3. Termometer
4. Garpu tala
5. Obat antihistamin
a. Vertigovestibuler
- Gangguan pendengaran : + / -
VERTIGO
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 2/5
- Kesadaran : Baik
c. Vestibular Perifer
- Bangkitan : Mendadak
- Gangguan pendengaran : +/ -
- Kesadaran : Baik
d. Vestibular Central
- Mual/muntah/keringatan :+
- Gangguan pendengaran :-
- Gangguan otologi
- Penyakit meniere
- Neuritis vestibularis
VERTIGO
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 3/5
6. PROSEDUR
- Labirhinitis
- Gangguan neurologi
- Insufisiensi
- Vertebrobasiler
- Penyakit demielinisasi
- Keadaan lain
- Kecemasan
- Gangguan panik
- Vertigo servikogenik
- Hipotensi postural
2. Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan umum
- Pemeriksaan neurologis
VERTIGO
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 4/5
6. PROSEDUR
- Keseimbangan:
3. Penatalaksanaan
- Antihistamin ( Dimenhidrinat , Difenhidramin , Meksilin ,Siklisin ) →
25 – 50mg , PO / I M / I V (4x / hari )
VERTIGO
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 5/5
6. PROSEDUR
4. Konseling
5. ALAT DAN
1. Stetoscop
BAHAN
2. Termometer
6. PROSEDUR
1. Anamnesa
- Berkurangnya atensi
- Gangguan psikomotor
- Gangguan emosi
DELIRIUM
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 2/3
6. PROSEDUR
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan penunjang :
4. Diagnosa :
1. ( inattention )
DELIRIUM
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 3/3
6. PROSEDUR
5. Penatalaksanaan
7. BAGAN ALUR -
TETANUS
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 1/5
1. PENGERTIAN Tetanus adalah penyakit pada sistem saraf yang ditandai dengan spasme
tonik persisten yang jelas dan keras yang disebabkan tetanospasmin .
Tetanospasmin adalah neurotoksin yang dihasilkan oleh clostridium tetani .
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani Tetanus
3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No.......................... tentang
4. REFERENSI 1. Permenkes no 5 tahun 2014 tentang PANDUAN PRAKTIS KLINIS BAGI
DOKTER PELAYANAN PRIMER
2. Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer edisi I 2013
5. ALAT DAN
1. Sarana pemeriksaan neurologis
BAHAN
2. Oksigen
3. Infus set
4. Obat antikonvulsan
6. PROSEDUR
1. Anamnesa
- Tetanus umum :
Kesadaran : Baik
TETANUS
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 2/5
2. Pemeriksaan
Ekstensi tungkai
- Tetanus Neonatorum :
Trismus
a. Grade I ( Ringan )
TETANUS
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 3/5
6. PROSEDUR
b. Grade 2 ( Sedang )
c. Grade 3 ( Berat )
o Disfagia berat
o Disfagia berat
o Terkontaminasi
o Bentuk stelat , avulsi atau hancur
o Denevarsi , iskemik
TETANUS
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 4/5
6. PROSEDUR
3. Penatalaksanaan
a. Manajemen luka
c. Diet TKTP
h. Pemberian ATS ( skin test dulu ) 50.000 iu diberikan I.M , diikuti 50.000
diberikan I.V infus lambat . Jika eksisi luka dilakukan sebagian ATS
disuntikan di daerah luka .
i. Pemberin Penicilin 10-20 juta perhari elama 10 hari
- Bila alergi Penicilin bisa diganti
:Clindamicin,Eritromicin,Metronidazole
- Pengendalian spasme otot dengan diazepam/midasolam
barbiturat/klorpomasin,atau jika tidak respon terapi dapat digunakan
agen vekuronium kalau perlu intubasi atau trakeostomi dan
pemasangan ventilator
- Bila ada disfungsi otonomik dapat diberikan agen alfa/beta
bloker,Clonidin,dan morfin sulfat
TETANUS
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 5/5
7. BAGAN ALUR -
1. PENGERTIAN Rabies adalah infeksi akut pada saraf pusat disebabkan virus rabies.
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani rabies
6. PROSEDUR 1. Anamnesa
- Gejala awal berupa demam, malaise, mual dan rasa nyeri
tenggorokan
- Sensoris, penderita merasa nyeri dan panas disertai kesemutan
bekas luka, lemas, reaksi berlebihan terhadap rangsangan sensoris
- Eksitasi, hiperhidrosis, hipersalivasi, hiperlakrimasi, dan pupil
dilatasi, hidrofobia ( macam-macam fobia ), kontraksi otot
tenggorokan dan nafas , apneu, sianosis, konvulsan, dan takikardia,
tindakan termasuk akal disertai responsif terus berlangsung sampai
meninggal.
- Paralisis, paresis otot yang progresif
- Terdapat riwayat digigit anjing ( masa inkubasi 3-8 minggu ) gejala-
gejala muncul pada saat > 12 minggu
Sifat-siaft anjing, kucing dan lain-lain yang menggigit/ mencakar :
- Positif rabies ( otak hewan tersangka) :Akan mati dalam 10 hari
sejak menggigit
- Hewan berubah sifat, males makan, dan lain-lain.
RABIES
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 2/3
7. BAGAN ALUR -
EPILEPSI
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3
1. PENGERTIAN Epilepsi adalah bangkitan kejang epilepsi berulang berselang > 24jam
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani Epilepsi
6. PROSEDUR 1. Anamnesa
- Memastikan apakah kejadian yang bersifat Paroksismal adalah
bangkitan epilepsi
- Gejala sebelum, selama dan paska bangkitan
- Gejala awitan
- ( Aura, gerakan ,sensasi awal/ speech arrest )
- Kondisi duduk berdiri/ bangun/ tidur/ berkemih
- Gejala saat bangkitan
- Gerakan tonik / klonik , vokalisasi, otomatisme, inkontinensia, lidah
tergigit , pucat berkeringat, deviasi mata .
- Jumlah pola bangkitan satu atau lebih , atau terdapat perubahan pola
bangkitan .
- Gangguan setelah kejadian :
Bingung , terjaga , nyeri kepala, tidur , gaduh gelisah, todd’s paresis
- Faktor pencetus : alkohol , kurang tidur , hormonal
- Apabila benar terdapat bangkitan epilepsi , maka tentukan bangkitan
tersebut bangkitan yang mana → klasifikasi ILAE 1981
EPILEPSI
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 2/3
UPT PUSKESMAS KEPALA UPT PUSKESMAS
CIKELET CIKELET
EPILEPSI
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 3/3
k. Pregabalin
7. BAGAN ALUR -
BELS PALSY
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 1/2
1. PENGERTIAN Bels’ palsy adalah paralisis fasialis idiopatik, akut dan unilateral.
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani bels’palsy
6. PROSEDUR 1. Anamnesa
- Paralisis otot fasialis atas dan bawah unilateral
- Nyeri auricular posterior
- Penurunan produksi air mata
- Hiperakusis
- Gangguan pengecapan
- Otalgia
2. Pemeriksaan Fisik
- Kelemahan atau paralisis saraf fasial ( N VII ) melibatkan kelemahan
wajah satu sisi
- Saat pasien diminta tersenyum terjadi distorsi atau lateralisasi pada
sisi yang berlawanan
- Saat pasien diminta mengangkat alis, sisi dahi terlihat datar
- Peningkatan salivasi pada sisi yang lumpuh
BELS PALSY
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 2/2
6. PROSEDUR
3. Pemeriksaan Fisik
- Kelemahan atau paralisis saraf fasial ( N VII ) melibatkan kelemahan
wajah satu sisi
- Saat pasien diminta tersenyum terjadi distorsi atau lateralisasi pada
sisi yang berlawanan
- Saat pasien diminta mengangkat alis, sisi dahi terlihat datar
- Peningkatan salivasi pada sisi yang lumpuh
4. Penatalaksanaan
- Pada pasien onset 1-4 hari pertama ditujukan untuk memperbaiki
fungsi saraf VII fasialis.
- Steroid dan asiklovir – prednison 1 mg/kgBB/ hari selama 6 hari,
diikuti penurunan bertahap total selama 10 hari
- Acyclovir 400 mg 5x/ hari salama 10 hari, bila curiga virus varicella
zoster acyclovir 500 mg 5x/ hari
- Perawatan mata
- Fisioterapi
Catatan : Bila tidak membaik dirujuk
7. BAGAN ALUR -
TENSION HEADACHE
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 1/2
1. PENGERTIAN Tension headache adalah bentuk sakit kepala tipe tegang karena
peningkatan stress
2. TUJUAN Agar Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani Tension Headache
TENSION HEADACHE
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 2/2
7. BAGAN ALUR -
6. PROSEDUR 1. Anamnesa
- Gangguan proses berpikir: bicara aneh, kacau, tidak nyambung
- Gangguan isi pikir ( waham ): mengutarakan pendapat atau isi pikiran
yang tidak sesuai fakta realita
- Gangguan persepsi: halusinasi, persepsi, ilusi, depersonalisasi,
derealisasi seperti mendengar suara-suara, mencium bau-bauan
- Gangguan emosi dan perilaku: pasien manarik diri dari lingkungan,
berperilaku aneh, ketakutan yang tidak rasional
- Gangguan motivasi dan neurokognitif: hilangnya kehendak, atensi
terganggu dan lupa.
2. Pemeriksaan Fisik
Tidak ditemukan kelainan organic
3. Diagnosa
Apabila ditemukan satu dari gejala diatas yang berlangsung 1 bulan
SKIZOFRENIA
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 2/2
6. PROSEDUR 4. Penatalaksanaan
1. Dukungan faktor lingkungan
2. Pada fase akut – respon cepat
o Risperidon 2-8 mg/hari
o Haloperidol 5-20 mg/hari
o Trihexiferidol untuk mengurangi ES
o Injeksi :
o Haloperidol 5 mg/injeksi, i.m diulang tiap 1/2 jam dosis
maksimum 20 mg/hari
o Diazepam 10 mg/injeksi, i.m dosis maksimum 30 mg/hari
3. Fase Stabilisasi ( untuk mengontrol kekambuhan )
o Injeksi anti psikotik jangka panjang 2-4 minggu
o Oral: OAP dipertahankan dosis optimal 8-10 minggu
o Fase Rumatan ( untuk mempertahankan remisi gejala dan
meminimalisasi kekambuhan
o Pengobatan seperti diatas diberikan selama 2 tahun ( untuk
pasien yang baru terserang petama kali )
o Pengobatan selama 5 tahun untuk pasien yang sudah kronis
Yang termasuk anti psikotik injeksi long acting: Risperidon, Flufenesin,
Dekanoat, Haloperidol
7. BAGAN ALUR -
EPISTAKSIS
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 1/4
UPT PUSKESMAS KEPALA UPT PUSKESMAS
CIKELET CIKELET
1. PENGERTIAN Epistaksis adalah pendarahan acut yang keluar dari rongga hidung yang
disebabkan pendarahan dari rongga hidung atau nasofaring bukan penyakit
tapi gejala.
2. TUJUAN Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani epistaksis
EPISTAKSIS
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 2/4
Kapas dikeluarkan
EPISTAKSIS
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 3/4
Tampon
( kapas dibungkuskan diberi vaselin campur betadine Ditambah antibiotic )
2x24jam →sambil minum obat
antibiotic + Analgetik ( 2 hari )
Dikeluarkan
Untuk pendarahan posterior → pasang tampon di rongga nasofaring
( tampon Bellocq )
Pada tampon ini terdapat 3 buah benang , 2 buah pada satu sisi, 1 buah
pada sisi lain , tampon harus dapat menutupi ( nares posterior )
EPISTAKSIS
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 4/4
1. PENGERTIAN Furunkel adalah bisul kecil yang disebabkan oleh staphylococcus aureus
yang menginfeksi kelenjar sebasea atau folikel rambut.
2. TUJUAN Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani furunkel
FURUNKEL
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 2/2
7. BAGAN ALUR -
1. PENGERTIAN Rhinitis akut adalah peradangan pada hidung yang berlangsung akut < 12
minggu.
2. TUJUAN Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani rhinitis
RHINITIS AKUT
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2
UPT PUSKESMAS KEPALA UPT PUSKESMAS
CIKELET CIKELET
6. PROSEDUR 3. Penatalaksanaan
- Istirahat cukup
- Konsumsi makanan dan minuman sehat
- Rhinitis akut, sembuh sendiri ± 1-2 minggu, diberikan terapi
simptoamtik ( analgetik, antipiretik, dan nasal dekongestan )
- Bila terdapat komplikasi infeksi bakteri ( primer/ sekunder ) bisa
ditambahkan antibiotik: amoxicillin, eritromisin, cefadroxil.
- Pada rhinitis difteri terapi meliputi isolasi pasien, penisilin sistemik,
dan antitoksin difteri/ ADS
7. BAGAN ALUR -
FARINGITIS
SOP Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/4
UPT PUSKESMAS KEPALA UPT PUSKESMAS
CIKELET CIKELET
1. PENGERTIAN Faringitis adalah peradangan dinding faring oleh virus , bakteri , alergi ,
trauma , iritan . dll
2. TUJUAN Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani faringitis
FARINGITIS
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 2/4
UPT PUSKESMAS KEPALA UPT PUSKESMAS
CIKELET CIKELET
6. PROSEDUR - Pada faringitis kronis ( atrofi ) → tenggorokan tebal dan mulut berbau
- Pada faringitis Luetika → PMS
- Pada faringitis TBC → nyeri tenggorokan hebat dan tak berespon
dengan antibiotic non spesifik
2. Pemeriksaan fisik
- Pada faringitis viral
- Faring dan tonsil hiperemis
- Eksudat + / -
- Lesi vesikular di orofaring
- Maculopapular rash di kulit
- Pada faringitis bakterial
a. Faring dan tonsil hiperemis dan odem
b. Eksudat ( + ) di permulaan
c. Beberapa hari kemudian ptechiae pada platum dan faring
d. Pembesaran kelenjar limfa leher anterior dengan rasa nyeri
- Pada faringitis fungil
a. Nampak plak putih di orofaring dan pangkal lidah
b. Mukosa faring laring hiperemis
- Pada faringitis kronik hiperplastik
a. Hiperplasi mukosa faring → tampak dinding faring tidak rata
dan bergranular ( cobble stone ) seperti batu
b. Pada faringitis atrofi
c. Mukosa faring ditutupi oleh lendir kental dan bila diangkat
mukosa kering
- Pada faringitis TBC
Tampak granuloma perkejuan pada mukosa faring dan laring
-
FARINGITIS
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 3/4
FARINGITIS
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 4/4
7. BAGAN ALUR -
RHINITIS ALERGIK
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 1/2
1. PENGERTIAN Rhinitis alergik adalah keradangan hidung yang disebabkan reaksi alergi .
2. TUJUAN Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani rhinitis alergi
RHINITIS ALERGI
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 2/2
RHINITIS VASOMOTOR
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 1/2
1. PENGERTIAN Rhinitis vasomotor adalah keadaan idiopatik/ yang tidak diketahui bahkan
rhinitis allergi dan bahkan rhinitis infeksi.
2. TUJUAN Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani rhinitis vasomotor
6. PROSEDUR 5. Penatalaksanaan
- Operasi
- Neurektomi N. Vidianus
- Konseling
a. Menghindari faktor pencetus ( dingin, AC, minuman dingin )
b. Berhenti merokok
c. Menghindari faktor psikis ( cemas, tegang, stres )
7. BAGAN ALUR -
1. PENGERTIAN Infeksi saluran kemih adalah radang saluran kemih mulai kandung kemih
sampai ureter, tersering pada sistitis akut , sistitis kronik dan uretritis ,
pielonefritis dinyatakan sebagai komplikasi.
2. TUJUAN Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani infeksi saluran kemih
6. PROSEDUR 1. Anamnesa
- Demam
- Susah BAK , diakhir BAK nyeri , sering BAK ( anyang–anyangan )
- Nyeri pinggang dan nyeri suprapubik
2. Pemeriksaan Fisik
- Demam
- Nyeri ketok pinggang / costovertebral angle , Flank pain (+)
- Nyeri tekan suprapubik
3. Pemeriksaan penunjang :
a. DL dan UL ( leukosit > 10 / lp ) ,
b. Ureum dan Kreatinin
c. GD
4. Penatalaksanaan
a. Minum air putih ± 2 liter/ hari
b. Menjaga higienesitas genetalia externa
c. Antibiotik : Flurokinolon ( ciprofloxacim ) 2 x 1, untuk wanita 7-10
hari, untuk laki-laki 10-14 hari
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 1/2
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 2/2
MASTITIS
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 1/2
1. PENGERTIAN Mastitis adalah keradangan payudara yang terjadi biasanya pada masa
nifas.
2. TUJUAN Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani mastitis
MASTITIS
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 2/2
6. PROSEDUR 3. Penatalaksanaan
a. Obat-obatan:
- Antibiotik: penisilin tahan penisilinase ( dikloksasilin )
- Amoxicillin
- Cephalexin
- Ciprofloxacin
- Eritromicin
- Sulfamethaxazole/ trimethoprim
- Clindamicin
b. Perawatan payudara untuk mencegah komplikasi abses dan
sepsis dengan massase pada punggung untuk merangsang
oksitosin keluar
c. Bila terjadi abses dapat dilakukan insisi
d. Konseling
- Mengajarkan cara pemberian ASI yang baik dan benar
- Memotivasi untuk selalu mengosongkan payudara ( laktasi
atau dipompa )
- Menjaga kebersihan payudara, mulut dan hidung bayi
7. BAGAN ALUR -
1. PENGERTIAN Fluor albus adalah keluarnya duh tubuh dari vagina secara fisiologis
mengalami perubahan sesuai siklus menstruasi .
2. TUJUAN Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani fluor albus
FLUOR ALBUS
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 2/2
6. PROSEDUR - Trichomoniasis
o Duh kuning kehijauan
o Berbuih berbau amis
- Pelvic Inflamatory Disease
o Nyeri abdomen bawah dengan demam
o Kekakuan adneksa dan serviks
o Nyeri angkat palpasi bimanual
- Lichen planus
- Gonore
- Benda asing ( tampon / kondom ) yang lupa diangkat
- Infeksi menular seksual lainnya
- Untuk pasien yang mempunyai resti PMS ditawarkan pemeriksaan
chlamydia , gonorrhea , syfillis , HIV
3. Penatalaksanaan
a. Pada vaginosis bakterial
Metrodinazole atau clyndamycin pervaginam
Bila hamil metrodinazole 2 x 400mg / hari selama 5-7hari
Apabila pasien menggunakan IUD → dilepas
Tidak perlu pemeriksaan silang dengan pasangan pria
b. Pada vulvavaginal candidiasis
Azole antifungi oral / pervaginam
Bila berulang pengobatan paling lama 6 bulan
Pada saat kehamilan hindari antifungi oral → topikal boleh
Antifungi lokal dapat merusak latex
c. Chlamydia
Azithromycin 1gr ( single dose ) atau doxycyline 2 x 100mg ( 7 hari )
Untuk ibu hamil : amoxicillin 3 x 500mg ( 3 hari ) atau Eritromisin 4 x
500mg ( 7 hari )
FLUOR ALBUS
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 3/3
SIFILIS
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 1/2
1. PENGERTIAN Sifilis adalah infeksi kronis yang disebabkan oleh treponema pallidum dan
bersifat systemik
2. TUJUAN Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani sifilis
6. PROSEDUR 1. Anamnesa
a. Pada afek primer , keluhan hanya lesi tanpa nyeri
b. Pada sifilis sekunder ( II )
Ruam atau beruntus pada kulit → luka , coklat kemerahan
Lelah dan perasaan tidak nyaman
Pembesaran kelenjar getah bening
Sakit tenggorokan / kutil di mulut dan daerah genital
c. Pada sifilis lanjut ( III )
Muncul guma bisa disertai demam
Nyeri tulang pada malam hari
Pada gejala seperti angina pectoris
Ada gejala kelainan sistem saraf
2. Pemeriksaan Fisik
a. Sifilis I
Ada papul lentikuler ( eritem dan bersih )
Ulkus indolen → ulkus durum ( sembuh sendiri 3 – 10 minggu )
Pada genetalia dan ekstra genetalia
SIFILIS
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 2/2
7. BAGAN ALUR -
8. UNIT TERKAIT 1. Petugas Pemeriksa
2. Petugas Farmasi
GONORE
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 1/2
7. BAGAN ALUR -
1. PENGERTIAN Vaginitis adalah peradangan pada vagina yang ditandai dengan pruritus,
keputihan, dispareunia, dan disuria.
2. TUJUAN Dokter dan petugas bisa mengenali dan menangani disuria
VAGINITIS
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 2/2
UPT PUSKESMAS KEPALA UPT PUSKESMAS
CIKELET CIKELET
6. PROSEDUR 4. Penatalaksanaan
- Menjaga kebersihan diri terutama daerah vagina
- Hindari pemakaian sabun berlebihan pada daerah vagina
( menggeser flora normal, merubah PH )
- Hindari pemakaian handuk besama
- Antibiotik: Bab flour albus
7. BAGAN ALUR -