Anda di halaman 1dari 11

RSU ANANDA STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR

PUTRI MEDAN TANGGGAP DARURAT PENGELOLAAN LIMBAH B3


NO. Document No. Revisi Halaman

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


Direktur RSU Ananda Putri Medan
SOP

dr. Hendra Putra AE Sinuhaji


Pengertian Limbah B3 adalah zat, energy, dan atau komponen yang lain karena sifat,
konsentrasi, dan atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat merusak lingkungan hidup dan atau membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan
mahluk lain.
Tujuan Memberikan petunjuk tehnis penanggulangan keadaan darurat dari
tempat produksi limbah sampai penyimpanan sementara limbah B3.
Kebijakan
Prosedur A. Pengelolaan
1. Pilah Bahan Beracun Berbahaya sesuai dengan potensi bahayanya
(mudah terbakar, mudah meledak, dan lain – lain) di tempat
penghasil sampah
2. Berikan penandaan (pelabelan) sesuai dengan potensi bahayanya.
3. Penyimpanan B3 harus disertai dengan Material Safety Data Sheet
(MSDS) atau Lembar Data Pengaman (LDP) yang memuat identitas
bahan, bahaya yang ditimbulkan, cara penanggulangan bila terjadi
tumpahan / kebocoran serta cara penanggulangan kedaruratan

B. Tanggap darurat/ kebocoran pada proses penyimpanan B3


1. Kenali jenis B3 atau libah B3 yang bocor (jenis dan skalanya).
2. Jika dalam hal terjadi tumpahan/ ceceran/ kebocoran dalam skala
yang sangat banyak segera hubungi kabag Umum
3. Gunakan APD dalam menyelesaikan tumpahan
4. Lokalisir area tumpahan/ ceceran/ kebocoran dengan
menggunakan absorben
5. Taburi tumpahan/ ceceran/ kebocoran dengan menggunakan
serbuk gergaji, pasir, atau yang lain. Biarkan beberapa saat agar
menyerap dan segera dibersihkan.
6. Stelah ceceran terserap, buang pasir atau serbuk gergaji absorben/
majun kedalam drum yang berlabel barang terkontaminasi B3
7. Catat kejadian dan segera laporkan ke kabag Umum.
Unit Terkait
1. IGD
2. Laboratorium
3. Farmasi
4. VK
5. OK
6. Icu
7. NICU
8. Rawat inap.
Prosedur Evakuasi Keadaan Darurat
Kebakaran

Pengertian Prosedur Evakuasi Keadaan


Darurat Kebakaran
Sebelum masuk pada penjelasan Prosedur Evakuasi Keadaan Darurat Kebakaran,
sebaiknya kita perhatikan terlebih dahulu mengenai jenis-jenis Keadaan Darurat
yang ada. Keadaan darurat adalah kejadian / situasu / kondisi tidak normal yang
terjadi secara tiba-tiba yang mengganggu aktifitas perorangan, kelompok, maupun
lingkungan dan aktifitas tersebut harus ditanggulangi dengan segera. keadaan
darurat ini dapat berubah menjadi bencana yang mengakibatkan banyak korban dan
kerusakan material. Jenis Keadaan darurat Natural hazard (Bencana Alamiah)
contohnya Banjir, Kekeringan, Angin topan, Badai, Gempa, Petir, Tsunami dan
sebagainya. Sedangkan Technological Hazard (Kegagalan Teknis) contohnya
adalah Pemadaman listrik, Bendungan bobol, Kebocoran nuklir, Peristiwa
Kebakaran/ledakan, Kecelakaan kerja/lalulintas. sedangakan jenis keadaan darurat
lain yang diakibatkan oleh hubungan sosial manusia seperti huru hara perang,
kerusuhan, demo anarkis dan sebagainya. pada artikel ini akan dikhususkan
membahas tentang Prosedur Evakuasi Keadaan Darurat Kebakaran.
Prosedur Evakuasi Keadaan Darurat Kebakaran saat Fire
Alarm Menyala
Proses terjadinya api harus memenuhi 3 unsur utama, yakni bahan bakar, suhu
panas, dan oksigen. jika ketiga unsur tersebut bertemu maka akan menimbulkan
api. siklus api dalam waktu 3-10 menit akan mencapai titik 600-1000 derajat
celcius. hal inilah yang akan mengaktifkan fire alarm secara otomatis pada
bangunan. Jaringan Fire alarm akan menyala apabila ada input manual dari
manusia melalui tombol push button, melalui detektor panas atau asap yang
terpasang, atau ada aktivasi dari control room. pada tahap ini, perlu ada konfirmasi
terlebih dahulu dari petugas yang terdekat yang berada pada sumber bunyi alarm.
bisa jadi, false alarm yang berbunyi. hal ini bisa karena human error, atau
kesalahan teknis pada jaringan instalasinya. jika memang terjadi kebakaran, maka
Prosedur Evakuasi Keadaan Darurat Kebakaran harus segera dilakukan. saat
pertama kali mendengar alarm berbunyi, maka yang dilakukan pertama kali adalah
memperingatkan orang-orang disekitar agar waspada. matikan semua peralatan
elektronik yang tersambung ke listrik, mengunci semua lemari dokumen,
Pindahkan benda-benda yang mudah terbakar ke titik yang sekiranya aman,
Selamatkan dokumen penting, lalu Bersiaga dan bersiap menunggu instruksi /
pengumuman dari Fire Commander maupun Safety Representative.
Prosedur Evakuasi Keadaan Darurat Kebakaran

Perhatikan langkah-langkah Prosedur Evakuasi Keadaan Darurat Kebakaran yang


akan diarahkan oleh safety department seperti berikut ini:

 Tetap tenang dan jangan panik


 Segera menuju tangga darurat yang terdekat dengan berjalan biasa dengan
cepat namun tidak berlari
 Lepaskan sepatu hak tinggi karena menyulitkan dalam langkah kaki
 Janganlah membawa barang yang lebih besar dari tas kantor/tas tangan
 Beritahu orang lain / tamu yang masih berada didalam ruangan lain untuk
segera melakukan evakuasi
 Bila pandangan tertutup asap, berjalanlah dengan merayap pada tembok atau
pegangan pada tangga, atur pernafasan pendek-pendek
 jangan berbalik arah karena akan bertabrakan dengan orang-orang
dibelakang anda dan menghambat evakuasi
 Segeralah menuju titik kumpul yang ada di tempat tersebut untuk menunggu
instruksi berikutnya

SOP Kedaruratan
Nambah materi baru nih, kali ini saya mau berbagi masalah k3 yang kali ini tulisan saya ini bertema
pada keselamatan kebakaran, yaitu prosedur keadaan darurat kebakaran. Nah sebelum kita
membahas tentang prosedur keadaan darurat kebakaran, baiknya kita bahas dulu pengertiannya.

Keadaan darurat adalah situasi/kondisi/kejadian yang tidak normal, terjadi tiba-tiba, Mengganggu
kegiatan/organisasi/kumunitas dan Perlu segera ditanggulangi. Keadaan darurat dapat berubah
menjadi bencana (disaster) yang mengakibatkan banyak korban atau kerusakan.

Kebakaran sendiri merupakan keadaan yang tidak diinginkan dimana suatu reaksi oksidasi
eksotermis yang berlangsung dengan cepat dari suatu bahan bakar yang disertai dengan timbulnya
api/penyalaan.
Dari pengertian di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa kebakaran itu melibatkan 3 unsur yang
biasa disebut segitiga Api, Tiga unsur penting dalam kebakaran antara lain:

1. Bahan bakar dalam jumlah yang cukup


2. Zat pengoksidasi/oksigen dalam jumlah yang cukup
3. Sumber nyala yang cukup untuk menyebabkan kebakaran (Panas)

Mengapa kita perlu merencanakan prosedur ini? padahal kemungkinan selalu ada, direncanakan
ataupun tidak, bencana tidak bisa dihindari? Mengapa kita merencanakan prosedur kebakaran,
bukankah sudah ada prosedur pencegahan kebakaran?

Dengan prosedur penanganan kebakaran, kita bisa memperkecil kerugian, pencegahan kebakaran
tidak menghilangkan kebakaran kebakaran, tapi memperkecil kemungkinan terjadinya kebakaran
sekecil-kecilnya. Artinya masih ada kemungkinan terjadinya kebakaran. Maka perlu adanya prosedur
penanganan darurat kebakaran untuk memperkecil dampak serta kerugia akibat kebakaran apabila
kebakaran tersebut terjadi.

Kebakaran terjadi sangat cepat, apabila tidak segera ditanggulangi maka kerugian total akibat
kebakaran tidak akan bisa dihindari lagi. Seperti ilustrasi pada gambar berikut.
Berikut bagaimana cara penanggulangan darurat kebakaran,

Fire Alarm
Fire Alarm dipasang untuk mendeteksi kebakaran seawal mungkin, sehingga tindakan pengamanan
yang diperlukan dapat segera dilakukan

Alarm kebakaran akan berbunyi bilamana:

1. Ada aktivasi manual alarm (manual break glass atau manual call point)
2. Ada aktivasi dari detektor panas maupun asap
3. Ada aktivasi dari panel/control room

Peringatan Tahap Kedua


(Alarm Gedung)

Merupakan tanda dimulainya tindakan evakuasi, setelah memperoleh konfirmasi akan kondisi
kebakaran yang terjadi.

Perberlakuan evakuasi harus melalui sistem pemberitahuan umum

Prosedur bagi…
SELURUH PENGHUNI / KARYAWAN GEDUNG

Saat Melihat Api,

 TETAP TENANG JANGAN PANIK !


 Bunyikan alarm dengan menekan tombol manual call point, atau dengan memecahkan
manual break glass dan menekan tombol alarm, sambil teriak kebakaran-kebakaran.
 Jika tidak terdapat tombol tersebut atau tidak berfungsi, orang tersebut harus berteriak
kebakaran kebakaran………..untuk menarik perhatian yang lainnya.
 Beritahu Safety Representative melalui telepon darurat atau lewat HP, Pager, dan sampaikan
informasi berikut :identitas pelapor, ukuran /besarnya kebakaran, lokasi kejadian, adanya /
jumlah orang terluka, jika ada, tindakan yang telah dilakukan
 Bila memungkinkan (jangan mengambil resiko) padamkan api dengan menggunakan alat
pemadam api ringan (APAR) yang terdekat.
 Jika api /kebakaran tidak dapat dikuasai atau dipadamkan lakukan evakuasi segera melalui
pintu keluar (EXIT)

SAAT MENDENGAR ALARM TAHAP I


 Kunci semua lemari dokumen / file.
 Berhenti memakai telepon intern & extern.
 Matikan semua peralatan yang menggunakan listrik.
 Pindahkan keberadaan benda-benda yang mudah terbakar.
 Selamatkan dokumen penting.
 Bersiaga dan siap menanti instruksi / pengumuman dari Fire Commander maupun Safety
Representative.

SAAT MENDENGAR ALARM TAHAP II

 Berdiri di depan pintu kantor secara teratur, jangan bergerombol dan bersedia untuk
menerima instruksi.
 Evakuasi akan dipandu oleh petugas evakuasi melalui tangga darurat terdekat menuju
tempat berhimpun di luar gedung.
 Jangan sekali-sekali berhenti atau kembali untuk mengambil barang-barang milik pribadi
yang tertinggal.
 Tutup semua pintu kantor yang anda tinggalkan (tapi jangan sekali-sekali mengunci pintu-
pintu tersebut) Untuk mencegah meluasnya api dan asap

SAAT EVAKUASI

 Tetap tenang, Jangan panik !


 Segera menuju tangga darurat yang terdekat
 Berjalanlah biasa dengan cepat, JANGAN LARI
 Lepaskan sepatu dengan hak tinggi
 Janganlah membawa barang yang lebih besar dari tas kantor/tas tangan
 Beritahu tamu/pelanggan yang yang kebetulan berada di ruang / lantai tersebut untuk
berevakuasi bersama yang lain.
 Bila terjebak kepulan asap kebakaran, maka tetap menuju tangga darurat dengan ambil
napas pendek-pendek, upayakan merayap atau merangkak untuk menghindari asap, jangan
berbalik arah karena akan bertabrakan dengan orang-orang dibelakang anda Bila terpaksa
harus menerobos kepulan asap maka tahanlah napas anda dan cepat menuju pintu darurat
kebakaran.

SAAT PENGUNGSIAN DI LUAR GEDUNG

 Pusat berkumpulnya para pengungsiditentukan ditempat


 Setiap pengungsi diminta agar senantiasa tertib dan teratur
 Petugas evakuasi dari setiap kantor agar mencatat karyawan yang menjadi tanggung
jawabnya.
 Apabila ada karyawan yang terluka, harap segara melapor kepada First Aider atau Petugas
Medis untuk mendapatkan pengobatan
 Jangan kembali kedalam gedung sebelum tanda aman dimumumkan Safety Representative.

Prosedur bagi…
Petugas Fire Warden dan Fire Brigade
Ketika mendengar alarm atau diberitahu mengenai kejadian kebakaran, segera :

 Memastikan di mana lokasi kebakaran.


 Bergerak menuju lokasi kebakaran tersebut melalui jalan terdekat dengan membawa APAR.
 Melapor kesiagaan untuk tindakan pemadaman kepada Pemimpin Regu (Fire Warden lapor
ke Safety Rep.)
 Melakukan tindakan pemadaman kebakaran tanpa harus membahayakan keamanan masing-
masing personil.

Prosedur bagi…
Fire Commander

Pada saat menerima informasi adanya kebakaran

 Menuju Ruang POSKO Taktis dan memimpin operasi pemadaman


 Memastikan prosedur keadaan darurat dipatuhi dan dilaksanakan
 Memastikan Regu Pemadam Kebakaran telah dimobilisasi untuk menindaklanjuti adanya
alarm atau pemberitahuan kebakaran
 Memastikan bahwa pemberitahuan umum mengenai status keadaan siaga telah dilakukan
 Melaporkan status keadaan darurat kepada pimpinan
 Melakukan komuniksi intensif dengan Safety Representative dan instansi terkait (Fire
Brigade, ERT/emergency response team Area lain)
 Siaga untuk menerima laporan mengenai situasi dari Pemimpin Regu Pemadam
Kebakaran/Fire Brigade yang berada di lokasi kebakaran dan menetapkan perlu tidaknya
evakuasi total
 Selalu memantau mengenai status evakuasi, kondisi kebakaran, jumlah karyawan yang
terjebak,
 Pastikan tersedianya peta, gambar bangunan, buku FEP (fire emergency plan), kunci-kunci
yang diperlukan

Petugas Evakuasi (1)

1. Mencari penghuni atau siapa saja, dimana pada saat terjadi kebakaran ada di lantai tersebut,
terutama diruang-ruang tertutup dan memberitahu agar segera menyelamatkan diri
2. Melacak jalan, meyakinkan jalan aman, tidak ada bahaya, hambatan ataupun jebakan pintu
tertutup.
3. Memimpin para penghuni meninggalkan, ruangan, mengatur dan memberi petunjuk tentang
rute dan arus evakuasi menuju ke tempat berkumpul (assembly point / daerah kumpul)
melalui jalan dan tangya darurat.
4. Melaksanakan tugas evakuasi dengan berpegang pada prosedur.evakuasi, antara lain
o Melarang berlari kencang, berjalan cepat dan tidak saling mendahului
o Mengingatkan agar tidak memmbawa barang besar dan berat
o keluar gedung untuk menuju assembly area
o berkumpul ditempat yg ditentukan
o Melarang kembali masuk kedalam bangunan sebelum diumumkan melalui alat
komunikasi, bahwa keadaan telah aman.
5. Mengadakan apel checking jumlah Penghuni guna meyakinkan bahwa tidak ada yang
tertinggal di gedung/area kerja
6. Menghitung dan mengevaluasi jumlah korban (sakit/luka, pingsan, meninggal) .

Prosedur bagi…
Teknisi (Electrical/Utility)

 Matikan peralatan pengendali listrik dan aliran gas yang bisa dikenai akibat kebakaran
 Pastikan bahwa peralatan pemadam kebakaran seperti misalnya Pompa dan Cadangan Air
berfungsi dengan baik.
 Periksa daerah terbakar dan tentukan tindakan yang harus dilakukan
 Upayakan kelancaran sarana agar prosedur pengendalian keadaan darurat dan evakuasi
berjalan baik

Prosedur bagi…
Petugas Keamanan

1. Mengatur lalu lalu lintas kendaraan yang keluar masuk


2. Dan menyediakan lokasi parkir untuk Fire Truck
3. Lakukan langkah pengamanan selama petugas pemadaman bekerja memadamkan
kebakaran dengan cara :
o •Mengatur lingkungan sekitar lokasi untuk memberikan ruang yang cukup untuk
mengendalikan kebakaran,
o •Mengamankan karyawan yang tidak bertugas dalam kebakaran.
4. Mengamankan daerah kebakaran lantai tersebut dari kemungkinan tindakan seseorang
misalnya mencuri barang-barang yang sedang diselamatkan diselamatkan, mencopet
penghuni yang sedang panik, dll
5. Menangkap orang yang jelas-jelas melakukan tindakan kejahatan dan membawanya ke pos
komando
Demikian yang dapat saya sampaikan, prosedur di atas merupakan salah satu contoh prosedur
penanganan darurat kebakaran. Prosedur ini dapat dikembangkan ataupun disesuaikan dengan
jumlah personil, jumlah penghuni gedung, dan organisasi tim tanggap darurat dan tim K3 pada
perusahaan bersangkutan. Semoga dapat menjadi refferensi dan bermanfaat. Terima Kasih.

Sumber Referensi : PT ISM Bogasari Flour Mills, Jakarta

Standar Operasional Prosedur Penyediaan Air Bersih, Instalasi Pengelolaan Air


Limbah (IPAL), Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
PROSEDUR

1. Pengumpulan limbah B3 :
a. Petugas pengumpul limbah B3 wajib memakai sarung tangan, masker dan
sepatu khusus dari setiap ruangan penghasil limbah B3
b. Limbah B3 diletakkan di tempat yang disediakan dengan tanda (khusus),
menggunakan plastik berwarna kuning dan limbah umum dengan plastik
berwarna hitam agar limbah tidak bercampur
c. Limbah B3 diangkut oleh petugas pada malam hari menggunakan trolly
khusus lalu dikumpulkan di Tempat Penyimpanan Sementara (TPS).

2. Penyimpanan Limbah B3
a. Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah B3 yang telah berisi
limbah B3 yang dipisahkan dengan sekat sesuai dengan jenisnya, sebelum
dikirim ke tempat pemusnahan di tutup rapat dan di kunci oleh petugas
yang berwenang.
b. Pengangkutan limbah B3 dilakukan 3-4 kali dalam sebulan oleh petugas

3. Penanganan Limbah B3
a. Petugas memakai alat dan perlengkapan khusus
b. Limbah B3 diberi tanda sesuai jenisnya
c. Limbah B3 diangkut petugas untuk dikumpulkan di TPS pada malam hari
d. Limbah B3 dikemas dan di tempatkan sesuai jenisnya
e. TPS B3 harus rapi dan bersih dan hanya bisa dibuka oleh petugas
berwenang RUMAH SAKIT UMUM BUNDA THAMRIN MEDAN
LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) NO DOKUMEN REVISI 0
HALAMAN 2/2 UNIT TERKAIT : UNIT TERKAIT : 1. Seluruh unit- unit di RSU.
Bunda Thamrin 2. RSU. Pirngadi Kota Medan

SOP B3
Prosedur
1. Pilah Bahan Beracun Berbahaya sesuai dengan potensi bahayanya
(mudah terbakar, mudah meledak, dan lain – lain)
2. Berikan penandaan (pelabelan) sesuai dengan potensi bahayanya.
3. . Penyimpanan B3 harus disertai dengan Material Safety Data Sheet (MSDS) atau Lembar
Data Pengaman (LDP) yang memuat identitas
bahan, bahaya yang ditimbulkan, cara penanggulangan bila terjadi
tumpahan / kebocoran serta cara penanggulangan kedaruratan

Anda mungkin juga menyukai