Pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance) merupakan kunci utama
perusahaan dalam mencapai Visi dan Misi yang diterapkan melalui lima prinsip utama yaitu
keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban
(responsibility), independensi (independency) dan kewajaran (fairness). Kelima prinsip ini
dapat dilihat dalam pelaksanaan kegiatan operasional sehari-hari, dimana dalam
penerapannya selalu dikaitkan dengan strategi perusahaan, sasaran perusahaan,
pengelolaan sumber daya manusia, pengelolaan risiko dan pengendalian intern.
A. LATAR BELAKANG
1. VISI
Menjadi perusahaan agribisnis perkebunan yang tangguh serta mampu memberikan
kesejahteraan bagi stakeholder dan kontribusi yang optimal kepada negara.
2. MISI
a. Mengelola 2 komoditi yaitu kelapa sawit dan karet secara efisien dan ekonomis
berdasarkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
b. Menciptakan value creation untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan secara
berkesinambungan.
c. Meningkatkan pengelolaan budidaya kelapa sawit dan karet dengan
menggunakan teknologi maju.
d. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan kepuasan pelanggan.
e. Menjunjung tinggi nilai-nilai religius.
A. TRANSPARANSI (TRANSPARENCY)
B. AKUNTABILITAS (ACCOUNTABILITY)
Akuntabilitas diperlukan oleh PTPN I sebagai solusi dalam mengatasi agency problem
yang timbul sebagai konsekuensi logis perbedaan kepentingan Perusahaan dengan
stakeholder. PTPN I menerapkan akuntabilitas dengan mendorong setiap individu
C. PERTANGGUNGJAWABAN (RESPONSIBILITY)
D. KEMANDIRIAN (INDEPENDENCY)
E. KEWAJARAN (FAIRNESS)
Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak Pemangku
Kepentingan (stakeholder) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-
undangan.
Perusahaan menjamin bahwa pemegang saham mendapatkan perlakuan yang wajar dan
dapat menggunakan hak-haknya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perusahaan menjamin bahwa setiap kepentingan akan mendapatkan perlakuan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam rangka pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik perusahaan harus memiliki
pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG Code) yang ditinjau dan
dimutakhirkan secara berkala. Terkait dengan hal tersebut perusahaan harus membuat
langkah-langkah terkait dengan Pedoman Tata Kelola perusahaan yang baik sebagai
berikut.
1. Perusahaan membuat pedoman tata kelola perusahaan yang baik (GCG code) dan
dimutakhirkan secara berkala.
2. Pedoman tata kelola perusahaan yang baik (GCG code) ditandatangani oleh organ
perusahaan atau dikukuhkan RUPS.
3. Pedoman tata kelola perusahaan yang baik (GCG code) paling sedikit mengacu
kepada pedoman GCG bagi perusahaan, yang muatannya mencakup:
a. Board Manual
b. Manajemen Risiko Manual
c. Sistem Pengendalian Internal
d. Mekanisme Pelaporan dugaan Penyimpangan
e. Tata Kelola Teknologi Informasi
f. Pedoman Perilaku Etika
4. Pedoman tata kelola perusahaan yang baik (GCG code) ditinjau dan dimutakhirkan
secara berkala minimal 3 tahun sekali atau sesuai kebutuhan perubahan peraturan/
kondisi yang signifikan.
Sebagai komitmen manajemen terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik di
perusahaan, maka Direksi harus menunjuk seorang anggota Direksi sebagai penanggung
jawab dalam penerapan dan pemantauan tata kelola perusahaan yang baik, untuk itu
perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Direksi melalui rapat Board of Director (BOD) menunjuk seorang anggota Direksi
sebagai penanggung jawab dalam penerapan dan pemantauan tata kelola
perusahaan yang baik (GCG) yang ditindaklanjuti dalam SK Direktur Utama/Direksi
atau notulen rapat.
2. Tugas dan tanggung jawab anggota Direksi yang ditunjuk oleh rapat direksi sebagai
penanggung jawab penerapan tata kelola perusahaan yang baik minimal sebagai
berikut.
a. Menyusun rencana kerja yang diperlukan untuk memastikan perusahaan
memenuhi pedoman penerapan tata kelola perusahaan yang baik dan peraturan
perundang-undangan lainnya dalam rangka melaksanakan prinsip-prinsip tata
kelola perusahaan yang baik.
b. Memantau dan menjaga agar kegiatan usaha perusahaan tidak menyimpang dari
ketentuan yang berlaku.
c. Memantau dan menjaga kepatuhan perusahaan terhadap seluruh perjanjian dan
komitmen yang dibuat oleh perusahaan dengan pihak ketiga.
d. Perusahaan membuat laporan mengenai pelaksanaan tata kelola perusahaan
yang baik yang disampaikan kepada RUPS dan Dewan komisaris minimal 1
tahun sekali. Muatan laporan terdiri dari rencana kerja (action plan) untuk
penerapan GCG, pemantauan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan
komitmen kepada stakeholder.
Salah satu upaya sebagai komitmen perusahaan terhadap penerapan tata kelola
perusahaan yang baik adalah dengan cara menciptakan situasi kondusif untuk
melaksanakan pedoman tata kelola perusahaan yang baik (GCG code) dan Pedoman
Perilaku. Untuk itu melakukan langkah-langkah sebagai berikut.
H. PENGENDALIAN GRATIFIKASI
Sebagai komitmen perusahaan terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik,
perusahaan menyelenggarakan pelaporan atas dugaan penyimpangan (whistle blowing
system) terkait dengan hal tersebut perusahaan melaksanakan hal-hal sebagai berikut.
Organ perusahaan PTPN I terdiri dari Pemegang Saham/Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi mempunyai peran penting dalam pelaksanaan GCG
secara efektif. Organ perusahaan harus menjalankan fungsinya sesuai ketentuan yang
berlaku atas dasar prinsip bahwa masing-masing organ mempunyai independensi dalam
pelaksanaan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya semata-mata untuk kepentingan
perusahaan.
Agar terjalin hubungan yang harmonis antar organ perusahaan maka diantara organ-organ
tersebut harus saling berhubungan atas dasar prinsip-prinsip kebersamaan dan rasa saling
menghargai, menghormati tugas dan peran masing-masing organ.
Setiap organ perusahaan dalam membuat keputusan senantiasa dilandasi oleh integritas dan
nilai-nilai moral yang tinggi, kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku, dan kesadaran akan
adanya tanggung jawab terhadap lingkungan maupun stakeholder lainnya
A. PEMEGANG SAHAM/RUPS
1. Pengertian Pemegang Saham
Badan Usaha Milik Negara yang selanjutnya disebut BUMN adalah badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Negara melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
Rapat Umum Pemegang Saham, yang selanjutnya disebut RUPS, adalah organ Persero
yang memegang kekuasaan tertinggi dalam Persero dan memegang segala wewenang
yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris.
Menteri adalah menteri yang ditunjuk dan/atau diberi kuasa untuk mewakili Pemerintah
selaku pemegang saham pada Persero dengan memperhatikan peraturan perundang-
undangan.
x. Pemegang Saham merespon terhadap informasi yang diterima dari Direksi dan/atau
Dewan Komisaris mengenai gejala penurunan kinerja dan kerugian perusahaan yang
signifikan, untuk itu dilakukan hal-hal sebagai berikut.
1) Pemegang Saham/RUPS menetapkan sistem penerimaan laporan gejala
penurunan kinerja dari Direksi dan/atau Dewan Komisaris.
2) Pemegang Saham/RUPS memberikan respon/tanggapan atas informasi
mengenai penurunan kinerja dan/atau kerugian perusahaan yang signifikan yang
disampaikan oleh Dewan Komisaris dan/atau Direksi, respon diberikan dengan
jangka waktu yang memadai setelah laporan diterima.
B. DEWAN KOMISARIS
b. Komite Audit
1) Komite audit bekerja secara kolektif, dan bertugas membantu Dewan
Komisaris untuk:
a) Membantu Dewan Komisaris untuk memastikan efektivitas Sistem
Pengendalian Intern dan efektivitas tugas eksternal auditor dan internal
auditor.
b) Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilaksanakan oleh
Satuan Pengawasan Intern maupun auditor eksternal.
c) Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan Sistem
Pengendalian manajemen serta pelaksanaannya.
d) Memastikan telah terdapat prosedur evaluasi yang memuaskan terhadap
segala informasi yang dikeluarkan perusahaan
e) Melakukan identifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan
Komisaris serta tugas-tugas Dewan Komisaris lainnya.
2) Komite audit memproses calon auditor eksternal termasuk imbalan jasanya
untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris.
3) Jumlah anggota komite audit harus disesuaikan dengan kompleksitas
perusahaan dengan tetap memperhatikan efektifitas dalam pengambilan
keputusan. Komite audit diketuai oleh salah seorang anggota Dewan
Komisaris dan anggotanya dapat terdiri dari Komisaris dan/atau pelaku profesi
dari luar perusahaan. Salah seorang anggota memiliki latar belakang dan
kemampuan akuntansi dan/atau keuangan.
Dalam hal Dewan Komisaris hanya memiliki satu komite (komite audit) maka tugas-tugas
komite lain dilaksanakan oleh anggota Dewan Komisaris yang ditetapkan dalam
pembagian tugas Dewan Komisaris.
C. DIREKSI
Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggungjawab secara kolegial dalam
mengelola perusahaan. Masing-masing anggota Direksi dapat melaksanakan tugas dan
mengambil keputusan sesuai pembagian tugas dan wewenangnya. Namun, pelaksanaan
tugas oleh masing-masing anggota Direksi tetap merupakan tanggung jawab bersama.
Kedudukan masing-masing anggota Direksi termasuk Direktur Utama adalah setara.
Tugas Direktur Utama sebagai primus inter pares adalah mengkoordinasikan kegiatan
Direksi. Agar pelaksanaan tugas Direksi dapat berjalan secara efektif, perlu dipenuhi
prinsip-prinsip berikut:
1. Komposisi Direksi harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan
keputusan secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak independen.
2. Direksi harus profesional yaitu berintegritas dan memiliki pengalaman serta
kecakapan yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya.
3. Direksi bertanggung jawab terhadap pengelolaan perusahaan agar dapat
menghasilkan keuntungan (profitability) dan memastikan kesinambungan usaha
perusahaan.
Pedoman Pokok Pelaksanaan Fungsi dan Tugas Direksi adalah sebagai berikut :
1. Komposisi Direksi
a. Jumlah anggota Direksi harus disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan
dengan tetap memperhatikan efektifitas dalam pengambilan keputusan.
b. Anggota Direksi dipilih dan diberhentikan oleh RUPS melalui proses yang
transparan. proses penilaian calon anggota Direksi dilakukan sebelum
dilaksanakan RUPS dengan mempertimbangkan usulan dari Dewan Komisaris
atas masukan komite Nominasi dan Remunerasi (jika ada) dan melalui uji
kelayakan dan kepatutan (fit and proper test). Pemberhentian anggota Direksi
dilakukan oleh RUPS berdasarkan alasan yang wajar dan setelah kepada yang
bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri.
c. Seluruh anggota Direksi harus berdomisili di Indonesia, di tempat yang
memungkinkan pelaksanaan tugas pengelolaan perusahaan sehari-hari.
d. Salah seorang anggota Direksi ditunjuk oleh Rapat Direksi sebagai penanggung
jawab dalam penerapan dan pemantauan GCG di perusahaan.
3. Fungsi Direksi
Fungsi pengelolaan perusahaan oleh Direksi mencakup 5 (lima) tugas utama yaitu
kepengurusan, Manajemen Risiko, pengawasan internal, komunikasi, dan tanggung
jawab sosial.
a. Kepengurusan
1) Direksi harus menyusun visi, misi, dan nilai-nilai serta program jangka panjang
dan jangka pendek perusahaan untuk dibicarakan dan disetujui oleh Dewan
Komisaris atau RUPS sesuai ketentuan anggaran dasar;
2) Direksi harus dapat mengendalikan sumberdaya yang dimiliki oleh
perusahaan secara efektif dan efisien;
3) Direksi harus memperhatikan kepentingan yang wajar dari pemangku
kepentingan;
4) Direksi dapat memberikan kuasa kepada komite/tim yang dibentuk untuk
mendukung pelaksanaan tugasnya atau kepada karyawan perusahaan untuk
melaksanakan tugas tertentu, namun tanggung jawab tetap berada pada
Direksi;
5) Direksi harus memiliki tata tertib dan pedoman kerja (charter) sehingga
pelaksanaan tugasnya dapat terarah dan efektif serta dapat digunakan
sebagai salah satu alat penilaian kinerja.
b. Manajemen Risiko
c. Pengendalian Internal
1) Direksi harus menyusun dan melaksanakan sistem pengendalian internal
perusahaan yang handal dalam rangka menjaga kekayaan dan kinerja
perusahaan serta memenuhi peraturan perundang-undangan.
2) Untuk menjalankan fungsi pengawasan Direksi wajib membentuk Satuan
Pengawasan Intern dan membuat Piagam Pengawasan Intern.
3) Satuan Pengawasan Intern dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan
diberhentikan oleh Direktur Utama berdasarkan mekanisme internal
perusahaan dengan persetujuan Dewan Komisaris.
4) Fungsi pengawasan intern sebagaimana adalah:
a) Evaluasi atas efektifitas pelaksanaan pengendalian intern, Manajemen
Risiko, dan proses tata kelola perusahaan, sesuai peraturan perundang-
undangan dan kebijakan perusahaan;
b) Pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektifitas di bidang
keuangan, operasional, sumber daya manusia, teknologi informasi, dan
kegiatan lainnya;
5) Direksi wajib menyampaikan laporan pelaksanaan fungsi pengawasan intern
secara periodik kepada Dewan Komisaris.
6) Direksi wajib menjaga dan mengevaluasi kualitas fungsi pengawasan intern di
perusahaan.
d. Komunikasi
1) Direksi harus memastikan kelancaran komunikasi antara perusahaan dengan
pemangku kepentingan dengan memberdayakan fungsi Sekretaris
Perusahaan;
2) Fungsi Sekretaris Perusahaan adalah:
a) memastikan bahwa perusahaan mematuhi peraturan tentang persyaratan
keterbukaan sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG
b) memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi dan Dewan Komisaris
secara berkala dan/atau sewaktu-waktu apabila diminta;
c) sebagai penghubung (liaison officer)
d) menatausahakan serta menyimpan dokumen perusahaan, termasuk tetapi
tidak terbatas pada Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus dan risalah
rapat Direksi, rapat Dewan Komisaris dan RUPS.
3) Sekretaris Perusahaan diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama
berdasarkan mekanisme internal perusahaan dengan persetujuan Dewan
Komisaris dalam pelaksanaan fungsinya bertanggung jawab kepada Direktur
Utama. Laporan pelaksanaan tugas Sekretaris Perusahaan disampaikan pula
kepada Dewan Komisaris.
4. Pertanggungjawaban Direksi
a. Direksi harus menyusun pertanggungjawaban pengelolaan perusahaan dalam
bentuk laporan tahunan yang memuat antara lain laporan keuangan, laporan
kegiatan perusahaan, dan laporan pelaksanaan GCG.
b. Direksi harus menyampaikan informasi mengenai identitas, pekerjaan-pekerjaan
utamanya, jabatan Dewan Komisaris di anak perusahaan/perusahaan patungan
dan/atau perusahaan lain, termasuk rapat-rapat yang dilakukan dalam satu tahun
buku (rapat internal maupun rapat gabungan dengan Dewan Komisaris), serta gaji,
fasilitas, dan/atau tunjangan lain yang diterima dari perusahaan dan anak
perusahaan/perusahaan patungan, kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya
(istri/suami dan anak-anaknya) pada PTPN I dan perusahaan lain, termasuk setiap
perubahannya untuk dimuat dalam Laporan Tahunan perusahaan.
c. Laporan tahunan harus memperoleh persetujuan RUPS, dan khusus untuk
laporan keuangan harus memperoleh pengesahan RUPS.
d. Laporan tahunan harus telah tersedia sebelum RUPS diselenggarakan sesuai
ketentuan yang berlaku untuk memungkinkan pemegang saham melakukan
penilaian.
e. Dengan diberikannya persetujuan atas laporan tahunan dan pengesahan atas
laporan keuangan, berarti RUPS telah memberikan pembebasan dan pelunasan
tanggung jawab kepada masing-masing anggota Direksi sejauh hal-hal tersebut
tercermin dari laporan tahunan, dengan tidak mengurangi tanggung jawab masing-
masing anggota Direksi dalam hal terjadi tindak pidana atau kesalahan dan atau
kelalaian yang menimbulkan kerugian bagi pihak ketiga yang tidak dapat dipenuhi
dengan aset perusahaan.
f. Pertanggungjawaban Direksi kepada RUPS merupakan perwujudan akuntabilitas
pengelolaan perusahaan dalam rangka pelaksanaan asas GCG.
5. Rapat Direksi
a. Rapat Direksi harus diadakan secara berkala, sekurang-kurangnya sekali dalam
setiap bulan, dan dalam rapat tersebut Direksi dapat mengundang Dewan
Komisaris.
b. Direksi harus menetapkan tata tertib Rapat Direksi.
c. Risalah Rapat Direksi harus dibuat untuk setiap Rapat Direksi yang memuat
segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat, termasuk tetapi
tidak terbatas pada pendapatpendapat yang berkembang dalam rapat, baik
pendapat yang mendukung maupun yang tidak mendukung atau pendapat
berbeda (dissenting opinion), serta alasan ketidakhadiran anggota Direksi, apabila
ada.
d. Setiap anggota Direksi berhak menerima salinan risalah Rapat Direksi, baik yang
bersangkutan hadir maupun tidak hadir dalam Rapat Direksi tersebut.
e. Risalah asli dari setiap Rapat Direksi harus disimpan oleh perusahaan.
f. Laporan Tahunan perusahaan harus memuat jumlah rapat Direksi dan jumlah
kehadiran masing-masing anggota Direksi.
Pedoman pokok pelaksanaan tugas bersama antara Dewan Komisaris dan Direksi yaitu:
1. Tanggung jawab bersama Dewan Komisaris dan Direksi dalam menjaga
kelangsungan usaha perusahaan dalam jangka panjang tercermin pada :
a. Terlaksananya dengan baik kontrol internal dan Manajemen Risiko.
b. Tercapainya imbal hasil (return) yang optimal bagi pemegang saham.
c. Terlindunginya kepentingan stakeholder secara wajar.
d. Terlaksananya suksesi kepemimpinan yang wajar demi kesinambungan
manajemen disemua lini organisasi.
2. Sesuai visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan, Dewan Komisaris dan Direksi perlu
bersama-sama menyepakati hal-hal tersebut dibawah ini :
a. Rencana Jangka Panjang, strategi, maupun Rencana Kerja dan Anggaran
Tahunan.
b. Kebijakan dalam memastikan pemenuhan peraturan perundang-undangan dan
anggaran dasar perusahaan serta dalam menghindari segala bentuk benturan
kepentingan.
c. Kebijakan dan metode penilaian perusahaan, unit dalam perusahaan dan
personalianya.
d. Struktur organisasi sampai satu tingkat dibawah Direksi yang dapat mendukung
tercapainya visi, misi dan nilai-nilai perusahaan.
Pemangku kepentingan selain pemegang saham adalah mereka yang memiliki kepentingan
terhadap perusahaan dan mereka yang terpengaruh secara langsung oleh keputusan strategis
dan operasional perusahaan, yang antara lain terdiri dari karyawan, mitra bisnis dan
masyarakat terutama sekitar tempat usaha perusahaan. Antara perusahaan dengan
pemangku kepentingan harus terjalin hubungan yang sesuai asas kewajaran dan kesetaraan
(fairness) berdasarkan ketentuan yang berlaku bagi masing-masing pihak. Agar hubungan
antara perusahaan dengan pemangku kepentingan berjalan dengan baik, perlu diperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Perusahaan menjamin tidak terjadinya diskriminasi berdasarkan suku, agama, ras,
golongan dan gender serta terciptanya perlakuan yang adil dan jujur dalam mendorong
perkembangan karyawan sesuai potensi, kemampuan, pengalaman dan keterampilan
masing-masing.
2. Perusahaan dan mitra bisnis harus bekerja sama untuk kepentingan kedua belah pihak
atas dasar prinsip saling menguntungkan.
3. Perusahaan harus memperhatikan kepentingan umum, terutama masyarakat sekitar
perusahaan, serta pengguna produk dan jasa perusahaan.
Program pengenalan perusahaan tidak hanya dalam bentuk pemberian materi tapi
juga dalam bentuk kunjungan lapangan yang dituangkan dalam bentuk agenda
program pengenalan.
Pada saat program pengenalan dibuat daftar hadir yang ditandatangani Direksi atau
Komisaris baru
B. KEBIJAKAN DIREKSI
1. PROGRAM PENGENALAN DIREKSI BARU
Direksi yang baru diangkat mengikuti program pengenalan yang diselenggarakan
oleh Perusahaan, untuk itu dilakukan hal-hal sebagai berikut.
a. Direksi menyampaikan kepada Sekretaris Perusahaan untuk diadakan program
pengenalan bagi anggota Direksi yang baru diangkat.
b. Direksi membuat kebijakan untuk diadakan program pengenalan bagi anggota
direktur yang baru diangkat, substansi kebijakan sesuai muatan materi program
pengenalan antara lain: prinsip-prinsip GCG, gambaran umum perusahan,
kewenangan yang didelegasikan, tugas dan tanggung jawab Direksi dan
Komisaris.
c. Anggota Direksi yang baru diangkat diharuskan mengikuti program pengenalan
yang diselenggarakan oleh perusahaan, dan mengikuti rangkaian program
pengenalan perusahaan sesuai agenda yang disusun, misalnya kehadiran pada
saat pemaparan, kunjungan lapangan, dll.
d. Penilaian Kinerja
1) Perusahaan membuat dan menetapkan sistem penilaian kinerja
(performance appraisal) bagi karyawan yang mencakup sisi kinerja individu
dan kompetensi karyawan.
2) Perusahaan membuat indikator kinerja individu dan target yang ditetapkan
oleh atasan langsung
3) Sistem penilaian kinerja (performance appraisal) diterapkan dengan
konsisten
4) Hasil penilaian karyawan dimanfaatkan untuk pengembangan karyawan.
40. KEHADIRAN DIREKSI DALAM RAPAT DIREKSI DAN RAPAT DIREKSI DENGAN
KOMISARIS
Anggota Direksi diharuskan menghadiri setiap rapat Direksi maupun rapat Direksi dan
Komisaris, jika tidak dapat hadir yang bersangkutan harus menjelaskan alasan
ketidakhadirannya.
3. Terdapat Media untuk penyediaan informasi publik agar dapat diperoleh dengan cepat
dan tepat waktu, biaya ringan dan cara sederhana yaitu:
a. Membuat website yang dikelola perusahaan
b. Menunjuk unit/personel untuk mengelola website
c. Membuat kebijakan tentang pengelolaan dan pemutakhiran website
d. Pengelolaan website sesuai kebijakan yang ditetapkan secara konsisten
8. Laporan Tahunan
a. Laporan Tahunan memenuhi ketentuan umum penyajian laporan tahunan yaitu:
1) Laporan tahunan disajikan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris secara
berdampingan.
2) Laporan tahunan dicetak pada kertas yang berwarna terang agar mudah dibaca
dan jelas.
3) Laporan tahunan mencantumkan identitas perusahaan dengan jelas, yakni ada
tahun Laporan Tahunan dan identitas perusahaan berupa nama perusahaan
(bukan nama group) di halaman depan (sampul), di samping (yang dicetak
dengan huruf yang jelas, mudah terbaca), halaman belakang (sampul) dan
identitas perusahaan di setiap halaman.
4) Laporan Tahunan disajikan dalam website Perusahaan dan dapat diunduh.
3) Tanda tangan anggota direksi dan anggota dewan komisaris memuat hal-hal:
a) Tanda tangan dituangkan pada lembaran tersendiri
b) Pernyataan bahwa direksi dan dewan komisaris bertanggung jawab penuh
atas kebenaran isi laporan tahunan.
c) Ditandatangani seluruh anggota dewan komisaris dan anggota direksi
dengan menyebutkan nama dan jabatannya.
d) Penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari ybs dalam hal ada anggota
Dewan Komisaris atau direksi yang tidak menandatangani laporan tahunan,
atau penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari anggota yang lain dalam
hal tidak ada penjelasan tertulis dari yang bersangkutan.
j) Daftar Anak Perusahaan dan atau Perusahaan Asosiasi antara lain memuat
informasi:
Nama Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi
% Kepemilikan Saham
m) Nama dan alamat lembaga dan atau profesi penunjang pasar modal memuat
antara lain:
Nama dan alamat BAE;
Nama dan alamat Kantor Akuntan Publik;
Nama dan alamat perusahaan pemeringkat efek.
n) Akuntan Perseroan memuat antara lain:.
Berapa periode audit akuntan publik telah mengaudit laporan keuangan
perusahaan.
Besarnya fee audit.
Jasa lain yang diberikan akuntan selain jasa financial audit..
o) Penghargaan dan sertifikasi yang diterima perusahaan baik yang berskala
nasional maupun internasional memuat antara lain:
Masa berlaku
Nama penghargaan/sertifikasi (berskala nasional dan internasional)
Tahun perolehan
Badan pemberi penghargaan/sertifikasi
p) Nama dan alamat anak perusahaan dan atau kantor cabang atau kantor
perwakilan (jika ada).
e. Laporan Tahunan memuat pengungkapan praktik Tata Kelola Perusahaan yang Baik,
yaitu:
1) Uraian Dewan Komisaris memuat antara lain:
a) Uraian pelaksanaan tugas Dewan Komisaris.
b) Pengungkapan prosedur penetapan dan besarnya remunerasi anggota
dewan komisaris.