Rekam medis adalah berkas rekam yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Permenkes 269 tahun 2008). Menurut Edha K Huffman (Health Informasi Management, 1999) rekam medis adalah fakta yang berkaitan dengan keadaan pasien, riwayat penyakit dan pengobatan masa lalu serta saat ini yang tertulis oleh profesi kesehatan yang memberikan pelayanan kepada pasien tersebut. Tertuang pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis pasal 13 bahwa rekam medis dapat dipakai sebagai dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan. Dengan demikian maka rekam medis dapat digunakan sebagai alat bukti atau salah satu syarat untuk pembayaran biaya atas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien yang kurang mampu. Untuk memberikan informasi yang akurat tentu diperlukan rekam medis yang akurat juga. Puskesmas merupakan suatu sarana yang memberikan upaya pelayanan demi terwujudnya kesehatan. Puskesmas juga menjadi tempat mendapatkan pendidikan kedokteran, keperawatan, farmasi, maupun rekam medis. Upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan terutama di puskesmas, sangat diperlukan administrasi puskesmas, salah satunya adalah rekam medis, karena rekam medis merupakan suatu bukti yang ontentik tentang proses pelayanan medis kepada pasien. Pengolahan data nomor rekam medis yang sedang berjalan di tempat sarana pelayanan kesehatan masih menggunakan pemberian nomor rekam medis secara manual pada setiap tempat sarana pelayanan kesehatan. sehingga perlu diadakannya sistem yang bisa secara otomatis memberikan informasi pemberian nomor rekam medis di sarana pelayanan kesehatan. Pada sistem penomoran rekam medis di suatu pelayanan kesehatan disesuaikan dengan banyaknya pasien yang datang untuk menerima pelayanan kesehatan. Semakin banyak pasien yang berkunjung maka penomoran rekam medis tidak hanya menggunakan enam digit saja. Maka diperlukannya penomoran yang mampu untuk memberikan solusi pada penomoran yang sesuai aturan dan standar yang berlaku, dalam hal menunjang pelayanan kesehatan di suatu sarana pelayanan kesehatan tersebut. Yang dimaksud dengan penomoran dokumen rekam medis adalah pemberian nomor pada dokumen rekam medis setiap pasien sebagai indentitas, diberi satu nomor rekam medis yang berlaku seumur hidup baik untuk rawat jalan, rawat inap, maupun gawat darurat. Nomor diberikan pada saat pertama kali pasien datang dan diberi pelayanan di Puskesmas Cimahi Utara. Sistem penomoran rekam medis di Puskesmas Cimahi Utara saat ini dalam proses pengolahanya masih menerapkan sistem yang memakai penomoran dengan enam digit nomor. Data yang ada pada Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah merupakan salah satu kelengkapan dalam pengisian berkas rekam medis pasien, karena mengandung informasi identitas pasien yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Cimahi Utara. Pada Kartu Tanda Penduduk (KTP) memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK). Nomor Induk Kependudukan (NIK) akan berbeda pada setiap penduduk, begitu pula dengan penomoran rekam medis. Pada setiap pasien akan berbeda nomor rekam medis yang diberikan. Bagi anak warga negara Indonesia (WNI) yang baru lahir, KTP Anak akan diterbitkan bersamaan dengan penerbitan akte kelahiran (kemendagri.go.id). Penulis akan mengangkat topik yang berkaitan dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan juga nomor rekam medis. Berkesinambunganya antara Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan juga nomor rekam medis adalah untuk menghindari terjadinya double data pada penomoran rekam medis pasien. Sehingga diharapkan mampu memberikan penomoran rekam medis sesuai standar yang telah ditentukan, agar terciptanya pelayanan yang berstandar dan bermutu pula. Setelah melakukan pengamatan saat praktek kerja lapangan di Puskesmas Cimahi Utara masih terdapatnya permasalahan tentang nomor rekam medis yang lebih dari satu untuk satu pasien ataupun satu nomor rekam medis tetapi dengan dua pasien yang berbeda. Diperlukannya sebuah solusi yang tepat untuk meminimalkan permasalahan tersebut. Berdasarkan dari topik permasalahan yang telah diteliti, penulis akan mengangkat judul penelitian tentang “Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Rekam Medis Di Puskesmas Cimahi Utara”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan “Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Rekam Medis Di Puskesmas Cimahi Utara” : 1. Bagaimana analisis sistem informasi rekam medis di Puskesmas Cimahi Utara ? 2. Bagaimana perancangan sistem informasi rekam medis di Puskesmas Cimahi Utara? 3. Bagaimana implementasi sistem informasi rekam medis di Puskesmas Cimahi Utara ?
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas maka penulis menyatakan batasan masalah hanya pada sistem penomoran rekam medis dengan menggunakan panduan Nomor Induk Kependudukan (NIK) pada Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Puskesmas Cimahi Utara.
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang ditemukan, maka penelitian ini bertujuan untuk : a. Untuk mengetahui analisis sistem informasi rekam medis menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) di Puskesmas Cimahi Utara. b. Untuk merancang sistem informasi rekam medis menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) di Puskesmas Cimahi Utara. c. Untuk mengetahui implementasi sistem informasi rekam medis menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) di Puskesmas Cimahi Utara.
1.4.2. Manfaat Penelitian
Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman bagi penulis. Mengetahui analisis terhadap sistem informasi rekam medis menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) di Puskesmas Cimahi Utara. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk puskesmas dalam menyelesaikan permasalahan permasalahan yang terjadi khususnya dalam hal penomoran rekam medis. Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk dunia pembelajaran khususnya akademik dalam memperkaya teori teori khususnya tentang penomoran rerkam medis menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) di Puskesmas Cimahi Utara.
1.5. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development R&D), menurut Sugiyono (2011:297) metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Sesuai dengan metode penelitian yang dijelaskan, penelitian yang dilakukan yaitu untuk mengkaji dan menemukan permasalahan pada pelaksanaan sistem informasi rekam medis yang sedang berjalan, sedangkan metode pengembangan yaitu dilakukan pengembangan pada pelaksanaan sistem informasi rekam medis dengan pembuatan perancangan sistem informasi rekam medis menggunakan nomor induk kependudukan (NIK). Penelitian dan pengembangan merupakan gabungan dari pengkajian permasalahan dan pengembangan dimana akan menghasilkan sebuah produk yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan praktis dan dapat diaplikasikan. Adapun metode pengembangan yang digunakan oleh penulis dalam membangun sistem informasi rekam medis di Puskesmas Cimahi Utara dengan menggunakan metode waterfall. Metode waterfall adalah setiap tahap harus diselesaikan terlebih dahulu secara penuh sebelum diteruskan ke tahap berikutnya untuk menghindari terjadinya pengulangan tahapan (Pressman:2013). Adapun struktur pengembangan metode waterfall dapat dilihat pada gambar 1.1.
Survei Sistem
Analisis Sistem
Desain Sistem
Pembuatan Sistem
Implementasi
Pemeliharaan
Gambar 1.1 Struktur Pengembangan Sistem Waterfall
Sumber : Sutabri, (2004 : 62)
Berikut adalah penjelasan dari masing-masing tahapan dalam metode
waterfall: 1. Analisa Kebutuhan a. Observasi Penulis meninjau langsung bagaimana sistem informasi rekam medis rawat jalan Puskesmas Cimahi Utara. Hal ini dilakukan agar penulis dapat memahami cara kerja di bagian unit rekam medis khususnya pada sistem informasi rekam medis rawat jalan di Puskesmas Cimahi Utara. b. Wawancara Wawancara adalah proses tanya jawab lisan yang merupakan alat pengumpulan data secara langsung tentang beberapa jenis data yang diperlukan, dalam usaha melengkapi data-data yang digunakan bagi penulis melakukan wawancara secara langsung. c. Studi Kepustakaan Penulis mengadakan peninjauan dari buku-buku dan karya tulis lain yang berhubungan dengan pembahasan yang penulis ambil untuk memperoleh bahan-bahan yang akan dijadikan sebagai landasan pemikiran teoritis untuk penyusunan karya tulis ilmiah. 2. Desain Sistem Bertujuan untuk memberikan gambaran apa yang seharusnya dikerjakan dan bagaimana tampilannya, terdapat pada BAB III. 3. Penulisan Kode Program Dalam tahap ini dilakukan pemograman. Pembuatan software dipecah menjadi modul-modul kecil yang nantinya akan digabungkan dalam tahap berikutnya, terdapat pada lampiran. 4. Pengujian Program Di tahap ini dilakukan penggabungan modul-modul yang sudah dibuat dan dilakukan pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah software yang dibuat telah sesuai dengan desainnya dan masih terdapat kesalahan atau tidak, terdapat pada BAB IV. 5. Penerapan Program dan Pemeliharaan Ini merupakan tahap terakhir dalam model waterfall. Software yang sudah jadi dijalankan serta dilakukan pemeliharaan.
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Dalam bab ini berisi latar belakang, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori Bab ini menjelaskan mengenai teori konsep perancangan sistem, konsep dasar sistem, konsep basis data, konsep puskesmas, konsep rekam medis, konsep penomoran rekam medis, dan konsep kartu tanda penduduk (KTP). Bab III Analisis dan Perancangan Pada bab ini menjelaskan gambaran umum Puskesmas Cimahi Utara dan perancangan sistem informasi di Puskesmas Cimahi Utara. Bab IV Implementasi dan Pengujian Pada bab ini berisi tentang implementasi dari perancangan yang telah dibangun serta melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dirancang. Bab V Penutup Bab ini menjelaskan kesimpulan serta saran dari hasil penelitian dan perancangan yang telah dilakukan oleh penulis.