Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN RISIKO

RUMAH SAKIT GADING PLUIT

Sitti nur rachmushifal


PENDAHULUAN
Rumah sakit yang menerapkan prinsip keselamatan pasien berkewajiban
untuk mengidentifikasi dan mengendalikan seluruh risiko strategis dan
operasional yang penting. Hal ini mencakup seluruh area baik manajerial
maupun fungsional, termasuk area pelayanan, tempat pelayanan, juga
area klinis.Rumah sakit perlu menjamin berjalannya sistim untuk
mengendalikan dan mengurangi risiko.Manajemen risiko berhubungan
erat dengan pelaksanaan keselamatan pasien rumah sakit dan berdampak
kepada pencapaian sasaran mutu rumah sakit. Ketiganya berkaitan erat
dalam suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan.
Hal ini meliputi dua hal:
 Identifikasi proaktif dan pengelolaan potensi risiko utama
yang dapat mengancam pencapaian sasaran mutu pelayanan
rumah sakit.
 Reaktif atau responsif terhadap kerugian akibat dari
keluhan, klaim, dan insiden, serta respon terhadap laporan
atau audit internal atau eksternal.
Panduan ini akan menjelaskan mekanisme dan tanggung jawab
untuk:
• Identifikasi risiko
• Analisa Risiko
• Evaluasi risiko
• Pengendalian risiko / mengelola risiko
A. Identifikasi Risiko dan Penilaian Risiko (Risk
Assessment)
Dalam hal ini, risiko dapat dibedakan menjadi risiko potensial
(dengan pendekatan pro-aktif) dan insiden yang sudah terjadi
(dengan pendekatan reaktif / responsif).Risiko potensial dapat
diidentifikasi dari berbagai macam sumber, misalnya:
a. Informasi internal (rapat bagian / koordinasi, audit, incident
report, klaim, komplain)
b. Informasi eksternal (pedoman dari pemerintah, organisasi
profesi, lembaga penelitian)
c. Pemeriksaan atau audit eksternal
Identifikasi Risiko Juga Dapat Dikategorikan Berdasarkan Dampak Sesuai
Dengan Jenis-jenis Insiden Keselamatan Pasien Sebagaimana Dicontohkan
Dalam Tabel Berikut:
B. Analisis Risiko
Analisa Dilakukan Dengan Menentukan Score Risiko Atau Insiden Tersebut Untuk Menentukan
Prioritas Penanganan Dan Level Manajemen Yang Harus Bertanggung Jawab Untuk Mengelola /
Mengendalikan Risiko / Insiden Tersebut Termasuk Dalam Kategori Biru / Hijau / Kuning /
Merah.
Hal ini akan menentukan evaluasi dan tata laksana selanjutnya. Untuk
risiko / insiden dengan kategori biru dan hijau maka

evaluasi cukup dengan investigasi sederhana sedangkan untuk kategori kuning dan
merah perlu dilakukan evaluasi lebih mendalam dengan metode RCA (root
causeanalysis – reaktif / responsive) atau HFMEA (healthcare failure mode effect
analysis – proaktif)
C. Evaluasi Risiko
1. Risiko atau insiden yang sudah dianalisis akan dievaluasi lebih lanjut sesuai skor dan
grading yang didapat dalam analisis.
SKOR RISIKO = DAMPAK X PELUANG
2. Pemeringkatan memerlukan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai, dan meliputi
proses
berikut :
a. Menilai secara obyektif beratnya / dampak / akibat dan menentukan suatu skor
b. Menilai secara obyektif kemungkinan / peluang / frekuensi suatu peristiwa terjadi dan
menentukan suatu skor
c. Mengalikan dua parameter untuk memberi skor risiko
3. Penilaian risiko akan dilaksanakan dalam dua tahap.
a. Tahap pertama akan diselesaikan oleh penilai risiko yang terlatih, yang akan
mengidentifikasi
bahaya, efek yang mungkin terjadi dan pemeringkatan risiko.
b. Tahap kedua dari penilaian akan dilakukan oleh Kepala Unit Kerja yang akan
melakukan
verifikasi tahap pertama dan membuat suatu rencana tindakan untuk mengatasi risiko.
D. KELOLA RISIKO
Setelah Analisis Dan Evaluasi Selesai Dilakukan, Maka Tahap Selanjutnya Adalah
Pengelolaan Risiko Atau Insiden Dengan Target Menghilangkan Atau Menekan Risiko
Hingga Ke Level Terendah (Risiko Sisa) Dan Meminimalisir Dampak Atau Kerugian
Yang Timbul Dari Insiden Yang Sudah Terjadi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai