Manusia
Masalah sampah menjadi salah satu permasalahan yang komplek, tidak hanya di indonesia
tetapi juga di dunia. Penanganan sampah yang kurang baik dan bijak bisa menimbulkan
dampak yang sangat besar bagi kehidupan di bumi. Dampak bagi kesehatan, ekonomi social
dan budaya. Sampah yang tidak ditangani dengan baik bisa menimbulkan bau, mengundang
bakteri pathogen juga bibit penyakit, dalam penanggulangannya juga membutuhkan dana
yang besar, juga mengganggu dan merusak keindahan planet bumi yang diberikan yang maha
kuasa. Dampak yang lebih besar adalah dapat merusak lapisan ozone yang berada di atmosfer
akibat pengelolaan sampah yang tidak baik dan bijak. Untuk menangani masalah sampah
tidaklah susah, tidak juga mudah dan sederhana. Tapi membutuhkan dukungan dari berbagai
fihak, baik dari pemerintah maupun seluruh lapisan masyarakat.
1. Berdampak Untuk Kesehatan
Sampah yang tidak di buang pada tempatnya akan mengganggu kesehatan kita yang akan
memicu terserangnya penyakit pada manusia seperti :
Diare
Disentri
Kudisan,
Jamur dll
Memicu tercemarnya lingkungan hidup hewan, tumbuhan dan manusia. Di jepang telah di
laporkan 40rb penduduknya mennggal setelah mengkonsumsi ikan yang tercemar atau
terkontaminasi raksa (Hg) yang beracun jika di konsumsi manusia. Raksa ini berasal dari sampah
atau limbah industri battrey yang di buang di laut.
Sampah yang di buang melalaui udara adalah asap dari industri pabrik dan kendaraan yang dapat
mencemari lingkungan di udara, Udara yang di menjadi kotor dan berbahaya jika di hirup leh
manusia dan makhluk hidup lainnya. Selain itu sampah ini dapat melubangi ozon (pelindung
bumi dari radiasi matahari) oelh sebab itu mengapa bumi semakin lama-semakin panas.
Dampak dari sampah yang ketiga yaitu pada kehidupan antara sesama manusia. Ketika kita lewat
tumpukan sampah di pinggir jalan yang sangat bau, kita menjadi terganggu dan menutup hidung
ia kan? ini menandakan bahwa kita merasa terganggu dengan orang yang membuang sampah
sembarangan. Contoh lagi Sampah udara dari orang yang merokok di tempat umum seperti bis
umum, kereta, kapal dan ruangan untuk umum, mereka yang tidak merokok akan sangat
terganggu dan membuat hubungan sosaial terganggu.
Maka dari itu di perlukan sikap yang baik dari setiap manusia dan kesarannya untuk membuang
sampah pada tempatnya dan mengelola kembali sebaik mungkin agar dampak yang di timbulkan
menjadi sedikit. Gunakan juga teknologi yang ramah lingkungan dan jangan gunakan peralatan
yang tidak bisa di daur ulang.
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak
terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai
binatang seperti lalat yang dapat menimbulkan penyakit.
1. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat dapat bercampur dengan air minum. Penyakit
demam berdarah dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya
kurang memadai.
2. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit)
3. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah
suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke
dalam pencernaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah
Dampak Sampah terhadap Lingkungan
Pencemaran Udara
Sampah yang menumpuk dan tidak segera terangkut merupakan sumber bau tidak sedap yang
memberikan efek buruk bagi daerah sensitif sekitarnya seperti permukiman, perbelanjaan, rekreasi,
dan lain-lain. Pembakaran sampah seringkali terjadi pada sumber dan lokasi pengumpulan terutama
bila terjadi penundaan proses pengangkutan sehingga menyebabkan kapasitas tempat terlampaui.
Asap yang timbul sangat potensial menimbulkan gangguan bagi lingkungan sekitarnya.
Pencemaran Air
Prasarana dan sarana pengumpulan yang terbuka sangat potensial menghasilkan lindi terutama
pada saat turun hujan. Aliran lindi ke saluran atau tanah sekitarnya akan menyebabkan terjadinya
pencemaran. Instalasi pengolahan berskala besar menampung sampah dalam jumlah yang cukup besar
pula sehingga potensi lindi yang dihasilkan di instalasi juga cukup potensial untuk menimbulkan
pencemaran air dan tanah di sekitarnya.
Pencemaran Tanah
Pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik misalnya di lahan kosong atau TPA yang
dioperasikan secara sembarangan akan menyebabkan lahan setempat mengalami pencemaran akibat
tertumpuknya sampah organik dan mungkin juga mengandung Bahan Buangan Berbahaya (B3). Bila hal
ini terjadi maka akan diperlukan waktu yang sangat lama sampai sampah terdegradasi atau larut dari
lokasi tersebut. Selama waktu itu lahan setempat berpotensi menimbulkan pengaruh buruk terhadap
manusia dan lingkungan sekitarnya.
Gangguan Estetika
Lahan yang terisi sampah secara terbuka akan menimbulkan kesan pandangan yang sangat
buruk sehingga mempengaruhi estetika lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat terjadi baik di lingkungan
permukiman atau juga lahan pembuangan sampah lainnya. Proses pembongkaran dan pemuatan
sampah di sekitar lokasi pengumpulan sangat mungkin menimbulkan tumpahan sampah yang bila tidak
segera diatasi akan menyebabkan gangguan lingkungan. Demikian pula dengan ceceran sampah dari
kendaraan pengangkut sering terjadi bila kendaraan tidak dilengkapi dengan penutup yang memadai.
Dampak Sosial
Hampir tidak ada orang yang akan merasa senang dengan adanya pembangunan tempat
pembuangan sampah di dekat permukimannya. Karenanya tidak jarang menimbulkan sikap menentang
dari masyarakat dan munculnya keresahan. Sikap menentang ini secara rasional akan terus meningkat
seiring dengan peningkatan pendidikan dan taraf hidup mereka, sehingga sangat penting untuk
mempertimbangkan dampak ini dan mengambil langkah-langkah aktif untuk menghindarinya.
1. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang
menyenangkan bagi masyarakat, bau tidak sedap dan pemandangan yang buruk Karena sampah
bertebaran dimana-mana.
2. Memberikan dampak negative terhadap kepariwisataan
3. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan
masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk
mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya
produktivitas)
4. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan
memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-
lain.
5. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai,
seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengelolaan air. Jika sarana penampungan
sampah kurang atu tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini
mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan atau diperbaiki.
Menurut Gelbert dkk (1996) ada tiga dampak sampah terhadap manusia dan lingkungan yaitu:
Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam
berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang
pengelolaan sampahnya kurang memadai.
Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salahsatu contohnya adalah
suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk
kedalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa
makanan/sampah.
Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai,
seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan
sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya
dijalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.
Mengurangi sampah dari sumber timbulan, di perlukan upaya untukmengurangi sampah mulai
dari hulu sampai hilir, upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam mengurangi sampah dari
sumber sampah (darihulu) adalah menerapkan prinsip 3R.
Sumber sampah bisa bermacam-macam, diantaranya adalah : dari rumah tangga, pasar,
warung, kantor, bangunan umum, industri, dan jalan. Berdasarkan komposisi kimianya, maka
sampah dibagi menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Penelitian mengenai sampah
padat di Indonesia menunjukkan bahwa 80% merupakan sampah organik, dan diperkirakan
78% dari sampah tersebut dapat digunakan kembali.
Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam menangani sampah sejak
ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir. Secara garis besar, kegiatan di dalam
pengelolaan sampah meliputi pengendalian timbulan sampah, pengumpulan sampah, transfer
dan transport, pengolahan dan pembuangan akhir