Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

KECAMATAN DEMPET
DESA HARJOWINANGUN

KEPUTUSAN KEPALA DESA


KECAMATAN DEMPET KABUPATEN DEMAK
NOMOR : 440 / /2019

TENTANG
PEMANTAUAN JENTIK JOBO JERO (PAJERO)
PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
DESA HARJOWINANGUN TAHUN 2019

KEPALA DESA HARJOWINANGUN

Menimbang : a. bahwa DBD (demam berdarah dengue) merupakan


penyakit endemik yang berdampak pada kesehatan
masyarakat dengan jumlah kasus yang semakin meningkat
dan dapat menimbulkan potensial KLB dengan tingkat
potensi morbiditas dan mortalitas yang tinggi, sehingga
memerlukan upaya pengendalian yang berkualitas secara
berkesinambungan;
b. bahwa dalam rangka upaya pengendalian dimaksud, perlu
melibatkan peran serta aktif lintas sektor dan lintas program
dalam upaya penanganan yang cepat dan serta upaya
pencegahan kejadian DBD terutama dengan memberantas
jentik nyamuk penularnya sehingga penularan penyakit DBD
ditingkat desa dapat diatasi;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf b, maka perlu di bentuk tim Kelompok Kerja
Pengendalian DBD (Demam Berdarah Dengue) di tingkat
d. Desa/Kelurahan dengan Surat Keputusan Keputusan
Kepala Desa Harjowinangun;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah
Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3273);
2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000, tentang
Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4437) Sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang


Perimbangan Keuangan Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
5. Nomor 4438);
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 2009 nomor 144, tambahan
lembaran negara nomor 5036);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi
sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 54 Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3848);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tantang
Penanggulangan Wabah Penyakit (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3447);
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun
2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
10 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
11 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4816);
12 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
949 /Menkes/PER/VIII/2004 tentang Pedoman
Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa ( KLB)
13 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
374/Menkes/PER/III/2010 tentang Pengendalian Vektor
14 Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 140 Tahun 2011
tentang Pedoman Pelaksanaan Pembentukan PAJERO Dan
Forum Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

MEMUTUSKAN

KESATU : Menunjuk nama- nama sebagaimana tercantum dalam lampiran


keputusan ini sebagai tim PAJERO pengendalian DBD di Desa
Harjowinangun.dengan tugas sebagai berikut :
a. Melaksanakan kerjasama lintas sektor dan program terkait
pengendalian vektor DBD;
b. Melaksanakan kegiatan pemeriksaan jentik berkala setiap
3 (tiga) bulan sekali melibatkan Juru pemantau Jentik dan
ketua RT/RW di Desa Harjowinangun;
c. Menggerakkan masyarakat dalam gerakan 3M Plus di
pemukiman ,Sekolah dan tempat- tempat umum;
d. Melaksanakan kegiatan pertemuan rutin tim PAJERO DBD
setiap 3 (tiga) bulan sekali sebagai bahan evaluasi;
e. Melaporkan hasil kegiatan tim PAJERO Desa kepada tim
PAJERO DBD Kecamatan ;
KEDUA : Dalam pelaksanaan tugasnya, tim PAJERO DBD bertanggung
jawab kepada Kepala Desa harjowinangun
KETIGA : Biaya yang timbul akibat pelaksanaan keputusan ini dibebankan
pada Dana APBD, Dana ADD Desa Harjowinangun .tahun 2019
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam keputusan ini, akan diubah dan diperbaiki kembali
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Harjowinangun
Pada tanggal : Januari 2019

Kepala Desa Harjowinangun

Siswanto, S.kep

LAMPIRAN : KEPALA DESA HARJOWINANGUN


NOMOR : 440/ / 2019
TANGGAL : AGUSTUS 2019
TENTANG : PENUNJUKAN TIM PAJERO DBD DESA
HARJOWINANGUN
1. Penaggung Jawab : Kepala desa
2. Ketua I merangkap anggota : Ketua BPD Desa Harjowinangun
3. Ketua II merangkap anggota : Kepala Puskesmas Dempet
4. Sekretaris I merangkap anggota : Sekretaris Desa Harjowinangun
5. Sekretaris II merangkap anggota : Bidan Desa Harjowinangun
6. Anggota

1. Karangtaruna desa Harjowinangun

2. Kader Kesehatan Desa Harjowinangun

3. Semua RT desa Harjowinangiun

4. Semua Ketua RW desa harjowinangun

5. Semua Anggota BPD Desa Harjowinangun

6. Semua Anggota LKMD Desa Harjowinangun

7. Linmas Desa Harjowinangun

8. Tokoh Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai