PAULO COELHO
PAULO COELHO
Veronika yang berumur 24 tahun seakan memiliki
kehidupan sempurna––muda dan cantik, punya
kekasih, keluarga yang menyayanginya, pekerjaan
yang disukainya. Namun ada sesuatu yang hilang
dalam hidupnya. Maka, pada suatu pagi bulan
November yang dingin, Veronika menenggak
Veronika
segenggam pil tidur dan berharap tidak akan bangun
lagi. Tapi dia terbangun––di rumah sakit jiwa, dan
diberitahu hidupnya tinggal beberapa hari lagi.
Memutuskan
Mati
kehidupan Coelho sendiri, Veronika Memutuskan Mati
mempertanyakan arti kegilaan dan merayakan
individu-individu yang dianggap tidak normal
berdasarkan standar yang berlaku di masyarakat.
Berani dan mencerahkan, kisah ini menggambarkan
wanita muda yang berada di persimpangan, antara
putus asa dan keinginan untuk bebas, serta apresiasi
atas setiap hari yang membawa harapan baru. www.facebook.com/indonesiapustaka
NOVEL 17+
978-602-03-8528-0 DIGITAL
1. Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf i untuk penggunaan
secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah).
2. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau
pemegang hak cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta
sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan
atau huruf h, untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau
pemegang hak melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana
dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan atau huruf
www.facebook.com/indonesiapustaka
618186006
www.gpu.id
ISBN 9786020385273
Digital 9786020385280
www.facebook.com/indonesiapustaka
272 hlm; 20 cm
Jujur saja, batin Veronika, tidak seorang pun tahu di mana letak
Slovenia.
Namun Slovenia benar-benar ada, di luar, di dalam, di
gunung yang mengelilinginya, dan di alun-alun yang te
ngah ia pandangi: Slovenia adalah negerinya.
Ia singkirkan majalah itu; sekarang ini, tidak ada guna
nya marah kepada dunia yang sama sekali tak mengenal
bangsa Slovenia; kehormatan bangsanya tak lagi menjadi
perhatiannya. Inilah saatnya berbangga kepada diri sendiri,
bahwa ia akhirnya berani meninggalkan kehidupan ini:
www.facebook.com/indonesiapustaka
10
11
12
13
14
***
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Karena hanya menelan pil tidur, aku tidak akan cacat: aku
masih tetap muda, cantik, pintar, dan gampang mencari pacar, hal
yang tidak pernah kulakukan. Aku akan bercinta dengan pacar-
pacarku di rumah mereka atau di hutan, aku akan merasakan
kenikmatan tertentu, namun ketika mencapai orgasme perasaan
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
selagi mereka mengira aku masih terlalu lemah, tidak mampu ber
tindak.
Ia mengintip si perawat. Toilet itu berupa bilik kecil
tanpa pintu. Bila ingin melarikan diri, Veronika tentu ha
rus meringkus dan mengalahkan si perawat untuk men
dapatkan kunci, tetapi ia terlalu lemah untuk melakukan
itu.
”Apakah ini penjara?” tanya Veronika kepada perawat
itu, yang berhenti membaca dan mengawasi gerak-
geriknya dengan cermat.
”Bukan, ini rumah sakit jiwa.”
”Tapi aku tidak gila.”
Perempuan itu tertawa.
”Semua pasien juga bilang begitu.”
”Baik, aku memang gila, lalu apa artinya?”
Perempuan itu memperingatkan Veronika agar tidak
terlalu lama berdiri dan menyuruhnya kembali ke ranjang.
”Apa artinya gila?” desak Veronika.
”Besok kamu tanyakan saja kepada dokter. Sekarang
tidurlah, kalau tidak, terpaksa aku akan menyuntikmu de
ngan obat penenang.”
www.facebook.com/indonesiapustaka
44
45
46
47
Veronika tertawa.
”Sepertinya kamu sama sekali tidak gila.”
48
49
50
51
pirinya.
Tadi malam Veronika tidak dapat melihat wajah pe
rempuan itu sepenuhnya; ia meringkuk di bawah ranjang
selama mereka bercakap-cakap. Zedka berusia sekitar 35
tahun dan terlihat benar-benar normal.
52
53
54
55
56
57
58
59
60
Veronika masuk kembali ke ruangan, melintasi kelompok
orang yang berkumpul di sudut ruangan. Mereka ber
61
62
berpikir: Bila saja aku punya pilihan, bila saja aku tahu sejak
awal bahwa penyebab hari-hariku terlihat sama adalah karena
aku memang membuatnya demikian, barangkali….
Namun jawabannya selalu sama: Tidak ada barangkali,
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
sama sekali tidak ada, orang akan merasa putus asa, pe
simis, gagal, lesu, cemas, sulit mengambil keputusan, dan
akhirnya tenggelam dalam kesenduan, yang selanjutnya
dapat mengakibatkan apatis atau bunuh diri.
Sementara itu para dokter yang konservatif berpen
74
75
76
77
78
***
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
***
94
95
D r Igor
membungkuk mengambilnya. Apa yang ha
rus dilakukan dengan hiasan perisai lambang
Ljubljana itu? Bisa saja ia buang hiasan itu, meskipun ia
bisa memperbaikinya dan memesankan tali gantungan
baru dari kulit, atau diberikan kepada keponakannya. Dua
hal yang terakhir sama-sama tak masuk akal. Gantungan
kunci toh tidak mahal, dan keponakannya tidak tertarik
www.facebook.com/indonesiapustaka
96
97
98
99
10 0
10 1
10 2
10 3
10 4
10 5
adaan koma.
Dr Igor membunyikan bel dan sekretarisnya muncul.
”Panggil perempuan muda yang mencoba bunuh diri
itu,” katanya. ”Yang menulis untuk suratkabar bahwa ia
bunuh diri agar Slovenia dimasukkan ke dalam peta.”
10 6
10 7
10 8
***
10 9
***
110
111
D r Igor
memeriksa detak jantungnya. Veronika pura-
pura tidur, tetapi barangkali sesuatu di dalam
tubuhnya telah berubah, karena dokter itu terdengar ber
gumam:
”Jangan khawatir. Dalam kondisi kesehatanmu seperti
sekarang ini, kamu masih bisa hidup sampai 100 tahun.”
www.facebook.com/indonesiapustaka
112
***
113
itu.”
Dokter, yang lebih terlihat seperti pasien, dengan
rambut disemir hitam, memang benar. Veronika sering
mendengar kata ‘skizofrenia’, tetapi ia tidak tahu apa arti
nya.
114
115
dekat kipas angin, karena bisa tercekik bila kain ini ter
sangkut.
”Jika orang gila bertanya apa gunanya dasi, aku akan
menjawab, sama sekali tidak ada. Ini bahkan bukan lagi
sekadar hiasan, karena benda ini sekarang telah menjadi
simbol perbudakan, kekuasaan, keangkuhan. Satu-satunya
fungsi dasi adalah memberi rasa lega ketika kita pulang ke
rumah dengan melepaskannya; rasanya seperti terbebas
dari sesuatu, meskipun kita sendiri tidak tahu sesuatu itu
apa.
”Tetapi, apakah rasa lega itu menjadi pengabsah ke
beradaan dasi? Tidak. Tetapi jika kutanya kepada orang
gila dan orang waras apakah benda ini, orang waras tentu
akan menjawab: ‘Seutas dasi’. Tidak jadi soal siapa yang
tepat, yang penting adalah siapa yang benar.”
”Jadi, hanya karena aku menyebut selembar kain ber
warna yang Anda pakai itu dengan benar, Anda menyim
pulkan bahwa saya tidak gila.”
116
117
118
119
12 0
12 1
12 2
ia kubur kembali.
Sejak kecil Veronika sudah tahu dirinya bisa menjadi
pianis.
Ini ia rasakan bahkan sejak pertama kali belajar main
piano, ketika berusia 12 tahun. Gurunya juga melihat ba
12 3
12 4
12 5
12 6
12 7
12 8
12 9
13 0
13 1
***
13 2
13 3
13 4
13 5
13 6
13 7
13 8
13 9
14 0
14 1
14 2
14 3
14 4
14 5
14 6
T idak,
akulah yang ingin mati.
Ia kembali menghadapi piano. Di hari-hari ter
akhir hidupnya itu Veronika akhirnya menyadari impian
nya yang terbesar: memainkan piano dengan segenap
jiwanya, selama dan sepanjang ia inginkan. Tidak masalah
baginya bahwa satu-satunya pendengar adalah seorang
www.facebook.com/indonesiapustaka
14 7
Suaminya mengangguk.
Sudah lama Mari menunda-nunda, tetapi sepertinya
sekarang adalah saat yang tepat untuk berbicara dengan
suaminya. Sudah banyak berkah yang mereka dapat dalam
hidup ini: rumah, pekerjaan, anak-anak yang manis, ke
14 8
14 9
15 0
15 1
15 2
kan, asing.
***
15 3
15 4
15 5
15 6
15 7
15 8
Tidak ada lagi hari esok. Malam itu Mari berbicara panjang
dengan suaminya dan mengungkapkan apa saja yang ia
alami. Mereka berkesimpulan bahwa debar, keringat di
ngin, kebingungan, rasa tidak berdaya, rasa tidak dapat
mengendalikan diri, semua itu mengarah kepada satu hal:
ketakutan. Suami-istri itu pun menduga-duga apa ge
rangan yang tengah terjadi. Si suami berpikir, mungkin itu
www.facebook.com/indonesiapustaka
15 9
16 0
16 1
16 2
”Pengobatan apa?”
”Kita sebut saja sebagai ketidakseimbangan. Ke
takutan berlebihan merupakan ketidakseimbangan.”
Mari mengatakan akan mempertimbangkan saran itu,
namun ia belum benar-benar memutuskannya. Selama se
bulan berikutnya ia masih mengalami serangan, sehingga
ia menyadari bukan hanya kehidupan pribadinya yang
berantakan, perkawinannya juga terancam runtuh. Ia me
minta obat penenang lagi dan berusaha keluar rumah
untuk kedua kalinya dalam enam puluh hari.
Dengan menumpang taksi ia meluncur ke rumah sakit
baru itu. Dalam perjalanan sopir menanyakan apakah ia
akan mengunjungi seseorang.
”Katanya rumah sakit itu sangat nyaman, tetapi berisi
orang-orang gila, dan salah satu penyembuhan yang di
lakukan adalah dengan menyetrum.”
”Aku akan mengunjungi seseorang,” kata Mari.
16 3
16 4
16 5
16 6
16 7
16 8
16 9
dapannya.
Veronika melepas sweater-nya, mendekati Eduard. Ka
lau mau, ia bisa melakukan apa saja sekarang. Mari masih
akan lama berada di luar sana.
Eduard mundur. Tatapan matanya seakan bertanya:
17 0
17 1
17 2
17 3
milik siapa saja dan mereka boleh melakukan apa saja ter
hadap dia. Sekali, dua kali, tiga kali berturut-turut ia
orgasme. Ia membayangkan apa yang tidak pernah ter
bayangkan, ia serahkan dirinya kepada yang paling hina
dan yang paling suci. Akhirnya, tidak sanggup lagi, ia me
mekik penuh kenikmatan, merasakan pedihnya semua
orgasme yang pernah dialaminya, semua lelaki dan pe
rempuan yang keluar-masuk tubuhnya melalui pintu di
dalam kepalanya.
Ia terkulai di lantai, bermandikan keringat, jiwanya
penuh kedamaian. Selama ini ia menyembunyikan segala
keinginan, bahkan dari dirinya sendiri. Tidak tahu menga
pa, tetapi ia tidak memerlukan jawabannya. Cukup sudah
yang dilakukannya. Ia menyerah kepada kemauan yang ada
dalam dirinya.
17 4
17 5
17 6
17 7
17 8
17 9
18 0
18 1
18 2
18 3
kedua.”
18 4
18 5
18 6
18 7
18 8
18 9
19 0
19 1
19 2
19 3
19 4
19 5
19 6
19 7
19 8
hari-hari istimewamu,
yang diteranginya dengan matahari,
hari-hari istimewamu:
karena itu bagian hidupmu,
dan kamu bekerja di bawah terik mentari...
19 9
200
201
***
202
”Untuk terapi.”
”Aku ikut denganmu.”
”Tidak usah. Kamu akan tetap ketakutan meskipun
kukatakan terapi itu tidak menyakitkan, tidak terasa apa-
203
204
205
206
***
207
208
209
2 10
2 11
hidupku.”
”Orang-orang akan bilang: ‘Ia baru keluar dari Villete
dan kini ia membuat suaminya jadi gila juga.’ Suamiku
akan menyadari bahwa mereka benar. Dan ia bersyukur
karena perkawinan kami kembali seperti semula, karena
2 12
2 13
2 14
2 15
2 16
”Tidak.”
”Kamu harus ke sana; tidak terlalu jauh dari sini, ka
rena di sanalah letak contoh kedua. Di katedral yang ter
letak di Florence terdapat jam indah yang dirancang oleh
Paolo Uccello pada 1443. Nah, anehnya, meskipun jam
2 17
2 18
Mari mengangguk.
”Orang melawan hukum alam karena tidak punya ke
beranian untuk berbeda, sehingga organisme mempro
duksi Vitriol, atau kegetiran, atau umum dikenal sebagai
racun.”
2 19
220
221
222
223
”Aku sudah diberi obat hari ini, dan aku tidak mau
lagi,” jawabnya. ”Lagipula, aku tidak berhasrat keluar dari
sini. Aku tidak mau mematuhi aturan, tata-tertib, dan aku
tidak mau dipaksa melakukan apapun.”
Tampaknya perawat sudah terbiasa dengan reaksi se
perti itu.
”Kalau begitu terpaksa kuberi kamu obat penenang.”
”Aku perlu bicara denganmu,” kata Eduard. ”Biarkan
saja kamu disuntik.”
Veronika menggulung lengan bajunya, dan perawat
itu menyuntikkan obat.
”Anak pintar,” kata perawat itu. ”Kenapa kalian ber
dua tidak keluar dari bangsal yang suram ini dan berjalan-
jalan di luar?”
224
225
226
orang lain.
Orangtuanya mengajak Eduard ke pesta-pesta, me
nyuruhnya mengundang teman-teman sekolah ke rumah
dan memberinya uang saku cukup besar, tetapi Eduard
jarang bergaul. Suatu hari ibunya bertanya mengapa ia
227
228
229
230
orang lain.
Keesokan harinya Eduard pulang, kelaparan, dan ku
rang tidur. Ia makan lalu masuk ke kamarnya, menyalakan
kemenyan, membaca mantera, dan tidur dari siang hingga
231
Lalu pada siang yang kering dan berdebu itu, dengan suka-
cita Eduard bersepeda ke rumah Maria. Kota itu diran
cang demikian bagus (menurut para arsitek) atau demikian
buruk (menurut Eduard), sehingga hampir-hampir tidak
ada tikungan; ia terus mengayuh sepedanya dengan kece
patan tinggi, memandang langit yang cerah, dan kemudian
tiba-tiba merasakan dirinya melesat ke langit lalu terhem
pas ke aspal. Braak!
Aku kecelakaan.
Ia berusaha membalikkan tubuhnya, karena mukanya
terbentur aspal. Dan ia menyadari tidak dapat mengen
dalikan tubuhnya sendiri. Terdengar rem mobil berdecit,
suara orang-orang dengan nada khawatir, seseorang men
dekat dan berusaha menyentuhnya, kemudian terdengar
teriakan: ”Jangan gerakkan dia! Ia bisa lumpuh kalau di
www.facebook.com/indonesiapustaka
gerakkan!”
Waktu seakan berjalan lambat, dan Eduard mulai me
rasa takut. Tidak seperti orangtuanya, Eduard percaya
Tuhan dan hidup sesudah mati. Meskipun demikian, rasa
232
233
***
234
235
Tak ada hal lain yang dapat dilakukan, Eduard pun mulai
membaca ”buku gemuk” itu pada petang hari. Tengah
malam seorang perawat datang, menanyakan apakah ia
memerlukan sesuatu, karena dilihatnya hanya lampu ka
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
malam.”
”Waktu kecil, setiap kali ke rumah Nenek aku ter
pesona dengan salah satu lukisan di sana. Gambar seorang
perempuan—Bunda Maria, begitu orang Katolik menye
butnya—yang berdiri di atas dunia dengan kedua tangan
www.facebook.com/indonesiapustaka
249
250
251
252
Z edka,
yang mereka tahu sudah diperbolehkan keluar;
Mari, yang mungkin sedang ke bioskop seperti biasa
nya; dan Eduard, yang mungkin masih lemas akibat pe
nyetruman. Memikirkan penyetruman itu, mereka merasa
ngeri, sehingga suasana makan malam pun menjadi he
ning.
www.facebook.com/indonesiapustaka
253
254
255
256
257
258
259
260
261
Eduard tertawa.
”Seharusnya sekarang kamu sudah mati,” katanya,
masih di bawah pengaruh alkohol, tetapi dengan nada
khawatir. ”Jantungmu semestinya tidak kuat untuk men
daki.”
262
263
264
nya.
”Ada apa?” tanya Veronika.
”Tidak ada apa-apa,” kata Eduard sambil membantu
nya bangkit. ”Barangkali satu keajaiban telah terjadi: hari
baru dalam kehidupan.”
265
H ari
hati.
ini segalanya mulai lebih awal, katanya dalam
266
267
268
269
270
tak terduga yang bisa terjadi setiap detik dalam hidup kita
yang rapuh ini.
***
271
272
PAULO COELHO
PAULO COELHO
Veronika yang berumur 24 tahun seakan memiliki
kehidupan sempurna––muda dan cantik, punya
kekasih, keluarga yang menyayanginya, pekerjaan
yang disukainya. Namun ada sesuatu yang hilang
dalam hidupnya. Maka, pada suatu pagi bulan
November yang dingin, Veronika menenggak
Veronika
segenggam pil tidur dan berharap tidak akan bangun
lagi. Tapi dia terbangun––di rumah sakit jiwa, dan
diberitahu hidupnya tinggal beberapa hari lagi.
Memutuskan
Mati
kehidupan Coelho sendiri, Veronika Memutuskan Mati
mempertanyakan arti kegilaan dan merayakan
individu-individu yang dianggap tidak normal
berdasarkan standar yang berlaku di masyarakat.
Berani dan mencerahkan, kisah ini menggambarkan
wanita muda yang berada di persimpangan, antara
putus asa dan keinginan untuk bebas, serta apresiasi
atas setiap hari yang membawa harapan baru.
www.facebook.com/indonesiapustaka
NOVEL 17+
978-602-03-8528-0 DIGITAL