Anda di halaman 1dari 20

Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2016

Keperawatan Medikal Bedah I


Kelompok K dan L

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Pencegahan Penularan Infeksi Untuk Keluarga Pasien di Rumah


Sakit
Sasaran : Keluarga Pasien Rawatan di Bangsal Paru
Tempat : Ruang Bangsal Paru RSUP Dr. M.Djamil Padang
Hari / Tanggal : Rabu / 20 Januari 2016
Waktu : 10.30 – 11.10 WIB

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan fasilitas kesehatan yang paling kompleks diantara jenis
fasilitas kesehatan yang ada. Dapat ditinjau dari jumlah dan karakteristik layanan yang
tersedia, luasnya area yang diperlukan untuk menjalankan layanan, jumlah dan ragam
personal yang terlibat dalam layanan, serta peralatan dan teknologi yang digunakan dalam
penyelenggaraan layanan. Risiko terjadinya gangguan kesehatan semakin besar pada
orang-orang yang terkait di dalamnya. Kebutuhan terhadap layanan kesehatan semakin
meningkat sebanding dengan pertumbuhan penduduk dan pertambahan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan. Peningkatan kebutuhan ini
menyangkut pertambahan jumlah dan besarnya suatu fasilitas kesehatan, termasuk rumah
sakit yang berdampak pada peningkatan jumlah pasien dan keluarganya. Tentu saja
keluarga pasien tersebut berkemungkinan besar terkena bahaya potensial kesehatan yang
ada. Potensi bahaya di rumah sakit, seperti penyakit-penyakit infeksi didapat langsung
dari pasien dan infeksi yang ada di rumah sakit (infeksi nosokomial). Semua potensi
bahaya tersebut, jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi para karyawan di rumah sakit,
para pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan rumah sakit. Sebagai
konsekuensinya, bahaya potensial yang terdapat di rumah sakit dapat mengenai bukan
hanya pekerja saja, tetapi juga masyarakat yang berkunjung ke rumah sakit, dalam hal ini
pengguna jasa rumah sakit, dan juga pengunjung lainnya. Perbedaan lain adalah dengan
berlangsungnya kegiatan yang terus-menerus 24 jam dan 7 hari seminggu, menjadikan
risiko gangguan kesehatan menjadi lebih besar sebagai akibat lama bersentuhan dengan
bahaya potensial menjadi lebih lama. Berbagai penelitian menunjukkan prevalensi
gangguan kesehatan yang terjadi pada pengunjung rumah sakit cukup tinggi. Bahaya-
Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2016
Keperawatan Medikal Bedah I
Kelompok K dan L

bahaya lingkungan rumah sakit baik fisik, biologis maupun kimiawi perlu dikendalikan
sedemikian rupa sehingga tercipta suatu lingkungan rumah sakit yang sehat, aman, dan
nyaman. Berbagai cara pengendalian dapat dilakukan untuk menanggulangi bahaya-
bahaya lingkungan rumah sakit, namun pengendalian secara teknis pada sumber bahaya
itu sendiri dinilai paling efektif dan merupakan alternatif pertama yang dianjurkan,
sedangkan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dan cuci tangan 6 langkah merupakan
pilihan terakhir. Salah satu upaya dalam rangka memberikan keselamatan pada
pengunjung rumah sakit, terutama bagi keluarga pasien yang bersentuhan langsung
dengan pasien 24 jam. Anjuran pemakaian APD dan cuci tangan 6 langkah kepada
keluarga merupakan upaya untuk meminimalkan resiko terjadinya penularan resiko
infeksi dari pasien kepada keluarga (Boedi Maryoto, 1997)
RSUP Dr. M.Djamil Padang merupakan rumah sakit rujukan bagi wilayah Sumatera
Barat, banyak pasien yang dirawat di rumah sakit ini dengan berbagai jenis penyakit.
Bangsal paru merupakan salah satu bagian dari rumah sakit ini, yang memiliki kapasitas
pasien ± 25 orang yang terdiri dari ruangan yang dibagi dalam Tim I dan Tim II. Dimana
di dalamnya terdapat penyakit yang beresiko terjadi penularan infkesi seperti: TB. Paru,
HIV/AIDS (IO), dan MRSA. Pada hasil observasi didapatkan, ada 2 penderita IO+TB
paru, lalu TB paru ada 2 orang serta 2 orang posistif Hepatitis B dan hampir seluruh
keluarga yang menemani pasien tersebut yang berada di ruangan rawatan tidak
menggunakan alat pelindung diri seperti masker, dan banyak dari keluarga pasien yang
makan, minum dan beraktivitas di dekat pasien, serta lebih dari separuh dari keluarga
pasien yang tidak mencuci tangan setelah kontak dengan pasien di ruang rawatan,
sehingga memungkinkan resiko penularan resiko infeksi semakin besar. Ditambah lagi
banyak dari pasien yang mempunyai gejala batuk berdahak, lalu sebagian dari pasien ada
yang membuang sputum tersebut ke dalam plastik sehingga membuat penularan resiko
infeksi semakin besar. Untuk itu diharapkan semua keluarga pasien dapat menggunakan
alat pelindung diri dan hand hygiene dengan cuci tangan 6 langkah, serta tahu cara
membuang sputum sehingga tidak menimbulkan resiko penularan sebagai senjata
keselamatan diri dari resiko infeksi yang akan ditularkan pasien kepada kelurga.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penyuluhan tentang
pentingnya hand hygiene bagi keluarga pasien di bangsal paru RSUP Dr. M.Djamil
Padang.
Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2016
Keperawatan Medikal Bedah I
Kelompok K dan L

B. TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 1x40 menit diharapkan keluarga
pasien mampu mengetahui pentingnya pencegahan penularan infeksi saat menemani
pasien di ruang rawatan.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1x40 menit tentang pentingnya
hand hygiene (cuci tangan 6 langkah), alat pelindung diri dan membuang sputum
yang benar bagi keluarga pasien, diharapkan keluarga mampu:
a) Mengetahui dan menjelaskan pengertian infeksi
b) Mengetahui dan mejelaskan pengertian infeksi nosokomial
c) Mengetahui dan menjelaskan pengertian alat pelindung diri
o Mengetahui tujuan alat pelindung diri
o Mengetahui bahaya jika tidak memakai alat pelindung diri
o Mengetahui alat pelindung yang perlu dimiliki keluarga
d) Mengetahui cara membuang sputum yang benar bagi pasien dan keluarga
o Mampu mepraktekkan setelah pulang dari rumah sakit
e) Penurunan resiko infeksi nosokomial
o Mengetahui pengertian cuci tangan 6 langkah
o Mengetahui tujuan cuci tangan 6 langkah
o Mengetahui manfaat cuci tangan 6 langkah
o Mengetahui 5 momen cuci tangan
o Mengetahui cara cuci tangan 6 langkah
o Mendemonstrasikan cara cuci tangan 6 langkah

C. Materi Penyuluhan (terlampir)


Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2016
Keperawatan Medikal Bedah I
Kelompok K dan L

D. Pelaksanaan
a. Topik
Pencegahan Penularan Infeksi Bagi Keluarga Pasien di Rumah Sakit.
b. Sasaran
a. Sasaran Umum : Keluarga pasien yang di rawat di Bangsal Paru RSUP Dr.
M.Djamil Padang
b. Sasaran Khusus : Keluarga pasien yang dirawat di Bangsal Paru RSUP Dr.
M.Djamil Padang yang berjumlah minimal 15 orang.
c. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
d. Demonstrasi
d. Media dan alat
a. Leaflet
b. LCD
c. Laptop
d. PPT
e. Masker
f. Handrub

e. Waktu dan tempat


 Hari : Rabu / 20 Januari 2016
 Jam : 10.30 – 11.100 WIB
 Tempat : Bangsal Paru RSUP Dr. M.Djamil Padang
f. Pengorganisasian
Moderator : Kurniadi Waskita, S.Kep
Pemateri : Ustin Nurjanah, S.Kep
Observer : Tiya Monica Baminda, S.Kep
Fasilitator : Novia Haslinda, S.Kep
Riska Dwi Putri, S.Kep
Khairul Ihsan
Dina Oktafia
Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2016
Keperawatan Medikal Bedah I
Kelompok K dan L

g. Setting Tempat

F O F

M M M M
F
M M M M

F
M M M M

M M F M M

P B
A

Keterangan :

P Pembimbing Peserta
M

A Penyaji O Observer

B Moderator F fasilitator
Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2016
Keperawatan Medikal Bedah I
Kelompok K dan L

h. Uraian Tugas
1. Moderator
1) Pada acara pembukaan
 Membuka acara
 Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing
 Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan
 Menjelaskan kontrak waktu dan bahasa
 Menjelaskan tata tertib penyuluhan
b. Kegiatan Inti
 Meminta peserta memberikan pertanyaan atas penjelasan yang tidak
dipahami.
 Memberikan kesempatan pada mahasiswa menjawab pertanyaan yang
diajukan peserta.
c. Pada acara penutup
 Menyimpulkan dan menutup diskusi
 Mengucapkan salam
2. Pemateri
 Mempresentasikan materi
 Mengevaluasi peserta tentang materi yang diberikan
3. Fasilitator
 Memotivasi peserta agar berperan aktif
 Membuat absensi penyuluhan
 Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan
4. Observer
 Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
 Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2016
Keperawatan Medikal Bedah I
Kelompok K dan L

i. Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audiens/Sasaran Waktu


1 Pembukaan
- Moderator memberi salam - Menjawab salam 5 mnt
- Moderator memperkenalkan - Mendengarkan dan
anggota penyuluhan memperhatikan
- Moderator memperkenalkan
pembimbing klinik dan - Mendengarkan dan
pembimbing akademik memperhatikan
- Moderator menjelaskan - Mendengarkan dan
tentang topik penyuluhan memperhatikan
- Menjelaskan dan membuat - Mengemukakan pendapat
kontrak waktu, bahasa,
tujuan dan tata tertib
penyuluhan

2 Pelaksanaan
- Mengkaji pengetahuan - Mengemukakan pendapat
audiens tentang pengertian
infeksi
- Memberi reinforcement (+)
- Menjelaskan tentang - Mendengarkan dan
pengertian infeksi memperhatikan
- Mejelaskan tentang infeksi
nosokomial - Mengemukakan pendapat 30 mnt
- Mengkaji pengetahuan
audien tentang alat
pelindung diri
- Memberi reinforcement (+)
- Menjelaskan pengertian alat - Mendengarkan dan
pelindung diri memperhatikan
Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2016
Keperawatan Medikal Bedah I
Kelompok K dan L

- Menjelaskan tujuan alat - Mendengarkan dan


pelindung diri memperhatikan
- Menjelaskan bahaya tidak
memakai alat pelindung diri
- Menjelaskan alat pelindung - Mendengarkan dan
diri yang dibutuhkan memperhatikan
keluarga pasien
- Menggali pengetahuan - Mendengarkan dan
keluarga tentang kebiasaan memperhatikan
membuang sputum pasien - Mengemukakan pendapat
- Menjelaskan cara membuang
sputum yang benar
- Mendengarkan dan
- Menggali pengetahuan
memperhatikan
keluarga tentang cuci tangan
- Mendengarkan dan
6 langkah
memperhatikan
- Menjelaskan pengertian
cuci tangan 6 langkah
- Menjelaskan tujuan cuci - Mendengarkan dan
tangan 6 langkah memperhatikan
- Menjelaskan manfaat cuci
- Mendengarkan dan
tangan 6 langkah
memperhatikan
- Menjelaskan 5 moment cuci
tangan 6 langkah - Mendengarkan dan
- Menjelaskan cara cuci memperhatikan
tangan 6 langkah
- Menyebutkan tujuan gelang
- Mendemonstrasikan cara
identitas pasien
cuci tangan 6 langkah
- Meminta salah satu peserta - Mendemonstrasikan cara cuci
untuk menyebutkan tangan 6 langkah
pengertian infeksi
- Meminta salah satu peserta
untuk menyebutkan dan
Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2016
Keperawatan Medikal Bedah I
Kelompok K dan L

mendemonstrasikan cara - Mengajukan pertanyaan


cuci tangan 6 langkah - Mendengarkan dan
memperhatikan

3 - Memberi kesempatan - Mengemukakan pendapat


audiens untuk bertanya - Mendengarkan
- Menjawab pertanyaan - Bersama mahasiswa
menyimpulkan
- Menjawab salam
Penutup 5 mnt
- Meminta audiens mengulang
beberapa informasi yang
telah diberikan
- Memberi reinforcement (+)
- Bersama peserta
menyimpulkan materi
- Menutup dengan salam

j. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a) 75 % atau lebih peserta menghadiri acara
b) Alat dan media sesuai dengan rencana
c) Peran dan fungsi masing – masing sesuai dengan yang direncanakan
2. Evaluasi proses
a) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b) Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c) Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi
3. Evaluasi hasil
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan 75% peserta mampu :

a) Menyebutkan pengertian infeksi


b) Mengetahui pentingnya memakai alat pelindung diri
c) Mendemonstrasikan cuci tangan 6 langkah
Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2016
Keperawatan Medikal Bedah I
Kelompok K dan L

E. REFERENSI
Potter and Perry (2006). Buku ajar Fundamental Keperawatan. (Edisi IV). Jakarta. EGC
Doenges Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. (Edisi III). Jakarta: EGC
Boedi Maryoto. 1997. Kecelakaan Kerja Dan Beberapa Penyebabnya. Makalah Seminar
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Depkes, 1992. Undang-undang Kesehatan Pasal 23. Tentang Produktivitas Kerja yang
Optimal. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Depnaker RI, 1970. Undang-undang No.1 Tahun 1970. Tentang Keselamatan Kerja.
Jakarta : Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
International Labour Office (ILO), 1989. Pencegahan Kecelakaan (Seri Manajemen No.
132). Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo.
Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PK3), 2006. Ketentuan Peralatan Pelindung
Diri. Yogyakarta : PK3 RSUP Dr. Sardjito.
Puslitbag IKM FK UGM dan Program S2 Hiperkes UGM 2000. Kumpulan makalah
khusus K3 Rumah Sakit. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada.
Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2016
Keperawatan Medikal Bedah I
Kelompok K dan L

Materi

Pencegahan Penularan Infeksi Bagi Keluarga Pasien di Rumah Sakit

1. Pengertian Infeksi
Infeksi adalah suatu keadaan saat tubuh kemasukan bibit penyakit (kuman)
sehingga menimbulkan gejala demam atau panas tubuh sebagai suatu reaksi tubuh
menolak antigen (kuman) agar dapat melumpuhkan atau mematikan kuman tersebut. Jika
gejala demam bersifat mendadak, maka disebabkan oleh infeksi virus. Tetapi jika
demamnya secara bertahap atau lambat, maka disebabkan oleh infeksi bakteri. Tubuh
yang telah pernah menderita penyakit demam biasanya menimbulkan kekebalan atau
imunitas pada tubuh.
2. Penurunan resiko infeksi nosokomial
a. Pengertian infeksi nosokomial
Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang
disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang menunjukkan
suatu gejala selama seseorang dirawat atau setelah dirawat. Pasien yang masuk
rumah sakit dan menunjukkan tanda infeksi kurang dari 72 jam, berarti masa
inkubasi penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi yang
menunjukkan gejala setelah 72 jam pasien berada dirumah sakit, maka disebut
infeksi nosokomial (Harrison, 2009).
Infeksi nosokomial merupakan Infeksi yang terdapat dalam sarana
kesehatan (rumah sakit). Infeksi ini berasal dari dalam tubuh maupun luar tubuh
penderita yang dapat berpindah ke siapa saja yang berada di RS (Soeparman, 2008).
Salah satu cara mengurangi penularan infeksi nosokomial adalah dengan cuci tangan
6 langkah.

3. Alat pelindung diri


a. Pengertian alat pelindung diri
Alat pelindung diri adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai
bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di
sekelilingnya, nah dalam dunia kesehatan alat pelindung diri diartikan sebagai alat
untuk melindungi petugas kesehatan maupun pasien atau pengunjung dari bahaya
Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2016
Keperawatan Medikal Bedah I
Kelompok K dan L

penyebaran infeksi yang di dapat di rumahsakit. APD telah digunakan selama


bertahun-tahun untuk melindungi pasien dari mikroorganisme yang ada pada
petugas kesehatan. Namun dengan munculnya AIDS dengan Hepatitis C, serta
meningkatkan kembali Tuberkulosis di banyak Negara, pemakaian APD menjadi
juga sangat penting untuk melindungi petugas. Dengan munculnya infeksi baru
seperti flu burung, SARS dan infeksi lainnya (Emerging Infectious Diseases),
pemakaian APD yang tepat dan benar menjadi semakin penting.
Alat pelindung diri mencakup sarung tangan, masker, alat pelindung mata
(pelindung wajah dan kaca mata), topi, gaun apron dan pelindung lainnya. Untuk di
rumah sakit yang diperlukan keluarga pasien di bangsal paru adalah masker dan
sarung tangan dapat diganti dengan melakukan cuci tangan 6 langkah sebagai bentuk
meminimalkan resiko infeksi.
b. Jenis-jenis masker
o Masker jenis biasa
o Masker Respirator N95

c. Tujuan alat pelindung diri


o Melindungi tenaga kesehatan dan keluarga dari kemungkinan bahaya penyebaran
infeksi dan mengurangi resiko penyebaran infeksi
o Menciptakan lingkungan rumah sakit yang aman dan nyaman
d. Bahaya tidak memakai alat pelindung diri
o Memperbesar resiko penularan penyakit
o Memperburuk kemanan dan kenyamana lingkungan rumah sakit
Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2016
Keperawatan Medikal Bedah I
Kelompok K dan L

4. Cara membuang sputum yang benar


Yang pertama cari wadah kosong yang ada penutupnya. Setelah itu sebelum sputum
dibuang ke dalam wadah tersebut sebaiknya dimasukkan cairan antiseptic/desinfektan.
Dimana tujuannya untuk mencegah penyebaran kuman dari sputum tersebut. Antispetik
dan desinfektan yang digunakan di rumah sakit adalah lisol. Setelah pulang dari rumah
sakit, keluarga dapat mengganti cairan antiseptic atau desifektan lisol tersebut dengan
cairan antiseptic/desinfektan lainnnya, seperti: dettol, bayclin, Listerine, harpic, dan
demestos. Dimana cairan pengganti tersebut memiliki kandungan yang sama dengan
Lysol. Sehingga keluarga dapat meminimalkan resiko penyebaran kuman dirumah.

5. Pengertian cuci tangan


Cuci tangan adalah salah satu bentuk kebersihan diri yang penting. Selain itu
mencuci tangan juga dapat diartikan menggosok dengan sabun secara bersama
seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas yang kemudian dibilas
dibawah air yang mengalir (Potter, 2005).
Menurut Depkes (2009), cuci tangan pakai sabun adalah salah satu tindakan
dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh
manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Selain itu, saat
ini mencuci tangan dapat dilakukan dengan penggunaan handrub sehingga lebih
praktis dan dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Untuk cara pemakaian
handrub sendiri sama dengan mencuci tangan dengan sabun hanya saja dengan
handrub tidak perlu dicuci dengan air mengalir.
Kuman yang Hidup di Tangan Anda
Mendengar kebiasaan mencuci tangan dengan sabun seperti sudah menjadi hal
yang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi, nyatanya kebiasaan ini malah jarang
diterapkan oleh masyarakat Indonesia. Padahal bermula dari kebiasaan yang biasa
tersebut akan berdampak luar biasa yaitu mengeliminasi kuman-kuman penyakit
yang ada di tangan Anda. Awal mula penyakit-penyakit yang menular pun bisa
berasal dari interaksi tangan Anda. Kuman apa saja yang hidup di tangan Anda ?
Virus Hepatitis A
Sesuai dengan namanya, virus Hepatitis A menyebabkan penyakit hepatitis A
yang penularannya disebarkan oleh kotoran/tinja penderita biasanya melalui
makanan (fecal-oral), bukan melalui aktivitas seksual atau melalui darah. Tanganlah
Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2016
Keperawatan Medikal Bedah I
Kelompok K dan L

yang berfungsi sebagai distributor kuman untuk hinggap di mulut sehingga secara
tidak langsung menyebabkan penyakit Hepatitis A. Jika, kuman tersebut menyerang
tubuh Anda maka salah satu gejala terlihat pada penderita gangguan hepatitis adalah
kulit dan selaput putih mata yang mungkin akan berubah warna menjadi kuning,
sehingga sering disebut oleh masyarakat sebagai penyakit kuning.
Bakteri Staphylococcus
Bakteri Staphylococcus kebanyakan adalah mikroflora yang normal hidup
pada manusia. Kebanyakan bakteri ini tidak berbahaya dan tinggal di atas kulit dan
selaput lendir manusia dan organisme lainnya. Namun, sebagian bakteri merupakan
bakteri patogen pada manusia yang menyebabkan bermacam-macam penyakit atau
gangguan dalam tubuh seperti radang bernanah, sampai sepsis yang bisa berakibat
fatal. Salah satunya bakteri ini menyebabkan hemolisis yaitu pemecahan sel-sel
darah, menggumpalkan plasma, dan menghasilkan berbagai macam enzim-enzim
yang dapat merusak sistem imun manusia dan kandungan toksin pada bakteri
tersebut yang bersifat destruktif terhadap jaringan tubuh Anda. Bakteri
Staphylococcus memiliki 31 spesies dan dapat ditemui di seluruh dunia.
Bakteri Streptococci
Bakteri Streptococcus pyogenes adalah salah satu jenis dari bakteri
Streptococci sebagai penyebab banyak penyakit penting pada manusia yang berkisar
dari infeksi kulit permukaan yang ringan hingga penyakit sistemik yang mengancam
hidup. Infeksi khasnya bermula di tenggorokan atau kulit. Infeksi
ringan Streptococcus pyogenestermasuk faringitis atau radang kerongkongan dan
infeksi kulit seperti impetigo, erisipelas dan selulitis berupa perbiakan dan
penyebaran dari kuman tersebut di lapisan dalam kulit. Serangan dan
perbiakan tersebut dapat menimbulkan fasitis nekrosis, keadaan yang besar
kemungkinan mengancam hidup yang memerlukan penanganan bedah. Infeksi
lainnya bisa dikaitkan dengan pelepasan toksin bakteri.
Kuman Haemophilus
Kuman ini dapat menyebabkan influenza atau yang sering dikenal masyarakat
sebagai flu. Infeksi penyakit flu ini sebenarnya disebarkan melalui droplet yang
berasal dari penderita atau seorang carrier, yang biasanya menyebar secara langsung
saat bersin atau batuk. Namun, tangan juga bisa menjadi agen penyebar kuman
tersebut karena kebiasaan masyarakat Indonesia yang menutup tangan ketika bersin
Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2016
Keperawatan Medikal Bedah I
Kelompok K dan L

atau batuk. Jangan lupa cuci tangan anda ketika kebiasaan tersebut Anda lakukan
atau bisa gunakan saputangan sebagai penutup mulut dan hidung Anda ketika bersin
dan batuk.

Bakteri Pseudomonas

Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen utama bagi manusia. Bakteri ini


kadang-kadang mengkoloni pada manusia dan menimbulkan infeksi apabila fungsi
pertahanan tubuh manusia abnormal. Oleh karena itu, P.aeruginosadisebut patogen
oportunistik, yaitu memanfaatkan kerusakan pada mekanisme pertahanan tubuh
manusia untuk memulai suatu infeksi. Bakteri ini dapat juga tinggal pada manusia
yang normal dan berlaku sebagai saprofit pada usus normal dan pada kulit
manusia. Bakteri ini menimbulkan berbagai penyakit diantaranya yaitu infeksi pada
luka dan luka bakar menimbulkan nanah hijau kebiruan; infeksi saluran kemih,
Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2016
Keperawatan Medikal Bedah I
Kelompok K dan L

infeksi pada saluran napas mengakibatkan pneumonia yang disertai nekrosis, otitis
eksterna ringan pada perenang, dan infeksi mata. Bakteri ini sering dijumpai di
rumah sakit. Penyebaran bakteri Pseudomonas aeruginosa melalui aliran udara, air,
tangan tercemar, penanganan dan alat-alat yang tidak steril di rumah sakit. Oleh
karena itu, sangat penting mencuci tangan Anda dengan sabun setelah memegang
benda-benda di sekitar Anda terutama di rumah sakit.

Bakteri Shigella

Pencemaran air minum dan makanan oleh tinja yang mengandung bakteri
Shigella dapat menyebabkan endemik dari disentri atau shigellosis yang merupakan
radang akut pada saluran pencernaan. Tinja manusia merupakan sumber utama
dalam penularan penyakit ini karena bakteri ini dapat menginfeksi saluran
pencernaan yang menyebabkan gejala mulai dari diare, nyeri perut, muntah dan
mual, sampai dengan komplikasi yang lebih serius. Anda dapat terinfeksi bakteri ini
jika terdapat kontak dengan tangan yang terkontaminasi dengan tinja dari orang
yang terinfeksi. Selain itu, bakteri tersebut bisa berasal dari mainan, permukaan
toilet dan makanan yang disiapkan oleh orang yang terinfeksi.

Bakteri Streptococcus pneumoniae

Meskipun lebih dari seratus jenis mikroorganisme dapat menyebabkan


pneumonia, hanya sedikit yang bertanggung jawab untuk kebanyakan kasus, salah
satunya adalah bakteri Streptococcus pneumoniae. Pneumonia adalah proses infeksi
akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Bakteri biasanya masuk paru-paru
ketika tetesan udara yang terhirup, tetapi juga dapat mencapai paru-paru melalui
aliran darah bila ada infeksi di bagian lain dari tubuh. Banyak bakteri hidup di
bagian saluran pernapasan atas, seperti hidung, mulut dan sinus, dan dapat dengan
mudah terhirup ke dalam alveoli. Tangan juga menjadi agen penyebaran bakteri ini
jika saat menyentuh hidung dan mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Setelah
masuk, bakteri bisa menyerang ruang antara sel dan antara alveoli melalui
menghubungkan pori-pori. Invasi ini memicu sistem kekebalan tubuh untuk
mengirim neutrofil, sejenis sel darah putih defensif, ke paru-paru dan menyebabkan
aktivasi umum sistem kekebalan tubuh. Hal inilah yang dapat menyebabkan demam,
menggigil, dan umum kelelahan pada pneumonia bakteri.

Virus Hepatitis A

Sesuai dengan namanya, virus Hepatitis A menyebabkan penyakit hepatitis A


yang penularannya disebarkan oleh kotoran/tinja penderita biasanya melalui
makanan (fecal-oral), bukan melalui aktivitas seksual atau melalui darah
Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2016
Keperawatan Medikal Bedah I
Kelompok K dan L

Kapan mencuci tangan dengan handwash dan handrub?

Ada lima waktu penting untuk mencuci tangan terutama saat menggunakan
sabun. Pertama, cucilah tangan sebelum makan. Kedua, ingat mencuci tangan
setelah buang air besar. Ketiga, cuci tangan dengan sabun juga dilakukan sebelum
memegang bayi. Keempat, sesudah menceboki anak harus mencuci tangan dengan
sabun untuk mengeliminasi kuman yang ada di tangan setelah kontak dengan
kotoran bayi sehingga tidak terjadi penyebaran kuman. Kelima, sebelum
menyiapkan makanan. Hal ini sangat penting karena tangan merupakan agen yang
paling sering kontak dengan makanan. Jika tangan tidak dicuci dengan sabun akan
menyebabkan kuman tersebar di dalam makanan yang kita hidangkan dan
menyebabkan penyakit seperti diare.

Sedangkan untuk handrub sendiri digunakan ketika kita berada jauh dari
westafel dan toilet yang sulit dijangkau sehingga membutuhkan waktu lama untuk
mencuci tangan. Untuk itu perlu adanya handrub untuk menghilangkan kuman
secara cepat sebagai pengganti cuci tangan dengan sabun. Waktu yang dibutuhkan
handrub untuk membunuh kuman adalah 30 detik, sedangkan mencuci tangan
dengan sabun membutuhkan waktu sekitar 60-90 detik. Namun, tetap saja yang lebih
baik adalah mencuci tangan dengan sabun.

a. Tujuan cuci tangan


Menurut Hidayat (2009) mencuci tangan pakai sabun/handrub bertujuan untuk:
 Mencegah terjadinya infeksi melalui tangan
 Membantu menghilangkan mikroorganisme yang ada di kulit atau tangan
b. Manfaat cuci tangan
Mencuci tangan merupakan satu tehnik yang paling mendasar untuk menghindari
masuknya kuman kedalam tubuh. Nah kenapa keluarga pasien di ruang rawatan
perlu dianjurkan untuk cuci tangan baik dengan air mengalir dengan sabun maupun
handrub? Jawabannya adalah tindakan cuci tangan dapat membuat keluarga pasien
di ruang rawatan:
 Terhindar dari infeksi penyakit yang berbahaya
 Membasmi tangan dari kuman dan mikroorganisme dan mencegah penularan
penyakit.
Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2016
Keperawatan Medikal Bedah I
Kelompok K dan L

c. Waktu yang tepat untuk cuci tangan


Menurut Depkes (2011), waktu yang tepat untuk cuci tangan adalah :
 Sebelum dan setelah makan
 Sebelum memegang makanan
 Sebelum melakukan kegiatan jari-jari ke dalam mulut atau mata
 Setelah bermain/olahraga
 Setelah BAB/BAK
 Setelah buang ingus
 Setelah buang sampah
 Setelah menyentuh hewan/unggas termasuk hewan peliharaan
 Sebelum mengobati luka

Di rumah sakit kita lebih mengenal 5 moment untuk cuci tangan, namun untuk
keluarga pasien menjadi 4 moment cuci tangan karena cuci tangan sebelum
tindakan aseptic adalah kewajiban bagi tenaga kesehatan sebelum melakukan
tindakan pada pasien di rumah sakit. Adapun 4 cuci tangan tersebut bagi keluarga
pasien adalah:
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Setelah kontak dengan pasien
3. Setelah terpapar cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan lingkungan pasien

d. Cara cuci tangan 6 langkah.


1. Basahi tangan dengan air mengalir, tuangkan handwash ataupun handscrub
secukupnya dan gosok kedua telapak tangan berlawanan arah jarum jam dengan
hitungan 4 kali.
Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2016
Keperawatan Medikal Bedah I
Kelompok K dan L

2. Gosok punggung tangan kiri dengan telapak tangan, tanpa saling melepaskan
lalu masukkan jari-jari tangan kanan ke sela-sela tangan kiri. Lakukan pada
tangan kiri, dengan hitungan 4 kali.

3. Gosok sela-sela jari diantara kedua tangan saling berhadapan atau terkait dengan

hitungan 4 kali.

4. Letakkan ujung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci, lalu
gosok antara keduanya dengan hitungan 4 kali.

5. Jempol kanan digosok memutar oleh telapak tangan kiri, dan sebaliknya
sebanyak 4 kali.

6. Letakkan ujung jari kanan dengan bentuk seperti mangkuk ke telapak tangan
kiri, kemudian gosok perlahan dengan hitungan 4 kali. Lakukan hal yang sama
pada tangan kiri.
Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2016
Keperawatan Medikal Bedah I
Kelompok K dan L

Dan kemudian basahi tangan di bawah air yang mengalir hingga tidak
ada sisa-sisa sabun, dan keringkan dengan tissue.

Anda mungkin juga menyukai