A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan fasilitas kesehatan yang paling kompleks diantara jenis
fasilitas kesehatan yang ada. Dapat ditinjau dari jumlah dan karakteristik layanan yang
tersedia, luasnya area yang diperlukan untuk menjalankan layanan, jumlah dan ragam
personal yang terlibat dalam layanan, serta peralatan dan teknologi yang digunakan dalam
penyelenggaraan layanan. Risiko terjadinya gangguan kesehatan semakin besar pada
orang-orang yang terkait di dalamnya. Kebutuhan terhadap layanan kesehatan semakin
meningkat sebanding dengan pertumbuhan penduduk dan pertambahan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan. Peningkatan kebutuhan ini
menyangkut pertambahan jumlah dan besarnya suatu fasilitas kesehatan, termasuk rumah
sakit yang berdampak pada peningkatan jumlah pasien dan keluarganya. Tentu saja
keluarga pasien tersebut berkemungkinan besar terkena bahaya potensial kesehatan yang
ada. Potensi bahaya di rumah sakit, seperti penyakit-penyakit infeksi didapat langsung
dari pasien dan infeksi yang ada di rumah sakit (infeksi nosokomial). Semua potensi
bahaya tersebut, jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi para karyawan di rumah sakit,
para pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan rumah sakit. Sebagai
konsekuensinya, bahaya potensial yang terdapat di rumah sakit dapat mengenai bukan
hanya pekerja saja, tetapi juga masyarakat yang berkunjung ke rumah sakit, dalam hal ini
pengguna jasa rumah sakit, dan juga pengunjung lainnya. Perbedaan lain adalah dengan
berlangsungnya kegiatan yang terus-menerus 24 jam dan 7 hari seminggu, menjadikan
risiko gangguan kesehatan menjadi lebih besar sebagai akibat lama bersentuhan dengan
bahaya potensial menjadi lebih lama. Berbagai penelitian menunjukkan prevalensi
gangguan kesehatan yang terjadi pada pengunjung rumah sakit cukup tinggi. Bahaya-
Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2016
Keperawatan Medikal Bedah I
Kelompok K dan L
bahaya lingkungan rumah sakit baik fisik, biologis maupun kimiawi perlu dikendalikan
sedemikian rupa sehingga tercipta suatu lingkungan rumah sakit yang sehat, aman, dan
nyaman. Berbagai cara pengendalian dapat dilakukan untuk menanggulangi bahaya-
bahaya lingkungan rumah sakit, namun pengendalian secara teknis pada sumber bahaya
itu sendiri dinilai paling efektif dan merupakan alternatif pertama yang dianjurkan,
sedangkan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dan cuci tangan 6 langkah merupakan
pilihan terakhir. Salah satu upaya dalam rangka memberikan keselamatan pada
pengunjung rumah sakit, terutama bagi keluarga pasien yang bersentuhan langsung
dengan pasien 24 jam. Anjuran pemakaian APD dan cuci tangan 6 langkah kepada
keluarga merupakan upaya untuk meminimalkan resiko terjadinya penularan resiko
infeksi dari pasien kepada keluarga (Boedi Maryoto, 1997)
RSUP Dr. M.Djamil Padang merupakan rumah sakit rujukan bagi wilayah Sumatera
Barat, banyak pasien yang dirawat di rumah sakit ini dengan berbagai jenis penyakit.
Bangsal paru merupakan salah satu bagian dari rumah sakit ini, yang memiliki kapasitas
pasien ± 25 orang yang terdiri dari ruangan yang dibagi dalam Tim I dan Tim II. Dimana
di dalamnya terdapat penyakit yang beresiko terjadi penularan infkesi seperti: TB. Paru,
HIV/AIDS (IO), dan MRSA. Pada hasil observasi didapatkan, ada 2 penderita IO+TB
paru, lalu TB paru ada 2 orang serta 2 orang posistif Hepatitis B dan hampir seluruh
keluarga yang menemani pasien tersebut yang berada di ruangan rawatan tidak
menggunakan alat pelindung diri seperti masker, dan banyak dari keluarga pasien yang
makan, minum dan beraktivitas di dekat pasien, serta lebih dari separuh dari keluarga
pasien yang tidak mencuci tangan setelah kontak dengan pasien di ruang rawatan,
sehingga memungkinkan resiko penularan resiko infeksi semakin besar. Ditambah lagi
banyak dari pasien yang mempunyai gejala batuk berdahak, lalu sebagian dari pasien ada
yang membuang sputum tersebut ke dalam plastik sehingga membuat penularan resiko
infeksi semakin besar. Untuk itu diharapkan semua keluarga pasien dapat menggunakan
alat pelindung diri dan hand hygiene dengan cuci tangan 6 langkah, serta tahu cara
membuang sputum sehingga tidak menimbulkan resiko penularan sebagai senjata
keselamatan diri dari resiko infeksi yang akan ditularkan pasien kepada kelurga.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penyuluhan tentang
pentingnya hand hygiene bagi keluarga pasien di bangsal paru RSUP Dr. M.Djamil
Padang.
Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2016
Keperawatan Medikal Bedah I
Kelompok K dan L
B. TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 1x40 menit diharapkan keluarga
pasien mampu mengetahui pentingnya pencegahan penularan infeksi saat menemani
pasien di ruang rawatan.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1x40 menit tentang pentingnya
hand hygiene (cuci tangan 6 langkah), alat pelindung diri dan membuang sputum
yang benar bagi keluarga pasien, diharapkan keluarga mampu:
a) Mengetahui dan menjelaskan pengertian infeksi
b) Mengetahui dan mejelaskan pengertian infeksi nosokomial
c) Mengetahui dan menjelaskan pengertian alat pelindung diri
o Mengetahui tujuan alat pelindung diri
o Mengetahui bahaya jika tidak memakai alat pelindung diri
o Mengetahui alat pelindung yang perlu dimiliki keluarga
d) Mengetahui cara membuang sputum yang benar bagi pasien dan keluarga
o Mampu mepraktekkan setelah pulang dari rumah sakit
e) Penurunan resiko infeksi nosokomial
o Mengetahui pengertian cuci tangan 6 langkah
o Mengetahui tujuan cuci tangan 6 langkah
o Mengetahui manfaat cuci tangan 6 langkah
o Mengetahui 5 momen cuci tangan
o Mengetahui cara cuci tangan 6 langkah
o Mendemonstrasikan cara cuci tangan 6 langkah
D. Pelaksanaan
a. Topik
Pencegahan Penularan Infeksi Bagi Keluarga Pasien di Rumah Sakit.
b. Sasaran
a. Sasaran Umum : Keluarga pasien yang di rawat di Bangsal Paru RSUP Dr.
M.Djamil Padang
b. Sasaran Khusus : Keluarga pasien yang dirawat di Bangsal Paru RSUP Dr.
M.Djamil Padang yang berjumlah minimal 15 orang.
c. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
d. Demonstrasi
d. Media dan alat
a. Leaflet
b. LCD
c. Laptop
d. PPT
e. Masker
f. Handrub
g. Setting Tempat
F O F
M M M M
F
M M M M
F
M M M M
M M F M M
P B
A
Keterangan :
P Pembimbing Peserta
M
A Penyaji O Observer
B Moderator F fasilitator
Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2016
Keperawatan Medikal Bedah I
Kelompok K dan L
h. Uraian Tugas
1. Moderator
1) Pada acara pembukaan
Membuka acara
Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing
Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan
Menjelaskan kontrak waktu dan bahasa
Menjelaskan tata tertib penyuluhan
b. Kegiatan Inti
Meminta peserta memberikan pertanyaan atas penjelasan yang tidak
dipahami.
Memberikan kesempatan pada mahasiswa menjawab pertanyaan yang
diajukan peserta.
c. Pada acara penutup
Menyimpulkan dan menutup diskusi
Mengucapkan salam
2. Pemateri
Mempresentasikan materi
Mengevaluasi peserta tentang materi yang diberikan
3. Fasilitator
Memotivasi peserta agar berperan aktif
Membuat absensi penyuluhan
Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan
4. Observer
Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2016
Keperawatan Medikal Bedah I
Kelompok K dan L
i. Kegiatan Penyuluhan
2 Pelaksanaan
- Mengkaji pengetahuan - Mengemukakan pendapat
audiens tentang pengertian
infeksi
- Memberi reinforcement (+)
- Menjelaskan tentang - Mendengarkan dan
pengertian infeksi memperhatikan
- Mejelaskan tentang infeksi
nosokomial - Mengemukakan pendapat 30 mnt
- Mengkaji pengetahuan
audien tentang alat
pelindung diri
- Memberi reinforcement (+)
- Menjelaskan pengertian alat - Mendengarkan dan
pelindung diri memperhatikan
Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2016
Keperawatan Medikal Bedah I
Kelompok K dan L
j. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a) 75 % atau lebih peserta menghadiri acara
b) Alat dan media sesuai dengan rencana
c) Peran dan fungsi masing – masing sesuai dengan yang direncanakan
2. Evaluasi proses
a) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b) Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c) Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi
3. Evaluasi hasil
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan 75% peserta mampu :
E. REFERENSI
Potter and Perry (2006). Buku ajar Fundamental Keperawatan. (Edisi IV). Jakarta. EGC
Doenges Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. (Edisi III). Jakarta: EGC
Boedi Maryoto. 1997. Kecelakaan Kerja Dan Beberapa Penyebabnya. Makalah Seminar
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Depkes, 1992. Undang-undang Kesehatan Pasal 23. Tentang Produktivitas Kerja yang
Optimal. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Depnaker RI, 1970. Undang-undang No.1 Tahun 1970. Tentang Keselamatan Kerja.
Jakarta : Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
International Labour Office (ILO), 1989. Pencegahan Kecelakaan (Seri Manajemen No.
132). Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo.
Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PK3), 2006. Ketentuan Peralatan Pelindung
Diri. Yogyakarta : PK3 RSUP Dr. Sardjito.
Puslitbag IKM FK UGM dan Program S2 Hiperkes UGM 2000. Kumpulan makalah
khusus K3 Rumah Sakit. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada.
Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2016
Keperawatan Medikal Bedah I
Kelompok K dan L
Materi
1. Pengertian Infeksi
Infeksi adalah suatu keadaan saat tubuh kemasukan bibit penyakit (kuman)
sehingga menimbulkan gejala demam atau panas tubuh sebagai suatu reaksi tubuh
menolak antigen (kuman) agar dapat melumpuhkan atau mematikan kuman tersebut. Jika
gejala demam bersifat mendadak, maka disebabkan oleh infeksi virus. Tetapi jika
demamnya secara bertahap atau lambat, maka disebabkan oleh infeksi bakteri. Tubuh
yang telah pernah menderita penyakit demam biasanya menimbulkan kekebalan atau
imunitas pada tubuh.
2. Penurunan resiko infeksi nosokomial
a. Pengertian infeksi nosokomial
Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang
disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang menunjukkan
suatu gejala selama seseorang dirawat atau setelah dirawat. Pasien yang masuk
rumah sakit dan menunjukkan tanda infeksi kurang dari 72 jam, berarti masa
inkubasi penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi yang
menunjukkan gejala setelah 72 jam pasien berada dirumah sakit, maka disebut
infeksi nosokomial (Harrison, 2009).
Infeksi nosokomial merupakan Infeksi yang terdapat dalam sarana
kesehatan (rumah sakit). Infeksi ini berasal dari dalam tubuh maupun luar tubuh
penderita yang dapat berpindah ke siapa saja yang berada di RS (Soeparman, 2008).
Salah satu cara mengurangi penularan infeksi nosokomial adalah dengan cuci tangan
6 langkah.
yang berfungsi sebagai distributor kuman untuk hinggap di mulut sehingga secara
tidak langsung menyebabkan penyakit Hepatitis A. Jika, kuman tersebut menyerang
tubuh Anda maka salah satu gejala terlihat pada penderita gangguan hepatitis adalah
kulit dan selaput putih mata yang mungkin akan berubah warna menjadi kuning,
sehingga sering disebut oleh masyarakat sebagai penyakit kuning.
Bakteri Staphylococcus
Bakteri Staphylococcus kebanyakan adalah mikroflora yang normal hidup
pada manusia. Kebanyakan bakteri ini tidak berbahaya dan tinggal di atas kulit dan
selaput lendir manusia dan organisme lainnya. Namun, sebagian bakteri merupakan
bakteri patogen pada manusia yang menyebabkan bermacam-macam penyakit atau
gangguan dalam tubuh seperti radang bernanah, sampai sepsis yang bisa berakibat
fatal. Salah satunya bakteri ini menyebabkan hemolisis yaitu pemecahan sel-sel
darah, menggumpalkan plasma, dan menghasilkan berbagai macam enzim-enzim
yang dapat merusak sistem imun manusia dan kandungan toksin pada bakteri
tersebut yang bersifat destruktif terhadap jaringan tubuh Anda. Bakteri
Staphylococcus memiliki 31 spesies dan dapat ditemui di seluruh dunia.
Bakteri Streptococci
Bakteri Streptococcus pyogenes adalah salah satu jenis dari bakteri
Streptococci sebagai penyebab banyak penyakit penting pada manusia yang berkisar
dari infeksi kulit permukaan yang ringan hingga penyakit sistemik yang mengancam
hidup. Infeksi khasnya bermula di tenggorokan atau kulit. Infeksi
ringan Streptococcus pyogenestermasuk faringitis atau radang kerongkongan dan
infeksi kulit seperti impetigo, erisipelas dan selulitis berupa perbiakan dan
penyebaran dari kuman tersebut di lapisan dalam kulit. Serangan dan
perbiakan tersebut dapat menimbulkan fasitis nekrosis, keadaan yang besar
kemungkinan mengancam hidup yang memerlukan penanganan bedah. Infeksi
lainnya bisa dikaitkan dengan pelepasan toksin bakteri.
Kuman Haemophilus
Kuman ini dapat menyebabkan influenza atau yang sering dikenal masyarakat
sebagai flu. Infeksi penyakit flu ini sebenarnya disebarkan melalui droplet yang
berasal dari penderita atau seorang carrier, yang biasanya menyebar secara langsung
saat bersin atau batuk. Namun, tangan juga bisa menjadi agen penyebar kuman
tersebut karena kebiasaan masyarakat Indonesia yang menutup tangan ketika bersin
Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2016
Keperawatan Medikal Bedah I
Kelompok K dan L
atau batuk. Jangan lupa cuci tangan anda ketika kebiasaan tersebut Anda lakukan
atau bisa gunakan saputangan sebagai penutup mulut dan hidung Anda ketika bersin
dan batuk.
Bakteri Pseudomonas
infeksi pada saluran napas mengakibatkan pneumonia yang disertai nekrosis, otitis
eksterna ringan pada perenang, dan infeksi mata. Bakteri ini sering dijumpai di
rumah sakit. Penyebaran bakteri Pseudomonas aeruginosa melalui aliran udara, air,
tangan tercemar, penanganan dan alat-alat yang tidak steril di rumah sakit. Oleh
karena itu, sangat penting mencuci tangan Anda dengan sabun setelah memegang
benda-benda di sekitar Anda terutama di rumah sakit.
Bakteri Shigella
Pencemaran air minum dan makanan oleh tinja yang mengandung bakteri
Shigella dapat menyebabkan endemik dari disentri atau shigellosis yang merupakan
radang akut pada saluran pencernaan. Tinja manusia merupakan sumber utama
dalam penularan penyakit ini karena bakteri ini dapat menginfeksi saluran
pencernaan yang menyebabkan gejala mulai dari diare, nyeri perut, muntah dan
mual, sampai dengan komplikasi yang lebih serius. Anda dapat terinfeksi bakteri ini
jika terdapat kontak dengan tangan yang terkontaminasi dengan tinja dari orang
yang terinfeksi. Selain itu, bakteri tersebut bisa berasal dari mainan, permukaan
toilet dan makanan yang disiapkan oleh orang yang terinfeksi.
Virus Hepatitis A
Ada lima waktu penting untuk mencuci tangan terutama saat menggunakan
sabun. Pertama, cucilah tangan sebelum makan. Kedua, ingat mencuci tangan
setelah buang air besar. Ketiga, cuci tangan dengan sabun juga dilakukan sebelum
memegang bayi. Keempat, sesudah menceboki anak harus mencuci tangan dengan
sabun untuk mengeliminasi kuman yang ada di tangan setelah kontak dengan
kotoran bayi sehingga tidak terjadi penyebaran kuman. Kelima, sebelum
menyiapkan makanan. Hal ini sangat penting karena tangan merupakan agen yang
paling sering kontak dengan makanan. Jika tangan tidak dicuci dengan sabun akan
menyebabkan kuman tersebar di dalam makanan yang kita hidangkan dan
menyebabkan penyakit seperti diare.
Sedangkan untuk handrub sendiri digunakan ketika kita berada jauh dari
westafel dan toilet yang sulit dijangkau sehingga membutuhkan waktu lama untuk
mencuci tangan. Untuk itu perlu adanya handrub untuk menghilangkan kuman
secara cepat sebagai pengganti cuci tangan dengan sabun. Waktu yang dibutuhkan
handrub untuk membunuh kuman adalah 30 detik, sedangkan mencuci tangan
dengan sabun membutuhkan waktu sekitar 60-90 detik. Namun, tetap saja yang lebih
baik adalah mencuci tangan dengan sabun.
Di rumah sakit kita lebih mengenal 5 moment untuk cuci tangan, namun untuk
keluarga pasien menjadi 4 moment cuci tangan karena cuci tangan sebelum
tindakan aseptic adalah kewajiban bagi tenaga kesehatan sebelum melakukan
tindakan pada pasien di rumah sakit. Adapun 4 cuci tangan tersebut bagi keluarga
pasien adalah:
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Setelah kontak dengan pasien
3. Setelah terpapar cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan lingkungan pasien
2. Gosok punggung tangan kiri dengan telapak tangan, tanpa saling melepaskan
lalu masukkan jari-jari tangan kanan ke sela-sela tangan kiri. Lakukan pada
tangan kiri, dengan hitungan 4 kali.
3. Gosok sela-sela jari diantara kedua tangan saling berhadapan atau terkait dengan
hitungan 4 kali.
4. Letakkan ujung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci, lalu
gosok antara keduanya dengan hitungan 4 kali.
5. Jempol kanan digosok memutar oleh telapak tangan kiri, dan sebaliknya
sebanyak 4 kali.
6. Letakkan ujung jari kanan dengan bentuk seperti mangkuk ke telapak tangan
kiri, kemudian gosok perlahan dengan hitungan 4 kali. Lakukan hal yang sama
pada tangan kiri.
Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2016
Keperawatan Medikal Bedah I
Kelompok K dan L
Dan kemudian basahi tangan di bawah air yang mengalir hingga tidak
ada sisa-sisa sabun, dan keringkan dengan tissue.