Delviani D. Mahera
Pembimbing I Dr. Sunarto Kadir, Drs.,M.Kes
Pembimbing II Ns. Yuniar M. Soeli, M.Kep.,Sp.Kep.,J
ABSTRAK
Delviani D. Mahera. 2019. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kemandirian
Perawatan Diri Pada Anak Retardasi Mental Di SLBN Kota Gorontalo. Skripsi,
Jurusan Keperawatan, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri
Gorontalo. Skripsi, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Olah Raga dan
Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Sunarto Kadir,
Drs.,M.Kes, Pembimbing II Ns. Yuniar M. Soeli, M.Kep.,Sp.Kep.,J
Retardasi mental adalah anak yang memiliki tingkat kecerdasan (IQ)
dibawah rata-rata dan juga memiliki keterbatasan dalam kemampuan merawat diri
sendiri sehingga membutuhkan dukungan dari keluarga. Bentuk dukungan
keluarga yang diberikan dapat berupa dukungan informasi, instrumental, penilaian
dan emosional. Rumusan masalah penelitian ini bagaimana hubungan dukungan
keluarga dengan kemandirian perawatan diri pada anak retardasi mental di SLBN
Kota Gorontalo. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan
dukungan keluarga dengan kemandirian anak retardasi mental di SLBN Kota
Gorontalo.
Desain penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif korelasi
dengan pendekatan cross-sectional,instrumen penelitian menggunakan lembar
kuesioner dukungan keluarga dan kemandirian perawatan diri. Jumlah populasi
dalam penelitian ini 91 orang tua yang mempunyai anak retardasi mental di SLBN
Kota Gorontalo dan teknik samplingnya menggunakan purposive sampling,
dengan jumlah sampel 65 responden. Analisis data dilakukan secara bivariat
dengan uji chi square.
Hasil penelitian didapatkan nilai p = 0,396 (p > 0,05). Kesimpulan tidak ada
hubungan dukungan keluaga dengan kemandirian perawatan diri pada anak
retardasi mental di SLBN Kota Gorontalo. Diharapkan kepada guru, dan orang tua
agar mampu memberikan contoh prilaku mandiri pada anak retardasi mental.
makan masih dengan dibantu karena eksternal yaitu lingkungan, cinta dan
anak tidak bisa mengambil makanan kasih sayang, dukungan keluarga,
dengan sendok, BAK/BAB masih pengalaman dalam kehidupan. Anak
dibantu dan anak setiap harinya tunagrahita yang tidak mendapatkan
harus memakai pampers (popok) dan intervensi secara terus menerus dari
untuk berinteraksi sosial 8 orang tua lingkungan berdampak
mengatakan anak mereka dapat berlambannya anak menjadi mandiri,
menjalin hubungan baik dengan untuk membuat anak mampu
teman-teman di sekolah maupun di menjadi mandiri maka dibutuhkan
rumah, namun ada 1 orang tua adanya dukungan dari orang tua.
mengatakan anaknya tidak mau Dukungan sendiri memiliki empat
berinteraksi atau bersosialisasi jenis yaitu: dukungan instrument,
dengan teman disekeliling rumahnya dukungan informasional, dukungan
karena ia selalu di ejek oleh teman- penilaian, dukungan emosional.
temannya, sehingganya anak tersebut Orang tua yang memiliki anak
selalu berada di rumah. retardasi mental dalam melatih
Dukungan keluarga yang kemandirian anak, sesekali kita harus
diberikan orang tua yaitu 5 orang tua membiarkan anak melakukan apa
mengatakan mereka selalu yang mungkin bisa mereka lakukan,
memberikan dukungan informasi, jangan terlalu memanjakkan hanya
memfasilitasi, memberikan kasih karena mereka mempunyai
sayang dan selalu memberikan pujian kecerdasan jauh di bawah normal.
kepada anak ketika anak bisa Berdasarkan dengan uraian di atas
melakukan perawatan diri sendiri, 1 masih ada anak retardasi mental yang
dari orang tua mengatakan belum mandiri atau belum bisa
memberikan dukungan informasi melakukan perawatan diri, masih
kepada anak, memfasilitasi, selalu dengan bantuan keluarga atau
memberikan perhatian, dan jarang orang tuanya dan masih ada orang
memberikan pujian kepada anak. 3 tua yang jarang memberikan
orang tua mengatakan jarang dukungan kepada anak. Sehingga
memberikan dukungan informasi peneliti tertarik untuk melakukan
kepada anak, memfasilitasi, penelitian mengenai “Hubungan
memberikan kasih sayang dan Dukungan Keluarga dengan
perhatian, namun jarang memberikan Kemandirian Perawatan Diri Pada
pujian kepada anak ketika anak dapat Anak Retardasi Mental di SLBN
melakukan sesuatu sendiri. Kota Gorontalo”.
Kemandirian bukanlah Pada dasarnya setiap manusia
keterampilan yang muncul secara memiliki hak yang sama untuk
tibatiba tetapi perlu diajarkan dan memperoleh kebahagiaan dalam
dilatih pada anak agar tidak hidupnya. Setiap orang berhak untuk
menghambat tugas-tugas tumbuh dan berkembang dalam
perkembangan anak selanjutnya. lingkungan yang kondusif dan
Menurut Wiyani (2013) Beberapa suportif, termasuk bagi mereka yang
faktor yang mendukung kemandirian mengalami retardasi mental. Akan
anak adalah faktor internal yaitu tetapi realita yang terjadi tidaklah
fisiologis dan psikologis, faktor selalu demikian. Banyak penyandang
diri pada anak retardasi mental memiliki rasa percaya diri dalam
di SLBN Kota Gorontalo. kehidupan sehari-hari.
SARAN 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
1. Bagi Institusi Diharapkan kepada peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat selanjutnya hendaknya meneliti
menjadi sumber pengetahuan ilmiah variabel lain yang berhubungan
untuk menambah wawasan dan dengan kemandirian anak retardasi
pengetahuan untuk institusi, serta mental selain dukungan keluarga,
dapat dijadikan referensi dan bahan misalnya faktor-faktor yang
buku ajar dikeperawatan anak, mempengaruhi anak retardasi mental
khususnya terkait dengan menjadi mandiri dalam melakukan
perkembangan kemampuan perawatan diri.
perawatan diri pada anak DAFTAR PUSTAKA
berkebutuhan khusus. Apriyanto, N. 2012. Seluk-Beluk
2. Bagi Lembaga Pendidikan Tunagrahita & Strategi
(SLB) Pembelajarannya. Yogjakarta:
Diharapkan dapat menjadi Javalitera.
bahan evaluasi bagi guru, karena Awalunisah, S. 2015. Hubungan Pola
guru sebagai pengganti orang tua Asuh Orang Tua dengan
ketika anak disekolah, sehingga Kemandirian Anak di
peneliti menyarankan agar guru Kelompok BI PAUD Andine
diharapkan dapat memberikan Palu. Jurnal Mahasiswa Ilmu
kesempatan kepada anak untuk Keperawatan 10(1): 1-9.
belajar mandiri misalnya Dewi, V. 2017. Hubungan Pola Asuh
menyelesaikan tugas tanpa harus Orang Tua Dengan Tingkat
sering dibantu, mengenakan atau Kemandirian Anak Retardasi
melepaskan sepatu sendiri, Mental Ringan Di SDLB
mengambil buku atau makanan serta YPLB Banjarmasin. Jurnal
minuman sendiri. Karena salah satu An-Nadaa :21 -25.
tujuan dari pendidikan yaitu Fathi. 2011. Mendidik Anak dengan
menjadikan anak dapat mandiri dan Alqur’an. Bandung : Pustaka
bisa melakukan sesuatu tanpa harus Oasis.
sering dibantu oleh orang lain. Hidayanti, Nur. 2016. Strategi Guru
3. Bagi Orang Tua Pendidikan Agama Islam
Diharapkan orang tua agar Dalam Meningkatkan
dapat lebih memberikan kesempatan Religiusitas Siswa di SDIT Az-
anak dan mendukung anak dalam Zahrah Sragen Kota,
melakukan sesuatu, baik itu dalam Kecamatan Sragen. Tesis.
melakukan kegiatan sehari-hari Universitas Muhammadiyah
dirumah (perawatan diri) ataupun Surakarta, 1. Diakses pada 3
menentukan pilihan. Selain itu orang Desember 2016, dari
tua juga diharapkan dapat http://eprints.ums.ac.id
menerapkan pola asuh yang tepat Hurlock, Elizabeth, B. 2012.
agar anak dapat tumbuh dan Perkembangan Anak Jilid 2
berkembang dengan baik serta (penerjemah: Meitasari
Tjandrasa). Jakarta: Erlangga.