Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSANAAN FILARIASIS

SOP/V.96/PKM-
No Dokumen : SBJ/I/2019
SOP No Revisi : 0
Tanggal Terbit : 02 Januari 2019
Halaman : 1-3
dr. Nina Nur Ainy Syarief
UPTD PUSKESMAS
Pembina
SUMBERJAYA
NIP. 1971111020021122003

Filariasis adalah penyakit menular menahun yang


disebabkan oleh cacing filarial yang menyerang saluran dan
kelenjar getah bening, yang dapat merusak limfe.
1. Pengertian
Menimbulkan pembekakan pada tangan, kaki, glandula
mammae, dan scrotum, menimbulkan cacat seumur hidup
serta stigma sosial bagi penderita dan keluargnya.
Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk dokter dan petugas
2. Tujuan dapat melakukan konseling dan edukasi kepada pasien dan
keluarga dan memberikan terapi dengan baik
Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Sumberjaya
3. Kebijakan
No………………
4. Referensi ……………………….

Persiapan Alat
1. Tempat tidur/kursi
2. Stethoscope
3. Tensimeter
4. Thermometer
5. Arloji
6. Kasa
7. Cairan pembersih
8. Pulpen
5. Prosedur
9. Buku register

Periapan Pasien
1. Pasien dibaringkan ditempat tidur atau disuruh
duduk
2. Kemudian anamnesa pasien
3. Ukur Tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu
Penatalaksanaan
Perawatan Umum
1. Istirahat ditempat tidur
2. Antibiotik untuk infeksi sekunder dan abses
3. Perawatan elephantiasis dengan mencuci kaki dan
merawat luka agar kebersihan kulit terjaga

Pengobatan Sfesifik
1. Untuk pengobatan individual diberikan Diethyl
Carbamazine Cirate (DEC) 6mg/kgBB 3x sehari
selama 12 hari serta Albendazole 400mg
2. Pengobatan masal (rekomendasi WHO)adalah DEC
6mg/kgBB dan albendazole 400mg (+paracetamol)
dosis tunggal, sekali setahun selama 5 tahun
3. Efek samping bias terjadi sebagai reaksi terhadap
DEC atau reaksi terhadap cacing dewasa yang mati.
Reaksi tubuh terhadap protein yang dilepaskan pada
saat cacing dewasa mati dapat terjadi beberapa jam
setelah pengobatan, didapat 2 bentuk yang mungkin
terjadi yaitu reaksi sistemik dan reaksi lokal:
a. Reaksi sitemik berupa demam, sakit kepala, nyeri
badan, pusing, anoreksia, malaise, dan muntah-
muntah. Reaksi sitemik cenderung berhubungan
dengan intensitas infeksi
b. Reaksi lokal berbentuk limfadenitis, abses dan
transien limfedema. Reaksi lokal terjadi lebih
lambat namun berlangsung lebih lama dari reaksi
sistemik
c. Efek samping DEF lebih berat daripada penderita
onchorceciasis, sehingga obat tersebut tidak
diberikan dalam program pengobatan masal di
daerah endemis filariasis dengan ko endemis
onchorcecia valvulus
4. Albendazole 400mg dosis tunggal, yang dapat
meningkatkan efek DEC dalam mematikan cacing
filarial dewasa dan microfilaria tanpa menambah
reaksi yang tidak dikehendaki
5. Pemberian antibiotik dan/atau anti jamur akan
mengurangi serangan berulang, sehingga mencegah
terjadinya limfedema kronis
6. Antihistamin dan kortikosteroid diperlukan untuk
mengatasi efek samping pengobatan. Analgetik dapat
diberikan bila diperlukan

Konseling dan Edukasi


Memberikan informasii kepada pasien dan keluarganya
mengenai penyakit filariasis terutama dampak akibat
penyakit dan cara penularannya. Pasien dan keluarga juga
harus memahami pencegahan dan pengendalian penyakit
menular ini melalui:
a. Pemberantasan nyamuk dewasa
b. Pemberantasan jentik nyamuk
c. Mencegah gigitan nyamuk
Setelah pengobatan, dilakukan control ulang terhadap
gejala dan microfilaria, bila masih terdapat gejala dan
microfaliria pada pemeriksaan darahnya, pengobatan dapat
diulang 6 bulan kemudian.

Kriteria Rujukan
Pasien dirujuk bila dibutuhkan pengobatan operatif atau
bila gejala tidak membaik dengan pengobatan konservatif
6. Unit Terkait Poli Umum, UGD
7. Diagram Alir

8. Rekaman Historis Perubahan


Tanggal Mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
diberlakukan
1

Anda mungkin juga menyukai