1. Mengapa sang ayah merasa matanya kering dan ada rasa mengganjel di mata kanannya?
Dry eye syndrome
- Glandula lacrimalis terjadi oedema sehingga tidak dapat menghasilkan air mata untuk
membasahi mata
- Sel goblet yang tidak bekerja dengan sempurna sehingga tidak dapat memproduksi musin
dengan sempurna
Mengganjel di mata
- Corpus alienum masuk ke mata sehingga mengiritasi mata sehingga terjadi pecah atau
melebarnya pembuluh darah dari mata
- Karena tidak ada kerusakan di media refraktanya maka tidak ditemukan penurunan visus
Oedem di mata
- Oleh karena masuknya corpal ke mata maka terjadi inflamasi dan mata menjadi oedema
Pada anak-anak, penyebab alergi makanan yang paling sering yaitu telur,
susu, kacang, dan buah. Terkadang, alergi akan hilang pada anak, namun
alergi pada orang dewasa cenderung menetap. Selain itu, pada anak lebih
banyak ditemukan alergi terhadap susu sapi atau susu kedelai dibandingkan
alergi terhadap kacang, ikan, atau udang. Orang dewasa dan anak-anak
cenderung memiliki reaksi alergi terhadap makanan yang sering
dikonsumsi. Misalnya orang di Jepang alergi terhadap nasi, dan di
Skandinavia alergi terhadap ikan kod banyak ditemukan dibanding tempat
lainnya.
http://erwinadr.blogspot.com/2009_08_01_archive.html
2. Mengapa sang anak merasa gatal dan sulit membuka mata di pagi hari dan mengalami
pembengkakan?
Ada tanda2 alergi di mata anak inflamasi menyebabkan oedema dan rasa gatal serta
keluar cairan putih di pagi hari
Reaksi dari alergi makanan IG E membantu proses kekebalan tubuh
Respond imun
Sensitifasi = tubuh memproduksi IG antibody yang spesifik (Induksi) = kontak pertama dengan
allergen ketike mengkonsumsi makanan penyebab alergi
Elisitasi = terjadi jika terdapat pajanan ulang = makan makanan yang sama yang terpapar
sebelumnya protein mengikat molekul di sel modulator (sel basofil dan sel mass)
Pada tahapan ini menyebabkan tubuh mengeluarkan molekul yang menyebabkan inflamasi
seperti leukotrien dan histamine
Perubahan struktur konjungtiva erat kaitannya dengan timbulnya radang
interstitial yang banyak didominasi oleh reaksi hipersensitivitas tipe I. Pada
konjungtiva akan dijumpai hiperemi dan vasodilatasi difus, yang dengan
cepat akan diikuti dengan hiperplasi akibat proliferasi jaringan yang
menghasilkan pembentukan jaringan ikat yang tidak terkendali. Kondisi ini
akan diikuti oleh hyalinisasi dan menimbulkan deposit pada konjungtiva
sehingga terbentuklah gambaran cobblestone
sorces : http://sanirachman.blogspot.com/2010/09/konjungtivitis-vernalis.html#ixzz2TpLOcPUj
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial
Staff Ilmu Penyakit Mata FK UGM, Keratokonjungtivitis Vernalis dalam
http://www.tempo.com.id/medika/042002.htm
Bangunan patologis
Sebagai akibat proses infiltrasi
Bentuknya macam-macam :
papula,
Ujud kelainan yang menonjol dari permukaan konjungtiva dengan diameter
kurang dari 5 mm karena terkumpulnya infiltrat, neutrofil, limphocyt dan leukosit yang
lain
folikel,
vesicula,
Karena terkumpulnya cairan. Batasnya tegas.
Causa : proses degenerasi, penyakit virus (herpes), combustio.
excrecencies,
Hypertrophie papillair ( papula ) di palpebra superior.
Dasar : hypertrophie papula dan adanya degenerasi hyalin permukaan datar, seperti bludru.
Kalau lebih besar dari biasa : seperti batu yang disusun (pada tembok) = cobble stone pavement.
Warna : merah kasar.
Terdapat pada konjungtivitis vernalis.
concretio,
Disini terdapat hypertrophie yang berlebihan dan pemadatan sehingga berwarna putih seperti
kapur.
Pemadatan ini dapat dicukil keluar.
Sering disebut lithiasis
phlyctaen,
Lokasasi : konjungtiva bulbi, limbus kornea dan kornea.
Tonjolan berwarna putih kekuningan, berisi limfosit, dengan tanda radang disekitarnya.
pinguiculum.
Merupakan proses regresi/ kemunduran.
Kausa :irritasi kronis misalnya debu, asap, angin.
Misalnya : tinggal dekat pabrik.
Letak : pada konjungtiva bulbi yang tak tertutup palpebra.
Terjadi dari jaringan pengikat hyalin/elastis.
3. Mengapa pada ophthalmology sang ayah ditemukan fibrovascular fiber di sisi nasal dari
conjunctiva?
Kemungkinan terjadi pelebaran dari pembulu darah yang disebabkan oleh masuknya corpal ke
bagian mata
4. Mengapa pada ophthalmology sang anak ditemukan pembengkakan palpebrae, injeksi
conjunctiva dan serous discharge?
Tanda-tanda inflamasi pembengkakan palpebrae
Injeksi conjunctiva oleh karena pelebaran atau pecahnya pembuluh darah A. Conjunctivita
posterior atau skelera dan episkelra atau arteri ciliar akibat dari reaksi inflamasi dan histamine
Serous discharge keluar oleh karena pus yang terjadi dari reaksi inflamasi
Substansi yang dikeluarkan oleh tubuh dapat merupakan suatu prosesnormal atau fisiologis,
bisa juga karena penyakit (patologis)
Serous = jernih
Mucus = kental
5. Apa jenis2 mata merah?
Mata merah bisa terjadi karena:
Pelabaran pembuluh darah konjungtiva (a. Konjungtiva posterior) atau
episclera (a. Siliar anterior)
Pecahnya pembuluh darah konjungtiva (a. Konjungtiva posterior) atau
episclera (a. Siliar anterior)
Visus tak terganggu
Tidak ada gangguan kekeruhan pada media penglihatan.
a. gatal,
Mekanisme : Alergen yang terdapat pada makanan adalah komponen utama
terjadinya alergi makanan. Alergen ini berupa protein yang tidak rusak pada
saat proses memasak, dan tidak rusak pada saat berada di keasaman
lambung. Akibatnya alergen dapat melenggang mulus di dalam tubuh masuk
ke peredaran darah mencapai organ yang menjadi targetnya guna
menimbulkan reaksi alergi. Mekanisme terjadinya alergi makanan melibatkan
sistem imun dan herediter/keturunan.
Alergi makanan merupakan reaksi hipersensitif yang artinya sebelum reaksi
alergi terhadap alergen pada makanan muncul, seseorang harus pernah
terkena alergen yang sama sebelumnya. Pada saat pertama kali terkena,
alergen akan merangsang limfosit (bagian dari sel darah putih) untuk
memproduksi antibodi (IgE) terhadap alergen tersebut. Antibodi ini akan
melekat pada sel Mast jaringan tubuh manusia. Jika kelak orang tersebut
memakan makanan yang sama maka antibodi ini akan menyuruh sel Mast
untuk melepaskan histamin. Zat kimia yang bernama histamin inilah yang
menyebabkan gejala alergi makanan.
Mekanisme alergi didominasi oleh sel mast yang mendapat paparan dari
alergen kemudian akan melepaskan enzim antibodi IgE. Pelepasan IgE akan
memicu degranulasi dan mengakibatkan ledakan histamin, leukotrien dan
mediator lainnya. Dari sinilah muncul reaksi alergi.
Encer seperti air dengan penyebabnya virus. Setelah dua/ tiga hari dapat
menjadi mukopurulen, karena super infeksi dari kuman komensal, (daya tahan
menurun sehingga kuman komensal tumbuh tak terkendali)
mucous, (kental bening elastis)
Membran sukar dilepas dan bila dipaksa akan berdarah karena ada
ulkus dibawahnya.
Seolah-olah seperti melekat pada conjunctiva tetapi mudah diambil dan tak
mengakibatkan perdarahan. Penyebabnya antara lain streptococcus
haemoliticus
KONJUNGTIVITIS
a. DEFINISI
Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva dan penyakit ini
adalah penyakit mata yang paling umum di dunia. Karena lokasinya, konjungtiva
terpajan oleh banyak mikroorganisme dan faktor-faktor lingkungan lain yang
mengganggu (Vaughan, 2010). Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia ringan
dengan mata berair sampai konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen
kental (Hurwitz, 2009).
Konjungtivitis Alergi
Definisi
Konjungtivitis alergi adalah bentuk alergi pada mata yang paing sering dan disebabkan
oleh reaksi inflamasi pada konjungtiva yang diperantarai oleh sistem imun (Cuvillo et al,
2009). Reaksi hipersensitivitas yang paling sering terlibat pada alergi di konjungtiva
adalah reaksi hipersensitivitas tipe 1 (Majmudar, 2010).
b. ETIOLOGI + faktor resiko
Etiologi dan Faktor Resiko
Konjungtivitis alergi dibedakan atas lima subkategori, yaitu konjungtivitis
alergi musiman dan konjungtivitis alergi tumbuh-tumbuhan yang biasanya
dikelompokkan dalam satu grup, keratokonjungtivitis vernal,
keratokonjungtivitis atopik dan konjungtivitis papilar raksasa (Vaughan,
2010).
Etiologi dan faktor resiko pada konjungtivitis alergi berbeda-beda sesuai
dengan subkategorinya. Misalnya konjungtivitis alergi musiman dan tumbuh-
tumbuhan biasanya disebabkan oleh alergi tepung sari, rumput, bulu hewan,
dan disertai dengan rinitis alergi serta timbul pada waktu-waktu tertentu.
Vernal konjungtivitis sering disertai dengan riwayat asma, eksema dan rinitis
alergi musiman. Konjungtivitis atopik terjadi pada pasien dengan riwayat
dermatitis atopic, sedangkan konjungtivitis papilar rak pada pengguna lensa-
kontak atau mata buatan dari plastik (Asokan, 2007).
c. MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis konjungtivitis alergi berbeda-beda sesuai dengan sub-
kategorinya. Pada konjungtivitis alergi musiman dan alergi tumbuh-tumbuhan
keluhan utama adalah gatal, kemerahan, air mata, injeksi ringan konjungtiva,
dan sering ditemukan kemosis berat. Pasien dengan keratokonjungtivitis
vernal sering mengeluhkan mata sangat gatal dengan kotoran mata yang
berserat, konjungtiva tampak putih susu dan banyak papila halus di
konjungtiva tarsalis inferior.
Sensasi terbakar, pengeluaran sekret mukoid, merah, dan fotofobia
merupakan keluhan yang paling sering pada keratokonjungtivitis atopik.
Ditemukan jupa tepian palpebra yang eritematosa dan konjungtiva tampak
putih susu. Pada kasus yang berat ketajaman penglihatan menurun, sedangkan
pada konjungtiviitis papilar raksasa dijumpai tanda dan gejala yang mirip
konjungtivitis vernal (Vaughan, 2010).
d. PATOGENESIS+PATOFISIOLOGI
e. PENEGAKAN DIAGNOSIS
f. KOMPLIKASI
Komplikasi pada penyakit ini yang paling sering adalah ulkus pada kornea
dan infeksi sekunder (Jatla, 2009).
g. PENATALAKSANAAN
Penyakit ini dapat diterapi dengan tetesan vasokonstriktor-antihistamin
topikal dan kompres dingin untuk mengatasi gatal-gatal dan steroid topikal
jangka pendek untuk meredakan gejala lainnya (Vaughan, 2010).
h. PROGNOSIS
=====================================================================================
bakteri. Pada konjungtivitis ini biasanya pasien datang dengan keluhan mata
mengenai mata yang sebelah melalui tangan dan dapat menyebar ke orang
lain. Penyakit ini biasanya terjadi pada orang yang terlalu sering kontak
C. Patofisiologi
Jaringan pada permukaan mata dikolonisasi oleh flora normal seperti
tersebut dapat menyebabkan infeksi klinis. Perubahan pada flora normal dapat
penyebab perubahan flora normal pada jaringan mata, serta resistensi terhadap
(Amadi, 2009).
D. Gejala Klinis
injeksi konjungtiva baik segmental ataupun menyeluruh. Selain itu sekret pada
lain, dan pada kasus yang ringan sering dijumpai edema pada kelopak mata
(AOA, 2010).
konjungtivitis bakteri namun mungkin sedikit kabur karena adanya sekret dan
debris pada lapisan air mata, sedangkan reaksi pupil masih normal. Gejala
yang paling khas adalah kelopak mata yang saling melekat pada pagi hari
E. Diagnosis
Pada saat anamnesis yang perlu ditanyakan meliputi usia, karena mungkin
yang lebih tua. Pada pasien yang aktif secara seksual, perlu dipertimbangkan
penyakit menular seksual dan riwayat penyakit pada pasangan seksual. Perlu
F. Komplikasi
pada pasien yang sangat muda yang bukan sasaran blefaritis. Parut di
mengurangi komponen akueosa dalam film air mata prakornea secara drastis
dan juga komponen mukosa karena kehilangan sebagian sel goblet. Luka parut
juga dapat mengubah bentuk palpebra superior dan menyebabkan trikiasis dan
2008).
Konjungtivitis Virus
A. Definisi
berbagai jenis virus, dan berkisar antara penyakit berat yang dapat
menimbulkan cacat hingga infeksi ringan yang dapat sembuh sendiri dan
adenovirus adalah virus yang paling banyak menyebabkan penyakit ini, dan herpes simplex virus yang
paling membahayakan. Selain itu penyakit ini juga
Penyakit ini sering terjadi pada orang yang sering kontak dengan
C. Patofisiologi
etiologi.
D. Gejala Klinis
adenovirus biasanya dijumpai demam dan mata seperti kelilipan, mata berair
selama lebih dari 2 bulan (Vaughan & Asbury, 2010). Pada konjungtivitis ini
biasanya pasien juga mengeluhkan gejala pada saluran pernafasan atas dan
gejala infeksi umum lainnya seperti sakit kepala dan demam (Senaratne &
Gilbert, 2005).
(HSV) yang biasanya mengenai anak kecil dijumpai injeksi unilateral, iritasi,
sekret mukoid, nyeri, fotofobia ringan dan sering disertai keratitis herpes.
enterovirus dan coxsackie virus memiliki gejala klinis nyeri, fotofobia, sensasi
E. Diagnosis
ditanyakan onset, dan juga apakah hanya sebelah mata atau kedua mata yang
F. Komplikasi
pseudomembran, dan timbul parut linear halus atau parut datar, dan
G. Penatalaksanaan
Konjungtivitis virus yang terjadi pada anak di atas 1 tahun atau pada orang