Aturan Tanggal
No Nama Obat
29/7 30/7 31/7 1/8 2/8 3/8 4/8 5/8
Pakai
NonParenteral
1 Paracetamol 3x1 v v v v v
2 KSR 3x1 v v v v v v v
3
4
5
6
Parenteral
1 Ceftazidine Injeksi 2x1 v v v v v v v v
2 Lasix Injeksi 3x2 v v v v v v v v
3 Spironolakton (25 mg) 1x1 v v v v v v v v
4
2.2 Perhitungan Dosis
36th)
7 Candesartan 16 mg 1x1 8-32 mg sekali sehari 16 mg/hari Sesuai
(Martindale 36th)
8 Nicardipine drip 2,5 1x1 5 mg/jam ditingkatkan
mikro/menit hingga 15 mg/jam
(Martindale 36th)
9 Bisoprolol 1,25 mg 1x1 Dosis awal 1,25 mg dosis 1,25 mg/hari Sesuai
tunggal, tingkatkan dua kali
lipat setelah 1 minggu
(Martindale 36th)
10. Bisoprolol 2,5 mg 1x1 Dosis awal 1,25 mg dosis 2,5 mg/hari Sesuai
tunggal, tingkatkan dua kali
lipat setelah 1 minggu
(Martindale 36th)
11. Manitol inf 1x1 50-100 gram selama 24 jam
dalam infus intravena 5 atau
20%. Kecepatan infus 30-50
1. Parasetamol Meredakan nyeri dan menurunkan demam Pemberian obat tepat, karena suhu tubuh pasien
tinggi maka diberikan obat ini
2. KSR Mengatasi kondisi dan gejala hypokalemia Pemberian obat tepat, karena kadar kalium pasien
rendah
7. Candesartan Menurunkan tekanan darah Pemberian obat tepat, karena tekanan darah pasien
melebihi normal
8. Perdipin/Nikardipin Menurunkan tekanan darah Pemberian obat tepat, karena tekanan darah pasien
melebihi normal
9. Concor/Bisoprolol Menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi Pemberian obat tepat, karena tekanan darah pasien
yang menderita penyakit jantung melebihi normal dan memiliki riwayat penyakit
jantung
10. Manitol Sebagai diuretik Pemberian obat tepat, karena pasien mengalami
edema sehingga dapat mengurangi volume cairan
darah.
11. Simvastatin 20 mg Menurunkan kadar kolesterol dalam darah Pemberian obat tepat, karena kadar kolesterol total
dan LDL pasien tinggi
12. Nitrogliserin Mencegah nyeri dada (angina) dan mengobati Pemberian obat tepat, karena pasien memiliki
gejala gagal jantung riwayat penyakit jantung dan mencegah serangan
jantung akut
13. Dulcolax
Obat konstipasi Untuk melancarkan BAB pasien
14. Citicolin Injeksi i.v Sebagai neuroprotektor Pemberian obat tepat, karena pasien mengalami
stroke, maka untuk mempertahankan fungsi otak
secara normal dan mengurangi jaringan otak yang
rusak diberikan obat ini. Selain itu citicolin mampu
meningkatkan aliran darah dan konsumsi oksigen di
otak serta mempercepat masa pemulihan akibat
stroke
15. Lansoprazole Injeksi Gangguan lambung Pemberian lansoprazole untuk mengatasi efek
samping obat yang berpotensi mengiritasi lambung
2.4 Analisa Permasalahan
Obat rekomendasi
1 Korelasi antara terapi obat 1. Adakah Obat tanpa indikasi? 1. Tidak Ada 1. Obat yang diberikan
dengan penyakit sudah sesuai indikasi
2. Adakah pengobatan yang tidak 2. Tidak Ada
2. Semua kondisi klinis
dikenal?
sudah diterapi
3. Tidak Ada
3. Adakah kondisi klinis yang tidak
3. Semua kondisi klinis
diterapi?
sudah diobati
2 Pemilihan obat yang 1. Bagaimana pemilihan obat? 1. Sudah 1. Obat yang diberikan
sesuai Apakah sudah efektif dan telah sesuai dengan
merupakan obat terpilih pada kasus 2. Sudah gejala penyakit dan
ini? lini terapi
3. Bisa
2. Apakah pemilihan obat tersebut 2. Tidak terdapat
relatif aman? masalah selama
masih dilakukan
3. Apakah terapi obat dapat
pemantauan
ditoleransi oleh pasien?
3. Terapi obat dapat
ditoleransi oleh
pasien
3 Regimen Dosis 1. Apakah dosis, frekuensi dan cara 1. Sesuai 1. Dosis, frekuensi dan
pemberian mempertimbangkan cara pemberian telah
efektifitas keamanan dan 2. Bisa sesuai dengan kondisi
kenyamanan serta sesuai dengan pasien
kondisi pasien? 2. Jadwal pemberian
dosis bisa
2. Apakah jadwal pemberian dosis
3. Sesuai
bisa memaksimalkan efek terapi, memaksimalkan efek
kepatuhan, meminimalkan efek terapi, kepatuhan,
samping, interaksi obat, dan meminimalkan efek
regimen yang kompleks? samping dan interaksi
obat
3. Apakah lama terapi sesuai dengan
indikasi? 3. Lama terapi sudah
sesuai dengan
indikasi
5 Alergi Obat atau intoleran 1. Apakah pasien alergi atau intoleran 1. Tidak ada 1. Tidak ada riwayat
terhadap salah satu obat? Permasalahan alergi pasien
BB: TB:
1. Selasa/30 Juli 8, 17 Amlodipin dan nicardipin: amlodipin Selama penggunaan obat, dilakukan monitoring terhadap
2019 dan nicardipin dapat meningkatkan tekanan darah pasien dan kemungkinan terjadinya efek
(Interaksi efek antihipertensi samping obat
Obat,
Duplikasi
Terapi)
2. Selasa/30 Juli 8 Amlodipin dan Simvastatin: Waktu penggunaan obat dibedakan. Amlodipin digunakan
2019 amlodipin dapat meningkatkan efek pada pagi hari sedangkan simvastatin digunakan pada
(Interaksi dari simvastatin dan meningkatkan malam hari
Obat) risiko miopati
3. Selasa/ 30 8 Candesartan dan spironolakton dapat Selama penggunaan obat, dilakukan monitoring terhadap
Juli 2019 meningkatkan kadar kalium kadar kalium
(Interaksi Obat)
2.6 Monitoring Rencana Pelayanan Farmasi
BB: TB:
Tujuan Terapi Obat Obat Parameter Monitoring Efek Akhir Yang Frekuensi Monitoring
Diinginkan
Menurunkan suhu tubuh Parasetamol Suhu tubuh Suhu tubuh normal Setiap hari
pasien
Terapi menangani KSR Kadar kalium darah Kalium darah menjadi Setiap hari
kondisi hipokalemia normal
pasa pasien
Menormalkan tekanan Candesartan Tekanan darah pasien Tekanan darah normal Setiap hari
darah pasien
Menormalkan tekanan Amlodipin Tekanan darah pasien Tekanan darah normal Setiap hari
darah pasien
Menormalkan tekanan Bisoprolol Tekanan darah pasien Tekanan darah normal Setiap hari
darah pasien
Tekanan darah pasien Nicardipin Tekanan darah pasien Tekanan darah pasien Setiap hari
normal normal
Mengatasi edema pada Manitol Kondisi cairan tubuh Cairan tubuh normal Setiap hari
pasien pasien
Mempertahankan fungsi Citicolin Injeksi Kemampuan kognitif Kemampuan kognitif Setiap hari
otak dan mempercepat dan motorik pasien dan motorik pasien
masa pemulihan kembali normal
Menurunkan kadar Simvastatin Kadar kolesterol darah Kadar kolesterol darah Setiap hari
kolesterol tinggi menjadi normal
Mencegah nyeri Nitrogliserin Nyeri jantung Intensitas nyeri pada Setiap hari
dada (angina), serangan angina (nyeri
membatasi jumlah dada) dapat berkurang.
serangan jantung
yang dimiliki.
Sebagai obat Dulcolax supp Sakit perut/ konstipasi BAB pasien tidak Setiap hari
pencahar, dan terhambat
mengurangi
konstipasi
Untuk Lansoprazole Injeksi Nyeri lambung Produksi asam Setiap hari
menurunkan lambung berkurang
produksi asam dan pasien tidak
lambung sehingga mengeluhkan nyeri
mengobati tukak lambung
lambung
2.7 Konseling
Uraian Rekomendasi/Saran
KSR Diminum 3 x sehari sesudah makan pada pagi, siang dan malam hari
Citicolin Injeksi Citicolin digunakan 2 x sehari pada pagi dan malam hari
Nitrogliserin Digunakan saat penderita terkena angina atau beberapa saat sebelum melakukan aktivitas fisik, misalnya berolahraga.
Dulcolax supp Digunakan 1x sehari 10 mg per hari setiap pagi hari.
1 Melatih pasien untuk mengatur koordinasi seperti cara berbicara, bergerak dll
4 Hindari konsumsi garam berlebih dan makanan yang mengandung kolesterol tinggi
2.8 Tinjauan Obat
1. Paracetamol
Dosis 325-650 mg tiap 4 jam atau bila perlu tidak lebih 4 g /hari
(Medscape)
2. KSR
3. Ceftazidime
4. Lasix (Furosemid)
7. Amlodipin
Komposisi Amlodipine 10 mg
Kelas terapi Calcium channel Blockers (Antihipertensi, Antiangina)
Indikasi Hipertensi, penyakit arteri koroner, angina.
Mekanisme Menghambat perpindahan ion Ca melewati membran otot
Kerja tanpa mengubah konsentrasi kalsium serum sehingga
menghambat kontraksi otot jantung, otot polos vaskuler
dan otot rangka.
Dosis 5 mg / hari. Maksimal 20 mg / hari
Pemberian Obat Peroral
Kontraindikasi Hipersensitivitas
Efek Samping Udem, udem paru, sakit kepala, mual pusing, nyeri perut,
mengantuk.
Peringatan CHF, perhatikan reaksi pada kulit, angina lebih parah
dapat terjadi saat peningkatan dosis. Pehatikan
penggunaan pada pasien kardiomiopati hipertropik.
Farmakokinetika Absorbsi : diabsorbsi dnegan baik pada saluran GI.
Bioavailability sekitar 60-65%. Waktu mencapai puncak
plasma 6-12 jam
Distribusi : volume distribusi 21 L/Kg
8. Nikardipin
Komposisi Nikardipin
Kelas terapi Calcium Channel Blockers (Antihipertensi)
Indikasi Hipertensi, angina kronis, angina pektoris
Mekanisme Menghambat perpindahan ion Ca melewati membran otot
Kerja tanpa mengubah konsentrasi kalsium serum sehingga
menghambat kontraksi otot jantung, otot polos vaskuler
dan otot rangka.
Dosis Peroral : 20 – 40 mg setiap 8 jam.
9. Bisoprolol
Komposisi Bisoprolol
Kelas terapi Beta bloker (Antihipertensi)
Indikasi Hipertensi, angina pectoris, gagal jantung
Mekanisme Bisoprolol secara selektif dan kompetitif menghambat
Kerja reseptor β1-adrenergik pada jantung dan otot polos
pembuluh darah yang menyebabkan penurunan denyut
jantung, curah jantung, tekanan darah.
Dosis
HTN, Angina pectoris: 5-10 mg dosis tunggal
10. Manitol
Komposisi Manitol
Kelas terapi Diuretik osmotik
Indikasi Peningkatan tekanan intracranial, cerebral edema, glaukoma
Mekanisme Manitol meningkatkan pengeluaran urin dengan
Kerja menghambat reabsorpsi air dan elektrolit pada tubulus.
Terjadi peningkatan tekanan osmotic plasma sehingga air
keluar dari jaringan tubuh
Dosis
50-100 gram selama 24 jam dalam infus intravena 5 atau
20%. Kecepatan infus 30-50 ml/jam
Pemberian Obat Drip/infus
Kontraindikasi Edema paru, pendarahan intracranial, anuria, dehidrasi
serius
Efek Samping Hipotensi, mual, muntah, haus, sakit kepala, pusing,
demam, takikardia, hiponatremia
Peringatan Monitoring keseimbangan cairan dan elektrolit. Osmolaritas
serum, fungsi paru dan ginjal
kepala
Mekanisme Citikolin meningkatkan laju aliran darah dan konsumsi O2
Kerja di otak.
Dosis Peroral : 200 – 600 mg / hari
IV / IM : maksimal 1 g / hari
Pemberian Obat Injeksi (IV / IM)
Kontraindikasi Riwayat Hipersensitivitas / alergi
Efek Samping Insomnia, sakit kepala, diare, mual, penglihatan terganggu,
12. Simvastatin
Komposisi Simvastatin 20 mg
Kelas terapi Agen Dislipidemia
Indikasi Hiperkolesterolemia, pencegahan gangguan koroner
Mekanisme Menghambat HMG-CoA reduktase, menghambat
hari
Pemberian Obat Peroral
Kontraindikasi Hipersensitifitas, penyakit hati, kehamilan.
Efek Samping Konstipasi, infeksi saluran nafas atas, flatulen, sakit
<5%.
13. Nitrogliserin
Komposisi Nitroglycerin
Kelas terapi Vasodilator golongan nitrat
Indikasi Mengurangi intensitas serangan angina (nyeri dada),
terutama pada penderita penyakit jantung koroner.
Mekanisme Melebarkan pembuluh darah dengan cara dilatasi vena
perifer dan pembuluh darah koroner serta meningkatkan
Kerja
pasokan darah dan oksigen ke otot jantung.
Dosis 10-200 mikrogram/menit
Pemberian Obat Oral
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap nitrat; hipotensi atau hipovolemia
Efek Samping Sakit kepala, muka merah, hipotensi, pusing
Peringatan Penggunaan Nitroglycerin memang berfungsi
untuk menurunkan rasa nyeri pada saat serangan jantung
terjadi, tetapi penggunaan Nitroglycerin tidak dapat
mencegah kematian akibat gagal jantung.
Komposisi Bisacodyl
Kelas terapi Stimulan laxative
Dosis Umur >10 tahun dan usia dewasa, 10 mg per hari setiap
pagi hari.
Pemberian Obat Suppositoria
Kontraindikasi Wanita hamil dan menyusui, obstruksi usus, perforasi usus,
dehidrasi berat.
Efek Samping Gangguan pada saluran pencernaan, Hiperkalemia,
Gripping.
Peringatan
Hindari menggunakan Dulcolax bila mengalami sembelit
yang disertai dengan keluhan penyakit usus
buntu dan obstruksi usus, atau timbul BAB berdarah serta
muntah.
Komposisi Lansoprazole 30 mg
Kelas terapi Proton pump inhibitor (PPI)
Indikasi Kelebihan produksi asam lambung, seperti gastroesophageal
reflux disease (GERD), tukak lambung atau tukak usus, dan
erosif esophagitis.
Mekanisme menghambat secara spesifik dan irreversibel sistem pompa
Kerja asam dalam mukosa lambung. Obat ini menghambat
sistem enzim H + / K + ATPase pada sel parietal lambung.
Dosis 15 mg 1 x sehari 30 menit sebelum makan. Obat diberikan
selama 4 minggu.
Pemberian Obat Injeksi
Kontraindikasi Riwayat hipersensitivitas
Efek Samping Gangguan saluran pencernaan, sakit kepala
Peringatan
Penggunaan lanzoprazole dalam dosis tinggi dan jangka
waktu yang panjang dapat meningkatkan risiko retak tulang
terutama pada kelompok lansia dan penderita osteoporosis.
2.9 Pembahasan
Pasien bernama Ny. VY (42 tahun) datang ke IGD RS Achmad Mochtar (RSAM)
Bukittinggi pada tanggal 29 Juli 2019 dengan keluhan penurunan kesadaran dan nyeri kepala
hebat. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan penyakit jantung. Tanda vital pasien saat masuk
IGD adalah tekanan darah 174/90 mmHg, nadi 75 x/menit, nafas 27 x/menit, dan suhu tubuh
37,5oC. Pasien di diagnosa oleh dokter menderita stroke iskemik, hipertensi stage 2 dan
hipokalemia. Pasien di rawat di HCU (Health Care Unit) bangsal neurologi RS Achmad
Mochtar Bukittinggi pada hari yang sama yaitu tanggal 29 Juli 2019 dan diberikan resep obat
yaitu nitrogliserin trinitrat 1x1, concor 1x1,25 mg, spironolakton 1x25 mg, lasix injeksi 3x2,
citicolin injeksi 2x250 mg, lansoprazole injeksi 1x1, dan ceftazidime injeksi 1x1.
Concor atau bisoprolol merupakan obat antihipertensi golongan beta bloker. Pasien
diberikan concor sebagai obat antihipertensi dikarenakan tekanan darah pasien diatas normal
yaitu 174/90 mmHg. Bisoprolol secara selektif dan kompetitif menghambat reseptor β1-
adrenergik pada jantung dan otot polos pembuluh darah yang menyebabkan penurunan
denyut jantung, curah jantung, tekanan darah.
Citicolin diberikan pada pasien stroke dikarenakan citicolin merupakan obat yang
berfungsi sebagai vasodilator perifer, aktivator serebral dan sebagai neuroprotektor. Menurut
Martindale (2009), citicolin dapat meningkatkan aliran darah ke otak, meningkatkan
konsumsi oksigen serta menurunkan resistensi vaskular. Sebagai neuroprotektor dapat
memperbaiki outcome fungsional dan mengurangi defisit neurologis.
Pasien diberi injeksi lansoprazole untuk mengurangi produksi asam lambung pasien.
Lansoprazole merupakan obat golongan proton pump inhibitor yang bekerja dengan
mengurangi sekresi asam lambung dengan menghambat enzim H +/K+ adenosin trifosfat yang
terdapat pada permukaan secretor dari sel parietal lambung. Ceftazidim injeksi diberikan
kepada pasien untuk mengobati infeksi. Infeksi pada pasien ditandai dengan peningkatan
kadar leukosit dimana kadar leukosit pasien berada diatas normal.
Pada tanggal 30 Juli 2019, penggunaan nitrogliserin dihentikan. Selain itu pasien juga
diberikan tambahan yaitu KSR untuk meningkatkan kadar kalium pasien dan obat
antihipertensi yaitu amlodipin 10 mg satu kali sehari, candesartan 16 mg dan nicardipin
injeksi. Hal ini dikarenakan tekanan darah pasien masih diatas normal yaitu 174/90.
Amlodipin dan nicardipin merupakan obat antihipertensi golongan Calcium Chanel
Blocker (CCB) yang bekerja dengan cara menghambat perpindahan ion Ca melewati
membran otot tanpa mengubah konsentrasi kalsium serum sehingga menghambat kontraksi
otot jantung, otot polos vaskuler dan otot rangka, sehingga efeknya dapat menurunkan lanju
jantung dan menurunkan kontraktilitas miokard sehingga menurunkan tekanan darah.
Candesartan merupakan antihipertensi golongan angiostensin reseptor blocker (ARB) yang
bekerja menghambat ikatan angiotensin II pada reseptor AT1 di jaringan yang menyebabkan
vasodilatasi dan pelepasan aldosteron.
Simvastatin juga diberikan pada pasien di hari kedua pasien dirawat. Simvastatin
merupakan obat golongan statin yang bekerja Menghambat HMG-CoA reduktase,
menghambat biosintesis kolesterol. Kolesterol jahat (LDL) mudah menggumpal dan
menempel pada dinding pembuluh darah.
Pada tanggal 1 Agustus 2019 pasien diberi tambahan obat yaitu dulcolax suppositoria
karena pasien mengeluh susah buang air besar. Dulcolax merupakan obat dengan kandungan
bahan aktif bisacodyl. Selain itu obat concor dinaikkan dosisnya menjadi 2,5 mg satu kali
sehari karena tekanan darah pasien masih tinggi yaitu 160/90 mmHg.
Pada tanggal 5 Agustus 2019 pasien diberi tambahan obat manitol yang merupakan
diuretic osmotic yang berfungsi untuk mengurangi edema pada pasien. Manitol bekerja
meningkatkan pengeluaran urin dengan menghambat reabsorpsi air dan elektrolit pada
tubulus. Terjadi peningkatan tekanan osmotic plasma sehingga air keluar dari jaringan tubuh
Hasil analisa Drug Related Problem (DRP) yang mungkin ada dalam terapi yang
diberikan pada pasien adalah adanya interaksi obat dan duplikasi terapi, yaitu pada obat
amlodipin dengan nicardipin, candesartan dengan spironolakton dan amlodipin dengan
simvastatin. Amlodipin dengan nicardipin merupakan obat antihipertensi dengan golongan
yang sama yaitu golongan Angistensin Reseptor Blocker (ARB). Pemberian dua obat dalam
satu golongan yang sama dapat meningkatkan efek terapi dari obat tersebut sehingga dapat
terjadinya penurunan tekanan darah yang besar, selain itu juga dapat menyebabkan
peningkatan efek samping obat seperti hipotensi, sakit kepala, udem perifer, hipotensi, mual,
pusing, ruam. Oleh karena itu, pemberian obat Amlodipin dengan Nicardipin perlu
pemantauan tekanan darah pasien dan efek samping yang mungkin terjadi pada pasien.
Interaksi candesartan dan spironolakton dapat meningkatkan kadar kalium pasien.
Pasien mengalami hipokalemia sehingga interaksi kedua obat ini dapat meningkatkan kadar
kalium pasien. Meskipun begitu tetap perlu dilakukan monitoring kadar kalium pasien.
3.1 Kesimpulan
2. Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pasien telah menerima
pengobatan sesuai dengan indikasi klinis yang dialami oleh pasien
3. Drug related problem (DRP) yang terjadi diantaranya duplikasi terapi dan
interaksi obat
4. Masalah penggunaan obat pada pasien dapat ditangai melalui pemberian obat
yang berbeda dan pemantauan efek samping dari obat.
3.2 Saran
1. Disarankan untuk memonitoring kondisi pasien secara berkala (memantau tekanan
darah, kadar kalium pasien dan kondisi fisik pasien).
2. Kepada pasien atau keluarga pasien disarankan untuk mengkonsumsi obat sesuai
dengan anjuran.
3. Perlu pemantauan efek samping dari obat yang diterima oleh pasien.