No. RM :
Nama : Ny. JT
Agama : Islam
Ruangan : III.2/IW
Pembayaran/Status : BPJS
1.2 Anamnesa
Keluhan Utama
- Pasien sulit menelan sejak 1 bulan terakhir, tenggorokan sakit saat menelan
1
- Pasien mual dan muntah sejak 1 bulan terakhir
- Pasien sebelumnya dirawat di RSUD Lubuk Basung dengan pembesaran kelenjar tiroid.
- Hipertensi
- Berat Badan : 60 kg
Tekanan
Nadi
Tanggal Darah Laju Nafas Suhu (°C)
(x/menit)
(mmHg)
23/8 165/80 88 24 37
2
28/8 150/70 76 18 37
30/8 130/80 94 21 36
12 SGPT 5- 35 Unit /L - 20 -
3
15. RBC 3,8-5,0 x 106 3,86 - -
sel/mm3
16. HCT 35-45% - - -
1.3 Diagnosa
Tanggal Keterangan
26/8 Badan letih, kepala pusing, pasien sulit menelan, nafsu makan
menurun, demam, TD:140/90, Nadi:99 x/menit, Kalium:2,66
27/8 Pasien sulit menelan dan nyeri saat menelan, badan terasa
letih, dada berdebar, sesak, mual, perut membuncit,
TD:150/100, Kalium: 2,54
4
28/8 Pasien tampak letih, terdapat flek pada lidah, nyeri pada ulu
hati, TD:150/70
5
BAB II
Aturan Tanggal
No Nama Obat
23/8 24/8 25/8 26/8 27/8 28/8 29/8 30/8
Pakai
Non Parenteral
1 KSR 300 mg 1x ½ √ Off - - - - -
2 Curcuma 200 mg 3x1 √ Off - - - - √
3 Propiltiourasil 3x1 √ Off
4 Propranolol 10 mg 2x1 √ √ √ √ √ √ √
5 Paracetamol 3x1 √ √ √ √ √ √ √
6 Candesartan 8 mg 1x1 √ √ √ √ √ √ √
7. Tyrozol 10 mg 1x1 - - - - - √ √
8. Alprazolam 0,5 mg 1x1 - - - - √ √ √
9. Nistatin drop 3x1 - - - - - √ √
10. KSR 2x1 - - - - - - √
Parenteral
1 Prosogan 1x1 √ √ √ √ √ √ √
6
2 Sotatic 3x1 √ √ √ √ √ kp
3 Ceftriaxone 1 gram 2x1 √ √ √ √ √ √ √
Cairan Intravena
1 Asering 8 jam/kolf √ √ √ √ √ √ √
2 KCl 50 mEq/500 - - - - - √ √
ml NaCl
dalam 24 jam
7
2.2 Perhitungan Dosis
1 KSR (600 mg) 1 x ½ tab 1-2 tablet 2-3 kali sehari 300 mg/hari Kurang
(MIMS, 2019) Sesuai
2 KSR (600 mg) 2x1 1-2 tablet 2-3 kali sehari 1200 mg/hari Sesuai
(MIMS,2019)
8
2.3 Kajian Kesesuaian Indikasi
1. KSR Mengatasi kondisi dan gejala hypokalemia Pemberian obat tepat, karena kadar kalium
pasien rendah (hypokalemia)
2. Curcuma Penambah nafsu makan dan hepatoprotektor Pemberian obat tepat karena pasien mengalami
anorexia, kurang nafsu makan
3. Propiltiourasil Mengatasi kondisi dan gejala hipertiroid Pemberian obat tepat, karena salah satu lini
pengobatan hipertiroid adalah propiltiourasil dan
nilai T4 pasien tinggi (hipertiroid)
4. Nistatin Mengatasi infeksi jamur, candidiasis, profilaksis Pemberian obat tepat karena pasien mengeluh pedih
candidiasis pada lidah
5. Asering Mengatasi gangguan keseimbangan elektrolit Pemberian obat tepat, untuk mengatasi
ketidakseimbangan elektrolit tubuh pasien
9
2.4 Analisa Permasalahan
Obat rekomendasi
1 Korelasi antara terapi obat 1. Adakah Obat tanpa indikasi? 1. 1. Obat yang diberikan
dengan penyakit sudah sesuai indikasi
2. Adakah pengobatan yang tidak
2. Semua kondisi klinis
dikenal?
sudah diterapi
3. Adakah kondisi klinis yang tidak
3. Semua kondisi klinis
diterapi?
sudah diobati
10
2 Pemilihan obat yang 1. Bagaimana pemilihan obat? 1. Sudah 1. Obat yang diberikan
sesuai Apakah sudah efektif dan telah sesuai dengan
merupakan obat terpilih pada kasus 2. Sudah gejala penyakit dan
ini? lini terapi
3. Bisa
2. Apakah pemilihan obat tersebut 2. Tidak terdapat
relatif aman? masalah selama
masih dilakukan
3. Apakah terapi obat dapat
pemantauan
ditoleransi oleh pasien?
3. Terapi obat dapat
ditoleransi oleh
pasien
3 Regimen Dosis 1. Apakah dosis, frekuensi dan cara 1. Sesuai 1. Dosis, frekuensi dan
pemberian mempertimbangkan cara pemberian telah
efektifitas keamanan dan 2. Bisa sesuai dengan kondisi
kenyamanan serta sesuai dengan pasien
kondisi pasien? 2. Jadwal pemberian
dosis bisa
2. Apakah jadwal pemberian dosis
3. Sesuai
11
bisa memaksimalkan efek terapi, memaksimalkan efek
kepatuhan, meminimalkan efek terapi, kepatuhan,
samping, interaksi obat, dan meminimalkan efek
regimen yang kompleks? samping dan interaksi
obat
3. Apakah lama terapi sesuai dengan
indikasi? 3. Lama terapi sudah
sesuai dengan
indikasi
12
5 Alergi Obat atau intoleran 1. Apakah pasien alergi atau intoleran 1. Tidak ada 1. Tidak ada riwayat
13
terhadap salah satu obat? Permasalahan alergi pasien
6 Efek Merugikan 1. Apakah ada gejala/permasalahan Tidak ada permasalahan Tidak ada permasalahan
14
2.5 Lembar Pengkajian Obat
BB: TB:
15
perubahan tidak terjadi
relevan secara klinis. (Stockley, 2008)
2. 8a Parasetamol+sotatic:
(interaksi Metoclopramide meningkatkan laju
obat) absorpsi parasetamol (plasma puncak
tercapai dalam 48 menit bukan 120
menit) dan meningkatkan level
plasma maksimumnya hingga 64%
(Stockley, 2008)
8a Parasetamol+propranolol:
(Interaksi Propranolol dapat sedikit
Obat) meningkatkan bioavailabilitas
parasetamol, tetapi tidak signifikan
secara klinis. (Stockley, 2008)
16
2.6 Monitoring Rencana Pelayanan Farmasi
BB: TB:
Tujuan Terapi Obat Obat Parameter Monitoring Efek Akhir Yang Frekuensi Monitoring
Diinginkan
Terapi menangani KSR Kadar kalium darah Kalium darah menjadi Setiap pemeriksaan laboratorium
kondisi hipokalemia normal
pasa pasien
Menambah nafsu Curcuma Jumlah porsi makan Jumlah porsi makan Setiap hari
makan pasien pasien pasien sesuai dengan
kebutuhan gizi pasien
17
Terapi menangani Propiltiourasil Nilai T4 Nilai T4 pasien Setiap pemeriksaan laboratorium
kondisi hipertiroid normal
pasien
Menangani infeksi Nistatin drop Jamur pada mulut, perih Jumlah jamur dimulut Setiap hari
jamur pada mulut pada lidah berkurang, perih pada
pasien lidah berkurang
18
2.7 Konseling
Uraian Rekomendasi/Saran
Terapi Farmakologi
KSR Diminum 2 x sehari sesudah makan pada pagi dan malam hari
Curcuma Diminum 3 kali sehari pada pagi, siang, dan malam hari
Propiltiourasil Diminum 3 kali sehari setelah makan atau saat makan pada pagi, siang, dan malam hari
Nistatin drop Nistatin diteteskan pada mulut tiap 8 jam. Lamakan kontak dengan mulut
19
20
2.8 Tinjauan Obat
1. KSR
(MIMS, 2019)
2. Propiltiourasil
Komposisi Propiltiourasil 100 mg/tab
Kelas terapi Agen antitiroid
Indikasi Hipertirioidisme
Mekanisme Propiltiourasil menghambat produksi hormone tiroid
Kerja dengan mencegah oksidasi iodin pada kelenjar tiroid.
21
tenggorokan, agranulositosis, sakit kepala, gejala mirip LE,
hepatitis
Peringatan Bila ada tanda hipersensitivitas, pengawasan dilakukan
dengan ketat untuk mendeteksi agranulositosis, antara lain
pasien harus melaporkan bila ada nyeri tenggorokan. Bila
ada neutropenia, obat harus dihentikan
Farmakokinetika Absorpsi : PTU secara cepat diabsorpsi pada saluran GI
dengan bioavailbilitas 50-75% dan puncak konsentrasi
plasma dicapai 2 jam setelah pemberian oral.
Distribusi: PTU terikat sebanyak 80% dengan protein
plasma. PTU melewati plasenta dan didistribusikan melalui
ASI
Metabolisme: PTU memiliki t ½ 1 hingga 2 jam dan
mengalami first pass metabolism di hati.
Ekskresi: Umumnya diekskresikan di urin sebagai konjugasi
asam glukoronat dan kurang dari 2% dalam bentuk tidak
berubah.
4. Asering
22
Komposisi Setiap 500 ml: CaCl 2H2O 0.1 g, KCl 0.15 g, NaCl 3 g,
(MIMS, 2019)
23
BAB III
PEMBAHASAN
Ny.JT (55 tahun, 2 bulan) datang ke IGD rumah sakit Achmad Muchtar
Bukittinggi tanggal 23 Agustus 2019 dengan keluhan sulit menelan sejak 1 bulan
terakhir, pasien mengeluh kerongkongan sakit saat menelan, pasien tidak nafsu
makan selama satu bulan terakhir, pasien mengeluh mual dan muntah, badan lemah
dan letih, jantung berdebar, berkeringat, perut terasa panas, dan nyeri pada ulu hati.
Sebelumnya pasien pernah dirawat di RSUD Lubuk Basung dengan keluhan
pembesaran kelenjar tiroid. Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi. Diagnosa
awal yang ditetapkan kepada pasien stroma nodusa toksik dengan diagnosa banding
stroma nodusa non toksik dan hypokalemia.
Pada tanggal 23 Agustus 2019 pasien diberi terapi Propiltiourasil 3x100 mg,
propranolol 2x10 mg, KSR, 1x ½ tab, Curcuma 3x1, Candesartan 1x8 mg,
Parasetamol 3x1, Prosogan injeksi 1x1, sotatic injeksi 3x1, dan ceftriaxone injeksi
2x1. Propiltiourasil merupakan obat agen antitiroid yang bekerja menghambat
produksi hormone tiroid dengan mencegah oksidasi iodin pada kelenjar tiroid.
Menurut dipiro (2015), salah satu lini pengobatan hipertiroid adalah obat golongan
tiourelin/tionamid seperti propiltiourasil dan metimazol. Propiltiourasil diberikan
kepada pasien karena pasien didiagnosa stroma nodusa toksik yang merupakan
pembesaran kelenjar tiroid yang disertai peningkatan hormone tiroid. Penggunaan
propiltiourasil dihentikan pada tanggal 24 Agustus untuk menunggu hasil
laboratorium T4 dan TSH untuk memastikan dugaan hipertiroid yang dialami
pasien.
Pasien juga mengalami keluhan jantung berdebar sehingga pasien diberi
propranolol 2x10 mg. Propranolol merupakan obat golongan β bloker non selektif
yang bekerja menghambat reseptor β1 dan β2 sehingga mengakibatkan penurunan
denyut jantung, kontraksi miokardial, dan tekanan darah. Reseptor β2 terletak di
otot polos bronkus sehingga penggunaan β bloker non selektif seperti propranolol
dapat menyebabkan efek samping bronkospasme. Pasien juga diberikan
candesartan 1x8 mg untuk mengobati hipertensi pasien yang ditandai dengan
tekanan darah diatas normal yaitu 165/80.
24
Pasien mengalami keluhan demam, mual muntah, nafsu makan berkurang,
perut terasa panas, dan nyeri pada ulu hati sehingga pasien diberikan injeksi sotatic
3x1 yang mengandung metoklopramid untuk mengatasi mual dan muntah pasien.
Kemudian pasien diberi injeksi prosogan 1x1 berisi lansoprazol yang merupakan
obat golongan proton pump inhibitor untuk mengatasi gangguan pada lambung
pasien karena penurunan nafsu makan pasien yang ditandai dengan panas yang
terasa di perut dan nyeri pada ulu hati. Pasien juga diberi curcuma tablet sebagai
suplemen meningkatkan nafsu makan pasien karena diketahui pasien mengalami
penurunan nafsu makan sejak 1 bulan yang lalu. Berdasarkan data laboratorium
pada tanggal 23 Agustus 2019 diketahui kadar kalium pasien berada dibawah batas
normal yaitu 2,83 meq/L, maka pasien diberi tablet KSR yang berisi KCl untuk
mengatasi hipokalemia yang dialami pasien.
Pemberian ceftriakson pada pasien disebabkan karena pasien mengalami
disfagia atau gangguan kesulitan menelan karena infeksi, selain itu pasien juga
demam pada awal masuk. Ceftriakson merupakan antibiotik golongan sefalosporin
generasi ketiga
Pada tanggal 27 Agustus pasien diberikan tambahan terapi alprazolam untuk
membantu pasien istirahat dimalam hari. Berdasarkan hasil laboratorium pada
tanggal 26 Agustus 2019 diketahui nilai T4 pasien 57,65 pmol/L (normal: 10-24
pmol/L) dan nilai TSH <0.005 UUI/ml (normal 0,27 UUI/ml). Nilai T4 yang tinggi
dan nilai TSH yang rendah merupakan tanda klinis hipertiroidisme sehingga pasien
perlu diberikan obat antitiroid. Berdasarkan hasil tersebut, pasien diberikan terapi
tyrozol yang dimulai tanggal 28 Agustus 2019. Tyrozol yang berisi metimazol 10
mg 1xsehari. Sama dengan propiltiourasil, tyrozol merupakan obat golongan
tionamid yang bekerja dengan menghambat produksi hormone tiroid dengan
menghambat oksidasi iodin dan kemampuannya untuk bergabung dengan tirosin
untuk membentuk tiroksin dan triiodotironin (T3). Dosis awal terapi tyrozol adalah
30-60 mg dalam dosis terbagi atau dosis tunggal, sedangkan untuk dosis
pemeliharaannya yaitu 5-3 mg/hari. Efek samping utama obat golongan tionamid
adalah agranulositosis (disertai demam, malaise, radang gusi), anemia aplastik,
polimiositosis, gangguan GI, hepatotoksik dan hipoprotombinemia (Dipiro, 2015).
Untuk memantau efek samping, perlu dilakukan monitoring terhadap nilai neutrofil
25
pasien dan melihat adanya gejala demam atau tanda infeksi pada pasien. Kemudian,
dari data laboratorium diketahui kalium pasien yang masih rendah yaitu 2,54
meq/L, maka pasien diberi terapi infus KCl 50 mEq dalam 500 ml NaCl untuk
mengatasi hypokalemia pada pasien.
Permasalahan yang terjadi terkait obat yang digunakan pasien diantaranya
ada beberapa interaksi antarobat yang digunakan oleh pasien. Pertama adalah
interaksi antara sotatic dan propranolol. Sotatic dapat meningkatkan absorpsi
propranolol dimana terjadi peningkatan kadar propranolol
26
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
27