Anda di halaman 1dari 3

Skrining Fitokimia

b. Uji Alkaloid

- Uji Dragendroff : Terdapat endapan merah (+alkaloid)

Uji ini digunakan untuk mengetahui kandungan alkaloid dalam ekstrak uji. Caranya
adalah dengan mengambil 1 mL sampel lalu ditambahkan dengan 1 mL reagen Dragendroff
(kalium bismuth iodida). Pada praktikum kali ini didapatkan endapan warna merah yang
berarti ekstrak daun binjai positif mengandung alkaloid.

- Uji Meyer : Terdapat endapan kuning (+alkaloid)

Uji ini digunakan untuk mengetahui kandungan alkaloid dalam ekstrak uji. Caranya
adalah dengan mengambil 1 mL sampel lalu ditambahkan dengan 1 mL reagen Meyer
(kalium merkuri iodida). Pada praktikum kali ini didapatkan endapan warna kuning yang
berarti ekstrak daun binjai positif mengandung alkaloid.

Senyawa alkaloid mempunyai kemampuan untuk bereaksi dalam uji Meyer dan
Dragendroff, hal itu dikarenakan dalam senyawa alkaloid terdapat gugus nitrogen yang masih
memiliki satu pasang elektron bebas yang menyebabkan senyawa-senyawa alkaloid bersifat
nukleofilik dan cenderung bersifat basa. Akibat dari hal itu, senyawa-senyawa alkaloid
mampu untuk mengikat ion-ion logam berat yang bermuatan positif dan membentuk
senyawa-senyawa kompleks tertentu yang berwarna. Reagen Meyer dan Dragendroff dibuat
dari senyawa yang mengandung ion-ion logam berat. Alkaloid adalah senyawa organik yang
terdapat di alam bersifat basa atau alkali dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N
(Nitrogen) dalam molekul senyawa tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis,
dan dalam dosis kecil dapat memberikan efek farmakologis pada manusia dan hewan.1
Reaksi antara reagen Meyer atau Dragendorff dengan suatu senyawa alkaloid
merupakan reaksi asam-basa. Logam-logam berat dalam reaksi ini berfungsi sebagai asam
lewis, sedangkan senyawa alkaloid bertindak sebagai basa lewis. Logam-logam berat
dikatakan asam lewis karena mempunyai sifat untuk menerima elektron dari suatu basa lewis.
Alkaloid bertindak sebagai basa karena mempunyai 2 buah elektron yang belum berikatan
sehingga mempunyai kemampuan untuk mendonorkan pasangan elektronnya.1

f. Uji Antrakuinon : Terdapat endapan merah (+antrakuinon)

Uji ini digunakan untuk mengetahui kandungan antrakuinon dalam ekstrak uji. Pada
praktikum kali ini didapatkan endapan warna merah yang berarti ekstrak daun binjai positif
mengandung antrakuinon.

Uji antrakuinon disebut juga dengan uji Brontrager. Uji Borntraeger dilakukan dengan
cara melarutkan 2 mL sampel dengan 10 mL akuades kemudian disaring, filtrat diekstrak
dengan 5 mL benzena. Hasil ekstrak ditambahkan 5 mL ammonia kemudian dikocok, bila
terdapat warna merah berarti hasil positif.2

Antrakuinon merupakan golongan dari senyawa glikosida termasuk turunan kuinon.


Antrakuinon merupakan senyawa kristal bertitik leleh tinggi, dan larut dalam pelarut organik
dan basa. Antrakuinon mudah terhidrolisis. Senyawa antrakuinon dan turunannya seringkali
berwarna kuning sampai oranye. Untuk identifikasi senyawa antrakuinon digunakan reaksi
Borntraeger. Semua antrakuinon memberikan warna reaksi yang khas dengan reaksi
Borntraeger. Jika larutan ditambah dengan ammonia maka larutan tersebut akan berubah
warna menjadi merah untuk antrakuinon dan kuning untuk antron dan diantron. Antron
adalah bentuk antrakuinon yang kurang teroksigenasi dari antrakuinon, sedangkan diantron
terbentuk dari dua unit antron.3

g. Uji Steroid

- Libermann Burchard’s Test : Tidak terbentuk cincin cokelat (- steroid)

Uji Libermann Burchard digunakan untuk mengetahui kandungan steroid dalam


ekstrak uji. Pada praktikum kali ini tidak didapatkan cincin cokelat yang berarti ekstrak daun
binjai negatif dan tidak mengandung steroid.

Uji yang banyak digunakan untuk mengidentifikasi adanya steroid adalah reaksi
Lieberman-Burchard (anhidrida asetat-H2SO4 pekat). Reaksi yang terjadi antara steroid
dengan asam asetat anhidrat adalah reaksi asetilasi gugus OH pada steroid yang akan
menghasilkan kompleks asetil steroid.4

h. Uji Terpenoid

- Salkowski’s Test : Terbentuk endapan kuning emas (+terpenoid)

Uji Salkowski digunakan untuk mengetahui kandungan terpenoid dalam ekstrak uji.
Pada praktikum ini, didapatkan endapan warna kuning emas yang berarti ekstrak daun binjai
positif mengandung terpenoid.

Terpenoid merupakan derivat dehidrogenasi dan oksigenasi dari senyawa terpen.


Terpen merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan dan
sebagian kelompok hewan. Terpenoid merupakan komponen penyusun minyak atsiri. Minyak
atsiri berasal dari tumbuhan yang pada awalnya dikenal dari penentuan struktur secara
sederhana, yaitu dengan perbandingan atom hidrogen dan atom karbon dari suatu senyawa
terpenoid yaitu 8 : 5 dan dengan perbandingan tersebut dapat dikatakan bahwa senyawa
tersebut adalah golongan terpenoid.1

DAFTAR PUSTAKA

1. Siregar DA, Siregar RA, Siregar, N. Analisis fitokimia tumbuhan suku Euphorbiaceae
sebagai tumbuhan berpotensi obat di bukit simarsayang kota padangsidimpuan. Jurnal
Education and development STKIP Tapanuli Selatan. 2017; 6(2):97-100.

2. Marliana SD, Suryanti V, Suyono. Skrining fitokimia dan analisis kromatografi lapis tipis
komponen kimia buah labu siam (Sechium edule jacq. Swartz.) dalam ekstrak etanol.
Biofarmasi. 2005; 3(1):26-31.
3. Setyawaty R, Ismunandar A, Ngaeni NQ. Identifikasi senyawa antrakuinon pada daun
mengkudu (Morinda citrifolia l) menggunakan kromatografi lapis tipis. Prosiding Seminar
Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014. 2014; 384-387.

4. Nuraini N, Widada H. Penapisan fitokimia dan uji aktivitas antibakteri ekstrak etilasetat
dan n-heksan daun jarak pagar (Jatropa curcas Linn) terhadap Shigella flexneri ATCC
12022. Naskah Publikasi Karya Tulis Ilmiah Farmasi UMY. 2016: 1-13.

Anda mungkin juga menyukai