5. Asuhan Terintegrasi
a. Asuhan pasien dilaksanakan secara terintegrasi oleh semua pemberi
asuhan (dokter, dokter gigi, perawat, perawat gigi, bidan, nutrionis,
farmasi klinis, analis kesehatan, fisioterapis, okupan terapis, terapis
wicara, pelaksana sosio medis, psikolog);
b. Pelaksanaan asuhan pasien terintegrasi berfokus pada pasien dan
mencakup elemen sebagai berikut:
1) Keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga;
2) DPJP sebagai Ketua tim PPA;
3) DPJP melakukan koordinasi danintegrasi asuhan inter PPA dan
bertugas dalam seluruh fase asuhanrawat inap pasien serta
teridentifikasi dalam rekam media pasien;
4) Bila kondisi pasien membutuhkan lebih dari 1 (satu) DPJP,
ditetapkan DPJP utama;
5) PPA bekerja sebagai tim interdisiplin dengan berkolaborasi secara
interprofesional;
6) Perencanaan pemulangan pasien yang terintegrasi;
7) Asuhan gizi yang terintegrasi;
8) Peran MPP dalam mendorong penerapan pelayanan dan asuhan yang
terintegrasi antarPPA.
9) Rencana asuhan dan pemberian asuhan diintegrasikan dan
dikoordinasikan di dan antar berbagai unit pelayanan
10) Residen bisa menjadi pemberi asuhan pasien apabila sudah ada
standing order dari DPJP secara tertulis dan diinformasikan kepada
pasien/keluarganya. Setiap rencana asuhan dan tindakan yang akan
dilakukan oleh residen harus ada verifkasi dari DPJP.
6. Pelayanan Instalasi
a. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat termasuk kamar operasi IGD, Rawat
Inap, Rawat Intensif, Laboratorium, Radiologi, Hemodialisa, PONEK,
Kamar Jenasah dan Unit Bank Darah dilaksanakan dalam 24 jam;
b. Pelayanan Rawat Jalan dan Rehabilitasi Medik sesuai dengan jadwal
praktek dokter pada jam kerja;
c. Pelayanan Hemodialisa elektif sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan;
d. Pelayanan Kamar Operasi dilaksanakan pada jam kerja pada kasus
elektif dan pelayanan 24 jam pada kasus cito/ emergensi. Pelayanan cito
dilaksanakan dengan sistem on-call;
e. Pelayanan gawat daruratan tanpa membayar uang muka;
f. Pelayanan Obstetri Neonatologi Emergensi Komprehensif dilaksanakan
dalam 24 jam, mulai dari layanan IGD, kamar bersalin, instalasi bedah,
ruang rawat gabung, ICU, ruang perinatologi, rawat jalan obsgin dan
anak, laboratorium dan radiologi.
7. Pelayanan Perekam Medis :
a. Setiap pasien hanya memiliki satu nomor rekam medis (Unit Numbering
System) baik pelayanan rawat jalan, gawat darurat, rawat inap maupun
penunjang lainnya;
b. Setiap Pasien berhak mengakses terhadap informasi kesehatan dirinya
sendiri salah satunya hak mendapatkan privasi dan kerahasian penyakit
yang diderita termasuk data-data medisnya;
c. Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) bertanggung jawab atas
kelengkapan pengisian pada dokumen rekam medis;
d. Dalam pelayanan rekam medis tidak semua orang bisa mengakses
dokumen rekam medis karena bersifat RAHASIA ( CONFIDENSIAL);
e. Pemusnahan Dokumen rekam medis in aktif dilakukan oleh Panitia
Rekam Medis yang dibentuk oleh manajemen RSUD Pandan Arang (tidak
dilakukan oleh Instalasi Rekam Medis sendiri).
9. Pelayanan Pasien :
a. Pemberian pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan kepada semua
pasien dilaksanakan secara seragam;
b. Para pemberi asuhan pasien harus menuliskan perintah didalam
Dokumen Rekam Medis pasien di Catatan Terintegrasi;
c. Semua pelayanan resusitasi yang diberikan kepada pasien harus
dilakukan dengan prosedur yang seragam yang ditetapkan oleh RS;
d. Pemenuhan kebutuhan dasar hidup sehari-hari pasien koma
sepenuhnya dilakukan oleh perawat;
e. Pasien dengan Alat Bantu Hidup (Ventilator) harus dicegah terhadap
kejadian VAP (Ventilator Associated Pneumonia);
f. Semua pasien dengan penyakit menular ditempatkan di ruang pasien
tersendiri dengan alat pelindung diri yang ditetapkan;
g. Semua pasien dengan Daya Tahan Tubuh Rendah (Immunosupressed)
ditempatkan di ruang pasien tersendiri dengan alat pelindung diri yang
ditetapkan;
h. Setiap pasien yang memiliki resiko jatuh, kecenderungan melukai diri
sendiri, menghambat proses pengobatan perlu dilakukan restrain;
i. Pemenuhan kebutuhan dasar hidup sehari-hari pasien geriatri, anak-
anak, lemah dan ketergantungan bantuan dilakukan sepenuhnya oleh
perawat;
j. Semua pasien rawat jalan dengan diagnosa penyakit kronis dilakukan
asesmen awal kembali setiap 3 bulan dan untuk penyakit akut setiap 1
bulan.
10. Identifikasi
a. Setiap pasien yang dirawat di Rumah Sakit diidentifikasi dengan 2 (dua)
kriteria yang sudah ditetapkan Rumah Sakit;
b. Pemasangan dan pelepasan gelang diatur dalam prosedur yang telah
ditetapkan;
c. Setiap pasien yang masuk rawat inap, hemodialisa dan observasi lebih
dari 6 jam di IGD harus dipasangkan gelang identitas pasien;
d. Pasien selalu diidentifikasi sebelum pemberian obat, sebelum transfusi
darah atau produk darah lainnya, sebelum pengambilan sampel darah
dan spesimen lain unt pemeriksaan laboratorium, sebelum pemeriksaan
radiologis, dan sebelum dilakukan tindakan operatif atau invasif lainnya;
e. Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi
kegawatdaruratan pasien di IGD, ICU dan kamar operasi dengan tetap
memperhatikan data pada gelang identitas pasien.
15.Pemulangan Pasien
a. DPJP yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien Rumah Sakit
tersebut harus menentukan kesiapan pasien untuk dipulangkan. Kriteria
pasien pulang:
1.Masalah utama yang berhubungan dengan penyakit pasien selesai.
2.Kondisi pasien stabil.
3.Permintaan pasien atau keluarga (dengan menandatangani surat
pernyataan pulang paksa).
4.Pasien meninggal.
5.Diijinkan DPJP.
6.Telah menyelesaikan semua urusan administrasi;
b. Keluarga pasien dilibatkan dalam perencanaan proses pemulangan yang
terbaik atau sesuai kebutuhan pasien;
c. Rencana pemulangan pasien meliputi kebutuhan pelayanan penunjang
dan kelanjutan pelayanan medis.
17.Transportasi
a. Transportasi milik Rumah Sakit harus sesuai dengan hukum dan
peraturan yang berlaku berkenaan dengan pengoperasian , kondisi dan
pemeliharaan;
b. Transportasi diatur sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien;
c. Semua kendaraan yang dipergunakan untuk transportasi, baik kontrak
atau milik Rumah Sakit, dilengkapi dengan peralatan yang memadai,
perbekalan dan medikamentosa sesuai dengan kebutuhan pasien yang
dibawa.
31. Kalibrasi
Peralatan di instalasi harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.