Kronologis:
Pasien datang rujukan dari RS Wawir
Anak 9 tahun
Dengan DHF grade 3
Membutuhkan PICU.
Lab : AT turun, Hct meningkat. Klinis lain tidak disertakan.
Assesment IGD:
Ulang Lab : AT : …….. Hct: ……
Nyeri perut.
Tanda perdarahan masif (-).
Belum ada tanda shock.
Asesmen: DHF grade 1.
Masuk bangsal.
Tidak ada tanda shock.
Advice: Cek Vital sign / 4 jam.
Awasi tanda kegawatan.
Sore kondisi pasien gelisah. Ngamuk seperti anak kecil.
Pemeriksaan fisik: ada tanda shock.
Advice masuk PICU.
PICU:
Masuk cairan.
Semakin gelisah.
Tanda shock (++).
Cairan lebih masif (Loading).
Infus 1 line karena coba 2 line gagal.
Cek ulang Lab: AT < 20.
Perdarahan masif dari mulut dan dari BAB darah.
Kesadarana turun.
Shock hilang timbul.
Pasien meninggal.
Dx: DHF grade IV dengan DSS disertai/diperberat dengan DIC.
2. IGD
Asesmen IGD dan penalaksanaan yang sudah dilakukan di IGD sulit diakses karena sudah eRM, sehingga
DPJP tidak membaca asesmen IGD
4. PPK
PPK disusun tahun 2016, belum direvisi.
Rekom IDAI tidak pakai grade I II dst. Tetapi sejak tahun 2009 pakai warning sign.
Perlu diskusi intern KSM Anak
5. Laborat
Memastikan terjadinyaDIC perlu lab FDP (jarang diperiksa). RSPA belum bisa, sehingga harus dikirim ke
lab luar (sekitar 1,6juta)
Tambahan diskusi:
-Bangsal menggunakan tensimeter digital akurasi dipertanyakan. Apakah kasus ini betul dengan
hipertensi?
-IGD tidak punya manset tensimeter anak
- lembar evaluasi pasien DHF jika akan digunakan dapat dikonsultasiken ke komkep
- EWS di semua bangsal belum jalan
Kesimpulan
- Jika ada rujukan dari RS, dan sudah diperiksa langsung oleh sejawat SpA, maka sebaiknya kita ikuti
advis perujuk tersebut, walau masih mungkin nanti overdiagnosis.
- Rujukan ke RSPA dari RS tipe di bawahnya, mestinya dikarenakan di RS tipe bawahnya tidak memiliki
fasilitas selengkap RSPA, misalnya ruang PICU
- Monitoring di rawat inap perlu ditingkatkan, EWS perlu dilakukan/dinilai
- Perlu adanya dokter ruangan
- Peningkatan ketrampilan pemasangan infus terutama untuk kasus-kasus sulit
- Data RM untuk bisa dan mudah diakses dimanapun
- Revisi PPK secara berkala, minimal 3 tahun sekali
- Penyediaan alkes di IGD dan ruang ranap inap secara lengkap