Anda di halaman 1dari 5

METODE KOMUNIKASI VERBAL

1. Komunikasi SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation)


Siapa yang melakukan ?
- Tenaga kesehatan yang bertanggung jawab/penanggung jawab
Kapan dilakukan ?
- Saat serah terima pasien
- Saat melaporkan kondisi pasien kepada DPJP/dokter yang
merawat
Bagaimana Pelaksanaanya ?
- Saat serah terima pasien
Melaporkan kondisi pasien
Menyerahkan order yang harus diteruskan
Beri stempel SBAR (konfirmasi) setelah pencatatan
- Saat melaporkan kondisi pasien kepada DPJP/dokter yang
merawat
Lakukan segera
Catat Instruksi yang telah diberikan oleh DPJP/dokter yang
merawat pada formulir terintegrasi
Beri stempel SBAR (konfirmasi) setelah pencatatan
2. Komunikasi dengan TBAK (Tulis, Baca, Konfirmasi Kembali)
Kapan dilakukan ?
- Menerima instruksi verbal per telepon/lisan
- Menerima pelaporan hasil tes kritis/pemeriksaan cito
- Menerima pelaporan nilai kritis
Siapa yang melakukan ?
- Penerima laporan/tenaga kesehatan yang bertanggung
jawab/penanggung jawab
MENERIMA LAPORAN DENGAN TBAK
Tulis pesan yang disampaikan di formulir terintegrasi, meliputi :
1. Tgl & jam pesan diterima
2. Nama lengkap pasien, tgl lahir, diagnosa
3. Gunakan simbol/singkatan sesuai standar
4. Dosis/nilai harus spesifik untuk menghindari salah penafsiran
5. Nama petugas pelapor/memberi pesan
6. Nama dan ttd petugas penerima pesan
7. Bila pesan melalui telepon, pengirim pesan/dokter
menandatangani pada saat visit hari berikutnya
Baca, yaitu bacakan kembali isi pesan untuk konfirmasi kebenaran
pesan yang ditulis, dan bubuhkan stempel (konfirmasi) pada
formulir catatan penerima pasien

CONTOH SERAH TERIMA PASIEN DENGAN SBAR


S (Situasi)
o Pasien Tn. A, 45 tahun dirawat di kamar isolasi, saat ini mengalami gangguan pernapasan
dengan RR 35x/mnt
B (Background)
o Pasien masuk rumah sakit 2 hari yang lalu dengan riwayat Pneumothorax, O2 saturasi turun,
95% dalam 2 menit menjadi 85% dengan non rebreathing, pada auskultasi : suara
pernapasan menurun di sebelah kanan. Peningkatan distress pernapasan, pasien saat ini
diposisikan tidur semi fowler.
A (Assessment)
o Pasien tampaknya mengalami gagal napas/gangguan pertukaran gas
R (Recommendation)
o Dokter telah dihubungi melalui telepon belum terhubung, mohon duhubungi kembali untuk
kemungkinan alih rawat ICU untuk pemasangan ventilator
o Stempel
Contoh 2
S : Tn A umur 35 tahun masuk tanggal 27 Okt 2014, sudah 3 hari perawatan. DPJP : dr.
Masagus N, SpPD.
Diagnosa medis : Gagal ginjal kronis
Masalah Keperawatan :
Kelebihan Volume cairan
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
B : pasien bedrest total, urine 50cc/24 jam
Balance cairan 1000cc/24 jam
Selama dirawat pasien mual
Pasien program HD 2x seminggu
Terpasang infuse RL 10 tts/mnt
Dokter sudah menjelaskan penyakit tentang gagal ginjal kronis
Diet protein sedang
A : kesadaran composmentis, TD 150/80 mmHg, Nadi 100x/mnt, S 37C, P 20x/mnt,
oedema pada ekstermitas bawah, tidak sesak napas, urin sedikit, eliminasi feses baik,
ureum 200, kreatinin 20, Hb 7. Pasien mengeluh mual.
R : awasi balance cairan
Batasi asupan cairan
Konsul ke dokter untuk pemasangan DC
Pertahankan pemberian deuretik inj furosemid 2x1 amp
Bantu pasien memenuhi kebutuhan dasar pasien
Jaga aseptik dan antiseptik setiap melakukan tindakan

CONTOH MELAPORKAN KONDISI PASIEN DENGAN SBAR


S (Situasi)
o Tn A, umur 44 tahun, ruang ekonomi atas kamar 2B, mengalami gangguan pernapasan TD
130/90 mmHg, N 88x/mnt, RR 25x/mnt
B (Background)
o Pasien masuk rumah sakit 2 hari yang lalu dengan riwayat Pneumothorax, O2 saturasi
turun dari 95% dalam 2 menit menjadi 85% dengan non rebreathing, pada auskultasi :
suara pernapasan menurun di sebelah kanan. distress pernapasan, pasien saat ini
diposisikan tidur semi fowler.
A (Assessment)
o Pasien tampaknya tidak stabil dan cenderung memburuk, mengalami gagal
napas/gangguan pertukaran gas
R (Recommendation)
o Mohon segera datang, apakah diperlukan pindah rawat ke ruang intensif dan tindakan
intubasi
o Stempel
Contoh 2
S : Selamat pagi/siang/malam dokter, saya perawat ruang .. melaporkan pasien
nama Tn. A mengalami penurunan pengeluaran urin 40cc/24 jam, mengalami sesak
napas
B

: Diagnosa medis gagal ginjal kronis masuk tanggal 27 Okt 2014. Program HD
Tindakan yang sudah dilakukan posisi semi fowler, sudah terpasang DC, pemberian
oksigen 3 liter/mnt sekitar 15 menit yang lalu
Obat injeksi furosemid 2x1 amp
TD 150/80 mmHg, P 30x/mnt, N 100x/mnt, oedem ekstermitas bawah dan asites
Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mmHg, ureum 237
Kesadaran composmentis, bunyi napas ronki

: Saya pikir masalah pasien gangguan pola napas dan gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit lebih. Pasien tampak stabil

: Haruskah pemberian oksigen NRM


Apa advis dokter, perlukah peningkatan diuretik atau syringe pump?
Apakah dokter akan memindahkan pasien ke ICU

Format Pendokumentasian Model SBAR serah terima dengan SBAR


S (diagnosa medis dan masalah keperawatan)
B (sign dan symptome dari masing masing masalah keperawatan: data subjektif dan data
objektif)
A (analisa dari data data yang ada di background (b) sesuai masalah keperawatan dan
mengacu pada tujuan dan kriteria hasil masing masing diagnosa keperawatan)
R (intervensi mandiri/kolaborasi yang prioritas dikerjakan dan hal hal khusus yang harus
menjadi perhatian)

Contoh komunikasi efektif SBAR antar shift dinas/serah terima


S : anak post op hari 1 dengan kraniotomi post pemasangan Vp Shunt.
Masalah keperawatan :
Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral
Ketidakefektifan bersihan jalan napas
Resiko infeksi
Resiko kekurangan volume cairan
B : ibu pasien mengatakan anak cenderung tidur, ubun ubun tampak cekung, refleks
menghisap kurang, tidak ada muntah, feeding susu 8x 50ml, GCS E 3 M 5 Vx, suhu
37,3C, menangis, ronki di kedua lapang paru, nadi 144x/mnt, BAB tidak ada
A : perfusi jaringan cerebral belum adekuat, pasien masih cenderung tidur. Tidak ada tanda
tanda peningkatan TIK, slim masih banyak, batuk tidak efektif, tanda tanda infeksi
tidak ditemuakan.
R : monitor status neurologi dan tanda tanda peningkatan TIK. Gunakan teknik aseptik
dan antiseptik dalam merawat luka.
Observasi balance cairan
Kaji dan monitor status pernapasan
Follow up
Format Pendokumentasian Model SBAR untuk melaporkan kondisi pasien
1. Situation : Bagaimana situasi yang akan dibicarakan/dilaporkan
- Mengidentifikasi nama diri petugas dan pasien
- Diagnosa medis
- Apa yang terjadi dengan pasien yang memperhatinkan
2. Background : Apa latar belakang informasi klinis yang berhubungan dengan situasi?
- Obat saat ini dan alergi
- Tanda tanda vital terbaru
- Hasil laboratorium : tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes sebelumnya untuk
perbandingan
- Riwayat medis
- Temuan klinis terbaru
3. Assessment : Berbagai hasil penilaian klinis perawat?
- Apa temuan klinis
- Apa analisis dan pertimbangan perawat
- Apakah masalah ini parah atau mengancam kehidupan?
4. Recommendation : Apa yang perawat inginkan terjadi dan kapan ?

Apa tindakan/rekomendasi yang diperlukan untuk memperbaiki masalah?


Apa solusi yang bisa perawat tawarkan ke dokter?
Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki kondisi pasien?
Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan ini terjadi?

Contoh komunikasi efektif SBAR antar perawat dengan dokter lewat telepon
S : Selamat pagi/siang/malam dokter, saya perawat ruang .. melaporkan pasien
nama Tn. A mengalami penurunan pengeluaran urin 40cc/24 jam, mengalami sesak
napas
B

: Diagnosa medis gagal ginjal kronis masuk tanggal 27 Okt 2014. Program HD
Tindakan yang sudah dilakukan posisi semi fowler, sudah terpasang DC, pemberian
oksigen 3 liter/mnt sekitar 15 menit yang lalu
Obat injeksi furosemid 2x1 amp
TD 150/80 mmHg, P 30x/mnt, N 100x/mnt, oedem ekstermitas bawah dan asites
Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mmHg, ureum 237
Kesadaran composmentis, bunyi napas ronki

: Saya pikir masalah pasien gangguan pola napas dan gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit lebih. Pasien tampak stabil

: Haruskah pemberian oksigen NRM


Apa advis dokter, perlukah peningkatan diuretik atau syringe pump?
Apakah dokter akan memindahkan pasien ke ICU

Komunikasi SBAR adalah kerangka teknik komunikasi yang disediakan untuk petugas
kesehatan dalam menyampaikan kondisi pasien sehingga mampu meningkatkan kemampuan
komunikasi antara perawat dan dokter. Dokter lebih memperhatikan karena informasi yang
ringkas, perawat bekerja lebih cepat dan mengkomunikasikan masalah dengan jelas serta
dapat memberikan kesempatan menyampaikan saran kolaborasi.
Teknik SBAR juga dapat digunakan untuk berbagai bentuk operan tugas, misalnya operan
antar perawat. SBAR digunakan sebagai strategi untuk meningkatkan komunikasi efektif
saat serah terima informasi pasien yang berujung pada peningkatan patient safety.
Keuntungan SBAR adalah kekuatan perawat berkomunikasi secara efektif, dokter percaya
pada analisa perawat karena menunjukkan perawat paham akan kondisi pasien, dan dapat
memperbaiki komunikasi yang berujung pada perbaikan keamanan pasien. Dengan
komunikasi efektif diharapkan tidak terjadi kesalahan dalam pemberian asuhan ke pasien.
Maka dalam komunikasi efektif harus dibangun aspek kejelasan, ketepatan, sesuai dengan
konteks baik bahasa dan informasi, alur yang sistematis, dan budaya.

Anda mungkin juga menyukai