Anda di halaman 1dari 3

ALLERGIC DRUG ERUPTION

Ilmin Nafiah*Putri Andansari* Victoria Berlian Friska P **


* Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
* Bagian Ilmu Kulit dan Kelamin, RSUD KARANGANYAR *

ABSTRAK
Obat merupakan senyawa yang digunakan baik untuk mencegah maupun mengobati penyakit atau
untuk kepentingan diagnosis. Penggunaan obat tersebut dapat menimbulkan reaksi yang tidak kita
inginkan, walaupun dengan dosis dan indikasi yang sesuai. Erupsi obat alergik (EOA) merupakan
reaksi alergi pada kulit dan/atau mukokutan yang disebabkan oleh pemberian obat secara sistemik.
Kelainan ini merupakan manifestasi klinis yang sering dijumpai di bidang dermatologi, dengan
tingkat keparahan yang bervariasi, mulai dari yang ringan hingga berat dan mengancam nyawa, dan
merupakan bentuk yang paling sering ditemukan dari reaksi alergi obat. Erupsi obat alergik
diperkirakan mengenai sekitar 2-6% orang yang mendapatkan pengobatan. Berdasarkan Gel dan
Coomb reaksi alergi diklasifikasikan menjadi empat tipe, tipe I -IV. Seseorang yang
imunokompromais berisiko mendapatkan erupsi obat 10 kali lebih besar dibandingkan orang yang
normal. Erupsi obat dapat terjadi melalui 2 proses, yaitu secara imunologi dan nonimunologi.
Penyakit penyerta dan adanya riwayat alergi juga dapat menjadi salah satu faktor risiko terjadinya
erupsi obat alergi. Beberapa penyakit dapat timbul bersamaan dengan terjadinya erupsi alergi
Diagnosis yang tepat dari tipe reaksi dapat membantu memperkecil kemungkinan penyebab, karena
obat yang berbeda sering berhubungan dengan tipe reaksi yang berbeda pula
Kata Kunci: Obat, erupsi obat alergik

ABSTRACT

Drug is a compound that is used both to prevent and treat diseases or for the making the diagnosis.
The use of these drugs can cause unpredictable reactions, even with the appropriate dosages and
indications. Allergic drug eruption (ADE) is an allergic reaction to the skin and / or mucocutaneous
caused by systemic drug administration. This disorder is a clinical manifestation that is often found in
dermatology, with varying severity, ranging from mild to severe and life threatening, and the most
common form of drug allergic reactions. Allergic drug eruptions are estimated around 2-6% of people
who get treatment. Based on Gel and Coomb allergic reactions are classified into four types, type I-
IV. An immunocompromised person is at risk of getting a drug eruption 10 times greater than a
normal person. Drug eruption can occur through 2 processes, namely immunologically and
nonimmunologically. Comorbid diseases and a history of allergies can also be a risk factor for allergic
drug eruptions. Some diseases can occur together with the occurrence of allergic eruptions The proper
diagnosis of the type of reaction can help minimize the possibility of a cause, because different drugs
are often associated with different types of reactions.
Keywords: Drug, Allergic drug eruption
BAB I
PENDAHULUAN

Obat merupakan senyawa yang digunakan baik untuk mencegah maupun mengobati
penyakit atau untuk kepentingan diagnosis.1 Penggunaan obat tersebut dapat menimbulkan
reaksi yang tidak kita inginkan, walaupun dengan dosis dan indikasi yang sesuai. Erupsi obat
alergik (EOA) merupakan reaksi alergi pada kulit dan/atau mukokutan yang disebabkan oleh
pemberian obat secara sistemik. Kelainan ini merupakan manifestasi klinis yang sering
dijumpai di bidang dermatologi, dengan tingkat keparahan yang bervariasi, mulai dari yang
ringan hingga berat dan mengancam nyawa, dan merupakan bentuk yang paling sering
ditemukan dari reaksi alergi obat.2,3 Merupakan hasil produksi antibodi dan / atau sel T
sitotoksik akibat obat, metabolitnya, ataupun protein pembawa baik yang soluble maupun
yang berikatan dengan sel. Merupakan respon dari paparan obat yang sebelumnya atau
pemberian berkesinambungan. Erupsi obat alergik diperkirakan mengenai sekitar 2-6% orang
yang mendapatkan pengobatan.4
Berdasarkan Gel dan Coomb reaksi alergi diklasifikasikan menjadi empat tipe, tipe I .
IV. Immediate-type hypersensitivity reactions, diperantarai Imunoglobulin E (IgE) antibodi
spesifik obat dengan gambaran urtikaria, angioudem, dan anafilaksis. Reaksi toksisitas akibat
obat, diperantarai oleh antibodi IgG atau IgM termasuk anemia hemolitik akibat obat,
trombositopenia akibat obat serta lekopenia akibat obat. Reaksi imun kompleks akibat obat
diperantarai oleh kebanyakan obat (penisilin, sulfonamid) memiliki berat molekul yang
rendah (hapten) yang terikat dengan protein sebelum dikenal oleh limfosit atau antibodi.
Reaksi pseudoalergi terhadap obat dapat menyerupai mekanisme imunologi ini, contoh
pelepasan histamin oleh opioid dan aktivasi komplemen oleh bahan kontras radioaktif.5
Seseorang yang imunokompromais berisiko mendapatkan erupsi obat 10 kali lebih
besar dibandingkan orang yang normal.6 Erupsi obat dapat terjadi melalui 2 proses, yaitu
secara imunologi dan nonimunologi.7 Erupsi obat yang terjadi karena proses imunologi
disebut dengan erupsi obat alergi. Bentuk erupsi obat alergi yang sering ditemui adalah
eksantema morbiliformis, urtikaria, eritroderma, fixed drug eruption (FDE) dan
fotosensitifitas.8 Erupsi obat dapat bermanifestasi dengan parah dan menjadi hal yang
mengancam jiwa. Hal ini disebut dengan severe cutaneous adverse drug reaction (SCAR).
Beberapa bentuk erupsi yang timbul adalah Sindrom Steven Johnson/Nekrolisis Epidermal
Toksik (SSJ/NET), eritroderma, drug with eosinophilia and systemic symptoms (DRESS),
acute generalized exanthematous pustulosis (AGEP), angioudem, dan vaskulitis.7
Faktor risiko terjadinya erupsi obat bermacam-macam, untuk menegakkan diagnosis
erupsi obat, harus ada riwayat menggunakan obat beberapa waktu sebelumnya. Satu bentuk
erupsi dapat disebabkan oleh beberapa jenis obat dan satu jenis obat dapat menyebabkan
beberapa bentuk erupsi. Berbagai jenis obat telah dilaporkan sebagai penyebab EOA, namun
golongan antibiotik (sulfonamid), anti-konvulsan, allopurinol, dan obat anti inflamasi non-
steroid (OAINS) merupakan obat penyebab terbanyak.7
Penyakit penyerta dan adanya riwayat alergi juga dapat menjadi salah satu faktor risiko
terjadinya erupsi obat alergi. Beberapa penyakit dapat timbul bersamaan dengan terjadinya
erupsi alergi.7,10 Diagnosis yang tepat dari tipe reaksi dapat membantu memperkecil
kemungkinan penyebab, karena obat yang berbeda sering berhubungan dengan tipe reaksi
yang berbeda pula.2

Anda mungkin juga menyukai