KEPERAWATAN KELUARGA
oleh
Kelompok 2
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
A. KEHADIRAN KELUARGA
1. GAMBARAN SINGKAT TENTANG FILM (SEBUTKAN ANGGOTA
KELUARGA DALAM FILM DAN DESKRIPSIKAN KHUSUS ANGGOTA
KELUARGA YANG AKAN MENJADI PASIEN ANDA
Film “Still Alice” menceritakan tentang seorang wanita hebat dan cerdas,
memiliki seorang suami yang setia dan 3 anak yang telah tumbuh dewasa. Bekerja
sebagai dosen di Universitas Colombia dengan berbagai prestasi dan riset dalam
bidang komunikasi. Semua berubah saat dirinya mulai lupa akan kelanjutan kata-kata
dalam sebuah presentasi risetnya dan mulai lupa akan keberadaan dirinya saat ia
tengah berlari dan tiba-tiba sampai di halaman tempatnya mengajar. Wanita itu Alice,
ia kemudian mendatangi seorang dokter saraf dan melakukan serangkaian
pemeriksaan, hasilnya ia tidak cukup kuat untuk mengingat beberapa pernyataan
yang diajukan sebelumnya dan Alzheimer merupakan diagnose medis yang sesuai
dengan kondisinya saat ini. Mundur dari pekerjaan, kehilangan kata-kata, kehilangan
memori rencana bunuh diri yang gagal, telah dirasakanoleh Alice. Namun disisi lain,
suami, anak-anak, menantu, semua mendukung dalam kesehatan dan pengobatan
Alice.
Anggota keluarga; Alice, John (suami Alice), Anna (anak pertama Alice),
Tom (anak kedua Alice), Lidya (Anak ketiga Alice), Charlie (menantu).
Deskripsi Anggota Keluarga:
a. John, suami yang setia dalam mendampingi Alice sebelum maupun sesudah di
diagnosa Alzheimer. Sempat bersitegang dengan Alice akibat Alice lupa akan
janji makan malam bersama ketua departemen John.
b. Anna, baik dan patuh kepada orang tua. Memiliki konflik dengan Lidya (anak
ketiga). Positif terhadap tes genetic Alzheimer, namun dalam penerimaan dan
koping yang baik.
c. Tom, menemani setiap ada kegiatan bersama keluarga. Tes Alzheimer
menyatakan negative terhadanya. Kuliah di jurusan kedokteran dan cukup
memantau perkembangan Alice.
d. Lidya, memiliki kebebasan dalam dirinya, tidak mau terikat, dan tidak memiliki
minat kuliah seperti yang disarankan Alice. Jarang berkumpul ketika ada acara
keluarga, dan sering bersitegang dengan Alice tentang masalah kuliah.
Fasilitas Kesehatan
Pekerjaan
Olahraga
5. DIAGNOSA MEDIS
Diagnosa medis pada film yaitu Alzheimer
8. KEKUATAN KELUARGA
Kekuatan yang diberikan kepada klien berupa dukungan yang luar biasa dari
anggota keluarganya. Suaminya selalu mendampingi klien dalam keadaan apapun,
bahkan saat klien mulai mencapai puncak penyakitnya dan bahkan lupa dengan
kegiatan sederhana seperti berpakaian suaminya lah yang membantunya. Ketiga
anaknya pun selalu mendampingi klien.
C. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KELUARGA
4. Beri saran
kepada pasien
dengan temuan
abnormal
mengenai
alternative
pengobatan atau
kebutuhan untuk
evaluasi lebih
lanjut
D. TERAPI KELUARGA
Judul film : Still Alice
Masalah keluarga : Masalah keluarga itu muncul ketika Alice
mengidap penyakit Alzheimer yang mengakibatkan daya ingatannya menurun. Sehingga
membuat keluarganya harus beradaptasi dengan hal tersebut.
Pengertian terapi keluarga : Menurut Kartini Kartono dan Gulo dalam kamus
psikologi, family therapy (terapi keluarga) adalah suatu bentuk terapi kelompok dimana
masalah pokoknya adalah hubungan antara pasien dengan anggota-anggota keluarganya.
Oleh sebab itu seluruh anggota keluarga dilibatkan dalam usaha penyembuhan.
Terapi keluarga adalah model terapi yang bertujuan mengubah pola interaksi keluarga
sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga. Terapi keluarga muncul dari
observasi bahwa masalah-masalah yang ada pada terapi individual pempunyai
konsekuensi dan konteks social.
Kontraindikasi terapi keluarga : Keluarga yang tidak bisa berpartisipasi aktif, serta
tidak mampu memahami emosi dari anggota keluarga
2 Orientasi
Dalam tahap ini perawat menetapkan alas an klien untuk mencari bantuan;
membina rasa percaya, penerimaan dan komunikasi terbuka; menggali pikiran,
perasaan dan tindakan-tindakan klien; mengidentifikasi masalah klien;
menetapkan tujuan dengan klien; dan, merumuskan bersama kontrak yang bersifat
saling menguntungkan dengan mencakupkan nama, peran, tanggung jawab,
harapan, tujuan, tepat pertemuan, waktu pertemuan, kondisi untuk terminasi dan
kerahasiaan.
3 Kerja
Tugas perawat pada tahap ini adalah menggali stresor yang relevan,
meningkatkan pengembangan penghayatan dan penggunaan mekanisme koping
klien yang konstruktif,serta membahas dan atasi perilaku resisten.
4 Terminasi
Tugas perawat pada tahap ini adalah membina realitas tentang perpisahan
meninjau kemampuan terapi dan pencapaian tujuan-tujuan serta menggali secara
timbale balik perasaan penolakan, kesedihan dan kemarahan serta perilaku yang
terkait lainnya.
Sumber referensi :
Journal “Improving caregiving competence, stress coping, and mental well-being in
informal dementia carers”
Somaryati, Sri Astutik.2013.Family Therapy dalam Menangani Pola Asuh Orang Tua
yang Salah pada Anak Slow Learner. Vol.3, No.01
E. CRITICAL APPRAISAL
Nama Penulis : Mary Chiu, Virginia Wesson, Joel Sadavoy
Judul Jurnal : Improving caregiving competence, stress coping, and mental
well-being in informal dementia carers
Volume Jurnal :3
Nomor Jurnal : 2220-3206
Tujuan :
Metodologi :
Pada penelitian ini melibatkan tujuh puluh tiga pengasuh untuk anggota
keluarga dengan dimensia. Peneliti melakukan pengumpulan intervensi data pengasuh
menggunakan langkah-langkah validasi depresi, penugasan, pelayanan, serta peran.
Intervensi berbasis bukti untuk wali informal yang terdiri dari 3 komponen yang
terintergrasi yakni; psikoterapi, Tknik pemecahan masalah, dan akuisisi
keterampilan untuk interaksi menantang saat tertentu dalam pengasuhan. Dalam hasil
penelitian ini yang akan didemonstrasikan adalah pengurangan mengatasi berbasis
emosi, peningkatan penugasan, dan mengurangi beban. Pada penilitian ini sudah
terstruktur dan membutuhkan partisipasi aktif karena mereka akan memperoleh
pengetahuan dan mampu mengembangkan kompetensi pengasuhan. Intervensi ini
adalah perencanaan pertama yang memanfaatkan sistematis pasien untuk
memerankan peran keluarga yang anggotanya menderita dimensia. Peneliti
melakukan uji ANOVA untuk menentukan apakah ada perubahan dalam skor
tergantung pada nilai dasar masing-masing tiap pengasuh.
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan adalah dari tujuh puluh tiga
pengasuh yang dianalisis, sebagian besar pesertanya adalah perempuan
(79,5%).Sebanyak 69,9% adalah pasangan, dan 30,1% adalah anak-anak dari
penerima perawatan. Tentang 31,5% dari wali memiliki sejarah masa lalu penyakit
jiwa ( misalnya, depresi), Hasil dari penjaga menunjukkan peningkatan persepsi diri
penjaga kompetensi (1,26 ± 1,92, P < 0,0001), dan penurunan yang signifikan dalam
emosi- koping fokus (diukur oleh Inventarisasi Mengatasi dari negosiasi Stres -2,37 ±
6,73, P < 0,01). Kedua, ditemukan bahwa wali dengan skor dasar yang lebih
dikompromikan paling diuntungkan dari intervensi, karena mereka mengalami
statistik signifikasi perbaikan stres mengatasi gaya (kurang orientasi emosi), rasa
penguasaan, dan beban.
Pengasuh keluarga informal menyediakan sebagian besar perawatan yang
diberikan kepada individu dengan demensia. peran pengasuhan umumnya tidak siap
dan memiliki sedikit pengetahuan tentang beberapa keterampilan untuk menangani
demensia. Secara khusus, mereka sering tahu sedikit tentang gejala psikologis prilaku
demensia (BPSD) yang hampir pasti muncul selama perjalanan penyakit.
Kesenjangan pengetahuan ini adalah penyebab terutama signifikan banyak studi
melaporkan bahwa BPSD adalah fitur yang paling memberikan tantangan untuk
pengasuh dimensia dan bahwa BPSD memberikan kontribusi beban paling besar pada
pengasuh, seperti dari kesulitan fisik, psikologis, sosial dan keuangan yang dialami
oleh mereka saat merawat orang dengan demensia.
Implikasi Keperawatan :