Anda di halaman 1dari 33

PROSES PENUAAN PADA SISTEM MUSKULOSKELETAL

KEPERAWATAN GERONTIK

MAKALAH

Oleh:
Kelompok 1

PROGRAM STUDI SARJAN KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
PENUAAN SISTEM MUSKULOSKELETAL PADA LANSIA

TUGAS KEPERAWATAN GERONTIK

diajukan untuk melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik dengan


dosen pengampu Hanny Rasni ,S.Kp., M.Kep

Oleh :

Kelompok 1
Kelas C/2016
Sindi Arieska Putri 162310101124

Shinta Dewi Purnamasari 162310101130

Nabilatuz Zulfa Salimah 162310101143

Dimas Galuh Saputro 162310101156

Choirul Anam 162310101250

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019
Kata Pengantar
Puji syukur tercurahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas membuat makalah untuk
memenuhi tugas Keperawatan Gerontik mengenai makalah yang berjudul
“Penuaan Sistem Muskuloskeletal Pada Lansia” ini tepat pada waktunya. Tentu
saja dalam pembuatan tugas ini kelompok penulis menemukan banyak kesulitan,
tetapi berkat bantuan, doa, dan bimbingan dari banyak pihak penulis dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat waktu, oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, Dosen Pembimbing,
serta teman-teman satu kelompok.

Dalam menyusun makalah ini penulis telah mencurahkan semua kemampuan.


Dari hasil penyusunan makalah penulis sangat menyadari tugas makalah ini masih
banyak kekurangan, baik dari segi sisi penulisan maupun kata-kata yang
digunakan masih jauh dari kata sempurna dikarenakan keterbatasan data dan
referensi maupun kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran serta kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak
guna dapat memperbaiki makalah ini lebih lanjut.

Jember, 06 Maret 2019

Kelompok 1
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i

Kata Pengantar ................................................................................................. ......ii

Daftar Isi........................................................................................................... .....iii

BAB I. Pendahuluan ........................................................................................ ......1

1.1 Latar Belakang…………………………….………………………..........1

1.2 Rumusan masalah …………………...……………………………...........2

1.3 Tujuan ……………………………………………………………….......2

1.4 Manfaat ......................................................................................................3

BAB II. Tinjauan Pustaka ................................................................................ .....4

2.1 Proses Penuaan Sistem Muskuloskeletal……………………………........4

2.2 Patofisiologi Defisit Muskuloskeletal……………………………….... ...5

2.3 Definisi Osteoarthritis.........................……………………………………5

2.4 Epidemiologi Osteoarthritis ......................................................................

2.5 Faktor Penyebab Osteoarthritis ........……………………………………..5

2.6 Manifestasi Klinis Osteoarthritis ..........................................................6

2.7 Pemeriksaan Penunjang Osteoarthritis ..................................................7

2.8 Penatalaksanaan Osteoarthritis ..................................................................8

BAB III. Pembahasan....................................................................................... .....8

BAB IV. Penutup ............................................................................................. ... 11

4.1 Kesimpulan………………………………………………………….......11
4.2 Saran………………………………………………………………….....11

Daftar Pustaka .................................................................................................. ... 12


Lampiran .......................................................................................................... ....13
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Osteoartritis merupakan penyakit sendi yang paling banyak ditemukan di


dunia, termasuk di Indonesia. Penyakit ini menyebabkan nyeri dan disabilitas
pada penderita sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Di Inggris dan
Wales, sekitar 1,3 hingga 1,75 juta orang mengalami simtom OA. Di Amerika,
1 dari 7 penduduk menderita OA. Osteoartritis menempati urutan kedua
setelah penyakit kardiovaskuler sebagai penyebab ketidakmampuan fisik
(seperti berjalan dan menaiki tangga) di dunia barat. Secara keseluruhan,
sekitar 10 – 15% orang dewasa lebih dari 60 tahun menderita OA. Dampak
ekonomi, psikologi dan sosial dari OA sangat besar, tidak hanya untuk
penderita, tetapi juga keluarga dan lingkungan. Di Asia, China dan India
menduduki peringkat 2 teratas sebagai negara dengan epidemiologi
osteoartritis tertinggi yaitu berturut-turut 5.650 dan 8.145 jiwa yang menderita
osteoartritis lutut (Fransen et. al, 2011).

Di Indonesia, OA merupakan penyakit reumatik yang paling banyak


ditemui dibandingkan kasus penyakit reumatik lainnya. Berdasarkan data
Badan Kesehatan Dunia (WHO), penduduk yang mengalami gangguan OA di
Indonesia tercatat 8,1% dari total penduduk. Sebanyak 29% di antaranya
melakukan pemeriksaan dokter, dan sisanya atau 71% mengonsumsi obat
bebas pereda nyeri. Di Kabupaten Malang dan Kota Malang ditemukan
prevalensi OA sebesar 10% dan 13,5%. Di Jawa Tengah, kejadian penyakit
OA sebesar 5,1% dari semua penduduk (Helwi dkk, 2009). Data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 hasil dari wawancara pada usia ≥ 15
tahun rata-rata prevalensi penyakit sendi/rematik sebesar 24,7%. Provinsi
Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi dengan prevalensi OA
tertinggi yaitu sekitar 33,1% dan provinsi dangan prevalensi terendah adalah
2

Riau yaitu sekitar 9% sedangkan di Jawa Timur angka prevalensinya cukup


tinggi yaitu sekitar 27% (Riskesdas, 2013). 56, 7% pasien di poliklinik
Reumatologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta didiagnosis
menderita osteoartritis (Soenarto, 2 2010).

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa penyebab lansia mengalami Osteoarthritis ?
b. Bagaimana epidemiologi pada lansia yang mengalami Osteoarthritis ?
c. Apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya Osteoarthritis ?
d. Bagaimana seorang lansia mengalami Osteoarthritis ?
e. Bagaimana manifestasi klinis yang timbul pada Osteoarthritis ?
f. Bagaimana pemeriksaan penunjang yang dapat dilaksanakan pada
Osteoarthtritis ?
g. Bagaimana penatalaksanaan untuk Osteoarthritis ?

1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan yang digunakan


b. Untuk mengetahui penyebab lansia mengalami penyakit Osteoarthritis
c. Untuk mengetahui persebaran penyakit Osteoarthritis di Indonesia
d. Untuk mengetahui konsep intervensi yang digunakan

1.4 Manfaat

1.4.1 Mahasiswa

Makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi


tambahan bagi peserta didik tentang penuaan sistem muskuloskeletal pada lansia.

1.4.2 Tenaga Kesehatan

Makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi bagi petugas


kesehatan tentang penuaan sistem muskuloskeletal.
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proses Penuaan Sistem Muskuloskeletal

Proses penuaan sistem musukoloskeletal adalah proses yang pasti akan dilalui
oleh setiap lansia dimana, massa tulang kontinu hingga mencapai puncak pada
usia 30-35 tahun setelah itu akan menurun karena disebabkan berkurangnya
aktivitas osteoblas sedangkan aktivitas osteoklas tetap normal. Secara teratur
tulang mengalami turn over yang dilaksanakan melalui 2 proses yaitu; modeling
dan remodeling, pada keadaan normal jumlah tulang yang dibentuk remodeling
sebanding dengan tulang yang dirusak. Ini disebut positvely coupled jadi masa
tulang yang hilang nol. Bila tulang yang dirusak lebih banyak terjadi kehilangan
masa tulang ini disebut negatively coupled yang terjadi pada usia lanjut. Dengan
bertambahnya usia terdapat penurunan masa tulang secara linier yang disebabkan
kenaikan turn over pada tulang sehingga tulang lebih pourus. Pengurangan ini
lebih nyata pada wanita, tulang yang hilang kurang lebih 0,5 sampai 1% per tahun
dari berat tulang pada wanita pasca menopouse dan pada pria diatas 80 tahun,
pengurangan tulang lebih mengenai bagian trabekula dibanding dengan kortek.

Pada pemeriksaan histologi wanita pasca menopouse dengan Osteoarthritis


spinal hanya mempunyai trabekula kurang dari 14%. Selama kehidupan laki-laki
kehilangan 20-30% dan wanita 30-40% dari puncak massa tulang. Pada sinofial
sendi terjadi perubahan berupa tidak ratanya permukaan sendi terjadi celah dan
lekukan dipermukaan tulang rawan. Erosi tulang rawan hialin menyebabkan
pembentukan kista di rongga sub kondral. Ligamen dan jaringan peri artikuler
mengalami degenerasi Semuanya ini menyebabkan penurunan fungsi sendi,
elastisitas dan mobilitas hilang sehingga sendi kaku, kesulitan dalam gerak yang
rumit Perubahan yang jelas pada sistem otot adalah berkurangnya masa otot
terutama mengenai serabut otot tipe II. Penurunan ini disebabkan karena otropi
dan kehilangan serabut otot. Perubahan ini menyebabkan laju metabolik basal dan
laju komsumsi oksigen maksimal berkurang. Otot menjadi mudah lelah dan
kecepatan laju kontraksi melambat. Selain penurunan masa otot juga dijumpai
berkurangnya rasio otot dan jaringan lemak.
4

2.2 Patofisiologi defisit muskuloskeletal

Penyakit muskuloskeletal terjadi pada berbagai rentang usia yang disebabkan


oleh beberapa faktor yaitu kongenital, gangguan perkembangan, trauma,
metabolik, degenereratif,proses infeksi dan usia lanjut Masalah yang timbul akibat
penyakit muskuloskeletal secara umum tidak mengancam kehidupan, tetapi
memberikan dampak yang berarti terhadap aktivitas normal dan produktifitas.
Proses penyembuhan pada beberapa kasus sistem muskuloskeletal memerlukan
waktu cukup lama sehingga mempengaruhi status kesehatan yang berkaitan
dengan kualitas hidup, kenyamanan fisik, dan kesehatan psikososial (Maher,
Salmond, & Pellino; 2002).

Penyakit muskuloskeletal yang sering dialami oleh lansia yaitu salah


satunya adalah penyakit Rheumatoid Arthritis atau lebih dikenal dengan penyakit
rematik di kalangan masyarakat luas.

2.3 Definisi Osteoarthtritis

Osteoarthritis, juga dikenal sebagai penyakit degeneratif sendi atau OA,


adalah gangguan sendi yang paling sering terjadi dan paling sering menyebabkan
ketidakmampuan. Osteoarthritis dicirikan dengan hilangnya kartilago sendi secara
progresif (Smelzer, 2010). Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit degeneratif
sendi akibat pemecahan biokimia artikular (hialine) tulang rawan di sendi sinovial
lutut sehingga kartilago sendi rusak. Gangguan ini berkembang secara lambat,
tidak 13 simetris dan noninflamasi, ditandai dengan adanya degenerasi kartilago
sendi dan pembentukan tulang baru (osteofit) pada bagian pinggir sendi (Marlina,
2015). Prevalensi osteoarthritis lutut dan panggul lebih tinggi dibandingkan
dengan sendi yang lainnya, dikarenakan kedua sendi tersebut lebih banyak
menopang berat tubuh (Marlina, 2015) Osteoarthritis (OA) adalah suatu kelainan
pada sendi yang bersifat kronik dan progresif biasanya didapati pada usia
pertengahan hingga usia lanjut ditandai dengan adanya kerusakan kartilago yang
terletak di persendian tulang. Kerusakan kartilago ini bisa disebabkan oleh stress
5

mekanik atau perubahan biokimia pada tubuh (American College of


Rheumatology, 2015).

2.4 Epidemiologi Osteoarthritis

Menurut (dr. Josephine, 2017) Osteoarthritis (OA) adalah salah satu dari
10 penyebab utama kelumpuhan dan gangguan pergerakan sendi. Menurut data
dari WHO, terdapat 9,6% laki-laki dan 18,0% wanita di atas usia 60 tahun
memiliki OA simtomatik. Terdapat lebih dari 30 juta orang di Amerika Serikat
memiliki OA. Sedangkan, di Inggris terdapat sekitar 8 juta orang mengalami OA.
Prevalensi OA dapat berbeda-beda berdasarkan etnis, jenis kelamin, dan usia. OA
meningkat seiring dengan bertambahnya usia, 80-90% pasien dengan OA berusia
65 tahun ke atas dan ditemukan lebih sering pada wanita, dengan rasio wanita-
pria. Menurut (Sella dkk, 2017) World Health Organization (WHO) tahun 2007,
diketahui bahwa osteoarthritis diderita oleh 151 juta jiwa di seluruh dunia dan
mencapai 24 juta jiwa di kawasan Asia Tenggara. Osteoarthritis adalah penyakit
kronis yang belum diketahui secara pasti penyebabnya, akan tetapi ditandai
dengankehilangan tulang rawan sendi secara bertingkat. Berdasarkan National
Centers for Health Statistics, diperkirakan 15,8 juta (12%) orang dewasa antara
usia 25-74 tahun mempunyai keluhan osteoarthritis. Di Indonesia, prevalensi
osteoattritis mencapai 5% pada usia 61 tahun. Untuk osteoartritis lutut
prevalensinya cukup tinggi yaitu 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita. 14
Pasien OA biasanya mengeluh nyeri waktu melakukan aktivitas atau jika ada
pembebanan pada sendi yang terkena. Pada derajat nyeri yang berat dan terus
menerus bisa mengganggu mobilitas. Diperkirakan 1 sampai 2 juta orang lanjut
usia di Indonesia menderita cacat karena OA.(Soeroso.2009)

2.5 Faktor Penyebab Osteoarthritis

Meskipun osteoarthritis telah lama diyakini disebabkan oleh "keausan"


sendi dari waktu ke waktu, para ilmuwan sekarang melihatnya sebagai penyakit
sendi. Berikut adalah beberapa faktor yang berkontribusi pada pengembangan
OA: Gen: Berbagai sifat genetik dapat membuat seseorang lebih mungkin
6

mengembangkan OA. Salah satu kemungkinan adalah cacat langka dalam


produksi kolagen tubuh, protein yang membentuk tulang rawan. Abnormalitas ini
dapat menyebabkan osteoartritis terjadi sejak usia 20 tahun. Ciri bawaan lainnya
dapat menyebabkan sedikit cacat pada cara tulang-tulang tersebut bersatu
sehingga tulang rawan aus lebih cepat dari biasanya. Para peneliti telah
menemukan bahwa gen yang disebut FAAH, yang sebelumnya dikaitkan dengan
peningkatan sensitivitas nyeri, lebih tinggi pada orang-orang dengan OA lutut
daripada pada orang-orang yang tidak memiliki penyakit itu. Berat: Kelebihan
berat badan memberikan tekanan tambahan pada pinggul dan lutut. Bertahun-
tahun membawa pound ekstra dapat menyebabkan tulang rawan yang membuat
bantalan sendi lebih cepat rusak.

Penelitian telah menunjukkan ada hubungan antara kelebihan berat badan


dan peningkatan risiko osteoartritis di tangan. Studi-studi ini menunjukkan bahwa
jaringan lemak berlebih menghasilkan bahan kimia inflamasi (sitokin) yang dapat
merusak sendi. 15 Cedera dan terlalu sering digunakan: Gerakan berulang atau
cedera pada sendi (seperti patah tulang, pembedahan atau robekan ligamen) dapat
menyebabkan osteoartritis. Beberapa atlet, misalnya, berulang kali merusak sendi,
tendon dan ligamen, yang dapat mempercepat kerusakan tulang rawan. Karier
tertentu yang membutuhkan berdiri untuk waktu yang lama, membungkuk
berulang, mengangkat berat atau gerakan lain juga dapat membuat tulang rawan
aus lebih cepat. Ketidakseimbangan atau kelemahan otot-otot yang mendukung
sendi juga dapat menyebabkan perubahan gerakan dan akhirnya terjadi kerusakan
tulang rawan pada sendi. Lainnya: Beberapa faktor lain dapat berkontribusi pada
osteoartritis. Faktor-faktor ini termasuk gangguan tulang dan sendi seperti
rheumatoid arthritis, gangguan metabolisme tertentu seperti hemochromatosis,
yang menyebabkan tubuh menyerap terlalu banyak zat besi, atau acromegaly,
yang menyebabkan tubuh membuat terlalu banyak hormon pertumbuhan.

2.6 Manifestasi Klinis Osteoarthritis

Pasien dengan OA sering mengeluhkan nyeri pada saat bergerak, biasanya


terjadi ketika pergerakan dimulai atau ketika pasien mulai berjalan. Seiring
7

dengan progresifitas OA, nyeri terus berlanjut, dan fungsi sendi semakin
terganggu (Joern W.-P. Michael et al, 2010). Gejala-gejala spesifik yang
berhubungan erat dengan OA dapat di lihat pada table berikut :

a. Nyeri

1.Sakit pada awal gerakan

2.Nyeri saat bergerak

3.Nyeri permanen atau nokturnal

4.Memerlukan analgesik

b. Kehilangan Fungsi

1.Kekakuan sendi

2.Pembatasan jangkauan gerak

3.Penurunan dalam aktivitas sehari-hari

4.Kebutuhan untuk bantuan ortopedi

c. Gejala Lainnya

1.Krepitasi

2.Sensitivitas tinggi terhadap dingin dan lembab

3.Perkembangan bertahap

2.7 Pemeriksaan Penunjang

Menurut (Arthritis Foundation, 2018) untuk melakukan diagnosa terkait


Osteoarthtritis ada beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan,
diantaranya :

a. Pemeriksaan fisik Selama pemeriksaan, dokter akan memeriksa sendi


dan menguji rentang gerak mereka (seberapa baik masing-masing sendi bergerak
melalui jangkauan penuh). Ia akan mencari area yang lunak, nyeri atau bengkak
serta tanda-tanda kerusakan sendi. Dokter akan memeriksa posisi dan posisi leher
dan tulang belakang.
8

b. Tes Diagnostik Diagnosis osteoartritis dapat dicurigai setelah riwayat


medis dan pemeriksaan fisik dilakukan. Tes darah biasanya tidak membantu
dalam membuat diagnosis. Namun, tes berikut dapat membantu mengonfirmasi:

- Aspirasi bersama. Dokter akan membuat mati rasa daerah yang sakit
dan memasukkan jarum ke dalam sendi untuk menarik cairan. Cairan
akan diperiksa untuk bukti kristal atau kerusakan sendi. Tes ini dapat
membantu mengesampingkan kondisi medis lain atau bentuk artritis
lainnya.
- Sinar-X. Sinar-X dapat menunjukkan kerusakan dan perubahan lain
yang berkaitan dengan osteoarthritis untuk mengkonfirmasi diagnosis.
- MRI. Magnetic resonance imaging (MRI) tidak menggunakan radiasi.
Ini lebih mahal daripada sinar-X, tetapi akan memberikan pandangan
yang menawarkan gambar tulang rawan dan struktur lain yang lebih
baik untuk mendeteksi kelainan awal khas osteoartritis.

2.8 Penatalaksanaan Osteoarthritis

Tujuan penatalaksanaan pasien dengan ostearthtritis adalah meredakna


nyeri, mengoptimalkan funsi sendi, mengurangi ketergantungan kepada orang lain
dan meningkatkan kualitas hidup, menghambat progresivitas penyakit, dan
mencegah terjadinya komplikasi

Terapi non-farmakologis :

1.Edukasi : memberitahukan tetang penyakitnya, bagaimana menjaganya


agar penyakitnya tidak bertambah parah serta persendiannya tetap dapat dipakai

2. Menurunkan berat badan : Berat badan berlebih merupakan faktor


resiko dan faktor yang akan memperberat penyakit OA. Oleh karenanya berat
badan harus selalu dijaga agar tidak berlebihan. Apabila berat badan berlebihan,
maka harus diusahakan penurunan berat badan, bila mungkin mendekati berat
badan ideal.
9

3.Terapi fisik dan Rehabilitasi medik/fisioterapi

Terapi ini untuk melatih pasien agar persendiannya tetap dapat dipakai dan
melatih pasien untuk melindungu sendi yang sakit. Fisioterapi, yang berguna
untuk mengurangi nyeri, menguatkan otot, dan menambah luas pergerakan sendi.

Terapi Farmakologis :

A. Obat Sistemik

1. Analgesik oral O Non narkotik: parasetamol O Opioid (kodein,


tramadol)
2. Antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs) Obat pilihan utama untuk paien OA
adalah Acetaminophen 500mg maksimal 4gram perhari. Pemberian
obat ini harus hati-hati pada pasien usia lanjut karena dapat
menimbulkan reaksi pada liver dan ginjal
3. Chondroprotective
4. Tranuzemad
10

BAB 3. PEMBAHASAN
11

BAB 4. PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Proses penuaan tidak bisa dihindari, semua manusia pasti akan melewati
proses penuaan, dimana seluruh organ-organnya juga mengalami penuaan,
kelemahan hingga perubahan fungsi yang bahkan sampai mempengaruhi aktivitas
hidup yang sebelumnya bisa dilakukannya. Bertambah usia berarti bertambah juga
usia sel-sel dalam tubuh tetapi tingkat produksi berkurang, hal ini akan
menimbulkan berbagai macam masalah penyakit di dalam tubuh misal penyakit
muskuloskeletal jika seseorang tidak mengetahaui bagaimana pola hidup yang
sehat dan benar. Osteoarthtritis merupakan masalah muskuloskeletal pada
persendian yang tak jarang dialami oleh seseorang yang pengalami proses
penuaan, banyak faktor risiko yang menjadi pencetus terjadinya penyakit rematik
yaitu misalnya gaya hidup, pola makan, obesitas, serta pengetahuan yang dimiliki
seseorang sangat berpengaruh terhadap terjadinya kekambuhan Osteoarthtritis.

4.2 SARAN

 Memperbaiki gaya hidup yang dimiliki, memulai gaya hidup yang sehat
sedari dini untuk menghindari Osteoarthtritis di usia lanjut.
 Mengatur pola makan dengan memilih makanan sehat tidak memiliki
kadar purin yang tinggi, serta hindari makanan berlemak yang akan
mengakibatkan kegemukan atau obesitas pada seseorang yang juga
menjadi salah satu pencetus penyakit Osteoarthtritis.
 Kembangkan pengetahuan, konsultasikan kepada pelayanan kesehatan
untuk mencegah bahkan meminimalisir tingkat keparahan Osteoarthritis
yang dialami.
12

DAFTAR PUSTAKA

Ropyanto, Chandra Bagus. 2013. Analisis Praktik Residensi Keperawatan Bedah


Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal Dengan Penerapan
Teori Self Care Orem Di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta.
Disertasi.Jakarta : Program Pasca Sarjana Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia

Tamtomo, Didik Gunawan. 2016. Perubahan Anatomik Organ Tubuh Pada


Penuaan. SEMARANG : UPT PERPUSTAKAAN UNS.
http://library.uns.ac.id/perubahan-anatomik-organ-tubuh-pada-penuaan/ .
[Diakses pada tanggal 13 Maret 2019].

Uraningsari, Fitrie.2016.Penerimaan Diri, Dukungan Sosial dan Kebahagiaan


Pada Lanjut Usia.Jurnal Psikologi Indonesia.5(1):15-27

Harry Isbagio. 1999. Pendekatan Diagnostik Penyakit Reumatik, Subbagian


Reumatologi, Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia/ Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo.

Helwi, Dewa PP, Dibyo P. 2009. Obesitas sebagai Faktor Risiko Osteoartritis
Lutut pada Lanjut Usia di Poliklinik Geriatri Rumah Sakit Umum Pusat dr.
Sardjito, Yogyakarta.

Marlina, Theresia Titin. 2015. Efektifitas Latihan Lutut Terhadap Penurunan


Intensitas Nyeri Pasien Osteoarthritis Lutut di Yogyakarta. Jurnal
Keperawatan Sriwijaya, Vol 2- No 1. ISSN 2355 5459.

Michael, W.P. Joern, 2010. The Epidemiology, Etiology, Diagnosis, and


Treatment of Osteoarthritis of the Knee.
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20305774

Smelzer,Suzanne.C,2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan


Suddarth.Ed 12.Jakarta;EGC
13

LAMPIRAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM


MUSKULOSKELETAL

1. DATA BIOGRAFI
Nama : Ny. K
Umur : 60 th
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Tempat & tanggal lahir : 18 Juli 1959
Pendidikan terakhir : SMP
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan lalu : Instruktur senam
Pekerjaan sekarang : Rias pengantin, Pedagang Sembako
Alamat : Jl. Belimbing No.76
Hobby : Memasak dan Merias
Orang yang mudah dihubungi: Anak
Alamat & telepon :

2. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang pernah diderita (kapan, sebab kambuh)
Pasien pernah mengalami darah rendah sejak 5 tahun yang lalu, waktu
untuk beristirahat berkurang. Pasien sekarang mengalami darah tinggi karena pola
aktivitas yang berubah dan menu makanan yang tidak seimbang.
b. Status kesehatan setahun lalu
Pasien pernah mengalami darah tinggi, pasien pernah mengalami asam
urat
c. Status kesehatan 5 tahun lalu
Pasien memiliki riwayat darah rendah, gliyeng, kalau bangun tidur pasti
mutah. Selain itu pasien juga pernah mengalami kecelakaan, sehingga diharuskan
14

untuk menjalani operasi pada bagian klavikula dekstra. Yang sampai sekarang
masih terpasang sebuah besi.

3. Status Kesehatan
a. Keluhan/masalah kesehatan saat ini
Pasien sekarang mengeluhkan pusing, nyeri punggung, pinggang/panggul
punya riwayat darah tinggi sampai sekarang, dan memiliki penyakit maag. Nyeri
yang dirasakan berada pada skala 3.
b. Pengetahuan tentang penyakit yang diderita dan cara perawatannya
Pasien mengetahui tentang kesehatannya dan cara mengatasi penyakitnya
saat sakit. Pasien mengatakan juga sekarang masih mengkonsumsi neuralgin
untuk mereda nyeri.

4. Riwayat Keluarga
15

Keterangan:

: laki-laki

: perempuan

: garis perkawinan

: garis keturunan

: satu rumah

: klien

5. Kebiasaan Sehari-hari
a. Istirahat tidur
Pasien mengatakan tidak mengalami kesulitan untuk tidur, tetapi pasien
lebih jarang tidur siang, karena terkadang toko buka jam 07.00 WIB - 22.00 WIB
malam. Lalu untuk nyeri pada pinggulnya sendiri kadang-kadang muncul di
malam hari dan pada saat bangun di pagi hari, mengalami seperti kaku sendi.
b. Nutrisi (makan dan minum)
Pasien mengatakan makannya teratur 2-3 kali sehari, selain itu terkadang
juga mengonsumsi susu bear brand, komposisi makanan terkadang cuman
keringan, tidak sering jikalau mengonsumsi sayur mayur. Pasien juga mengatakan
tidak ada alergi terhadap makanan.
c. Kebersihan diri
Mandi teratur, tidak dibantu orang lain, rambut wangi dan tidak kusut,
penampilan tidak lusuh, kuku selalu bersih.

6. Kebiasaan sehari-hari
Bangun tidur, nyiapin sarapan, buka toko. Senam seminggu 1x pada hari
minggu. Jaga toko, sambil bersih-bersih, masak. Kalau ada acara acara nasional,
nyiapin material. Terkadang setiap pagi pasien juga memberi konpres hangat pada
sendi yang mengalami nyeri.
16

7. Psikososial
Pasien mengatakan aktif mengikuti kegiatan arisan, sebulan sekali DAMA
(Dasa Wisma), rutin sudah menjadi anggota. Sebagai DANSOS (Dana Sosial),
dengan 17 anggota. Memiliki hubungan sosial yang baik dengan tetangga,
mengikuti kegiatan sosial di masyarakat.

8. Spiritual
Pasien mengatakan selalu mengikuti pengajian, setiap hari senin seminggu
sekali

9. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Tingkat kesadaran : Compos Mentis
GCS : 3E5M4V
Tanda-tanda vital :TD :190/110 mmHg Suhu: 36,4 Nadi:96x/menit
RR: 22x/menit
a. Kepala : Tampak simetris, tidak ada benjolan, warna
rambut hitam- beberapa putih, persebaran rambut
masih bagus, tidak ada bau, tidak ada luka, tidak ada
ketombe dan kutu.
b. Mata-Telinga-Hidung :
 ) Penglihatan, Tidak terdapat ikterus, penglihatan miophy dan
biophy, sering berair.
 ) Pendengaran, tidak terdapat jejas, fungsi pendengaran masih
berfungsi dengan baik, tampak simetris.
 ) Hidung, pembau normal, masih tajam penciumannya.
c. Leher : tidak terdapat benjolan, tampak simetris, tidak
terdapat nyeri tekan, tidak terdapat jejas.
17

d. Dada dan punggung : tampak simetris, terdapat benjolan pada klavikula


dekstra, tidak terdapat jejas, tidak terdapat nyeri
tekan.

 ) Paru-paru : Tampak simetris, tidak terdapat jejas, tidak ada nyeri


tekan, lokal premitus teraba jelas dan sama, suara nafas vesikular.
 ) Jantung : Klien mengatakan tidak terdapat nyeri di bagian dada
sebelah kiri, tidak merasakan debar yang berlebihan.
 ) Abdomen : Tampak simetris, tidak ada benjolan, tidak terdapat
jejas, tidak terdapat nyeri tekan, dan bising usus normar yaitu
sebanyak 8x/menit.
 ) Pinggang : Sering nyeri dibagian bawah akan tetapi tidak
menjalar, tidak terdapat benjolan.

e. Sistem Pencernaan, Status : BAB 2x sehari , BAK +- 4x sehari lancar,


f. Sistem Genetaurinariue : Pasien mengatakan bahwa tidak ada luka
sekitar gentalia, tidak terdapat benjolan, tidak
mengalami gangguan perkemihan. BAK
lancar
g. Ektremitas atas dan bawah :
4 4
4 4
Ektremitas atas dan bawah memiliki nilai masing-masing 4 karena tidak
bisa menahan beban berat. Selain itu pada persendian di panggul tampak
memerah, pasien juga mengeluhkan nyeri dengan skala 3, sudah dirasakan selama
kurang lebih 1 tahun, hilang timbul apabila aktivitas sedikit dan sering terjadi
pada malam hari dan pagi hari kadang-kadang, nyeri nya yang dirasakan seperti
tertusuk.
10. Pengkajian secara umum
a. Short Porteble Mental Status Questionaire ( SPMSQ )
= 4 (kerusakan intelektual ringan)
18

b. Mini - Mental State Exam ( MMSE )


= > 23 (Aspek kognitif dan mental baik )
c. Inventaris Depresi Beck
= nilai 3 (0-6 Depresi tidak ada atau minimal)
d. APGAR Keluarga
= 10

11. Data Penunjang


a. Laboratorim : asam urat : melebihi batas maksimum
b. Radiologi : tidak terkaji
c. EKG : tidak terkaji
d. USG : tidak terkaji
e. CT- Scan : tidak terkaji
f. Obat - obatan : - Neuralgin

- Kaptopril

- Promag/biomag
1

A. Analisis Data

No Data (Sign/Symptom) Interpretasi (Etiologi) Masalah (Problem)


1. DO : Faktor biologi dan perubahan Nyeri akut (00132)
- Skala nyeri 3 pola aktivitas Domain 12 Kenyamanan
- Panggul memerah Kelas 1 Kenyamanan Fisik
DS :
- Pasien mengeluhkan nyeri pada punggung dan
pinggang
- Pasien mengatakan nyerinya kadang-kadang muncul
pada malam hari dan saat bangun pada pagi hari
- Pasien mengatakan setiap pagi hari seperti kaku
sendi
- Pasien mengatakan rasa nyeri nya seperti ditusuk
tusuk, dan hilang timbul
2. DO : Post Op klavikula dekstra yang Risiko infeksi (00004)
- Terdapat benjolan pada klavikula dekstra belum di lepas Domain 11
DS : Keamanan/Perlindungan
- Pasien mengatakan pernah mengalami kecelakaan Kelas 1
2

pada klavikula dekstra Keamanan/perlindungan


- Pasien mengatakan besi yang tertanam pada
klavikula tersebut belum di lepas
3. DO : Perubahan pada pola aktivitas Kesiapan meningkatkan
- Pasien masih tampak memiliki semangat dan kegiatan koping (00158)
DS : Domain 9 Koping/Toleransi
- Pasien mengatakan apabila merasakan nyeri selalu Stres
meminum obat Kelas 2 Respon koping
- Pasien mengatakan mengikuti kegiatan senam lansia
1x dalam seminggu

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri Kronis b.d Faktor biologi dan perubahan pola aktivitas d.d pasien mengeluhkan nyeri pada punggung dan pinggang, pasien
mengatakan nyerinya kadang-kadang muncul pada malam hari dan saat bangun pada pagi hari, pasien mengatakan setiap pagi hari
seperti kaku sendi, Pasien mengatakan rasa nyeri nya seperti ditusuk tusuk, dan hilang timbul, panggul memerah dan skala nyeri yang
dirasakan berada pada skala 3

2. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif b.d kondisi kronis (misalnya kanker, penyakit paru obstruktif kronis, sklerosis multiple,
arthritis, gagal ginjal, hati atau jantung kronis) d.d kompleksitas program perawatan/pengobatan, konflik pengambilan keputusan,
kurang terpapar informasi, ketidakcukupan petunjuk untuk bertindak.
3

C. Perencanaan Keperawatan

NO HARI/TA DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL PARAF &


NGGAL/J KEPERAWATAN KRITERIA HASIL NAMA
AM
1 Rabu / 7 Nyeri Kronis (00132) Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (1400) : Manajemen Nyeri
April 2019 Domain 12 Kelas 1 keperawatan selama 3x24 1. Gunakan strategi komunikasi (14000)
/ 07.00 Kenyamanan Definisi: jam, diharapkan masalah terapeutik untuk mengetahui 1. Agar pasien bisa
WIB nyeri akut pasien dapat pengelaman nyeri dan menjelaskan
Pengalaman sensori dan
teratasi dengan kriteria sampaikan penerimaan pengalaman nyeri
emosional tidak
hasil: pasien terhadap nyeri. yang di alaminya
menyenangkan
1. Menggambarkan atau 2. Berikan informasi mengenai 2. Agar pasien
berkaitan dengan
menjelaskan faktor nyeri, seperti penyebab paham mengenai
kerusakan jaringan
penyebab dari nyeri nyeri, berapa lama nyeri informasi tentang
aktual atau potensial,
2. Menggunakan tindakan akan dirasakan. nyeri yang
atau yag digambarkan
pengurangan nyeri tanpa 3. Gunakan tindakan dialaminya
sebagai kerusakan;
analgesik pengontrol nyeri sebelum 3. Agar rasa nyeri
awitan yang tiba-tiba
nyeri bertambah berat yang dialami
atau lambat dengan
Ajarkan metode non- pasien sedikit
intensitas ringann
4

hingga berat, dengan farmakologi dan farmakologi terkurangi


berakhirnya dapat untuk menurunkan nyeri Agar pasien bisa
diantisipasi atau di mrnurunkan
prediksi dan dengan intensitas nyeri
durasi kurang dai 3 secara mandiri
bulan.

2. Manajemen Setelah dilakukan tindakan Konseling Nutrisi (5246) : Konseling Nutrisi


Kesehatan Tidak keperawatan selama 3x24 1. Fasilitasi untuk (5246) :
Efektif jam, diharapkan masalah mengidentifikasi perilaku 1. agar pasien bisa
nyeri akut pasien dapat makan yang harus diubah mengontrol makanan
teratasi dengan kriteria 2. Berikan informasi, sesuai yang akan ia asumsi
hasil: kebutuhan, mengenai 2. agar pasien
1. Bisa memantau tanda perlunya memodifikasi diet mengetahui
dan gejala penyakit bagi kesehatan, penurunan informasi gizi yang
2. Mengikuti pengobatan berat badan, pembatasan baik untuk kesehatan
yang garam, pengurangan 3. agar pasien mudah
direkomendasikan kolesterol, pembatasan untuk mengingat-
5

3. Menggunakan strategi cairan dan seterusnya ingat tentang


untuk meningkatkan 3. Pasang materi penuntun makanan yang baik
kenyamanan makanan yang menarik di untuk dikonsumsi
kamar pasien 4. agar pasien bisa
4. Bantu pasien untuk mempertimbangkan
mempertimbangkan faktor- mengenai cara-cara
faktor seperti umur, tahap untuk memenuhi
pertumbuhan dan kebutuhan nutrisi
perkembangan, pengalaman 5. agar mengetahui
makan sebelumnya, cedera, intake dan output
penyakit, budaya dan cairan dari pasien.
keuangan dalam
merencanakan cara-cara
untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi
5. Kaji ulang pengukuran
intake dan output cairan
pasien, nilai hb, tekanan
darah atau penambahan dan
6

penurunan berat badan,


sesuai kebutuhan.

D. Implementasi Keperawatan

NO NO DIAGNOSA HARI/TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF &


JAM NAMA
1 1 Rabu, 13 Maret 2019 Manajemen Nyeri (1400) S : Klien mengatakan
10.00 WIB 1. Menggunakan strategi bahwa informasi yang
komunikasi terapeutik untuk diberikan sangat
mengetahui pengelaman nyeri bermanfaat terkait
dan sampaikan penerimaan dengan manajemen
pasien terhadap nyeri. nyeri, klien mengatakan
2. Memberikan informasi bahwa setelah
mengenai nyeri, seperti mengikuti tindakan
penyebab nyeri, berapa lama untuk mengontrol nyeri
7

nyeri akan dirasakan. klien merasa lebih


3. Menggunakan tindakan enakan.
pengontrol nyeri sebelum nyeri O : Klien tampak
bertambah berat. kooperatif saat
4. Mengajarkan metode non- diberikan informasi,
farmakologi dan farmakologi klien tampak kooperatif
untuk menurunkan nyeri. dalam menyampaikan
masalah nyeri yang
dialaminya, klien
terlihat rilex setelah
diberikan tindakan
pengontol nyeri.
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi.
2 2 Rabu, 13 Maret 2019 Kontrol Resiko (6540) S : Klien mengatakan
10.45 WIB 1. Menganjurkan pasien mengenai bahwa informasi dan
teknik mencuci tangan dengan tindakan yang
tepat. dilakukan oleh perawat
2. Menganjurkan pasien meminum sangat membantu.
8

antibiotik yang diresepkan. O : Klien tampak mengerti


3. Mengajarkan pasien dan terkait dengan tindakan
keluarga mengenai tanda dan mencuci tangan dengan
gejala infeksi dan kapan harus tepat. Klien tampak
melaporkannya kepada paham mengenai
penyedia perawatan kesehatan. informasi yang
4. Mengajarkan pasien dan diberikan.
keluarga mengenai bagaimana A : Masalah telah teratasi
menghindari infeksi. P : Hentikan Intervensi
3 3 Rabu, 13 Maret 2019 Peningkatan Koping (5320) S : Klien mengatakan
11.10 WIB 1. Mendukung pasien untuk bahwa informasi yang
mengidentifikasi deskripsi yang diberikan sangat
realistik terhadap perubahan bermanfaat, klien
dalam peran. mengatakan senang
2. Menyediakan informasi aktual karena bisa sharing
mengenai diagnosis, mengenai pencapaian
penanganan, dan prognosis. pasien sebelumnya dan
3. Mendukung pasien untuk bisa mengidentifikasi
mengidentifikasi kekuatan dan kemampuan dirinya.
9

kemampuan diri. O : Klien tampak


4. Mengeksplorasi pencapaian kooperatif daslam
pasien sebelumnya. menyampaikan
mengenai dirinya, klien
tampak senang setelah
diberikan implementasi
dengan teknik sharing.
A : Masalah Teratasi
P : Hentikan Intervensi.
1

Anda mungkin juga menyukai