KEPERAWATAN GERONTIK
MAKALAH
Oleh:
Kelompok 1
Oleh :
Kelompok 1
Kelas C/2016
Sindi Arieska Putri 162310101124
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
Kata Pengantar
Puji syukur tercurahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas membuat makalah untuk
memenuhi tugas Keperawatan Gerontik mengenai makalah yang berjudul
“Penuaan Sistem Muskuloskeletal Pada Lansia” ini tepat pada waktunya. Tentu
saja dalam pembuatan tugas ini kelompok penulis menemukan banyak kesulitan,
tetapi berkat bantuan, doa, dan bimbingan dari banyak pihak penulis dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat waktu, oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, Dosen Pembimbing,
serta teman-teman satu kelompok.
Kelompok 1
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i
4.1 Kesimpulan………………………………………………………….......11
4.2 Saran………………………………………………………………….....11
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1.4.1 Mahasiswa
Proses penuaan sistem musukoloskeletal adalah proses yang pasti akan dilalui
oleh setiap lansia dimana, massa tulang kontinu hingga mencapai puncak pada
usia 30-35 tahun setelah itu akan menurun karena disebabkan berkurangnya
aktivitas osteoblas sedangkan aktivitas osteoklas tetap normal. Secara teratur
tulang mengalami turn over yang dilaksanakan melalui 2 proses yaitu; modeling
dan remodeling, pada keadaan normal jumlah tulang yang dibentuk remodeling
sebanding dengan tulang yang dirusak. Ini disebut positvely coupled jadi masa
tulang yang hilang nol. Bila tulang yang dirusak lebih banyak terjadi kehilangan
masa tulang ini disebut negatively coupled yang terjadi pada usia lanjut. Dengan
bertambahnya usia terdapat penurunan masa tulang secara linier yang disebabkan
kenaikan turn over pada tulang sehingga tulang lebih pourus. Pengurangan ini
lebih nyata pada wanita, tulang yang hilang kurang lebih 0,5 sampai 1% per tahun
dari berat tulang pada wanita pasca menopouse dan pada pria diatas 80 tahun,
pengurangan tulang lebih mengenai bagian trabekula dibanding dengan kortek.
Menurut (dr. Josephine, 2017) Osteoarthritis (OA) adalah salah satu dari
10 penyebab utama kelumpuhan dan gangguan pergerakan sendi. Menurut data
dari WHO, terdapat 9,6% laki-laki dan 18,0% wanita di atas usia 60 tahun
memiliki OA simtomatik. Terdapat lebih dari 30 juta orang di Amerika Serikat
memiliki OA. Sedangkan, di Inggris terdapat sekitar 8 juta orang mengalami OA.
Prevalensi OA dapat berbeda-beda berdasarkan etnis, jenis kelamin, dan usia. OA
meningkat seiring dengan bertambahnya usia, 80-90% pasien dengan OA berusia
65 tahun ke atas dan ditemukan lebih sering pada wanita, dengan rasio wanita-
pria. Menurut (Sella dkk, 2017) World Health Organization (WHO) tahun 2007,
diketahui bahwa osteoarthritis diderita oleh 151 juta jiwa di seluruh dunia dan
mencapai 24 juta jiwa di kawasan Asia Tenggara. Osteoarthritis adalah penyakit
kronis yang belum diketahui secara pasti penyebabnya, akan tetapi ditandai
dengankehilangan tulang rawan sendi secara bertingkat. Berdasarkan National
Centers for Health Statistics, diperkirakan 15,8 juta (12%) orang dewasa antara
usia 25-74 tahun mempunyai keluhan osteoarthritis. Di Indonesia, prevalensi
osteoattritis mencapai 5% pada usia 61 tahun. Untuk osteoartritis lutut
prevalensinya cukup tinggi yaitu 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita. 14
Pasien OA biasanya mengeluh nyeri waktu melakukan aktivitas atau jika ada
pembebanan pada sendi yang terkena. Pada derajat nyeri yang berat dan terus
menerus bisa mengganggu mobilitas. Diperkirakan 1 sampai 2 juta orang lanjut
usia di Indonesia menderita cacat karena OA.(Soeroso.2009)
dengan progresifitas OA, nyeri terus berlanjut, dan fungsi sendi semakin
terganggu (Joern W.-P. Michael et al, 2010). Gejala-gejala spesifik yang
berhubungan erat dengan OA dapat di lihat pada table berikut :
a. Nyeri
4.Memerlukan analgesik
b. Kehilangan Fungsi
1.Kekakuan sendi
c. Gejala Lainnya
1.Krepitasi
3.Perkembangan bertahap
- Aspirasi bersama. Dokter akan membuat mati rasa daerah yang sakit
dan memasukkan jarum ke dalam sendi untuk menarik cairan. Cairan
akan diperiksa untuk bukti kristal atau kerusakan sendi. Tes ini dapat
membantu mengesampingkan kondisi medis lain atau bentuk artritis
lainnya.
- Sinar-X. Sinar-X dapat menunjukkan kerusakan dan perubahan lain
yang berkaitan dengan osteoarthritis untuk mengkonfirmasi diagnosis.
- MRI. Magnetic resonance imaging (MRI) tidak menggunakan radiasi.
Ini lebih mahal daripada sinar-X, tetapi akan memberikan pandangan
yang menawarkan gambar tulang rawan dan struktur lain yang lebih
baik untuk mendeteksi kelainan awal khas osteoartritis.
Terapi non-farmakologis :
Terapi ini untuk melatih pasien agar persendiannya tetap dapat dipakai dan
melatih pasien untuk melindungu sendi yang sakit. Fisioterapi, yang berguna
untuk mengurangi nyeri, menguatkan otot, dan menambah luas pergerakan sendi.
Terapi Farmakologis :
A. Obat Sistemik
BAB 3. PEMBAHASAN
11
BAB 4. PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Proses penuaan tidak bisa dihindari, semua manusia pasti akan melewati
proses penuaan, dimana seluruh organ-organnya juga mengalami penuaan,
kelemahan hingga perubahan fungsi yang bahkan sampai mempengaruhi aktivitas
hidup yang sebelumnya bisa dilakukannya. Bertambah usia berarti bertambah juga
usia sel-sel dalam tubuh tetapi tingkat produksi berkurang, hal ini akan
menimbulkan berbagai macam masalah penyakit di dalam tubuh misal penyakit
muskuloskeletal jika seseorang tidak mengetahaui bagaimana pola hidup yang
sehat dan benar. Osteoarthtritis merupakan masalah muskuloskeletal pada
persendian yang tak jarang dialami oleh seseorang yang pengalami proses
penuaan, banyak faktor risiko yang menjadi pencetus terjadinya penyakit rematik
yaitu misalnya gaya hidup, pola makan, obesitas, serta pengetahuan yang dimiliki
seseorang sangat berpengaruh terhadap terjadinya kekambuhan Osteoarthtritis.
4.2 SARAN
Memperbaiki gaya hidup yang dimiliki, memulai gaya hidup yang sehat
sedari dini untuk menghindari Osteoarthtritis di usia lanjut.
Mengatur pola makan dengan memilih makanan sehat tidak memiliki
kadar purin yang tinggi, serta hindari makanan berlemak yang akan
mengakibatkan kegemukan atau obesitas pada seseorang yang juga
menjadi salah satu pencetus penyakit Osteoarthtritis.
Kembangkan pengetahuan, konsultasikan kepada pelayanan kesehatan
untuk mencegah bahkan meminimalisir tingkat keparahan Osteoarthritis
yang dialami.
12
DAFTAR PUSTAKA
Helwi, Dewa PP, Dibyo P. 2009. Obesitas sebagai Faktor Risiko Osteoartritis
Lutut pada Lanjut Usia di Poliklinik Geriatri Rumah Sakit Umum Pusat dr.
Sardjito, Yogyakarta.
LAMPIRAN
1. DATA BIOGRAFI
Nama : Ny. K
Umur : 60 th
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Tempat & tanggal lahir : 18 Juli 1959
Pendidikan terakhir : SMP
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan lalu : Instruktur senam
Pekerjaan sekarang : Rias pengantin, Pedagang Sembako
Alamat : Jl. Belimbing No.76
Hobby : Memasak dan Merias
Orang yang mudah dihubungi: Anak
Alamat & telepon :
2. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang pernah diderita (kapan, sebab kambuh)
Pasien pernah mengalami darah rendah sejak 5 tahun yang lalu, waktu
untuk beristirahat berkurang. Pasien sekarang mengalami darah tinggi karena pola
aktivitas yang berubah dan menu makanan yang tidak seimbang.
b. Status kesehatan setahun lalu
Pasien pernah mengalami darah tinggi, pasien pernah mengalami asam
urat
c. Status kesehatan 5 tahun lalu
Pasien memiliki riwayat darah rendah, gliyeng, kalau bangun tidur pasti
mutah. Selain itu pasien juga pernah mengalami kecelakaan, sehingga diharuskan
14
untuk menjalani operasi pada bagian klavikula dekstra. Yang sampai sekarang
masih terpasang sebuah besi.
3. Status Kesehatan
a. Keluhan/masalah kesehatan saat ini
Pasien sekarang mengeluhkan pusing, nyeri punggung, pinggang/panggul
punya riwayat darah tinggi sampai sekarang, dan memiliki penyakit maag. Nyeri
yang dirasakan berada pada skala 3.
b. Pengetahuan tentang penyakit yang diderita dan cara perawatannya
Pasien mengetahui tentang kesehatannya dan cara mengatasi penyakitnya
saat sakit. Pasien mengatakan juga sekarang masih mengkonsumsi neuralgin
untuk mereda nyeri.
4. Riwayat Keluarga
15
Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
: garis perkawinan
: garis keturunan
: satu rumah
: klien
5. Kebiasaan Sehari-hari
a. Istirahat tidur
Pasien mengatakan tidak mengalami kesulitan untuk tidur, tetapi pasien
lebih jarang tidur siang, karena terkadang toko buka jam 07.00 WIB - 22.00 WIB
malam. Lalu untuk nyeri pada pinggulnya sendiri kadang-kadang muncul di
malam hari dan pada saat bangun di pagi hari, mengalami seperti kaku sendi.
b. Nutrisi (makan dan minum)
Pasien mengatakan makannya teratur 2-3 kali sehari, selain itu terkadang
juga mengonsumsi susu bear brand, komposisi makanan terkadang cuman
keringan, tidak sering jikalau mengonsumsi sayur mayur. Pasien juga mengatakan
tidak ada alergi terhadap makanan.
c. Kebersihan diri
Mandi teratur, tidak dibantu orang lain, rambut wangi dan tidak kusut,
penampilan tidak lusuh, kuku selalu bersih.
6. Kebiasaan sehari-hari
Bangun tidur, nyiapin sarapan, buka toko. Senam seminggu 1x pada hari
minggu. Jaga toko, sambil bersih-bersih, masak. Kalau ada acara acara nasional,
nyiapin material. Terkadang setiap pagi pasien juga memberi konpres hangat pada
sendi yang mengalami nyeri.
16
7. Psikososial
Pasien mengatakan aktif mengikuti kegiatan arisan, sebulan sekali DAMA
(Dasa Wisma), rutin sudah menjadi anggota. Sebagai DANSOS (Dana Sosial),
dengan 17 anggota. Memiliki hubungan sosial yang baik dengan tetangga,
mengikuti kegiatan sosial di masyarakat.
8. Spiritual
Pasien mengatakan selalu mengikuti pengajian, setiap hari senin seminggu
sekali
9. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Tingkat kesadaran : Compos Mentis
GCS : 3E5M4V
Tanda-tanda vital :TD :190/110 mmHg Suhu: 36,4 Nadi:96x/menit
RR: 22x/menit
a. Kepala : Tampak simetris, tidak ada benjolan, warna
rambut hitam- beberapa putih, persebaran rambut
masih bagus, tidak ada bau, tidak ada luka, tidak ada
ketombe dan kutu.
b. Mata-Telinga-Hidung :
) Penglihatan, Tidak terdapat ikterus, penglihatan miophy dan
biophy, sering berair.
) Pendengaran, tidak terdapat jejas, fungsi pendengaran masih
berfungsi dengan baik, tampak simetris.
) Hidung, pembau normal, masih tajam penciumannya.
c. Leher : tidak terdapat benjolan, tampak simetris, tidak
terdapat nyeri tekan, tidak terdapat jejas.
17
- Kaptopril
- Promag/biomag
1
A. Analisis Data
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Kronis b.d Faktor biologi dan perubahan pola aktivitas d.d pasien mengeluhkan nyeri pada punggung dan pinggang, pasien
mengatakan nyerinya kadang-kadang muncul pada malam hari dan saat bangun pada pagi hari, pasien mengatakan setiap pagi hari
seperti kaku sendi, Pasien mengatakan rasa nyeri nya seperti ditusuk tusuk, dan hilang timbul, panggul memerah dan skala nyeri yang
dirasakan berada pada skala 3
2. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif b.d kondisi kronis (misalnya kanker, penyakit paru obstruktif kronis, sklerosis multiple,
arthritis, gagal ginjal, hati atau jantung kronis) d.d kompleksitas program perawatan/pengobatan, konflik pengambilan keputusan,
kurang terpapar informasi, ketidakcukupan petunjuk untuk bertindak.
3
C. Perencanaan Keperawatan
D. Implementasi Keperawatan