Disusun oleh:
Kelompok 2
1. Dimas Januar Ibnu H : 1111171115
2. Mia Nuramelia Septiana : A1011511RB5109
3. Muhamad Hafid Sugiana : 1111171053
4. Nurul Hikmawati : 1111171118
5. Yuni Yulinar : 1111171120
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan innayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa
Indonesia.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi isi materi, susunan kalimat, maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pancasila adalah lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang
bersama dengan bangsa Indonesia sejak dulu. Pancasila, dalam fungsinya
sebagai dasar negara, merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur negara
1
Republik Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh unsur-unsurnya yaitu
pemerintah, wilayah, dan rakyat. Pancasila dalam kedudukannya merupakan
dasar pijakan penyelenggaraan negara dan seluruh kehidupan negara Republik
Indonesia.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pancasila terdiri atas lima sila, tertuang dalam UUD 1945 alinea ke-
IV dan ini diperuntukkan sebagai dasar negara Republik Indonesia. Meskipun
di dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut tidak secara eksplisit disebutkan kata
Pancasila, namun sudah dikenal luas bahwa lima sila yang dimaksud adalah
dasar negara.
Bangsa Indonesia lahir menurut cara dan jalan yang merupakan hasil
antara proses sejarah di masa lampau, tantangan perjuangan dan cita-cita
hidup di masa mendatang, yang secara keseluruhan membentuk kepribadian
sendiri. Sehingga, kepribadian itu ditetapkan sebagai pandangan hidup dan
dasar negara, yakni Pancasila.
3
Gambar 1.1 Lambang Pancasila Gambar 1.2 Garuda Pancasila
1. Sila Pertama
2. Sila Kedua
4
3. Sila Ketiga
4. Sila Keempat
5. Sila Kelima
5
2.2 Makna Dan Arti Lambang Garuda Pancasila
6
sinar-sinar matahari dan menampakkan pengaruh Jepang. Setelah rancangan
terpilih, dialog intensif antara perancang (Sultan Hamid II), Presiden RIS
Soekarno, dan Perdana Menteri Mohammad Hatta, terus dilakukan untuk
keperluan penyempurnaan rancangan itu. Terjadi kesepakatan mereka bertiga
mengganti pita yang dicengkeram Garuda, yang semula adalah pita merah
putih menjadi pita putih dengan menambahkan semboyan “Bhinneka Tunggal
Ika”.
7
menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara yang dimana
lukisan otentiknya diserahkan kepada H. Masagung, Yayasan Idayu Jakarta
pada 18 Juli 1974. Sedangkan lambang negara yang ada disposisi Presiden
Soekarno dan foto gambar lambang negara yang diserahkan ke Presiden
Soekarno pada awal Februari 1950 masih tetap disimpan oleh Kraton
Kadriyah, Pontianak.
8
burung yang lebih kecil. Warna kuning emas melambangkan bangsa yang
besar dan berjiwa priyagung sejati.
Burung garuda yang juga punya sifat sangat setia pada kewajiban
sesuai dengan budaya bangsa yang dihayati secara turun temurun. Burung
garuda pantang mundur dan pantang menyerah. Legenda semacam ini juga
diabadikan sangat indah oleh nenek moyang bangsa Indonesia pada candi dan
di berbagai prasasti sejak abad ke-15.
9
2.3 Pancasila Dalam Kajian Sejarah Indonesia
10
praktikkan hingga sekarang. Hal ini berarti bahwa semua nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila telah ada dalam kehidupan rakyat Indonesia sejak
zaman nenek moyang.
11
yang telah dilakukan oleh manusia dan dengan demikian apa sesungguhnya
manusia. Tanpa mengetahui sejarah, seseorang tidak dapat memperoleh
pengertian kualitatif dari gejala-gejala sosial yang ada. Secara rinci, Sartono
Kartodirdjo menjelaskan bahwa fungsi pengajaran sejarah nasional Indonesia
meliputi :
12
6. Pasal-pasal UUD 1945 merupakan uraian terperinci dari pokok-pokok
yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945 yang berjiwakan
Pancasila.
7. Maka penafsiran sila-sila pancasila harus bersumber, berpedoman dan
berdasar kepada Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945. (Dardji
Darmodihardjo, 1978:40).
13
tentara Jepang di Jawa), dengan susunan sebagai berikut Ketua Dr. KRT.
Radjiman Wedyodiningrat, ketua muda Ichibangase Yosio (anggota luar biasa,
bangsa Jepang), Ketua Muda R. Panji Soeroso (merangkap Tata Usaha),
sedangkan anggotanya berjumlah 60 orang tidak termasuk ketua dan ketua
muda.
14
Tanggal 31 Mei 1945 Soepomo mengusulkan perihal yang pada
dasarnya bukan dasar negara merdeka, akan tetapi tentang paham negaranya
yaitu negara yang berpaham integralistik. Soepomo mengusulkan tentang
dasar pemikiran negara nasional bersatu yang akan didirikan harus
berdasarkan atas pemikiran integralistik tersebut yang sesuai dengan struktur
sosial Indonesia sebagai ciptaan budaya bangsa Indonesia yaitu: struktur
kerohanian dengan cita-cita untuk persatuan hidup, persatuan kawulo gusti,
persatuan dunia luar dan dunia batin, antara mikrokosmos dan makrokosmos,
antara rakyat dan pemimpin-pemimpinnya.
15
dasar yang ketiga, ketuhanan yang berkebudayaan yang menghormati satu
sama lain disingkat menjadi ketuhanan.
Setelah selesai masa sidang pertama, dengan usulan dasar negara baik
dari M. Yamin dan Soekarno, dan paham negara integralistik dari Soepomo
maka untuk menampung perumusan-perumusan yang bersifat perorangan,
dibentuklah panitia kecil penyelidik usul-usul yang terdiri atas Sembilan orang
yang diketuai oleh Soekarno, yang kemudian disebut dengan Panitia
Sembilan.
Selain itu, dalam piagam Jakarta pada alenia ketiga juga memuat
rumusan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang pertama berbunyi
“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya”. Kalimat ini merupakan
cetusan hati nurani bangsa Indonesia yang diungkapkan sebelum Proklamasi
kemerdekaan, sehingga dapat disebut sebagai Declaration of Indonesian
Independence.
16
Masa Sidang Kedua BPUPKI
17
badan tersebut, yang hasilnya akan dijadikan dasar bagi negara Indonesia yang
akan dibentuk sesuai dengan janji Jepang. Sampai akhir sidang BPUPKI ini
rumusan Pancasila dalam sejarah perumusannya ada empat macam:
18
a. Piagam Jakarta yang telah diterima sebagai rancangan Mukaddimah
Hukum Dasar oleh BPUPKI pada tanggal 14 Juli 1945 dengan
beberapa perubahan, disahkan sebagai Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia.
b. Rancangan Hukum Dasar yang telah diterima oleh BPUPKI pada
tanggal 16 Juli 1945 setelah mengalami berbagai perubahan, disahkan
sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
c. Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama, yaitu Ir.
Soekarno sebagai Presiden dan Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden.
d. Menetapkan berdirinya Komite Nasional sebagai Badan Musyawarah
darurat.
19
diwujudkan lebih lanjut di dalam pokok pikiran, yang meliputi suasana
kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya dikonkrietisasikan dalam
pasal-pasal UUD 1945 maupun dalam hukum positif lainnya.
20
sendiri ditulis oleh Ir. Soekarno. Sukarni (dari golongan muda) mengusulkan
agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs.
Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
21
2.3.4 Pancasila Era Orde Lama
1. Pembubaran konstituante;
2. Undang-Undang Dasar 1945 kembali berlaku; dan
3. Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
22
Nomor 1 tahun 1960 dan Ketetapan MPRS No. 1/MPRS1960 tentang GBHN
(Ali, 2009: 30). Manifesto Politik Republik Indonesia tersebut merupakan
hasil perumusan suatu panitia yang dipimpin oleh D.N. Aidit yang disetujui
oleh DPA pada tanggal 30 September 1959 sebagai haluan negara (Ismaun,
1978: 105).
23
Seperti rezim otoriter pada umumnya lainnya, ideologi sangat
diperlukan orde baru sebagai alat untuk membenarkan dan memperkuat
otoritarianisme negara. Sehingga pancasila oleh rezim orde baru ditafsirkan
sedemikian rupa sehingga membenarkan dan memperkuat otoritarianisme
Negara. Maka dari itu, Pancasila perlu disosialisasikan sebagai doktrin
komperehensif dalam diri masyarakat Indonesia guna memberikan legitimasi
atas segala tindakan pemerintah yang berkuasa dalam diri masyarakat
Indonesia.
24
2.3.6 Pancasila Era Reformasi
Pelaksanaan UUD 1945 dan Pancasila pada masa orde lama dan orde
baru telah terjadi deviasi oleh oknum-oknum penyelenggara Pemerintah,
sehingga mendorong terjadinya reformasi oleh mahasiswa dan tokoh-tokoh
bangsa. Sehingga negara ini telah dilanda kritis, baik krisis di bidang ekonomi,
politik maupun kepemimpinan. Reformasi lahir dengan tujuan untuk
memperbaiki krisis yang berkepanjangan serta menata kearah yang lebih baik.
25
Pancasila sebagai paradigma nasional di bidang ekonomi
mengandung pengertian bagaimana suatu falsafah itu diimplementasikan
secara riil dan sistematis dalam kehidupan nyata. Pancasila sebagai paradigma
pembangunan nasional bidang kebudayaan mengandung pengertian bahwa
Pancasila adalah etos budaya persatuan, dimana kebudayaan sebagai sarana
pengikat persatuan dalam budaya majemuk. Pancasila sebagai paradigma
dalam pembangunan nasional bidang hankam, maka paradigma baru TNI terus
diaktualisasikan untuk menegaskan, bahwa TNI telah meninggalkan peran
sosial politiknya atau mengakhiri dwifungsinya dan menempatkan dirinya
sebagai bagian dari sistem nasional.
26
Dimana orientasi pengembangan Pancasila diarahkan kepada Nation
and Character Building. Hal ini sebagai perwujudan keinginan bangsa
Indonesia untuk survival dari berbagai tantangan yang muncul baik dari dalam
maupun luar negeri, sehingga atmosfir politik sebagai panglima sangat
dominan. Pancasila sebagai dasar Negara, menurut Notonagoro dan Driarkara,
bahwa Pancasila mampu dijadikan pangkal sudut pandangan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan bahkan Pancasila merupakan suatu
paham atau aliran filsafat Indonesia, sehingga Pancasila tidak lahi djadikan
alternatuf melainkan menjadi suatu imperative dan suatu philosophical
concensus dengan komitmen transenden sebagai tali pengikat persatuan dan
keatuan dalam menyongsong kehidupan masa depan yang Bhineka Tunggal
Ika.
27
reposisi Pancasila sebagai dasar negara yang mengandung makna Pancasila
harus diletakkan dalam keutuhannya dengan Pembukaan UUD 1945,
dieksplorasikan pada dimensi-dimensi yang melekat padanya.
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila adalah lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang
bersama dengan bangsa Indonesia sejak dulu. Pancasila, dalam fungsinya
sebagai dasar negara, merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur negara
Republik Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh unsur-unsurnya yaitu
pemerintah, wilayah, dan rakyat. Pancasila dalam kedudukannya merupakan
dasar pijakan penyelenggaraan negara dan seluruh kehidupan negara Republik
Indonesia.
3.2 Saran
29
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahanakkuliah.blogspot.co.id/2016/08/pancasila-era-orde-baru.html
Diakses pada 12 Nopember 2017.
https://prezi.com/0e94io7swjr-/pancasila-pada-era-reformasi/
Diakses pada 16 Nopember 2017.
30