PENYAJIAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Sdr. ZR
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 23 tahun
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Bekerja
Status Pernikahan : Belum menikah
Status Pasien : BPJS kelas II
Ruang : Halimun
Masuk ke RSK/bangsal jiwa : 3 Agustus 2018
1
mencekram, menjambak rambut, dan berperilaku seperti ingin
membersihkan wajah. Seperti ada yang merayap di wajahnya.
Alloanamnesis (Ibu Pasien) pada tanggal 4 Agustus 2018
Anamnesis dilakukan pada ibu yang tinggal satu rumah dengan
pasien. Ibu pasien mengaku bahwa anaknya mengeluh sudah tidak
kuat lagi, menggigil dan minta maaf hingga sampai mengamuk,
ibu pasien juga mengatakan jika anaknya seperti ingin lari dari
rumah, pasien juga menjadi semakin semakin agresif bila tidak
diberi rokok, dan ibu pasien merasa takut dengan kondisi pasien
saat ini dikarenakan tingkah lakunya seperti kesurupan dan
menyerupai buaya.
2
D. Riwayat kehidupan pribadi
1. Prenatal dan perinatal
Pasien lahir normal dibantu oleh bidan. Pasien merupakan anak
kedua dari tiga bersaudara.
2. Masa kanak-kanak awal (1-3 tahun)
Perkembangan pasien sama dengan perkembangan anak
seusianya dan diasuh oleh kedua orang tuanya.
3. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Perkembangan dan pertumbuhan pasien sesuai dengan anak
seusianya, memiliki banyak teman dan bersekolah seperti anak
pada umumnya, serta selalu menjadi juara kelas.
4. Riwayat masa kanak akhir dan remaja
Pasien memiliki banyak teman, sering bermain dengan teman
sebaya, dan selalu juara kelas.
3
rumah, namun jika ada waktu senggang pasien selalu berkumpul
dengan teman-temannya di lingkungan rumah.
6. Riwayat militer
Pasien tidak memiliki riwayat militer.
7. Riwayat pelanggaran hukum
Keluarga pasien menyangkal adanya riwayat pelanggaran
hukum.
8. Riwayat psikoseksual
Keluarga pasien menyatakan pasien mempunyai orientasi
seksualnya dengan perempuan.
F. Riwayat keluarga
Menurut keluarga tidak ada keluarga yang menderita gangguan jiwa
dan pengguna obat terlarang.
G. Situasi kehidupan sekarang
Pasien saat ini tinggal bersama orang tua dan adiknya.
H. Impian fantasi dan nilai-nilai
Sulit dinilai
I. Persepsi keluarga tentang pasien
Menurut keluarga pasien menganggap, saat ini pasien sedang sakit dan
perlu pengobatan. Keluarga pasien mendukung pengobatan terhadap
pasien.
4
kasar, komunikasi terbatas
c. Mood, afek, dan keserasian
1. Mood : disforia
2. Afek/emosi : datar
3. Kesesuaian : inappropiate
d. Pikiran/proses pikir
1. Bentuk : Autistik, negativistik
2. Arus : asosiasi longgar
3. Isi : Waham curiga, halusinasi lihat dan dengar,
halusinasi taktil, thought insertion
e. Persepsi : Perilaku halusinasi (+)
Ilusi (-)
f. Sensorium dan kognisi
1. Taraf kesadaran
Kuantitas : E4V5M6
Kualitas : Compos Mentis
2. Orientasi
Waktu : tidak terganggu
Tempat : tidak terganggu
Orang : tidak terganggu
3. Daya ingat
Jangka panjang : tidak terganggu
Jangka pendek : tidak terganggu
Segera : tidak terganggu
4. Pengetahuan Umum: baik
5. Konsentrasi dan perhatian : kurang baik, perhatian mudah
teralihkan
6. Kemampuan membaca dan menulis : dapat membaca, dapat
menulis
7. Kemampuan visuospasial : baik
8. Kemampuan berpikir abstrak : belum bisa dinilai
5
9. Bakat kreatif : tidak ada
10. Kemampuan menolong diri sendiri : kurang.
g. Pengendalian impuls: Pasien kurang mampu mengendalikan diri,
pasien terlihat berhati-hati saat bicara.
h. Daya nilai dan tilikan
1. Kesan nilai sosial : Buruk
2. Daya nilai realita : Buruk
3. Tilikan :2
6
Gigi dan mulut : Dalam batas normal.
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening leher (-).
Dada
Jantung : Bunyi jantung S1 S2 reguler, murmur (-),
gallop (-)
Paru : Suara napas dasar vesikuler (+/+), sonor di
kedua lapang paru
Abdomen : bising usus 6x/menit, nyeri tekan (-)
Punggung : Simetris (+), deformitas (-)
Ekstremitas : Tremor halus (-/-), akral dingin (-/-),
edema (-/-)
c. Status Neurologi
Glasgow Coma Scale (GCS)
EMV = E4V5M6 = 15
Pupil : Bulat (+), Isokor (+), diameter 2mm/2mm
Refleks cahaya Langsung : +/+
Tidak langsung : +/+
Tanda Rangsang Meningeal (TRM)
Kaku kuduk: (-)
Pemeriksaan Motorik :
5 5
5 5
Pemeriksaan Refleks :
Refleks Fisiologis
Biseps : (++/++)
Triceps : (++/++)
Patella : (++/++)
Tendo achilles : (++/++)
Refleks Patologis : babinski (-)
Pemeriksaan Sensorik
7
Sensibilitas : Baik
Pemeriksaan Saraf Otonom
Inkontinensia alvi dan urin (-)
II MCV/MCH/MCHC
1 MCV 84,8 fL 75,0-100,0
2 MCH 30,6 Pq 25,0-32,0
3 MCHC 36,1 g/dl 32,0-36,0
4 RDW 12,6 % 10,0-16,0
III HITUNG JENIS
1 Basofil 0,3 % 0,0-1,0
2 Eosinofil 3,3 % 1,0-4,0
3 Segmen 64,5 % 50,0- 80,0
4 Limfosit 23,1 % 25,0-50,0
5 Monosit 8,8 % 4,0-8,0
IV FUNGSI HATI
1 SGOT 47 u/l <38
2 SGPT 49 u/l <41
8
V FUNGSI GINJAL
1 Ureum 28 Mg/dl 10-50
2 Kreatinin 0,7 Mg/dl 0,9-1,3
VIII. PENATALAKSANAAN
a. Hospitalisasi
Rawat inap karena adanya gejala psikosis dan mengganggu
ketentraman orang disekitar.
9
b. Farmakologi
Inj. Olanzapine (Zyprexa) 10 mg / IM / 2x
PO. Trihexyphenidyl (Hexymer) 2 x 2mg
c. Non-farmakologi
- Psikoterapi suportif keluarga dalam memotivasi, mendukung,
dan membantu kesembuhan pasien.
5 Agustus 2018
S: Pasien masih terlihat bingung, gelisah, komunikasi terbatas,
cemas, mendengar suara-suara yang membuat cemas, dan masih
berperilaku seperti menjambak rambut, mencengkramkan tangan,
10
membersihkan wajah seperti ada yang merayap, makan dan
minum baik, tidur bisa tapi masih sering terbangun.
O: Compos Mentis E4V5M6, TD: 110/70 mmHg, RR: 20x/mnt,
HR: 80x/mnt, Suhu: 36,6oC.
Roman wajah bingung, gelisah, dekorum cukup, kontak mata
kurang adekuat, perilaku kurang kooperatif, komunikasi terbatas,
asosiasi longgar, mood disforia, afek tumpul, inappropiate,
negativistik, autistik, waham curiga dan halusinasi lihat, dengar,
dan taktil, perilaku halusinasi (+).
A: Skizoprenia Paranoid dan gangguan mental perilaku ec
penyalahgunaan zat
P: Inj. Zyprexa 10mg/IM/hari
PO. Hexymer 2 x 2 mg
6 Agustus 2018
S: Pasien masih terlihat bingung, gelisah, komunikasi terbatas,
cemas, mendengar suara-suara yang membuat cemas, dan masih
berperilaku seperti kemarin, makan dan minum baik, semalam
tidak bisa tidur. Pagi ini pasien baru bisa tidur.
Pasien mengaku mengonsumsi : ganja, benzodiazepine, tramadol,
hexymer, dan alkohol.
O: Compos Mentis E4V5M6, TD: 110/60 mmHg, RR: 20x/mnt,
HR: 80x/mnt, Suhu: 36,5oC.
Roman wajah bingung, gelisah, dekorum cukup, kontak mata
kurang adekuat, perilaku kurang kooperatif, komunikasi terbatas,
asosiasi longgar, mood disforia, afek tumpul, inappropiate,
negativistik, autistik, waham curiga dan halusinasi lihat, dengar,
dan taktil, perilaku halusinasi (+).
A: Skizoprenia Paranoid dan gangguan mental perilaku ec
penyalahgunaan zat
11
P: Inj. Zyprexa 10mg/IM/hari
PO. Hexymer 2 x 2 mg
7 Agustus 2018
S: Pasien mulai tenang, masih terlihat bingung, gelisah berkurang,
komunikasi terbatas, cemas, mendengar suara-suara yang
membuat cemas, dan masih berperilaku seperti kemarin, makan
dan minum baik, tidur bisa tapi masih sering terbangun.
O: Compos Mentis E4V5M6, TD: 110/70 mmHg, RR: 20x/mnt,
HR: 84x/mnt, Suhu: 36,5oC.
Roman wajah bingung, gelisah, dekorum cukup, kontak mata
kurang adekuat, perilaku kurang kooperatif, komunikasi terbatas,
asosiasi longgar, mood disforia, afek tumpul, inappropiate,
negativistik, autistik, waham curiga dan halusinasi lihat, dengar,
dan taktil, perilaku halusinasi (+).
A: Skizoprenia Paranoid dan gangguan mental perilaku ec
penyalahgunaan zat
P: Inj. Zyprexa 10mg/IM/hari
PO. Hexymer 2 x 2 mg
8 Agustus 2018
S: Pasien mulai tenang, masih terlihat bingung, gelisah berkurang,
mulai bisa diajak komunikasi, mendengar suara-suara yang
membuat cemas, dan masih berperilaku seperti kemarin, makan
dan minum baik, sudah bisa tidur.
O: Compos Mentis E4V5M6, TD: 120/80 mmHg, RR: 20x/mnt,
HR: 80x/mnt, Suhu: 36,5oC.
Roman wajah bingung, gelisah, dekorum cukup, kontak mata
kurang adekuat, perilaku kurang kooperatif, komunikasi terbatas,
asosiasi longgar, mood disforia, afek tumpul, inappropiate,
12
negativistik, autistik, waham curiga dan halusinasi lihat, dengar,
dan taktil, perilaku halusinasi (+).
A: Skizoprenia Paranoid dan gangguan mental perilaku ec
penyalahgunaan zat
P: PO. Noprenia 2 x 2ml
PO. Hexymer 2 x 2 mg
PO. Depran 10 mg (1-0-0)
9 Agustus 2018
S: Pasien mulai tenang, masih terlihat bingung, gelisah berkurang,
mulai bisa diajak komunikasi, masih mendengar suara-suara
yang membuat cemas, dan masih berperilaku seperti kemarin,
makan dan minum baik, sudah bisa tidur.
O: Compos Mentis E4V5M6, TD: 110/70 mmHg, RR: 20x/mnt,
HR: 78x/mnt, Suhu: 36,5oC.
Roman wajah bingung, gelisah, dekorum cukup, kontak mata
kurang adekuat, perilaku kurang kooperatif, komunikasi terbatas,
asosiasi longgar, mood disforia, afek tumpul, inappropiate,
negativistik, autistik, waham curiga dan halusinasi lihat, dengar,
dan taktil, perilaku halusinasi (+).
A: Skizoprenia Paranoid dan gangguan mental perilaku ec
penyalahgunaan zat
P: PO. Noprenia 2 x 2ml
PO. Hexymer 2 x 2 mg
PO. Depran 10 mg (1-0-0)
10 Agustus 2018
S: Pasien mulai tenang, masih terlihat bingung, kadang-kadang
gelisah, mulai bisa diajak komunikasi, masih mendengar suara-
suara yang membuat cemas, dan masih berperilaku seperti
kemarin, makan dan minum baik, sudah bisa tidur.
13
O: Compos Mentis E4V5M6, TD: 110/80 mmHg, RR: 20x/mnt,
HR: 80x/mnt, Suhu: 36,5oC.
Roman wajah bingung, gelisah, dekorum cukup, kontak mata
kurang adekuat, mulai kooperatif, komunikasi terbatas, asosiasi
longgar, mood disforia, afek tumpul, inappropiate, negativistik,
autistik, waham curiga dan halusinasi lihat, dengar, dan taktil,
perilaku halusinasi (+).
A: Skizof Skizoprenia Paranoid dan gangguan mental perilaku ec
penyalahgunaan zat
P: PO. Noprenia 2 x 2ml
PO. Hexymer 2 x 2 mg
PO. Depran 10 mg (1-0-0)
11 Agustus 2018
S: Pasien masih terlihat bingung, gelisah berkurang, komunikasi
cukup baik, mendengar suara-suara yang membuat cemas
berkurang, dan perilaku seperti kemarin mulai berkurang namun
masih ada binatang-binatang yang mengganggunya, makan dan
minum baik, tidur nyenyak.
O: Compos Mentis E4V5M6, TD: 120/80 mmHg, RR: 20x/mnt,
HR: 80x/mnt, Suhu: 36,5oC.
Roman wajah bingung, gelisah, dekorum cukup, kontak mata
kurang adekuat, mulai kooperatif, komunikasi terbatas, asosiasi
longgar, mood disforia, afek tumpul, inappropiate, negativistik,
autistik, waham curiga dan halusinasi lihat, dengar, dan taktil,
perilaku halusinasi (+).
A: Skizoprenia Paranoid dan gangguan mental perilaku ec
penyalahgunaan zat
P: PO. Noprenia 2 x 2ml
PO. Hexymer 2 x 2 mg
PO. depran 10 mg (1-0-0)
14
12 Agustus 2018
S: Pasien masih terlihat bingung, gelisah berkurang, komunikasi
cukup baik, mendengar suara-suara yang membuat cemas
berkurang, dan perilaku seperti kemarin mulai berkurang namun
masih ada binatang-binatang yang mengganggunya, makan dan
minum baik, tidur nyenyak.
O: Compos Mentis E4V5M6, TD: 120/80 mmHg, RR: 20x/mnt,
HR: 80x/mnt, Suhu: 36,5oC.
Roman wajah bingung, gelisah, dekorum cukup, kontak mata
kurang adekuat, mulai kooperatif, komunikasi terbatas, asosiasi
longgar, mood disforia, afek tumpul, inappropiate, negativistik,
autistik, waham curiga dan halusinasi lihat, dengar, dan taktil,
perilaku halusinasi (+).
A: Skizoprenia Paranoid dan gangguan mental perilaku ec
penyalahgunaan zat
P: PO. Noprenia 2 x 2ml
PO. Hexymer 2 x 2 mg
PO. depran 10 mg (1-0-0)
13 Agustus 2018
S: Pasien masih terlihat bingung, komunikasi cukup, mendengar
suara-suara yang membuat cemas berkurang, dan masih
berperilaku seperti kemarin, pasien merasa ada dinosaurus,
buaya, ular yang masuk ke dalam tubuhnya, makan dan minum
baik, tidur nyenyak.
O: Compos Mentis E4V5M6, TD: 110/70 mmHg, RR: 18x/mnt,
HR: 76x/mnt, Suhu: 36,6oC.
Roman wajah bingung, dekorum cukup, kontak mata kurang
adekuat, cukup kooperatif, komunikasi cukup, asosiasi longgar,
mood disforia, afek tumpul, inappropiate, negativistik berkurang,
15
autistik, waham curiga dan halusinasi lihat, dengar, dan taktil,
thought insertion, perilaku halusinasi (+).
A: Skizoprenia Paranoid dan gangguan mental perilaku ec
penyalahgunaan zat
P: PO. Govotil 2 x 5 mg
PO. Hexymer 2 x 2 mg
PO. Clopine 25 mg (0-0-1)
14 Agustus 2018
S: Pasien tenang, masih terlihat bingung, komunikasi cukup,
mendengar suara-suara yang membuat cemas berkurang, dan
masih berperilaku seperti kemarin, pasien merasa masih ada
dinosaurus, buaya, ular yang masuk ke dalam tubuhnya, makan
dan minum baik, tidur nyenyak.
O: Compos Mentis E4V5M6, TD: 110/70 mmHg, RR: 18x/mnt,
HR: 76x/mnt, Suhu: 36,6oC.
Roman wajah bingung, dekorum cukup, kontak mata kurang
adekuat, cukup kooperatif, komunikasi cukup, asosiasi longgar,
mood disforia, afek tumpul, inappropiate, negativistik berkurang,
autistik, waham curiga dan halusinasi lihat, dengar, dan taktil,
thought insertion, perilaku halusinasi (+).
A: Skizoprenia Paranoid dan gangguan mental perilaku ec
penyalahgunaan zat
P: PO. Govotil 2 x 5 mg
PO. Hexymer 2 x 2 mg
PO. Clopine 25 mg (0-0-1)
15 Agustus 2018
S: Pasien Tenang, masih terlihat bingung, komunikasi cukup,
mendengar suara-suara yang membuat cemas masih ada, dan
masih berperilaku seperti kemarin namun sudah berkurang,
16
pasien sudah tidak merasa ada dinosaurus, buaya, ular yang
masuk ke dalam tubuhnya, makan dan minum baik, tidur
nyenyak.
O: Compos Mentis E4V5M6, TD: 120/80 mmHg, RR: 18x/mnt,
HR: 76x/mnt, Suhu: 36,6oC.
Roman wajah bingung, dekorum cukup, kontak mata cukup
adekuat, cukup kooperatif, komunikasi cukup, asosiasi longgar,
mood disforia, afek tumpul, inappropiate, negativistik berkurang,
autistik, waham curiga dan halusinasi lihat, dengar, dan taktil,
thought insertion (-), perilaku halusinasi (+).
A: Skizoprenia Paranoid dan gangguan mental perilaku ec
penyalahgunaan zat
P: PO. Govotil 2 x 5 mg
PO. Hexymer 2 x 2 mg
PO. Clopine 25 mg (0-0-1)
Acc pulang
Kontrol ke poli jiwa 1 minggu berikutnya.
X. PROGNOSIS
Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
Quo ad Sanactionam : Dubia ad bonam
17
BAB II
PEMBAHASAN
18
Pemeriksaan tanda vital masih dalam batas normal. Hasil pemeriksaan
penunjang terjadi peningkatan sedikit pada fungsi hati.
2.2 DIAGNOSIS
2.2.1 Aksis I
Berdasarkan ikhtisar penemuan di atas, maka kasus ini termasuk dalam
gangguan jiwa karena adanya hendaya dan disfungi dalam beraktivitas serta
ditemukan gejala-gejala kejiwaan berupa: adanya perubahan perilaku,
gangguan proses, bentuk serta isi pikir, ditemukan pula adanya halusinasi,
roman wajah yang bingung, dekorum serta penampilan yang buruk, dan
kesulitan membedakan mana yang nyata dan tidak nyata. Serta riwayat
pengguna zat terlarang.
Pada diagnosis aksis 1 pada pasien ini adalah F20.0 Skizofrenia paranoid
+ F1x.8 Gangguan mental dan perilaku lainnya.
Untuk mendiagnosa seseorang menderita skizofrenia paranoid menurut
PPDGJ III adalah sebagai berikut:1
a. Memenuhi kriteria skizofrenia:
1) Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya
dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas);
1. “thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema
dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan walaupun isinya
sama, namun kualitasnya berbeda. Thought of insertion atau withdrawl:
isi pikiran asing yang masuk ke dalam pikirannya atau isi pikirannya
diambil keluar oleh suatu dari luar dirinya. thought of broadcasting =
isi pikirannya tersiar ke luar sehingga orang lain atau umum
mengetahuinya
2. Delusion of control: waham tentang dirinya dikendalikan oleh kekuatan
dari luar, delusion of influence: waham tentang dirinya dipengaruhi oleh
kekuatan tertentu dari luar, delusion of passivity = waham tentang
dirinya tak berdaya dan pasrah terhadap sesuatu kekuatan dari luar,
19
delusion perception: pengalaman inderawi yang tak wajar yang
bermakna sangat khas bagi dirinya bersifat mistik/mukjizat.
3. Halusinasi auditori
4. Waham-waham menetap lainnya yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan mustahil.
2) Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara
jelas:
a) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, ataupun disertai
ide-ide berlebihan yang menetap atau apabila terjadi setiap hari selama
berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.
b) Arus pikiran yang terputus, atau yang mengalami sisipan, yang
berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau
negoilisme.
c) Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh delisah , posisi tubuh tertentu,
atau fleksibilytas area , negativism, mutisme, dan stupor.
d) Gejala-gejala negatif: sikap apatis, bicara yang jarang dan respon
emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarkan diri dari pergaulan sosial; tetapi harus jelas
bahwa semua hal tersebut bukan disebabkan oleh depresi atau medikasi
neuroleptika.
3) Adanya gejala khas tersebut diatas sudah berlangsung selama kurun waktu
satu bulan atau lebih,
4) Harus ada satu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan dari beberapa aspek pribadi, beemanifestasi sebagai hilangnya
minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri
sendiri dan penarikan diri dari sosial.
b. Tambahan:
- Halusinasi dan/ atau waham harus menonjol;
1) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau member perintah,
atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi peluit
(whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing);
20
2) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau
lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang
menonjol;
3) Waham dapat berupa hamper setiap jenis, tetapi waham dikendalikan
(delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence) atau
“passivity” (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang
beraneka ragam, adalah yang paling khas;
- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala
katatonik secara relative tindak nyata / tidak menonjol.1
Dari beberapa kriteria di atas, pasien memiliki gejala yang mengarah ke
skizofrenia paranoid, yaitu: halusinasi dengar, halusinasi lihat, halusinasi
taktil, perilaku halusinasi, thought of insertion, afek tidak sesuai, ditemukan
perilaku kadang agresif, dan gangguan aktivitas sehari-hari.
Alasan pasien didiagnosa F1x.8 adalah karena gangguan mental dan
perilaku lainnya memiliki kriteria sebagai berikut: kategori untuk semua
gangguan sebagai akibat penggunaan zat psikoaktif yang dapat diidentifikasi
berperan langsung pada gangguan tersebut, tetapi yang tidak memenuhi
criteria untuk dimasukkan dalam salah satu gangguan yang telah disebutkan
diatas.1
2.2.2 Aksis II
Tidak terdapat gangguan kepribadian.
2.2.4 Aksis IV
Diagnosis pada aksis IV pada pasien ini adalah masalah lingkungan
sosial. Masalah lingkungan sosial ini muncul ketika pasien tidak dapat
membedakan mana pengaruh yang baik dan buruk terhadapnya. Lingkungan
kerja pasien yang berat dan mengancam nyawa serta pergaulan di
21
lingkungan kerja dan rumah yang buruk sehingga mempengaruhi pasien.
Dengan sifat yang kurang terbuka atas masalah yang dihadapi sehingga
kedekatan terhadap keluarga pun menjadi kurang dan menpengaruhi pada
perilaku pasien tersebut.
2.2.5 Aksis V
Berdasarkan anamnesis, diketahui adanya hendaya dan disabilitas berat pada
pasien berupa terganggunya kemampuan sosial, interpersonal, dan
okupasional pasien sehingga diberikan skor GAF 40-31.
2.4 PENATALAKSANAAN
2.4.1 Rawat Inap
Rawat inap diindikasikan terutama untuk tujuan diagnostik, stabilisasi
pengobatan, untuk keamanan pasien risiko bunuh diri atau membunuh, atau
untuk perilaku yang sangat kacau atau tidak pada tempatnya, termasuk
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan. Pada
pasien ini tujuan rawat inapnya yaitu untuk diagnosis, stabilisasi pengobatan
dan untuk perilaku yang sangat kacau atau tidak pada tempatnya.
2.4.2 Farmakoterapi
Pasien diberikan terapi injeksi zyprexa (olanzapine) 10mg/ 1 x sehari/
IM dan terapi oral clopine 25 mg (clozapine). Olanzapine dan clozapine
merupakan Agen Antipsikotik generasi II (antipsikotik atipikal) golongan
Dibenzodiazepine. Serta diberikan noprenia sirup 2 ml (risperidone)
golongan Benzisoxazole yang bekerja pada reseptor pascasinaps Dopamin
(D2) sekaligus serotonin (5-HT2). Agen antipsikotik diberikan pada pasien
karena gejala psikotik yang menonjol pada pasien. Obat golongan ini
memperbaiki dua jenis hendaya yaitu gejala positif dan gejala negatif. Obat
golongan ini mempunyai resiko gejala extrapiramidal yang lebih kecil
dibandingkan antipsikotik tipikal (generasi pertama). Agen ini efektif untuk
menerapi psikosis akut dan kronis pada orang dewasa maupun remaja. 2
22
Pasien juga diberikan terapi oral depram 10 mg (escitalopram)
merupakan anti depresan golongan Selective serotonin reuptake inhibitors
(SSRIs). Mekanisme kerjanya menghambat reuptake aminergik
neurotransmitter (noradrenergic, serotonin, dopamine) dan menghambat
penghancuran aminergik neurotransmitter. Anti depresan tidak
menyembuhkan depresi, tetapi mengurangi gejala depresi. Antidepresan
merupakan obat yang dikonsumsi jangka panjang. 2
Pasien juga diberikan govotil 5 mg (haloperidol), Haloperidol
merupakan golongan Butyrophenone antipsikotik golongan tipikal.
Golongan tipikan bekerja dengan cara memblokade dopamine pada reseptor
pasca sinap neuron otak khususnya di system limbic dan system
ekstrapiramidal efektif untuk gejala (+) dan memiliki efek samping
ekstrapiramidal serta merupakan sedative kuat. 2
Pasien juga diberkan hexymer 2 mg (trihexyphenidyl). Trihexyphenidyl
digunakan untuk mengatasi gangguan gerakan yang tidak normal dan tidak
terkendali akibat efek samping extrapyramidal dari penggunaan anti
psikotik.2
Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat-
syarat antara lain sebagai berikut:3
a. Dosis rendah dengan efektivitas terapi relative singkat
b. Tidak ada efek samping, kalaupun ada relative kecil.
c. Dapat menghilangkan dalam waktu relative singkat baik gejala positif
maupun negatif skizofrenia
d. Lebih cepat memulihkan fungsi kognitif (daya pikir dan daya ingat)
e. Memperbaiki pola tidur
f. Tidak menyebabkan habituasi, adiksi dan dependensi
g. Jika mungkin pemakaiannya dosis tunggal (single dose).
23
2.5 PROGNOSIS
Quo ad vitam: dubia ad bonam
Prognosis ad vitam dubia ad bonam karena pada pasien ini tidak ada ide
ataupun kehendak untuk melakukan bunuh diri. Selain itu, faktor usia yang
tidak termasuk lanjut usia dan status gizi yang baik juga menjadi
pertimbangan membuat prognosis lebih ke arah bonam.
Quo ad functionam: dubia ad bonam
Prognosis ad functionam dubia ad bonam karena dilihat dari faktor-faktor
yang ada pada pasien ini yaitu, daya nilai terhadap penyakit yang cukup
tinggi, keinginan menikah di tahun depan, dan dukungan dari keluarga
yang kuat dalam hal kepatuhan pasien untuk berobat dan minum obat serta
dukungan dalam segala hal yang positif.
Quo ad sanactionam: dubia ad bonam
Prognosis ad sanactionam dubia ad bonam karena penyakit ini dapat
sembuh sehingga dapat beraktivitas seperti biasa dinilai dari daya nilai
terhadap penyakit yang cukup tinggi, dukungan dari keluarga yang kuat
dalam hal kepatuhan pasien untuk berobat dan minum obat dan dukungan
dalam segala hal yang positif.
24
BAB III
KESIMPULAN
25
DAFTAR PUSTAKA
26