Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PANDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan
tujuan negara sebagai mana tercantum dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 perlunya dibangun
karakter Aparatur Sipil Negara yang memiliki integritas, profesionalisme,
netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi
dan nepotisme (KKN), serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik
bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat
persatuan dan kesatuan bangsa yang tertuang dalam UU Ke 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Guru sebagai Pegawai Negeri Sipil yang merupakan bagian dari
ASN harus mampu berperan sebagai pelayan publik (peserta didik).
Tugas ASN sebagai pelayan publik meliputi beberapa bidang termasuk di
dalamnya adalah bidang pendidikan. Guru sebagai salah satu profesi PNS
harus dilandasi oleh nilai-nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika
publik, komitmen mutu dan anti korupsi untuk mengaktualisasikan tugas
pokok dan fungsinya sesuai yang tercantum dalam Undang-Undang No. 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negeri (ASN).
Dalam kegiatan menumbuhkan minat membaca khususnya di
sekolah guru memiliki peran yang sangat penting. Sebagai Agent of
change tugas dan tanggungjawab guru yaitu mengarahkan atau
membentuk prilaku dan akhlak peserta didik agar menjadi lebih baik.
Dalam konteks kegiatan literasi, guru sebagai fasilitator sekaligus
menjadi subjek dan memiliki fungsi-fungsi yang sangat penting dalam
proses pembelajaran. Pertama, guru sebagai designer of instruction atau
perancang pengajaran karena memiliki kemampuan untuk merencanakan
(merancang) kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien. Oleh
karena itu, guru harus memahami tahap perkembangan literasi peserta
didik dan menerapkan program literasi secara berimbang. Memilih strategi

1
pembiasaan dan pembelajaran literasi yang tepat sesuai kebutuhan
perkembangan mereka. Kedua, guru sebagai manajer of
instruction (pengelola pengajaran), memiliki kemampuan mengelola
seluruh proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan kondisi-
kondisi belajar yang menarik sehingga setiap peserta didik dapat belajar
dengan tenang dan nyaman. Ketiga, guru dengan fungsinya
sebagai evaluator of student learning, mampu melakukan evaluasi yang
bervariasi sehingga siswa tidak merasa bosan dan tertekan. Memahami
psikologis peserta didik dapat memudahkan proses pembelajaran dan
evaluasi peserta didik secara tepat.
Budaya literasi di Indonesia menjadi persoalan yang sangat
menarik untuk diperbincangkan khususnya dikalangan peserta didik. Di
tengah melesatnya budaya populer, buku tidak lagi menjadi prioritas
utama. Peserta didik cenderung lebih senang menonton, main gadget dan
mengikuti siaran televisi ketimbang membaca. Buku pelajaran tak lagi
menjadi teman setia siswa saat ini. Budaya membaca, menulis dan
berdiskusi tak lagi menjadi ciri khas pelajar yang konon disebut sebagai
generasi penerus bangsa. Padahal ada pepatah yang mengungkapkan
bahwa buku adalah gudang ilmu dan membaca adalah kuncinya. Oleh
sebab itu, perlu dibudayakan membaca dalam lingkungan masyarakat
khususnya di lingkungan sekolah. Budaya membaca di sekolah perlu
dikembangkan agar siswa dapat membiasakan diri untuk membaca. Untuk
melaksanakan pembiasaan ini tidak hanya dari peserta didik saja, namun
perlu dilakukan juga oleh beberapa pihak seperti guru, orangtua, dan
pemerintah.
Oleh karena itu, dalam membangun budaya literasi guru dan orang
tua harus memberikan motivasi dan kesadaran pentingnya literasi dengan
melakukan pengawasan dan penanaman kebiasaan membaca dan
menulis. Dan yang paling penting dalam membangun budaya literasi
adalah perlu adanya kesadaran diri sendiri dengan membiasakan kegiatan
membaca dan menulis.

2
Namun, pada kenyataannya minat baca di kalangan peserta didik
khususnya di SDN No.21 Batanglampe saat ini sangatlah rendah.
Sehingga, menyebabkan kurangnya pengetahuan umum maupun sosial.
Salah satu faktor yang menyebabkannya adalah semakin berkembangnya
teknologi. Oleh karena itu, perlu diciptakannya strategi khusus untuk
meningkatkan minat baca pada siswa. Salah satunya, dengan melakukan
kegiatan literasi.
Berdasarkan uraian yang dijelaskan di atas, maka sebagai guru
yang merupakan salah satu unsur ASN dianggap perlu untuk melakukan
upaya aktualisasi dalam rangka meningkatkan minat baca peserta didik
khususnya di SDN No.21 Batanglampe. Oleh karena itu, penulis
merumuskan permasalahan “kurangnya minat baca peserta
didik”.selanjutnya untuk mengatasi permasalahan tersebut maka penulis
mengambil judul rancangan aktualisasi “Meningkatkan Minat Baca
Peserta Didik SDN No.21 Batanglampe Melalui Kegiatan Literasi”.

B. TUJUAN
Adapun tujuan kegiatan literasi yaitu :
a. Membantu meningkatkan pengetahuandan pemahaman peserta
didik dalam mengambil kesimpulan.
b. Membantu menumbuhkan dan mengembangkan budi pekerti
dalam diri peserta didik
c. Membantu meningkatkan kualitas penggunaan waktu seseorang
sehingga lebih bermanfaat

C. MANFAAT
a. Bagi Penulis
Diharapkan dari rancangan aktualisasi inidapat memberikan
pengalaman kerja sehingga bisa bekerja profesional dan penuh
tranggung jawab.

3
b. Bagi Instansi
Diharapkan dengan adanya rancangan aktualisasi ini dapat
mendorong perkembangan instansi khususnya dalam mewujudkan
visi-misi organisasi,
c. Bagi siswa
Melalui kegiatan literasi ini, siswa mendapat berbagai wawasan dan
informasi baru, kemampuan analisis dan berpikir seseorang.

BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI

4
A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI
SD Negeri 21 Batanglampe adalah salah satu SD Imbas yang
berada pada Kecamatan Pulau Sembilan Kab.Sinjai Provinsi. Sulawesi
Selatan. SD Negeri NO.21 Batanglampe secara geografis berada pada
salah satu daerah terpencil Kabupaten Sinjai yaitu tepatnya di Pulau
Batang Lampe yang merupakan salah satu dari sembilan pulau yang ada
di kabupaten Sinjai . SD Negeri No.21 Batanglampe berdiri pada tahun
1972 oleh Pemerintah Kab.Sinjai. Dengan luas lahan 1043 m 2 dan terdiri
dari 6 bangunan ruang kelas, 1 kantor guru, dan 1 WC.
SD Negeri No.21 Batanglampe merupakan satu-satunya sekolah
dasar yang berada di pulau Batanglampe yang mempunyai masyarakat
yang rata-rata mata pencahariannya adalah nelayan dengan tingkat
pendidikan yang masih tergolong rendah. Sehingga menjadi tantangan
tersendiri bagi SDN No.21 Batanglampe untuk lebih maju.
SD Negeri No.21 Batanglampe Kac.Pulau Sembilan saat ini di
nakhodai oleh bapak TAJUDDIN SAKKA,S.Ag selaku kepala sekolah
sejak tahun 2014 sampai sekarang, dengan membawahi tenaga pendidik
dan kependidikan sebanyak 9 orang dengan perincian : (1) Guru Kelas 6
orang terdiri dari 3 PNS dan 3 NON PNS (2 ) Guru PJOK 1 orang Non
PNS (4) Tenaga Perpustakaan 1 orang Non PNS dan dengan kualifikasi
pendidikan SI sebanyak 6 orang terdiri dari 3 PNS dan 3 Non PNS dan
SPG 1 orang.
Pada tahun ajaran 2018/2019 SD Negeri No.,21 Batanglampe
mempunyai siswa sbb : 36 Laki-laki orang dan perempuan 47 orang ,
jumlah total siswa adalah 83 orang.dengan jumlah rombongan belajar 6
kelas. Manajemen yang diterapkan adalah manajemen partisipatif dengan
melibatkan guru, komite dan stake holder sekolah,Pembiayaan sekolah
bersumber dari bantuan pemerintah berupa BOS.

5
B. STRUKTUR ORGANISASI

KEPALA SEKOLAH KOMITE SEKOLAH

TAJUDDIN SAKKA,S.Ag ANDI DANIAL

BENDAHARA BOS
IHWAN AMIR, S. Pd

WALI KELAS 1 WALI KELAS 2 WALI KELAS 3 WALI KELAS 4 WALI KELAS 5 WALI KELAS 6

INDO BARU,S.Pd SUDARNI HASRUL, S.Pdi IRMAWATI, S. Pdi YULI FITRIANI, S. Pd HASNAH, S. Pd

MAPEL PJOK MAPEL PAI


RUSTAM JAWIL,S.Pd MASFIRA,S.Pd

SISWA

6
STAF TU OSIS SMPN 8 SATAP PERPUSTAKAAN
LIUKANG
IRMAWATI, S. Pd TUPABBIRING MURDIANA
C. VISI MISI ORGANISASI
 Visi
Adapun visi dari SD Negeri 21 Batanglampe Kec.Pulau
Sembilan Kab.Sinjai yaitu :
“Terciptanya sekolah ramah anak, unggul dalam prestasi,
berkarakter, berakar pada budaya bangsa, berwawasan
lingkungan, berdasarkan IMTAQ dan IMTEK”
 Misi
Adapun visi dari SD Negeri 21 Batanglampe Kec.Pulau
Sembilan Kab.Sinjai yaitu :
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif
dan kompetitif.
2. Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi
dirinya sehingga dapat dikembangkan secara optimal.
3. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada
seluruh warga sekolah.
4. Membudayakan kegiatan 7S, yaitu Senyum, Salam, Sapa,
Sopan, Santun, Semangat, Sepenuh hati pada seluruh
warga sekolah.
5. Menumbuhkan dan melestarikan budaya lokal.
6. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang
dianut sebagai landasan kearifan lokal dalam bergaul dan
bertindak.
7. Mengembangkan mutu kelembagaan dan manajemen.

D. NILAI-NILAI ORGANISASI
1. Religius. Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

7
2. Jujur. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan.
 Indikator Keberhasilan Sekolah: Tranparansi laporan
keuangan dan penilaian sekolah secara berkala.
 Indikator Keberhasilan Kelas: Tranparansi laporan keuangan
dan penilaian kelas secara berkala. Larangan menyontek.
3. Toleransi. Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan
agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya.
 Indikator Keberhasilan Sekolah: Menghargai dan memberikan
perlakuan yang sama terhadap seluruh warga sekolah tanpa
membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial,
status ekonomi, dan kemampuan khas. Memberikan
perlakuan yang sama terhadapstakeholder tanpa
membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan
status ekonomi.
 Indikator Keberhasilan Kelas: Memberikan pelayanan yang
sama terhadap seluruh warga kelas tanpa membedakan suku,
agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi.
Memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus.
Bekerja dalam kelompok yang berbeda.
4. Disiplin. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan.
 Indikator Keberhasilan Sekolah: Memiliki catatan kehadiran.
Memberikan penghargaan kepada warga sekolah yang
disiplin. Memiliki tata tertib sekolah. Membiasakan warga
sekolah untuk berdisiplin.
 Indikator Keberhasilan Kelas: Membiasakan hadir tepat waktu.
Membiasakan mematuhi aturan.
5. Kerja Keras. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
 Indikator Keberhasilan Sekolah: Menciptakan suasana
kompetisi yang sehat. Menciptakan suasana sekolah yang

8
menantang dan memacu untuk bekerja keras. Memiliki
pajangan tentang slogan atau motto tentang kerja.
 Indikator Keberhasilan Kelas: Menciptakan suasana kompetisi
yang sehat. Menciptakan kondisi etos kerja, pantang
menyerah, dan daya tahan belajar. Mencipatakan suasana
belajar yang memacu daya tahan kerja.
6. Kreatif dan inovatif. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
 Indikator Keberhasilan Sekolah: Menciptakan situasi yang
menumbuhkan daya berpikir dan bertindak kreatif.
 Indikator Keberhasilan Kelas: Menciptakan situasi belajar
yang bisa menumbuhkan daya pikir dan bertindak kreatif.
7. Mandiri. Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
 Indikator Keberhasilan Sekolah: Menciptakan situasi sekolah
yang membangun kemandirian peserta didik.
 Indikator Keberhasilan Kelas: Menciptakan suasana kelas
yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bekerja mandiri.
8. Demokratis. Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai
sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
 Indikator Keberhasilan Sekolah: Melibatkan warga sekolah
dalam setiap pengambilan keputusan. Menciptakan suasana
sekolah yang menerima perbedaan. Pemilihan kepengurusan
OSIS secara terbuka.
 Indikator Keberhasilan Kelas: Mengambil keputusan kelas
secara bersama melalui musyawarah dan mufakat. Pemilihan
kepengurusan kelas secara terbuka. Seluruh produk kebijakan
melalui musyawarah dan mufakat. Mengimplementasikan
model-model pembelajaran yang dialogis dan interaktif.
9. Rasa Ingin Tahu. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
 Indikator keberhasilan sekolah : menyediakan media
komunikasi atau informasi (media cetak seperi buku)

9
 Indikator keberhasilan kelas : menciptakan suasana kelas
yang mengundang rasa ingin tahu.
10. Bersahabat atau komunikatif. Sikap dan tindakan yang
mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna
bagi masyarakat dan mengakui serta menghormati keberhasilan
orang lain.
 Indikator keberhasilan sekolah : suasana sekolah yang
memudahkan terjadinya interaksi antarwarga sekolah.
Berkomunikasi dengan bahasa yang santun dan ramah, saling
menghargai dan menghormati.
 Indikator keberhasilan kelas : pengaturan kelas yang
memudahkan terjadinya interaksi peserta didik. Pembelajran
yang dialogis. Guru mendengarkan keluhan-keluhan peserta
didik.
11. Gemar membaca. Kebiasaannya menyediakan waktu serta
sarana dan prasarana untuk membaca berbagai buku bacaan.
 Indikator keberhasilan sekolah : tersedianya perpustakaan
yang nyaman dan buku-buku bacaan.
 Indikator keberhasilan kelas : adanya buku bacaan yang dapat
dibaca oleh peserta didik.

E. TUJUAN DAN FUNGSI


1) Tugas Pokok
Guru merupakan salah satu komponen terpenting dalam
pendidikan, dimana guru memegang peranan yang sangat vital dalam
penyelengaraan pendidikan. Tugas guru ini dijelaskan dalam Bab XI
Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 20 Undang-Undang No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen serta Pasal 52 Peraturan Pemerintah No. 74
Tahun 2008 tentang Guru, yakni :
1. Merencanakan pembelajaran;

10
2. Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu;
3. Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
4. Membimbing dan melatih peserta didik / siswa
5. Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
6. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan
pokok yang sesuai;
7. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik
dan kompetensi secara berkelanjutan.
Lebih lanjut, tugas guru secara lebih terperinci dijelaskan
dalam Permendiknas No. 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, diantaranya :
1. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan;
2. Menyusun silabus pembelajaran;
3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);
4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran;
5. Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran;
6. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada
mata pelajaaran di kelasnya;
7. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran;
8. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan
dengan memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi;
9. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang
menjadi tanggungjawabnya (khusus guru kelas);
10. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses
dan hasil belajar tingkat sekolah/ madrasah dan nasional;
11. Membimbing guru pemula dalam program induksi;
12. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses
pembelajaran;
13. Melaksanakan pengembangan diri
14. Melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif; dan
15. Melakukan presentasi ilmiah.

11
F. Fungsi Guru
Fungsi guru yang dimaksudkan disini juga sudah termasuk dalam
tugas guru yang telah dijabarkan diatas, namun terdapat beberapa fungsi
lain yang terkandung dalam poin d dan e Pasal 20 Undang-Undang No.
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta poin a, b dan c Pasal 40
Ayat (2) Undnag-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yakni :
1. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa;
2. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan
kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; Menciptakan
suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis dan dialogis;
G. Memelihara komitmen secara profesional untuk meningkatkan
mutu pendidikan; dan Memberi teladan dan menjaga nama
baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan
kepercayaan yang diberikan kepadanya.

BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Rancangan Nilai-Nilai Dasar


1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Akuntabilitas dimaknai sebagai sebuah hubungan dan proses yang
direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sejak awal,
penempatan sumber daya yang tepat, dan evaluasi kinerja. Tujuan utama

12
akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja PNS dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
Ada sembilan indikator nilai yang harus diterapkan PNS untuk
menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel yakni; 1) Kepemimpinan, 2)
Transparansi, 3) Integritas, 4) Tanggung jawab, 4) Keadilan, 5)
Kepercayaan, 6) Keseimbangan, 7) Kejelasan dan 9) Konsistensi.
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan
dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa
Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri;
mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara
sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling
mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN,
bahkan tidak sekadar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan
nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi
berfikir yang mementingkan kepentingan publik.
3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi atas standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah tindakan keputusan, perilaku untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik. Adapun nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana
tercantum dalm Undang-Undang ASN yakni sebagai berikut;
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila

13
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945
c. Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada public secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdayaguna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara
lain: mengedepankan komitmen terhadap kepuasan dan memberikan
layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara. Mata diklat
komitmen mutu memfasiltasi pembentukan nilai dasar inovatif dan
komitmen mutu pada PNS, melalui pembelajaran tentang efektivitas,
efisiensi, inovasi dan kualitas penyelenggaraan pemerintahan,
konsekuensi dari perubahan, beserta analisis dampaknya.
5. Antikorupsi
Antikorupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-
norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara
atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak.

14
Mata Diklat anti korupsi memfasilitasi pembentukan nilai-nilai dasar
anti korupsi pada peserta Diklat melalui pembelajaran penyadaran anti
korupsi, menjauhi perilaku korupsi, membangun sistem integritas, proses
internalisasi nilai-nilai dasar anti korupsi beserta analisis dampaknya.

15
B. Rancangan Pelaksanaan Aktualisasi
Unit Kerja : SDN NO.21 BATANGLAMPE
Identifikasi Isu : a. Kurangnya minat baca pada peserta didik.
b. Kurangnya pemahaman peserta didik tentang pentingnya membaca.
c. Kurangnya motivasi peserta didik untuk membaca
Isu yang Diangkat : Kurangnya Minat Baca pada Peserta Didik
Gagasan Pemecahan Isu : Meningkatkan Minat Baca Peserta Didik di SDN No.21 Batanglampe melalui kegiatan Literasi

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Konstribusi terhadap Visi Penguatan Nilai-nilai
Pelajaran Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Konsultasi dengan 1. Menyiapkan konsep Terlaksananya Pada saat menyiapkan konsep Dengan melakukan ketika saya melakukan
kepala sekolah rancangan yang akan konsultasi dan rancangan, saya menyiapkannya konsultasi dengan kepala kegiatan konsultasi
perihal rancangan diajukan kepada kepala mendapatkan dengan teliti serta bersikap sekolah telah mewujudkan dengan kepala sekolah
aktualisasi yang sekolah arahan serta terbuka atas rancangan yang misi organisasi yang yang maka saya telah
akan diterapkan di 2. Menyampaikan konsep persetujuan dari diajukan kepada kepala sekolah ke-4 yaitu Membudayakan melakukan penguatan
sekolah kegiatan yang akan pimpinan di (Akuntabilitas) kemudian saya kegiatan 7S, yaitu terhadap nilai organisasi
dilakukan buktikan dengan menyampaikan konsep sekaligus Senyum, Salam, Sapa, yaitu bersahabat dan
3. Meminta arahan atau adanya notulen meminta arahan atau persetujuan Sopan, Santun, komunikatif
persetujuan dari kepala serta surat kepala sekolah dengan bertutur Semangat, Sepenuh hati
sekolah dukungan dari kata yang santun,, sopan, dan pada seluruh warga
4. Mencatat masukan atau pimpinan. ramah (Etika Publik). Kemudian sekolah untuk mencapai visi
saran dari kepala sekolah mencatat saran atau masukan Terciptanya sekolah
tersebut dalam notulen secara ramah anak, unggul dalam
teliti, cermat dan penuh tanggung prestasi, berkarakter,
jawab (Akuntabilitas). berakar pada budaya
bangsa, berwawasan
lingkungan, berdasarkan
IMTAQ dan IMTEK.
Selain itu, dengan

16
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Konstribusi terhadap Visi Penguatan Nilai-nilai
Pelajaran Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
terlaksananya konsultasi
dengan atasan dapat
mewujudkan misi ke-7
organisasi yaitu
mengembangkan mutu
kelembagaan dan
manajemen
untuk mencapai visi
Terciptanya sekolah
ramah anak, unggul dalam
prestasi, berkarakter,
berakar pada budaya
bangsa, berwawasan
lingkungan, berdasarkan
IMTAQ dan IMTEK.
2. Membuat pojok baca 1. Mendesain pojok baca terbentuknya pojok Saya mendesain pojok baca Dengan terbentuknya pojok Ketika saya melakukan
agar terlihat menarik baca dalam ruang dengan kreatif dan inovatif baca dalam kelas maka akan kegiatan yaitu membuat
2. Menyiapkan ruang kelas kelas kemudian mencetak hasil desain mewujudkan misi ke-1 pojok baca maka saya
yang akan digunakan tersebut (Komitmen Mutu) agar organisasi yaitu telah melakukan
3. Menyiapkan bahan dan memudahkan penulis dalam melaksanakan penguatan nilai organisasi
alat yang akan proses desain. Kemudian Saya pembelajaran dan yaitu efektif, efisien,
digunakan dalam menyiapkan ruang kelas, buku bimbingan secara efektif kreativ dan inovatif
membuat rak buku literatur, gambar atau media,
4. Menyiapkan buku karpet, meja kecil serta bahan Dengan terbentuknya pojok
literatur berupa cerita dan alat yang akan digunakan baca dalam kelas maka akan
fiksi dan non fiksi, meja untuk membuat rak buku dengan mewujudkan misi ke-3
kecil dan karpet serta cermat dan teliti (Akuntabilitas).. organisasi menumbuhkan
gambar atau media yang selanjutnya mendampingi siswa semangat keunggulan

17
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Konstribusi terhadap Visi Penguatan Nilai-nilai
Pelajaran Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
akan ditempel di dinding membaca di pojok baca selama
5. Memasang atau 15 menit sebelum pelajaran
menempelkan rak buku dimulai. Kegiatan ini dilakukan
dan media gambar sebagai bentuk tanggung jawab
tersebut di dinding, serta guru dalam kegiatan tersebut
secara intensif kepada
mengatur buku bacaan serta menjaga kedisiplinan siswa
seluruh warga sekolah.
dalam rak, meja dan sebelum belajar dimulai.
untuk mencapai visi
karpet di tata dengan kemudian siswa membuat
Terciptanya sekolah
baik d pojok baca. ringkasan bacaan atau intisari
ramah anak, unggul dalam
6. Mendampingi siswa bacaan yang telah di baca
prestasi, berkarakter,
membaca di pojok baca kemudian guru menanyakan
berakar pada budaya
selama 15 menit mengenai bacaan yang telah
bangsa, berwawasan
sebelum pelajaran dibaca dengan penuh tanggung
lingkungan, berdasarkan
dimulai. jawab (Akuntabilitas).
IMTAQ dan IMTEK.
7. Membuat ringkasan
bacaan dan Menanyakan
kepada siswa mengenai
bacaan yang telah
dibaca.
3. Melakukan 1. Mensosialisasikan Terlaksananya Pada saat saya, Dengan terlaksananya Ketika saya melakukan
kunjungan ke kepada wali kelas kunjungan ke mensosialisasikan kepada wali kunjungan ke perpustakaan kegiatan yaitu melakukan
perpustakaan mengenai kegiatan yang perpustakaan kelas saya menyampaikannya akan mewujudkan misi ke-1 kunjungan ke
sekolah akan dilakukan sekolah dengan bersikap terbuka organisasi yaitu
perpustakaan sekolah
2. Meminta izin pada terhadap kegiatan yang akan melaksanakan
petugas perpustakaan dilakukan dan mendampingi pembelajaran dan maka saya telah
terkait rencana kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh bimbingan secara efektif melakukan penguatan
kunjungan. siswa dengan penuh tanggung dan dan kompetitif terhadap nilai organisasi
3. Membuat jadwal jawab (Akuntabilitas). untuk mencapai visi yaitu rasa ingin tahu dan

18
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Konstribusi terhadap Visi Penguatan Nilai-nilai
Pelajaran Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
kunjungan dan daftar Selanjutnya meminta izin kepada Terciptanya sekolah
Gemar Membaca
hadir tiap kelas ke petugas perpustakaan dengan ramah anak, unggul dalam
perpustakaan bersikap ramah dan sopan (Etika prestasi, berkarakter,
4. Menyampaikan kepada Publik). kemudian saya membuat berakar pada budaya
siswa tentang kegiatan jadwal kunjungan dan daftar hadir bangsa, berwawasan
kunjungan yang akan yang efektif dan efisien lingkungan, berdasarkan
dilaksanakan (Komitmen Mutu) . IMTAQ dan IMTEK.
5. Mendampingi kegiatan
yang dilakukan siswa
4. 1. Menyiapkan alat dan Terbentuknya Saya menyiapkan alat dan bahan Dengan terbentuknya pohon
Membuat Pohon bahan yang akan pohon Literasi yang akan digunakan secara literasi maka akan Ketika saya melakukan
Literasi digunakan cermat dan teliti (Akuntabilitas) mewujudkan misi ke-2 kegiatan membuat pohon
2. Menggambar sebuah kemudian, saya menggambar organisasi yaitu mendorong literasi maka saya telah
pohon untuk ditempel di sebuah pohon literasi di atas dan membantu siswa melakukan penguatan
dalam kelas. kertas, pohon itu di desain secara untuk mengenali potensi
terhadap nilai organisasi
3. Menuliskan judul buku kreatif dan diberi warna yang dirinya sehingga dapat
yang telah dibaca pada menarik, selanjutnya (Komitmen dikembangkan secara yaitu menciptakan
stiker note kemudian Mutu), selanjutnya memberikan optimal pembelajaran yang kreatif
menempel stiker note reward berupa penghargaan untuk mencapai visi dan Inovatif
tersebut di pohon secara jujur dan adil kepada Terciptanya sekolah
literasi. siswa yang telah berhasil ramah anak, unggul dalam
4. Menilai hasil tempelan membaca satu buah buku dalam prestasi, berkarakter,
pada pohon literasi. waktu satu minggu (Anti berakar pada budaya
5. Memberikan reward Korupsi). bangsa, berwawasan
berupa penghargaan lingkungan, berdasarkan
kepada siswa yang telah IMTAQ dan IMTEK.
berhasil menyelesaikan
bacaan tersebut.

19
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Konstribusi terhadap Visi Penguatan Nilai-nilai
Pelajaran Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5. Melakukan evaluasi 1. Membuat pedoman Terlaksananya Saya membuat pedoman evaluasi Ketika saya melakukan
Dengan terlaksananya
mengenai kegiatan evaluasi evaluai dibuktikan yang bermutu dan mengedarkan evaluasi mengenai
monitoring atau evaluasi
literasi 2. Mengedarkan pedoman dengan adanya pedoman evaluasi tersebut kegiatan literasi maka
mengenai kegiatan literasi
lembar instrumen secara efektif dan efisien
evaluasi yang telah di maka akan mewujudkan misi saya telah melakukan
penilaian (Komitmen Mutu) selanjutnya
buat ke-3 yaitu menumbuhkan penguatan terhadap nilai-
mengisi dan merekap lembar
3. Mengisi lembar semangat keunggulan nilai organisasi yaitu
penilaian tersebut secara jujur,
penilaian secara intensif kepada bersikap adil jujur dan
adil dan penuh tanggungjawab
seluruh warga sekolah.
4. Merekap hasil penilaian (Anti Korupsi) toleransi
untuk mencapai visi
Terciptanya sekolah
ramah anak, unggul dalam
prestasi, berkarakter,
berakar pada budaya
bangsa, berwawasan
lingkungan, berdasarkan
IMTAQ dan IMTEK.

20
21

Anda mungkin juga menyukai