PELAKSANAAN
1. UMUM
2. PERSIAPAN LAPANGAN
3. PERALATAN
Beton terutama untuk Mutu K-125 keatas harus memakai peralatan-peralatan sebagai
berikut :
3.2. Takaran.
Untuk air dapat digunakan alat yang telah disetujui direksi dengan ketentuan 1
liter air = 1 kg.
Untuk agregat kasar dan halus dipergunakan timbangan dengan ketelitian kg.
Untuk rencana campuran yang menggunakan volume dipakai kotak-kotak kayu
yang disesuaikan dengan perbandingan komposisi campuran.
Untuk semen dapat digunakan langsung sesuai yang tertera beratnya pada
kantong semen setelah diperiksa kantong dalam keadaan baik.
3.4. Vibrator.
Untuk proses pemadatan digunakan vibrator.
Jumlah vibrator disesuaikan dengan volume pengecoran.
4. PENAKARAN BAHAN
Material-material bahan beton ditakar menurut beratnya kecuali hal-hal dibawah ini :
4.1. Air dapat ditakar dengan alat ember, container atau lainnya yang telah disetujui
oleh Direksi.
4.2. Untuk beton-beton Mutu K-225 atau lebih rendah, semen dapat ditakar menurut
ukuran sesuai dengan yang dikeluarkan oleh pabriknya (kantong-kantong/zak-
zak dimana berat per zak semen tersebut telah diketahui dan dianggap sama
4.3. Bila disetujui oleh Direksi, untuk beton mutu K-225 atau lebih rendah, agregat
dapat juga ditakar dalam volume dengan menggunakan alat-alat yang ukurannya
telah tertentu.
5. PENGADUKAN
Beton terutama untuk Mutu K-125 keatas harus memakai peralatan-peralatan sebagai
berikut :
6. SEMEN
5.1.2. Oksida
CaO Lime C
SIO2 Silica S
AL2O3 Alumina A
Fe2O3 Iron F
H2O Water H
SO3 Sulfuric Anhydride S
MgO Magnesia M
Na2O Soda N
K2O Potassa K
5.1.3. Senyawa
3.3. Semen terdiri dari 5 jenis. Pemakaian dan komposisi senyawa masing-masing
jenis sebagai berikut :
Senyawa
3.4. Untuk mempertahankan mutu semen tetap baik, penyimpanan semen harus
dilakukan sebagai berikut :
- Semen disimpan di ruangan yang kering dan tertutup rapat.
- Semen ditumpuk dengan jarak setinggi minimum 0.5 meter dari lantai
ruangan.
- Tumpukan zak semen tersusun sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
perputaran udara diantaranya serta mudah untuk mengadakan pemeriksaan.
- Tinggi tumpukan semen maximum setinggi 10 zak semen.
- Tumpukan zak semen tidak menempel pada dinding ruangan.
3.5. Semen tidak boleh mengandung gumpalan-gumpalan yang tidak pecah apabila
ditekan tidak terlalu keras dengan jari tangan.
3.7. Untuk beton mutu K-175 dan mutu lebih tinggi, jumlah semen yang dipakai
dalam setiap campuran harus ditentukan dengan ukuran berat. Untuk beton
mutu B1 dan K-125, jumlah semen yang dipakai dalam setiap campuran dapat
dipakai dengan ukuran isi. Pengukuran semen tidak boleh mempunyai
kesalahan lebih dari 2.5 %.
3.8. Macam pemeriksaan dan persyaratan yang diizinkan untuk semen sebagai
berikut :
2. Soundness
Autoc Expansion, max, % 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80 ASTM C-151-68
4.2. Pemakaian agregat untuk pembuatan beton harus diperhatikan bahwa agregat
dapat memenuhi 3 syarat yang umum :
- Memberikan campuran beton yang ekonomis.
- Memberikan kekuatan pada beton.
- Memberikan keawetan pada beton.
4.3. Agregat untuk pembuatan beton, ditinjau dari ukurannya dibedakan antara
agregat halus dan agregat kasar.
4.4. Agregat halus adalah agregat dengan besar butir lebih kecil dari 5 mm (No. 4).
4.5. Agregat kasar adalah agregat dengan besar butir lebih besar dari 5 mm.
4.6. Besar butir agregat maximum tidak boleh lebih dari 1/5 jarak terkecil antara
bidang-bidang samping dari cetakan, 1/3 tebal pelat atau 3/4 jarak bersih
minimum diantara batang-batang atau berkas-berkas besi beton. Penyimpangan
dari pembatasan ini diizinkan apabila menurut Pengawas Ahli, cara-cara
pengecoran beton adalah sedemikian rupa hingga menjamin tidaknya terjadinya
sarang-sarang kerikil.
4.7. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton,
kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari Lembaga-lembaga Pemeriksaan Bahan-
bahan yang diakui.
4.9. Pada pekerjaan-pekerjaan beton dengan mutu diatas K-225, agregat harus
selalu dibawah pengawasan seorang petugas laboratorium lapangan sejak dari
pendatangan dan penimbunannya sampai dengan pemakaiannya.
4.10. Jumalah agregat yang dipakai untuk membuat adukan beton dapat ditentukan
dengan ukuran isi atau ukuran berat.
4.11. Macam pemeriksaan dan persyaratan yang diizinkan untuk agregat sebagai
berikut :
Lewat saringan, %
Ukuran Agregat Agregat Kasar Agregat Cara
Saringan Halus No.4 – ¾” No.4 – 1” No.4–1½” No.4– 2” Campu- Pemerik-
Standard ran saan
2” - - - 100 95 – 100 -
1½” - - 100 95 – 100 - 98 – 100 PB-0201-76
1” - 100 95 – 100 - 35 – 70 -
‘3/4” - 90 – 100 - 35 – 70 - 58 – 60
‘1/2” - - 25 – 60 - 10 – 30 -
3/8” 100 20 – 55 - 10 - 30 - 47 – 57
No. 4 95 – 100 0 – 10 0 – 10 0–5 0–5 35 – 45
No. 8 80 – 100 0–5 0–5 - - 26 – 36
No. 16 50 – 85 - - - - 18 – 27
No. 30 25 – 60 - - - - 11 – 19
No. 50 10 – 30 - - - - 2–8
No. 100 2 – 10 - - - - 1–2
No. 200 - - - - - -
4.12. Pemeriksaan susunan butiran, kadar lumpur, lewat saringan No.200, kotoran
organik, partikel lunak, dan partikel ringan biasanya sering diulangi karena dapat
berubah. Sedangkan berat jenis, peresapan, berat isi, keausan, Soundness,
Impact value, Crushing value biasanya tidak berubah, pemeriksaan hanya
diulangi sekali saja.
8. BESI BETON
5.3. Besi beton dengan mutu yang meragukan harus diperiksa di Lembaga
pemeriksaan bahan-bahan yang diakui. Lembaga tersebut selanjutnya akan
memberikan pertimbangan-pertimbangan dan petunjuk-petunjuk dalam
penggunaan jenis bahan tersebut.
5.4. Besi beton menurut bentuknya dibagi dalam batang polos dan batang yang
diprofilkan. Yang dimaksud dengan batang polos adalah batang prismatis
berpenampang bulat, persegi, lonjong dan lain-lain, dengan permukaan licin.
Sedangkan yang diprofilkan adalah batang prismatis atau dipuntir yang
permukaannya diberi rusuk-rusuk yang terpasang tegak lurus atau miring
terhadap sumbu batang, dengan jarak antara rusuk-rusuk tidak lebih 0.7 kali
diameter pengenalnya. Apabila tidak ada data yang meyakinkan (misalnya
keterangan dari pabriknya atau hasil-hasil pemeriksaan Laboratorium), maka
batang yang diprofilkan dengan jarak rusuk yang tidak memenuhi syarat diatas
atau batang lain yang dipuntir dengan penampang persegi, lonjong atau
berbentuk salib yang permukaan bertakik, harus dianggap sebagai batang polos.
5.6. Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm
yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
5.7. Berkas besi beton hanya boleh terdiri dari 2, 3 atau 4 batang yang sejajar.
Batang-batang tersebut harus saling bersentuhan, terdiri dari batang-batang
yang diprofilkan dengan diameter tidak kurang dari 19 mm. Diameter batang-
batang besi beton didalam berkas tidak boleh berselisih yang satu terhadap yang
lainnya lebih dari 3 mm pada setiap penampang dan harus diikat erat dengan
kawat pengikat dengan diameter minimum 2.5 mm dan dengan jarak pengikatan
5.8. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah. Besi beton dari
berbagai-bagai jenis baja harus diberi tanda-tanda yang jelas dan ditimbun
terpisah menurut jenisnya sehingga tidak tertukar.
5.9. Penimbunan besi beton di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang harus
dicegah.
5.10. Besi beton yang telah terserang korosi ringan harus dibersihkan sebelum
dipakai.
5.11. Besi beton yang telah terserang korosi berat diharuskan untuk mengirimkan
contoh besi beton itu ke Lembaga-lembaga pemeriksaan yang diakui untuk
diselidiki sampai seberapa jauh besi beton itu terserang korosi yang dapat
menurunkan mutu.
9. BAHAN TAMBAHAN
6.1. Bahan tambahan untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu
pengikatan dan pengerasan ataupun maksud-maksud lain.
6.3. Apabila bahan tambahan berbentuk tepung dan tidak larut dalam air,
pemakaiannya dengan cara terlebih dahulu dicampur dengan agregat.
6.4. Apabila bahan tambahan berbentuk tepung dan larut dalam air, pemakaiannya
dengan cara terlebih dahulu dilarutkan dalam air campuran beton.
6.5. Apabila bahan tambahan berbentuk cair, pemakaiannya dengan cara terlebih
dahulu dicampur dengan air campuran beton atau ditambahkan belakangan
setelah semua bahan campuran beton lain dimasukkan kedalam mesin
pengaduk.
6.6. Jenis dan jumlah bahan pembantu yang dipakai harus disetujui terlebih dahulu
oleh Pengawas Ahli.
6.7. Manfaat dari bahan-bahan pembantu harus dapat dibuktikan dengan hasil-hasil
percobaan.
6.8. Selama bahan-bahan pembantu ini dipakai, harus diadakan pengawasan yang
cermat terhadap pemakainnya.
1. UMUM
1.2. Untuk dapat menghasilkan beton seperti tersebut diatas, perencanaan campuran
beton harus memenuhi syarat-syarat/spesifikasi beton sebagai berikut :
- Kekuatan minimum.
- Pemakaian semen minimum atau (semen : agregat ) minimum.
- Faktor air semen (f.a.s) maximum.
- Konsistensi/Slump maximum.
1.3. Untuk mengetahui perencanaan campuran yang akan dipakai telah memenuhi
syarat spesifikasi tersebut diatas, harus dilakukan percobaan-percobaan
campuran beton, pada setiap percobaan diperiksa, dicatat, dihitung, faktor air
semen, Slump, pemakaian semen, perbandingan semen dengan agregat, dan
kekuatan beton.
2.1.1. Kekuatan tekan/lentur minimum beton pada umur 28 hari, yang harus
dicapai dalam pelaksanaan. Kekuatan beton minimum pada lazimnya
disebut Kekuatan beton karakteristik (bk) yang berarti kekuatan tekan,
dimana dari sejumlah besar hasil-hasil pemeriksaan benda uji,
kemungkinan adanya kekuatan tekan yang kurang dari itu, menurut PBI
terbatas sampai persentase 5 %.
2.1.3. Kekuatan tekan karakteristik beton ditentukan dengan benda uji kubus
bersisi 15 cm, apabila tidak, maka perbandingan kekuatan tekan yang
didapat benda uji kubus bersisi 15 cm harus diambil menurut tabel
berikut :
Kubus 10 x 10 x 10 1.07
Kubus 15 x 15 x 15 1.00
Kubus 20 x 20 x 20 0.95
Silinder 15 x 30 0.83
2.3.2. Spesifikasi susunan gradasi gabungan agregat beton, dapat dilihat pada
grafik Iia, Iib dan Iic masing-masing untuk ukuran maximum agregat 10
mm, 20 mm, 40 mm. Susunan gradasi gabungan agregat beton
sebaiknya sesuai atau mendekati susunan gradasi spesifikasi. Supaya
ini tercapai, memerlukan penggabungan antara agregat halus dan
kasar. Dalam hal ini cara penggabungan agregat halus dan kasar
menggunakan cara grafik.
2.5.2. Pada tabel V dapat dilihat beberapa tingkat konsistensi untuk kondisi
pemadatan maupun keadaan penulangan konstruksi tertentu.
2.6.1. Ukuran butiran maximum agregat beton harus disesuaikan dengan jarak
penulangan konstruksi agar penyebaran beton pada kolom-kolom dapat
dilaksanakan dengan dengan baik. Kriteria dari ukuran butiran
maximum agregat adalah sebagai berikut :
- Tidak boleh lebih dari 1/5 jarak terkecil antara bidang-bidang
samping cetakan.
- Tidak boleh lebih dari 1/3 tebal pelat.
- Tidak boleh lebih dari ‘3/4 jarak bersih minimum diantara batang-
batang tulangan.
Prosedur diatas digunakan untuk 1 macam agregat halus dan 1 macam agregat
kasar.
Jika diinginkan 2 macam agregat halus dan 1 macam agregat kasar, maka
pertama kali, dilakukan penggabungan 2 macam agregat halus dengan
spesifikasi agregat halus, kemudian antara agregat halus gabungan tersebut
dengan agregat kasar dengan spesifikasi agregat gabungan.
Demikian pula untuk 1 macam agregat halus dan 2 macam agregat kasar,
pertama kali penggabungan 2 macam agregat kasar dengan spesifikasi agregat
kasar, kemudian hasil gabungan 2 agregat kasar tersebut digabung dengan
agregat halus dengan spesifikasi agregat gabungan.
Setelah didapat gradasi agregat gabungan, kita gambarkan pada grafik II sesuai
dengan ukuran maximum agregat.
Semen A
Air B
Pasir C Ca Cm
Kerikil/Batu pecah D Da Dm
4.1. Soal
Buatlah susunan campuran beton dengan ketentuan sebagai berikut :
- Kekuatan tekan karakteristik : K-225 untuk umur 28 hari dengan benda uji
kubus bersisi 15 cm.
- Kontrol faktor diambil = 70 %
- Semen dipakai type I (semen protland biasa)
- Tinggi Slump yang disyaratkan = 7.5 – 10 cm
- Ukuran besar butir agregat maximum = 40 cm
- Agreagat yang tersedia adalah pasir dan batu pecah dengan ketentuan
sebagai berikut :
Pasir : berat jenis (s.s.d) = 2.50 kg/dm3
Penyerapan = 4.7 %
Kadar air = 6%
Berat Isi lepas = 1.30 kg/dm3
1½” 100
‘3/4” 3
3/8” 100 15
No. 4 94 5
No. 8 81 1
No. 16 53 0
No. 30 28
No. 50 9
No. 100 1
No. 200 0
-
Berat Jenis Semen = 3.15 kg/dm3 = 3150 kg/m3
-
Berat Isi Semen = 1.25 kg/dm3 = 1250 kg/m3
4.2. Jawaban
Jawaban diisikan kedalam daftar isian Perencanaan Campuran Beton sebagai
berikut :
Yield = 0.1087 m3